Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sukawati - Kecamatan Sukawati - Kabupaten Gukawati.

(1)

i

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE IX TAHUN 2016

DESA : SUKAWATI

KECAMATAN : SUKAWATI KABUPATEN/KOTA : GIANYAR

NAMA MAHASISWA : NI MADE AYU MEGA TRISNAYANI PUTRI NIM : 1308205005

FAKULTAS/PS : MIPA/FISIKA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan individu program Keluarga Dampingan di Desa Sukawati ini. Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).

Dalam penyelesaian program Keluarga Dampingan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yaitu:

1. Ibu Putu Lirishati Soethama.,SS.,M.Hum selaku dosen pembimbing lapangan yang

telah memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program dengan baik.

2. Bapak Dewa Gede Dwi Putra, selaku Kepala Desa Sukawati yang membantu penulis

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi penulis.

3. Bapak I Made Abur, selaku Sekretaris Desa Sukawati yang membantu penulis dalam

menyelesaikan masalah dan membantu dalam mencari solusi.

4. Bapak I Wayan Metra.,SP, selaku Kelian Dinas Banjar Gelumpang yang telah

membantu mahasiswa dalam melakukan survei Keluarga Dampingan dan membantu dalam berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa.

5. I Wayan Tampiana, selaku kepala Keluarga Dampingan yang telah bekerja sama

dengan baik dan terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan lancar.

6. Teman-teman KKN PPM di Desa Sukawati yang memberikan semangat dan pendapat

dalam pemecahan masalah yang dihadapi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Namun, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini sangat penulis harapkan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Sukawati, 27 Agustus 2016 Penulis


(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... v

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.1.1 Identitas Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 6

2.1 Permasalahan Keluarga ... 6

2.2 Masalah Prioritas ... 6

2.2.1 Permasalahan Ekonomi ... 6

2.2.2 Permasalahan Kesehatan ... 7

2.2.3 Permasalahan Pendidikan ... 7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8

3.1 Program ... 8

3.1.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi ... 8

3.1.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan ... 9

3.1.3 Penyelesaian Masalah Pendidikan ... 9

3.2 Jadwal Kegiatan ... 10

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 13

4.1 Pelaksanaan ... 13

4.1.1 Waktu ... 13

4.1.2 Lokasi ... 13

4.1.3 Kegiatan Pelaksanaan ... 13

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga ... 13

4.2.1 Pendampingan Keluarga Bidang Ekonomi ... 13

4.2.2 Pendampingan Keluarga Bidang Kesehatan ... 14


(4)

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga ... 15

BAB V PENUTUP ... 16

5.1Simpulan ... 16

5.2Rekomendasi ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17


(5)

(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana (KKN PPM UNUD) adalah mendampingi keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera. Tujuan dari diadakannya program ini yaitu untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya.

Mahasiswa dalam hal ini bertugas untuk mengidentifikasi masalah serta memecahkan untuk mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan yang bersangkutan. Keluarga yang didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Khususnya dapat memberdayakan keluarga di Keluarga Dampingan.

Keluarga Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di dusun/banjar yang terdapat di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Desa Sukawati memiliki 13 banjar, yaitu Banjar Dlodpangkung, Banjar Mudita, Banjar Kebalian, Banjar Palak, Banjar Babakan, Banjar Pekuwudan, Banjar Tebuana, Banjar Gelumpang, Banjar Telabah, Banjar Tameng, Banjar Bedil, Banjar Dlodtangluk dan Banjar Gelulung. Pada program pendampingan KK ini, pihak Desa merekomendasikan 16 KK yang dinilai paling tepat untuk mendapat pendampingan. Pada KKN PPM Udayana 2016 periode XIII ini setiap mahasiswa memiliki 1 KK dampingan sesuai data yang diberikan oleh pihak Desa Sukawati.

1.1 Profil Keluarga

1.1.1 Identitas Keluarga Dampingan

No Nama Status Umur / Tgl Lahir

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1. I Wayan

Tampiana

Suami (Kepala

50 Tahun/ 31-12-1966

SLTP Belum

Bekerja

Belum bekerja dikarenakan


(7)

2

Keluarga) mengidap

penyakit kencing manis

2. Ni Nyoman

Bakti Asih

Istri 49 Tahun/

11-09-1967

SLTP Karyawan

Swasta

Ibu Nyoman bekerja sebagai pegawai perak di

Perusahaan UC. Silver

3 I Wayan

Tangkas Hariyasa Anak Pertama 17 Tahun/ 25-01-1999

SMA Pelajar Wayan Tangkas

sedang mengenyam pendidikan di

SMKN Selokarang

Bapak Wayan Tampiana beserta anggota keluarganya tinggal di Dusun Gelumpang,

Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Keluarga ini menempati rumah

yang sudah permanen. Rumah Bapak Wayan Tampiana memiliki luas 10 x 6 m yang terdiri dari 4 kamar tidur, sedangkan 1 dapur dan 1 kamar mandi letaknya terpisah. Kamar mandi terletak diluar bangunan utama tepatnya dibelakang rumah dengan bentuk fisiknya masih layak digunakan. Sementara dapur terletak diluar bangunan tepatnya disamping rumah dimana dapur tersebut digunakan bersama 2 KK.

Bapak Wayan Tampiana lahir di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati yang saat ini

berumur 50 tahun. Bapak Wayan Tampiana menikah dengan IbuNi Nyoman Bakti Asih yang

berasal dari Dusun Gelumpang, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati. Mereka menetap di

Sukawati, dimana dari perkawinan mereka melahirkan seorang anak yang bernama I Wayan Tangkas Hariyasa. Saat ini Bapak Wayan Tampiana sudah tidak bekerja lagi karena Beliau mengidap penyakit kencing manis sejak tahun 2008 silam, sehingga saat ini yang menjadi tulang punggung keluarga adalah istrinya Ibu Nyoman Bakti Asih. Ibu Nyoman Bakti Asih bekerja sebagai pegawai perak di Perusahaan UC. Silver. Dimana, upah yang didapat tidak terlalu banyak untuk menghidupi seorang anak dan suami yang sedang sakit dimana upah yang Ibu Nyoman dapatkan berkisar Rp. 1.000.000 per bulan. Dimana Bapak Wayan Tampiana yang sedang sakit pun berusaha membantu istrinya untuk mencari nafkah yaitu


(8)

dengan membuat berbagai jejaitan yang bisa di jual sebagai kebutuhan upakara. Bapak I Wayan Tampiana tidak merasa bosan dikarenakan kegiatan membuat jejaitan tersebut dan

hasilnya pun cukup untuk di tabung dan digunakan untuk biaya check up tiap bulan ke

Rumah Sakit Gianyar. Anak semata wayang Bapak I Wayan Tampiana sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Silakarang. Wayan Tangkas saat ini duduk di bangku kelas 2 SMKN Silakarang Tegalalang dan tidak memiliki Kartu Indonesia Pintar, sehingga biaya pendidikan Wayan Tangkas dibiayai oleh Ibunya. Rata-rata pengeluaran biaya sekolahnya yaitu Rp. 135.000 per semester sedangkan uang saku Wayan

Tangkas berkisar Rp. 20.000 – Rp. 35.000 per hari jika di rata-ratakan menjadi Rp. 900.000

per bulan. Wayan Tangkas sempat mengalami tekanan batin dikarenakan sejak Ia berumur 9 tahun telah mendapati bapaknya sakit dan terbaring lemah di tempat tidur. Saat itu, ketegaran dan kasih saying Ibu Nyoman Bakti Asih sangat berperan penting untuk menguatkan anak tunggalnya tersebut. Memberi pengertian bahwa setiap hidup ada baik dan buruk yang harus diterima dengan ikhlas tanpa mengeluh. Berjuang bersama-sama demi kehidupan yang layak selalu Ibu Nyoman Bakti Asih tanamkan dalam benak anaknya dengan harapan agar anaknya bisa hidup lebih baik lagi.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak I Wayan Tampiana merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal

di daerah Dusun Gelumpang yang berada pada situasi kurang sejahtera. Akibat pendidikan

Bapak I Wayan Tampiana yang tamatan SLTP dan Ibu Ni Nyoman Bakti Asih yang hanya tamatan SLTP, mengakibatkan pilihan kerja mereka tidak banyak. Ibu Nyoman Bakti Asih bekerja di UC. Silver sebagai pegawai perak, bekerja dari jam 08.00-18.00. Terkadang lama bekerja Ibu Nyoman Bakti Asih tidak menentu karena tergantung banyaknya perak yang harus di produksi tiap harinya, jika produksi perak meningkat maka Beliau bekerja sampai jam 19.00, jika perak yang diproduksi sedikit bisa bekerja sampai jam 18.00. Di waktu senggang Bapak Wayan Tampiana membuat jejaitan sebagai bahan upakara yang akan di jual ke warga lain, meskipun hasilnya tidak seberapa tetapi pekerjaan sampingan tersebut sangat membantu Ibu Nyoman Bakti Asih dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari

Untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan pangan atau memasak keluarga


(9)

4 dan keperluan tak terduga. Dalam keluarga ini yang memasak adalah satu orang yaitu sang ibu dalam satu dapur, dimana dapurnya terletak disamping bangunan rumah. Adapun perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga ini dalam sebulan adalah sebagai berikut :

Makan sehari-hari : Rp 30.000 x 30 hari = Rp 900.000

Kebutuhan Mck = Rp 30.000

Uang Saku = Rp 900.000

Pembelian Obat = Rp 75.000+

Rp 1.905.000

b. Sosial

Pengeluaran di bidang sosial, mencakup keperluan – keperluan adat istiadat di

banjar dan lain-lain jumlahnya tidak tetap dan bersifat kondisional. Dalam kegiatan sosial ini, keluaraga ini mempunyai pengeluaran dalam sebulan yang dapat diperkirakan sebagai berikut:

Biaya suka duka banjar = Rp 200.000

Pengeluaran tidak terduga = Rp 50.000 +

Rp 250.000/per bulan c. Kesehatan

Dari segi kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Tampiana merupakan keluarga yang peduli terhadapan kesehatan, terlihat dari kondisi rumah yang bersih. Namun, Bapak Wayan Tampiana termasuk dalam keluarga prasejahtera yang sudah masuk database

Desa Sukawati sehingga mereka bisa mendapatkan bantuan pengobatan pemerintah

dengan Kartu BPJS dari perusahaan tempat Ibu Nyoman Bakti Asih bekerja.

Sejak 8 tahun yang lalu Bapak I Wayan Tampiana mengidap penyakit kencing manis. Saat ini kondisi Bapak I Wayan Tampiana mengalami amputasi jempol kaki kanan. Kondisi ini tidak membuat Bapak I Wayan Tampiana putus asa menjalani hidup. Tetapi Bapak I Wayan Tampiana berusaha untuk sembuh dan sehat kembali d. Pendidikan

Untuk pengeluaran pendidikan anaknya keluarga Bapak I Wayan Tampiana menggantungkan dari hasil bekerja istrinya sebagai pegawai perak. Anak tunggal Bapak I Wayan Tampiana saat ini sedang bersekolah. Anaknya tersebut duduk di bangku sekolah menengah atas sehingga biaya SPP-nya masih dibiayai oleh IbuNyoman Bakti Asih karena tidak mendapat beasiswa di sekolah maupun tidak


(10)

memiliki Kartu Indonesia Pintar. Maka pengeluaran keluarga ini untuk keperluan pendidikan, rinciannya sebagai berikut:

1. Buku tulis dan LKS = Rp 135.000

e. Lain-lain

Dalam keluarga ini sudah terdapat aliran listrik dan air yang cukup sehingga biaya lain-lain yang rutin harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 75.000 dan biaya pembayaran air swadaya sebesar Rp 100.000. Selain itu, biaya yang juga harus dikeluarkan adalah biaya untuk keperluan upacara keagamaan. Walaupun biaya ini tidak rutin setiap bulannya tapi biaya ini cukup besar terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti upacara galungan dan kuningan serta piodalan. Untuk hari besar keagamaan seperti hari raya galungan dan kuningan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 100.000, sedangkan biaya untuk upacara piodalan sekitar Rp 200.000. Biaya tersebut digunakan untuk membeli janur, buah-buahan, canang dan perlengkapan lainnya.

Dengan pendapatan yang hanya Rp 1.300.000 sedangkan pengeluaran perbulannya juga mencapai sekitar Rp 1.905.000, sehingga dapat dilihat pengeluaran dan pemasukan keluarga Bapak I Wayan Tampiana masih kurang tiap bulannya. Terkadang Ibu Nyoman Bakti Asih mendapatkan bantuan dana dari saudara Bapak I Wayan Tampiana yang masih bujang. Dana tersebut yang dipakai sebagai uang saku anaknya. Walaupun bantuan yang diberikan tidak seberapa tetapi keluarga Bapak I Wayan Tampiana selalu bersyukur dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.


(11)

6

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan dan pertemuan ke rumah keluarga dampingan, identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode kekeluargaan dengan melakukan pendekatan ke keluarga Bapak I Wayan Tampiana.

Permasalahan yang terjadi pada keluarga Bapak I Wayan Tampiana adalah permasalahan:

a. Ekonomi

b. Kesehatan

c. Pendidikan

2.2 Masalah Prioritas

Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Bapak I Wayan Tampiana diantaranya adalah masalah ekonomi dan masalah kesehatan.

2.2.1 Permasalahan Ekonomi

Permasalahan utama keluarga Bapak I Wayan Tampiana yaitu masalah ekonomi keluarga. Sejak 8 tahun silam Bapak I Wayan Tampiana tidak bekerja lagi akibat penyakit kencing manis yang dialami dimana sebelumnya Bapak I Wayan Tampiana bekerja sebagai buruh bangunan. Melihat kondisi Bapak I Wayan Tampiana seperti itu, Ibu Nyoman Bakti Asih yang merupakan istri Bapak I Wayan Tampiana. Beliaulah yang menjadi tulang punggung keluarga, dengan tanggungan seorang suami dan seorang anak. Terlebih lagi tanggungan satu orang anak yang biaya sekolahnya tidak mendapat tanggungan dari pemerintah.

Kondisi yang penulis dapati saat berkunjung ke rumah keluarga dampingan terkait permasalahan ini sangat memprihatinkan oleh karena itu penulis menyarankan agar Bapak I Wayan Tampiana dan Ibu Nyoman Bakti Asih memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.


(12)

Permasalahan kesehatan yang dimiliki oleh keluarga Bapak I Wayan Tampiana adalah keluarga Bapak I Wayan Tampiana tidak memiliki kartu kesehatan dari pemerintah seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saat ini keluarga Bapak I Wayan Tampiana hanya memiliki kartu BPJS saja, kartu tersebut merupakan tanggungan dari tempat istrinya bekerja. Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak untuk seluruh masyarakat Indonesia, namun hanya untuk mereka yang terdaftar sebagai peserta. Anggota yang telah mendaftar kartu BPJS akan dikenakan iuran, dimana iuran yang dibayarkan ke bank sesuai dengan jenis kepesertaannya. Ibu Nyoman Bakti Asih mendaftarkan kartu BPJS melalui tempat Beliau bekerja, dimana setiap bulannya upah Ibu Nyoman Bakti Asih di potong senilai Rp. 50.000 per bulan. Upah yang terbilang kurang dan dipotong untuk membayar iuran kartu BPJS membuat Ibu Nyoman Bakti Asih harus menghemat pengeluaran rumah tangga.

Masalah yang penulis dapati yaitu keluarga Bapak I Wayan Tampiana belum mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). KIS merupakan perluasan dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang di jalankan oleh BPJS Kesehatan. KIS ini memiliki kelebihan yaitu bisa menanggung Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sejak tahun lalu, Bapak I Wayan Tampiana telah mengajukan ke Kepala Dusun setempat untuk mendaftar menjadi anggota KIS, akan tetapi sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang pasti.

2.2.3 Permasalahan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan seseorang. Pendidikan yang tinggi dapat kehidupan layak. Bapak I Wayan Tampiana menanggung seorang anak yang bernama I Wayan Tangkas. Saat ini, Wayan Tangkas duduk dibangku kelas 2 di SMKN Selokarang. Permasalahan pendidikan keluarga Bapak I Wayan Tampiana yaitu anak sulung Beliau tidak mendapat tanggungan pendidikan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), sehingga biaya pendidikan anak sulung Beliau ditanggung sendiri. Ibu Nyoman Bakti Asih sempat mengajukan beasiswa di sekolah anaknya tetapi apa daya rejeki belum didapat keluarga Bapak I Wayan Tampiana.


(13)

8

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan dari Keluarga Dampingan. Adapun program yang dilaksanakan selama mendampingi keluarga Bapak I Wayan Tampiana diantaranya Program Tukar Pikiran Mengenai Masalah Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan.

Kegiatan yang telah dilakukan adalah kegiatan-kegiatan survey ke keluarga dampingan. Kegiatan ramah tamah diperlukan pertama kali untuk lebih mengakrabkan mahasiswa kepada keluarga dampingan. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari pertama ke keluarga tersebut. Pada hari-hari berikutnya, mahasiswa mulai meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam keluarga tersebut. Untuk memperoleh informasi tersebut dilakukan dengan cara ramah-tamah, ngobrol-ngobrol biasa ataupun sebatas basa-basi. Dengan demikian, dapat diketahui permasalahan yang dihadapi serta dilakukan juga dengan meneliti keadaan rumah secara langsung dengan meminta izin ke keluarga terlebih dahulu.

3.1.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi atau Pendapatan

Masalah ekonomi merupakan masalah yang umum kita jumpai pada banyak masyarakat di Desa. Pemecahan masalah ekonomi dalam pekerjaan merupakan hal yang penting karena pekerjaan diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan finansial. Kebutuhan finansial diperlukan untuk dapat melangsungkan hidup. Pekerjaan dengan penghasilan kecil sampai yang terbesar merupakan wujud nyata penghargaan terhadap hidup dan kemauan untuk berusaha memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatan keluarga Bapak I Wayan Tampiana yang didapat dari hasil kerja istrinya tidak begitu besar sebagai pegawai perak dan hasil berjualan jejaitan yang dibuat sendiri oleh Bapak I Wayan Tampiana diharapkan mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan tanggungan 1 orang anak. Dengan memperhatikan hal tersebut, saran yang mungkin diberikan adalah dengan membiasakan keluarga untuk membuat rencana keuangan yang sederhana setiap hari untuk mengetahui arus kas pemasukan/pengeluaran. Dengan membuat rencana keuangan, maka keluarga dapat menyusun alokasi dana dan dapat menentukan yang mana prioritas kebutuhan dalam keluarganya sehingga dapat


(14)

menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung sebagai bekal untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Solusi lain yang diberikan antara lain dengan membuat lebih banyak lagi jenis jejaitan sebagai kebutuhan upakara untuk menambah pundi-pundi keuangan keluarga.

3.1.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan

Permasalahan yang dihadapi keluarga Bapak I Wayan Tampiana dalam permasalahan kesehatan perlu dicarikan solusinya. Masalah kesehatan Bapak I Wayan Tampiana yang mengidap sakit kencing manis yang belum sembuh total membuat istrinya berhati-hati dalam memberikan asupan makanan. Ibu Nyoman Bakti Asih sebaiknya membuatkan nasi rendah karbohidrat seperti nasi beras merah, dengan begitu diharapkan kadar gula Bapak I Wayan Tampiana tidak naik lagi.

Dalam penyelesaian masalah biaya untuk kesehatan keluarga ini mempergunakan fasilitas kesehatan berupa asuransi kesehatan sehingga asuransi tersebut dapat digunakan untuk mendapat pengobatan gratis dan obat yang lebih murah di puskesmas setempat. Namun kepemilikan asuransi kesehatan keluarga ini yaitu BPJS yang telah diganti dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Penulis membantu mencari informasi mengenai perkembangan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang telah diajukan setahun yang lalu ke Kepala Dusun Lingkungan Gelumpang. KIS tersebut nantinya dapat menekan biaya dalam pengobatan Bapak I Wayan Tampiana sehingga Ibu Nyoman Bakti Asih tidak perlu lagi membayar iuran BPJS setiap bulannya. Hal ini tentu dapat lebih memudahkan keluarga ini untuk mendapat pelayanan kesehatan yang layak.

Solusi sederhana yang cukup penting bagi keluarga ini salah satunya adalah menanam TOGA di sekitar halaman rumah. Selain dapat menambah asri dan sehat pada lingkungan juga sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit yang ringan seperti batuk, pilek, dan penyakit lain tanpa harus membeli obat dan tentu sedikiynya dapat menekan pengeluaran.


(15)

10

3.1.3 Penyelesaian Masalah Pendidikan

Masalah pendidikan di keluarga Bapak I Wayan Tampiana secara umum dirasa tidak ada masalah karena secara kesadaran Bapak I Wayan Tampiana sudah sangat tinggi mengetahui pentingnya pendidikan, dimana tekad untuk menyekolahkan anaknya pun sudah terlihat dari anak semata wayangnya yang sampai saat ini bersekolah hingga jenjang SMK. Untuk menambah semangat anaknya meraih prestasi, maka diberikan bantuan dengan memberi pengertian secara perlahan, dan memberi hadiah/ kenang-kenangan berupa , buku tulis, pensil dan bolpoin, dan hadiah kecil lain.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan dampingan keluarga dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah keluarga Bapak I Wayan Tampiana sebanyak 18 kali dalam sebulan pelaksanaan KKN PPM. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

No Hari/tanggal Waktu Durasi

(jam) Jenis Kegiatan

1 Minggu, 24

Juli 2016

08.00-12.00 4

Meminta data Keluarga Dampingan yang telah ditentukan kepada Kelian Banjar Dinas Gelumpang

2 Senin, 25 Juli

2016

14.00-19.00 5

Perkenalan dengan KK Bapak I Wayan Tampiana

3 Selasa, 26 Juli

2016

16.00-20.00 4

Meminta biodata dan kunjungan pertama ke Keluarga Dampingan

4 Sabtu, 30 Juli

2016

16.00-21.00 5

Diskusi ringan dan sharing guna

mengidentifikasi masalah yang dihadapi Keluarga Dampingan

5 Senin, 1

Agustus 2016

16.00-21.00 5

Mengidentifikasi pendapatan dan

pengeluaran Keluarga Dampingan

6 Rabu, 3

Agustus 2016

15.00-20.00 5

Berdiskusi dengan Keluarga Dampingan tentang masalah lainnya dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi Keluarga Dampingan

7 Sabtu, 6

Agustus 2016

16.00-21.00 5

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk diskusi ringan dengan keluarga damping


(16)

sambil memberi sedikit penjelasan akibat dari penyakit kencing manis

8 Senin, 8

Agustus 2016

12.00-18.00 6

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk diskusi ringan dengan keluarga dampingan serta mendengarkan keluhan batin yang Ibu Nyoman Bakti Asih hadapi sejak 8 tahun belakangan

9 Kamis, 11

Agustus 2016

11.00-17.00 6

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk diskusi ringan dengan keluarga dampingan serta memberikan janur hijau sebagai bahan jejaitan

10 Minggu, 14

Agustus 2016

16.00-21.00 5

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk diskusi ringan dengan keluarga dampingan dan membantu Bapak I Wayan Tampiana membuat jejaitan

11 Senin, 15

Agustus 2016

10.00-15.00 5

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk

berbincang – bincang dan menghibur

sambil melepas penat Bapak I Wayan Tampiana

12 Selasa, 16

Agustus 2016

11.00-16.00 5

Mendekatkan diri dan memberikan solusi atas masalah pendapatan dengan cara berwirausaha untuk menambah pemasukan Keluarga Dampingan

13 Kamis, 18

Agustus 2016

14.00-19.00 5

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk

berbincang – bincang dan menghibur

sambil melepas penat Ibu Nyoman Bakti Asih sehabis pulang bekerja

14 Sabtu, 20

Agustus 2016

16.00-21.00 5

Mengunjungi ke KK dampingan untuk berbagi informasi mengenai pendidikan dengan anak Bapak I Wayan Tampiana

15 Minggu, 21

Agustus 2016

08.00-13.00 5

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk

berbincang – bincang dan membantu Ibu


(17)

12

16 Rabu, 24

Agustus 2016

10.00-15.00 5

Mengunjungi Keluarga Dampingan dan memberikan pengertian tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan makanan

17 Kamis, 25

Agustus 2016

15.00-21.00 6

Mengunjungi Keluarga Dampingan dan membantu Ibu Nyoman Bakti Asih membuat jejaitan dan canang

18 Sabtu, 27

Agustus 2016

16.00-20.00 4

Mengunjungi ke Keluarga Dampingan

untuk memberikan sembako serta


(18)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1Pelaksanaan

4.1.1. Waktu

Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 18 kali.

4.1.2. Lokasi

Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Sukawati, Kecamantan Sukawati, Kapubaten Gianyar. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah I Wayan Tampiana di Dusun/Banjar Gelumpang, Desa Sukawati.

4.1.3. Kegiatan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII Universitas Udayana di Desa Sukawati. Kegiatan yang dilakukan melakukan survei terhadap KK Dampingan dan berkunjung ke rumah keluarga I Wayan Tampiana. Selama kunjungan,

dilakukan obrolan – obrolan santai bersama anggota keluarga Bapak I Wayan Tampiana

agar terciptanya suasana yang nyaman dalam menceritakan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Beliau dan dapat menerima solusi - solusi yang ditawarkan. Kunjungan

yang dilakukan ke keluarga dampingan sebanyak 18 kali selama sebulan, dimana rata –

rata kunjungan dari 4 - 5 jam untuk setiap kunjungan.

4.2Hasil Pendampingan Keluarga

Adapun hasil dari pendampingan keluarga I Wayan Tampiana yaitu: 4.2.1 Pendampingan Keluarga Bidang Ekonomi

Keterbatasan waktu menyebabkan kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan mengingat penulis hanya memiliki waktu selama 5 minggu, sementara untuk mengatasi suatu permasalahan


(19)

14 ekonomi dalam sebuah Keluarga Dampingan (KD) membutuhkan waktu yang cukup lama.

Meskipun demikian, Pendamping KD telah berusaha memberikan saran/solusi yang

terbaik agar pengeluaran dan pemasukan keuangan sehari – hari keluarga Bapak I Wayan

Tampiana kurang stabil sehingga istrinya mampu mengatur pemasukan dan pengeluaran rumah tangga. Tidak banyak yang bisa Pendamping berikan untuk keluarga Bapak I Wayan Tampiana selain mengajarkan keluarga Beliau untuk membuat rencana keuangan yang sederhana untuk mengetahui arus kas masuk dan keluar, memberikan sedikit modal untuk usaha sampingan yang telah diusulkan, membantu membuat jejaitan yang akan dijual kembali, memberikan motivasi kepada anak Beliau betapa berpengaruhnya pendidikan terhadap pilihan kerja, serta memberikan sedikit bantuan sembako yang setidaknya dapat mengurangi pengeluaran KD dalam sebulan.

4.2.2 Pendampingan Keluarga Bidang Kesehatan

Adapun hasil dari pendampingan di bidang kesehatan yaitu; Pendamping telah berusaha membantu mencarikan informasi mengenai pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Desa Sukawati dan memberikan sedikit penjelasan mengenai bahaya penyakit kencing manis agar anak Beliau tidak mengidap penyakit tersebut nantinya . Pendamping juga memberikan solusi kepada Ibu Ni Nyoman Sutami agar menjalankan pola hidup yang sehat dan member pengertian pentingnya kesehatan lingkungan dan makanan khususnya untuk Bapak I Wayan Tampiana yang mengidap penyakit kencing manis dengan memberikan Beliau beras merah untuk mencegah naiknya kadar gula dalam tubuh Beliau, serta mengajarkan Ibu Nyoman Bakti Asih olah nafas dan menyarankan

agar beliau tidak berfikir berat (stress) demi kesehatan.

4.2.3 Pendampingan Keluarga Bidang Pendidikan

Hasil dari pendampingan di bidang pendidikan diantaranya; pendamping memberikan saran/solusi kepada I Wayan Tangkas anak semata wayang Bapak I Wayan Tampiana yang sedang menempuh pendidikan SMK agar terus mencari beasiswa guna meringankan tanggungan keluarga dan Pendamping juga berusaha membantu mengajukan beasiswa di sekolah dengan bantuan Kepala Desa.


(20)

4.3Kendala Pendampingan Keluarga

Dalam pelaksanaan program pendampingan keluarga ini, penulis tidak menemukan kendala yang berarti karena keluarga Bapak I Wayan Tampiana sangat bersahabat dan terbuka dalam menerima mahasiswa KKN. Walaupun Bapak I Wayan Tampiana dalam kondisi sakit tetapi tidak tampak sedikit rasa lelah di raut wajah Beliau. Selain itu, rumah KK dampingan sangat dekat dan akses jalan menuju rumah sangat baik, hanya saja waktu yang dimiliki Pendamping terbatas untuk memberdayakan Keluarga Dampingan (KD).


(21)

16

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan yang ditarik dari hasil pendampingan keluarga kurang mampu yang dilakukan selama kegiatan KKN PPM XIII Udayana selama 18 kali atau setara jam kunjungan terhadap keluarga Bapak I Wayan Tampiana di Banjar Geumpang Desa Sukawati adalah termasuk keluarga miskin yang mengalami permasalahan perekonomian buruk dimana ini dapat mengurangi atau menganggu tingkat kesejahteraan dan kesehatan keluarga. Solusi yang dapat dilakukan untuk keluarga dampingan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut.

Program pemecahan masalah yang dijalankan berupa pelatihan untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga, serta bagaimana cara menyisihkan uang agar dapat di tabung. Selain memberikan solusi masalah dan motivasi, sumbangan berupa beberapa bahan pangan dan sandang pokok juga diberikan untuk meringankan sedikit beban ekonomi yang ditanggung oleh Bapak I Wayan Tampiana.

5.2 Rekomendasi

1. Keluarga Dampingan disarankan untuk dapat mencari peluang lain dalam memenuhi

kebutuhan keluarga seperti menjual berbagai jenis jejaitan sebagai kebutuhan upakara dan mendistributorkan ke warung-warung sekitar rumah.

2. Keluarga dampingan disarankan untuk mendahulukan prioritas kebutuhan keluarga

dengan membiasakan membuat rencana keuangan sederhana sehingga kelebihan uangnya dapat ditabung yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan mendadak.

3. Agar Bapak Wayan Tampiana dan Ibu Nyoman Bakti Asih memberikan

petuah-petuah atau pengertian kepada anak semata wayangnya yang nanti akan bertanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga.

4. Dalam menyelesaikan masalah bidang kesehatan disarankan agar Bapak I Wayan

Tampiana melanjutkan check up rutin tiap bulan di Rs. Gianyar, sementara menggunakan kartu BPJS hingga nanti KIS dapat diperoleh keluarga ini.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

____.2016. ”Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemerdayaan Masyarakat

(KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana.

Rimawan, Angga., 2015. “Laporan Pendampingan Keluarga Kuliah Kerja Nyata

Pembelajaran Pemerdayaan Masyarakat Universitas Udayana”. Universitas Udayana.


(23)

18

LAMPIRAN FOTO

Foto Rumah Keluarga Bapak I Wayan Tampiana


(24)

Foto Dapur Keluarga Bapak I Wayan Tampiana


(25)

20 Foto Pendamping dengan Keluarga Bapak I Wayan Tampiana


(1)

4.3Kendala Pendampingan Keluarga

Dalam pelaksanaan program pendampingan keluarga ini, penulis tidak menemukan kendala yang berarti karena keluarga Bapak I Wayan Tampiana sangat bersahabat dan terbuka dalam menerima mahasiswa KKN. Walaupun Bapak I Wayan Tampiana dalam kondisi sakit tetapi tidak tampak sedikit rasa lelah di raut wajah Beliau. Selain itu, rumah KK dampingan sangat dekat dan akses jalan menuju rumah sangat baik, hanya saja waktu yang dimiliki Pendamping terbatas untuk memberdayakan Keluarga Dampingan (KD).


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan yang ditarik dari hasil pendampingan keluarga kurang mampu yang dilakukan selama kegiatan KKN PPM XIII Udayana selama 18 kali atau setara jam kunjungan terhadap keluarga Bapak I Wayan Tampiana di Banjar Geumpang Desa Sukawati adalah termasuk keluarga miskin yang mengalami permasalahan perekonomian buruk dimana ini dapat mengurangi atau menganggu tingkat kesejahteraan dan kesehatan keluarga. Solusi yang dapat dilakukan untuk keluarga dampingan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut.

Program pemecahan masalah yang dijalankan berupa pelatihan untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga, serta bagaimana cara menyisihkan uang agar dapat di tabung. Selain memberikan solusi masalah dan motivasi, sumbangan berupa beberapa bahan pangan dan sandang pokok juga diberikan untuk meringankan sedikit beban ekonomi yang ditanggung oleh Bapak I Wayan Tampiana.

5.2 Rekomendasi

1. Keluarga Dampingan disarankan untuk dapat mencari peluang lain dalam memenuhi kebutuhan keluarga seperti menjual berbagai jenis jejaitan sebagai kebutuhan upakara dan mendistributorkan ke warung-warung sekitar rumah.

2. Keluarga dampingan disarankan untuk mendahulukan prioritas kebutuhan keluarga dengan membiasakan membuat rencana keuangan sederhana sehingga kelebihan uangnya dapat ditabung yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan mendadak. 3. Agar Bapak Wayan Tampiana dan Ibu Nyoman Bakti Asih memberikan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

____.2016. ”Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemerdayaan Masyarakat

(KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Udayana.

Rimawan, Angga., 2015. “Laporan Pendampingan Keluarga Kuliah Kerja Nyata

Pembelajaran Pemerdayaan Masyarakat Universitas Udayana”. Universitas


(4)

LAMPIRAN FOTO


(5)

Foto Dapur Keluarga Bapak I Wayan Tampiana


(6)

Foto Pendamping dengan Keluarga Bapak I Wayan Tampiana