PENDAHULUAN Pengembangan Bahan Ajar Materi Ips Terpadu Kelas Vii Smp Sub Tema Keadaan Alam Di Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan di bidang pendidikan semakin lama menjadi semakin kompleks dan semakin sarat dengan tantangan. Kebijakan dan program-program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti program manajemen berbasis sekolah (MBS), kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tampak tidak memberi solusi terhadap permasalahan permasalahan pendidikan yang berkembang (Sanaky, dalam I Dewa Gede:2014). Program, kebijakan dan perubahan-perubahan yang dilaksanakan pemerintah juga tampak kurang memiliki prioritas sehingga memunculkan berbagai persoalan baru. Persoalan dana pendidikan, persoalan manajemen pendidikan dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan kebijakan perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 yang pada umumnya menunjukkan semakin kompleksnya permasalahan di bidang pendidikan. Menyadari pentingnya permasalahan di bidang pendidikan tersebut, pemerintah harus lebih meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara melakukan pengembangan dan perbaikan kurikulum. Pengembangan Kurikulum 2013 ini merupakan bagian dari strategi dalam meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya lama siswa bersekolah, lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan, dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.
Berdasarkan pidato guru besar Edy Purwanto (2010) secara umum problem pembelajaran faktor utamanya terletak pada kelemahan guru dalam menguasai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar mereka tidak lebih dari apa
(2)
2
yang tertulis dalam buku teks, sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak dikenali dan bahkan diajarkan begitu saja kepada siswa.
Disamping persoalan yang telah disebutkan, dalam pembelajaran geografi juga ditemukan rendahnya minat siswa terhadap pelajaran geografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran geografi menduduki rangking 8-9 untuk SMA dan 13-14 untuk SMP dari sejumlah mata pelajaran (sekitar 15 mata pelajaran). Di duga hal ini disebabkan oleh dua hal: buku geografi yang tidak menarik dan banyak mengandung kesalahan serta guru geografi yang tidak profesional. Selain itu, pembelajaran geografi baik di sekolah maupun perguruan tinggi masih bermasalah, terutama belum dilakukan pembatasan objek formal dan material geografi untuk kepentingan siswa. Akibatnya, pendidikan geografi menjadi tidak menraik dan terkesan sebagai mata pelajaran hafalan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum yang berlandasan ruang lingkup yang jelas, sederhana, dan menggunakan sumber yang ada di sekitar siswa sangat diperlukan. Dengan demikian para guru geografi perlu melakukan pengembangan kurikulum dan penyusunan bahan ajar yang kontekstual dan mudah dipelajari siswa. Hal ini meletakkan fungsi guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai perancang atau pengembang bahan pembelajaran. Pengembangannya pun didasarkan pada konsep desain pembelajaran yang berlandaskan pada sebuah kompetensi atau untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Lestari (2013:11), Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan bahan ajar yang digunakan sebagai penunjang dalam memperoleh informasi tidak harus mengacu pada satu bahan ajar tetapi berbagai macam bahan ajar. Sebenarnya banyak sumber belajar yang bisa digunakan sebagai penunjang pembelajaran khususnya pembelajaran IPS, serta menambah pengetahuan dan wawasan siswa semakin luas. Sumber belajar yang lain itu berupa
(3)
3
lingkungan, dan sumber-sumber dari media cetak maupun media elektronik. Sehingga perlu disediakannya bahan ajar yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas. Perumusan dimaksud diwujudkan dalam bentuk kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Pada penelitian ini, penulis menggunakan Kompetensi Dasar 3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomidari kelas VII semester I dengan materi kebencanaan. Indonesia sendiri memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi, khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan dapat dilihat pada gambar 1.1 Peta Kerawanan Bencana Provinsi Jawa Tengah (halaman 4). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa daerah Surakarta rawan bencana khususnya bencana banjir dan gempa bumi dan dapat dilihat pada gambar 1.2 Peta Sebaran Banjir Provinsi Jawa Tengah (halaman 5) serta pada gambar 1.3 Peta Sebaran Gempa Bumi Provinsi Jawa Tengah (halaman 6). Telah diketahui bahwa bencana alam dapat menyebabkan banyak korban jiwa dan berbagai kerusakan lingkungan, tetapi kurangnya pemahaman dan kesiapan dalam mengantisipasi bencana dapat menjadi penyebab utama banyaknya korban jiwa akibat bencana alam. Peran tenaga pendidik sangat diperlukan dalam mentransfer informasi kebencanaan kepada peserta didik. Maka dari itu perlu adanya pembelajaran yang mengintegrasikan materi bencana, karena sekarang ini masih banyak materi mata pelajaran IPS hanya sekilas penjelasan tentang kebencanaan dan belum mengarah pada karakteristik lingkungan sekitar siswa.
(4)
PROVINSI D.I.Y PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA BARAT PATI BLORA WONOGIRI KEBUMEN JEPARA KENDAL SRAGEN BATANG REMBANG MAGELANG SEMARANG KLATEN KUDUS SUKOHARJO KOTA SEMARANG KOTA SURAKARTA KOTA MAGELANG CILACAP BREBES GROBOGAN TEGAL DEMAK BANYUMAS PEMALANG PURWOREJO WONOSOBO BOYOLALI BANJARNEGARA PEKALONGAN TEMANGGUNG PURBALINGGA KARANGANYAR KOTA SALATIGA
KOTA TEGAL PEKALONGANKOTA
111°0'0" 111°0'0" 110°0'0" 110°0'0" 109°0'0" 109°0'0" -6 °0 '0 " -6 °0 '0 " -7 °0 '0 " -7 °0 '0 " -8 °0 '0 " -8 °0 '0 "
PETA INDEKS RAWAN BENCANA PROVINSI JAWA TENGAH
L
S
BT
Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Provinsi Jawa tengah
½
USkala 1: 1.800.000
0 9 18 36 54 72
Km
Pro y e ks i : Tra n sv e rs e M e r ca to r Ko o rd i n a t : G e og r a ph i c C o or d i na t e Sy ste m G ri d : G e og r a ph i c C oo r d i na te Sys te m Da tu m : W G S - 1 9 8 4
Tinggi Daerah Rawan Bencana
Rendah Legenda Kota/Kabupaten Batas Provinsi Batas Kabupaten/Kota Jalan Arteri/Utama Jalan Kolektor
Jalan Kereta Api
Sungai
Garis Pantai
Sumber:
1. Peta Rupabumi Indonesia Skala 1 :13.000.000 Badan Informasi Geospasial 2. Peta Rawan Bencana BNPB Skala 1:800.000
Disusun Oleh: Ulya Ajeng Aryani
A610110043 Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
112°0'0" 112°0'0" 110°40'0" 110°40'0" 109°20'0" 109°20'0" 108°0'0" 108°0'0" 6 °0 '0 " 6 °0 '0 " 7 °2 0 '0 " 7 °2 0 '0 " 8 °4 0 '0 " 8 °4 0 '0 " LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA
Daerah yang dipetakan PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TENGAH BT L S LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA 4 PROVINSI D.I.Y
(5)
PROVINSI D.I.Y PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA BARAT CILACAP WONOGIRI KEBUMEN BANYUMAS SRAGEN BATANG REMBANG PEMALANG MAGELANG SEMARANG KLATEN PURWOREJO TEMANGGUNG PURBALINGGA BANJARNEGARA PEKALONGAN SUKOHARJO KOTA TEGAL KOTA PEKALONGAN KOTA MAGELANG PATI BLORA BREBES GROBOGAN TEGAL DEMAK JEPARA KENDAL WONOSOBO BOYOLALI KUDUS KARANGANYAR KOTA SEMARANG KOTA SALATIGA KOTA SURAKARTA 111°0'0" 111°0'0" 110°0'0" 110°0'0" 109°0'0" 109°0'0" -6 °0 '0 " -6 °0 '0 " -7 °0 '0 " -7 °0 '0 " -8 °0 '0 " -8 °0 '0 " L S BT
Gambar 1.3 Peta Indeks Bencana Gempa Bumi Provinsi Jawa tengah
PETA INDEKS RESIKO GEMPA BUMI PROVINSI JAWA TENGAH
½
U
Skala 1: 1.800.000
0 9 18 36 54 72 Km
Pro y e ks i : Tra n sv e rs e M e r ca to r Ko o rd i n a t : G e og r a ph i c C o or d i na t e Sy ste m G ri d : G e og r a ph i c C oo r d i na te Sys te m Da tu m : W G S - 1 9 8 4
Sumber:
1. Peta Rupabumi Indonesia Skala 1 :13.000.000 Badan Informasi Geospasial 2. Peta Rawan Bencana BNPB Skala 1:800.000
Disusun Oleh: Ulya Ajeng Aryani
A610110043 Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Legenda Kota/Kabupaten Batas Provinsi Batas Kabupaten/Kota Jalan Arteri/Utama Jalan Kolektor Jalan Kereta Api
Sungai Garis Pantai 112°0'0" 112°0'0" 110°40'0" 110°40'0" 109°20'0" 109°20'0" 108°0'0" 108°0'0" 6 °0 '0 " 6 °0 '0 " 7 °2 0 '0 " 7 °2 0 '0 " 8 °4 0 '0 " 8 °4 0 '0 " LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA
Daerah yang dipetakan
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TENGAH BT L S LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA 6 Tinggi
Daerah Rawan Bencana Gempa bumi Rendah
PROVINSI D.I.Y
(6)
PROVINSI D.I.Y PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA BARAT KLATEN PATI CILACAP WONOGIRI DEMAK KEBUMEN BANYUMAS BOYOLALI PEMALANG SEMARANG PURWOREJO WONOSOBO KUDUS TEMANGGUNG PURBALINGGA BANJARNEGARA PEKALONGAN KARANGANYAR SUKOHARJO KOTA SEMARANG KOTA SALATIGA KOTA TEGAL KOTA SURAKARTA KOTA PEKALONGAN KOTA MAGELANG BLORA BREBES GROBOGAN JEPARA KENDAL SRAGEN BATANG REMBANG MAGELANG 111°0'0" 111°0'0" 110°0'0" 110°0'0" 109°0'0" 109°0'0" -6 °0 '0 " -6 °0 '0 " -7 °0 '0 " -7 °0 '0 " -8 °0 '0 " -8 °0 '0 "
PETA INDEKS RESIKO BANJIR PROVINSI JAWA TENGAH
Sumber:
1. Peta Rupabumi Indonesia Skala 1 :13.000.000 Badan Informasi Geospasial 2. Peta Rawan Bencana BNPB Skala 1:800.000
Disusun Oleh: Ulya Ajeng Aryani
A610110043 Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
L
S
BT
Gambar 1.2 Peta Indeks Bencana Banjir Provinsi Jawa tengah
½
USkala 1: 1.800.000
0 9 18 36 54 72
Km
Pro y e ks i : Tra n sv e rs e M e r ca to r Ko o rd i n a t : G e og r a ph i c C o or d i na t e Sy ste m G ri d : G e og r a ph i c C oo r d i na te Sys te m Da tu m : W G S - 1 9 8 4
112°0'0" 112°0'0" 110°40'0" 110°40'0" 109°20'0" 109°20'0" 108°0'0" 108°0'0" 6 °0 '0 " 6 °0 '0 " 7 °2 0 '0 " 7 °2 0 '0 " 8 °4 0 '0 " 8 °4 0 '0 " LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA
Daerah yang dipetakan
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TENGAH BT L S LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA
Daerah Rawan Banjir
Rendah Sedang Tinggi 5 Legenda Kota/Kabupaten Batas Provinsi Batas Kabupaten/Kota Jalan Arteri/Utama Jalan Kolektor Jalan Kereta Api
Sungai Garis Pantai
PROVINSI D.I.Y
(7)
7
Alasan pentingnya pengembangan bahan ajar keadaan alam di Indonesia serta dampaknya terhadap kehidupan manusia di Indonesia untuk siswa SMP dilihat dari kompetensi dasar yang ada, yaituPertamadari segi keruangan dalam buku tersebut cakupan materinya belum luas masih
bersifat umum dan harus diberikan pengenalan materi dasar, contoh “
Indonesia memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Pada umumnya, musim hujan turun dari bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau terjadi pada April sampai September”. Kedua, dari segi perubahan dan keberlanjutan hidup buku tersebut belum menjelaskan fakta dan hubungan mengenai pengaruh serta manfaat iklim terhadap kehidupan baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
Ketiga,urutan materi dalam buku hanya membahas 3 iklim yaitu iklim panas (tropis), iklim laut, dan iklim musim. Padahal sangat diperlukan pengetahuan dasar tentang jenis-jenis iklim yang kemudian ditambahkan dengan unsur- unsur iklim, klasifikasi iklim, persebaran iklim dan pola iklim di Indonesia supaya peserta didik lebih mengetahui iklim yang ada di Indonesia. Kemudian dari segi informasi yang disampaikan, materi ada 4 gambaran keadaan muka bumi di Indonesia antara lain: a. Dataran rendah, b. Bukit dan perbukitan, c. Dataran tinggi, d. Gunung, dan e. Pegunungan.
Keempat, visualisasi berupa gambar atau peta sangat kurang dalam buku tersebut, sedangkan di satu sisi siswa cenderung lebih suka dengan buku- buku yang menyenangkan, penuh dengan gambar atau peta yang dapat mengembangkan daya imajinasi mereka contoh “Peta Persebaran Iklim Di Indonesia”, “Peta Sebaran Bencana Banjir Di Indonesia”, “Peta Sebaran Bencana Gempa Bumi Di Indonesia” dan “Peta Sebaran Flora dan Fauna Di Indonesia”. Selain dengan mengembangkan bahan ajar tersebut,
peran siswa dan guru juga sangat diperlukan dalam mengintegrasikan materi kebencanaan ini didalam kegiatan sehari-hari agar mendapat pemahaman yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang dicapai.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman siswa tentang bencana alam khususnya banjir dan gempa bumi kepada siswa kelas VII SMP khususnya
(8)
8
di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta dengan mengintegrasikan antara materi tentang keadaan alam di Indonesia serta dampaknya terhadap kehidupan manusia dengan materi pengenalan terhadap bencana yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil judul “ Pengembangan Bahan Ajar Materi IPS
Terpadu Kelas VII SMP Dengan Sub Tema Keadaan Alam Di
Indonesia ”.
B. Identifikasi Masalah
Uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Terdapatnya buku penunjang yang berupa buku teks pembelajaran yang bersifat umum dan berisi semua materi pelajaran IPS kelas VII yang diatur dalam kurikulum.
2. Bahan ajar yang didesain kurang menarik. Sedangkan siswa cenderung lebih suka dengan buku-buku yang menyenangkan.
3. Dengan pengembangan bahan ajar yang lebih baik untuk menarik minat siswa untuk belajar dan mengembangkan daya imajinatif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan diatas peneliti berupaya mengatasi segala hambatan yang dialami siswa dengan membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Penelitian bahan ajar dilaksanakan untuk siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta
b. Penelitian dengan mempelajari materi IPS Kelas VII SMP yang bersifat umum dan membantu dalam mengenal bencana yang ada di lingkungan sekitar siswa dengan menyisipkan materi kebencanaan ke dalam sub tema keadaan alam di Indonesia.
(9)
9
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kriteria bahan ajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia?
2. Bagaimana model dan materi bahan ajar buku sub tema keadaan alam di Indonesia dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP yang dapat mengembangkan daya imajinatif siswa?
3. Bagaimanakah efektivitas pengembangan bahan ajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kriteria bahan ajar yang diinginkan oleh siswa dan guru dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia.
2. Membuat model dan materi bahan ajar buku sub tema keadaan alam di Indonesia dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP yang dapat mengembangkan daya imajinatif siswa.
3. Mengetahui efektivitas bahan ajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk menghasilkan bahan ajar yang mampu membantu siswa dalam memahami materi keadaan alam di Indonesia. Bahan ajar ini diharapkan bermanfaat dan dapat digunakan oleh siswa SMP kelas VII khususnya, dan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan pada siswa yang berada pada jenjang pendidikan lain. Selain itu penelitian ini bermanfaat bagi guru dan siswa kelas VII SMP.
(10)
10
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta wawasan terkait.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Pengembangan bahan ajar ini dapat menjadi stimulus dalam upaya peningkatan pengetahuan siswa tentang keadaan alam di Indonesia yang diintegrasikan dengan materi kebencanaan. Sehingga siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran IPS yang selama ini di anggap sulit dan cenderung membosankan.
2) Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. 3) Menumbuhkan kreatifitas siswa dalam menyingkapi
masalah disekitarnya.
4) Tumbuhnya rasa empati dan partisipasi aktif dalam membantu masyarakat untuk mengatasi masalah yang ada disekitar siswa.
b. Bagi Guru
1) Hasil penelitian ini menawarkan salah satu alternatif bahan ajar untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu di SMP.
2) Bahan ajar ini dapat mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar .
3) Membantu guru dalam memberikan pelajaran kebencanaan kepada siswa.
c. Bagi Penulis
1) Dapat mengetahui keefektifan bahan ajar yang dikembangkan.
(11)
11
3) Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman menyusun bahan ajar kebutuhan dan kemampuan siswa, sekolah, dan daerah.
(1)
PROVINSI D.I.Y PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA BARAT KLATEN PATI CILACAP WONOGIRI DEMAK KEBUMEN BANYUMAS BOYOLALI PEMALANG SEMARANG PURWOREJO WONOSOBO KUDUS TEMANGGUNG PURBALINGGA BANJARNEGARA PEKALONGAN KARANGANYAR SUKOHARJO KOTA SEMARANG KOTA SALATIGA KOTA TEGAL KOTA SURAKARTA KOTA PEKALONGAN KOTA MAGELANG BLORA BREBES GROBOGAN JEPARA KENDAL SRAGEN BATANG REMBANG MAGELANG 111°0'0" 110°0'0" 109°0'0" -7 °0 '0 " -7 °0 '0 " -8 °0 '0 " -8 °0 '0 " Sumber:
1. Peta Rupabumi Indonesia Skala 1 :13.000.000 Badan Informasi Geospasial 2. Peta Rawan Bencana BNPB Skala 1:800.000
Disusun Oleh: Ulya Ajeng Aryani
A610110043 Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Gambar 1.2 Peta Indeks Bencana Banjir Provinsi Jawa tengah
½
0 9 18 36 54 72Km
Pro y e ks i : Tra n sv e rs e M e r ca to r Ko o rd i n a t : G e og r a ph i c C o or d i na t e Sy ste m G ri d : G e og r a ph i c C oo r d i na te Sys te m Da tu m : W G S - 1 9 8 4
112°0'0" 112°0'0" 110°40'0" 110°40'0" 109°20'0" 109°20'0" 108°0'0" 108°0'0" 6 °0 '0 " 6 °0 '0 " 7 °2 0 '0 " 7 °2 0 '0 " 8 °4 0 '0 " 8 °4 0 '0 " LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA
Daerah yang dipetakan
PROVINSI JAWA BARAT PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TENGAH BT L S LAUT JAWA SAMUDERA INDONESIA
Daerah Rawan Banjir
Rendah Sedang Tinggi 5 Legenda Kota/Kabupaten Batas Provinsi Batas Kabupaten/Kota Jalan Arteri/Utama Jalan Kolektor Jalan Kereta Api
Sungai Garis Pantai
PROVINSI D.I.Y
(2)
Alasan pentingnya pengembangan bahan ajar keadaan alam di Indonesia serta dampaknya terhadap kehidupan manusia di Indonesia untuk siswa SMP dilihat dari kompetensi dasar yang ada, yaituPertamadari segi keruangan dalam buku tersebut cakupan materinya belum luas masih bersifat umum dan harus diberikan pengenalan materi dasar, contoh “ Indonesia memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Pada umumnya, musim hujan turun dari bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau terjadi pada April sampai September”. Kedua, dari segi perubahan dan keberlanjutan hidup buku tersebut belum menjelaskan fakta dan hubungan mengenai pengaruh serta manfaat iklim terhadap kehidupan baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
Ketiga,urutan materi dalam buku hanya membahas 3 iklim yaitu iklim
panas (tropis), iklim laut, dan iklim musim. Padahal sangat diperlukan pengetahuan dasar tentang jenis-jenis iklim yang kemudian ditambahkan dengan unsur- unsur iklim, klasifikasi iklim, persebaran iklim dan pola iklim di Indonesia supaya peserta didik lebih mengetahui iklim yang ada di Indonesia. Kemudian dari segi informasi yang disampaikan, materi ada 4 gambaran keadaan muka bumi di Indonesia antara lain: a. Dataran rendah, b. Bukit dan perbukitan, c. Dataran tinggi, d. Gunung, dan e. Pegunungan.
Keempat, visualisasi berupa gambar atau peta sangat kurang dalam
buku tersebut, sedangkan di satu sisi siswa cenderung lebih suka dengan buku- buku yang menyenangkan, penuh dengan gambar atau peta yang dapat mengembangkan daya imajinasi mereka contoh “Peta Persebaran Iklim Di Indonesia”, “Peta Sebaran Bencana Banjir Di Indonesia”, “Peta Sebaran Bencana Gempa Bumi Di Indonesia” dan “Peta Sebaran Flora dan Fauna Di Indonesia”. Selain dengan mengembangkan bahan ajar tersebut, peran siswa dan guru juga sangat diperlukan dalam mengintegrasikan materi kebencanaan ini didalam kegiatan sehari-hari agar mendapat pemahaman yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang dicapai.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman siswa tentang bencana alam khususnya banjir dan gempa bumi kepada siswa kelas VII SMP khususnya
(3)
di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta dengan mengintegrasikan antara materi tentang keadaan alam di Indonesia serta dampaknya terhadap kehidupan manusia dengan materi pengenalan terhadap bencana yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil judul “ Pengembangan Bahan Ajar Materi IPS
Terpadu Kelas VII SMP Dengan Sub Tema Keadaan Alam Di
Indonesia ”.
B. Identifikasi Masalah
Uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Terdapatnya buku penunjang yang berupa buku teks pembelajaran yang bersifat umum dan berisi semua materi pelajaran IPS kelas VII yang diatur dalam kurikulum.
2. Bahan ajar yang didesain kurang menarik. Sedangkan siswa cenderung lebih suka dengan buku-buku yang menyenangkan.
3. Dengan pengembangan bahan ajar yang lebih baik untuk menarik minat siswa untuk belajar dan mengembangkan daya imajinatif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan diatas peneliti berupaya mengatasi segala hambatan yang dialami siswa dengan membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Penelitian bahan ajar dilaksanakan untuk siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta
b. Penelitian dengan mempelajari materi IPS Kelas VII SMP yang bersifat umum dan membantu dalam mengenal bencana yang ada di lingkungan sekitar siswa dengan menyisipkan materi kebencanaan ke dalam sub tema keadaan alam di Indonesia.
(4)
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kriteria bahan ajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia?
2. Bagaimana model dan materi bahan ajar buku sub tema keadaan alam di Indonesia dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP yang dapat mengembangkan daya imajinatif siswa?
3. Bagaimanakah efektivitas pengembangan bahan ajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kriteria bahan ajar yang diinginkan oleh siswa dan guru dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia.
2. Membuat model dan materi bahan ajar buku sub tema keadaan alam di Indonesia dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP yang dapat mengembangkan daya imajinatif siswa.
3. Mengetahui efektivitas bahan ajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP pada materi keadaan alam Indonesia
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk menghasilkan bahan ajar yang mampu membantu siswa dalam memahami materi keadaan alam di Indonesia. Bahan ajar ini diharapkan bermanfaat dan dapat digunakan oleh siswa SMP kelas VII khususnya, dan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan pada siswa yang berada pada jenjang pendidikan lain. Selain itu penelitian ini bermanfaat bagi guru dan siswa kelas VII SMP.
(5)
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta wawasan terkait.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Pengembangan bahan ajar ini dapat menjadi stimulus dalam upaya peningkatan pengetahuan siswa tentang keadaan alam di Indonesia yang diintegrasikan dengan materi kebencanaan. Sehingga siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran IPS yang selama ini di anggap sulit dan cenderung membosankan.
2) Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. 3) Menumbuhkan kreatifitas siswa dalam menyingkapi
masalah disekitarnya.
4) Tumbuhnya rasa empati dan partisipasi aktif dalam membantu masyarakat untuk mengatasi masalah yang ada disekitar siswa.
b. Bagi Guru
1) Hasil penelitian ini menawarkan salah satu alternatif bahan ajar untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu di SMP.
2) Bahan ajar ini dapat mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar .
3) Membantu guru dalam memberikan pelajaran kebencanaan kepada siswa.
c. Bagi Penulis
1) Dapat mengetahui keefektifan bahan ajar yang dikembangkan.
(6)
3) Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman menyusun bahan ajar kebutuhan dan kemampuan siswa, sekolah, dan daerah.