SENANDUNG BILAH PADA RITUAL PERNIKAHAN DI KABUPATEN LABUHANBATU (DITINJAU DARI BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA.

(1)

SENANDUNG BILAH PADA RITUAL PERNIKAHAN

DI KABUPATEN LABUHANBATU

(DITINJAU DARI BENTUK,

FUNGSI DAN MAKNA)

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

ABDUL RAHMAN DALIMUNTHE

NIM. 209342027

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2014

Abdul Rahman Dalimunthe NIM. 209342027


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini diajukan oleh : Abdul Rahman Dalimunthe, NIM 209342027 Jurusan Sendratasik

Program Studi Pendidikan Seni Musik Strata Satu Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan, Maret 2014 Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum NIP.19641207 199103 2 002

Sekretaris

Dra. Tuti Rahayu, M.Si NIP. 19661201 199303 2 002


(4)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi Ini Telah diuji dan Dinyatakan Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, Februari 2014 Tim Penguji,

Nama Tanda Tangan

Dra. Pita HD Silitonga M.Pd ___

NIP. 19570114 198203 2 002

Panji Suroso S.Pd, M.Si ___

NIP. 19741230 200604 1 002

Nurwani S.St, M.Hum ___

NIP. 19660613 199702 2 001

Uyuni Widyastuti M.Pd ___


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul Skripsi ini adalah “Senandung Bilah Pada Ritual Pernikahan Di Kabupaten Labuhanbatu (Ditinjau Dari Bentuk, Fungsi Dan Makna)”

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah di tetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Selama proses penelitian, penulis selalu menghadapi berbagai kendala. Tetapi selama menghadapi kendala-kendala tersebut penulis sangat terbantu oleh beberapa pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unversitas Negeri Medan,

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Uyuni Widiyastuti, M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Panji Suroso S.Pd M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Seni Musik, serta Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan, semangat dan motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

6. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. selaku Dosen pembimbing Skripsi juga telah banyak memberi bimbingan, semangat dan motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

7. Nurwani S.ST, M.Hum Selaku Dosen Pembimbing Akademik Faktultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa kepada keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat, kepada Ibunda tercinta Rosmiati Siregar dan Ayahanda Mhd. Ali Nafiah Dalimunthe yang telah memberikan kasih sayang, baik moril maupun materil, motivasi, dan doa yang tiada hentinya kepada penulis.


(6)

iii

9. Saudara-saudaraku, Rosdiana Dalimunthe, Indra Dalimunthe, Ahmad Zaijuli Hasibuan, Gita arsinta, dan keponakanku, Okri Ihfandra Nugroho Dalimunthe. Yang telah memberi motivasi dan semangat kepada penulis.

10.Teman-teman Sendratasik Seangkatan, Senior dan Junior, Atok Syahridin (selaku narasumber), Dedi Anwar Pohan SE (jengger), Dewan Kesenian Labuhanbatu, Labuhanbatu ethnic, IPQO Nur Irbrahimi, dan semua teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik segi kalimat, isi dan juga tehnik penguraiannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Pendidikan Seni Musik.

Medan Maret 2014 Penulis,

Abdul Rahman Dalimunthe NIM. 209342027


(7)

i

ABSTRAK

ABDUL RAHMAN DALIMUNTHE, NIM 209342027, SENANDUNG BILAH PADA RITUAL PERNIKAH DI KABUPATEN LABUHANBATU (DITINJAU DARI BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA) Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang proses penyajian senandung, fungsi senandung, bentuk musik senandung dan makna senandung pada masyarakat melayu di Kabupaten Labuhanbatu. Serta membahas keberadaan dan instrument apa yang digunakan pada penyajian senandung di Kabupaten Labuhanbatu.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori tentang Senandung, teori tentang Ritual, teori tentang Pernikahan, teori tentang masyarakat Melayu Labuhanbatu, bentuk musik, fungsi dan makna.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi wawancara dan studi kepustakaan. Tehnik pengolahan dan analisis data menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif.

Senandung memiliki 2 bentuk musik yaitu, A (a,b) dan B (a,b) dimana A dan B terdiri dari beberapa motif. Dimana A merupakan kalimat tanya dan B merupakan jawaban. Bentuk A memilki frase a dan b. frase a terdiri dari motif m1, m1’ dan m1’’ Pada kalimat B terjadi perubahan motif baru yang terdiri dari. (m2) dan (m2’). Peranan gendang pada Senandung sebagai pembawa ritme sekaligus sebagai tempo dan biola sebagai pembawa melodi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa Senandung memiliki beberapa fungsi yaitu : sebagai media pengungkapan perasaan, hiburan dan komunikasi, serta makna yang terkandung terdapat di dalam syair atau pantun yang di lantunkan oleh pesenandung. Syair yang digunakan pada Senandung berupa pantun yang menggunakan bahasa daerah dari Kabupaten Labuhanbatu, Berdasarkan penelitian yang dilakukan, fungsi senandung bilah sebagai media penyampaian nasehat-nasehat yang baik untuk setiap pendengar.


(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ...

1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : LANDASAN TEORETIS DAN

KERANGKA KONSEPTUAL ...

8

A. Landasan Teoretis ... 8

1. Senandung Bilah ... 8

2. Ritual ... 9

3. Pernikahan ... 10

4. Masyarakat Melayu Labuhanbatu ... 10


(9)

v

6. Bentuk Penyajian ... 13

7. Musik ... 14

1. Ritme ... 15

2. Tempo ... 15

3. Melodi ... 16

4. Dinamik... 17

5. Harmoni ... 18

7. Fungsi Musik ... 18

8. Makna ... 20

B. Kerangka Konseptual ... 23

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

a. Lokasi Penelitian ... 26

b. Waktu Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 26

a. Populasi ... 26

b. Sampel ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data... 27

a. Pengamatan/Observasi ... 27

b. Wawancara... 28

c. Dokumentasi ... 29


(10)

vi

E. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV : PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu ... 33

1. Geografis ... 33

2. Sumber Daya Alam ... 35

B. Proses Tradisi Pernikahan Di Kabupaten Labuhanbatu ... 36

1. Pembacaan Ayat Suci Al-Quran ... 36

2. Marsanji ... 37

3. Pembagian Bunga Rampai ... 37

4. Pemberian Tepung Tawar ... 38

5. Pemberian Kata Nasehat ... 38

6. Doa ... 39

7. Hiburan Tarian ... 40

8. Senandung Bilah ... 40

C. Bentuk Penyajian Senandung ... 40

D. Instrumen Dalam Kesenian Senandung ... 43

a. Violin ... 43

b. Gendang ... 44

E. Bentuk Musik Senandung ... 44

F. Fungsi Senandung ... 46

1. Fungsi Pengungkapan Perasaan ... 46

2. Fungsi Komunikasi ... 48


(11)

vii

G. Makna Senandung... 50

BAB V : KESIPULAN DAN SARAN. ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN


(12)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Labuhanbatu ... 34

Gambar 4.2 Pembacaan Ayat Suci Al Quran ... 37

Gambar 4.3 Pemberian Tepung Tawar ... 38

Gambar 4.4 Pemberian Kata Nasehat ... 39

Gambar 4.5 Berdoa ... 39

Gambar 4.6 Hiburan Tarian ... 40


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa, suku Batak, suku Melayu, suku Dayak dan sebagainya. Beragam jenis suku dan tradisi dari keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan musik - musik daerah yang dikembangkan pada setiap daerah, Musik juga merupakan pendukung utama untuk melengkapi dan menyempurnakan beragam bentuk kesenian dalam berbagai budaya. Pada kelompok masyarakat tertentu secara tradisional musik berperan sebagai medium dalam melaksanakan ritual tertentu baik yang bersifat religi, adat istiadat, maupun hiburan.

Pada umumnya manusia memiliki rasa senang untuk mendengarkan musik, kendati tingkat kesenangan antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Oleh karena itu, rasa senang terhadap musik tidak dapat di anggap sebagai sifat khas atau suatu keanehan yang kebetulan dimiliki seseorang. Rasa senang terhadap musik tidak menempati suatu kotak individu. Rasa senang mendengar musik disebabkan oleh beberapa faktor seperti respon terhadap kesan irama, melodi, harmoni, warna suara, dalam suatu komposisi serta faktor penggunaan teks atau syair bila sebuah komposisi musik yang didengar itu berbentuk nyanyian.


(14)

2

Masing - masing suku memiliki bermacam tradisi yang memiliki fungsi dan kugunaan masing - masing, seperti upacara adat, ritual pernikahan, hiburan, dan lain sebagainya. Musik tidak dapat dilepas dari kehidupan manusia, bahkan musik bisa untuk melengkapi kehidupan manusia baik dari segi sosial, budaya, kejiwaan, maupun dari segi religiusnya. Banyak orang berpendapat bahwa musik hanyalah merupakan hiburan dan hobby yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Namum banyak orang juga berpendapat bahwa musik merupakan hal yang sulit dan hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang bisa bermain instrumen musik atau bernyayi dengan baik. Namun seiring dengan perkembangan zaman. Musik juga mengalami perkembangan pesat. Bukan hanya untuk hiburan, hobby atau sumber penghasilan. Kini musik juga memegang peranan dalam kehidupan manusia baik dalam kegiatan sosial budaya.

Penyebaran etnis disetiap daerah sangatlah merata, termasuk etnis melayu, khususnya di Sumatera Utara berdasarkan pemerintahan kabupaten dan kota mencakup: Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, dan Kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten Labuhanbatu merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bersuku Melayu dan sampai saat ini masih memegang erat tradisi dan kebudayaan mereka. Tradisi dan kebudayaan tersebut tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kesenian.

Kabupaten Labuhanbatu salah satu Kabupaten yang mencakup penyebaran etnis melayu di Sumatera Utara. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan atok Syahridin selaku narasumber ( wawancara 4 September 2013). Dalam


(15)

3

melaksanakan acara adat. Seperti, peresmian pesta pernikahan, khitanan, kelahiran seorang anak, syukuran dan lain-lain di daerah ini tak lepas oleh peranan musik, Senandung adalah musik asli Melayu. Senandung merupakan kesenian tradisional masyarakat Melayu yang dalam penyajiannya tanpa diiringi oleh alat musik. Senandung merupakan nyanyian rakyat yang hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangan jiwa para masyarakat pendukungnya. Dan di Kabupaten Labuhanbatu sendiri juga terdapat kesenian Senandung. Hanya saja di daerah ini dikenal dengan sebutan Senandung Bilah.

Selanjutnya diterangkan oleh narasumber (wawancara 4 September 2013). Senandung Bilah muncul pada masa sebelum kemerdekaan di kecamatan Labuhanbilik, pada awalnya senandung ini disebut dengan Dabus. Dabus merupakan pertunjukan seni yang menggunakan kekerasan, dimana pertunjukan ini selalu didukung oleh benda-benda tajam, seperti pedang, pisau dan lain-lain. Seiring perkembangan zaman, kesenian dabuspun berubah menjadi dzikir dan diberi nama dengan dzikir 12 yang syairnya berisikan puji-pujian kepada Tuhan. Hal ini disebabkan dabus dianggap pertunjukan yang terlalu extreme, dan arus moderenisasi menyajikan pertunjukan yang lebih menarik, seperti musik pop, rock dan lain sebagainya. Sehingga minat masyarakat pada pertunjukan dzikir berkurang. Karena masih kurangnya minat masyarakat minat masyarakat terhadap kesenian ini. Dzikir pun berkembang menjadi senandung bilah.

Senandung Bilah ini diangkat berdasarkan dari salah satu cerita rakyat tentang percintaan antara raja Nulong dengan Bongsualang. Sehingga pada kesenian senandung ini telah mengalami perkembangan melalui syair-syairnya


(16)

4

yang berisikan tentang perasaan terhadap seseorang yang diuangkapkan dalam bentuk senandung atau nyanyian.

Pada saat ini Senandung bilah menjadi fenomena di kalangan masyarakat, dimana dahulunya Senandung merupakan nyanyian rakyat kini telah diiringi dengan alat musik. Dari femomena ini apakah antara senandung berkaitan dan ada hubungannya dengan beberapa alat musik yang mengiringinya pada saat ini. Serta fungsi dan makna yang terkandung di dalam syair Senandung tersebut. Berdasarkan fakta-fakta yang penulis dapat dari narasumber, penulis tertarik untuk menjadikan senandung sebagai topik penelitian ilmiah yang berjudul “Senandung Bilah Pada Ritual Pernikahan Di Kabupaten Labuhanbatu (Ditinjau Dari Bentuk Fungsi dan Makna).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam penetian ini, peneliti perlu membuat identifikasi masalah, untuk memperoleh gambaran yang luas terhadap apa yang akan diteliti. Dalam penelitian perlu diadakan identifikasi masalah agar penelitian ini menjadi lebih terarah serta cakupan masalah tidak terlalu luas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ali dalam Cholid (2005:49) yang

menyatakan bahwa: “untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang diperhatikan

adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup


(17)

5

Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasikan menjadi beberapa bagian di antaranya:

1. Bagaimana latar belakang Senandung Bilah di Kabupaten Labuhanbatu? 2. Bagaimana bentuk Senandung Bilah?

3. Alat musik apa saja yang digunakan pada Senandung Bilah? 4. Bagaimana tata cara pelaksanaan Senandung Bilah?

5. Bagaimana fungsi dan makna Senandung Bilah?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang masuk ke dalam ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak bisa ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Sesuai dengan pendapat Surakhmad (2000:31) yang

menyatakan, bahwa: “Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan luas,

tidak pernah dapat dipakai sebagai masalah penyelidikan, oleh karena itu tidak jelas batas-batas masalahnya”

Berdasarkan pendapat tersebut, dengan demikian kajian penelitian ini terbatas pada beberapa hal yaitu:


(18)

6

1. Bagaimana bentuk penyajian dan bentuk musik Senandung Bilah?

2. Bagaimana fungsi dan makna Senandung Bilah di Kabupaten Labuhanbatu?

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ialah usaha yang dilakukan peneliti untuk menyatukan secara tersurat, pernyataan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan keluar. Dalam menentukan masalah, peneliti berpedoman pada pendapat Maryaeni (2005:14) yang menjelaskan bahwa : Rumusan masalah merupakan jabatan detail fokus penelitian yang akan digarap, rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti, karena penelitian merupakan upaya dalam menentukan jabatan pertanyaan sebagaimana terpapar dalam rumusan masalah.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana bentuk musik serta fungsi dan makna Senandung Bilah pada ritual pernikahan di Kabupaten Labuhanbatu”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian umumnya berorientasi kepada tujuan, tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terarah karena tidak mengerti apa yang ingin dicapai pada kegiatan penelitian tersebut. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang akan dilakukan terlihat dari tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan pendapat Ali (2001:9) menyatakan bahwa:


(19)

7

“kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan dicapai seseorang atas kegiatan penelitian yang dilakukan, itu sebabnya tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas,

jelas dan operasional”.

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk penyajian dan bentuk musik Senandung Bilah. 2. Untuk mengetahui fungsi dan makna Senandung Bilah di Kabupaten

Labuhanbatu

F. Manfaat Penelitian

Setia penelitian sudah pasti memiliki manfaat atau kegunaan yang dapat dijadikan sumber informasi didalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Sebuah penelitian diharapkan dapat menambah kesadaran dan membangkitkan rasa cinta terhadap kebudayaan daerah. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini yaitu :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari prodi seni musik jurusan sendratasik.

2. Menambah pengetahuan peneliti tentang Senandung Bilah pada ritual pernikahan di Kabupaten Labuhan Batu.

3. Sebagai bahan informasi kepada lembaga pemerintah atau lembaga pengembangan kebudayaan agar terus memlihara budaya kesenian nusantara yang ada di indonesia yaitu kesenian Senandung.


(20)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Senandung bilah di Kabupaten Labuhanbatu merupakan media pengungkapan perasaan yang di luapkan dalam bentuk nyanyian. Dan diringi oleh beberapa alat musik, seperti biola dan gendang. Serta syair yang dipakai merupakan bahasa yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sendiri.

2. Syair yang di gunakan pada senandung bilah ini merupakan pantun yang dinyanyikan. Dan lebih mengutamakan garapan teks dari pada garapan musiknya. Terlihat pada lirik yang banyak mengalami perubahan sedangkan melodinya tetap sama dan hampir sama. Hal ini dikarekan lirik dalam syair pada senandung bilah berupa pantun yang dapat berubah seseuai dengan kondisi dan situasi pada saat itu.

3. Fungsi senandung bilah pada masyarakat Kabupaten Labuhanbatu selain sebagai pengungkapan perasaan juga berfungsi sebagai media hiburan dan media komunikasi dan menanamkan pesan-pesan yang bermanfaat buat orang lain terutama kepada pendengar.

4. Pertunjukan senandung bilah sendiri sering disatukan oleh masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu dengan acara pesta pernikahan. Sebab selain


(21)

54

sebagai media hiburan, senandung bilah juga media penyampaian nasehat melalui syair-syair yang dilantukan oleh pesenandung.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran, antara lain :

1. Hendak nya kesenian senandung bilah yang ada di Kabupaten Labuhanbatu tetap dilestarikan agar tetap ada, dan hendaknya para seniman senandung bilah ini dapat mengajarkan kepada generasi muda tentang kesenian ini agar tetap terjaga dan telestarikan dan tidak mengalami kepunahan seiring kemajuan zaman.

2. Dan kepada pemerintah Kabupaten Labuhanbatu agar memperhatikan budaya dan kesenian yang berasal dari Kabupaten Labuhanbatu, serta memperhatikan nasib para seniman dan budayawan yang telah mempertahan kan kesenian ini agar masyarakat dapat mengenal budaya dan kesenian yang berasal dari daerah nya sendiri.


(22)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ali Cholis Naburko, 2005. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Burhan, Bunging 2003. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta

Fadlin dan Takari, 2009. Sastra Melayu Sumatera Utara, Medan: Barlong jaya

Hidayat Alimut, Aziz 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba Media.

Konjtoroningrat,2009. Pengantra Ilmu Anrtopologi, Jakarta: Rineka Cipta

Langer, K. Suzzane,1996. Studies in Music And Culture.

Labuhanbatu Dalam Angka, www.labuhanbatudalamangka.com

Muhammad Ali, 2001. Penelitian Kependidikan dan Prosedur Strategi, Bandung : Angkasa

Maryaeni,2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara

Iskandar,2010. Metode Penelitian Pendidikan Sosial (kuantitatif dan kualitatif) Jakarta : Gaung Persada Perss

Merriam Alan P,1964. The Anthropology if Music, Evaston III : North Western University Press

M.B. Miles, 2005. Analisi Data Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Kode, Gaya dan Matinya Makna. Bandung : Matahari

Sugiyono,2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Sudarsono, R.M. 2002. Seni Pertujukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sugiyono,2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualittattif dan R&D, Bandung: Alfabeta Winarno, Surakhmad. 2000. Psikoligi Ilmiah, Bandung : Tarsirto


(23)

56 http://www.Google.com./2011/11musiktradisional

http://jagadkawula.blogspot.com/2012/11/teori-makna.htm

http://chindylucu.blogspot.com/2011/12/fungsi-musik-menurut-alan-p-merriam.html

http://shadrynur.blogspot.com/2013/01/antropologi-definisis-kebudayaan.html

www.myartmusic.co.cc/2009/11/bentuk-musik.html


(1)

1. Bagaimana bentuk penyajian dan bentuk musik Senandung Bilah?

2. Bagaimana fungsi dan makna Senandung Bilah di Kabupaten Labuhanbatu?

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah ialah usaha yang dilakukan peneliti untuk menyatukan secara tersurat, pernyataan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan keluar. Dalam menentukan masalah, peneliti berpedoman pada pendapat Maryaeni (2005:14) yang menjelaskan bahwa : Rumusan masalah merupakan jabatan detail fokus penelitian yang akan digarap, rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti, karena penelitian merupakan upaya dalam menentukan jabatan pertanyaan sebagaimana terpapar dalam rumusan masalah.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana bentuk musik serta fungsi dan makna Senandung Bilah pada ritual pernikahan di Kabupaten Labuhanbatu”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian umumnya berorientasi kepada tujuan, tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terarah karena tidak mengerti apa yang ingin dicapai pada kegiatan penelitian tersebut. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang akan dilakukan terlihat dari tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan pendapat Ali (2001:9) menyatakan bahwa:


(2)

“kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan dicapai seseorang atas kegiatan penelitian yang dilakukan, itu sebabnya tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas dan operasional”.

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk penyajian dan bentuk musik Senandung Bilah. 2. Untuk mengetahui fungsi dan makna Senandung Bilah di Kabupaten

Labuhanbatu

F. Manfaat Penelitian

Setia penelitian sudah pasti memiliki manfaat atau kegunaan yang dapat dijadikan sumber informasi didalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Sebuah penelitian diharapkan dapat menambah kesadaran dan membangkitkan rasa cinta terhadap kebudayaan daerah. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini yaitu :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari prodi seni musik jurusan sendratasik.

2. Menambah pengetahuan peneliti tentang Senandung Bilah pada ritual pernikahan di Kabupaten Labuhan Batu.

3. Sebagai bahan informasi kepada lembaga pemerintah atau lembaga pengembangan kebudayaan agar terus memlihara budaya kesenian nusantara yang ada di indonesia yaitu kesenian Senandung.


(3)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Senandung bilah di Kabupaten Labuhanbatu merupakan media pengungkapan perasaan yang di luapkan dalam bentuk nyanyian. Dan diringi oleh beberapa alat musik, seperti biola dan gendang. Serta syair yang dipakai merupakan bahasa yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sendiri.

2. Syair yang di gunakan pada senandung bilah ini merupakan pantun yang dinyanyikan. Dan lebih mengutamakan garapan teks dari pada garapan musiknya. Terlihat pada lirik yang banyak mengalami perubahan sedangkan melodinya tetap sama dan hampir sama. Hal ini dikarekan lirik dalam syair pada senandung bilah berupa pantun yang dapat berubah seseuai dengan kondisi dan situasi pada saat itu.

3. Fungsi senandung bilah pada masyarakat Kabupaten Labuhanbatu selain sebagai pengungkapan perasaan juga berfungsi sebagai media hiburan dan media komunikasi dan menanamkan pesan-pesan yang bermanfaat buat orang lain terutama kepada pendengar.

4. Pertunjukan senandung bilah sendiri sering disatukan oleh masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu dengan acara pesta pernikahan. Sebab selain


(4)

sebagai media hiburan, senandung bilah juga media penyampaian nasehat melalui syair-syair yang dilantukan oleh pesenandung.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran, antara lain :

1. Hendak nya kesenian senandung bilah yang ada di Kabupaten Labuhanbatu tetap dilestarikan agar tetap ada, dan hendaknya para seniman senandung bilah ini dapat mengajarkan kepada generasi muda tentang kesenian ini agar tetap terjaga dan telestarikan dan tidak mengalami kepunahan seiring kemajuan zaman.

2. Dan kepada pemerintah Kabupaten Labuhanbatu agar memperhatikan budaya dan kesenian yang berasal dari Kabupaten Labuhanbatu, serta memperhatikan nasib para seniman dan budayawan yang telah mempertahan kan kesenian ini agar masyarakat dapat mengenal budaya dan kesenian yang berasal dari daerah nya sendiri.


(5)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ali Cholis Naburko, 2005. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Burhan, Bunging 2003. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta

Fadlin dan Takari, 2009. Sastra Melayu Sumatera Utara, Medan: Barlong jaya

Hidayat Alimut, Aziz 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba Media.

Konjtoroningrat,2009. Pengantra Ilmu Anrtopologi, Jakarta: Rineka Cipta

Langer, K. Suzzane,1996. Studies in Music And Culture.

Labuhanbatu Dalam Angka, www.labuhanbatudalamangka.com

Muhammad Ali, 2001. Penelitian Kependidikan dan Prosedur Strategi, Bandung : Angkasa

Maryaeni,2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara

Iskandar,2010. Metode Penelitian Pendidikan Sosial (kuantitatif dan kualitatif) Jakarta : Gaung Persada Perss

Merriam Alan P,1964. The Anthropology if Music, Evaston III : North Western University Press

M.B. Miles, 2005. Analisi Data Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika. Kode, Gaya dan Matinya Makna. Bandung : Matahari

Sugiyono,2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Sudarsono, R.M. 2002. Seni Pertujukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sugiyono,2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualittattif dan R&D, Bandung: Alfabeta Winarno, Surakhmad. 2000. Psikoligi Ilmiah, Bandung : Tarsirto


(6)

56 http://www.Google.com./2011/11musiktradisional

http://jagadkawula.blogspot.com/2012/11/teori-makna.htm

http://chindylucu.blogspot.com/2011/12/fungsi-musik-menurut-alan-p-merriam.html

http://shadrynur.blogspot.com/2013/01/antropologi-definisis-kebudayaan.html

www.myartmusic.co.cc/2009/11/bentuk-musik.html