N A G N I B M I B

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT
PERSEPSI PARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Lisbeth Riany Purba
NIM : 091114047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT
PERSEPSI PARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Lisbeth Riany Purba
NIM : 091114047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO


Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan, Dan bahwa
usahanya akan kelihatan nantinya.
(Q.S. An Najm ayat 39-40)

Jangan terlalu memikirkan masa lalu karena telah pergi dan selesai, dan
jangan terlalu memikirkan masa depan hingga dia datang sendiri. Karena
jika melakukan yang terbaik di hari ini, maka hari esok akan lebih baik.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN


Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Allah SWT
Setiap orang yang mencintai dunia pendidikan khususnya bimbingan dan
konseling...

Keluargaku tercinta:
Kedua orangtuaku tercinta, My Dad Rikson Purba dan My Mom Srimurwani
Kedua adikku Arbi Armando Purba, Nessa Claudia Purba
serta Kekasihku Vitaly Rica Fernando
Teman-temanku BK USD angkatan 2009

“Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah di setiap jalan yang kita tempuh”

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah bersangkutan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Februari 2014
Penulis

Lisbeth Riany Purba

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Lisbeth Riany Purba

No Induk Mahasiswa : 091114047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT
PERSEPSI PARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2013
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 25 Februari 2014
Yang Menyatakan

Lisbeth Riany Purba

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRAK
MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT
PERSEPSI PARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
Lisbeth Riany Purba
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Depok Yogyakarta tahun ajaran 2013/ 2014 terhadap manfaat layanan
bimbingan dan konseling. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
metode survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS SMA
Negeri 1 Depok Yogyakarta tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 87 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakana kuesioner manfaat
layanan bimbingan dan konseling menurut persepsi para siswa yang disusun oleh
peneliti berdasarkan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Validitas instrumen menggunakan validitas isi dengan cara expert judgment. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 dan diperoleh data koefisien
0,961. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
Azwar (2007: 108). Manfaat layanan bimbingan dan konseling digolongkan

menjadi 5 kualifikasi, yaitu: “sangat bermanfaat”, “bermanfaat”, “cukup
bermanfaat”, “tidak bermanfaat”, dan “sangat tidak bermanfaat”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 7 siswa (8%) memiliki persepsi
bahwa layanan bimbingan dan konseling “sangat bermanfaat”, 52 siswa (60%)
memiliki persepsi bahwa layanan bimbingan dan konseling “bermanfaat”, 28
siswa (32%) memiliki persepsi bahwa layanan bimbingan dan konseling “cukup
bermanfaat”, dan tidak ada siswa yang memiliki persepsi bahwa layanan
bimbingan dan konseling “tidak bermanfaat” dan “sangat tidak bermanfaat”.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT


THE DESCRIPTION OF GUIDANCE SERVICE AND CONSELING
BENEFIT ACCORDING TO SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA
ELEVENTH GRADE STUDENTS’ PERCEPTION IN 2013/2014
Lisbeth Riany Purba
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2014
This study aims to know the perception of SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta 2013/2014 students toward the benefit of guidance service and
conseling. It is a descriptive study with survey method. The subject of this study
are 87 students from SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta eleventh grade students
majored Science and Social Science.
Data were collected using questionnaire about guidance service and
conseling according to students perception which based on the school guidance
service and conseling. The validity of data uses the content validity type then uses
expert judgement method. The checking of reliability was done by using SPSS 15
and was gotten coefficient point which was 0,961. The data analysis technique
used in this study refers to Azwar (2007: 108). Benefits of guidance service and
conseling are divided into five qualifications: “very useful”, “useful”, “quite
useful”, “not useful”, and “very not useful”.
The result of this study shows: 7 students (8%) had perceptions that
guidance service and conseling were “very useful”, 52 students (60%) had
perception that guidance service and conseling were “useful”, 28 students (32%)
had perception that guidance service and conseling were “quite useful”, and none
of students who had perception that guidance service and conseling were “not
useful” and “very not useful”.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberi kemudahan, rahmat serta
karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membimbing dan memberikan masukan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
3. Panitia

penguji

yang

memberi

kesempatan

pa da

penulis

untuk

mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4. Mas Priyatmoko yang membantu menyelesaikan administrasi penulis.
5. Drs. Maskur, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang
berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Drs. Joko Wuryono, S.Pd, selaku koordinator Bimbingan dan Konseling
SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang bersedia membantu, membimbing,
dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian.
7. Seluruh staf Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam
melaksanakan penelitian.
8. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta, khususnya siswa kelas XI
tahun ajaran 2013/2014 yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian
ini.
9. Kedua orangtua tersayang, Bapak Rikson Purba dan Ibu Srimurwani yang
tiada henti-hentinya memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan segalanya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Adik-adikku Arbi Armando Purba dan Nessa Claudia Purba yang selalu
mendukung penulis dengan penuh kasih sayang, kebahagiaan, dan
kebersamaan.
11. Kekasihku Vitally Rica Fernando yang selalu menemani, memberikan
motivasi dan semangat pada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan
12. Sahabatku Frisca Windarni Putri Soedarno yang selalu setia menemani disaat
suka maupun duka.
13. Sahabat-sahabatku: Putri Rahmawati Putri, Suryati Murni, Deddy Setiawan,
Dwi Elok Permataningtyas, Rino Novidianta, Aldian Putranto Hadi, Yuvita
Kristiasanti.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14. Teman-teman kost elit: Fauziah Ivo, Mithya Ayu, Rizky Fitriani, Mieke Widi,
Farin Windy, Natha Subkhan, Linna dan Mellisa Indah yang selalu
memberikan dukungannya.
15. Teman-teman BK ’09 yang selalu memberikan semangat dan sharing.
Terimaksih untuk kalian semua.
16. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................

iii

HALAMAN MOTTO .......................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......

vii

ABSTRAK.........................................................................................

viii

ABSTRACT........................................................................................

ix

KATA PENGANTAR .......................................................................

x

DAFTAR ISI .....................................................................................

xii

DAFTAR TABEL .............................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................

xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

B. Rumusan Masalah ............................................................

4

C. Tujuan Penelitian ..............................................................

5

D. Manfaat Penelitian .............................................................

5

E. Definisi Operatioanl .........................................................

6

BAB II KAJIAN TEORITIS ............................................................

7

A. Persepsi ............................................................................

7

1. Pengertian persepsi ......................................................

7

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi..................

9

B. Layanan Bimbingan dan Konseling ...................................

10

1. Pengertian bimbingan ..................................................

10

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Pengertian konseling ....................................................

12

3. Tujuan bimbingan dan konseling .................................

13

4. Program bimbingan dan konseling di sekolah ..............

15

5. Jenis layanan bimbingan dan konseling........................

19

6. Fungsi layanan bimbingan dan konseling ……………..

22

7. Bidang bimbingan dan konseling………………………

24

C. Remaja .............................................................................

25

1. Pengertian masa remaja ...............................................

25

2. Cirri-ciri masa remaja ..................................................

26

3. Tugas-tugas perkembangan remaja ..............................

28

D. Layanan Bimbingan dan Konseling
di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta …………….............

29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................

31

A. Jenis Penelitian ..................................................................

31

B. Subjek Penelitian ...............................................................

31

1. Subjek penelitian ……………………………………...

31

2. Sampel …………………………………………………

32

3. Teknik sampling ………………………………………

32

C. Teknik Pengumpulan Data.................................................

33

1. Instrumen penelitian ....................................................

33

2. Skoring ......................................................................

35

D. Validitas dan Reliabilitas ...................................................

36

1. Validitas instrumen ......................................................

36

2. Uji reliabilitas instrumen..............................................

39

E. Prosedur Pengumpulan Data ..............................................

40

F. Teknik Analisis Data .........................................................

41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................

43

A. Hasil Penelitian.................................................................

43

B. Pembahasan ......................................................................

44

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV PENUTUP ...........................................................................

48

A. Kesimpulan .............................................................................

48

B. Saran-saran .............................................................................

48

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas XI SMAN 1 Depok
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 …………………

32

Tabel 2: Daftar Kelas yang Dijadikan Sampel …………………..

33

Tabel 3: Kisi-kisi Kuesioner Manfaat Layanan
Bimbingan dan Konseling Menurut Persepsi
Para Siswa Kelas XI SMAN 1 Depok Yogyakarta
Tahun Ajaran 2013/2014 ……………………………….

35

Tabel 4: Rincian Item Instrumen yang
Valid dan yang Gugur dalam Uji Coba Penelitia ………

38

Tabel 5: Kriteria Guildford ………………………………............

40

Tabel 6: Kualifikasi Skor Manfaat Layanan
Bimbingan dan Konseling ………………………………

42

Table 7: Penilaian Responden Terhadap Manfaat
Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Persepsi Para Siswa ……………………………

xvi

43

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Hasil Perhitungan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba ………………………………..

53

Lampiran 2: Kuesioner Manfaat Layanan
Bimbingan dan Konseling …………………………

55

Lampiran 3: Tabulasi Data Hasil Penelitian ……………………..

59

Lampiran 4: Surat Keterangan Melakukan Penelitian ……………

63

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan
formal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha mendewasakan
siswa serta menjadikan mereka sebagai anggota masyarakat yang berguna.
Sekolah turut pula bertanggung jawab atas anggota masyarakat yang
dihasilkannya, dan untuk tujuan tersebut sekolah menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar.
Hamalik (2005: 15) mengatakan bahwa pendidikan juga berkenaan
dengan kehidupan etika moral, fisik, mental dan emosional, serta kepuasan
personal setiap individu sesuai dengan kemampuan dan pengalaman kerja
dalam masyarakat. Pendidikan memberikan kesempatan berkembang secara
maksimal, mempelajari peristiwa masa lalu, kesempatan untuk aktif dan
kreatif. Setiap pendidik perlu mendorong siswa untuk mengembangkan
kemampuan dalam diri siswa semaksimal mungkin sehingga dikemudian hari
siswa dapat menggunakannya secara efektif.
Pada tingkat sekolah menengah atas peserta didik yang sebagian besar
adalah

remaja,

memiliki

kebutuhan,

karakteristik

dan

tugas-tugas

perkembangan yang harus dipenuhi. Tugas para pendidik adalah membantu

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

para siswa untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan siswa
tersebut.
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai untuk membantu siswa, dapat
didukung melalui program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, hendaknya dapat
membantu siswa untuk mengembangkan dan menyesuaikan dirinya terhadap
lingkungan masyarakat. Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari
banyak remaja mengalami kesulitan dalam proses pengembangan dirinya.
Remaja seringkali masih mengalami kesulitan dalam menentukan sikap dan
perilaku untuk dirinya. Kesulitan-kesulitan tersebut terjadi dibidang pribadi,
sosial, belajar maupun dalam menentukan masa depannya.
Melalui layanan bimbingan dan konseling para siswa dibantu
mengenal diri dan lingkungan, serta perencanaan masa depan. Bimbingan
diperlukan oleh individu atau siswa untuk menciptakan situasi yang dapat
memberikan pemahaman bagi diri dan lingkungan sehingga ia mampu
membuat pilihannya secara bijak dan tepat dimasa mendatang. Mengingat
usia remaja rentan pada pengaruh-pengaruh buruk, maka layanan bimbingan
dan konseling yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik dan
mencangkup berbagai bidang bimbingan menjadi sangat penting. Oleh karena
itu, dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lain, layanan bimbingan
dan konseling di SMA memiliki peranan yang sangat penting.
Guru pembimbing sebagai petugas bimbingan dan konseling di
sekolah memiliki andil yang besar dalam membantu siswa untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

mengarahkan pada proses pencapaian masa depannya. Guru pembimbing
perlu memberi berbagai layanan bantuan sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat untuk mencapai perkembangan
yang optimal. Karena itu dalam melaksanakan tugas dan peranannya di
sekolah, guru pembimbing dituntut untuk memiliki kemampuan dan bekerja
secara professional.
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan pelayanan bantuan
untuk siswa baik perorangan ataupun kelompok agar mandiri dan
berkembang secara optimal, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung. Kegiatan tersebut mengacu kepada program yang telah
direncanakan oleh guru pembimbing dengan memperhatikan kebutuhan
siswa, jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing, adanya sarana kegiatan yang
memadai dan sebagainya.
Winkel dan Sri Hastuti (2006: 57) mengatakan bahwa pelayanan
bimbingan diharapkan menunjang perkembangan semua siswa di SMA dan
tidak hanya dibatasi pada siswa-siswi yang mengalami suatu permasalahan.
Siswa-siswi didampingi dalam memanfaatkan pendidikan sekolah menengah
bagi perkembangan dirinya. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 1 Yogyakarta merupakan proses bantuan yang diberikan guru
pembimbing kepada siswa. Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling
yang baik, maka siswa akan dapat mencapai tugas perkembangan dengan
baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak
terlepas dari partisipasi berbagai pihak, baik siswa, guru, sekolah dan
masyarakat. Dari pihak siswa, persepsi yang baik terhadap layanan
bimbingan dan konseling menjadi sangat penting untuk memotivasi siswa
terlibat dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Persepsi siswa
akan berpengaruh pada perilaku yang ditunjukkannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap
manfaat pelayanan bimbingan dan konseling yang telah diperoleh di sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta karena sekolah
tersebut memiliki pelayanan bimbingan dan konseling yang terprogram dan
terjadwal. Dengan mengetahui persepsi siswa terhadap manfaat pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan dapat memberikan masukanmasukan pengembangan program. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
XI karena dengan pertimbangan bahwa siswa kelas XI sudah dipandang
cukup menerima pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa manfaat layanan
bimbingan dan konseling menurut persepsi para siswa kelas XI SMA Negeri
1 Depok Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat layanan bimbingan
konseling menurut persepsi para siswa kelas XI SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan khususnya mengenai persepsi siswa SMA
Negeri 1 Depok Yogyakarta tentang manfaat layanan bimbingan dan
konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti lain adalah membantu peneliti
sebagai bahan informasi dan menjadikan inspirasi untuk melakukan
penelitian lain yang lebih mendalam mengenai manfaat layanan
bimbingan dan konseling.
b. Manfaat untuk guru pembimbing adalah hasil penelitian ini
diharapkan

dapat

memberi

masukan

atau

informasi

dalam

meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling agar bermanfaat
bagi siswanya.
c. Manfaat bagi siswa adalah memberikan masukan tentang pentingnya
layanan

bimbingan

dan

konseling,

sehingga

siswa

mampu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

mengembangkan persepsi yang positif terhadap pelayanan BK dan
bersedia mendapat layanan bimbingan dari guru BK.

E. Definisi Operasional
1. Persepsi terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling adalah
pandangan/pendapat/keyakinan

siswa

tentang

kegunaan

layanan

bimbingan dan konseling sepanjang tahun ajaran 2013/2014 sebagaimana
diungkap dalam butir-butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini.
2. Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta merupakan para siswa
yang terdaftar di kelas XI jurusan IPA dan IPS SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta T.A 2013/2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan persepsi, bimbingan dan konseling, remaja, dan
layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Depok 1 Yogyakarta.
A. Persepsi
1. Pengertian persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,
mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan
eksternal (Suharman, 2005). Sedangkan Kotler (2000) menjelaskan
persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Menurut Sarwono (2009: 86)
persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar
yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk
kedalam otak. Didalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya
terwujud dalam sebuah pemahaman. Woodworth dan Marquis (Walgito,
2010: 100) mengemukakan persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Proses
penginderaan akan berlangsung setiap saat pada waktu individu
menerima stimulus melalui alat indera yang dugunakan untuk menerima
stimulus dari luar individu. Alat indera tersebut merupakan alat
penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Menurut Desmita
7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

(2009: 118) persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang
telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterprestasi stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indera manusia. Jadi, pada
dasarnya persepsi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya,
bagaimana ia mengerti dan menginterprestasikan stimulus yang ada di
lungkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Setelah individu menginderakan objek di lingkungannya, kemudian ia
memproses hasil pengindraannya itu, sehingga timbullah makna tentang
objek itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan
suatu proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh
melalui sistem indera manusia. Misalnya pada waktu seorang melihat
sebuah gambar, membaca tulisan, atau mendengar suara tertentu, ia akan
melakukan interprestasi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya yang
relevan dengan hal-hal itu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa persepsi adalah
suatu proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh
melalui sistem penginderaan. Interprestasi dipengaruhi oleh faktor dari
luar individu maupun luar individu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut

Irwanto,

dkk

(1988)

ada

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi persepsi, yaitu :
a. Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat menerima rangsangan dari
lingkungan sekitar. Tetapi hanya beberapa objek bahkan satu yang
dapat diterima dan yang lainnya diabaikan. Hal ini menunjukkan
bahwa perhatian melibatkan seleksi objek tertentu yang hadir pada
saat bersangkutan. Untuk itu individu hanya memusatkan pada
rangsangan-rangsangan tertentu saja yang dianggap perlu.
b. Ciri-ciri rangsangan
Rangsangan yang bergerak akan lebih menarik bagi seseorang yang
memperhatiakannya daripada rangsangan yang diam yang tidak dapat
menarik perhatian seseorang. Seseorang lebih senang melihat suatu
rangsangan yang lebih besar daripada yang kecil. Rangsangan yang
lebih mendapat perhatian seseorang adalah yang memiliki latar
belakang yang kontras dan intensitas rangsangannya paling kuat.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Setiap orang memiliki rangsangan yang sama yaitu dalam menentukan
atau memenuhi nilai-nilai dan kebutuhan dalam dirinya. Tetapi nilai
dan kebutuhan yang berbeda inilah yang menimbulkan persepsi
berbeda pada setiap diri seseorang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

d. Pengalaman terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi seseorang
dalam

mempersepsi

dunianya.

Hal

ini

menunjukkan

bahwa

rangsangan seseorang terhadap hal baru turut dipengaruhi oleh
rangsangan atau pengalaman terdahulu yang pernah dilaluinya.

B. Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian bimbingan
Menurut Moegiadi (Winkel & Sri Hastuti, 2006: 29), bimbingan
berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu
dalam hal: memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang
dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih dan menentukan serta
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari
lingkungan. Sedangkan menurut Natawidjaja (Winkel & Sri Hastuti,
2006: 29) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya
serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Mappiare (Winkel & Sri Hastuti, 2006: 35) berpendapat bahwa
bimbingan merupakan serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan
dalam membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan agar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan atau masalah khusus. Bimbingan juga merupakan layanan yang
bersifat professional yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar
belakang pendidikan dan keahlian di bidang bimbingan dan konseling.
Menurut Laksmi (Sukmadinata, 2003: 3) bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan oleh konselor yang memiliki kompetensi (professional)
kepada individu dari berbagai tahapan usia, untuk membantu mereka
mengarahkan kehidupannya, mengembangkan pandangan hidupnya,
menentukan keputusan bagi dirinya, dan memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
Menurut Yusuf dan Juntika (2010: 6) bimbingan merupakan suatu
proses yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau
kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang
sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. Menurut
Sukardi (2002 : 19) bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga mampu mengarahkan
dirinya sendiri dan bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan di
sekitarnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri
secara optimal sebagai makhluk sosial. Jadi, bimbingan adalah proses
pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu
memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan
menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang
bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
2. Pengertian konseling
Konseling adalah suatu layanan profesional yang dilakukan oleh
para konselor yang terlatih secara profesional. Hal ini bukan merupakan
hubungan yang secara kebetulan direncanakan untuk membereskan atau
memecahkan masalah klien. Konseling merupakan suatu proses yang
direncanakan untuk mempercepat pertumbuhan klien. Rogers (Hendrarno
2003: 24) menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian
kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya
memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. Menurut
Winkel (2005) konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok
dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Menurut Prayitno dan
Amti (2004: 105) konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien. Menurut Tolber (Prayitno, 2004: 101) konseling adalah hubungan
pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana
konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus
yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan
yang akan datang.
Bertolak dari beberapa definisi konseling di atas dapat disimpulkan
bahwa konseling merupakan suatu proses bantuan secara profesional
antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu (klien)
dalam memecahkan masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada
dirinya.
3. Tujuan bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan layanan untuk peserta didik
baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara
optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang
berlaku dengan tujuan untuk membantu memandirikan peserta didik
dalam

mengembangkan

potensi-potensi

mereka

secara

optimal

(Hikmawati 2010: 64).
Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 31), tujuan layanan
bimbingan dan konseling adalah:
a. Agar sesama manusia mengatur kehidupan sendiri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

b. Menjamin perkembangan dirinya sendiri soptimal mungkin
c. Memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri
d. Menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa
dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua
potensi yang baik padanya
e. Menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini
secara memuaskan.
Tujuan khusus dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah
supaya siswa berkembang seoptimal mungkin dan mengambil manfaat
sebanyak mungkin dari pengalamannya selama bersekolah, dengan
mengindahkan ciri-ciri kepribadiannya dan tuntutan kehidupan masyarakat
di masa sekarang dan di masa yang akan datang (Winkel dan Sri Hastuti,
2006: 73).
Sedangkan tujuan layanan bimbingan dan konseling menurut
Syamsu (2009: 49) ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya dimasa
datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4)
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

4. Program bimbingan dan konseling di sekolah
Suatu program bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
terselenggara bila tidak ada suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang
bermutu yang dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.
Menurut Nurihsan (2009: 40), ada beberapa kegiatan penting yang
perlu dilakukan dalam merencanakan program bimbingan di sekolah:
a. Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
b. Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak
dicapai
c. Analisis situasi dan kondisi sekolah
d. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
e. Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam
kegiatan
f. Penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan
yang telah ditetapkan
g. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan
bimbingan yang direncanakan
h. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang ditemui dan usahausaha yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Menurut Hikmawati (2010: 6), program bimbingan dan konseling
mencangkup bidang-bidang sebagai berikut:
a. Bimbingan pribadi
Layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah
pribadi dan intelektual, afektif, dan fisikomotorik
b. Bimbingan sosial
Layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah
sosial dalam kehidupan keluarga, sekolah, dan masyarakat
c. Bimbingan belajar
Layanan mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah
dalam proses pembelajaran
d. Bimbingan karier
Layanan yang diberikan untuk merencanakan dan mempersiapkan
pemgembangan karier.
Para guru bimbingan dan konseling memegang peranan sangat
penting dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling.
Guru bimbingan dan konseling dapat bekerjasama dengan kepala sekolah,
para guru dan pihak-pihak terkait lainnya dalam membatu perkembangan
para siswa. Guru bimbingan dan konseling merupakan ujung tombak
terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah. Sebagai
ujung tombak, guru bimbingan dan konseling perlu memiliki semangat
kerja yang tinggi, rasa cinta terhadap tugasnya, ketekunan, kesediaan,
tanggung jawab, dan kreatif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Menurut Nurihsan (2009: 11), untuk merencanakan program
bimbingan di sekolah, perlu dilakukan hal-hal yang berikut:
a. Karena bimbingan dan konseling itu berhubungan dengan sikap
dan perilaku individu (peserta didik), maka perlu diingat bahwa
sikap dan perilaku tersebut terbentuk dari segala aspek
kepribadian yang unik dan rumit.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individu orang-orang yang
akan

dibimbing (peserta

didik),

agar dapat

memberikan

bimbingan yang tepat, sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
individu yang dibimbing itu
c. Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu (peserta
didik), agar dapat membantu dirinya sendiri dala memecahkan
masalah yang dihadapi
d. Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada individu (peserta didk)
yang dibimbing
e. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh guru pembimbing di
SMA, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang untuk memecahkannya
f. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan
oleh individu (peserta didik) yang akan dibimbing
g. Bimbingan harus luwes dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan
individu (peserta didik) yang dibimbing dan mayarakat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

h. Program bimbingan di SMA harus sesuai dengan program di
SMA yang bersangkutan
i. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang
yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar
SMA
j. Program bimbingan harus selalu diakan penilaian secara berkala
untuk mengetahui sampai di mana hasil yang telah dicapai dan
untuk mengetahui apakah pelaksanaan program itu sesuai dengan
yang telah direncanakan semula.
Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya,
tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di
sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu
sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan (Nurihsan 2009:
58)
Menurut Wahyuni (Salahudin, 2010: 219), penyelenggaraan
evaluasi program bimbingan dan konseling bertujuan untuk:
a. Mengetahui kemajuan program bimgingan dan konseling atau
subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b. Mengetahui

tingkat

efisiensi

dan

efektivitas

19

strategi

pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Fungsi evaluasi program menurut Salahudin (2010:220) antara laian
sebagai berikut:
a. Memberi umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing
untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan
dan konseling.
b. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru
mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling serta orangtua
wali tentang perkembangan siswa agar secara bersinergi atau
berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program
BK di sekolah.
5. Jenis layanan bimbingan dan konseling
Menurut Tohirin (2004: 141), ada beberapa jenis layanan dalam
bimbingan dan konseling yang digunakan di sekolah yaitu: layanan
orientasi, layanan penempatan/penyaluran, layanan konseling individual,
layanan konseling kelompok, layanan pemberian informasi, layanan
pembelajaran, layanan bimbingan kelompok.
a. Layanan orientasi
Layanan ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal
lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik, sehingga
mereka terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

kegiatan belajar mengajar. Melalui layanan ini disampaikan
berbagai hal tentang kurikulum, cara-cara belajar, fasilitas belajar,
hubungan sosial, tata tertib atau peraturan sekolah, sarana
pendidikan, dan lain sebagainya.
b. Layanan penempatan/penyaluran
Setiap

siswa

hendaknya

memperoleh

kesempatan

untuk

mengembangkan diri sesuai keadaan pribadinya masing-masing
yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita, dan lain
sebagainya. Melalui fungsi ini layanan bimbingan dan konseling
berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan,
selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kearah kegiatan
atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan
yang optimal.
c. Layanan konseling individual
Layanan konseling individual yaitu layanan yang diberikan
kepada siswa yang menghadapi masalah-masalah pribadi melalui
teknik konseling. Layanan konseling individual dimaksudkan
sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka
antara konselor dan klien. Tujuan layanan ini agar peserta didik
yang menghadapi masalah pribadi mampu memecahkannya
sendiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

d. Layanan bimbingan kelompok
layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi,

kemampuan

hubungan

sosial,

kegiatan

belajar,

karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
e. Layanan konseling kelompok
layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. Melalui
layanan ini diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri secara
lebih baik.Selain itu juga meningkatkan pemahaman lingkungan
dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat. Kegiatankegiatan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini
antara lain: diskusi kelompok, bermain peren, dinamika kelompok
dan kegiatan-kegiatan lainnya.
f. Layanan pemberian informasi
Layanan yang memberikan sejumlah informasi kepada siswa.
Tujuan layanan ini agar peserta memiliki informasi yang
memadai, baik informasi tentang dirinya maupun tentang
lingkungannya.informasi yang diterima oleh siswa merupakan
bantuan dalam membuat keputusan secara tepat. Layanan yang
membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan
lanjutan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

g. Layanan pembelajaran
Layanan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang penting diselenggarakan di sekolah.Layanan bimbingan
belajar

dilakukan

melalui

beberapa

tahap

yaitu

tahap

pengungkapan masalah, pemberian bantuan, dan pengentasan
masalah.
6. Fungsi layanan bimbingan dan konseling
Menurut Prayitno dan Atmi (2004: 197) ada banyak fungsi
bimbingan dan konseling yang dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi
pengembangan dan pemeliharaan.
Fungsi-fungsi bimbingan menurut Syamsu (2009: 59-61) adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya, agar
siswa mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya
secara optimal dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b. Fungsi pencegahan (preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan
upaya guru BK untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak
dialami siswa.
c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, yang memfasilitasi
perkembangan siswa.
d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dimana guru BK
memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, karier, dan belajar.
e. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa
memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat,
keahlian, dan ciri-ciri kepribadian yang lain.
f. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu pelaksanaan pendidikan,
kepala sekolah dan staff konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan dan kebutuhan siswa.
g. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa
agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah, serta norma agama.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

7. Bidang bimbingan dan konseling
Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 113), terdapat 4 bidang
bimbingan dan konseling, yaitu: bidang pribadi, bidang bimbingan sosial,
bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier.
a.

Bidang bimbingan pribadi
Pelayanan ini bertujuan membantu siswa untuk mengenal dan
menemukan serta mengembangkan pribadi dirinya untuk mencapai
kemandirian.

b.

Bidang bimbingan sosial
Pelayanan ini bertujuan membantu siswa untuk memahami dirinya
dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai
lingkungan (pergaulan sosial).

c.

Bidang bimbingan belajar
Pelayanan bimbingan dibidang ini bertujuan membantu siswa
menemukan cara belajar yang tepat dalam mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam study serta dapat mengembangkan
diri untuk mempersiapkan masa depan.

d.

Bidang bimbingan karier
Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa
mempersiapkan

diri

mengembangkan

persiapan

karir

da n

melanjutkan pendidikan tinggi serta persiapan karier masa depan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

C. Remaja
1. Pengertian masa remaja
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja menurut Mappiare (Hartinah, 2009: 57)
berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan
13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja tersebut
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai
17 atau 18 tahun adalah remaja awal dan usia 17 atau 18 tahun sampai
dengan 21 atau 22 tahun adalah remaja akhir.
Menurut Piaget (Hurlock,2004), remaja adalah suatu usia dimana
individu tidak merasa berada di bawah tingkat orang yang lebih tua,
melainkan mereka sama atau paling tidak sejajar. Sedangkan Lie
(2004:105) menegaskan bahwa pada masa awal remaja, anak sering
merasa kebingungan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya misalnya suara yang membesar pada laki-laki, dan menstruasi
pada perempuan. Dengan perubahan-perubahan diri tersebut, anak
seringkali tidak menyukai gambaran dirinya sendiri dan merasa dirinya
tidak menarik.
Menurut Rumini & Sundari (2004: 53) masa remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Hal

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa masa remaja
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosialemosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli
adalah antara 12 hingga 21 tahun.
2. Ciri-ciri masa remaja
Menurut Hurlock (2004:207-209), masa remaja memiliki ciri-ciri
yang terdiri dari:
a. Masa remaja sebagai periode perubahan. Remaja mengalami
perubahan penting dalam hidupnya baik dari segi fisik maupun
mentalnya untuk menuju kedewasaan diri.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan. Dalam setiap periode
peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan
akan perannya yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja
bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa.
c. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah masa remaja
sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Ketidakmampuan
mereka untuk mengatasi masalah membuat banyak remaja
akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu
sesuai dengan harapan mereka.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada periode ini
remaja melakukan identifikasi dengan tokoh atau orang yang
dikaguminya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang
berperilaku merusak, mempengaruhi konsep diri dan sikap
remaja terhadap dirinya sendiri dan akhirnya membuat
peralihan ke masa dewasa menjadi sulit.
f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja
cenderung melihat kehidupan melalui