PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS XI SMAN I RUNDENG PEMKO SUBULUSSALAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA OLEH SISWA

KELAS XI SMA NEGERI I RUNDENG PEMKO SUBULUSSLAM TAHUN PEMBELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memunuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Lisnawati

2101111009

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014


(2)

(3)

(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama terhadap Kemampuan Bermain Drama Siswa kelas XI SMAN I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, serta para Pembantu Dekan, Staf Pegawai, dan Administrasi.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus sebagai Dosen Penguji.

4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Drs. T. R. Pangaribuan, M. Pd., Dosen Pembimbing Skripsi.

7. Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam penyelesaian Skrispsi ini.


(5)

ii

8. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

9. Annadwi, S.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Rundeng, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta Ibu Eka Maryati, S.Pd selaku guru bidang studi bahasa Indonesia.

10.Teristimewa untuk Ayahanda Abdul Hayat Sambo dan Ibunda tercinta Rukiah. Serta Kakanda Yusrinaldi, S.Pd, Kakanda Zulkifli Lingga, Adik Ahmad Sauqi, Muhammad Ikhwan yang telah membantu penulis baik secara matril maupun moril.

11.Sahabat terbaik Elfi Syahrinur, May Narlin, Syamsiah Nasution, Armanely, dan teman-teman seperjuangan keluarga besar Reguler C. 2010, serta sahabat di kos Ramidah, Harmiana, Anita.

12.Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Akhir kata, peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2014 Peneliti

Lisnawati Nim 210111109


(6)

i ABSTRAK

Lisnawati, Nim 2101111009. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama Terhadap Kemampuan Bermain drama Siswa Kelas XI SMAN I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama Terhadap Kemampuan Bermain drama Siswa Kelas XI SMAN I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rundeng sebanyak 110 orang. Adapun persentase sampel diambil sebanyak 14 % dari keseluruhan siswa atau 30 orang, dan diambil secara acak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group pre-test-post-test design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja dalam bentuk penugasan menulis naskah drama. Dari hasil pengolahan data yang di dapat dari lapangan diperoleh nilai raa-rata pre-test adalah 64,9 dan standar deviasi adalah 5,98. Sedangkan, nilai rata-rata post-test adalah 77,36 dan standar deviasi dalah 6,42. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari pre-test. Dengan kata lain, ada peningkatan hasil nilai rata-rata siswa sebelum penerapan model pembelajaran sosiodrama (pre-test) dan sesudah penerapan model pembelajaran sosiodrama (post-test). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t’. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh = 15,01 selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan dk= n-1 = 29. Pada tabel t dengan dk=29 diperoleh =2,04 . Kriteria pengujian menyatakan bahwa (Ha) diterima jika (15,01) > , maka hipotesis alternatif diterima yang menyatakan model pembelajaran berpengaruh dalam meningktakan hasil belajar siswa yaitu bermain drama.


(7)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ………... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kerangka Teoretis ... 8

1. Model Pembelajaran Sosiodrama ... 9

1.1 Pengertian Model Pembelajaran Sosiodrama ... 9

1.2 Tujuan Model Pembelajaran Sosiodrama ... 10

1.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Sosiodrama ... 11

1.4 Manfaat Pembelajaran Sosiodrama ... 13


(8)

v

2.1 Pengertian Drama ... 15

2.2 Unsur-Unsur Drama ... 15

2.3 Jenis-Jenis Drama ... 17

2.4 Teknik Bermain Drama ... 19

B. Kerangka Konseptual ... 19

C. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

1. Lokasi Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

2. Populasi dan Sampel ... 21

2.1 Populasi ... 21

2.2 Sampel ... 21

C. Defenisi Operasional ... 22

D. Metode Penelitian ... 23

E. Desain Penelitian ... 23

F. Instrumen Penelitian... 26

G. Jalannya Eksperimen ... 24

H. Organisasi Pengolahan Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 34

A. Hasil Penelitian……… 34

1. Kemampuan Bermain Drama Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Sosiodrama………. 35


(9)

vi

2. Kemampuan Bermain Drama Sesudah Menerapakan Model

Pembelajaran Sosiodrama……… 39

3. Uji Persyaratan Analisis Data……… 43

4. Uji Hipotesis……….. 45

B. Temuan Penelitian ……….. 45

C. Pembahasan Hasil Penelitin ……… 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 49

A. Simpulan……… 49

B. Saran……….. 50


(10)

(11)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perincian Sampel Penelitian ……… 23

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Gruop Pre Test Post test……… 25

Tabel 3.3 Kategori dan Penilaian ………. 26

Tabel 3.4 Jalannya Eksperimen One Gruop Pre-Test Post-Test……… 28

Tabel 4.5 Data Hasil Pre-Test……….. 35

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test……… 37

Tabel 4.7 Identifikasi Kecendrungan Hasil Pre-Test……… 38

Tabel 4.8 Data Hasil Post-Test……… 39

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test……… 41

Tabel 4.10 Identifikasi Kecendrungan Hasil Post-Test……… 42

Tabel 4.11 Uji Normalitas Nilai Pre-Test……… 43

Tabel 4.12 Uji Normalitas Nilai Post-Test……… 44


(12)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SILABUS ... 52

LAMPIRAN 2 RPP ... 55

LAMPIRAN 3 TES ESSAY ... 71

LAMPIRAN 4 LKS PRE-TEST……… 72

LAMPIRAN 5 LKS POST-TEST………. 75

LAMPIRAN 6 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-Test……… 79

LAMPIRAN 7 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Post-Test……… 81

LAMPIRAN 8 Uji Homogenitas Varians Populasi……… 83

LAMPIRAN 9 Perincian Skor Besdasarkan Aspek Penilaian Pre-test 85 LAMPIRAN 10 Perincian Skor Besdasarkan Aspek Penilaian Post-Test. 87 LAMPIRAN 11 Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors……… 89

LAMPIRAN 12 Sebaran Chi-square……… 90

LAMPIRAN 13 Nukilan Tabel “t”……….. 92

LAMPIRAN 14 Dokumentasi………. 94


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra adalah dunia rekaan yang merupakan bias atau bayang-bayang dari kenyataan yang ada. Namun di sisi lain sastra merupakan karya cipta yang bukan sekedar permainan dan dusta bahasa.

Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal dari hari ke hari semakin sarat dengan berbagai persoalan. Tampaknya, pengajaran sastra memang pengajaran yang bermasalah sejak dahulu. Keluhan-keluhan para guru, subjek didik dan sastrawan tentang rendahnya tingkat apresiasi sastra sekama ini menjadi bukti konkret adanya sesuatu yang tak beres dalam pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal.

Pembelajaran sastra harus mampu menumbuhkan apresiasi siswa terhadap karya sastra. Apresiasi sebagai sebuah istilah dalam bidang sastra dan seni lebih mangacu pada aktivitas memahami, menginterpretasi, menilai dan pada akhirnya memproduksi suatu karya. Oleh karena itu, pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pemberian teks sastra dalam genre tertentu untuk dipahami dan diinterpretasikan oleh siswa (apresiasi reseptif). Pembelajaran sastra harus diarahkan pada penumbuhan kemampuan siswa dalam menilai atau mengkritik kelebihan dan kekurangan teks yang terutama dalam bermain drama. Berdasarkan penelitian tersebut, siswa mampu membuat sebuah teks yang lebih bermutu. Pelajaran sastra penting untuk memperkaya ruang batin siswa.


(14)

2

Dalam Kurikulum Tingkat Pendidikan (KTSP) kelas XI SMA untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu kompetensi keterampilan berbicara yang harus memiliki siswa yaitu keterampilan bermain drama. Namun, harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini dapat di lihat dari observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Limapuluh Kabupaten Batu Bara. Kurangnya keseriusan siswa saat bermain drama, penghanyatan siswa terhadap lingkungan sosial yang kurang, serta cara atau teknik yang kurang dalam memahami drama.

Pelajaran yang dianggap pelajaran yang tidak terlalu penting bagi masa depan sehingga pelajaran sastra terasa meletihkan (Hartanto, 2007:23). Semua pelajaran harus diajukan untuk memperkaya ruang dalam batin siswa. Dengan memperkaya ruang batin siswa, sekolah tidak menjadi mesin pencetak manusia yang tidak mempunyai nilai-nilai luhur dan tidak menghormati lingkungannya, tetapi sekolah menjadi tempat bagi siswa untuk berproses menjadi pribadi yang berkompeten dan tidak mengukur segala sesuatu dengan materi.

Salah satu jenis pengajaran sastra yang ada dalam kurikulum adalah drama. Dalam kalangan siswa., mahasiswa hingga kalangan umum mengetahui kebenaran drama yang tidak lepas dari kehidupan mereka, karena drama merupakan gambaran dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat itu sendiri. Tapi, khususnya siswa sekarang kurang berminat untuk belajar drama atau memainkan drama tersebut karena kurangnya minta siswa bermain drama. Menurut Suyadi San (2004:3) “Langkah pertama dalam memahami suatu drama adalah keterlibatan jiwa, yaitu peristiwa ketika pembaca atau penonton menyimak


(15)

3

pikiran dan perasaaan pengarang dalam hubungannya dengan suatu masalah yang dihadapi dalam lingkungan sosial”. Pengajaran sastra khususnya drama bukanlah suatu hal yang gampang untuk dikuasai, karena drama menceritakan gambaran dalam kehidupan nyata. Pengajaran drama perlu diperhatikan sehingga nilai estetik dalam diri siswa dapat berkembang melalui pembinaan daya pikir siswa.

Karya sastra khususnya drama yang ada di sekolah SMAN I Rundeng Pemko Subulussalam sering diabaikan begitu saja. Suatu bidang yang sebenarnya menarik menjadi suatu yang sangat membosankan. Siswa sulit memahami apa itu sebenarnya drama dan bagaimana supaya mampu bermain drama. Salah satu faktor melatarbelakangi mengapa siswa sulit bermain drama adalah kurangnya keseriusan dan tidak mendalami apa yang terjadi di kehidupan yang sebanarnya. Selain itu, drama juga terabaikan karena kurangnya kreativitas, sehingga drama itu sendiri tidak dipelajari lebih jauh. Drama cukup dipelajari dengan mengetahui judulnya, pengarang dan pembacanya hingga waktu belajar selesai.

Menurut Penelitian Nur Farida

“Melalui kegiatan tersebut, siswa tidak lagi mengeluh kecapekan ketika menyelesaikan tugas-tugas berikutnya. Yang dalam hal ini terdapat tugas penyelesaian soal-soal dalam LKS yang meliputi tugas uji pemahaman dan uji kompetensi yang terdiri dari tiga bentuk soal yaitu bentuk pilihan ganda, isian dan uraian singkat setelah melaksanakan sosiodramanya. Ada 3 anak yang memperoleh nilai rata-rata 70, diantaranya 2 anak mendapatkan nilai 78, 1 anak mendapatkan nilai 73, 1 anak 76, 1 anak mendapatkan nilai 82, 1 anak mendapatkan nilai 87, 1 anak mendapatkan nilai 90, 2 anak mendapatkan nilai 92 dan seorang lagi 64.

“Dari hasil observasi pada siklus ketiga itu, terdapat para pemain sosiodrama seluruhnya 7 orang anak melakukan permainan secara aktif. Dan seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, setelah selesai sosiodrama peneliti melakukan refleksi dan diskusi terhadap hasil sosiodramanya. dari 8 orang anak, mereka telah berani mengkomentari teman-temannya yang telah bersosiodrama. 4 anak mengatakan sependapat


(16)

4

dengan salah satu pemain yang telah memperagakan isi cerita, dan 4 yang lain tidak sependapat dan melakukan aksi yang berbeda-beda. Dan yang paling membuat peneliti termotivasi menciptakan strategi-strategi atau metode-metode yang serupa adalah adanya beberapa siswa yang menginginkan kegiatan pembelajaran dalam bentuk permainan-permainan.”

Menurut Penelitian Feni Rizkiyaturrohmah

“Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bemain drama) pada materi pokok ikatan Kimia lebih mampu meningkatkan minat belajar siswa dari pada metode latihan soal (drill) pada siswa kelas X MAN Klaten Tahun Pembelajaran 2008/2009, ditunjukkan dengan hasil uji-t yang diperoleh t hitung 4,337 > t tabel dengan signifikan = 0,000 < α = 0,05. (2) pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) pada Materi Pokok Ikatan Kimia lebih mampu meningkatkanprestasi belajar kimia siswa dari pada metode latihan soal (drill) pada siswa X MAN Klaten Tahun Pembelajaran 2008/2009, yang ditunjukkan dengan hasil uji-t dan hasil t hitung 5,023 > t tabel siknifikasi 0,000 < α = 0,05. Dan peningkatan hasil post-test terhadap kelas eksprimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol yakni 6,8 dan 3,2.”

Salah satu model pembelajaran drama yang menarik adalah sosiodrama. Cerita yang ada di dalam drama berasal dari kehidupan. Untuk itu, sosiodrama menawarkan suatu model pembelajaran yang menghubungkan antara lingkungan sosial dengan drama itu sendiri.

Sosiodrama merupakan pembelajaran dengan cara mempertunjukan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Roestiyah (2008:90) mengatakan, “Kadang-kadang banyak peristiwa psikologis atau sosial yang sukar bila dijelaskan dengan kata-kata belaka. Maka perlu didramatisasikan, atau siswa partisipasikan untuk berperan dalam peristiwa sosial tersebut.” Hal ini tentunya menjadi suatu jalan yang dapat dilalui untuk mencapai keberhasilan dalam bermain drama dengan belajar dari lingkungan sosial yang ada.


(17)

5

Bila drama dihubungkan dengan model pembelajaran sosiodrama, mungkin akan terdapat hubungan atau pengaruh, karena dalam terdapat penalaran kehidupan sosial dan menggambarkan kehidupan yang sesungguhnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama Terhadap Kemampuan Bermain Drama oleh Siswa Kelas XI SMA I Negeri Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang ada diantaranya adalah sebagai berikut:

1. rendahnya minat siswa bermain drama 2. keseriusan siswa saat bermain drama kurang

3. kurangnya kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik drama 4. model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat diketahui ada 4 masalah yang perlu mendapat pemecahan dalam pengajaran drama di sekolah. Melihat adanya permasalahan, maka penulis memilih salah satu dari identifikasi masalah yaitu masalah upaya meningkatkan model yang digunakan kurang bervariasi. Dalam penelitian ini penulis mengkaji masalah model pembelajaran sosiodrama terhadap kemampuan bermain drama siswa kelas XI SMAN I Rundeng Pemko


(18)

6

Subulussalam, karena model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang baik untuk melihat kemampuan bermain drama siswa.

Wina Sanjaya (2008:87) berpendapat bahwa, Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial dan permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia, seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, juga digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan bermain drama oleh siswa SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam sebelum menggunakan model pembelajaran Sosiodrama?

2. Bagaimana kemampuan bermain drama oleh siswa SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam setelah menggunakan model pembelajaran Sosiodrama?

3. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran sosiodrama signifikan terhadap kemampuan bermain drama siswa?


(19)

7

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam bermain drama sebelum menggunakan model pembelajaran Sosiodrama.

2. untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam bermain drama setelah menggunakan model pembelajaran Sosiodrama.

3. untuk mendeskrifsikan seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran sosiodrama terhadap kemampuan bermain drama siswa kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam.

F. Manfaat Penelitian

Jika tujuan ini tercapai, maka penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengajaran sastra.

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. sebagai bahan informasi sekolah mengenai model pembelajaran sosiodrama dalam mengajarkan drama

2. sebagai pedoman untuk bahan masukan bagi penelitian sebagai calon guru kelak akan mengajarkan bidang study Bahasa Indonesia


(20)

8

3. sebagai bahan masukan bagi para guru bidang study Bahasa Indonesia agar lebih meningkatkan kualitas pengajaran secara umum dan pengajaran bermain drama secara khususnya

4. menambahkan wawasan dalam memberikan model pembelajaran yang inovatif bagi guru Bahasa Indonesia.


(21)

9


(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

34 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama Terhadap Kemampuan Bermain Drama Siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut.

1. Kemampuan bermain drama siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum menerapkan model pembelajaran sosiodrama tergolong cukup dengan nilai tertinggi 77 dan nilai terendah 57 dengan rata-rata 64,9 dan standar deviasi 5,98.

2. Kemampuan bermain drama siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015 sesudah menerapkan model pembelajaran sosiodrama tergolong baik dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 dengan rata-rata 77,36 dan standar deviasi 6,42.

3. Model pembelajaran sosiodrama berpengaruh dalam kemampuan bermain drama siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015 yang dilihat dari hasil uji hipotesis = 15.01 pada taraf signifikasi 5 % (0,05) dan dk = n-1, = 2,04, dengan demikian

> , yakni 15,01 > 2,04.


(28)

35

Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu dikemukanan beberapa saran sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam bermain drama perlu ditingkatkna lagi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan menarik dari sebelumnya. Salah satu model pembelajaran yang efektif dan menarik adalah model pembelajaran sosiodrama.

2. Keberhasilan model pemebalajaran sosidrama ini tidak luput dari pemahaman yang baik oleh guru, baik dari segi persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi sehingga hal yang diharapkan tercapai. Oleh karena itu, sangat dituntut pemahaman yang baik oleh guru untuk menjalankan suatu model pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar tetap memperhatikan perkembangan model-model pembelajaran yang lebih efektif, inovatif dan menarik sehingga dapat lebih meningkatkan kemampuan bermain drama siswa.


(29)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Depdiknas.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka

Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Mediapersada

Kosasih, E.2011. Ketatabahasan dan Kesusastraan.Bandung:CV. Yrama Widya

Machfoedz, Ircham. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta

Mursini. 2011. Apresiasi & Pembelajaran Sastra Anak-anak. Medan. Citapusaka Media Perintis Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Sanjaya,Wina.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana

Suryosuboto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. TARSITO

Tera. 2010. Panduan Pintar EYD. Jakarta: Jagakarsa

Uno, Hamzah. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT RINEKA CIPTA Nurhayati (http://radarsemarang.com)


(1)

(2)

(3)

(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sosiodrama Terhadap Kemampuan Bermain Drama Siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut.

1. Kemampuan bermain drama siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum menerapkan model pembelajaran sosiodrama tergolong cukup dengan nilai tertinggi 77 dan nilai terendah 57 dengan rata-rata 64,9 dan standar deviasi 5,98.

2. Kemampuan bermain drama siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun Pembelajaran 2014/2015 sesudah menerapkan model pembelajaran sosiodrama tergolong baik dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 dengan rata-rata 77,36 dan standar deviasi 6,42.

3. Model pembelajaran sosiodrama berpengaruh dalam kemampuan bermain drama siswa Kelas XI SMA N I Rundeng Pemko Subulussalam Tahun


(5)

Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu dikemukanan beberapa saran sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam bermain drama perlu ditingkatkna lagi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan menarik dari sebelumnya. Salah satu model pembelajaran yang efektif dan menarik adalah model pembelajaran sosiodrama.

2. Keberhasilan model pemebalajaran sosidrama ini tidak luput dari pemahaman yang baik oleh guru, baik dari segi persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi sehingga hal yang diharapkan tercapai. Oleh karena itu, sangat dituntut pemahaman yang baik oleh guru untuk menjalankan suatu model pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar tetap memperhatikan perkembangan model-model pembelajaran yang lebih efektif, inovatif dan menarik sehingga dapat lebih meningkatkan kemampuan bermain drama siswa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Depdiknas.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka

Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Mediapersada

Kosasih, E.2011. Ketatabahasan dan Kesusastraan.Bandung:CV. Yrama Widya

Machfoedz, Ircham. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta

Mursini. 2011. Apresiasi & Pembelajaran Sastra Anak-anak. Medan. Citapusaka Media Perintis Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Sanjaya,Wina.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana

Suryosuboto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. TARSITO

Tera. 2010. Panduan Pintar EYD. Jakarta: Jagakarsa

Uno, Hamzah. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT RINEKA CIPTA Nurhayati (http://radarsemarang.com)


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN RESIPROKAL TERHADAP GERAK DASAR LAY UP DALAM BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN

7 32 57

PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS XII SMAN 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 104

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM ARTIKEL

0 0 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAIN-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH RAMBAH

0 0 5

PENGARUH KEPRIBADIAN SISWA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG MODEL PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK GONDANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 SUNGAI LIMAU

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IIS 2

0 1 9