BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 749ec721d7 BAB I01. BAB I Pendahuluan 13 Agustus 2016

  LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2016 - 2021

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberi

  peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri dan demokratis. Tujuannya adalah mendorong terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam menyejahterakan masyarakat, baik melalui peningkatan pelayanan publik maupun melalui peningkatan daya saing daerah, serta memacu sinergi dalam berbagai aspek dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan Pemerintah Pusat. Sebagai daerah otonom, kewenangan yang diberikan berdasarkan azas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab, mencakup kewenangan konkuren yang dibagi antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kecuali kewenangan absolut yang dijalankan oleh pemerintah.

  Pemberian kewenangan dimaksudkan agar daerah dapat meningkatkan pelayanan publik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan demokrasi dan meningkatkan pemerataan pembangunan, yang didukung dengan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) melalui prinsip

  • –prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan hal tersebut ketentuan

  Pasal 260 dan Pasal 261 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Pasal 260 menyatakan bahwa daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Rencana pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan Daerah. Selanjutnya

  Pasal 261 ayat (1) menyatakan perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis, serta atas-bawah dan bawah-atas.

  Dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan disusun secara berjenjang dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Dalam pasal 262 ayat (1) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah diamanatkan bahwa rencana pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan, dan ayat (2) yaitu rencana pembangunan daerah memperhatikan percepatan pembangunan Daerah tertinggal. Pasal ini memberikan penegasan perubahan yang mendasar dalam merumuskan perencanaan pembangunan daerah dengan lebih memperhatikan serius permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembangunan daerah untuk dapat dipecahkan bersama dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat, terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

  Dokumen perencanaan pembangunan daerah menurut Pasal 263 Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah RPJPD, RPJMD dan RKPD. RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pasal 265 (1) menyatakan RPJPD menjadi pedoman dalam perumusan visi, misi, dan program calon kepala daerah; (2) RPJMD dan RKPD digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan (3) RKPD menjadi

  1 pedoman kepala daerah dalam menyusun KUA serta PPAS.

  Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang menjadi satu titik balik dalam proses demokratisasi di Indonesia. Undang- Undang tersebut menjadi salah satu dasar bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam melaksanakan kegiatan pemilihan kepala daerah langsung (Pilkada) secara serentak yang terbagi kedalam dua tahap pada tahun 2015 dan tahun 2017. Sebagai salah satu daerah yang habis masa kepemimpinan kepala daerahnya pada tahun 2015 mengharuskan Kabupaten Pemalang untuk melaksanakan kegiatan pilkada langsung pada tahun 2015, tepatnya pada bulan Desember 2015 dengan kemenangan dari Pasangan Bapak Junaedi, SH, MM dan Bapak Drs. Martono sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pemalang Tahun 2016-2021. Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Pemalang dilaksanakan pada tanggal

  17 Februari 2016 bertempat di Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah oleh Gubernur Jawa Tengah.

  Pasal 264 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan kepada kepala daerah terpilih untuk menyusun RPJMD yang harus ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih dilantik. Pasal 14 Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah ke dalam

1 UU 23 Tahun 2014

  strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas kepala daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah.

  Tahapan penyusunan perencanaan pembangunan sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional adalah penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana sesuai Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan penyusunan RPJM Nasional/Daerah dan RKP/RKPD dilakukan melalui urutan kegiatan: penyiapan rancangan awal rencana pembangunan, penyiapan rancangan rencana kerja, musyawarah perencanaan pembangunan; dan penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Sedangkan berdasarkan Pasal 50 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RPJMD memuat : visi, misi, dan program kepala daerah, arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD, program lintas SKPD, program kewilayahan, rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif dan rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

  Penyusunan RPJMD dilaksanakan berdasarkan pada lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang meliputi: persiapan penyusunan RPJMD; penyusunan rancangan awal RPJMD; penyusunan rancangan RPJMD; pelaksanaan musrenbang RPJMD; perumusan rancangan akhir RPJMD; dan penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

  RPJMD berada pada tahapan ke-3 dari RPJPD. Arah kebijakan prioritas yang diamanatkan dalam RPJPD tersebut meliputi:

  1. Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas serta mampu mendukung eksistensi pembangunan daerah;

  2. Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada ekonomi kerakyatan dan potensi unggulan daerah;

  3. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) demokratis dan bertanggung jawab sejalan dengan peningkatan profesionalisme dan kompetensi aparatur; 4. Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah; 5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dalam menopang kehidupan masyarakat; 6. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejuk dan damai didukung oleh penegakan supremasi hukum.

  Dokumen RPJMD nantinya akan digunakan oleh seluruh elemen pemerintahan, yaitu jajaran perangkat daerah sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). RPJMD nantinya juga akan menjadi bahan monitoring dan evaluasi bagi DPRD dan masyarakat dalam mengawal berjalannya pemerintahan oleh Bupati pada Periode Tahun 2016-2021.

1.2. Landasan Hukum

  Penyusunan RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021 didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1.

  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

  Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

  Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

  Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

  Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

  Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

  Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

  Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

  Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

  Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan

  Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

  Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan

  Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

  Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

  Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

  Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 20. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

  Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provnsi Jawa Tengah Nomor 9); 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 06 Tahun 2010 tentang

  Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5 Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 24 Tahun 2008 tentang

  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2009 Nomor 1); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 28 Tahun 2008 tentang

  Penanggulangan Kemiskinan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2008 Nomor 23); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang

  Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 Nomor 3).

1.3. Hubungan Antar Dokumen

  Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

  Amanat diatas memberikan gambaran bahwa keberadaan RPJMD merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Daerah khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang tertuang dalam beberapa dokumen perencanaan yang telah ada.

  Menurut Pasal 258 Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah juga mengamanatkan bahwa : (1) Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah; (2) pembangunan daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional; dan (3) kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian berdasarkan pemetaan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah untuk mencapai target pembangunan nasional. Selanjutnya Pasal 259 menyatakan bahwa : (1) untuk mencapai target pembangunan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 258 ayat (3) dilakukan koordinasi teknis pembangunan antara kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian dan Daerah; (2) koordinasi teknis pembangunan antara kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian dan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh menteri dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perencanaan pembangunan dan (3) koordinasi teknis pembangunan antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dan antar-daerah kabupaten/kota lingkup daerah provinsi dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, serta (4) koordinasi teknis pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan Daerah.

  Untuk mencapai sinergitas dalam pembangunan daerah, maka penyusunan RPJMD selain mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, juga mengacu dan berpedoman terhadap RPJPD Tahun 2005-2025, Dokumen RPJMN Tahun 2014-2019, Dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, serta Dokumen RTRW Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2031. Selain dokumen perencanaan, RPJMD juga telah mengacu terhadap beberapa produk hukum daerah yang telah disusun, antara lain Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor

  2 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah. Dalam penyusunan RPJMD berkaitan tentang kewilayahan akan memperhatikan dokumen RTRW yang didalamnya berisi tentang arah pengembangan zona kewilayahan dan pemanfaatan ruang. Hal ini untuk menjadi pedoman dalam menyusun kebijakan pembangunan dalam pengembangan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan potensi wilayah.

  Penyusunan RPJMD Kabupaten Pemalang merupakan penjabaran atas kebijakan pembangunan yang terdapat dalam dokumen RPJPD Tahun 2005-2025 untuk tahapan perencanaan tahun 2016-2020. Pada tahap tersebut, RPJMD Tahun 2016-2021 diprioritaskan pada: 1) Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat dan cerdas serta mampu mendukung eksistensi pembangunan daerah; 2) Mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada ekonomi kerakyatan dan potensi unggulan daerah; 3) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good

  

governance) demokratis dan bertanggung jawab sejalan dengan

  peningkatan profesionalisme dan kompetensi aparatur; 4) Mewujudkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang pengembangan wilayah, penyediaan pelayanan dasar dan pertumbuhan ekonomi daerah; 5) Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dalam menopang kehidupan masyarakat; dan 6) Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejuk dan damai didukung oleh penegakan supremasi hukum.

  Penyusunan RPJMD juga tidak terlepas dari prioritas pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah. Kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada misi pembangunan dan target Kabupaten Pemalang setiap tahunnya. Target tersebut terserap dan diterjemahkan kedalam target tahunan RPJMD Kabupaten Pemalang, meliputi Angka Kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi.

  Penyusunan RPJMD juga memperhatikan RPJMN 2015-2019 dengan memperhatikan NAWACITA pembangunan yang merupakan agenda untuk mewujudkan kondisi berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

  RPJMD ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Renstra PD dan dijabarkan di dalam rencana pembangunan tahunan dalam bentuk dokumen RKPD. Dokumen RKPD menjadi dasar untuk penyusunan KUA, Renja PD serta PPA setiap tahunnya. Dengan demikian diharapkan sasaran dan tujuan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD ini dapat dicapai secara bertahap setiap tahunnya, sehingga proses pembangunan terwujud dalam suatu sistem yang terencana dan berkelanjutan, sebagaimana bagan dibawah ini.

Gambar 1.1. Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran.

1.4. Sistematika RPJMD

  Sistematika RPJMD Kabupaten Pemalang tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, landasan hukum, hubungan antar dokumen, sistematika RPJMD, serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD

  BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah, berisi tentang kondisi dari aspek geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

  BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan, berisi tentang kinerja keuangan masa lalu, kebijkanan pengelolaan masa lalu, dan kerangka pendanaan. BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis, berisi tentang permasalahan di masing-masing urusan dan isu strategis kewilayahan.

  BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, berisi tentang visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021. BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan; berisi tentang strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah. BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, berisi tentang kebijakan umum dan program yang mendukung terhadap pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pemalang

  BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan, berisi tentang program, indikator program dan pendaan dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah pengampu urusan; baik wajib, pilihan dan urusan pendudung.

  BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah, berisi tentang indikator kinerja pemerintah daerah yang menggambarkan kondisi ketercapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pemalang.

  BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan. BAB XI Penutup 1.5. Maksud dan Tujuan RPJMD disusun dengan maksud untuk memberikan arah pembangunan lima tahun ke depan dan sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, masyarakat dan swasta dalam membangun kesepahaman, kesepakatan, dan komitmen bersama untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021.

  Tujuan dari penyusunan RPJMD adalah: 1. Menerjemahkan visi dan misi kepala daerah ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan periode tahun 2016-2021, yang disertai dengan program prioritas untuk masing-masing Perangkat Daerah.

  2. Merumuskan rancangan kerangka perekonomian daerah serta pembiayaan pembangunan untuk periode Tahun Anggaran 2016-2021;

  3. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2016-2021.