Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Kaimana

  Senja di Kaimana

  Secara geografis Kabupaten Kaimana yang berada di bawah kepala burung Pulau Papua terletak pada posisi di antara 02 ,90” – 04 ,20” Lintang Selatan dan 132 ,75” – 135 ,15” Bujur Timur, tepat berada di bawah Katulistiwa dengan ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 1.850.000 Ha.

  2.1.1.2 Batas-batas Administrasi Wilayah

  Kabupaten Kaimana memiliki luas wilayah daratan

  2

  sekitar ± 18.500 Km dan beribukota di Kaimana di

2.1 Kondisi Umum

  Distrik Kaimana. Secara administratif Kabupaten

2.1.1 Wilayah Administratif

2.1.1.1 Letak Geografis

  Kaimana pada tahun 2008 terdiri dari

  7 distrik/kecamatan yaitu: Distrik Buruway, Distrik Kabupaten Kaimana merupakan salah satu

  Teluk Arguni, Distrik Kaimana, Distrik Teluk Etna, kabupaten baru hasil pemekaran, yang dulunya Distrik Kambrauw, Distrik Yerusi, dan Distrik Yamor. Batas-batas wilayah Kabupaten berstatus distrik dibawah Kabupaten Fak-fak. Kaimana, seperti diatur dalam undang-undang pembentukannya, adalah :

  Pembentukan kabupaten ini berdasarkan UU No. 26 : Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama

   Sebelah Utara Tahun 2002 tertanggal 12 November 2002, yang

  : Laut Arafura  Sebelah Selatan diresmikan bersamaan dengan pelantikan pejabat

  : Kabupaten Fakfak  Sebelah Barat bupati pada tanggal 11 April 2003.

  : Kabupaten Nabire dan Kabupaten Mimika  Sebelah Timur

  Kabupaten ini pernah diabadikan dalam sebuah lagu yang menceritakan keindahan senja Pembagian distrik yang ada di Kabupaten Kaimana beserta luas masing-masing distrik di Kaimana. Memang jika ditilik dari letak geografis dan bentuk wilayahnya terlihat dan jumlah kampungnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan 2.2 berikut ini : indah dan masih banyak sekali potensi yang belum tergali secara maksimal.

  • 10

  5 Kambrau Waho

  3 Kaimana Kaimana

  2

  17

  19

  4 Teluk Etna Kiruru

  5

  15

  2 Teluk Arguni Funiara

  6 Yerusi/Teluk Arguni Bawah Tanusan

  6

  7 Yamor Urubika

  7

  2

  84

  24

  10

  1 Buruway Kambala

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Kaimana Tahun 2008 Luas/Area Rasio Terhadap (Km

  2 ) Total (%)

  1 Buruway 2.650 14,32

  • 24

  2 Teluk Arguni 2.990 16,16

  3 Kaimana 2.095 11,32

  • 5
  • 15

  4 Teluk Etna 4.195 22,68

  • 6

  5 Kambrau 775 4,19

  6 Yerusi 1.990 10,76

  7 Yamor 3.805 20,57 18.500 100,00

  Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009 No Distrik Jumlah/Total Gambar 2.3 Grafik Persentase Luas Wilayah Distrik di Kabupaten Kaimana Buruwai Teluk Arguni Kaimana Teluk Etna Kambrau Yerusi Yamor

Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Kabupaten Kaimana Tahun 2008 Kelurahan Kampung Jumlah

  • 7

  Jumlah/Total 86 Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009 Banyaknya Kelurahan / Desa No Distrik Ibukota Gambar 2.4 Grafik Persentase Luas Wilayah Distrik di Kabupaten Kaimana Buruwai Teluk Arguni Kaimana Teluk Etna Kambrau Yerusi Yamor

  Tabel 2.3

2.1.2 Kondisi Fisik Wilayah

  Banyaknya Curah Hujan Di Kabupaten Kaimana

2.1.2.1 Klimatologi

  Tahun

  Kabupaten Kaimana termasuk beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata

  No. Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 tahunan di sebagian besar wilayah antara 34 – 283 mm/tahun.

  1 Januari

  14 10 110

  67

  73

  2 Pebruari

  12 15 105

  66

  72

  3 Maret

  11

  10

  63

  42

  46

  4 April

  10 8 131

  75

  81

  5 Mei

  10 8 256 137 149

  6 Juni

  12 10 497 260 283

  7 Juli

  10

  7

  74

  46

  50

  8 Agustus

  12

  12

  38

  31

  34

  9 September

  10

  10

  80

  50

  55

  10 Oktober

  9

  11

  13

  17

  18 Hasil pencatatan sepanjang tahun 2008 di Kabupaten Kaimana tercatat bahwa curah

  11 Nopember

  9 11 150

  85

  93

  hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni yang mencapai 283 mm, sedangkan curah hujan

  12 Desember

  14 15 163 96 105 terendah terjadi pada bulan Agustus yang hanya 34 mm.

  Jumlah/Total 133 127 1680 972 1059 Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009

  Sementara hasil pencatatan suhu udara pada stasiun BMG yang berada di Kabupaten Kaimana tahun 2008 menunjukkan bahwa suhu minimum tertinggi terjadi pada bulan

  Gambar 2.5

  Januari dan suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan Desember sedangkan suhu

  Grafik Curah Hujan di Kabupaten Kaimana Tahun 2008

  minimum terendah terjadi pada bulan Juni dan suhu maksimum terjadi pada bulan

  Curah Hujan Kabupaten Kaimana Tahun 2008 Agustus.

  300

  Kabupaten Kaimana mempunyai kelembaban udara yang cukup tinggi dengan rata-rata

  250

  kelembaban sekitar 81 %. Tekanan udara rata-rata di Kabupaten Kaimana berkisar dari

  200 1008,0 mbs hingga 1014 mbs. 150 100

  50

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12 Bulan

  Wilayah Berbukit

2.1.2.2 Topografi

  Wilayah ini berbukit-bukit dengan kondisi lahan terjal dan mempunyai kemiringan Secara morfologi Kabupaten Kaimana meliputi wilayah lereng antara 15 – 25% dan setempat hingga 40%, dengan ketinggian tempat 5 – 600 m datar hingga berbukit-bukit dan bahkan bergunung, dpl. Daerah ini penyebarannya paling luas mulai dari bagian tenggara hingga barat dengan kemiringan lereng bervariasi mulai dari < 2% daya seperti di Kecamatan Buruway dan Kecamatan Kaimana dengan luas areal 1503,9 hingga di atas 70% dengan ketinggian tempat berkisar Km² (8,61%) dengan penutupan lahan berupa hutan sekunder dan hutan primer. antara 0 – 2.800 m di atas permukaan laut, morfologi

  Wilayah Berbukit Hingga Bergunung Kabupaten Kaimana dapat dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu:

  Daerah ini mempunyai bentuk wilayah berbukit-bukit hingga bergunung dengan kemiringan lereng > 40% dan setempat bisa mencapai 70%. Ketinggian tempat 100 m –

  Wilayah Datar

  2.800 m dpl. Daerah seperti ini tersebar luas di bagian utara merupakan Gunung Wagura Kote dan sebelah barat merupakan pegunungan Kumawa dengan luas areal

  Wilayah ini mempunyai relief datar dengan kemiringan lereng < 2% dengan ketinggian 14.415,8 Km² (77,92%). tempat berkisar antara 0 – 50 m dpl. Daerah ini berada di sepanjang sungai, dataran bergambut dan sebagian kecil di daerah pesisir pantai. Kondisi penutupan lahan ini

  Wilayah Kabupaten Kaimana sebagian besar berada pada kemiringan lereng lebih dari merupakan hutan rawa, hutan mangrove dan sebagian telah digunakan masyarakat 40%. berupa ladang. Luas wilayah areal ini mencapai 2.241 Km2 (12,11%) dengan penyebaran terluas di Kecamatan Teluk Etna.

  Wilayah Bergelombang

  Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng dominan berkisar antara 2-8% dan berada pada ketinggian tempat antara 0 – 150 m dpl. Kondisi penutupan lahan ini berupa hutan dataran rendah. Daerah ini tersebar di 4 kecamatan dengan luas areal 3.610 Km² (1,95%).

  Kondisi Topografi Kabupaten Kaimana Wilayah Bergelombang hingga berbukit kecil

  Wilayah ini menempati areal yang sangat sempit yang berada di Kecamatan Teluk Etna bagian utara, yaitu di sekitar Desa Urubika, Yapima dan Desa Ure. Kemiringan lereng daerah ini berkisar antara 9 – 15% (0,40%) dengan ketinggian tempat 20 -800 m dpl, kondisi penutup lahan berupa kebun dan belukar.

  laut, sehingga alirannya tidak langsung ke laut dan menggenangi daerah hilirnya.

  2.1.2.3 Geologi

  • Pola aliran karstik, yaitu pola aliran sungai yang biasanya mengalir di atas batu wilayah Kabupaten Kaimana terbentuk dari 19 kelompok formasi geologi, dengan 4 kapur, dimana aliran sungai tampak terputus-putus karena alirannya masuk di kelompok formasi yang mendominasi, yaitu :

  bawah permukaan tanah. Hal ini terjadi karena batuan yang dilalui telah melapuk

  • Formasi Aluvium ; merupakan dataran alluvial pantai yang terdapat di bagian sehingga terbentuk celah-celah di bawah.

  tenggara kabupaten Kaimana yang merupakan wilayah Distrik Teluk Etna tepatnya di

  • Pola aliran meandering, yaitu aliran sungai yang mengalir pada wilayah datar, wilayah Desa Omba dan Lakahia, dan di bagian barat yang merupakan wilayah Distrik dimana bahan yang terangkut bersama aliran air akan diendapkan pada kanan-kiri

  Buruway tepatnya di Desa Edor, dan daerah-daerah di sepanjang aliran sungai, di sepanjang aliran sungai sehingga berupa meander-meander. dengan bahan induk berupa endapan sungai, endapan pantai dan gambut.

  Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kaimana disamping berfungsi untuk prasarana

  • Formasi Batugamping Iengguru; membentuk daerah perbukitan gamping yang besar transportasi juga sebagai tempat mata pencaharian penduduk sekitar.

  dan tinggi berbentuk kerucut, bahan induknya berupa batu kapur. Daerah ini tersebar luas di barat daya merupakan pegunungan Kumawa dan daerah-daerah perbukitan di Distrik Kaimana dan Distrik Teluk Etna.

  • Formasi Steenkol; merupakan dataran perbukitan rendah yang terdapat di bagian barat laut, bahan induknya berupa batuan untra basa yang bercampur dengan endapan aluivium. Formasi Steenkol ini terdapat di Madiwa, Waho Temala dan daerah di sekitarnya.

  Formasi Batugamping Imskin; membentuk daerah-daerah punggung-punggung gunung gamping yang paralel dengan lereng terjal dan tertoreh (> 60%). Formasi ini Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Kaimana sebanyak 15 buah diantaranya : membentuk tanah dangkal di atas batugamping, yang terdapat di bagian utara dan

  • Kondisi Sungai Kecil Di Kabupaten Kaimana
  • Sungai-sungai yang mengalir di Distrik Kaimana yaitu Sungai Air Tiba, Sungai Air timur.

  Merah dan Sungai Bantami. Ketiga sungai ini mengalir sepanjang tahun, pada Dari batuan yang terkandung di dalamnya, maka wilayah Kabupaten Kaimana kaya akan musim penghujan air sungai meluap dan menggenangi wilayah hilir. sumber galian C berupa batu kapur, yang merupakan bahan baku pembuatan semen.

  • Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Arguni yaitu: Sungai Endrofa, Sungai Warso, Sungai Bianoga, Sungai Rofa, dan Sungai Barari.
  • Sungai yang mengalir di Distrik Buruway yaitu : Sungai Tenggiri, Sungai Buruway,

  2.1.2.4 Hidrologi Sungai Kambala, Sungai Mandewi dan Sungai Fewan.

  • Pola Aliran Sungai di Kabupaten Kaimana sangat beragam. Pola-pola aliran sungai yang Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Etna yaitu : Sungai Urema dan Sungai Omba.

  dominan adalah ; dendritik, karstik, dan meandering.

  • Pola aliran dendritik yaitu : pola aliran sungai yang mengalir pada daerah-daerah datar dan biasanya alirannya terhambat karena adanya pengaruh pasang surut air

  Disamping sungai sebagai sumber air bersih, di Kabupaten Kaimana juga terdapat 7

  2.1.2.5 Jenis Tanah

  buah danau, yang sangat potensial sebagai sumber air bersih. Ketujuh danau tersebut Kabupaten Kaimana terdiri dari 33 jenis Land System/Satuan Lahan, dengan jenis adalah : Danau Kamakawalar, Danau Laamara, dan Danau Aiwasa (terdapat di Distrik tanah yang dominan sesuai padanan dari PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan

  Kaimana), Danau Seweki (terletak di Distrik Teluk Arguni), Danau Yamur, Danau Mbuta Agroklimat, Bogor, 2000) sebanyak 9 jenis tanah. Uraian dari masing-masing jenis dan Danau Nanami (terletak di Distrik Teluk Etna). tanah seperti berikut :

  Pasang – Surut

  1. Organosol : tanah ini merupakan hasil pelapukan bahan organik (sisa tumbuhan),

  dengan drainase terhambat hingga sangat terhambat, kedalaman bahan organik Semua sungai yang ada di kabupaten Kaimana mempunyai pola yang hampir sama, yaitu

  (gambut) > 100cm. Sesuai dengan tingkat pelapukan bahan organiknya, jenis airnya meluap pada musim penghujan sehingga menggenangi daerah hilir, dan airnya tanah ini dapat dibedakan menjadi fibrik, hemik dan saprik. Jenis tanah ini berkurang pada musim kemarau tapi tidak sampai kering. Meluapnya air sungai pada tersebar luas di semua Distrik dan terluas di Distrik Teluk Etna. waktu musim penghujan karena adanya pasang surut air laut. Menurut Moosa et al, 1995

  2. Regosol : Jenis ini tanah bertekstur kasar (pasir) sampai agak kasar, kedalaman

  dalam RUTR Ibukota Distrik Buruway menyatakan Pasang-surut di muara Sungai Tenggiri solum > 50 cm, dan biasanya merupakan bahan endapan aluvium pantai. Jenis dan Sungai Buruway dapat mencapai minimum dengan amplitudo 1 meter dan pasang tanah ini terdapat sepanjang pantai, terutama di Distrik Buruway (Kambala, maksimum 3,6 meter.

  Yarona, Edor dan desa lainnya. Berdasarkan keterangan beberapa penduduk setempat, pada saat pasang surut , air laut

  3. Aluvial : Jenis tanah ini dicirikan oleh adanya solum yang berlapis sesuai bahan

  masuk kedalam sungai dan intrusi garam ke daratan pada musim kering dapat mencapai yang diendapkan, baik oleh sungai maupun oleh air laut. Solum tanah termasuk 20 km. Untuk mengantisipasi adanya banjir akibat meluapnya air sungai pada musim dalam > 100 cm, tekstur agak kasar (lempung) – halus (liat berlempung), drainase penghujan serta pengaruh pasang surut air laut, maka perlu dibuat bendung atau klep agak terhambat hingga baik. Jenis tanah ini terdapat pada daerah di sepanjang air berupa sodetan langsung ke arah laut. aliran sungai.

  Sumber Air Bersih

  4. Gleisol : Tanah-tanah yang tergenang yang ditandai oleh adanya lapisan tanah Sumber air bersih yang ada di Kabupaten Kaimana berasal dari tetesan/rembesan berwarna kelabu (gleik), tekstur agak kasar hingga halus, solum dalam > 100 cm.

  perbukitan,dan kemudian ditampung pada bak-bak penampungan. Dari bak Jenis tanah ini banyak terdapat pada daerah aliran sungai dan daerah rawa, penampungan air kemudian dialirkan ke rumah-rumah melalui selang-selang yang dengan drainase terhambat. Jenis tanah terbanyak terdapat di Distrik Teluk Etna. sifatnya masih sederhana. Air yang dialirkan ke rumah-rumah merupakan satu-satunya

  5. Kambisol : Jenis tanah ini ditandai oleh adanya horizon penentu kambik (terjadi

  air yang digunakan sebagai sarana MCK dan air minun serta keperluan rumah tangga peningkatan kadar liat pada lapisan bawah). Tanah ini berada pada daerah relatif lainnya. tinggi, dengan drainase agak cepat hingga baik dan solum tanah termasuk dalam. Penyebaran jenis tanah ini sangat luas mulai dari dataran datar hingga wilayah perbukitan dan bahkan sampai ke pegunungan.

  6. Podsolik : Ciri utama dari jenis tanah ini adanya horizon argilik dimana pada

  lapisan bawah terjadi peningkatan kandungan liat 2 kali kandungan liat pada

  Tabel 2.4

  tanah lapisan bawah (2t). Tanah ini mempunyai tekstur agak halus hingga halus,

  Satuan Peta Tanah Di Kabupaten Kaimana

  drainase agak cepat hingga baik. Jenis tanah ini penyebarannya pada daerah-daerah No.

  Lereng Luas Karakteristik bergelombang yang terdapat di 4 distrik. SPT System Lahan

  (%) % Ha

  1 PTG Regosol : Solum dalam, tekstur kasar

  7. Latosol : adalah tanah yang telah mengalami perkembangan profil matang, yang hingga agak kasar, drainase cepat 0 – 3 15.260 0,82

  ditandai dengan tekstur halus (liat) hampir pada semua lapisan dan struktur remah, hingga cepat, (Tropopsamments)

  2 GBT, PGO, TRT Organosol : Solum dalam, tekstur

  solum dalam > 100 cm, drainase agak cepat hingga baik. Penyebaran jenis tanah ini

  hemik hingga safrik, darainase sangat 0 – 3 63.036 3,41 terhambat, (Tropohemists) pada daerah-daerah perbukitan.

  3 KJP Gleisol : solum dalam, tekstur halus, 0 - 3 40.288 2,18 drainase terhambat (Sulfaquents)

  8. Mediteran : Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk kapur, dengan solum dalam

  4 RBB & Danau Gleisol : Solum dalam, tekstur agak hingga dangkal, tekstur agak halus hingga halus, drainase agak cepat hingga baik. halus hingga halus, lapisan gambut di 0 – 3 36.322 1,96 bawah, drainase terhambat, Jenis tanah ini tersebar pada daerah-daerah perbukitan. (Tropaquept)

  5 SMT,WSS, KRI, Kambisol, Gleisol, : Solum dalam,

  9. Litosol : solum tanah dangkal sampai sangat dangkal < 50 cm, tekstur agak kasar SPW, PPL tekstut agak halus hingga halus, 0 – 3 84.677 4,58

  hingga batuan. Drainase agak cepat hingga cepat. Penyebaran jenis tanah ini pada

  drainase agak terhambat hingga baik, (Eutropepts, Tropaquepts).

  daerah perbukitan hingga pegunungan dengan kemiringan lereng > 40%.

  6 AFT, STL Kambisol, Aluvial : Solum dalam, tekstur agak halus hingga halus, 4 - 8 73.676 3,98

  Dari 9 (sembilan) jenis tanah yang ada di Kabupaten Kaimana, dimana 3 (tiga) jenis

  drainase baik (Eutropepts, Tropofluvents).

  tanah yaitu, Organosol, Regosol dan Litosol tidak sesuai untuk pengembangan pertanian

  7 AYT Litosol : Solum dangkal hingga sedang, tekstur agak kasar hingga 4 – 8 1.851 0,10 tanaman pangan, sedang jenis tanah lainnya sesuai untuk pertanian tanaman pangan. batuan, drainase cepat (Rendoll).

  8 GRO, KFT Kambisol, Podsolik : Solum dalam,

  Berdasarkan jenis tanah dan perbedaan kemiringan lereng tersebut, maka semua sistem

  tekstur agak halus hingga halus, 9 – 15 42.489 2,30 drainase agak cepat hingga baik

  lahan yang terdapat di Kabupaten Kaimana dapat dikelompokkan menjadi 12 (duabelas)

  (Tropodults, Eutropepts)

  Satuan Peta Tanah (SPT). Secara ringkas SPT yang ada di Kabupaten Kaimana adalah

  9 TMN Kambisol, Podsolik : Solum dalam, tekstur agak halus hingga halus, 16 – 25 96.489 5,22

  sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.4.

  drainase agak cepat hingga baik (Tropodalfs, Eutropepts)

  10 SWA Litosol, : Solum dangkal hingga sedang, tekstur agak kasar hingga 16 – 25 2.778 0,15 batuan, drainase agak cepat hingga baik (Rendoll).

  11 KWS, GBO Latosol, Kambisol : Solum dalam, tekstur agak halus hingga halus, 26 – 40 86.734 4,69 drainase agak cepat hingga baik

  (Tropodalfs, Eutropepts)

  12 AUK, APR, BSR, Litosol. Kambisol : Solum dangkal BMI, EMI, IGM, hingga sedang, tekstur agak halus > 40 1.306.401 70,62

  IKN, KMM, PNR, hingga batuan, drainase sangat cepat STS hingga baik (Tropodalfs, Tropodults) Jumlah 1.850.000 100,0

  Sumber: Peta Land System, RePProT, 1989 dan RTRW Kab. Kaimana

2.1.2.6 Sumber Daya Hutan

  Hutan adalah merupakan sumber daya alam yang harus dipertahankan keberadaannya agar keseimbangan lingkungan dapat terjaga. Mengingat wilayah Kabupaten Kaimana merupakan daerah berbukit dan bahkan bergunung, maka daerah-daerah yang mempunyai kemiringan lahan di atas 40% harus dijadikan kawasan lindung atau hutannya dilindungi. Namun dari peta citra landsat, di beberapa titik tampak kondisi hutan sebagian telah rusak menjadi areal terbuka sebagai akibat kegiatan penebangan baik yang dilakukan oleh perusahaan HPH maupun oleh penebang liar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Peta Penyebaran Hak Pengusahaan Hutan (HPH) menurut Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Kaimana Tahun 2000 sebagian besar Kabupaten Kaimana masih merupakan wilayah berhutan.

  Kawasan hutan di Kabupaten Kaimana merupakan kelompok Hutan Hujan Tropis Basah pantai Selatan leher burung pulau Papua. Kawasan hutan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena posisinya yang merupakan perwakilan tipe formasi hutan pantai dan pulau-pulau, hutan mangrove dan estuary, hutan rawa gambut campuran, hutan dataran rendah, dan hutan pegunungan rendah/menengah. Tipe formasi hutan demikian merupakan habitat dan relung dari flora dan fauna baik darat maupun perairan dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi.

  Berdasarkan pembagian hutan menurut fungsinya, kawasan hutan di Kabupaten Kaimana terdiri atas Hutan Lindung (HL), Hutan Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA), Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK) dan Areal Peruntukan Lain (APL). Keseluruhan luas kawasan hutan termasuk perairan darat, tidak termasuk periran laut mencapai 1.724.326 ha (1,7 ha), tergolong kawasan hutan tetap seluas 1,4 juta ha (78, 3%) dan kawasan hutan tidak tetap (21,7%). Sebagian besar kawasan hutan (64 %) diperuntukan untuk tujuan penghasil produksi kayu dan untuk tujuan konservasi dan perlindungan 30,57 % masih memenuhi ketentuan bahwa untuk suatu wilayah kabupaten luas tutupan hutan yang harus dipertahankan minimum 30 %. Proporsi luasan hutan, berbeda dengan hasil interpretasi citra landsat yang di overlay dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan serta Peta Status Lahan (RePProt, 1986). Hasil interpretasi menunjukkan bahwa luas hutan 1.928.243.50 ha, terdiri atas 31,03 % untuk tujuan konservasi dan perlindungan dan 68,19 % untuk tujuan produksi. Persebaran luas fungsi hutan menurut distrik di Kabupaten Kaimana berdasarkan Tata Guna Hutan. Persebaran lokasi hutan lindung telah merata di seluruh distrik, namun dengan persentase yang bervariasi terhadap luas kawasan hutan di setiap distrik. Hal ini perlu mendapat perhatian dalam perencanaan pemanfaatan hutan produksi di setiap distrik. Hutan lindung yang ditetapkan di wilayah ini umumnya berfungsi sebagai Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Sempadan Danau dan sempadan teluk. Sedangkan kawasan konservasi yang terdapat di wilayah ini adalah Hutan Suaka Alam dan Suaka Margasatwa merupakan bagian dari Hutan Perlindungan Pengawetan Alam (PPA). Lokasi kawasan konservasi ini adalah Di Pegunungan Kumawa Distrik Buruway dan Gunung Wagura Kote Distrik Teluk Arguni. Sekalipun fungsi dan penggunaan hutan telah ditetapkan, namun potensi produksi terutama jenis-jenis komersil belum diketahui dengan pasti termasuk jenis-jenis flora dan fauna endemik yang dilindungi. Demikian halnya dengan hutan lindung dan kawasan konservasi belum diketahui karakteristik ekosistem dan fungsi lindungnya dengan tepat. Hal ini perlu mendapat perhatian dalam perencanaan pengelolaan setiap fungsi kawasan. Namun demikian, khususnya di hutan produksi berdasarkan karakteristik habitat dan ekosistem serta fisiografi lahan, maka dapat diduga hutan produksi tersebut memiliki potensi jenis kayu komersil yang tinggi. Dugaan ini diperkuat dengan beroperasinnya beberapa perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Izin Pemungutan Kayu Masyarakat Adat (IPK-MA) di wilayah ini. Berdasarkan Laporan Hasil Cruising (LHC) PT. Hanurata Unit Kaimana pada tahun 2005, kerapatan jenis kayu komersil berdiameter 10 cm ke atas (tingkat pohon) mencapai 240 phn/ha dengan volume 89,46 m3 dan potensi produksi masak tebang sebesar 24 m3/ ha.

  Tipe Formasi Hutan

  Secara umum tipe dan formasi kawasan hutan di Kabupaten Kaimana terdiri atas tipe dan formasi hutan mangrove, Hutan Pantai, Hutan Rawa Campuran, Hutan Dataran Rendah/ Pegunungan Rendah. Kawasan hutan di Kabupaten Kaimana terluas adalah tipe formasi hutan dataran rendah/ pegunungan rendah dengan luasan sebesar 1,6 juta hektar. Tipe dan Formasi hutan yang sempit adalah hutan mangrove dan hutan pantai seluas 51.000 hektar. Tipe hutan rawa campuran menempati luasan sekitar 83.000 hektar. Luasan hutan tersebut belum termasuk hutan sekunder, lahan tidak produktif dan semak belukar, yang menyebar berkelompok dengan luasan bervariasi mengikuti fisiografi lahan dan jenis substrat dasar habitat. Ke empat tipe formasi hutan tersebut menyebar di seluruh distrik dengan proporsi luasan yang bervariasi terhadap luas wilayah Distrik maupun Kabupaten. Setiap tipe dan formasi hutan tersebut didominasi oleh lebih dari satu jenis vegetasi sebagai penciri utamannya. Komposisi dan struktur jenis pun bervariasi bergantung pada substrat dasar dan batuan induk pembentuk substrat tersebut.

  Hutan Pantai

  Hutan pantai dan pulau tersebar di pesisir pantai dan pulau-pulau di pesisir pantai Selatan terutama di Distrik Kaimana dan Distrik Buruway. Tipe dan formasi hutan pantai di Distrik Kaimana terdapat di sebelah selatan Kaimana pada jajaran bukit dan tebing batu kapur. Sedangkan di Distrik Buruway terdapat di sebelah barat membujur ke timur Kampung Nusaulan sampai ke Kampong Edor Lama. Jenis vegetasi yang mendominasi tipe formasi hutan ini adalah Pandan (Pandanus sp), Ketapang (Terminalia catappa), Waru Laut (Hibiscus sp) dan Bintanggur pantai (Callophyllum sp). Pada daerah-daerah pantai berpasir didominasi oleh Kelapa (Cocos nucifera) dan Cemara pantai (Casuarina equicetiffolia). Jenis yang disebutkan terakhir ini umumnya mendominasi daerah pantai berpasir di pulau-pulau. Wilayah hutan pantai ini pemanfaatannya selain sebagai pemukiman, juga merupakan dusun-dusun kelapa penduduk di sekitarnya dan sebagai kebun penduduk terutama hutan pantai dekat pemukiman. bukit karang di tepi pantai yang terkadang dikelompokan ke dalam formasi hutan pantai berkarang. Jenis vegetasi dominan pada tipe hutan ini adalah Gelam (Eucalyptus sp), Kayu putih (Melaleuca sp) dan Chenospodium. Di samping itu dijumpai pula beberapa jenis herba seperti Lycospodium sp, serta rumput-rumput penutup tanah seperti Digitaria sp, Eragrotis sp, Kyllinga sp dan Cyperus sp.

  Hutan Mangrove dan Nipah

  Tipe formasi hutan mangrove menyebar di sepanjang teluk dan muara-muara sungai di tepi pantai. Tipe formasi ini umumnya berasosiasi dengan hutan nipah dengan luasan mencapai 50.575,52 ha (2,62 %) dari luas kawasan hutan. Wilayah persebaran hutan mangrove hampir terdapat di setiap distrik dalam wilayah Kabupaten Kaimana dengan luasan yang bervariasi. Di Distrik Buruway seluas 3,15% dari luas hutan distrik (415.939,204 ha); Kaimana Kota seluas 1,30% dari luas hutan distrik (488.080.328 ha); Teluk Arguni seluas 2.38% dari luas hutan distrik (377.361,60 ha); dan Teluk Etna seluas 3.42% dari luas hutan distrik (646.862.35 ha). Komposisi dan struktur jenis hutan bervariasi bergantung pada tingkat pelumpuran dan jangkauan pengaruh pasang surut air laut. Jumlah jenis mangrove yang dijumpai berkisar antara 6 – 15 jenis dengan zonasi relatif jelas untuk tipe mangrove muara, yaitu Avicenia sp dan Sonneratia sp merupakan zonasi terluar selanjutnya ke arah dalam teluk diikuti oleh Rhizophora sp dan Bruquiera sp serta Nypha fruticans sp dan Xylocarpus sp. Pada hutan mangrove di Distrik Teluk Arguni dijumpai jenis Achantus ebacteatus dan Acanthus ilioifolius serta Acrosticum oureum dan Acrosticum speciosum. Hampir seluruh tipe hutan mangrove di kawasan Kaimana terutama estuary mangrove didominasi oleh Rhizophora sp, Bruquiera sp dan Sonneratia sp dengan kerapatan pohon berkisar antara 1000 – 1600 pohon per hektar. Pada tipe Luas hutan dan status hutan yang ada di wilayah Kabupaten Kaimana adalah sebagai vegetasi mangrove estuary yang rapat dan kompak umumnya menyebar di sekitar muara berikut : sungai besar atau di sepanjang teluk, kerapatan semai untuk semua jenis mencapai 10.000 – 40.000 semai/ha, sapihan mencapai 800 – 2400 sapihan/ha, tiang mencapai 300

  Status Hutan

  • – 700 pohon/ha dan tingkat pohon mencapai 65 – 135 pohon/ha. Beberapa hutan

  STATUS HUTAN LUAS (Ha)

  mangrove yang tersebar sporadik dengan lebar hanya mencapai 20 meter pada cekungan-cekungan pantai bersubstrat pasir berlumpur didominasi oleh Rhizopora sp. Hutan Lindung (HL) 379,618.458 Vegetasi nipah umumnya tumbuh di sepanjang pantai teluk di belakang mangrove dan

  Hutan PPA 10,425.296

  tepian muara sungai besar yang masih terpengaruh oleh pasang air laut. Potensi pohon

  Hutan Produksi Terbatas (HPT) 577,469.645

  nipah ini cukup rapat dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber bahan

  Hutan Produksi Tetap (HP) 366,169.400 baku gula. Hutan Produksi yang dapat 317,910.096 dikonversi (HPK)

  Hutan Rawa-Sagu Campuran Areal Penggunaan Lain (APL) 179,719.254

  Hutan rawa–sagu campuran merupakan tipe formasi hutan yang berada di belakang

  Suaka Alam 144.74

  formasi hutan mangrove-nipah. Hutan ini umumnya merupakan ekosistem peralihan ke

  Cagar Alam 132.58

  hutan dataran rendah, terutama pada daerah teluk dan muara sungai yang lebar dan datar. Merupakan wilayah dataran banjir dengan drainase agak terhambat sampai Potensi hutan yang ada di Kabupaten Kaimana cukup besar, dimana status hutan yang terhambat. Juga hutan ini banyak dijumpai pada sempadan danau-danau yang berada di dapat dimanfaatkan kayunya, yang berada pada kawasan Hutan Produksi Terbatas kawasan ini. (HPT), Hutan Produksi (HP) dan Hutan Poroduksi Yang dapat Dikonversi (HPK)

  Tipe formasi hutan ini umumnya memiliki komposisi jenis yang tinggi yang terkadang mencapai luas total 1.055.737 Ha (57,07%). Potensi hutan yang dapat diusahakan disisipi oleh hutan sagu dan rumput rawa yang cukup tebal. Substrat umumnya lumpur termasuk sangat luas, namun terdapat beberapa kendala secara ekonomis, dan terkadang bergambut yang agak dalam. Jenis-jenis kayu yang mendominasi formasi diantaranya topografi wilayah yang berbukitbukit hingga bergunung dengan lereng tipe hutan ini adalah Ketapang (Terminalia catappa), Matoa (Pometia spp), Merbau sangat terjal, sehingga akan menjadi kendala dalam melakukan kegiatan penebangan (Intsia palembanica), Sukun (Arthocarpus sp), Jambu-jambuan (Zysigyum sp), Pala hutan maupun pengangkutan kayu log. (Myristica spp), Jambu hutan (Eugenia sp), Binuang (Octomeles sumatrana) dan Nyatoh

  Beberapa jenis kayu yang ada di Kabupaten Kaimana yang mempunyai nilai ekonomis (Palaquium sp). Potensi pohon jenis komersial umumnya cukup tinggi. Kerapatan dan berkualitas eksport adalah kayu besi, kayu matoa, kayu damar (Agathis), kulit vegetasi tingkat pohon mencapai 164 pohon/ha dengan rata-rata potensi pohon masak masohi, rotan dan kulit lawang. tebang antara 25 – 30 m3/ha, bahwa di daerah sepadan sungai potensi jenis komersil jauh lebih tinggi. Karena itu bagian agak ke darat pada daerah tergenang temporal terkadang menjadi areal konsesi HPH.

2.1.2.7 Sumber Daya Pertanian

  3

  4 Ketimun

  3

  5 Terung

  3

  6 Kacang Panjang

  12

  7 Petsai/ Sawi

  8 Sayur Lilin

  3 Tomat

  9 Buncis

  1

  10 Kangkung

  8

  11 Bayam

  8

  12 Seledri Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009

  6

  2.1.2.7.1 Pertanian

  Sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kaimana sebesar 54,65% dari total PDRB. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Kaimana memberikan perhatian yang cukup besar, hal ini ditandai dengan peningkatan luas area tanam serta peningkatan produksi pertanian.

  3. Ubi Kayu 20 13,8 0,69

  Pada sub sektor tanaman pangan komoditi yang diusahakan oleh penduduk di Kabupaten Kaimana antara lain adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, keladi dan sayur-sayuran serta buah-buahan. Keladi, kacang panjang dan pisang mempunyai produksi yang paling tinggi diantara komoditi yang lain, namun terjadi penurunan produksi dari tahun sebelumnya. Luas panen dan produksi beberapa tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.

  2.1.2.7.2 Perkebunan

  Sub sektor perkebunan juga memberikan kontribusi yang menjanjikan terhadap perekonomian Kabupaten Kaimana, hal ini terlihat dengan peningkatan produksi dari komoditi-komoditi yang diusahakan oleh masyarakat lebih besar daripada tahun lalu.

  Tanaman perkebunan yang kini telah diusahakan antara lain: kelapa, kakao, cengkeh, pala, kopi dan vanili. Kakao diusahakan baik oleh perkebunan swasta (SADP) maupun perkebunan rakyat. Luas perkebunan SADP sekitar 75 Ha dengan produksi rata-rata 9,04 ton/ha. Adapun luas tanam dan produksi perkebunan rakyat pada tahun 2008 adalah seperti tertera pada Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.6 Luas Panen dan Produksi Beberapa Tanaman Pangan dan Hortikultura No. Jenis Tanaman Luas (Ha) Produksi (Ton) Produktvitas (Ton/Ha)

  1. Padi - - -

  2. Jagung 18 12,9 0,72

  4. Ubi Jalar

  2 Lombok

  20 12 0,6

  5. Kacang Hijau - - -

  6. Keladi

  30 20 0,67 Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009

Tabel 2.7 Produksi Sayur-Sayuran Tahun 2008 No. Jenis Tanaman Jumlah

  1 Kubis

  4

  9

  Tabel 2.8

  2.1.2.7.3 Peternakan Produksi Buah-Buahan Tahun 2008

  Pengembangan peternakan di Kabupaten

  No. Jenis Tanaman Jumlah

  Kaimana, yang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Fakfak,

  1 Pisang 128

  sebetulnya sudah dimulai dari tahun 1992

  2 Mangga

  10

  dengan program pemberian sapi Banpres

  3 Rambutan

  16

  kepada masyarakat. Pada tahun 1999

  4 Pepaya

  3

  pemberian bantuan berupa kambing gaduhan dari Dinas Peternakan Kabupaten

  5 Jeruk

  10 Fakfak. Program ini tidak berjalan dengan baik karena kurangnya pemahaman

  6 Buah Merah

  peternak tentang budidaya kambing yang disebabkan kurangnya pembinaan dari

  7 Apel

  pemerintah. Kebijakan pemerintah dalam upaya mengembangkan sektor peternakan

  8 Markisa

  telah dimulai pada tahun 2004 dengan memberikan bantuan beberapa jenis ternak

  Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009

  kepada kelompok masyarakat, mahasiswa maupun unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Peternakan itu sendiri. Pengembangan ternak kambing dan unggas diarahkan pada beberapa kampung di Distrik Kaimana Kota sedangkan sapi potong diarahkan ke

  Tabel 2.9

  salah satu kampung. Potensi Ternak di Kabupaten Kaimana Ayam bukan ras

  Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun 2008

  merupakan ternak potensial di Kabupaten Kaimana, karena sudah tersebar diseluruh distrik. Kebijakan pemerintah daerah untuk di Distrik Kaimana Kota dan Distrik

  Jenis Tanaman Luas Tanam No. Produksi (Ton) Perkebunan (Ma)

  Buruway. Distrik Buruway menjadi pilihan pengembangan sapi mengembangkan ternak ini adalah dengan memberikan paket sapi bali karena daerahnya luas, cukup

  1 Kelapa / coconut 570 29.731

  datar dan lahan di bawah pohon kelapa dapat digunakan sebagai ayam buras kepada

  2 kakao / cacao 79 230

  kelompok masyarakat, kelompok tempat penanaman hijauan pakan ternak jenis lahan

  3 Cengkeh / clove

  32

  59

  naungan. Lambatnya perkembangan peternakan mahasiswa dan UPT yang ada di Dinas

  4 pala / nutmeg 7.610 6.130

  Peternakan sendiri. di Kabupaten Kaimana selain faktor di atas, juga karena peternakan belum menjadi sektor andalan.

  40

  • 5 kopi/ coffee

  6 Vanili /Vanili

  15

0.27 Rencana pengembangan ayam buras akan dikonsentrasikan sebagai sumber

  pendapatan keluarga. Masyarakat pada umumnya masih mengandalkan hasil pada

  Jumlah / Total 8.344 36.150.27 Sumber: Kabupaten Kaimana Dalam Angka, 2009 beberapa kampung di Distrik Kaimana kota dan UPT tangkapan laut Teluk Arguni.

  Potensi dan produksi Peternakan

  Pemeliharaan ternak di Kabupaten Kaimana secara umum masih bersifat budidaya subsisten sehingga perkembangan ternak masih sangat lambat. Tidak semua ternak dapat ditemukan di semua distrik di Kabupaten Kaimana kecuali ayam buras dan babi. Sekalipun babi dapat ditemukan di semua distrik, sebetulnya penyebarannya hanya pada kampung- kampung tertentu. Kabupaten Kaimana adalah itik dan entog, yang keberadaannya cukup menyebar di beberapa distrik. Populasi itik dan entog tersebar di Distrik Kaimana Kota. Ternak kambing yang dipelihara masyarakat dari jenis kambing kacang. Ternak ini sudah ada di Kabupaten Kaimana sejak tahun 1999 melalui program gaduhan dari Dinas Peternakan Kabupaten Fakfak. Program ini tidak berjalan dengan baik karena tidak adanya pengawasan dari dinas terkait sehingga kambing bantuan ini dijual sebelum masyarakat mampu mengembalikannya. Selanjutnya pada tahun 2004, Dinas Peternakan Kabupaten Kaimana memberikan bantuan kambing kepada masyarakat di beberapa kampung di Distrik Kaimana kota dan Buruway. Rencana pengembangan ternak kambing untuk Kabupaten Kaimana akan dipusatkan di Kampung Coa, Trikora dan Kroy.

  Sapi bali (Bos Sondaicus) di samping ternak kambing merupakan ternak ruminansia yang tersebar hampir di semua distrik di Kabupaten Kaimana. Ternak ini sudah ada di Kabupaten Kaimana sejak tahun 1992 sebagai ternak Bantuan Presiden yang diberikan kepada masyarakat melalui Dinas Peternakan Kabupaten Fakfak. Perkembangan populasi ternak ini cukup baik. Saat ini di Kampung Coa,Trikora dan Kroy Distrik Kaimana kota terdapat sekitar 500 ekor sapi bali, yang sebagian dari sapi ini rencananya akan dipindahkan ke Kampung Tanggaromi di Distrik Kaimana Kota dan Kampung Yarona di Distrik Buruway. Sejak tahun 2003 Ternak Sapi sudah dikembangkan di Kampung Yarona melalui program bantuan ternak sapi dari Dinas Peternakan Kabupaten Fakfak. Sesuai dengan rencana pengembangan sapi bali di Distrik Buruway, saat ini sedang dipersiapkan lahan seluas 10 ha untuk penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan ranch. Ternak babi yang dipelihara oleh masyarakat adalah jenis babi lokal (Sus Papuaniensis) kecuali di Distrik Teluk Etna, babi yang dipelihara oleh masyarakat adalah jenis babi putih (Chester White). Nampaknya ternak babi ini tidak berkembang dengan baik karena masyarakat kurang berminat untuk memeliharanya.

  Potensi pakan hijauan yang ada di Kabupaten Kaimana masih perlu ditingkatkan mengingat hingga saat ini pakan hijauan yang tersedia masih bersifat alami dan belum dibudidayakan. Peningkatan kualitas pakan hijauan ini perlu dilakukan karena ternak kambing dan sapi merupakan ruminansia yang berpotensi untuk dapat berkembang dengan baik. Hijauan dan leguminosa yang dapat ditemukan hampir di semua distrik adalah rumput pahitan (Paspalum conjugatum), rumput teki (Cyperus rotundus), dan berbagai rumput alam yang tahan naungan. Selain itu terdapat juga leguminosa seperti gamal (Glirisida sepium) dan lamtoro (Leucaena glauca).

  Pemasaran hasil ternak masih sangat sederhana. Masyarakat hanya menjual ternaknya pada saat tertentu saja, misalnya saat mereka memerlukan tambahan uang untuk kebutuhan rumah tangga yang mendesak, atau ada orang lain yang memerlukan ternak untuk dipotong. Harga jual ayam buras betina Rp. 30.000/ekor sedangkan ayam jantan Rp.50.000/ekor. Harga jual kambing berkisar antara Rp. 300.000 sampai Rp. 500.000/ekor sementara sapi Rp. 1.500.000 sampai Rp. 3.000.000/ekor. Penjualan ternak babi tidak selalu dalam bentuk hidup tetapi dalam bentuk daging. Harga jual babi berkisar antara Rp. 500.000 sampai Rp. 1.200.000/ekor dan Rp. 5.000/kantong plastik (kurang lebih 0,75kg). Khusus Distrik Kaimana Kota pada tahun 2004 pernah menjual sapi dan kambing ke Timika, Fakfak dan Sorong degan jumlah penjualan sapi sebanyak 60 ekor dan kambing 20 ekor.

  Sistem Pemeliharaan

  Sistem pemeliharaan ternak di Kabupaten Kaimana secara umum masih bersifat ekstensif, yaitu ternak dipelihara apa adanya tanpa memperhatikan kebutuhan ternak akan kecukupan pakan, kebutuhan kandang dan perawatan kesehatan. Ternak unggas

  (ayam buras, itik dan entok) dalam proses pemeliharaannya dibiarkan mencari pakan

  2.1.2.7.4 Sumber Daya Kelautan

  sendiri di sekitar rumah atau tempat lain. Sebagian masyarakat di Distrik Kaimana kota Ada beberapa jenis Potensi kelautan di wilayah kabupaten Kaimana yaitu : ikan telah menyediakan kandang sederhana untuk ayam buras yang mereka pelihara tanpa berbagai jenis, mutiara dan berbagai jenis molusca (lola, batulaga, madiki, keker, menyediakan pakan yang memadai. Pagi hari ayam ini dikeluarkan dari kandang untuk sawaki, sunggiang), teripang, berbagai jenis udang, rumput laut tambelo dan lain- mencari makan dan sore hari dikandangkan kembali, sementara itik dan entog tidak lain. Disamping itu juga terdapat berbagai jenis vegetasi pesisir seperti kelapa, nipah, disediakan kandang. mangrove dan lainnya. Potensi laut dan pesisir tersebut tersebar secara luas di 4 Distrik, namun hingga kini belum digali dan dikelola secara produktif dan ekonomis.

  Sistem pemeliharaan yang sama juga terjadi pada sapi dan kambing. Ternak-ternak ini tidak disiapkan kandang oleh pemiliknya. Sapi-sapi yang dipelihara hanya

  A. Zone Ekologi Kelautan

  diikat/diumbar di halaman rumah/tegalan tanpa diberi pakan hijauan yang memadai Kabupaten Kaimana memiliki sumberdaya perikanan yang sangat besar dan merupakan terutama pakan hijau yang berkualitas. potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi salah satu sektor unggulan dalam

  Ternak Kambing yang dipelihara di seluruh distrik tidak ada yang dikandangkan. Ternak- meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Saat ini, ada dua kegiatan pemanfaatan ternak ini memanfaatkan pinggiran-pinggiran bangunan untuk berteduh pada malam sumberdaya perikanan yang menonjol, yaitu kegiatan perikanan tangkap dan budidaya hari, sementara pada siang hari kambing akan merumput dimana saja. kerang mutiara.

  Sama halnya dengan ternak-ternak tersebut di atas, ternak babi juga dibiarkan Kegiatan perikanan tangkap dimanfaatkan baik oleh masyarakat setempat dengan berkeliaran tanpa disiapkan kandang, kecuali di Kampung Wosokunu Distrik Teluk Etna. oritentasi perikanan pesisir yang bersifat tradisional dan perusahaan komersial yang

  Walaupun sederhana di kampung ini ternak babi telah mempunyai kandang. Secara lebih terkonsentrasi pada perairan laut. Perikanan tradisional dicirikan oleh alat umum pakan yang diberikan oleh pemilik ternak babi adalah limbah dapur dan limbah transportasi yang kecil (sampan dan kolekole) dengan tenaga pengerak dayung dan pertanian. motor tempel berdaya-pengerak yang rendah. Teknologi pengoperasian alat juga masih sangat sederhana dan bersifat turun temurun. Kondisi-kondisi ini lebih

  Tabel 2.10

  disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang lambat pada

  Jenis dan Populasi Ternak Tahun 2008

  kebanyakan kampung-kampung pesisir di Kabupaten Kaimana, sebagai akibat isolasi

  No. Jenis Ternak Jumlah (ekor)

  geografik, infrastrutur yang belum memadai less). Ikan yang tertangkap sebagai “by