Analisis Sistem Pengemasan Single Line Berdasar Dari Efisiensi Pada PT. Marimas Putera Kencana - Unika Repository

ANALISIS SISTEM PENGEMASAN SINGLE LINE BERDASAR DARI EFISIENSI PADA PT.MARIMAS PUTERA KENCANA LAPORAN KERJA PRAKTEK

  Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

  Oleh: CHRISTIAN AZEL NUGROHO

14.I1.0005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat anugerah-Nya sehingga laporan kerja praktek dengan judul “ANALISIS SISTEM PENGEMASAN SINGLE

  LINE BERDASAR DARI EFISIENSI PADA PT.MARIMAS PUTERA KENCANA ” dapat diselesaikan tepat waktu. Selesainya laporan kerja praktek ini juga tak lepas dari dukungan, doa dan bimbingan banyak pihak yang diberikan kepada penulis. Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

  1. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc., selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kerja praktek.

  2. Ibu Katharina Ardanareswari, STP, MSc , selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan kerja praktek ini.

  3. Bapak Harjanto Kusuma Halim, MSc., selaku pimpinan PT Marimas Putera Kencana Semarang yang telah mengijinkan penulis melaksanakan kerja praktek di perusahaan beliau.

  4. Bapak Antonius Binawan, ST selaku Manager produksi Unit 2 PT. Marimas Putera Kencana Semarang, sekaligus pembimbing lapangan yang telah membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan kerja praktek.

  5. Seluruh staf dan karyawan PT. Marimas Putera Kencana Semarang yang telah memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

  6. Orang tua, kakak dan keluarga yang selalu mendukung dan telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kerja praktek.

  7. Teman dan rekan satu kelompok kerja praktek yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melaksanakan kerja praktek.

  8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan kerja praktek.

  Masih banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kerja praktek yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca dan pihak- pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

  Semarang, ......................

  Penulis Christian Azel Nugroho

  

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR GAMBAR

  

  

DAFTAR TABEL

   Tabel 5. Perbedaan Single Line dan Multi Line. ............................................................ 20 Tabel 6. Efisiensi Mesin Singgle Line. .......................................................................... 24 Tabel 7. Penanganan Produk Cacat Di Pengemasan ...................................................... 28

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

  Dalam suatu sistem produksi makanan atau minuman, penerapan mesin dan peralatan yang tepat merupakan suatu hal yang mendasar dan sangat penting. Penerapan mesin dan peralatan berkaitan dengan lancarnya proses produksi dari suatu produk makanan atau minuman. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan mesin dan peralatan untuk menjaga kualitas produk dalam suatu industri pangan dimulai dari tahap awal produksi yaitu penanganan bahan baku dan proses pencampuran bahan yang dilakukan dengan baik. Penerapan mesin dan peralatan dalam proses pencampuran bahan memerlukan pengamatan dan komitmen dari seluruh pelaku produksi. Dengan demikian kualitas olahan produk dapat tetap terjaga dan akan berpengaruh pada nama baik perusahaan.

  Proses produksi makanan atau minuman oleh suatu industri pangan perlu didukung dengan penerapan sanitasi perusahaan tersebut. Penerapan sanitasi pada proses produksi sangat erat kaitannya dengan mutu dan keamanan pangan yang diproduksi. Hal ini dikarenakan sanitasi berperan serta dalam mencegah maupun mendukung berbagai kerusakan pangan. Kerusakan minuman serbuk dapat terjadi akibat adanya kontaminasi dari mesin dan peralatan ke produk. Kontaminasi yang dapat terjadi antara lain kontaminasi mikrobiologis, kimiawi, maupun fisik. Sanitasi lebih dari pada sekedar kebersihan. Peralatan yang telah dibersihkan terlihat bebas dari kotoran, akan tetapi masih dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme atau bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan pangan. PT Marimas Putera Kencana sendiri termasuk sebagai salah satu penghasil minuman serbuk dengan rasa buah tropis dengan varian terbanyak di Indonesia yang mencapai 28 varian rasa.

  Selain dari itu, PT Marimas Putera Kencana juga menghasilkan banyak produk lain seperti es puter, teh arum, fruitz-c ataupun dengan bentuk cair seperti marimas coco. Ada pula produk snack seperti crackers dan kombap yang merupakan produk nasi bercampur dengan berbagai jenis biji-bijian. Produk kombap ini merupakan produk pertama di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi putih dengan nilai

  2 fungsional yang tinggi karena tinggi dalam kandungan serat. Dengan adanya berbagai varian produk yang terus dikembangkan, hal ini kemudian mendasari penulis untuk memilih PT Marimas Putera Kencana sebagai tempat pelaksanaan kerja praktek. Penulis tertarik untuk mengetahui rangkaian proses produksi dari berbagai jenis produk yang dihasilkan yang dimulai dari bahan baku hingga produk jadi berikut dengan berbagai proses tambahan seperti pengolahan limbah. Penulis juga tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai produk minuman serbuk yang merupakan produk andalan dari PT Marimas Putera Kencana.

  Dari berbagai rangkaian proses produksi, penulis secara spesifik mempelajari mengenai proses pengemasan. Proses pengemasan di PT Marimas Putera Kencana secara keseluruhan di Unit Produksi 2.

1.2. Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan

  Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek di PT Marimas Putera Kencana antara lain untuk mengaplikasikan berbagai macam teori yang telah diperoleh semasa perkuliahan di semua proses produksi khususnya di dalam proses pengemasan. Selain itu penulis juga ingin mengetahui dan memahami persoalan yang ada di dalam tempat kerja beserta cara penyelesaiannya. Kerja praktek yang dilakukan oleh penulis lebih difokuskan pada bidang pengemasan primer pada mesin single line untuk mengamati proses pengemasan primer serta mengetahui penyebab dan tingkat reject kemasan primer pada mesin single line .

1.2.2. Manfaat

  Manfaat yang diperoleh selama melakukan kerja praktek di PT. Marimas Putera antara lain adalah penulis dapat mengetahui proses pembuatan minuman serbuk dengan berbagai varian rasa. Penulis juga mengetahui keseluruhan proses produksi minuman serbuk. Dan mengetahui keseluruhan proses pengemasan primer terutama pada mesin

  single line serta mengetahui tingkat reject kemasan primer pada mesin single line.

  3

  1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

  Kerja praktek di PT. Marimas Putera Kencana dilaksanakan selama 24 hari kerja, sejak tanggal 3 Januari 2017 hingga 3 Februari 2017. PT. Marimas Putera Kencana terletak di Jl. Candi I Blok D-21 No. 11-12 Purwoyoso, Ngaliyan-Semarang.

  1.4. Metode Kerja Praktek

  Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam kerja praktek yaitu melalui pengamatan, observasi, wawancara dan pengumpulan data tertulis. Pengamatan dan observasi ini dilakukan terhadap rangkaian proses produksi minuman serbuk beserta pengolahan limbahnya yang disertai dengan wawancara jika diperlukan elaborasi lebih jauh oleh kepala shift atau kepala regu untuk pemahaman mendalam. Pengumpulan data tertulis dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan untuk laporan mengenai topik tertentu yang dipilih penulis.

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan

  PT Marimas Putera Kencana merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi minuman serbuk. Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah memproduksi berbagai varian rasa minuman serbuk. Salah satu minuman serbuk yang menjadi produk andalannya adalah Marimas, selain itu juga diproduksi produk minuman serbuk lain seperti Mari Teh, Es Puter, Teh Arum dan Pop Up. Saat ini juga telah diproduksi Fruitz- C yang merupakan produk dengan pangsa pasar menengah ke atas.

  PT Marimas Putera Kencana merupakan perusahaan perseroan terbatas. Perusahaan ini bermula dari sebuah home industry yang didirikan oleh Harjanto Kusuma Halim, MSc dan dikelola dengan sistem manajemen keluarga. Home industry yang memproduksi minuman serbuk ini mulai mendapatkan izin usaha pada 16 Agustus 1995. Marimas adalah produk minuman serbuk pertama yang diproduksi oleh perusahaan ini dengan rasa buah tropis khas Indonesia (19 Oktober 1995). Awalnya hanya ada satu rasa, yaitu jeruk segar, tetapi kini telah diproduksi 24 rasa Marimas. Produk yang diproduksi telah terdaftar di BPOM, dan telah mendapatkan sertifikasi halal serta ISO 9001:2000 (Penerapan Sistem Manajemen Mutu). PT Marimas Putera Kencana terletak di Kawasan Industri Candi, Jalan Gatot Subroto, Semarang. Pada mulanya PT Marimas Putera Kencana ini terletak di Jalan Senjoyo kemudian mengalami perkembangan. Saat ini, PT Marimas Putera Kencana memiliki beberapa lokasi perusahaan, yaitu :

  • Kantor pusat yang terletak di Jalan Gatot Subroto blok D/21.
  • Unit Produksi 1(UP 1) terletak di Jalan Gatot Subroto blok 1/11-12
  • Unit Produksi 2 (UP2) terletak di Jalan Gatot Subroto blok I/1-2 .
  • Unit Pengolahan berada di Jalan Gatot Subroto blok 1.
  • Departemen Teknik berada di Jalan Gatot Subroto blok 6.
  • Departemen Umum berada di Jalan Gatot Subroto blok 7.
  • Gudang berada di Jalan Gatot Subroto blok 1.

  5

  2.2 Visi dan Misi Perusahaan

  Visi utama PT Marimas Putera Kencana adalah untuk menjadi produsen minuman serbuk nomor satu di pangsa pasarnya. Kebijakan mutu yang diterapkan oleh PT Marimas Putera Kencana setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 yaitu untuk senantiasa memenuhi harapan pelanggan secara terus menerus dengan melaksanakan sistem mutu yang terdokumentasi melalui: 1.

  Pernyataan setiap individu karyawan secara terpadu 2. Penanaman sikap mental yang proaktif 3. Tindakan perbaikan yang berkesinambungan

  2.3 Struktur Organisasi

  PT Marimas Putera Kencana dipimpin oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh wakil direktur. Di PT. Marimas Putera Kencana terdapat 14 departemen yang dibawahi oleh seorang Wakil direktur. Departemen tersebut terdiri dari departemen Personalia, Departemen Production, Planning, and Inventory Control (PPIC), Departemen Pembelian, Departemen Pemasaran (Marketing), Departemen Teknik, Departemen Pengemasan, Departemen Keuangan, Departemen Quality Control (QC), Departemen

  

Research and Development, Departemen Rekayasa Proses, Departemen Pengolahan,

  Departemen Umum, Departemen Quality System, dan Departemen Pajak. Penjelasan mengenai tugas yang dilaksanakan oleh tiap departemen dapat dilihat pada Lampiran 1. Setiap departemen dipimpin oleh seorang manajer. Departemen QC dipimpin oleh manajer yang dibantu oleh asisten manajer lapangan, asisten manajer laboratorium, asisten manajer bahan penolong, asisten manajer produk retur, dan asisten manajer bahan baku. Di PT. Marimas Putera Kencana belum ada departemen khusus yang menangani masalah sanitasi.

  6 Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Marimas Putera Kencana

  (Sumber: PT. Marimas Putera Kencana) Keterangan : DEP. PEM : Departemen Pemasaran DEP. R&D : Departemen Research and Development DEP. PER : Departemen Personalia DEP. PPIC : Departemen Product Planning and Invetory Control DEP. QC : Departemen Quality Control DEP. KEU : Departemen Keuangan DEP. PNG : Departemen Pengolahan DEP. PGS : Departemen Pengemasan DEP. TEK : Departemen Teknik dan Engineering DEP. UMUM : Departemen Umum DEP. PBL : Departemen Pembelian

2.4 Laboratorium di PT Marimas Putera Kencana

  PT. Marimas Putera Kencana mempunyai 3 laboratorium, yaitu: 1.

  Laboratorium bahan baku, merupakan laboratorium pengujian bahan baku yang datang dari supplier. Bahan baku yang telah lolos uji QC dan dinyatakan OK, maka dapat digunakan dalam proses produksi. Sedangkan apabila tidak lolos pengujian, maka akan ditolak dan bahan baku tersebut akan diletakan di pallet berwarna merah, atau pallet tempat bahan reject.

  7

  2. Laboratorium bahan setengah jadi, merupakan laboratorium pengujian bahan setengah jadi yang akan dimasukkan ke mesin pengemas. Pengambilan sampel dari moving hopper dilakukan oleh petugas filler tiap ruang filling.

3. Laboratorium bahan jadi, merupakan laboratorium pengujian mutu produk jadi.

  Salah satu pengujian yang dilakukan yaitu pengujian umur simpan produk.

2.5 Ketenagakerjaan Perusahaan

  Karyawan yang bekerja di UP 2 dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan keterikatannya dengan perusahaan, yaitu:

1. Karyawan tetap yang bekerja secara permanen di perusahaan ini dan menerima gaji setiap bulan.

  2. Karyawan kontrak yaitu karyawan yang bekerja secara kontrak selama periode waktu tertentu (3 bulan). Periode waktu kerja karyawan ini dapat diperpanjang apabila karyawan memiliki kualitas kerja yang baik. Karyawan kontrak menerima gaji setiap bulan.

  3. Karyawan borong adalah karyawan yang dibutuhkan apabila perusahaan membutuhkan karyawan tambahan ketika terjadi peningkatan produksi dan akan diberhentikan apabila perusahaan tidak membutuhkan karyawan tambahan. Dalam arti lain, karyawan ini adalah karyawan yang tidak memiliki keterikatan kontrak dengan perusahaan dan menerima gaji setiap minggu. Karyawan yang bekerja di UP 2 memiliki tugas masing-masing. Pembagian tugas karyawan dapat dilihat pada Lampiran 2. Waktu kerja di PT Marimas Putera Kencana saat ini terbagi dalam 3 shift, dimana setiap shift memiliki waktu kerja selama 8 jam kerja. Pada hari senin- kamis, waktu kerjanya adalah sebagai berikut: o

  Shift pagi, pukul 07.00 – 15.00 WIB o Shift siang, pukul 15.00 – 23.00 WIB o Shift malam, pukul 23.00 – 07.00 WIB

  Sistem kerja shift ini hanya diberlakukan untuk Departemen Teknik, Departemen Pengolahan, Departemen Quality Control, dan Departemen Pengemasan. Jam kerja

  8 akan ditambahkan (over time) apabila permintaan pasar meningkat atau produk belum memenuhi target. Over time dapat dilakukan pada hari jumat. Setiap shift memiliki jam istirahat selama 60 menit bagi karyawan dan staf. Waktu istirahat ini termasuk waktu makan dan istirahat. Waktu istirahat tiap shift dilakukan dalam dua gelombang. Hal ini dikarenakan setiap karyawan tidak beristirahat di waktu yang sama supaya proses produksi pengemasan produk tetap terkontrol setiap waktu.

2.6 Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan

  Perlengkapan yang dilakukan oleh karyawan selama bekerja yaitu seragam kerja yang berupa kaos dan celana. Seragam yang dikenakan oleh setiap karyawan dibedakan berdasarkan golongan karyawan dalam perusahaan tersebut. Karyawan tetap mengenakan seragam berwarna kuning, karyawan kontrak mengenakan seragam berwarna orange, karyawan magang mengenakan seragam berupa kaos putih polos, dan karyawan borong mengenakan seragam dari perusahaan penyedia jasa asal mereka.

2.7 Pemasaran

  Proses untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000, TOP Brand award, dan sertifikasi halal merupakan upaya serius PT. Marimas Putera Kencana untuk dapat diterima oleh pasar dunia. Segmen pasar Marimas adalah kelas menengah ke bawah dan anak-anak. Pemasaran dilakukan dengan promosi melalui berbagai media seperti TV, radio,

  

billboard, spanduk, free sampling, free drink, trade promo, consumer promo, sales

  , dan sponsorship. Selain itu ada kegiatan gathering asosiasi pedagang

  promotion girl

  Marimas, tukar bungkus kosong dengan barang hadiah, komunitas pengrajin sachet agar menjadi lebih bernilai dengan dibuat kerajinan tas dll., kegiatan CSR (Coorporate

  

Social Responsibility ) berupa penanaman pohon bakau, dan peningkatan produk

  minuman serbuk ke kelas premium dengan meluncurkan Fruitz-C. Hingga saat ini produk telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan ekspor meliputi Nigeria, Bangladesh, Filipina, dan Arab Saudi.

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1 Jenis Produk

  Unit produksi 2 PT Marimas Putera Kencana hanya memproduksi satu jenis produk yaitu produk minuman serbuk. Minuman serbuk yang diproduksi di Unit 2 PT Marimas yaitu Marimas dan Fruitz-C. Terdapat 24 varian rasa Marimas dan 5 varian rasa Fruitz- C yang diproduksi di Unit produksi 2. Fruitz-C merupakan produk minuman serbuk yang baru diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana di Unit produksi 2.

3.1.1 Marimas

  Marimas merupakan produk minuman serbuk yang diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana Semarang. Marimas dikemas dalam kemasan laminasi dengan aluminium foil. Setiap kemasan memiliki berat kotor sekitar 8,9-9,3 gram dengan berat bersih 8 gram dan berat kemasan primer sekitar 0,9 gram. Minuman serbuk dalam kemasan sachet tersebut dikemas dalam kemasan sekunder yang berupa plastik PE dan dikemas dalam kemasan tersier berupa kardus. Dalam satu kardus ada 720 sachet minuman serbuk. Satu kardus berisi 6 plastik kemasan sekunder, dan setiap kemasan sekunder terdiri dari 12 renteng minuman serbuk dalam kemasan primer. Satu renteng terdiri dari 10 sachet minuman serbuk. Pada kemasan primer, terdapat informasi mengenai nama produk, jenis rasa, berat bersih, keterangan BPOM, nama produsen, cara penyajian, komposisi, dan tanggal kadaluarsa. Pada setiap kemasan juga tercantum kode rasa dari Marimas itu sendiri. Marimas juga dikemas dalam kemasan modern market. Kemasan Marimas saat ini merupakan desain yang terbaru. Desain kemasan Marimas telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan perkembangan industri pangan.

  10 Gambar 2. Kemasan produk marimas dengan 24 varian rasa buah segar. (Sumber: www.marimas.com) Pada tiap sachet Marimas, tercantum beberapa informasi sebagai berikut :

  Nama produk

   Jenis rasa

   Berat bersih

   Keterangan BPOM

   Nama produsen

   Cara penyajian

   Komposisi  Produk Marimas yang dihasilkan oleh PT Marimas Putra Kencana sampai dengan sekarang berjumlah 24 pilihan rasa yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Varian Rasa Marimas Kode Rasa Rasa MR 01 Jeruk segar/orange MR 02 Lemon/lemon MR 03 Gula asam/tamarine MR 04 Sirsak/soursop MR 05 Stroberi/strawberry MR 06 Jeruk manis/sweet orange MR 07 Buah melon/melon MR 08 Cocopandan MR 09 Framboze/framboze

  11 Kode Rasa Rasa

  MR 10 MR 11 Mangga/mango Apel/apple

  MR 12 Jambu biji/guava MR 13 Anggur/grape MR 14 Es kelapa muda MR 15 Buah leci/lychee MR 16 Blueberry MR 17 Jeruk Pontianak MR 18 Mangga gincu MR 19 Jeruk nipis/ lime MR 20 Blackberry MR 21 Buah naga/ dragon fruit MR 22 Cincau MR 23 Semangka/ watermelon MR 24 Kiwi

  Sumber : PT Marimas Putera Kencana

3.1.2 Fruitz-C

  Di Unit produksi 2 PT Marimas Putera Kencana, juga diproduksi Fruitz-C yang merupakan produk minuman serbuk yang baru diproduksi pada tahun 2014. Terdapat 5 varian rasa dari Fruitz-C yaitu Sirsak Ratu, Florida Orange, Pink Guava, Jeruk nipis, dan Anggur. Fruitz-C adalah produk yang kaya vitamin C dan dibuat dari 100% gula rafinasi. Berat bersih Fruitz-C yaitu 28 gram. Frutiz-C dikemas dalam kemasan primer yang lebih besar dan tebal dari kemasan untuk produk Marimas. Kemasan primer Fruitz-C berupa kemasan laminasi Aluminium foil. Sama halnya dengan Marimas, Fruitz-C dalam kemasan sachet kemudian dikemas dalam kemasan sekunder yang berupa plastik PE. Dalam setiap kemasan sekunder terdapat 6 renteng Fruitz-C, dimana setiap renteng terdiri dari 6 sachet. Kemasan tersier yang digunakan berupa karton.

  Gambar 3. Kemasan produk Fruitz-C dengan 5 varian rasa Dari kiri ke kanan yaitu florida orange, pink guava, sirsak ratu, jeruk nipis, dan anggur (Sumber: www.marimas.com).

4. BAHAN BAKU DAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

4.1 Bahan Baku

  Dalam memproduksi minuman serbuk Marimas dan Fruitz-C, PT Marimas Putera Kencana membutuhkan bahan baku yang diperoleh dari berbagai supplier yang berbeda. Bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi Maperimas dan Fruitz-C berupa serbuk. Mutu bahan baku diuji terlebih dahulu oleh QC bahan baku. Apabila bahan baku yang telah diuji dinyatakan ditolak, maka bahan baku tersebut akan diletakan di atas pallet berwarna merah. Berikut adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman serbuk instant PT. Marimas Putera Kencana.

4.1.1 Gula

  Minuman serbuk yang diproduksi oleh PT. Marimas Putera Kencana menggunakan bahan baku utama yaitu gula dengan jenis gula rafinasi. Gula rafinasi adalah gula dengan kualitas kemurnian yang tinggi, karena diproses secara bersih dan sempurna menuju tingkat kemurnian yang tinggi dengan kandungan sukrosa mendekati 100%. PT. Marimas Putera Kencana menggunakan gula rafinasi karena kristal gulanya bening, bersih, halus dan tidak mengandung bau tebu. Sehingga tidak mempegaruhi penampakan produk dari segi warna, tekstur maupun rasa terlebih saat dilarutkan dalam air, gula rafinasi tidak membuat air berubah warna atau keruh. Hal tersebut dikarenakan proses gula rafinasi yang mengalami dua tahap penyaringan sehingga gula yang dihasilkan lebih bersih. Dalam produk, gula berfungsi sebagai pemberi rasa manis dan pengawet. Gula sebagai pengawet apabila dalam konsentrasi yang tinggi 55-60% (Fardiaz,1992). Standar mutu gula berdasarkan SNI 01-3140.2-2006 dapat dilihat pada tabel 2.

  Tabel 2. Standar Mutu Gula Kristal Rafinasi Persyaratan

  No Kriteria Uji Satuan

  I II

  1 Polarisasi ºZ min. 99,80 min. 99,70

  2 Gula reduksi % maks. 0,04 maks. 0,04

  3 Susut pengeringan %, b/b maks. 0,05 maks. 0,05

  4 Warna larutan

  IU maks. 45 maks. 80

  5 Abu %, b/b maks. 0,03 maks. 0,05

  6 Sedimen mg/kg maks. 7,0 maks. 10,0

  12 Persyaratan

  No Kriteria Uji Satuan

  I II

  2

  7 Belerang dioksida (SO ) mg/kg maks. 2,0 maks. 5,0

  8 Timbal (Pb) mg/kg maks. 2,0 maks. 2,0

  9 Tembaga (Cu) mg/kg maks. 2,0 maks. 2,0

  10 Arsen (As) mg/kg maks. 1,0 maks. 1,0

  11 Angka lempeng total (ALT) Koloni/10 g maks. 200 maks. 250

  12 Kapang Koloni/10 g maks. 10 maks. 10

  13 Khamir Koloni/10 g maks. 10 maks. 10 Sumber : SNI 01-3140.2-2006 Gula Rafinasi

4.2 Bahan Tambahan Makanan

  Bahan tambahan makanan digunakan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan serta mempermudah preparasi bahan pangan (Cahyadi, 2006). Produk ini tidak dapat dibedakan secara jelas dengan produk akhirnya. Berikut adalah bahan tambahan yang digunakan oleh PT. Marimas Putera Kencana.

  4.2.1 Asam Sitrat Asam sitrat merupakan asam organik yang sering ditambahkan dalam bahan pangan.

  Tujuan penambahan asam sitrat yaitu untuk mempertegas rasa serta menutupi after taste yang tidak diinginkan pada produk. Sifat asam senyawa ini dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan bertindak sebagai pengawet. Asam sitrat tidak digunakan pada semua minuman serbuk, tetapi hanya digunakan pada minuman serbuk dengan flavor buah dengan rasa asam. Asam sitrat tidak ditambahkan pada pembuatan minuman serbuk yang tidak memiliki rasa masam seperti framboze. Asam sitrat mudah dimetabolisme dan dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, asam sitrat juga bersifat alami dan terdapat pada semua jenis makhluk hidup. Sehingga penggunaan asam sitrat pada minuman serbuk cenderung aman (Cahyadi, 2006).

  4.2.2 Flavor / Perisa

  PT. Marimas Putera Kencana menggunakan flavouring agent untuk menghasilkan produk dengan berbagai rasa. Flavor yang ditambahkan ke dalam produk berbeda-beda sesuai dengan rasa produk yang akan dihasilkan. Pemilihan jenis flavor ini adalah karena harganya lebih murah daripada yang alami, mudah didapat, praktis dan dapat menghasilkan rasa atau flavor yang sama atau mirip dengan flavor aslinya. Tujuan

  13 ditambahkan flavor adalah untuk memberikan flavor yang khas dan meningkatkan cita rasa produk, sehingga minuman serbuk diterima dan lebih menarik. Penambahan flavor disesuaikan dengan jenis minuman serbuk yang dibuat.

4.2.3 Pemanis Buatan

  Dalam produk PT. Marimas Putera Kencana, digunakan pemanis buatan untuk memberikan rasa manis selain gula yaitu aspartam, siklamat dan acesulfame-K. Aspartam dan siklamat diijinkan ditambahkan dalam produk, bila masih di bawah standar yang telah ditetapkan. Aspartam memiliki tingkat kemanisan sebesar 60 sampai dengan 220 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g. Sedangkan siklamat memiliki tingkat kemanisan sebesar 300 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Penggunaan aspartam dalam jumlah besar akan menimbulkan after taste pahit, sehingga dikombinasikan dengan siklamat. Kombinasi antara aspartam dan siklamat pada produk minuman serbuk dapat menyebabkan sinergi pada tingkat kemanisan, sehingga menguntungkan bagi produsen karena akan mengurangi pemakaian jumlah gula dan meningkatkan cita rasa produk terutama cita rasa buah (falvor enhancer).

  Tabel 3. Spesifikasi Pemanis Buatan Aspartam dan Siklamat Jumlah

  Jenis Tingkat ADI (mg/kg Kalori

  Sifat Pemanis Kemanisan* berat badan)

  (kkal/g) Aspartam 0,4 180

  • namun tidak tahan panas

  50 Stabil pada kondisi kering

  • fenilketonuria karena dapat penurunan fungsi otak

  Berbahaya bagi penderita

  • gangguan tidur dan migrain bagi yang sensitif

  Dapat menimbulkan

  • menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati dan limfa.

  Dalam dosis tinggi dapat

  Siklamat 30 0-11

  • dibandingkan dengan sukrosa Sumber : SNI 01-6993-2004

  14

4.2.4 Pewarna

  Dalam pembuatan minuman serbuk, warna digunakan untuk meningkatkan daya tarik konsumen dengan menambah penampilan, memberikan identitas pada produk, dan sebagai indikator baik atau tidaknya pengolahan bahan yang ditandai dengan keseragaman warna. Karena bila proses pencampuran kering tidak merata, maka warna yang akan dihasilkan tidak seragam. PT. Marimas Putera Kencana menggunakan pewarna sintetis karena sifatnya yang lebih stabil, lebih efektif, lebih murah dan mudah didapat. Pewarna yang digunakan adalah jenis-jenis pewarna yang diijinkan dalam SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan.

  Tabel 4. Nilai ADI Pewarna dalam Produk Jenis Pewarna Nilai ADI (mg/kg)

  Tartazine CI 19140 0-7,5 Ponceau 4R CI 16255 0-0,15

  0-0,75 Carmoizine CI 14720 Brown HT CI 20285 0-1,5 Sunset yellow CI 15985 0-2,5

  Sumber : Heath (1981)

5. PROSES PRODUKSI MINUMAN SERBUK

5.1 Alur Produksi

  Proses produksi minuman serbuk dimulai dari penerimaan bahan baku, penggilingan gula, penimbangan, pencampuran premix, pencampuran akhir, dan pengemasan. Bahan baku yang datang harus diuji oleh bagian QC bahan baku. Jika bahan baku lolos pengujian dan dinyatakan OK, maka dapat digunakan dalam pembuatan minuman serbuk. Selanjutnya dilakukan penggilingan gula untuk memperkecil ukuran partikel kristal gula dan gula ditampung ke dalam silo dengan menggunakan bucket elevator. Tahapan proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan minuman serbuk di PT. Marimas Putera Kencana dapat dilihat pada Gambar 4.

  5.1.1 Penggilingan dan Penimbangan Gula

  Pada tahap penggilingan gula atau proses granulasi dilakukan dalam ruang giling gula menggunakan mesin granulator, dengan tujuan untuk memperkecil ukuran partikel dari kristal gula menjadi serbuk dengan digranulasikan (digiling). Hasilnya berupa gula serbuk yang bersih, halus, dan memiliki permukaan yang luas sehingga mempercepat kelarutannya dalam air. Pada proses ini, pertama-tama gula rafinasi yang sudah lolos pengujian akan dimasukkan ke dalam hopper mesin granulator, kemudian gula digiling dan dihancurkan. Proses ini dilakukan sesuai dengan standar kelarutan produk minuman serbuk. Setiap 8 gram produk dalam 200 mL harus dapat larut dengan pengadukan selama 15-20 detik. Gula yang telah digiling dan diayak kemudian ditampung ke dalam

  

silo dengan menggunakan bucket elevator. Jumlah gula yang digiling akan

  menyesuaikan dengan kebutuhan produksi. Setelah digiling dan diayak dengan ukuran mesh tertentu, gula akan dibawa ke filler ribbon mixer dengan menggunakan moving

  hopper . Setiap moving hopper akan berisi gula sebanyak 200 kg.

  5.1.2 Penimbangan Premix

Premix merupakan campuran bahan tambahan minuman serbuk yang berupa asam

  sitrat, pemanis buatan, pewarna, dan flavor. Penimbangan masing-masing komponen dilakukan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dalam formulasi. Penimbangan

  16 dilakukan oleh tenaga kerja tertentu yang sudah terlatih, terampil dan dipercaya dalam melakukan formulasi bahan baku.

  5.1.3 Pencampuran Premix

Premix yang terdiri atas pemanis, asam sitrat, pewarna dan flavor yang telah ditimbang

  kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diberi kode rasa serta disimpan di dalam drum. Sebelum dicampur dengan gula, dilakukan pencampuran awal dimana bahan-bahan premix tadi dicampur terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan bahan-bahan ini dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga sulit tercampur merata bila tidak dilakukan pencampuran awal. Proses ini penting mengingat keseragaman produk akhir merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi.

  5.1.4 Penimbangan Powder

  Penimbangan powder dilakukan untuk mendapatkan perbandingan komposisi yang tepat dan akurat antara bahan premix yang sudah tercampur pada pencampuran premix dengan bahan tambahan makanan, sehingga diperoleh formulasi sesuai standar komposisi yang telah ditetapkan.

  5.1.5 Pencampuran Akhir

  Tahap selanjutnya dalam proses pengolahan adalah pencampuran akhir antara gula dan bahan dari penimbangan powder. Premix yang telah dicampur dapat ditambahkan dengan gula menggunakan ribbon mixer atau super mixer. Pencampuran dengan ribbon dilakukan sekitar 2 menit, sedangkan dengan super mixer sekitar 4 menit. Hasil

  mixer

  proses pencampuran akhir ditampung dalam wadah yang disebut dengan moving hopper dengan kapasitas 200 kg. Setiap pergantian rasa, mixer akan dicuci untuk menghindari terjadinya kontaminasi rasa pada produk akhir. Moving hopper kemudian dimasukkan ke dalam ruang filling. Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap produk setengah jadi oleh bagian QC laboratorium untuk pemeriksaan homogenitas campuran. Pengujian yang dilakukan meliputi pH, rasa, warna, aroma, kadar air, ukuran partikel dan kelarutannya. Bila hasil tidak sesuai dengan standar maka dilakukan rework atau pencampuran ulang. Apabila bahan setengah jadi sesuai dengan standar pemeriksaan QC, maka akan dikemas menggunakan mesin pengemas melalui filler.

  17 Bahan setengah jadi masuk ke dalam mesin pengemas melalui hopper untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan laminasi aluminium foil. Pada setiap hopper dicantumkan label inspeksi bahan setengah jadi yang berisi informasi tentang kode rasa olahan, tanggal produksi, nomor mesin produksi dan nomor olahan, serta status inspeksi. Pada status inspeksi, kode “OK” menyatakan bahwa olahan setengah jadi telah lolos uji QC sedangkan kode

  “NG” (Not Good) menandakan bahwa kondisi bahan setengah jadi jelek sehingga tidak layak untuk dikemas. Setelah dilakukan pengemasan primer, selanjutnya dilakukan pengemasan sekunder dan pengemasan tersier. Sebelum dilakukan pengemasan sekunder, dilakukan pengujian terlebih dahulu oleh QC lapangan. Apabila tidak sesuai dengan standar akan dilakukan penyobekan. Bahan jadi yang telah lolos pengujian akan dikemas dalam kemasan sekunder dan tersier dan disimpan dalam gudang untuk selanjutnya didistribusikan.

5.2 Kemasan

  Kemasan primer yang digunakan dalam mengemas minuman serbuk ini disebut dengan

etiket . Alat pengemas primer yang digunakan yaitu mesin single line dan multi line.

Mesin multi line merupakan pengembangan dari mesin single line. Jika dibandingkan dengan mesin single line, mesin multi line memiliki produktivitas yang lebih tinggi, karena mampu menghasilkan 6 rentengan secara bersamaan dibandingkan dengan mesin

  

single line yang hanya menghasilkan satu rentengan. Etiket yang digunakan berupa

  kemasan dengan laminasi aluminium foil yang terdiri dari polyethylene terephtalate (PET), polyethylene (PE), aluminium foil, dan polyethylene. Penggunaan aluminium foil sebagai laminasi kemasan primer bertujuan untuk menjaga kualitas isi produk. PE merupakan jenis plastik yang sering digunakan dalam pengemasan pangan sebagai seal

layer karena PE merupakan lapisan yang dapat diseal dengan panas secara langsung.

  Lapisan tersebut merupakan lapisan yang kuat, serta memiliki barrier yang baik terhadap kelembaban dan uap air. Sedangkan PET merupakan lapisan yang fleksibel, serta memiliki daya rekat dengan menggunakan panas (heat-seal) dan dapat dilaminasi dengan PE untuk mendapatkan sifat heat-seal yang baik (Coles et al., 2003). Kemasan sekunder yang digunakan untuk mengemas produk berupa plastik PE, sedangkan kemasan tersier yang digunakan berupa karton. Karton yang digunakan untuk

  18 mengemas sudah tercantum kode rasa dari produk. Pada karton juga tercantum kode produksi dan tanggal kadaluarsa.

  Bahan-bahan Premix (asam, Bahan Baku Utama (gula rafinasi) pemanis, pewarna, dan Flavor)

  Penggilingan Gula Penimbangan Premix

  Penimbangan Gula Pencampuran Premix

  Pencampuran Akhir

  Ulang

  Proses Bahan Setengah Jadi

  Uji QC laboratorium dan lapangan Lolos Uji

  Tidak Lolos Uji

  Pengemasan Primer Sachet Marimas

  Uji QC lapangan Lolos Uji Tidak Lolos Uji

  Pengemasan Sekunder Pengemasan Tersier

  Penyimpanan Produk Distribusi dan Pemasaran Jadi

  Gambar 4. Diagram Alir Proses Produksi Minuman Serbuk Marimas

6. PEMBAHASAN

6.1 MESIN PENGEMAS

  Secara umum proses pengemasan di Unit Produksi 2 PT. Marimas Putera Kencana akan di bahas beserta bahan dan alat yang digunakan. Sedangkan mengenai fokus tugas khusus yang diberikan oleh perusahaan akan membahas mengenai efisiensi mesin pengemas primer mesin single line. Tugas khusus yang diberikan berfungsi untuk memantau tingkat efisiensi mesin single line dari perusahaan. Hal ini sekaligus menjadi kontrol perusahaan agar tidak melampaui batas standar yang telah ditetapkan oleh PT Marimas Putera Kencana sendiri. Sehingga diharapkan dengan adanya analisa dari efisiensi mesin pengemas primer single line tersebut dapat mengurangi tingkat reject kemasan primer di Unit Produksi 2 PT. Marimas Putera Kencana di kemudian hari. Kemasan merupakan factor yang sangat penting karena memiliki kontak secara langsung dengan suatu produk. Di dalam kemasan dilengkapi dengan tulisan, label dan keterangan lain yang menjelaskan tentang isi dan kegunaan lain dari produk yang dianggap perlu disampaikan kepada konsumen sehingga terjadi komunikasi yang tidak langsung antara konnsumen dengan produsen (Parker,2003). Pengemas merupakan suatu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dalam keseluruhan proses produksi sederhana ataupun canggih, pengemasan sudah merupakan bagian yang termasuk didalamnya (Winarno, 1993). Pada pengemasan primer produk minuman serbuk di PT. Marimas Putera Kencana digunakan bahan pengemas atau etiket yang sesuai dengan persyaratan mengenai kemasan yang baik. Kriteria ini digunakan pada semua pengemasan primer di pabrik makanan dan minuman, yang menjadi salah satu pedoman bagi QC pengemasan untuk menyeleksi etiket mana yang baik digunakan. Menurut Potter dan Hotchkiss (1996), beberapa persyaratan penting dari pengemas makanan meliputi tidak beracun, melindungi kontaminasi terhadpa mikroorganisme, bertindak sebagai daya barrier untuk mencegah kehilangan kelembaban dan masuknya oksigen, sebagai penyaring dari bahaya sinar UV, transparan, mudah dibuka, mudah disusun, mudah dicetak, murah, dan barrier terhadap migrasi lemak. Pengemasan primer merupakan pengemasan dengan etiket khusus yang kontak langsung dengan produk. Terdapat dua jenis sistem pengemasan primer yaitu

  20 pengemasan dengan sistem single line dan sistem multi line. kedua sistem tersebut terdapat pada table 5 . Tabel 5. Perbedaan Single Line dan Multi Line

  No. Pembeda Single Line Multi Line

  1. Kecepatan pengemasan 60-65 55-60 sachet /

  sachet/ menit menit

  2. Pengeluaran produk 1 renteng 6 renteng

  3. Jumlah seal dalam kemasan 3 seal 4 seal

  4. Jumlah seal vertical dalam

  1

  2 kemasan

  5. Pemotongan tiap 1 renteng (10 Manual Otomatis

  sachet )

  6. Waktu setting mesin 30-60 menit 60-120 Nit

  Proses pengemasan primer di unit produksi 2 PT. Marimas Putera Kencana menggunkan mesin single line tipe vertikal, dimana rentengan sachet yang dihasilkan adalah rentengan tunggal dan penyegelan sachet dilakukan pada ketiga sisi sachet. Menurut Sacharow dan Griffin (1980), penyegelan sisi atas dan bawah bertujuan untuk penutupan. Jika suatu kemasan primer produk segel samping dilakukan pada satu sisi dan sisi lainnya berupa lipatan disebut three-side seal pouch sedangkan jika sisi kanan dan kiri disegel disebut four-side seal pouch atau fin-sealed pouch. Pada pengemasan dengan sistem single line terbagi menjadi 3 ruang, yaitu terdapat 12 titik mesin single line di masing-masing ruang sehingga terdapat 12 titik lubang filling yang terhubung ke area pengemasan primer di lantai satu dan bercabang menjadi 3 pipa kecil yang langsung terhubung ke mesin pengemasan primer single line. Olahan dari

  

small hopper tersebut akan disalurkan dan ditampung dalam piringan berputar yang

  berfungsi untuk menghancurkan gumpalan serbuk serta menyapu olahan yang ada di permukaan piringan untuk masuk ke dalam lubang pengisian olahan Marimas ke dalam etiket. Lubang pada dasar piringan tersebut terhubung dengan sensor yang telah diatur dengan adaanya takaran untuk menimbang olahan setiap 8 gram, yang dilengkapi dengan klep yang akan membuka dan menutup secara otomatis. Etiket yang digunakan untuk mengemas olahan masuk ke dalam corong etiket untuk melipat etiket menjadi 2 kemudian melewati seal vertical dan roller untuk membentuk garis seal horizontal pada sisi vertikal. Setelah sisi vertikal etiket di-seal kemudian klep takaran akan terbuka sehingga olahan yang telah ditakar sebanyak 8 gram akan masuk ke dalam etiket lalu akan melewati seal horizontal. Pada bagian bawah seal horizontal terdapat 2 buah

  21 matras di sisi kanan dan kiri yang digunakan untuk mendorong keluar udara yang berada di dalam kemasan sehingga kemasan tidak menggembung. Hasil dari pengemasan primer adalah Marimas sachet yang kemudian dilakukan penyobekan oleh operator setiap 10 sachet secara manual untuk menghasilkan 1 renteng Marimas. Hasil penyobekan tersebut kemudian dijadikan satu ke dalam keranjang yang tidak berlubang dan setelah keranjang penuh akan disalurkan dalam conveyor menuju pengemasan sekunder. Setiap mesin single line rata-rata dapat menghasilkan 65 sachet per menitnya namun pada prakteknya ada beberapa mesin single line yang tidak bekerja maksimal atau bahkan berhenti beroperasi (offline) karena beberapa kendala terkait dengan mesin itu sendiri. Kendala yang sering terjadi yang mengganggu jalannya mesin single line adalah

  

seal yang kurang panas dan kotornya bagian press sealer, hal ini dikarenakan setting

  mesin tidak dilakukan dengan baik oleh operator maupun teknisi mesin, selain itu juga dapat dikarenakan pengoperasian mesin terlalu cepat sehingga mesin belum siap digunakan tetapi sudah dijalankan akibatnya suhu sealer yang seharusnya belum tercapai. Kendala lain berupa kotornya press sealer bisa terjadi karena adanya kesalahan pemasangan corong yang menghubungkan piringan dengan pengisian produk olahan ke dalam etiket akibatnya serbuk olahan tumpah dan mengotori press sealer sehingga seal yang dihasilkan tidak kuat yang bisa menyebabkan sachet terbuka pada bagian sealnya. Selain itu juga bisa dikarenakan bocornya sachet saat pengepressan seal yang berhubungan dengan kotornya sealer, maupun karena mesinsingle line sedang dalam

  

maintenance teknisi. Kendala-kendala tersebut menyebabkan mesin single line tidak

  dapat beroperasi dengan maksimal karena waktu down-time yang dibutuhkan untuk perbaikan mesin lebih lama. Setiap operator mesin single line harus memiliki keterampilan di bidang pelipatan

  

sachet Marimas serta dapat melakukan perbaikan kecil untuk kerusakan alat yang tidak