PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Effect Of Public Accountability, Clarity Targets Budget And Control System Of Management Skpd Managerial Performance In The District Sukoharjo.

(1)

i

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DI KABUPATEN

SUKOHARJO

Naskah Publikasi Ilmiah

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara 1 Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Diajukan Oleh : METHA KURNIA SARI

B 200120334

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

1

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANJERIAL SKPD DI KABUPATEN

SUKOHARJO

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial SKPD. Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori agensi. Penelitian ini dilakukan pada seluruh SKPD di Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, dengan total respoden yang digunakan sebanyak 66 responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sitem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo.

Kata kunci : akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, sistem pengendalian manajemen, kinerja manajerial, teori agensi.

Abstract

The purpose of the research is to whether the influence public accountability, budget goal clarity and management control systems of SKPD managerial performance. Theoris used in the research are agency theory. The population used in the research all SKPD in Sukoharjo. The research used purposive sampling in the carry out sampel selection. Total of respondents used in this research is 66 respondents. The data used in this research is primary data and the tehnical data collection of this research using a questionnaire. The method of analysis used is the multiple linear regression using SPSS. The result of the research showed that public accountability, budget goal clarity and management control systems significant influence to the managerial performance on SKPD.

Keyword: Public Accountability, Budget Goal Clarity, Management Control

System, managerial performance, agency theory.

1. PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang pemerintahan Daerah melahirkan paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang meletakkan otonomi penuh, luas, dan bertanggung jawab pada daerah. Pemberian otonomi ini


(6)

2

diutamakan pada tingkat kabupaten dan kota Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dan mendorong pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada pemerintah tersebut.

Kinerja sektor publik sebagian besar dipengaruhi oleh kinerja aparat atau manajerial. Menurut Mahoney et. al. (1963) dalam Natalia (2010), kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negoisasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan. Kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah daerah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah.

Akuntabilitas publik dimaksudkan prinsip pertanggungjawaban yang mulai dari proses awal sampai dengan pelaksanaan harus dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada publik. Publik memiliki hak dan kepentingan atas segala penggunaan dana publik dan berhak untuk meminta pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut, (Mardiasmo, 2002).

Akuntabilitas publik dapat meningkatkan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam pengelolaan dana publik. Dengan adanya akuntabilitas publik, masyarakat akan mengetahui penggunaan anggaran sehingga pemerintah daerahberusaha untuk melaksanakan seluruh perencanaandengan sebaik mungkin.

Mardiasmo (2004) mengemukakan bahwa anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja. Kinerja akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah


(7)

3

ditetapkan. Menurut Yusri Hazmi, Ali Imran, Zuarni, Yeni Irawan, dan Said Herry Safrizal (2012) kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur adalah bahwa anggaran daerah harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan.

Anthony dan Govindrajan (2005: 8) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai suatu proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Proses pengendalian manajemen dilakukan secara bertahap dan dimulai semenjak perumusan strategi, pengendalian manajemen, serta diikuti dengan pengendalian tugas.Menurut Daniel (2012) sistem pengendalian manejemen mampu menjadikan tolak ukur bagi setiap SKPD untuk melakukan perencanaan strategis, pelaksaan dan evaluasi kerja.

Teori Agensi (Agency Theory)

Teori yang menjelaskan hubungan prinsipal dan agen ini salah satunya berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Teori prinsipal-agen menurut Halim & Abdullah (2006:22) menyatakan teori yang menganalisis susunan kontraktual di antara dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. Salah satu pihak (principal) membuat suatu kontrak baik secara implisit maupun eksplisit dengan pihak lain (agent) agar agen akan melakukan pekerjaan seperti yang dinginkan oleh prinsipal (dalam hal ini terjadi pendelegasian wewenang). Dengan kontrak tersebut, masalah yang sering terjadi dengan agen akan dapat diminimalisasi.

Kineja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kinerja jika dilihat dari bahasa artinya adalah performance yang berarti prestasi. Jadi kinerja merupakan prestasi kerja seorang pegawai. Menurut Mahsun (2006), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian, pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Kinerja manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah hasil dari proses aktivitas manajerial sektor publik yang efektif dalam melaksanakan kegiatan


(8)

4

manajerial mulai dari proses perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negoisasi, perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan, Mahmudi (2007).

Dalam konteks organisasi pemerintah daerah, pengukuran kinerja SKPD dilakukan untuk menilai seberapa baik SKPD tersebut melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama periode tertentu. Pengukuran kinerja SKPD merupakan wujud dari vertical accountability yaitu pengevaluasi kinerja bawahan oleh atasannya dan sebagai bahan horizontal accountability pemerintah daerah yaitu kepada masyarakat atas amanah yang diberikan kepadanya.

Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo 2002).

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

1. Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability) Pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.

2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability). Pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh sektor publik terdiri dari beberapa dimensi. Mardiasmo (2004:226) menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh sektor publik yaitu: Akuntabilitas kejujuran dan Akuntabilitas hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program dan Akuntabilitas kebijakan.


(9)

5

H1 : Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Anthony dan Govindarajan (2005) mengemukakan bahwa anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Menurut Bastian (2006:163) anggaran adalah pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Locke dan Lathan (1984) dalam Vonny (2014) menyatakan bahwa sasaran adalah apa yang hendak dicapai oleh karyawan. Jadi kejelasan sasaran anggaran akan mendorong manajer lebih efektif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan sasaran yang tidak jelas. Anggaran mempunyai karakteristik:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau

beberapa tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

4. Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Menurut Steers dab Porter (1976) dalam Vonny (2014) bahwa dalam menentukan sasaran anggaran mempunyai karakteristik utama yaitu:

1. Sasaran harus spesifik bukan samar-samar. 2. Sasaran harus menantang namum dapat dicapai.

H2 : Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Manajerial SKPD

Sistem Pengendalan Manajemen

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah konsep yang terdiri dari beberapa unsur yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan (Langfield-Smith,1997). Anthony dan Govindarajan (2005:8) mendefinisikan SPM


(10)

6

sebagai suatu proses di mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasi strategi organisasi, terkait dengan kegiatan pengendalian manajemen.

Menurut Suadi (1996: 1) Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.

H3 : Sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD.

2. METODE Jenis penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian primer kuantitatif. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian lapangan karena penelitian ini berorientasi pada pengumpulan data empiris lapangan.

Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola unit kerja atau pejabat struktural pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sukoharjo. Jumlah SKPD di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 35 SKPD yang terdiri dari 11 dinas, 7 badan, 3 kantor, 10 bagian, sekretariat DPRD, RSUD, Isnpektorat, dan satuan polisi pamong praja.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi (Sugiyono, 2009: 122), yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kepala/ pimpinan SKPD dan kepala sub bagian keuangan atau bendahara.


(11)

7

Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner tertutup. Kuesioner disebarkan secara langsung ke responden, demikian pula pengembalianya dijemput sendiri sesuai dengan janji pada kantor instansi pemerintah tersebut. Responden diharapkan mengembalikan kembali kuesioner kepada peneliti dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, digunakan angket yang memiliki indeks skala likert 1-5.

Metode Analisis Data 1. Uji Instrument

Uji instrument yang digunakan terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. 2. Uji Asumsi klasik

Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas, multikoloniearitas, dan uji heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Model analisis digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linier berganda.

KM = α+β1AP+ β2KSA+ β3SPM +e Keterangan :

KM = Kinerja Manajerial

α = Konsanta

β1I,2,3 = koefisien Regresi

AP = Akuntabilitas Publik

KSA = Kejelasan Sasaran Anggaran SPM = Sistem Pengendalian Manajemen

e = error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Regresi Berganda


(12)

8 Tabel 4.17

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Unstandardized

Coefficients

t Sig Keterangan

B

Konstanta 3,397

Akuntabilitas publik 0,218 4,513 0,000 Signifikan Kejelasan sasaran anggaran 0,497 5,124 0,000 Signifikan Sistem pengendalian

manajemen 0,143 4,531 0,000 Signifikan

R2 = 0,721 F hit = 53,351

Adusted R2 = 0,707 F tab = 2,75

t table = 1,999

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dari hasil analisis regresi berganda di atas, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

KM = 3,397 + 0,216AP + 0,497KSA + 0,143SPM + e

Berdasarkan persamaan regresi linier tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. a = 3,397 menyatakan bahwa jika variabel akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen dianggap nol maka kinerja manajerial akan mengalami peningkatan sebesar 3,397.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel akuntabilitas publik (AP) adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin tinggi akuntabilitas publik di SKPD Kabupaten Sukoharjo maka semakin meningkatkan kinerja manajerial.

c. Nilai koefisien regresi untuk variabel kejelasan sasaran anggaran (KSA) adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin baik kejelasan sasaran anggaran di SKPD Kabupaten Sukoharjo maka semakin meningkatkan kinerja manajerial.


(13)

9

d. Nilai koefisien regresi untuk variabel sistem pengendalian manajemen (SPM) adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin baik sistem pengendalian manajemen di SKPD Kabupaten Sukoharjo maka semakin meningkatkan kinerja manajerial.\

Uji F (Overall signivicance test)

Hasil analisis F seperti pada Tabel 4.17 diperoleh nilai Fhitung sebesar 53,351

> F tabel (2,75) dengan nilai signifikannya sebesar 0,000 pada tingkat signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah fit atau tepat untuk memprediksi kinerja manajerial dan dapat juga diartikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial. Uji t (Partial individu test)

Berdasarkan hasil analisis uji t seperti tersaji pada tabel 4.17 diatas diketahui untuk variabel akuntabilitas publik diperoleh nilai thitung sebesar 4,513 >

t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya akuntabilitas publik berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hazmi dkk (2012); Putra (2013); Astini dkk (2014) dimana masing-masing hasil penelitian mereka membuktikan bukti bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial aparatur. Hal ini mengindikasikan bahwa akuntabilitas publik dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Sedangkan hasil analisis uji t untuk variabel kejelasan sasaran anggaran diperoleh nilai thitung sebesar 5,124 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima, yang

artinya kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.

Hasil penelitian Suwandi (2013); Wiprastini dkk (2014); Sari dkk t(2014); Hidayat (2014) konsisten dengan hasil penelitian ini, dimana hasil penelitian mereka masing-masing memberikan bukti bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.


(14)

10

Hasil analisis uji t untuk variabel sistem pengendalian manajemen diperoleh nilai thitung sebesar 4,531 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H3 diterima, yang

artinya sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD.

Hasil penelitian Manurung (2012); Afrida (2013); Friyanty (2016) konsisten dengan hasil penelitian ini, dimana hasil penelitian mereka masing-masing memberikan bukti bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.

Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,707 yang berarti variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 70,7%. Hal ini berarti variabel-variabel independen meliputi akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen mempengaruhi kinerja manajerial sebesar 70,7% sedangkan sisanya sebesar 29,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo, terbukti dari nilai thitung sebesar

4,745 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo, terbukti dari nilai thitung sebesar

5,388 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima.


(15)

11

3. Sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo, terbukti dari nilai thitung sebesar 4,559 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H3

diterima. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran diantaranya :

1. Bagi Instansi Pemerintah daerah SKPD Kabupaten Sukoharjo

a. Henaknya setiap manajer pada SKPD hendaknya dapat berkontribusi aktif dalam menjalankan kejelasan sasaran anggaran serta penerapan SPM yang lebih baik agar kinerja manajerial dapat lebih meningkat. b. Setiap kepala/ pimpinan SKPD dan kepala sub bagian keuangan dan

bendahara lebih dapat mengelola unit SKDP-nya sendiri melalui pertangungjawaban dan wewenang tugasnya sendiri.

c. Pemerintah daerah perlu lebih memperhatikan serta melakukan evaluasi kinerja di lingkup kerjanya terhadap staff bawahan di setiap SKPD di Kabupaten Sukoharjo sehingga dapat meningkatkan kapasitas dari penyerapan dan realisasi anggaran yang akan dicapai sehingga dapat memberikan suatu pelayanan kepada publik secara efektif dan efisien.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Diharapkan semakin memperluas obyek penelitian tidak hanya pimpinan SKPD dan Kasubag Bendahara dan Akuntansi di Kabupaten Sukoharjo saja namun dapat dilakukan SKPD di beberapa Kabupaten khususnya di Propinsi Jawa Tengah, sehingga dapat dilakukan perbandingan dan diperoleh hasil yang lebih kompleks.

b. Sebaiknya mengadakan pengembangan penelitian dengan menambah variabel lain karena masih banyak faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial SKPD seperti desentralisasi fiskal, partisipasi penyusunan anggaran, umpan balik, evaluasi anggaran, profesionalisme sumber


(16)

12

daya manusia, perencanaan anggaran, akurasi jadwal anggaran dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Nur. 2013. Pengaruh desentralisasi dan sistem pengendalian intern Pemerintah terhadap kinerja manajerial skpd (studi empiris pada pemerintah kota padang)

Aneste Safitri Dameria, Herawati, Meihendri. 2014. Pengaruh akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi Penyusunan anggaran, dan sistem pengendalian manajemen terhadap Kinerja manajerial (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kota padang).

Annisa Pratiwy Suwandi. 2013. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan desentralisasi terhadap kinerja pemerintah daerah (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kota Padang).

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2. TerjemahanKurniawan Tjakrawala. Jakarta: Salemba Empat.

Deki Putra. 2013. Pengaruh akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Desak Putu Intan Permata Sari, Ni Kadek Sinarwati, Edy Sujana. 2014. Pengaruh akuntabilitas, kejelasan sasaran anggaran Dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial Satuan kerja perangkat daerah (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Buleleng). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi. Volume 2 No. 1. Friyanty Ita. 2016. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja Manajerial aparat

pemerintahan ( studi kasus pemerintah daerah indramayu). Jurnal vol VII no.01, pp: 62 - 79.

Halim Abdul dan Syukriy Abdullah. 2006. Hubungan dan masalah keagenan di pemerintahan daerah: Sebuah peluang penelitian anggaran dan akuntansi. Jurnal Akuntansi Pemerintah vol 2 no. 1, pp: 53 - 64.

Hidayat Taufik. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial. P-ISSN: 1979-858, Vol VII No.01, pp: 56-68.

Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik, Suatu Pengantar. Jakarta: Earlangga.

Kenis, I, (1979). Effect on Budgetary GoCharacteristic on Managerial Attitudand Performance. The Accounti Review, Vol. LIV No. 4, pp: 707-721.

Mahsun, Mohamad, Firma. S, dan Heribertus. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Ed 1. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Manurung Daniel. 2012. Pengaruh desentralisasi fiskal akuntabilitas dan sistem pengendalian manajemen tehadap kinerja perangkat satuan daerah kota palangkaraya. ISSN: 2089-3310, Vol 2 No. 1.


(17)

13

Mardiasmo. 2001. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Natalia, Dewinda Putri. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Peran Manajer Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Ni Kadek Astini, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, Ni Kadek Sinarwati. 2014. Pengaruh akuntabilitas publik, kejelasan sasaran Anggaran, dan sistem pengendalian manajemen Terhadap kinerja manajerial skpd di kabupaten Klungkung. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. Vol 2 No: 10.

Nurhalimah, Darwanis, Syukriy Abdullah. 2013. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparatur perangkat daerah di pemerintah aceh. ISSN 2302-0164 Vol 2 No.1 pp. 27- 36.

Suadi, Arief. 1996. Sistem Pengendalian Manajemen, edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Yusri Hazmi, Ali Imran, Zuarni, Yeni Irawan, Said Herry Safrizal. 2012. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas publik terhadap Kinerja manajerial aparatur pemerintahan kota lhokseumawe, studi Empiris pada satuan kerja perangkat kota lhokseumawe. Jurnal ekonomi dan bisnis ISSN 1693-8852, Vol 13, NO.2.

Vonny nofisa amril. 2014. pengaruh akuntabilitas publik, partisipasi penyusunan Anggaran dan kejelasan sasaran anggaran Terhadap kinerja manajerial SKPD.


(1)

8 Tabel 4.17

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Unstandardized

Coefficients

t Sig Keterangan

B

Konstanta 3,397

Akuntabilitas publik 0,218 4,513 0,000 Signifikan Kejelasan sasaran anggaran 0,497 5,124 0,000 Signifikan Sistem pengendalian

manajemen 0,143 4,531 0,000 Signifikan

R2 = 0,721 F hit = 53,351

Adusted R2 = 0,707 F tab = 2,75

t table = 1,999

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dari hasil analisis regresi berganda di atas, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

KM = 3,397 + 0,216AP + 0,497KSA + 0,143SPM + e

Berdasarkan persamaan regresi linier tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. a = 3,397 menyatakan bahwa jika variabel akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen dianggap nol maka kinerja manajerial akan mengalami peningkatan sebesar 3,397.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel akuntabilitas publik (AP) adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin tinggi akuntabilitas publik di SKPD Kabupaten Sukoharjo maka semakin meningkatkan kinerja manajerial.

c. Nilai koefisien regresi untuk variabel kejelasan sasaran anggaran (KSA) adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin baik kejelasan sasaran anggaran di SKPD Kabupaten Sukoharjo maka semakin meningkatkan kinerja manajerial.


(2)

9

d. Nilai koefisien regresi untuk variabel sistem pengendalian manajemen (SPM) adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin baik sistem pengendalian manajemen di SKPD Kabupaten Sukoharjo maka semakin meningkatkan kinerja manajerial.\

Uji F (Overall signivicance test)

Hasil analisis F seperti pada Tabel 4.17 diperoleh nilai Fhitung sebesar 53,351

> F tabel (2,75) dengan nilai signifikannya sebesar 0,000 pada tingkat signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah fit atau tepat untuk memprediksi kinerja manajerial dan dapat juga diartikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial. Uji t (Partial individu test)

Berdasarkan hasil analisis uji t seperti tersaji pada tabel 4.17 diatas diketahui untuk variabel akuntabilitas publik diperoleh nilai thitung sebesar 4,513 >

t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya akuntabilitas publik berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hazmi dkk (2012); Putra (2013); Astini dkk (2014) dimana masing-masing hasil penelitian mereka membuktikan bukti bahwa akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial aparatur. Hal ini mengindikasikan bahwa akuntabilitas publik dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Sedangkan hasil analisis uji t untuk variabel kejelasan sasaran anggaran diperoleh nilai thitung sebesar 5,124 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima, yang

artinya kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.

Hasil penelitian Suwandi (2013); Wiprastini dkk (2014); Sari dkk t(2014); Hidayat (2014) konsisten dengan hasil penelitian ini, dimana hasil penelitian mereka masing-masing memberikan bukti bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.


(3)

10

Hasil analisis uji t untuk variabel sistem pengendalian manajemen diperoleh nilai thitung sebesar 4,531 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H3 diterima, yang

artinya sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD.

Hasil penelitian Manurung (2012); Afrida (2013); Friyanty (2016) konsisten dengan hasil penelitian ini, dimana hasil penelitian mereka masing-masing memberikan bukti bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.

Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,707 yang berarti variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 70,7%. Hal ini berarti variabel-variabel independen meliputi akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem pengendalian manajemen mempengaruhi kinerja manajerial sebesar 70,7% sedangkan sisanya sebesar 29,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo, terbukti dari nilai thitung sebesar

4,745 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo, terbukti dari nilai thitung sebesar

5,388 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima.


(4)

11

3. Sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Sukoharjo, terbukti dari nilai thitung sebesar 4,559 > t tabel (1,999) dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H3

diterima. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran diantaranya :

1. Bagi Instansi Pemerintah daerah SKPD Kabupaten Sukoharjo

a. Henaknya setiap manajer pada SKPD hendaknya dapat berkontribusi aktif dalam menjalankan kejelasan sasaran anggaran serta penerapan SPM yang lebih baik agar kinerja manajerial dapat lebih meningkat. b. Setiap kepala/ pimpinan SKPD dan kepala sub bagian keuangan dan

bendahara lebih dapat mengelola unit SKDP-nya sendiri melalui pertangungjawaban dan wewenang tugasnya sendiri.

c. Pemerintah daerah perlu lebih memperhatikan serta melakukan evaluasi kinerja di lingkup kerjanya terhadap staff bawahan di setiap SKPD di Kabupaten Sukoharjo sehingga dapat meningkatkan kapasitas dari penyerapan dan realisasi anggaran yang akan dicapai sehingga dapat memberikan suatu pelayanan kepada publik secara efektif dan efisien.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Diharapkan semakin memperluas obyek penelitian tidak hanya pimpinan SKPD dan Kasubag Bendahara dan Akuntansi di Kabupaten Sukoharjo saja namun dapat dilakukan SKPD di beberapa Kabupaten khususnya di Propinsi Jawa Tengah, sehingga dapat dilakukan perbandingan dan diperoleh hasil yang lebih kompleks.

b. Sebaiknya mengadakan pengembangan penelitian dengan menambah variabel lain karena masih banyak faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial SKPD seperti desentralisasi fiskal, partisipasi penyusunan anggaran, umpan balik, evaluasi anggaran, profesionalisme sumber


(5)

12

daya manusia, perencanaan anggaran, akurasi jadwal anggaran dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Nur. 2013. Pengaruh desentralisasi dan sistem pengendalian intern Pemerintah terhadap kinerja manajerial skpd (studi empiris pada pemerintah kota padang)

Aneste Safitri Dameria, Herawati, Meihendri. 2014. Pengaruh akuntabilitas publik, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi Penyusunan anggaran, dan sistem pengendalian manajemen terhadap Kinerja manajerial (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kota padang).

Annisa Pratiwy Suwandi. 2013. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan desentralisasi terhadap kinerja pemerintah daerah (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kota Padang).

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2. TerjemahanKurniawan Tjakrawala. Jakarta: Salemba Empat.

Deki Putra. 2013. Pengaruh akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Desak Putu Intan Permata Sari, Ni Kadek Sinarwati, Edy Sujana. 2014. Pengaruh akuntabilitas, kejelasan sasaran anggaran Dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial Satuan kerja perangkat daerah (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Buleleng). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi. Volume 2 No. 1. Friyanty Ita. 2016. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja Manajerial aparat

pemerintahan ( studi kasus pemerintah daerah indramayu). Jurnal vol VII no.01, pp: 62 - 79.

Halim Abdul dan Syukriy Abdullah. 2006. Hubungan dan masalah keagenan di pemerintahan daerah: Sebuah peluang penelitian anggaran dan akuntansi. Jurnal Akuntansi Pemerintah vol 2 no. 1, pp: 53 - 64.

Hidayat Taufik. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial. P-ISSN: 1979-858, Vol VII No.01, pp: 56-68.

Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik, Suatu Pengantar. Jakarta: Earlangga.

Kenis, I, (1979). Effect on Budgetary GoCharacteristic on Managerial Attitudand Performance. The Accounti Review, Vol. LIV No. 4, pp: 707-721.

Mahsun, Mohamad, Firma. S, dan Heribertus. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Ed 1. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Manurung Daniel. 2012. Pengaruh desentralisasi fiskal akuntabilitas dan sistem pengendalian manajemen tehadap kinerja perangkat satuan daerah kota palangkaraya. ISSN: 2089-3310, Vol 2 No. 1.


(6)

13

Mardiasmo. 2001. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Natalia, Dewinda Putri. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Peran Manajer Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Ni Kadek Astini, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, Ni Kadek Sinarwati. 2014. Pengaruh akuntabilitas publik, kejelasan sasaran Anggaran, dan sistem pengendalian manajemen Terhadap kinerja manajerial skpd di kabupaten Klungkung. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. Vol 2 No: 10.

Nurhalimah, Darwanis, Syukriy Abdullah. 2013. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparatur perangkat daerah di pemerintah aceh. ISSN 2302-0164 Vol 2 No.1 pp. 27- 36.

Suadi, Arief. 1996. Sistem Pengendalian Manajemen, edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Yusri Hazmi, Ali Imran, Zuarni, Yeni Irawan, Said Herry Safrizal. 2012. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas publik terhadap Kinerja manajerial aparatur pemerintahan kota lhokseumawe, studi Empiris pada satuan kerja perangkat kota lhokseumawe. Jurnal ekonomi dan bisnis ISSN 1693-8852, Vol 13, NO.2.

Vonny nofisa amril. 2014. pengaruh akuntabilitas publik, partisipasi penyusunan Anggaran dan kejelasan sasaran anggaran Terhadap kinerja manajerial SKPD.


Dokumen yang terkait

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dan locus of control terhadap kinerja manajerial

0 17 14

Pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial

1 9 499

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, Effect Of Decentralization, Participation Budget, Budget Targets Clarity, Commitment Organizations, Motivation And Work Of Managerial Performance. (Empirical

0 3 18

PENDAHULUAN Effect Of Decentralization, Participation Budget, Budget Targets Clarity, Commitment Organizations, Motivation And Work Of Managerial Performance. (Empirical Study On Regional Work Units Se-Ex-Surakarta).

0 2 9

DAFTAR PUSTAKA Effect Of Decentralization, Participation Budget, Budget Targets Clarity, Commitment Organizations, Motivation And Work Of Managerial Performance. (Empirical Study On Regional Work Units Se-Ex-Surakarta).

0 4 6

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, Effect Of Decentralization, Participation Budget, Budget Targets Clarity, Commitment Organizations, Motivation And Work Of Managerial Performance. (Empirical

1 6 20

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDLIAN MANAJEMEN TERHADAP Effect Of Public Accountability, Clarity Targets Budget And Control System Of Management Skpd Managerial Performance In The District Sukoharjo.

1 3 17

PENDAHULUAN Effect Of Public Accountability, Clarity Targets Budget And Control System Of Management Skpd Managerial Performance In The District Sukoharjo.

0 1 9

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan (Effect of Internal Control System on the Quality of Financial Accountability)

0 1 19