Pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Nopita Helmi 1111082000007

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H /2016 M


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

1. Nama Lengkap : Nopita Helmi

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 November 1992

3. Alamat : Jl. Pejaten Timur Rt. 003 Rw. 007 No. 30 Pasar Minggu-Jakarta Selatan 12510

4. Telepon : 08990000771

5. E-Mail : nopitahelmi@yahoo.co.id II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 011 Pejaten Timur Tahun1999-2005

2. SMP Negeri 227 Jakarta Tahun 2005-2008

3. SMA Islam Al Azhar 2 Jakarta Tahun 2008-2011 4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Jakarta Tahun 2011-2016

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Zulhelmi (alm)

2. Ibu : Rosnaini


(7)

vii

The purpose of this research was to analyze about the influence of budget participation, budget goal clarity, and feedback on managerial performance budget. This research used primary data by the questionnaires. Questionnaires were distributed to the head master, vice principal, teacher, administrative work in Senior High School public and private in southern Jakarta and Tangerang south. The sampling process was done using convenience sampling. Questionnaire distributed were 120 and only 114 questionnaire returned and were able to be processed. The analyzing method to examine hypothesis was multiple regression with SPSS 22.0 software.

The result of this research showed that the direct effect of budget participation, budget goal clarity,and feedback on managerial performance budget were significantly.

Keyword: participation, budget goal clarity, feedback on managerial performance budget


(8)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner. Kuesioner disebar kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan bagian tata usaha/adminstrasi yang bekerja di SMA Negeri dan Swasta di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Kuesioner yang disebar berjumlah 120 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 114 kuesioner. Metode analisis yang digunakan unutk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran dan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan.

Kata kunci:partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran dan kinerja manajerial


(9)

ix

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial ”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku, ibunda Rosnaini tercinta atas segala kasih sayang, cinta, perhatian, semangat, dukungan, dan doa yang tiada pernah henti, serta ayahanda Zulhelmi (alm) tersayang yang merupakan motivator terbesar yang semangatnya tiada pernah padam di hati penulis sekaligus guru kehidupan penulis, semoga beliau diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT.

2. Abangku Joko dan Kakakku Riska Helmi tersayang yang telah memberikan semangat, motivasi, inspirasi, serta doaterabiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita dapat menjadi anak-anak yang membanggakan bagi kedua orang tua baik di dunia maupun di akhirat kelak. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

x telah diberikan selama ini.

7. Ibu Atiqah,SE., MS.Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan memberikan pengaruh kepada penulis. Terimakasih atas semua saran dan bimbingan yang ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

10.Akuntansi A 2011 dan teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011,

11.Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Mei 2016


(11)

xi

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 16

C. Tujuan Penelitian ... 17

D. Manfaat Penelitian... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

A. Tinjauan Literatur ... 20

1. Anggaran ... 20

2. Partisipasi Anggaran ... 25

3. Kejelasan Sasaran Anggaran ... 27

4. Umpan Balik Anggaran ... 29

5. Kinerja Manajerial ... 30

B. Penelitian Sebelumnya... 34


(12)

xii

B. Metode Penentuan Sampel ... 53

C. Metode Pengumpulan Data ... 54

D. Metode Analisis Data ... 55

1. Statistik Deskriptif... ... 55

2. Uji Kualitas Data ... 55

a. Uji Validitas ... 56

b. Uji Realibitas ... 56

3. Uji Asumsi Klasik ... 57

a. Uji Normalitas ... 57

b. Uji Heterokedastisitas ... 58

c. Uji Multikolonieritas... 58

4. Uji Koefisien Determinasi ... 59

5. Uji Hipotesis ... 60

a. Analisis Regresi Berganda ... 60

b. Uji Statistik F ... 60

c. Uji Statistik t ... 61

E. Operasional Variabel Penelitian ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 69

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69

2. Karakteristik Profil Responden ... 71

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 74

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 74

2. Uji Kualitas Data ... 75

a. Uji Validitas ... 75


(13)

xiii

c. Hasil Uji Multikolonieritas ... 101

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Negeri ... 104

a. Hasil Uji Statistik F SMA Negeri ... 106

b. Hasil Uji Statistik t SMA Negeri... 107

5. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Swasta ... 108

a. Hasil Uji Statistik F SMA Swasta ... 109

b. Hasil Uji Statistik t SMA Swasta ... 110

6. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Jakarta Selatan .. 111

a. Hasil Uji Statistik F SMA Jakarta Selatan ... . 112

b. Hasil Uji Statistik t SMA Jakarta Selatan ... 113

7. Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Tangerang Selatan 114 a. Hasil Uji Statistik F SMA Tangerang Selatan... 115

b. Hasil Uji Statistik t SMA Tangerang Selatan ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 129


(14)

xiv

3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ... 66

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 70

4.2 Data Sampel Penelitian ... 71

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . 71 4.4 Hasil Uji Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 72

4.5 Hasil Uji Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 72

4.6 Hasil Uji Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 73

1.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 74

1.8 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran ... . 77

1.9 Hasil Uji Validitas Kejelasan Sasaran Anggaran ... 79

1.10 Hasil Uji Validitas Umpan Balik Anggaran ... 81

1.11 Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial ... 83

1.12 Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggaran ... .. 85

1.13 Hasil Uji Reliabilitas Kejelasan Sasaran Anggaran ... . 86

1.14 Hasil Uji Reliabilitas Umpan Balik Anggaran ... 87

1.15 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Manajerial ... 88

1.16 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov Test SMA Negeri ... 93

4.17 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov Test SMA Swasta ... 94

4.18 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov Test SMA Jakarta Selatan ... ... 94 4.19 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov Test SMA


(15)

xv

4.23 Hasil Uji Heterokedastisitas SMA Tangerang Selatan .... ... 101

4.24 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Negeri ... 102

4.25 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Swasta ... 102

4.26 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Jakarta Selatan ... 103

4.27 Hasil Uji Multikolonieritas SMA Tangerang Selatan ... 103

4.28 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Negeri ... 104

4.29 Hasil Uji Statistik F SMA Negeri ... 106

4.30 Hasil Uji Statistik t SMA Negeri ... 107

4.31 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Swasta ... 108

4.32 Hasil Uji Statistik F SMA Swasta ... 109

4.33 Hasil Uji Statistik t SMA Swasta ... 110

4.34 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Jakarta Selatan ... 111

4.35 Hasil Uji Statistik F SMA Jakarta Selatan ………... .... 112

4.36 Hasil Uji Statistik t SMA Jakarta Selatan ... 113

4.37 Hasil Uji Koefisien Determinasi SMA Tangerang Selatan.. 114

4.38 Hasil Uji Statistik F SMA Tangerang Selatan ... ... 115


(16)

xvi

4.1 Hasil Uji Normalitas SMA Negeri ... 90

4.2 Hasil Uji Normalitas SMA Swasta ... 91

4.3 Hasil Uji Normalitas SMA Jakarta Selatan ... 91

4.4 Hasil Uji Normalitas SMA Tangerang Selatan ... 92

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Negeri 95 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Swasta 96 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Jakarta Selatan ... 97

4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot SMA Tangerang Selatan ... 98


(17)

xvii

2 Kuisioner Penelitian ... 134 3 Jawaban Responden ... 142 4 Hasil Output ... 160


(18)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Globalisasi telah melanda dunia sebagai konsekuensinya perdagangan bebas melanda dunia. Produk dan jasa bebas keluar masuk suatu negara. Adanya globalisasi memicu persaingan antar perusahaan semakin ketat yang merupakan faktor lingkungan yang sulit untuk diprediksikan. Dalam kondisi yang tidak menentu, kejadian di masa mendatang sulit untuk diprediksikan sehingga proses perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi menjadi masalah (Chenhall dan Morris, 1986 dalam Azis, 2011). Para manajer membutuhkan alat untuk mengkoordinasikan, merencanakan sumber daya terbatas agar mampu bersaing dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah (Azis, 2011).

Salah satu fungsi manajerial yang dilaksanakan manajemen untuk menjamin pencapaian tujuan perusahaan adalah fungsi pengendalian, melalui suatu sistem yang disebut sistem pengendalian manjemen. Untuk menjalankan fungsi pengendalian tersebut, manajemen memerlukan suatu alat yang dapat membantunya dalam mengevaluasi kinerja manajer-manajer pada berbagai tingkat pusat pertanggungjawaban yang lebih rendah. Alat tersebut dikenal dengan anggaran. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara


(19)

2 lebih efektif dan efisien. Sebagai alat perencanaan, anggaran merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu pada masa yang akan datang. Fungsi anggaran selain sebagai alat pengendalian juga sebagai alat untuk mengkoordiansikan, mengkomunikasikan, memotivasi, dan mengevaluasi prestasi (Sarjana,dkk 2012:64).

Siegel (1989) dalam Indarto dan ayu (2011:11) menyatakan bahwa anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia terutama bagi yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran menyebabkan sikap respek bawahan terhadap pekerjaan dan perusahaan (Milani,1975 dalam Indarto dan Ayu, 2011:11). Dengan demikian akan mendorong bawahan yang berpartisipasi untuk membantu atasan dengan memberikan informasi yang dimilikinya sehingga anggaran yang disusun lebih akurat (Baiman, 1982 dalam Indarto dan Ayu 2011:11). Keakuratan anggaran diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja manajerial (Indarto dan Ayu, 2011:11).

Menurut Brownell dan McInnes (1986) dalam Azis (2011) manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan menginternalisasikan standar dan tujuan yang ditetapkan dan mendorong kepuasan pribadi dari pekerjaan pencapaian anggaran sehingga akan mendorong peningkatan kinerja manajerial.


(20)

3 Berdasarkan UU 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Pasal 3 ayat (1) mengenai ketentuan pengelolaan keuangan negara dinyatakan bahwa pada prinsipnya pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah (pusat dan/daerah) harus dikelola secara tertib taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Sebelum berlakunya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sistem pendidikan nasional mengacu pada UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendanaan tidak diatur secara khusus. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tersebut Pendanaan Pendidikan sudah diatur secara khusus dalam Bab XIII, yang substansinya antara lain:

1. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.

2. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.

3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

4. Pengalokasian dana pendidikan.

Pengelolaan dana baik dari pemerintah maupun dari masyarakat, harus dilandasi semangat akuntabilitas dan transparansi. Dengan


(21)

4 pengelolaan dana yang transparan, masyarakat dapat mengetahui kemana saja dana sekolah itu dibelanjakan.

Selama ini sekolah hanya memilki laporan-laporan dan surat-surat pertanggungjawaban sebagai bentuk transparansi pengelolaan keuangan sekolah. Sekolah diharapkan memiliki laporan pertanggungjawaban termasuk laporan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca, laporan surplus, defisit, laporan arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan tiap siswa, sehingga pemerintah maupun stakeholders dapat mengetahui dengan lebih mudah berapa besar kebutuhan tiap murid dalam setiap bulan, semester atau tahunnya (Bastian 2007 dalam Sutedjo 2009).

Bastian (2007) dalam Sutedjo (2009) mengatakan bahwa dalam perspektif administrasi publik, tujuan manajemen keuangan pendidikan adalah membantu pengelolaan sumber keuangan organisasi pendidikan serta menciptakan mekanisme pengendalian yang tepat, bagi pengambilan keputusan keuangan dalam pencapaian tujuan organisasi pendidikan yang transparan, akuntabel dan efektif.

Pengendalian yang baik terhadap administrasi manajemen keuangan pendidikan akan memberikan pertanggungjawaban sosial yang baik kepada berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders). Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan terkait pengelolaan keuangan sekolah, masih ditemukan adanya hal-hal berikut (Bastian, 2007 dalam Sutedjo 2009) :


(22)

5 1. Dalam proses pengambilan kebijakan strategis pengelolaan keuangan sekolah, kepala sekolah belum melibatkan stakeholders, sehingga masih terjadi pengalokasian anggaran yang tidak mencerminkan prioritas, sifat dan kebutuhan siswa.

2. Makin mahalnya pungutan pada masyarakat oleh sekolah negeri, sehingga akses orang miskin untuk memperoleh pendidikan menengah yang baik semakin tertutup.

3. Komite sekolah tidak memiliki akses yang memadahi terhadap sumber– sumber dana yang diperoleh sekolah.

4. Manfaat informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan sekolah belum maksimal untuk bahan pengambilan keputusan entitas sekolah.

5. Kuatnya dominasi Kepala Sekolah dalam setiap pengambilan keputusan sekolah, menyebabkan rendahnya keinginan Kepala Sekolah untuk mempertanggungjawabkan keuangan sekolah dan melemahkan fungsi pengawasan melalui komite sekolah, sehingga membuka peluang bagi penyalahgunaan kewenangan dalam pengelolaan keuangan sekolah. 6. Masih adanya berbagai macam persepsi diantara stakeholders tentang

pengelolaan keuangan sekolah.

Penelitian yang membahas mengenai partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial telah banyak dilakukan dan menunjukan hasil yang bertentangan. Saat ini beberapa hasil penelitian menunjukan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Bass


(23)

6 dan Levitt (1963), Schuler dan Kim (1979), Brownell (1982), Brownell dan Mc Innes (1986), Chenhall dan Brownell (1988), Frucot Shearon (1991), Erly (1985), Steers (1975), Indiantoro (1993) menunjukan hasil positif dan signifikan antara partisipasi anggaran terhadap partisipasi anggaran terhadap kinerja manjerial (Cahyaning, 2000;Suriyono,2004; Indarto dan Ayu,2011). Penelitian yang dilakukan Latham dan Marshall (1982), Latham dan Yuki (1976) menunjukan hubungan positif yang tidak signifikan (Supriyono, 2004; Indarto dan Ayu, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Azis (2011) berdasarkan hasil analisis data bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial melalui dampak positif.

Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja masih menunjukan hasil yang bertentangan, hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian Anggraeni (2009) dalam Edwin (2014) yang dalam hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut (Putra, 2013).


(24)

7 Permasalahan rendahnya daya serap anggaran setiap tahun menjadi masalah rutin setiap tahunnya. Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2011 disebutkan bahwa daya serap anggaran belanja kementerian dan lembaga dalam lima tahun terakhir rata-rata hanya 90% dari pagu anggaran yang ditetapkan dalam APBN setiap tahun. Penyerapan dana tidak efektif tercermin dalam Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) yang menurut oleh Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, bahwa rata-rata SILPA Pemda secara nasional per tahunnya melebihi Rp 50 Trilyun. Jumlah SILPA yang besar tersebut terjadi bukan karena semata-mata efisiensi dalam pengelolaan belanja daerah tetapi lebih menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah belum efektif karena didalamnya, antara lain ada program/kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun anggaran yang bersangkutan. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie, bahwa serapan anggaran yang tidak optimal menunjukkan adanya permasalahan dalam pengelolaannya, karenanya beberapa aspek yang perlu dievaluasi. Antara lain, lemahnya perencanaan program dan kegiatan, lemahnya koordinasi antara unit perencana dan unit pelaksana kegiatan, dan lemahnya pelaksanaan kegiatan. Dengan kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan sering dilakukannya revisi anggaran.

Fakta secara nasional tersebut menjadi salah satu dasar ketertarikan penulis untuk menganalisis secara khusus anggaran dan realisasi kegiatan keuangan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, bahwa kinerja anggaran pemerintah daerah selalu dikaitkan dengan bagaimana sebuah unit


(25)

8 kerja pemerintah daerah dapat mencapai tujuan kerja dengan alokasi anggaran yang tersedia. Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas merupakan salah satu organ Pemerintahan Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang merupakan satuan organisasi dari Pemerintahan Kabupaten Kapuas, dengan tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendidikan dengan tujuan terwujudnya proses pendidikan yang demokratis dengan memperhatikan keragaman kebutuhan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Dengan tanggung jawab pokok sebagaimana instansi pemerintah lainnya yaitu menciptakan pelayanan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mencakup fungsi penyelenggaran pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

Pengalaman yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa masih belum optimalnya pengelolaan keuangan pemerintahan khususnya pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas sehingga terlihat bahwa antara anggaran dan realisasi yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Faktor sumberdaya manusia merupakan modal dasar dalam pelaksanaan pembuatan suatu anggaran, namun karena dalam sistem pemerintahan bahwa pegawai yang menduduki suatu jabatan tidak selalu orang yang memiliki kemampuan dan pendidikan yang sesuai dengan pelaksanaan pekerjaannya maka hasil yang dicapaipun kurang optimal. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah sistem perencanaan anggaran yang


(26)

9 dibuat untuk masa satu tahun berjalan menjadi kelemahan dari fungsi anggaran itu sendiri bahwa dalam masa satu tahun tersebut mungkin saja banyak hal yang bisa berubah baik itu perubahan harga satuan barang yang direncanakan awal tahun namun pada saat akan dilakukan realisasi belanja, harga barang-barang tersebut naik sehingga anggaran yang telah ditetapkan kurang untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

Anggaran dilaksanakan pada periode satu tahun ke depan yang tentunya mengacu kepada anggaran dan realisasi yang dicapai pada tahun sebelumnya yang dipergunakan sebagai tolak ukur pembuatan anggaran berikutnya. Tanpa adanya suatu kejelian dalam menganalisa anggaran yang akan dibuat maka tidak akan didapat realisasi yang sesuai dalam anggaran keuangan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas yang tentunya akan berimbas pada kurang optimalnya hasil pencapaian kinerja (Yudhi dan Viani, 2012).

Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2013) yang menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja manajerial SKPD. Adanya kejelasan sasaran anggaran mengacu pada anggaran yang telah dibuat dan dapat dimengerti secara jelas dan spesifik sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya berdampak baik terhadap kinerja atau aktivitas manajerial dari aparat itu sendiri. Fakta yang ditemukan dilapangan menunjukan hubungan yang sesuai satu sama lain dimana dengan adanya kejelasan sasaran anggaran maka aparat dapat menentukan target dalam


(27)

10 mencapai anggaran tersebut, dan merumuskan apa saja yang akan dilakukan sehingga apa yang telah ditargetkan pada awalnya dapat terealisasi dengan baik.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis (2011) berdasarkan hasil analisis pengaruh tidak langsung yang menunjukkan kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Oleh Argyris (1952) serta Hansen dan Mowen (2000) dalam Azis (2011) Manajemen puncak hanya secara formal menerima anggaran dari manajer di bawahnya dan tidak mempelajari masukan yang diberikan, dengan demikian manfaat perilaku yang diharapkan dari partisipasi tidak akan terwujud. Akibatnya dengan kejelasan sasaran anggaran pada tingkat manajer fungsional hanyalah pada tingkat perencanaan.

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nobel (2015) bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah. Dengan demikian, kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah ditolak.

Umpan balik pada urnumnya memberikan informasi kepada para pelaksana anggaran tentang kekurangan yang dapat mendatangkan perasaan tidak senang, bahkan dapat membuat masalah semakin buruk. Akan tetapi, untuk tujuan peningkatan prestasi, umpan balik tentang keberhasilan aparat adalah sangat penting meskipun dalam beberapa hal rasa tanggungjawab


(28)

11 yang tinggi dapat berdampak negatif apabila kegagalan diungkapkan (Arifin, 2010 dalam Nobel, 2015).

Umpan balik terhadap sasaran anggaran merupakan variabel penting yang memberikan motivasi kepada manajer. Dengan adanya umpan balik yang diperoleh dari pencapaian sasaran anggaran dan dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan, maka karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan terhadap anggaran (Murthi dan Sujana, 2008 dalam Nobel, 2015).

Upaya pemerintah dalam menuntaskan pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan dapat dilihat pada UUD RI 1945 dalam perubahan keempatnya tentang pendidikan dan kebudayaan pada

pasal 31 ayat (3) bahwa “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang” tidak sepenuhnya berjalan

dengan efektif karena masih banyak masyarakat yang kekurangan dalam mengenyam pendidikan yang lebih baik.

Salah satu program pemerintah yang tertera dalam undang-undang tersebut adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terealisasikan mulai tahun 2005 yang


(29)

12 menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi seluruh siswa.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ternyata tidak semuanya berjalan dengan apa yang diharapkan, karena dalam pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih banyak sekolah-sekolah yang serba kekurangan dalam melengkapi alat-alat keperluan belajar mengajar. Dapat dilihat pada contoh kasus penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang terjadi di salah satu daerah Kabupaten Karo misalnya. Menurut Surbakti (dalam Koran Sinar Indonesia Baru 2012) telah terjadi penyalahgunaan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan beasiswa di Kecamatan Laubaleng, Kecamatan Mardinding, Tiganderket dan umumnya terjadi di setiap kecamatan di Kabupaten Karo. Salah satunya di SMPN 3 Lau Solu Kecamatan Mardinding, diungkapkan bahwa bantuan beasiswa kepada siswa yang kurang mampu dipotong oknum kepala sekolah sekitar Rp 100.000 per siswa dan penyaluran dan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak dimusyawarahkan dengan komite sekolah, orang tua siswa ataupun para guru yang bersangkutan. Termasuk berapa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima pun sama sekolah tidak diketahui (Surbakti, 2012).

Selain itu dapat dilihat juga kasus yang terjadi penyalahgunaan dana BOS yang terjadi di sejumlah sekolah di Aceh. Menurut bakri, telah terjadi penyalahgunaan dana BOS sebesar Rp. 1.569.409.000 dana BOS untuk 133 sekolah di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), telah digunakan untuk membeli


(30)

13 mesin absen finger print (sidik jari), komputer jinjing (laptop), dan printer (Bakri, 2016).

Menurut Bustami Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK), sejak direalisasikan dana operasional itu pertengahan tahun 2015 lalu, jasa pengadaan barang kerap menjadi lahan empuk pejabat untuk mencari keuntungan pribadi, dengan menekan bawahan (kepala sekolah). Kepala dinas sering mengondisikan agar setiap kepala sekolah menerima barang yang dibeli pihak Disdik dengan memotong dana Bos masing-masing sekolah. “Padahal, dalam penggunaan dana BOS ini seharusnya diputuskan oleh Kepsek bersama komite sekolah (Bakri, 2016).

Selain itu juga terjadi kasus korupsi dana BOS di Bekasi yang dilalukan oleh mantan Kepsek Sekolah Dasar Mustikajaya 01 Bekasi. Selama tiga tahun, Kepsek diduga menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi kurang lebih 1 miliar lebih (Carina, 2015).

Menurut Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kota Bekasi Eri Syarifah menyebutkan jumlah dana bantuan yang diterima selama tiga tahun adalah Rp. 1.161.361.000. Dari dana tersebut, sebayak 400 juta diduga digunakan untuk keperluan pribadi (Carina, 2015).

Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nobel (2015) bahwa umpan balik anggaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kinerja aparat pemda dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,


(31)

14 sebaliknya jika umpan balik anggaran sedikit akan melemahkan kinerja aparat Pemda juga akan turun.

Namun berbeda dengan penelitian Redemptus (2012) yang menunjukkan umpan balik anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintah. Umpan balik anggaran merupakan variabel motivasi yang menggambarkan informasi mengenai pencapaian kinerja yang telah dilaksanakan. Umpan balik anggaran merupakan variabel motivasi yang menggambarkan informasi mengenai pencapaian kinerja yang telah dilaksanakan.

Menurut Wijayanti (2012), kinerja manajerial merupakan seberapa jauh seorang manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. (Mondy, 2010 dalam Wijayanti 2012).

Berdasarkan uraian di atas, dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian dengan berusaha menguji pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial.


(32)

15 Oleh karena itu peneliti membuat ke dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Noor Azis (2011). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan oleh Noor Azis (2011) adalah Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Anggaran dan Umpan Balik Terhadap Peningkatan Kinerja Manajerial Melalui Kepuasan Kerja dan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating. Sedangkan sebagai pembeda dari penelitian sebelumnya, peneliti tidak menggunakan variabel kepuasan kerja dan variabel ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderating.

2. Obyek Penelitian yang dilakukan oleh oleh Noor Azis (2011) adalah pada manajer atau kepala bagian setingkat manajer di perusahaan manufakture sebagai unit analisis yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan bagian tata usaha/administrasi yang berada di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

3. Pengujian hipotesis yang digunakan oleh Noor Azis (2011) adalah menggunakan analisis model persamaan struktural (Stuctural


(33)

16

Equation Modelling, SEM). Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode Regresi Berganda.

4. Tahun penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah tahun 2011, sedangkan tahun penelitian sekarang adalah tahun 2016.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan? 2. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik

anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Swasta Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan? 3. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik

anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Jakarta Selatan?

4. Apakah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Tangerang Selatan?

5. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan?


(34)

17 6. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan?

7. Apakah umpan balik anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan?

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran

anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Swasta Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

3. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Jakarta Selatan.

4. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Tangerang Selatan.


(35)

18 5. Untuk mengetahui bahwa partisipasi anggaran, berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

6. Untuk mengetahui bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

7. Untuk mengetahui bahwa umpan balik anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di SMA Negeri, Swasta, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

D. Kegunaan Penelitian atau Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka peneitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi penulis

Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahaui serta mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan partisipasi anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial yang melibatkan juga komitmen organisasi dan persepsi inovasi.

2. Bagi pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca dan menyediakan informasi terkait partisipasi angaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial khususnya pada organisasi sektor publik.


(36)

19 3. Bagi akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi manajemen dan akuntansi sektor publik, khususnya untuk memahami partisipasi anggaran dalam proses penyusunan anggaran.

4. Bagi organisasi sektor publik atau pihak yang terkait

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis untuk menerapkan sistem anggaran yang efektif sebagai alat bantu manajemen dalam memotivasi dan mengevaluasi kinerja manajerial.


(37)

20 A. Tinjauan Literatur

1. Anggaran

a. Definisi Anggaran

Menurut Carter (2012:13) “Anggaran adalah pernyataan yang terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen seluruh tingkatan manajemen sebaiknya terlibat dalam perubahannya”.

Definisi anggaran menurut Bustami dan Nurlela (2009:53): “Anggaran adalah pernyataan-pernyataan dalam kuantitas yang dinyatakan secara formal, disusun secara sistematis, dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang”.

Menurut Institute Biaya dan Akuntansi Manajemen (2014)

secara terminologi: “Anggaran adalah Sebuah pernyataan

keuangan dan / atau kuantitatif disusun dan disetujui sebelum jangka waktu tertentu dari kebijakan yang akan ditempuh selama periode untuk memperoleh sasaran. (Maitland, 2000 dalam Abata 2014).

Menurut Hansen dan Mowen (2011:423) Anggaran bisa menjadi salah satu alat yang paling penting untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Dalam beberapa organisasi atau sekolah ditutup karena mereka tidak mampu beroperasi dalam


(38)

21 batas anggaran. Beberapa studi telah menekankan bahwa hubungan antara alokasi dan strategi anggaran harus memadai. Dengan demikian, jika ada perubahan baik anggaran atau strategi, penilaian untuk sistem terkait diperlukan agar perubahan tersebut memiliki efek yang diinginkan mereka.

Menurut Azis (2011) Para manajer membutuhkan alat untuk mengkoordinasikan, merencanakan sumber daya terbatas agar mampu bersaing dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah. Salah satu alat yang dapat membantu perencanaan, koordinasi dan komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah anggaran.

b. Fungsi Anggaran

Mardiasmo (2009) menjelaskan fungsi-fungsi anggaran dalam 8 aspek:

1) Sebagai alat perencanaan. Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Anggaran sebagai alat Pengendalian (control tool).

3) Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal. Digunakan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

4) Anggaran sebagai alat politik.


(39)

22 6) Anggaran sebagai alat penilaian kinerja.

7) Anggaran sebagai alat motivasi.

8) Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang politik. c. Manfaat Anggaran

Hansen dan Mowen (2011:424) mengungkapkan bahwa sebuah anggaran dapat memberikan beberapa manfaat bagi suatu organisasi, antara lain:

1) Anggaran mendorong para manajer untuk mengembangkan arah organisasi secara menyeluruh, mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan masa depan.

2) Anggaran dapat memperbaiki pengambilan keputusan.

3) Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan. Pengendalian ini dicapai dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang dianggarkan secara periodik.

4) Secara formal, anggaran membantu mengomunikasikan rencana organisasi pada setiap karyawan. Jadi, setiap karyawan dapat menyadari peranannya dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut.


(40)

23 5) Penyusunan anggaran juga membantu koordinasi dalam perusahaan karena penyusunan anggaran mengharuskan kerja sama antara berbagai area dan aktivitas dalam organisasi sehingga koordinasi sangat dianjurkan agar anggaran sesuai dengan tujuan organisasi.

d. Proses Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran, dimana setiap manajer dalam organisasi diberi peran untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu:

1) Top-Down Approach (pendekatan dari atas ke bawah)

Dalam pendekatan ini, proses penyusunan anggaran dimulai dari manajer puncak. Anggaran disusun dan ditetapkan oleh pimpinan dan anggaran harus dilaksanakan bawahan. Anggaran top-down approach mempunyai kelemahan antara lain: kurangnya komitmen bawahan, seringkali tidak dapat dilaksanakan, dan sulit berhasil mencapai tujuan.

2) Bottom-Up Approach (pendekatan dari bawah ke atas)

Dalam pendekatan ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan


(41)

24 sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya untuk menyusun anggaran yang akan dicapai di masa mendatang. Metode ini digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. Meskipun dapat menciptakan komitmen manajemen bawah, namun anggaran bottom-up mempunyai kelemahan sebagai berikut: seringkali tidak mempertimbangkan keselarasan tujuan, kurang terkendali, tujuan yang ingin dicapai terlalu mudah.

3) Participative Budget (anggaran partisipasi)

Pendekatan penganggaran yang melibatkan manajer level menengah dalam pembuatan estimasi anggaran disebut

participative budget. Anggaran partisipasi merupakan anggaran yang dibuat dengan kerjasama penuh dari manajer pada semua tingkatan. Keberhasilan program anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu sendiri. Proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah, bisa juga sebaliknya, dan ada juga yang menggunakan gabungan dari keduanya. Anggaran yang disusun secara

participative merupakan cara efektif untuk memotivasi kinerja bawahan (Hofstede, 1968 dalam Prihandini, 2011).


(42)

25 2. Partisipasi Anggaran

a. Definisi Partisipasi Anggaran

Bangun (2009) dalam Edwin (2014) mengemukakan partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan dan mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran tersebut.

Milani (1973) dalam Indarto dan Ayu (2011:34) menyatakan bahwa partisipasi anggaran merupakan tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan individu dalam proses perancangan anggaran, serta pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan non partisipatif, dengan adanya anggaran partisipatif menyebabkan sikap respektif bawahan terhadap pekerjaan dan perusahaan, serta terhadap sistem anggaran yang diberlakukan oleh perusahaan (Collins, 1978 dalam Indarto dan Ayu, 2011:34).

Menurut Brownell dan McInnes (1986) dalam Azis (2011) manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan menginternalisasikan standar dan tujuan yang ditetapkan dan


(43)

26 mendorong kepuasan pribadi dari pekerjaan pencapaian anggaran sehingga akan mendorong peningkatan kinerja manajerial.

Partisipasi anggaran merupakan sarana bagi karyawan untuk dapat lebih mengerti terhadap apa yang mereka kerjakan (Syafrial, 2009 dalam Sartono dan Heni, 2014). Mediaty (2010) dalam Sartono dan Heni (2014) menguraikan bahwa Partisipasi anggaran juga merupakan pendekatan yang secara umum dapatkan meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas organisasi.

b. Keuntungan dari adanya partisipasi

Partisipasi yang baik membawa beberapa keuntungan sebagai berikut:

1) memberi pengaruh yang sehat terhadap adanya inisiatif, moralisme dan antusiasme,

2) memberikan suatu hasil yang lebih baik dari sebuah rencana karena adanya kombinasi pengetahuan dari beberapa individu,

3) dapat meningkatkan kerja sama antar departemen, dan

4) para karyawan dapat lebih menyadari situasi di masa yang akan datang yang berkaitan dengan sasaran dan pertimbangan lain (Irvine 1978 dalam Indriani, 1993 dan Nor, 2007).


(44)

27 3. Kejelasan Sasaran Anggaran

a. Pengertian Kejelasan Sasaran Anggaran

Menurut Kenis (1979) dalam Putra (2013) kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian anggaran tersebut.

Locke (1968) dalam Philipus (2011) dan Nur, dkk (2013) menyatakan bahwa menentukan sasaran tertentu adalah lebih produktif dibandingkan tidak menentukan tujuan dan mendesak pegawai untuk melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Locke (1968) dalam Kenis 1979 dan Azis (2011) juga menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran akan mendorong manajer lebih produktif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan sasaran anggaran yang tidak jelas.

Menurut Putra (2013) dengan adanya kejelasan sasaran anggaran kinerja suatu unit kerja organisasi dinilai baik secara finansial. Sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan aparat untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran akan dicapai oleh pemerintah daerah, sebaliknya apabila tidak adanya kejelasan sasaran anggaran aparat akan memiliki sedikit informasi mengenai


(45)

28 keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan organisasi untuk mencapai tujuan dan target-target telah ditetapkan sebelumnya. b. Pengukuran sasaran yang Efektif

Menurut Locke dan Latham dalam Putra (2013), agar pengukuran sasaran efektif ada tujuh indikator yang di perlukan, yaitu :

1) Tujuan, membuat secara terperinci tujuan umum, dan tugas-tugas yang harus di kerjakan.

2) Kinerja, menetapkan kinerja dalam bentuk pertanyaan yang dapat di ukur.

3) Standar, menetapkan standar dan target yang di capai.

4) Jangka waktu, menetapkan jangka waktu yang di butuhkan untuk pengerjaan.

5) Sasaran prioritas, menetapkan sasaran berdasarkan prioritasnya.

6) Tingkat kesulitan, menetapkan sasaran berdasarkan tingkat kesulitannya.

7) Koordinasi, menetapkan kebutuhan koordinasi.

Keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran akan membuatnya lebih memahami sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh anggaran tersebut, serta bagaimana akan mencapainya dengan menggunakan sumberdaya yang ada pada perusahaan atau pada


(46)

29 suatu organisasi sektor publik. Selanjutnya targe-target anggaran yang di susun akan sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. 4. Umpan Balik Anggaran

Umpan balik pada urnumnya memberikan informasi kepada para pelaksana anggaran tentang kekurangan yang dapat mendatangkan perasaan tidak senang, bahkan dapat membuat masalah semakin buruk. Akan tetapi, untuk tujuan peningkatan prestasi, umpan balik tentang keberhasilan aparat adalah sangat penting meskipun dalam beberapa hal rasa tanggungjawab yang tinggi dapat berdampak negatif apabila kegagalan diungkapkan (Arifin, 2010 dalam Nobel 2015).

Umpan balik terhadap sasaran anggaran merupakan variabel penting yang memberikan motivasi kepada manajer. Dengan adanya umpan balik yang diperoleh dari pencapaian sasaran anggaran dan dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan, maka karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan terhadap anggaran (Murthi dan Sujana 2008 dalam Nobel 2015).

Laporan umpan balik (feedback) diperlukan untuk mengukur aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja dan akuntabilitas pada pelaksanan suatu rencana atau waktu mengimplementasikan suat anggaran, sehingga manajeman dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan rencana atau pencapaian sasaran


(47)

30 anggaran yang ditetapkan. (Kusumaningrum, 2010 dalam Nuraini dan Dian, 2012).

5. Kinerja Manajerial

a. Pengertian Kinerja Manajerial

Menurut Wijayanti (2012), kinerja manajerial merupakan seberapa jauh seorang manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. Kinerja seorang manajer berorientasi pada proses yang diarahkan dan dipastikan untuk memaksimalkan produktivitas karyawan, tim, dan organisasi (Mondy, 2010 dalam Wijayanti 2012).

b. Pengukuran Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kinerja manajerial ini diukur dengan mempergunakan indikator (Mahoney et.al, 1963). Menurut Mahoney et. al (1963) dalam Natalia (2010) dan Putra (2013) kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, yang diukur dengan menggunakan indikator :

1) Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan


(48)

31 mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

2) Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

3) Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan.

4) Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. 5) Pengawasan, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati

dan dilaporkan atau kemampuan untuk mengarahkan, memimpin, membimbing, menjelaskan segala aturan yang berlaku, memberikan dan menagani keluhan pelaksanaan tugas bawahan.


(49)

32 6) Pemilihan Staff yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.

7) Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.

8) Perwakilan, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.

Parker (1993:3) dalam Sadjiarto Arja (2000) dan Istiyani (2009) menyebutkan lima manfaat adanya pengukuran/penilaian kinerja suatu entitas pemerintahan yaitu:

1) Peningkatan kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan. Seringkali keputusan yang diambil pemerintah dilakukan dalam keterbatasan data dan berbagai pertimbangan politik serta tekanan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Proses pengembangan pengukuran kinerja ini akan memungkinkan pemerintah untuk menentukan misi dan menetapkan tujuan pencapaian hasil tertentu. Di samping itu dapat juga dipilih metode pengukuran kinerja untuk melihat kesuksesan program yang ada. Di sisi lain, adanya


(50)

33 pengukuran kinerja membuat pihak legislatif dapat memfokuskan perhatian pada hasil yang didapat, memberikan evaluasi yang benar tehadap pelaksanaan anggaran serta melakukan diskusi mengenai usulan-usulan program baru. 2) Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal.

Dengan adanya pengukuran kinerja ini, secara otomatis akan tercipta akuntabilitas di seluruh lini pemerintahan, dari lini terbawah sampai teratas. Lini teratas pun kemudian akan bertanggungjawab kepada pihak legislatif. Dalam hal ini disarankan pemakaian sistem pengukuran standar seperti halnya management by objectives untuk pengukuran outputs dan outcomes.

3) Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas publik. Meskipun bagi sebagian pihak, pelaporan evaluasi kinerja pemerintah kepada masyarakat dirasakan cukup menakutkan, namun publikasi laporan ini sangat penting dalam keberhasilan sistem pengukuran kinerja yang baik. Keterlibatan masyarakat terhadap pengambilan kebijakan pemerintah menjadi semakin besar dan kualitas hasil suatu program juga semakin diperhatikan.

4) Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan penetapan tujuan. Proses perencanaan strategi dan tujuan akan kurang berarti tanpa adanya kemampuan untuk


(51)

34 mengukur kinerja dan kemajuan suatu program. Tanpa ukuran-ukuran ini, kesuksesan suatu program juga tidak pernah akan dinilai dengan obyektif.

5) Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan penggunaan sumber daya secara efektif. Masyarakat semakin kritis untuk menilai program-program pokok pemerintah sehubungan dengan meningkatnya pajak yang dikenakan kepada mereka. Evaluasi yang dilakukan cenderung mengarah kepada penilaian apakah pemerintah memang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam hal ini pemerintah juga mempunyai kesempatan untuk menyerahkan sebagian pelayanan publik kepada sektor swasta dengan tetap bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

B. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat di tabel 2.1.


(52)

35 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

No. Peneliti/Judul Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 1. Noor Azis/

Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,Kejelasan Anggaran,dan Umpan Balik Terhadap Peningkatan Kinerja Manajerial Melalui Kepuasan Kerja dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating/ Analisis Manajemen Vol. 5 No. 1 Juli 2011.

a. Jenis penelitian: kuantitatif b. Sumber data: kuesioner c. Sampel: 142 Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta d. Tahun data: 2008

e. Metode Analisis: SEM f. Variabel lainnya: Kepuasan

kerja dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating

v v v v 1) Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja

manajerial melalui dampak positif dan signifikan dari kepuasan dan ketidakpastian lingkungan,

2) Demikian juga untuk umpan balik anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial


(53)

36 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

No. Peneliti / Judul /

Sumber Metode Penelitian

X 1

X 2

X 3

Y

Hasil Penelitian v v V v melalui dampak positif dan

signifikan dari ketidakpastian lingkungan,

3) Sedangkan pengaruh tidak langsung variabel karakteristik sistem penganggaran yang lain, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan umpan balik anggaran dari ketiganya hanya variabel partisipasi penyusunan anggaran berhasil ditunjukkan secara signifikan pengaruhnya terhadap meningkatnya kinerja manajerial melalui dampak positif dari variabel kepuasan kerja dan ketidakpastian lingkungan.


(54)

37 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 2. Fladimir Edwin Mbon/

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah/ Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

a. Sumber data: kuesioner

b. Sampel: seluruh pejabat setingkat kepala bagian/bidang/sub dinas dan kepala subbagian/sub bidang/seksi dari kantor dinas Pemerintah daerah di Kabupaten Manggarai Barat

c. Tahun data: 2013

d. Metode Analisis: analisis regresi berganda

e. Variabel lainnya: Akuntabilitas Publik

v v v Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara parsial partisipasi

penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, berpengaruh positif

terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.


(55)

38 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 3. Deki Putra/

Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)/

Skripsi Univeraitas Negeri Padang.

a. Jenis penelitian: kausatif b. Sumber data: kuesioner c. Sampel: seluruh SKPD

yang ada di kota Padang yang terdiri dari 45 SKPD.

d. Tahun data: 2013

e. Metode Analisis: regresi berganda

f. Variabel lainnya: Pengaruh Akuntabilitas Publik

v v Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).


(56)

39 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

Bersambung kehalaman berikutnya No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 4. M. Nobel Darmansyah/

Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran

Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah

Kabupaten Indragiri Hulu/ Jom. FEKON Vol 2. No 2 Oktober 2015.

a. Sumber data: kuesioner b. Sampel: kepala dinas dan

sekretariat dinas yang terdiri dari Kasubag umum dan kepegawaian, Kasubag

keuangan dan

perlengkapan, dan Kasubag

perencanaan dan

pengendalian. c. Tahun data: 2013

d. Metode Analisis: analisis regresi berganda

e. Variabel lainnya: Evaluasi Anggaran dan Kesulitan Tujuan Anggaran

v v v v Dari hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa variabel yang berpengaruh signifikan dan ada yang tidak berpengaruh signifikan. Variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah adalah partisipasi anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, dan kesulitan tujuan anggaran. Sedangkan variabel yang tidak signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah adalah kejelasan tujuan anggaran.


(57)

40 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

Bersambung kehalaman berikutnya No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 5. Alfons Redemptus

Benedik Suluh/

Pengaruh Karakteristik Penganggaran Terhadap Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pemerintah (Studi Pada Satuan Kerja Lingkup Wilayah Kerja KPPN Malang)/

a. Jenis penelitian: kuantitatif b. Sumber data: sekunder c. Sampel: sebanyak 62 sampel

penelitian dari populasi yang akan diteliti sebanyak 160 satuan kerja yang menggunakan dana APBN baik instansi vertikal

pemerintah pusat maupun instansi pemerintah daerah pada KPPN Malang

d. Tahun data: 2012

e. Metode Analisis: analisis regresi berganda

f. Variabel lainnya: Evaluasi Anggaran dan Kesulitan Sasaran Anggaran

v v V v 1) Penelitian ini gagal untuk membuktikan bahwa partisipasi penganggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintahan.

2) Penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintah.

3) Penelitian ini gagal membuktikan bahwa umpan balik anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintahan.


(58)

41 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

Bersambung kehalaman berikutnya No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 6. Stefani Lily Indarto,

Stephana Dyah Ayu/ Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Angggaran, dan Job Relevant Information (JRI)/ Seri Kajian Ilmiah, Volume 14, Nomor 1, Januari 2011.

a. Sumber data: kuesioner b. Sampel: para manajer tingkat

menengah atau manajer fungsional yang bekerja di perusahaan manufaktur berskala besar di Jawa Tengah

c. Tahun data: 2007

d. Metode Analisis: path analysis e. Variabel lainnya: Kecukupan

Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Angggaran, dan Job Relevant Information (JRI)

v v Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat tinggi partisipasi anggaran terkait dengan kinerja manajerial yang tinggi dalam kondisi kecukupan anggaran yang tinggi, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, dan job relevant information. Penelitian ini juga menemukan bahwa ada hubungan positif antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.


(59)

42 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

Bersambung kehalaman berikutnya

No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 7. Istiyani/Pengaruh

Karakteristik tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Temanggung./ Tesis Universitas Sebelas Maret: Surakarta. (Tidak dipublikasikan).

a. Sumber data: kuisioner b. Sampel:Pemerintah

Kabupaten Temanggung c. Tahun data: 2009

d. Metode Analisis: analisis regresi berganda

e. Variabel lainnya: Evaluasi Anggaran dan Kesulitan Tujuan Anggaran

v v v V 1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel partisipasi anggaran terhadap variabel kinerja aparat Pemda. 2) Demikian juga terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan variabel kejelasan tujuan anggaran terhadap variabel kinerja aparat Pemda. 3) penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel umpan balik anggaran terhadap variabel kinerja aparat Pemda


(60)

43 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

Bersambung kehalaman berikutnya No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1

X 2

X 3

Y

Hasil Penelitian 8. Matthew A. Abata/

Participative Budgeting and Managerial Performance in the Nigerian Food Products Sector /

Global Journal of

Contemporary Research in Accounting, Auditing and Business Ethics (GJCRA) An Online International Research Journal (ISSN: 2311-3162) 2014 Vol: 1 Issue 3

a. Sumber data: kuisioner b. Sampel: tingkat manajer

yang berbeda-beda c. Tahun data: 2013

d. Metode Analisis: analisis regresi dan statistik deskriptif

v V Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kinerja manajerial dan partisipasi anggaran


(61)

44 Penelitian Sebelumnya

“Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Kejelasan Sasaran Anggaran (X2), Umpan Balik Anggaran (X3) terhadap Kinerja Manajerial (Y)”

No. Peneliti/Judul/Sumber Metode Penelitian

X 1 X 2 X 3 Y Hasil Penelitian 9. Osama Mah'd, Husam

Al-Khadash, Mohammed Idris and Abdulhadi Ramadan /

The Impact of Budgetary Participation on

Managerial Performance: Evidence from Jordanian University Executives / Journal of Applied Finance & Banking, vol. 3, no. 3, 2013, 133-156

ISSN: 1792-6580 (print version), 1792-6599 (online)

Scienpress Ltd, 2013

a. Jenis penelitian: objektif b. Sumber data: kuisioner,

dokumen arsip,

pengamatan, dan laporan c. Sampel: 131 university

executives, of whom 77, in five private universities, replied.

d. Tahun data: 2013

e. Metode Analisis: analisis regresi

v V Temuan ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dari responden yang berpartisipasi dalam anggaran secara signifikan lebih baik daripada indikator kinerja dari responden yang tidak berpartisipasi dalam anggaran. Penelitian ini menguji perbedaan menggunakan uji Mann-Whitney. Analisis lebih lanjut dilakukan dan temuan itu mendukung hasil sebelumnya.


(62)

45 C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini merupakan model konseptual mengenai teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi kinerja manajerial. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan umpan balik anggaran yang mempengaruhi kinerja manajerial.

Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran pada penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1

Bersambung ke halaman berikutnya

Pengaruh Parisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Umpan Balik Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Basis Teori: Anggaran

Partisipasi Anggaran Kejelasan Sasaran

Anggaran Umpan Balik

Anggaran


(63)

46

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas

Koefisien Determinasi

Uji Hipotesis a. Uji F

b. Uji t

Hasil Pengujian dan Pembahasan


(64)

47 D. Hipotesis

1. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Umpan Balik Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Siegel dan Marconi (1989) dalam Indarto dan Ayu (2011:34) menyatakan bahwa dengan partisipasi, karyawan akan dilibatkan keberadaannya dan tidak sekedar terlibat dalam tugas yang mereka kerjakan. Partisipasi anggaran memungkinkan adanya transfer informasi yang memadai antara atasan dan bawahan sehingga akan diperoleh tingkat pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas (Indarto dan Ayu, 2011:39).

Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Azis (2011) bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial demikian juga untuk umpan balik anggaran dapat di buktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sedangkan pengaruh tidak langsung variabel karakteristik sistem penganggaran yang lain, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan umpan balik anggaran dari ketiganya hanya variabel partisipasi penyusunan anggaran berhasil ditunjukkan secara signifikan pengaruhnya terhadap meningkatnya kinerja manajerial.


(65)

48 Menurut Istiyani (2009) lima variabel karakteristik tujuan anggaran (Partisipasi, kejelasan, evaluasi, umpan balik dan kesulitan) mempengaruhi kinerja aparat Pemda secara bersama-sama sebesar 62,2 % sedangkan 37,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di modelkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H : Partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

2. Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Penelitian mengenai partisipasi anggaran dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial merupakan suatu bidang penelitian yang banyak mengalami perdebatan dalam literatur akuntansi perilaku selama empat dasawarsa terakhir (Slamet Riyadi, 1998 dalam Indarto dan Ayu 2011:37).

Menurut Chong (2002) dalam Prihandini (2011) dan Edwin (2014), partisipasi anggaran merupakan sebuah proses dimana bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Beberapa studi yang berkaitan dengan partisipasi anggaran antara lain Jalaluddin dan Bahri (2009), Wulandari (2013), Bangun (2009), dan Prihandini


(66)

49 (2011) dalam Edwin (2014) yang semuanya menunjukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah.

Menurut Brownell dan McInnes (1986) dalam Azis (2011) manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan menginternalisasikan standar dan tujuan yang ditetapkan dan mendorong kepuasan pribadi dari pekerjaan pencapaian anggaran sehingga akan mendorong peningkatan kinerja manajerial. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa partisipasi penyusunan anggaran dapat dibuktikan secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja masih menunjukan hasil yang bertentangan, hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian Anggraeni (2009) dalam Edwin (2014) yang dalam hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menduga bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Dari uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H : Partisipasi anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.


(67)

50 3. Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Menurut Kenis (1979) dalam Putra (2013), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut.

Terdapat penelitian sebelumnya yang terkait dengan pengaruh kinerja manajerial yaitu dilakukan oleh Putra (2013) yang membuktikan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa fakta yang ditemukan dilapangan menunjukan hubungan yang sesuai satu sama lain dimana dengan adanya kejelasan sasaran anggaran maka aparat dapat menentukan target dalam mencapai anggaran tersebut, dan merumuskan apa saja yang akan dilakukan sehingga apa yang telah ditargetkan pada awalnya dapat terealisasi dengan baik.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis (2011) berdasarkan hasil analisis pengaruh tidak langsung yang menunjukkan kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nobel (2015) bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh signifikan


(68)

51 terhadap peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah. Dengan demikian, kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah ditolak. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menduga bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Dari uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H : Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

4. Umpan Balik Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Umpan balik pada urnumnya memberikan informasi kepada para pelaksana anggaran tentang kekurangan yang dapat mendatangkan perasaan tidak senang, bahkan dapat membuat masalah semakin buruk. Akan tetapi, untuk tujuan peningkatan prestasi, umpan balik tentang keberhasilan aparat adalah sangat penting meskipun dalam beberapa hal rasa tanggungjawab yang tinggi dapat berdampak negatif apabila kegagalan diungkapkan (Arifin, 2010 dalam Nobel 2015).

Terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nobel (2015) bahwa umpan balik anggaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kinerja aparat pemda dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebaliknya jika umpan balik anggaran sedikit akan melemahkan kinerja aparat Pemda juga akan turun.


(69)

52 Namun berbeda dengan penelitian Redemptus (2012) yang menunjukkan umpan balik anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan anggaran pemerintah. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menduga bahwa umpan balik anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Dari uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah H : Umpan balik anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan


(70)

53 A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas, yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27), jenis ini digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini menguji pengaruh variabel independen, yaitu partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran terhadap variabel dependen, yaitu kinerja manajerial. Populasi dalam penelitian ini adalah kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan bagian tata usaha/administrasi yang berada di Sekolah Menengah Atas di Jakarta Selatan (Negeri dan Swasta) dan Tangerang Selatan (Negeri dan Sawasta).

B. Metodologi Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

convenience sampling atau disebut dengan pemilihan sampel berdasarkan kemudahan. Metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah titik terbatas sehingga peneliti


(1)

236

Model

UMPAN BALIK ANGGARAN

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

PARTISIPASI ANGGARAN 1 Correlations UMPAN BALIK ANGGARAN 1,000 -,217 -,501

KEJELASAN SASARAN

ANGGARAN -,217 1,000 -,009

PARTISIPASI ANGGARAN -,501 -,009 1,000

Covariances UMPAN BALIK ANGGARAN ,060 -,014 -,016 KEJELASAN SASARAN

ANGGARAN -,014 ,068 ,000

PARTISIPASI ANGGARAN -,016 ,000 ,018

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) -11,945 7,652 -1,561 ,125

PARTISIPASI

ANGGARAN ,336 ,134 ,257 2,511 ,015 ,734 1,363

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

,643 ,261 ,224 2,469 ,017 ,934 1,070

UMPAN BALIK

ANGGARAN 1,221 ,245 ,522 4,982 ,000 ,699 1,430

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI BERGANDA

SMA Negeri


(2)

237

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,685a ,469 ,431 5,234 2,175

a. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN

b. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI BERGANDA

SMA Swasta

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,793a ,630 ,612 4,932 1,305

a. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN

b. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI BERGANDA

SMA Jakarta Selatan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,684a ,467 ,438 4,780 1,774

a. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

b. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI BERGANDA

SMA Tangerang Selatan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,776a ,602 ,579 5,460 1,717

a. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN

b. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI

STATISTIK t) PADA REGRESI BERGANDA


(3)

238

HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI

STATISTIK t) PADA REGRESI BERGANDA

SMA Swasta

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) -11,119 4,792 -2,320 ,024

PARTISIPASI

ANGGARAN ,176 ,114 ,138 1,551 ,126 ,736 1,359

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

,727 ,167 ,364 4,358 ,000 ,828 1,208

UMPAN BALIK

ANGGARAN 1,254 ,233 ,491 5,387 ,000 ,698 1,432 a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI

STATISTIK t) PADA REGRESI BERGANDA

SMA Jakarta Selatan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 10,967 8,310 1,320 ,194

PARTISIPASI

ANGGARAN ,536 ,130 ,517 4,130 ,000 ,807 1,239

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

,097 ,278 ,041 ,350 ,728 ,932 1,073

UMPAN BALIK

ANGGARAN ,588 ,287 ,264 2,048 ,047 ,761 1,314


(4)

239

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 3,392 5,104 ,665 ,509

PARTISIPASI

ANGGARAN ,337 ,115 ,324 2,939 ,005 ,810 1,234

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

,631 ,176 ,407 3,584 ,001 ,764 1,309

UMPAN BALIK

ANGGARAN ,357 ,296 ,142 1,204 ,234 ,711 1,407

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI

STATISTIK t) PADA REGRESI BERGANDA

SMA Tangerang Selatan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) -11,945 7,652 -1,561 ,125

PARTISIPASI

ANGGARAN ,336 ,134 ,257 2,511 ,015 ,734 1,363

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

,643 ,261 ,224 2,469 ,017 ,934 1,070

UMPAN BALIK

ANGGARAN 1,221 ,245 ,522 4,982 ,000 ,699 1,430

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)

PADA REGRESI BERGANDA


(5)

240

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1014,675 3 338,225 12,346 ,000b

Residual 1150,629 42 27,396

Total

2165,304 45 a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

b. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN

HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)

PADA REGRESI BERGANDA

SMA Swasta

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2645,275 3 881,758 36,249 ,000b

Residual

1556,784 64 24,325

Total 4202,059 67

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

c. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN

HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)

PADA REGRESI BERGANDA


(6)

241

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1082,669 3 360,890 15,796 ,000b

Residual

1233,762 54 22,847

Total 2316,431 57

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

d. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN

HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)

PADA REGRESI BERGANDA

SMA Tangerang Selatan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2340,065 3 780,022 26,167 ,000b

Residual 1550,060 52 29,809

Total 3890,125 55

a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL

b. Predictors: (Constant), UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun

4 79 107

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dan locus of control terhadap kinerja manajerial

0 17 14

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Keadilan Distributif Terhadap Kinerja Manajerial

3 17 66

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENGARUH PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Kasus P

0 5 11

PENGARUH PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Kasus P

0 2 17

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARO.

0 4 29

PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL ( Studi Empiris pada Pejabat Eselon III dan IV di Pemerintah Kabupaten Sukoharjo ).

0 2 7

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN,KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,UMPAN BALIK ANGGARAN,PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA MANAJER PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN,KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,UMPAN BALIK ANGGARAN,PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA MANAJER PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Unika Repository

0 0 34