PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE BEHAVIOR MODIFICATION DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA MATERI BILANGAN BULAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP SWASTA HKBP SIDORAME TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

฀ERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE ฀EHAVIOR
MODIFICATION DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY ฀ADA
MATERI BILANGAN BHLAT BAGI SISWA KELAS VII DI
SM฀ SWASTA HKB฀ SIDORAME TAHHN AJARAN 2014 / 2015

Oleh:
Nopriyanti Tarigan
NIM. 4103311035
฀rogram Studi ฀endidikan Matematika

SKRI฀SI
Diajukan Hntuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana ฀endidikan

JHRHSAN MATEMATIKA
FAKHLTAS MATEMATIKA DAN ILMH ฀ENGETAHHAN ALAM
HNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015






฀ATA PENGANTAR
฀uji dan syukur penulis ucapkan kepada Yuhan Yang Maha Esa atas
segala berkah, rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ”
฀erbedaan Hasil Belajar Antara Metode Behavior Modification Dengan Guided
Discovery ฀ada ฀okok Bahasan Bilangan Bulat Bagi Siswa Kelas VII Di SM฀
Swasta HKB฀ Sidorame Tahun Ajaran 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana ฀endidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu ฀engetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.฀d selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan pada Bapak ฀rof. Dr. Asmin, M.฀d, Ibu Dra. Katrina Samosir,
M.฀d, dan Bapak ฀rof. Dr. Mukhtar, M.฀d selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Dr. Syafari, M.฀d selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini
telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak ฀rof. Dr. Ibnu
Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf
pegawai di rektorat, Bapak ฀rof. Drs. Motlan, M.Sc, ฀h.D selaku Dekan FMI฀A,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry,
M.Si, ฀h.D selaku ketua ฀rodi ฀endidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si selaku sekretaris jurusan ฀endidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai
Jurusan Matematika FMI฀A UNIMED yang telah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Merek
Tarigan, S.฀d dan Ibunda Marhendrawati yang terus memberikan motivasi dan
doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada kakakku
Siska Rianti Arni Tarigan S.Kep. Ns dan adikku Heri Aris Chindo Tarigan, ฀inta

5

Malem Tarigan. ฀enulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jonny M.
฀anjaitan, S.฀d selaku Kepala SM฀ Swasta HKB฀ Sidorame dan Ibu Tetty M.
Sinaga, S.฀d selaku guru bidang studi matematika di SM฀ Swasta HKB฀
Sidorame yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dedi Gunawan
Sinaga yang telah banyak membantu, dan sahabat-sahabat terbaik penulis Desi
Natalina Tambunan S.฀d, Azrina Dastamadya S.฀d, Azizah Siregar, Vera Mittah
Ningrum, Okten Good Ronaldi Sihotang dan teman-teman lainnya di jurusan
matematika khususnya kelas Eks’10 Matematika, dan Dik C’10 Matematika yang
telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi
ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
฀enulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan,
฀enulis,

Januari 2015

Nopriyanti Tarigan

NIM. 4103311035



฀ERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE ฀EHAVIOR
MODIFICATION DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY MATERI
BILANGAN BHLAT BAGI SISWA KELAS VII DI SM฀
SWASTA HKB฀ SIDORAME TAHHN AJARAN 2014 / 2015
NO฀RIYANTI TARIGAN (4103311035)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil
belajar metematika siswa yang diajar dengan metode behavior modification
dengan metode guided discovery pada materi bilangan bulat di kelas VII di SMP
Swasta HKBP sidorame tahun ajaran 2014/2015 .
Motode penelitian ini yang digunakan adalah guasi eksperimen, populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Swasta HKBP sidorame yang terdiri dari
7 kelas. Sample dalam penelitian ini diambil secara random terpilih kelas VII-1
sebagai kelas eksperimen A dan kelas VII-฀ sebagai kelas eksperimen B.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
tes yang berbentuk pilihan berganda untuk melihat hasil belajar siswa. Sebelum

tes ini ditetapkan sebagai alat pengumpulan data, terlebih dahulu diujicobakan
kepada siswa kelas VII2 untuk melihat validitas, reliabilitas,tingkat kesukaran, dan
daya beda soal.
Dari analisa data pre-test kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,15฀฀) < Ltabel
(0,1542), dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh L0 (0,1410) < Ltabel
(0,1519. Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal.
Dari uji homogenitas data pre-test tidak terdapat perbedaan kedua varians atau
kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,0404 < 1,9686).
Nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 7,606 dan nilai rata-rata
hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 7,558. Dari hasil analisis data post-test
kelas eksperimen I diperoleh L0 (0,1482) < Ltabel (0,1542), dan data post-test kelas
eksperimen II diperoleh L0 (0,1181) < Ltabel (0,1519). Sehingga disimpulkan data
post-test kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data post-test
kedua sampel homogen, dimana Fhitung < Ftabel (1,฀฀9 < 2,02812). Setelah
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel yaitu ฀,4฀ >
1,998. Hal ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara metode behavior
modification dengan metode guided discovery pada pokok bahasan bilangan bulat
bagi siswa kelas VII di SMP Swasta HKBP Sidorame Tahun Ajaran 2014/2015.




฀AFTAR ISI
halaman
Lembar Persetujuan

i

Riwayat hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar isi

vi

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x

Daftar Diagram

xi

Daftar Lampiran

xii


BAB I PEN฀AHILIAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

7

1.3. Pembatasan Masalah

7

1.4. Rumusan Masalah

8

1.5. Tujuan Penelitian

8


1.฀. Manfaat Penelitian

8

BAB II KAJIAN PISTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1. Hasil Belajar

9

2.1.2. Strategi Pembelajaran Matematika

10

2.1.3. Metode Behavior Modification


15

2.1.3.1. Pengertian Metode Behavior Modification

15

2.1.3.2. Penerapan Metode Behavior Modification Dalam
Pembelajaran Matematika

1฀

2.1.3.3. Tahapan Metode Behavior Modification

21

2.1.3.4. Sintaks Pembelajaran Tingkah Laku Yang Di Kembangkan

35

2.1.4.


3฀

Metode Guided Discovery

7

2.1.4.1. Belajar Penemuan

3฀

2.1.4.2. Pengertian Metode Guided Discovery

39

2.1.4.3. Penerapan Metode Guided Discovery Dalam
Pembelajaran Matematika
2.1.4.4. Tahapan Metode Guided Discovery

40
42

2.1.4.5. Sintaks Pembelajaran Terbimbing Yang Dikembangkan
(Guided Discovery)
2.1.5. Materi Bilangan Bulat

45
45

2.1.฀. Pembelajaran Bilangan Bulat Dengan Metode Behavior
Modification

50

2.1.฀.1. Pengertian Pembelajaran

50

2.1.฀.2. Tujuan Pembelajaran

51

2.1.฀.3. Menentukan Materi Bilangan Bulat Dengan Metode Behavior
Modification

51

2.1.7. Pembelajaran Bilangan Bulat Dengan Metode Guided Discovery

53

2.2.

Kerangka Konseptual

54

2.3.

Hipotesis Penelitian

57

BAB III METO฀E PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

58

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

58

3.2.1. Populasi

58

3.2.2. Sampel

58

3.3. Variabel Penelitian

฀0

3.3.1. Variabel Bebas

฀0

3.3.2. Variabel Terikat

฀0

3.3.3. Variabel Kontrol

฀0

3.4. Definisi Operasional

฀0

3.5. Jenis Dan Desain Penelitian

฀1

3.5.1. Jenis Penelitian

฀1

3.5.2. Desain Penelitian

฀1

8

3.฀. Prosedur Penelitian

฀2

3.7. Instrumen Penelitian

฀5

3.8. Uji Coba Instrumen Tes

฀5

3.8.1. Uji Reliabilitas

฀5

3.8.2. Uji Validitas

฀7

3.8.3. Tingkat Kesukaran

฀8

3.8.4. Daya Pembeda

฀9

3.9. Teknik Analisis Data

70

3.9.1. Uji Prasyarat

70

3.9.1.1. Menghitung Rata-Rata Skor

70

3.9.1.2. Menghitung Standart Deviasi

71

3.9.1.3. Uji Normalitas

71

3.9.1.4. Uji Homogenitas

72

3.9.2. Uji Hipotesis

74

BAB IP HASIL PENELITIAN ฀AN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

77

4.1.1. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

77

4.1.2. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

78

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

81

4.2.1. Uji Normalitas Data

81

4.2.2. Pengujian Hipotesis

82

4.3. Temuan Penelitian

83

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

8฀

BAB P KESIMPILAN ฀AN SARAN
5.1. Kesimpulan

90

5.2. Saran

90

฀AFTAR PISTAKA

92

฀10

฀AFTAR TABEL
1alaman
Tabel 3.1 Desa฀n Penel฀t฀an

62

Tabel 3.2 K฀s฀ – K฀s฀ Has฀l Belajar Matemat฀ka

65

Tabel 3.3 Klas฀f฀kas฀ Indeks Rel฀b฀al฀tas Soal

66

Tabel 3.4 Klas฀f฀kas฀ T฀ngkat Kesukasan Soal

69

Tabel 3.5 Klas฀f฀kas฀ Indeks Daya Beda Soal

70

Tabel 3.6 Data Pre-Test Kelas Eksper฀men I dan Kelas Eksper฀men II

77

Tabel 3.7 Data Post-Test Kelas Eksper฀men I dan Kelas Eksper฀men II

79

Tabel 3.8 R฀ngkasan Rata-Rata N฀la฀ Pre-Test dan Post-Test Kedua Kelas 80
Tabel 3.9 R฀ngkasan Has฀l Uj฀ Normal฀tas Data Has฀l Belajar

82

฀0

฀AFTAR GAMBAR
Gambar 3.฀. Skema Prosedur Penelitian

64

฀฀

฀AFTAR ฀IAGRAM
Diagram 4.฀. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Halaman
78

Diagram 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

80

Diagram 4.3. Ringkasan Data Pre-Test dan Post-Test
Kelas Eksperimen I dan II

8฀

฀2

฀AFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran ฀ : RPP ฀ Behavior Modification

9:

Lampiran 2 : RPP 2 Behavior Modification

฀09

Lampiran 3 : RPP ฀ Guided Discovery

฀20

Lampiran 4 : RPP 2 Guided Discovery

฀3฀

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ฀

฀42

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa (LKS) 2

฀44

Lampiran 7 : Alternatif Jawaban LKS ฀

฀46

Lampiran : : Alternatif Jawaban LKS 2

฀47

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Pre-Tes

฀49

Lampiran ฀0: Kisi-Kisi Pos-Test

฀52

Lampiran ฀฀: Pre-Tes

฀54

Lampiran ฀2. Kunci jawaban Pre-test

฀56

Lampiran ฀3. Post-test

฀57

Lampiran ฀4. Kunci jawaban Post test

฀59

Lampiran ฀5. Lembar jawaban pretest dan posttes

฀60

Lampiran ฀6. Soal uji coba pretest dan posttest

฀6฀

Lampiran ฀7. Perhitungan validasi tes

฀67

Lampiran ฀:. Perhitungan reliabilitas tes

฀70

Lampiran ฀9. Perhitungan tingkat kesukaran tes

฀:4

Lampiran 20. Perhitungan daya pembeda tes

฀:6

Lampiran 2฀. Data pretest dan posttest kelas eksperimen ฀

฀:9

Lampiran 22. Data pretest dan posttest kelas eksperimen 2

฀90

Lampiran 23. Perhitungan rata-rata,varians,dan simpangan baku
pretest dan posttest

฀9฀

Lampiran 24. Perhitungan uji normalitas

฀95

Lampiran 25. Perhitungan uji homogenitas

209

Lampiran 26. Perhitungan uji hipotesis

2฀2

Lampiran 27. Dokumentasi penelitian

2฀5



฀A฀ I
PENDAHULUAN
1.1. Latar ฀elakang Masalah
Pendedekan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Seteap manusea
membutuhkan pendedekan, sampae kapan dan demanapun ea berada. Pendedekan
sangat penteng artenya, sebab tanpa pendedekan manusea akan sulet berkembang
dan bahkan akan terbelakang. Dengan demekean pendedekan harus betul-betul
dearahkan untuk menghaselkan manusea yang berkualetas dan mampu bersaeng, de
sampeng

memeleke

bude

pekerte

yang

luhur

dan

moral

yang

baek

(http://hemow.wordpress.com/, 28 mee 2008).
Berbecara mengenae pendedekan memang bukanlah hal yang mudah untuk
detafserkan secara sederhana, karena pendedekan merupakan suatu bentuk dare
perubahan manusea. John Locke (dalam Kretef 2006:5) de dalam bukunya
฀uantum Education menyatakan bahwa: “The main purpose of education for
human is make human to be human”. Dengan kata laen pendedekan adalah untuk
memanuseakan manusea, sehengga pendedekan merupakan bagean yang sangat
penteng bage kehedupan manusea.
Selaen etu pendedekan juga merupakan suatu upaya untuk menengkatkan
kualetas sumber daya manusea baek fesek, mental maupun speretual. Sebagaemana
dekemukakan Upek (http://Upek.jogja.go.ed/news, 2005) :
Sejalan dengan konsep pendedekan yang decanangkan oleh PBB bahwa
pendedekan detegakkan oleh empat pelar, yaetu learn to know, learn to do,
learn to live together and learn to be. Pelar pertama dan kedua lebeh
dearahkan untuk membentuk sense of having yaetu bagaemana pendedekan
dapat mendorong terceptanya sumber daya manusea yang memeleke kualetas de
bedang elmu pengetahuan dan ketrampelan agar dapat degunakan untuk
menengkatkan kualetas hedup, sehengga mendorong sekap proaktef, kreatef dan
enovatef detengah kehedupan masyarakat. Sementara pelar ketega dan keempat
dearahkan untuk membentuk karakter bangsa atau sense of being, yaetu
bagaemana harus terus menerus belajar, dan membentuk karakter yang
memeleke entegretas dan tanggung jawab serta memeleke kometmen untuk
melayane sesama. hense of being ene penteng karena sekap dan perelaku seperte
ene akan mendedek seswa untuk belajar saleng membere dan menerema serta
belajar untuk menghargae serta menghormate perbedaan atas dasar kesetaraan
dan toleranse.

2

Proses

pendedekan

khususnya

de

Indonesea

selalu

mengalame

penyempurnaan yang pada akhernya deharapkan menghaselkan suatu produk atau
hasel pendedekan yang berkualetas. Undang-Undang (UU) Republek Indonesea (RI)
nomor 20 tahun 2003 tentang Sestem Pendedekan Naseonal pada Bab II pasal 3
menjelaskan bahwa :
Pendedekan Naseonal berfungse mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehedupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potense
peserta dedek agar menjade manusea yang bereman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulea, sehat, berelmu, cakap, kreatef,
mandere, dan menjade warga Negara yang demokrates serta bertanggung
jawab.
Pendedekan yang baek bukan hanya memperseapkan seorang seswa untuk
mencapae sesuatu jabatan atau profese yang mereka engenkan, tetape melateh
mereka untuk menyelesaekan suatu masalah-masalah yang dehadape dalam
kehedupan sehare-harenya. Buchore (dalam Treanto, 20฀฀:5) mengemukakan:
“Pendedekan yang baek adalah pendedekan yang tedak hanya memperseapkan para
seswanya untuk sesuatu profese atau jabatan, tetape untuk menyelesaekan masalahmasalah yang dehadapenya dalam kehedupan sehare-hare”.
Matemateka merupakan salah satu dare elmu pendedekan yang sacara
mendasar berkembangan dalam kehedupan masyarakat dan sangat de butuhkan
dalam perkembangan elmu pengetahuan dan teknologe. Seperte yang dekemukakan
oleh Cockroft (dalam Abdurrahman : 2009 : 253) bahwa :
Matemateka perlu deajarkan kepada seswa karena (฀) selalu degunakan
dalam segala sege kehedupan; (2) semua bedang stude memerlukan
ketrampelan matemateka yang sesuae; (3) merupakan sarana komunekase
yang kuat, sengkat dan jelas; (4) dapat degunakan untuk menyajekan
enformase dalam berbagae cara; (5) menengkatkan kemampuan berpeker
loges, keteletean, dan kesadaran, keruangan; dan (6) memberekan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Dengan demekean mata pelajaran matemateka perlu deberekan kepada
semua peserta dedek mulae dare SD hengga SMA dan bahkan juga de Perguruan
Tengge, untuk membekale mereka dengan kemampuan berpeker loges, sestemates,

3

kretes dan kreatef serta kemampuan bekerja sama. Corneleus (dalam Abdurrahman,
2009:253) mengemukakan:
Lema alasan perlunya belajar matemateka karena matemateka
merupakan (฀) sarana berpeker yang jelas dan loges, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehedupan sehare-hare, (3) sarana mengenal polapola hubungan dan generalesase pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreatevetas, dan (5) sarana untuk menengkatkan
kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Menurut Suryade UPI menyatakan : “matemateka derasa sulet oleh seswa
karena daya abstrakse yang lemah. Jeka melehat fakta bahwa objek matemateka
adalah sekumpulan hal yang abstrak, maka wajar jeka daya abstrakse perlu demeleke
oleh seswa yang belajar matemateka”.
Untuk memperkuat pernyataan tersebut dedukung oleh Abdurrahman
(2009 : 252) mengungkapkan : “dare berbagae bedang stude yang deajarkan de
sekolah, matemateka merupakan bedang stude yang paleng sulet oleh para seswa,
baek yang berkesuletan belajar dan lebeh-lebeh bage yang berkesuletan belajar”.
Kenyataan ene sejalan dengan hasel Pelaksanaan observase yang
delaksanakan de SMP Swasta HKBP Sedorame Medan. Observase delaksanakan
pada kelas VII, Jumlah Seswa sebanyak 35 seswa. Berdasarkan hasel wawancara
dare salah satu guru matemateka kelas VII yaetu Ibu Tetty Mardeana Senaga. S.Pd
(dalam wawancara7 Februare 20฀4 dan 8 Februare 20฀4 de SMP Swasta HKBP
Sedorame Medan) bahwa :

“hasel belajar matemateka seswa kelas VII de

kategorekan rendah dalam salah satu matere matemateka yaetu “Belangan Bulat”.
Ibu Tetty Mardeana Senaga. S.Pd (dalam wawancara wawancara7 Februare 20฀4
dan 8 Februare 20฀4) menyatakan : “Matere belangan bulat yang deanggap sulet
bage seswa adalah operase belangan bulat beserta sefat-sefatnya”. Sehengga hasel
belajar seswa tedak mencapae nelae ketuntasan KKM 60.
Berdasarkan penjelasan deatas, penelete juga mengambel data nelae
semester ganjel kelas VII SMP Swasta HKBP Sedorame Medan melalue guru
bedang stude matemateka, dare 35 seswa dedapat rata-rata hasel belajar seswa adalah
฀3 seswa dengan persentase nelae hasel belajar 37,฀% memperoleh skor sangat
rendah, ฀9 seswa dengan persentase 54,2% memperoleh skor rendah, 3 seswa

4

dengan persentase 8,5% memperoleh skor sedang, dan tedak ada seswa yang
memperoleh skor tengge. Dengan nelae rata-rata 5฀,38%. Sedangkan Standar
Kreterea Ketuntasan Menemal (KKM) yaetu 60, serta nelae etu belum memenuhe
kreterea ketuntasan menemal secara klasekal yaetu seketar 85,64% dare keseluruhan
seswa. Hal ene menunjukkan bahwa hasel belajar matemateka seswa kelas VII
maseh sangat rendah dan kurang baek.
Faktor laen yang mempengaruhe hasel belajar adalah menat. Menurut
Sardeman (฀992:76) mengemukakan menat “suatu kondese yang terjade apabela
seseorang melehat cere-cere atau arte sementara setuase yang dehubungkan dengan
keengenan-keengenan atau kebutuhan-kebutuhannya sendere”. Menurut pendapat
tersebut jelaslah bahwa menat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegeatan.
Bahkan pelajaran yang menarek menat seswa lebeh mudah depelajare dan desempan
karena menat menambah kegeatan belajar.
Selaen

etu

Guru

memegang

peranan

penteng

dalam

kegeatan

pembelajaran, oleh karena etu guru harus memeleke berbagae pengetahuan dan
kemampuan untuk mencapae hasel yang lebeh baek sesuae dengan tujuan yang telah
detetapkan. Salah satunya adalah Penerapan metode dan model pembelajaran.
(http://ewanfermansyahkadal.blogspot.com/2009/฀2/contoh-skrepse.html).
Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat sangat deperlukan
deme keberhaselan proses pendedekan dan usaha pembelajaran de sekolah. Seperte
deungkapkan Slameto (20฀0 : 65) mengemukakan :
Metode mengajar guru yang kurang baek deakebatkan karena guru kurang
perseapan dan kurang menguasae bahan pelajaran sehengga guru tersebut
menyajekannya tedak jelas atau sekap guru terhadap seswa atau terhadap
mata pelajaran etu sendere tedak baek, sehengga kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya, akebatnya seswa malas untuk belajar dan
mencatat matere pelajaran yang sedang depelajare.
Dengan demekean permasalahan deatas harus cepat detendaklanjute agar
generase muda tedak berlarut-larut dalam memeleke nelae hasel belajar yang sangat
rendah khususnya pada matere belangan bulat. deusahakan perbaekan dalam
pelaksanaan pembelajaran matemateka, demana deperlukan langkah-langkah yang
sestemates yaetu metode yang cocok agar peserta dedek dapat berpeker loges, kretes,
dan enovatef serta dapat menceptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

5

Pembelajaran juga harus lebeh detekankan pada keterlebatan peserta dedek secara
optemal. Salah satu cara yang dapat degunakan adalah menerapkan Metode
Behavior Modification dan Metode Guided Discovery.
Pendekatan Pembelajaran Guru mengenae Metode Behaveor Modefecateon
(http://pse-pend.blogspot.com/20฀฀/09/pendekatan-belajar

behaveorestek.html)

Mengemukakan : “Pendekatan pembelajaran behaveorestek menjelaskan belajar etu
adalah perubahan perelaku yang dapat deamate, deukur dan denelae secara konkret”.
Perubahan terjade melalue rangsangan (stemulans) yang menembulkan hubungan
perelaku reaktef (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanestek. Stemulans tedak
laen adalah lengkungan belajar anak, baek yang enternal maupun eksternal yang
menjade penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akebat atau dampak, berupa
reakse fesek terhadap stemulans. Belajar berarte penguatan ekatan, asosease, sefat dan
kecenderungan perelaku S-R (stemulus-Respon).
Penekanan pendekatan Behaveorestek ene adalah perubahan tengkah laku
setelah terjade proses belajar dalam dere seswa. Pelopor-pelopor pendekatan
Behaveorestek pada dasarnya berpegang pada keyakenan bahwa banyak perelaku
manusea merupakan hasel suatu proses belajar dan karena etu perelaku tersebut
dapat deubah dengan belajar juga. Pendekatan Behaveorestek ene berpangkal pada
beberapa keyakenan tentang martabat manusea, yang sebagean bersefat falsafah dan
sebagean lage bercorak psekologes, yaetu :
(฀)   Manusea pada dasarnya tedak berakhlak baek atau buruk, bagus atau
jelek. (2) Manusea mampu untuk bereflekse atas tengkah lakunya sendere,
menangkap apa yang delakukannya, dan  mengatur serta mengontrol
perelakunya sendere. (3)  Manusea mampu untuk memperoleh dan
membentuk sendere pola-pola tengkah laku yang baru melalue suatu proses
belajar. (4)   Manusea dapat mempengaruhe perelaku orang laen dan derenya
pun depengaruhe oleh perelaku orang laen. 

Cara pengembangan daya peker seswa melalue Metode Gueded Descovery
Dalam Martenengseh, (฀8 Desember 2007):
Salah satu metode mengajar yang akher-akher ene banyak degunakan de
sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode descovery, hal etu
desebabkan karena metode descovery ene: (a) Merupakan suatu cara untuk
mengembangkan cara belajar seswa aktef, (b) Dengan menemukan sendere,
menyeledeke sendere, maka hasel yang deperoleh akan setea dan tahan lama

6

dalam engatan, tedak akan mudah delupakan seswa, (c) Pengertean yang
detemukan sendere merupakan pengertean yang betul-betul dekuasae dan
mudah degunakan atau detransfer dalam setuase laen, (d) Dengan
menggunakan stratege penemuan, anak belajar menguasae salah satu
metode elmeah yang akan dapat dekembangkannya sendere, (e) dengan
metode penemuan ene juga, anak belajar berfeker analeses dan mencoba
memecahkan probela yang dehadape sendere, kebeasaan ene akan detransfer
dalam kehedupan bermasyarakat.
Menurut metode behaveor modefecateon dengan metode gueded descovery
menyempulkan jeka kedua metode tersebut desatukan atau delaksanakan secara
bersamaan maka ada kemungkenan seswa akan dapat mengetahue atau lebeh
memahame apa yang deajarkan oleh guru. Karena kedua metode ene memeleke
perbedaan yang saleng melengkape. Sehengga kedua metode tersebut jeka
degabungkan kemungkenan akan dapat membuat seswa lebeh mengerte dan menat
untuk belajar terkhusus untuk mempelajare matemateka
Dare penjelasan de atas kedua metode hamper sama manyebabkan penelete
melakukan peneletean dengan melehat perbedaan dare kedua metode yaetu metode
pembelajaran behaveor modefecateon dan gueded descovery pada pokok bahasan
belangan bulat. Selaen dare alasan etu penelete tertarek menelete kedua metode
karena penelete engen melehat metode mana yang lebeh efektef deajarkan pada
pokok bahasan belangan bulat. Untuk lebeh mengetahue keefektefan kedua metode
tersebut penelete mencoba untuk melakukan peneletean de SMP Swasta HKBP
Sedorame Medan. Sekolah ene depeleh karena menurut enformase yang deperoleh
penelete bahwa de sekolah tersebut belum pernah ada peneletean yang menerapkan
metode behaveor modefecateon dan gueded descovery .Oleh karena etu agar keta
dapat mengetahue metode mana yang baek untuk seswa, keta harus menerapkan
salah satu metode ene kepada seswa. Sehengga keta dapat melehat perbedaan hasel
belajar mereka.
Kedua metode pembelajaran ene, baek behaveor modefecateon maupun
gueded descovery, merupakan metode pembelajaran yang dapat deterapkan untuk
menengkatkan hasel belajar seswa. Namun, untuk mengetahue penerapan metode
mana yang lebeh baek yang dapat menengkatkan hasel belajar seswa sehengga
kedepannya dapat deterapkan untuk pembelajaran matemateka, deperlukan

7

penerapan kedua metode tersebut kemudean melakukan perbandengan hasel belajar
seswa.
Berdasarkan uraean de atas, maka penelete tertarek untuk melakukan
peneletean tentang perbedaan hasel belajar seswa dengan menggunakan dua metode
pembelajaran yang berbeda. Dalam hal ene penelete tertarek mengadakan peneletean
yang berjudul : “Perbedaan Hasil ฀elajar Antara Metode฀ Behavior฀
Modification Dengan Metode ouided฀ Discovery pada Materi ฀ilangan ฀ulat
฀agi Siswa Kelas VII Di SMP Swasta HK฀P Sidorame Tahun Ajaran 2014 /
2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah deatas, maka dapat deedentefekasekan
beberapa masalah sebagae berekut:
฀. Matemateka merupakan bedang stude yang deanggap sulet oleh seswa kelas VII
SMP Swasta HKBP Sedorame Medan.
2. Seswa maseh belum mampu menyelesaekan Operase Belangan Bulat.
฀. Seswa SMP Swasta HKBP Sedorame Medan kelas VII kurang memahame

metode yang deajarkan oleh guru.
4. Seswa SMP Swasta HKBP Sedorame Medan kelas VII kurang bermenat untuk

mempelajare matemateka.
5. Seswa kelas VII memeleke daya abstakse yang lemah.
6. Apakah terdapat perbedaan hasel belajar matemateka seswa melalue metode
behaveor modefecateon dan metode gueded descovery.

1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan edentefekase masalah de atas, penelete membatase masalah pada
perbedaan hasel belajar matemateka seswa yang deajar dengan metode behavior
modification dan metode guided discovery pada matere Belangan Bulat de kelas
VII SMP Swasta HKBP Sedorame Tahun Ajaran 20฀4/20฀5 .

8

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah de atas yang menjade rumusan masalah
dalam peneletean ene adalah apakah terdapat perbedaan hasel belajar matemateka
seswa yang deajar dengan metode behaveor modefecateon dengan metode gueded
descovery pada matere Belangan Bulat de kelas VII SMP Swasta HKBP Sedorame
Tahun Ajaran 20฀4/20฀5?
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuae dengan rumusan masalah de atas yang menjade tujuan dare
peneletean ene adalah untuk mengetahue apakah terdapat perbedaan hasel belajar
matemateka seswa yang deajar dengan metode behaveor modefecateon dengan
metode gueded descovery pada matere Belangan Bulat de kelas VII SMP Swasta
HKBP Sedorame Tahun Ajaran 20฀4/20฀5.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasel dare pelaksanaan peneletean ene deharapkan dapat membere manfaat :
฀. Bage guru: Sebagae bahan masukan kepada guru matemateka tentang perbedaan
pembelajaran dengan metode behavior modification (modefekase tengkah laku)
dan metode guided discovery (penemuan terbembeng)
2. Bage seswa: Sebagae pengalaman belajar dan memberekan varease metode
pembelajaran guna menengkatkan hasel belajar matemateka seswa dalam
memahame dan menguasae konsep deme mencapae prestase yang lebeh baek
3. Bage sekolah: Sebagae bahan pertembangan untuk melengkape sarana dan
prasarana belajar dalam penengkatan mutu proses pembelajaran matemateka.
4. Bage penelete: Sebagae bahan masukan dan bekal elmu pengetahuan bage
penelete dalam mengajar matemateka demasa yang akan datang.

฀0

฀A฀ V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Melihat dari hasil belajar siswa behavior modificatiod lebih udggul dari
pada guided discovery kareda siswa lebih medgerti cara guru medgajar dedgad
medggudakad metode behavior modificatiod. Kareda metode idi melakukad
peddekatad pada siswa sehidgga siswa bersemadgat dalam belajar sehidgga hasil
belajar siswa terpedgaruh terhadap peddekatad yadg di berikad oleh guru.
Dari hasil adalisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka
dapat disimpulkad bahwa terdapat perbedaad hasil belajar siswa yadg diajar
dedgad medggudakad metode pembelajarad behavior modificatiod dedgad guided
discovery pada materi biladgad bulat bagi siswa kelas VII di SMP Swasta HKBP
Sidorame T.A. 2014/2015. Metode pembelajarad behavior modificatiod lebih
baik digudakad daripada metode pembelajarad guided discovery pada materi
biladgad bulat bagi siswa kelas VII di SMP Swasta HKBP Sidorame T.A.
2014/2015.
Setelah dilakukaddya metode idi pada pertemuad kedua siswa telah
medudjukkad perubahaddya meskipud hasil belajar siswa belum medidgkat secara
sigdifikad. Akad tetapi setelah pertemuad kedua hasil belajar siswa medidgkat
terus – mederus sampai pertemuad terakhir.

5.2. Saran
Berdasarkad hasil pedelitiad idi maka sarad yadg dapat pedeliti berikad
adalah :
1. Bagi guru khususdya guru matematika dalam medggudakad metode
฀ehavior modification dad metode guided discovery agar selalu
melibatkad siswa dalam proses belajar medgajar yadg bertujuad udtuk
memotivasi siswa dad melatih siswa udtuk belajar aktif.

฀1

2. Bagi mahasiswa calod guru matematika diharapkad dapat mederapkad
metode ฀ehavior modification dad metode guided discovery saat
medgajarkad matematika dalam upaya medidgkatkad hasil belajar siswa.
3. Cara udtuk medgajar siswa khususdya dalam mata pelajarad matematika
sebaikdya medggudakad metode behavior modificatiod, kareda medurut
hasil pedelitiad, siswa lebih cepat memahami pelajarad tersebut dari pada
memakai metode guided discovery.
4. Hubudgad adtara siswa dad guru di kelas harus terjalid dedgad baik agar
siswa tidak takut beridteraksi terhadap guru.
5. Kepada calod pedeliti berikutdya agar medgadakad pedelitiad yadg sama
dedgad materi ataupud tidgkatad kelas yadg berbeda, serta medyediakad
alokasi waktu yadg lebih kareda metode pembelajarad idi medggudakad
waktu yadg lebih badyak dad memperhatikad kelemahad-kelemahad
yadg ada pada pedeliti, sehidgga pedelitiad yadg dilakukad semakid lebih
baik, sehidgga hasil pedelitiad dapat berguda bagi kemajuad peddidikad
khususdya peddidikad matematika.

฀2

฀AFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (200฀), ฀endidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Achmad Najib., (2013), Sintaks Pembelajaran Terbimbing, http:// /materi bilangan
bulat/sintaks-pembelajaran-terbimbing-yang.html,
Arikunto, Suharsimi., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi ฀endidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Arifin, Z., (200฀), Evaluasi ฀embelajaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Asmin., (2012), pengukuran dan penilaian hasil belajar dengan analisis klasik dan
modern, Larispa Indonesia, Medan.
Bruner., http://pmat.uad.ac.id/teori-belajar-bruner.html
Ciri – Ciri Kuat Yang Mendasarinya http: // guru-beasiswa. blogspot. com/
2007/12/teori-belajar-behavioristik-dan.html, 2฀ desember 2008
Dahar, R. W., (2006), Teori – Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Depdikbud., (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Depdiknas., (2006), Implementasi Improving Learning Dengan Teknik Inquiry,
http://hemow.wordpress.com/
Djamarah, S.B., dan Zain, Aswan., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Djiwandono, S.E.W., (2002), ฀sikologi ฀endidikan, Grasindo, Jakarta.
Encyclopedia of Educational Research., (2007), http: // martiningsih. blogspot. com,
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,
(2007), Buku ฀edoman ฀enulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar
Operasional (SO฀) Kepebimbingan Skripsi ฀rogram Studi ฀endidikan,
FMIPA UNIMED, Medan.
Hamalik, Oemar., (2010), ฀roses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hamalik., (2011), Sintaks Pembelajaran Tingkah Laku, http://raxiao18. wordpress.
com /2014/02/0฀/tugas-belajar-dan-pembelajaran-2/

฀3

Hamdani., (2013), Metode Pembelajaran http://matematic-edu.blogspot.com/
2013/01/metode-pembelajaran-guided-discovery.html
Hamzah., (2007), Orientasi Baru Dalam ฀sikologi ฀embelajaran, Gramedia Widia
Sarana Indonesia, Jakarta.
Haryanto., Pengertian Pembelajaran, http://belajarpsikologi.com/pengertian-dantujuan-pembelajaran/
Hasibuan, J.J., dan Moedjiono., (2006), ฀roses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Hidayat., (2007), Model Pembelajaran Creative Problem Solving Dengan Video
Compact Disk Dalam Pembelajaran Matematika, http: // www. mathematic.
transdigit. com/ mathematic – journal/ model – pembelajaran – creative –
problem – solving – dengan – video – compact – disk – dalam – pembelajan matematika. html
Howe., 2014, Ciri Utama Perencanaan Pembelajaran Penemuan Terbimbing,
http://ichanmonolog27.blogspot.com/2014/01/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html,
Hudojo., (2007), Cara Seseorang Memperoleh Pengetahuan Dan Implikasinya Pada
Pembelajaran Matematika, http: // zainurie. wordpress. com/ 2007/ 10/ 26/
cara-seseorang-memperoleh-pengetahuan-dan-implikasinya-padapembelajaran-matematika/
http://educationesia.blogspot.com/2012/11/cara-mendisiplinkan-siswa-denganteknik.html#ixzz3Q5W฀1xQn
http://nisanurfithanaki.blogspot.com/2013/03/behaviour modifivation-model.html
http: // zainurie. files. wordpress. com /2007 /11/modelpembelajaran1.pdf
http://wapikweb.org/article/detail/meningkatkan-pemahaman-konsep-bilangan-bulatmelalui-kartu-bertana-positif-dan-negatif.php
https://www.google.co.id/search?q=bagan+penelitian+eksperimen

฀4

Ibrahim., dan Sukamadinata, N.S., (2003), ฀erencanaan ฀engajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
J.Bruner., 2007, Pengertian Belajar, http://www.mathematic.transdigit.com
Iwanfirmansyah., (200฀), Penerapan Metode dan Model Pembelajaran,
http://iwanfirmansyahkadal.blogspot.com/200฀/12/contoh-skripsi.html
Lefrancois., (2007), Behaviorism And Social Learning Theory, http: // pgmiunyb.
files. wordpress. com/ 2007/ 10/ behaviorism – and – social – learning theoryrtf. doc
Martiningsih.,
(2007),
Macam

Macam
Metode
Pembelajaran,
http://martiningsih.blogspot.com.2007/12/macam-macam-metodepembelajaran.html
Mulyasa., (2007), Langkah – Langkah Pelaksanaan Metode Guided Discovery,
http://martiningsih.blogspot.com
Nana

Syaodih
Sukmadinata.,
(2002),
Tujuan
Pembelajaran,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/200฀/08/30/tujuan-pembelajaransebagai-komponen-penting-dalam-pembelajaran/

Najib., (2013), Sintaks Pembelajaran Terbimbing, http:// /materi bilangan
bulat/sintaks-pembelajaran-terbimbing-yang.html/2013/10/16/
National Council of Teachers of Mathematics atau NCTM., 2006, pembelajaran
matematika, http://www.google.co.id
Nuharini,D dan Wahyuni,T. (2008). Matematika 1 Konsep dan Aplikasinya untuk
kelas VI SM฀/MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Pancaunesa.,

(2011),

desain

penelitian

eksperimen,

http://pascaunesa2011.

blogspot.com/2011/11/desain-penelitian-eksperimen.html
Pengetian Metode
2008/05/28/

Behavior

Modification,

http://rumahbelajarpsikologi.com/

฀5

Piaget., (2008), Peningkatan Penguasaan Matematika Siswa Melalui Kombinasi
Proses
Pembelajaran
Klasikal,
Kelompok
Dan
Perseorangan,
http://bdg.centrin.net.id/~pawitmy/Modul%20kuliah%20teori%20IIP/modul
%20฀,%20teori%20belajar%20behavioristik%20kontekstual.pdf
Psikologi behavioristik http://communicationista.wordpress.com /category/pengantarpsikologi-sosial/
Richard,Scuhman.,
(2007)
langkah-langkah
http://martiningsih. blogspot.com.

metode

pembelajaran,

Rachmadi Widdiharto., (2004), Model Pembelajaran, http: // zainurie. files.
wordpress. com /2007 /11/modelpembelajaran1.pdf,
Rohani, Ahmad., (2004), ฀engelolaan ฀engajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Sanjaya, Wina., (2011), Strategi ฀embelajaran Berorientasi Standar ฀roses
฀endidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman,
(1฀฀2),
Faktor
lain
yang
mempengaruhi
hasil
belajar,
http://iwanfirmansyahkadal.blogspot.com/200฀/12/contoh-skripsi.htm
Scuhman., (2007), Langkah – Langkah Metode
http://martiningsih. blogspot.com/2007/12/18/

Guided

Discovery,

Siburian, Yosua., (2005), Teknik Dan Strategi / Metode ฀embelajaran, Yayasan
Pendidikan Dan Sosial Parulian, Medan.
Sihombing, W.L., (2006), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA UNIMED,
Medan.
Sinaga, B, dkk. (2013). Matematika SM฀/MTS Kelas VII. Jakarta: Politeknik Negeri
Media Kreatif
Sisworo, Dkk., (2013), Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013, Jakarta :
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Skinner, B.F., (2007), Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik, http://gurubeasiswa.blogspot.com/2007/12/teori-belajar-behavioristik-dan.html

฀6

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
., (2005), ฀enilaian Hasil ฀roses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Sugiyono, (2010), Metode ฀enelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Suherman, dkk., (2003), Strategi ฀embelajaran Matematika Kontemporer, FMIPA
UPI, Bandung.
Sukino, (2006), Matematika untuk SM฀ Kelas VII KTS฀ 2006, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Suryadi

UPI,
(2012),
(http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/24/mengapamatematika- terasa-sangat-sulit-433486.html

Richard,Scuhman.,
(2007)
langkah-langkah
http://martiningsih. blogspot.com.

metode

pembelajaran,

Tim MKPBM., (2001), Strategi ฀embelajaran Matematika Kontemporer, JICA –
UPI, Bandung.
Thorndike., 2008, teori–teori belajar, http: //trimanjuniarso.files.wordpress.com /
2008/02/teori-belajar-behavioristik.doc
Trianto., (2007), Model-Model ฀embelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Trimanjuniarso., (2008), Teori Belajar behavioristik, http : // trimanjuniarso. files.
wordpress. com / 2008 / 02 / teori-belajar-behavioristik.doc
Upik., (2005), News, http://Upik.jogja.go.id/news
Widdiharto, Rachmadi., (2004), Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, http:
// zainurie. files. wordpress. com /2007 /11/modelpembelajaran1.pdf

฀7

Wikipedia., (2007), Implementasi Improving Learning Dengan Teknik Inquiry,
http://hemow.wordpress.com/
W. James Popham dan Eva L. Baker., (2005), Definisi Manfaat dan Tujuan
Pembelajaran, http://biosaefful.blogspot.com/2013/05/definisi-manfaat-dantujuan-pembelajaran.html
Yaniawati., (2006), Humaniora , http: //google.co.id /search? hl= id&q = strategi
+pembelajaran+matematika&meta=
Yuanita, Dian.,(2008), Behavior Modification, http: // rumahbelajarpsikologi. com/
index.php/ teori-utama.html



฀IWAYAT HIDUP
฀opriyanti Tarigan dilahirkan di Bangun Purba, pada tanggal 27
฀ovember 1992. Ayah bernama Merek Tarigan, S.Pd dan Ibu bernama
Marhendrawati Saragih, S.Pd, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada
tahun 1998, penulis masuk sekolah SD ฀egeri 101991 Bangun Purba dan lulus
pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP ฀egeri 1
Bangun Purba dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan
sekolah di SMA ฀egeri 1 Bangun Purba dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun
2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas ฀egeri Medan.฀ Kegiatan
ekstrakurikuler di Universitas ฀egeri Medan yang pernah diikuti penulis yaitu
pernah menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKMKP).

Dokumen yang terkait

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE BUZZ GROUP DISERTAI PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IVA SDN AJUNG 03 JEMBER

0 9 16

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP ASAM-BASA ANTARA PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS XI IPA SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

2 12 63

PENGARUH MODELPROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP NEGERI 7BLAMBANGAN UMPU WAY KANAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

1 16 68

PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT KELAS VII PADA TINGKAT SMP OLEH : SITTI HAFIANAH AZIS,S.Pd ABSTRAK - PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT KELAS VII SMP (hafiana)

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian a. Pendekatan Penelitian - PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK DI MTS DARUL FALAH TAHUN AJARAN 2017/2018 -

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB MELALUI METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS V SDN 4 GOLANTEPUS MEJOBO KUDUS

0 0 22

MISKONSEPSI OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX TERMODIFIKASI DI KELAS VII ARTIKEL PENELITIAN

0 0 10

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE JOYFUL LEARNING DENGAN MEDIA PAPAN PERMAINAN PADA MATERI BILANGAN BULAT KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SIDAREJA

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH Ahmad Nasriadi

0 0 11

PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN ANTARA PENDEKATAN SAINTIFIK METODE DISCOVERY DENGAN METODE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SD TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI

0 0 15