PENGARUH MODELPROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP NEGERI 7BLAMBANGAN UMPU WAY KANAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

(1)

PENGARUH MODELPROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP

NEGERI 7BLAMBANGAN UMPU WAY KANAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

Oleh : Lusia Dwi Indriati

Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Melalui pendidikan yang baik dihasilkan sumber daya manusia yang terampil dan produktif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.. Salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh, terutama pada aspek kognitif. Namun, tidak selamanya hasil kognitif yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tentu akan menjadi permasalahan bagi guru. Sehingga perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih menekankan kepada kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan dan pengalamanya yaitu model Project Based Learning.

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh yang signifikan Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan. Penelitian ini Bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain control group pre-tes post test. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan VII Bsebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak masing-masing kelas 30 siswa. Adapun alat ukur yang digunakan peneliti yaitu tes objektif sebanyak 20 butir soal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif deskriptif. Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan uji t dapat disimpulkan bahwa:thitung 11,82 > ttabel 1,669 dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 85,06 dan kelas kontrol 69,33. Dengan demikian kesimpulanya Ada pengaruh yang signifikan Model Project Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa Pada Mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan.


(2)

PENGARUH MODEL

PROJECT BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP NEGERI 7

BLAMBANGAN UMPU WAY KANAN

TAHUNA JARAN

2014/2015

Oleh

LUSIA DWI INDRIATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Baradatu Way Kanan pada 26 Maret 1993, merupakan anak kedua dari dua bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Bapak Titus Pandri dan Ibu Theresia Sunarti.

Penulis menyelesaikan Pendidikan formalnya di Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Campur Asri Baradatu Way Kanan selesai pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bhakti Baradatu Way kanan yang selesai pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas (SMA) Bhakti Baradatu Way Kanana dan selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur UML. Pada tahun 2014 penulis melaksanakan KKN- KT Terintegrasi di Pekon Kota Batu, Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat, dan Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN Satu Atap Bengkunat.


(7)

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan karunia_Nya. Dengan ketulusan hatikupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orang tuaku tercinta BapakTitus Pandri danIbuTheresia Sunarti yang selalu memberikan do’a, semangat dan harapan demi tercapainya cita-citaku. Kakakku Silvister Susanto dan Felisitas Suprapti yang selalu memberikan

semangat baik suka maupun duka.

Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran, masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.


(8)

MOTTO

Mengajar berati belajar lagi”


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan Tahun Ajaran 2014/2015” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. plt. Bapak Dr.Abdurrahman, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan Ibidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. BapakDrs. Buchori Asyik, M.S, Wakil Dekan II Bidang Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(10)

6. Bapak Drs. Syaiful, M, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah sekaligus sebagai penguji, terimakasih bapak atas saran dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah unila.

7. Bapak Drs. Maskun, M.H, sebagai Pembimbing I terimakasih bapak atas segala saran dan bimbingannya, dalam memberikan saran, kritik yang membangun selama proses penyusunan skripsi ini;

8. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd,, sebagai Pembimbing II terimakasih bapak atas segala saran dan bimbingannya, dalam memberikan saran, kritik yang membangun selama proses penyusunan skripsi ini;

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Maskun, M.H., Drs. Iskandar Syah, M.H., Drs. Ali Imron, M.Hum., Drs. Syaiful.M,M.Si., Drs. Wakidi, M.Hum., Dr. R.M. Sinaga, M.Hum., Drs. Tontowi, M.Si., Hendry Susanto, S.S, M.Hum., M.Basri, S.Pd, M.Pd., Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd., serta para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung. 10.Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

11.Sahabat- sahabat terbaikku “Windri Hartika, Desy Miranda, Flowry Fimrmainten Putri, dan Eka Setyo Rini ” terima kasih untuk dukungan dan


(11)

12.Teman-teman seperjuanganku seluruh angkatan 2011 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga pertemanan ini tetap langgeng dan awet.

13.Rekan-rekan KKN/PPL SMPN Satu Atap Bengkunat : Tika, Tiara, Eka, Dies, Rika, Marlina, Pungki, Wawan, Kak Nanda dan Hendri. Terima kasih atas dukungan, semangat, keceriaan, dan kebersamaan kita selama KKN/PPL yang tak kan pernah dilupakan.

14.Ibu Rumondang Situmorang, S.Pd. sebagai kepala sekolah SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan, yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian dan memberi motivasi serta dukungan agar skripsi ini cepat selesai.

15.Ibu F. Suprapti S.Pd, sebagai guru pamong yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian di kelas dan telah memberikan dukungan dan motivasi.

16.Seluruh staf TU dan Guru SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan. yang telah membantu menyelesaikan administrasi selama peneliti melakukan penelitian dan memberikan dukungannya.

17.Segenap pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis. Penulis ucapkan terima kasih, semoga Tuhan YME membalas segala amal kebaikan kita semua amin.


(12)

memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.

Bandar Lampung, 2016


(13)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4Rumusan Masalah ... 7

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Kegunaan Penelitian ... 7

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRDAN HIPOTESIS 2.1konsep pengaruh ... 11

2.2 konsep Model Project based learning ... 12

2.3 konsep hasil belajar ... 16

2.4 Konsep IPS ... 19

2.5.kerangka pikir... 22

2.6 Paradigma .. ... 24

2.7 Hipotesis ... 25

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian... 28

3.2 Desain penelitian ... 29

3.3 Populasi dan sampel ... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Teknik pemilihan sampel... ... 31

3.4 Variabel dan defisini oprasional ... 32

3.4.1.Variabel penelitian ... 32

3.4.2.Definisi oprasinal variabel ... 33

3.5Prosedur pelaksanaaan penelitian ... 35

3.6Langkah- langkah pembelajaran ... 36

3.7 T eknik Pengumpulan Data ... 37

3.7.1 Tes ... ... 37

3.7.2 Dokum entasi. ... 38

3.7.3 Observasi ... 39

3.8Instrumen penelitian penelitian ... 39


(14)

3.9.4 Daya pembeda ... 42

3.10 Teknik Analisa Data... 43

3.10.1 Uji Normalitas ... 43

3.10.2 Uji Homogenitas ... 45

3.10.3Uji Hipotesis ... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 50

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 57

4.3 Analisis Data Hasil Penelitia ... 66

4.4 Uji Hipotesis ... 68

4.5 Pembahasan... 75

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... ... 77

5.2 Saran ... ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(15)

Tabel 1. Daftar Kerja Ranah Oprasional ... 19

Tabel 2. Jumlah populasi kelas VII Smp Negeri Blambangan Umpu ... 30

Tabel 3.Sampel kelas VII A SMP Negeri 7 Blambangan Umpu ... 31

Tabel 4. PKisi-Kisi Soal ... 37

Tabel 5. Pedoman Penskoran Pretest dan Postest ... 38

Tabel 6. kalsifikasi daya beda ... 43

Tabel 7. Tenaga Kependidikan SMPN 7 Blambangan Umpu ... 54

Tabel 8. Jumlah siswa SMP Negeri 7 Blambangan Umpu... 55

Tabel 9. Data Hasil Nilai pretest siswa kelas eksperimen ... 57

Tabel 10.Data HasilNilaiPretestsiswakelaskontrol ... 58

Tabel 11. Data HasilNilaiPostestsiswakelaseksperimen... 65

Tabel 12. Data HasilNilaiPostestsiswakelasKontrol ... 66

Table 13. Rekapitulasi Hasil Data Pretest dan Postest ... 68

Tabel 14.Uji Pengaruh Setiap Aspek Kognitif Pada Kelas Eksperimen ... 69


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan nasional. Seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Definisi tersebut menggabarkan bahwa terbentuknya manusia yang utuh sebagai tujuan pendidikan, pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani, serta aspek diri dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dan dari segi ketergantungannya manusia dengan dirinya dan dengan lingkungan sosial, serta alam dan dengan Tuhannya. Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Melalui pendidikan yang baik dihasilkan sumber daya manusia yang terampil dan produktif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.


(17)

Sekolah merupakan tempat dimana dapat membentuk manusia yang berilmu pengetahuan, proses kegiatan pembelajaran merupakan hal utama dalam proses pendidikan disekolah.

Inti dari kegiatan pendidikan adalah suatu proses belajar, karena dengan belajar tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu kegiatan belajar sangat penting karena berhasil tidaknya seseorang untuk menempuh pendidikan sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan belajarnya. Melalui proses belajar seseorang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya maupun yang ada pada lingkungannya guna meningkatkan taraf hidupnya. Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan atau dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.

a. Aspek kognitif yang mengecu pada pembelajaran intelektual dan pemecahan masalah. Tingkat kognitif pembelajaran meliputi :

(1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Aplikasi (4) Analisis, (5) Sintesis (6) Evaluasi.

b. Aspek afektif yang mengacu pada emosi dan sistem nilai seseorang. Tingkat afektif pembelajaran meliputi :

(1)Menerima, (2)Menanggapi, (3)Menghargai,


(18)

(4)Pengorganisasian,

(5) karakterisasi dengan nilai.

c. Aspek psikomotorik mengacu pada karakteristik gerakan fisik dan kemampuan motorik keterampilan yang melibatkan perilaku yang membutuhkan tingkat tertentu keterampilan fisik dan koordinasi. Tingkat psikomotorik meliputi :

(1) Persepsi, (2) Set,

(3) Respon dipandu, (4) Mekanisme,

(5) Respon yang jelas dan kompleks, (6) Adaptasi,

(7) Orignasi”.

(Arikunto, 2013:131).

Dari ketiga aspek tersebut, dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif. Dalam proses belajar agar hasil belajar sesuai dengan apa yang harus dicapai, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain yaitu:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal siswa adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor ini meliiputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah. b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa, yaitu: faktor lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. (Dewa Ketut Sukardi 1983 : 30).

Dari kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diatas salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah adalah faktor eksternal kemudian faktor internal. Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh setelah terjadinya proses belajar mengajar yang dapat dinilai melalui tes setelah proses pembelajaran.


(19)

Maka hasil belajar diperoleh dari usaha belajar yang dilakukan. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan usaha belajar yang dilakukan oleh siswa pada suatu mata pelajaran. Hal ini ditentukan setelah menyelesaikan suatu tes sehubungan dengan mata pelajaran yang dipelajari. Singkatnya, hasil belajar dapat dikatakan sebagai hasil akhir yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan terhadap siswa kelas VII a di SMPN Blambangan Umpu Way Kanan, hasil kognitif IPS siswa kelas VIIa pada ulangan harian terdapat enam belas orang peserta didik yang telah mencapai KKM, serta empat belas orang lainnya belum mencapai KKM dapat dilihat di lampiran C. Dengan ketentuan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70. Dari hasil kognitif tersebut maka hasil belajar siswa kelas VIIa masih tergolong rendah. Karena seorang anak didik dikatakan berhasil menguasai materi pelajaran jika sudah menguasai 60% lebih dari materi yang ada, pendapat ini didukung oleh Djamarah (2008:18): ”Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh anak didik maka persentase keberhasilan anak didik pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”.

IPS sebagai salah satu pengetahuan dasar yang terpenting dalam perkembangan sains dan teknologi sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di SMP. Kajian IPS meliputi dua kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Kajian pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan.Sedangkan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak lampau hingga sekarang.


(20)

Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut terletak juga tanggung jawab guru untuk mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu bermutu dan berkualitas. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bagi para guru agar dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu seorang guru harus memperhatikan setiap komponen penting mendukung kesuksesan dalam pembelajaran. Jika pembelajaran diterapkan dengan baik dan efektif, maka hasil belajar siswa akan lebih baik, serta sumber-sumber pembelajaran dipergunakan seoptimal mungkin, untuk mencapai hasil belajar siswa lebih baik.

Model yang dapat dipergunakan guru untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran adalah model Project Based Learning. “model Project baseed learning adalah model pengajaran dan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek.” (Hosnan, 2013: 321)

Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik. (BIE dalam Ngalimun, 2014: 185).

Hal ini memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok untuk membangun pembelajaranya sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang realistis berupa karya ataupun laporan. Dengan menggunakan Project Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir dan


(21)

bekerja, sehingga para siswa dapat lebih aktif dan kreatif. Hasil belajar kognitif siswa dalam penelitian ini dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan siswa pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui apakah ada Pengaruh yang signifikan melalui model Project – Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh model Project – Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS kelas VII di SMPN 7 Blambangan Umpu Way Kanan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP 7 Blambangan Umpu Way Kanan. 2. Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa pada

Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

3. Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP 7 Blambangan Umpu Way Kanan.


(22)

1.3 Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada, “Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP 7 Blambangan Umpu Way Kanan .

1.4 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “ Apakah ada Pengaruh yang signifikan Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan? 1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi pihak – pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah :


(23)

1.6.1 Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.

1.6.2 Secara praktis a. Bagi guru

Sebagai masukan dan dapat mengetahui model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar IPS sehingga yang diajarkan dapat dikuasai siswa dengan baik.

b. Bagi siswa

Sebagai variasi belajar dan membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya terhadap pembelajaran IPS melalui melalui model pembelajaran Project Based Learning

c. Bagi Sekolah

Menjadi bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis mengenai masalah yang diteliti.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan sosial (IPS) khususnya pelajaran sejarah.


(24)

1.7.1 Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu, kabupaten Way Kanan, Tahun Ajaran 2014/2015 Semester Genap.

1.7.2 Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah Model Project Based Learning dan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan

1.7.3 Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7, kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.


(25)

REFERENSI

Suharsimi Arikunto.2013.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan.Jakarta : PT Bina Aksara. Hlm.131.

Dewa Ketut Surkadi. 1983. Bimbingan dan penyuluhan belajar disekolah. Surabaya: Usaha Nasional. Hlm.30.

Djamarah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm.8.

Hosnan. 2014. Pendekatan scientific dalam pembelajaran abad 21.Bogor:Ghalia Indonesia. Hlm.321.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Pengaruh

Pengaruh dapat berarti dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek” Perubahan prilaku yang merupakan hasil belajar. Sebuah hal yang telah mengalami perubahan dari awal sampai mengalami perubahan pasti dipengaruhi oleh sebuah daya atau dorongan yang kemudian mendorong perubahan tersebut. “dalam sebuah peristiwa, pengaruh dapat berarti dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan efek. Pengertian pengaruh ini abstrak karena tidak ada standar untuk mengukurnya sehingga dapat diterima secara umum...”(Hugiono dan Poerwatana, 1987:47).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu perubahan yang terjadi karena adanya suatu hal yang dapat mengakibatkan suatu perubahan. Terjadinya perubahan prilaku sebagai hasil belajar mencakup hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan,kebiasaan, motivasi, dan sikap yang disadari dan disengaja. Perubahan prilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan.Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi dalam suatu proses melalui latihan dan pengalamaan. Menurut Purwanto dalam bukunya tentang evaluasi hasil belajar, “hasil belajar merupakan tolak ukur yang mewakili kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk melihat keberhasilan peserta didik tersebut dalam menguasai konsep maka dibutuhkan alat ukur yang signifikan” (Purwanto, 2013:81).


(27)

Di dalam penelitian ini, taraf signifikan yang digunakan ada pada taraf 0,05 atau 5 %. Menurut Sudjana dalam bukunya, “suatu penelitian dapat dikatakan signifikan jika thitung lebih besar dari ttabel” (Sudjana, 2009:367). Berdasarkan pendapat di atas, penelitian ini dapat dikatakan signifikan apabila thitung lebih besar dari ttabel dengan ketentuan ttabel sebesar 1,68, dan jika thitung lebih kecil dari ttabel yang telah ditentukan maka penelitian dapat dikatakan tidak signifikan.

2.2 Konsep Model Project Based Learning 2.2.1 Pengertian Project Based Learning

Model project based learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi (penyelidikan), penilaian, interpretasi (penafsiran), dan sintesis (penyatuan) informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. ( Hosnan, 2013: 319)

Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik. (BIE dalam Ngalimun, 2014: 185).

Berdasarkan beberapa definisi para ahli di atas, maka model project based learning adalah model pembelajaran yang mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber serta meningkatkan kolaborasi siswa dan siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, karena guru hanya sebagai fasilitator. Di mana siswa diberi peluang bekerja sama secara otonom mengkonstruksi belajarnya.

2.2.2 Ciri-ciri Project Based Learning


(28)

adalah sebagai berikut : Keempat ciri-ciri itu adalah sebagai berikut: 1. Isi

Difokuskan pada ide-ide siswa yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa.

2. Kondisi

Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar. Sehingga dalam belajar siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai referensi seperti buku maupun intenet.

3. Aktivitas

Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah- masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah.

4. Hasil

Hasil disini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk mempergunakan kognitif strategi pemecahan masalah.


(29)

2.2.3. Dukungan Teoritis Model Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar konstruktivitik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahunya sendiri didalam konteks pengalamanya sendiri. Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong pengetahuan dan keterampilan secara personal, ketika pembelajaran berbasis proyek dilakukan secara kolaboratif dalam kelompok kecil. Pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan dari teori konstruktivisme sosial Vigotsky yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antar personal adanyan peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari prespektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat membatu siswa meningkatkan keterampilan siswa secara kolaboratif.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat membuat suatu proyek yang didukung dengan teori belajar kontruktivistik dimana kemampuan siswa secara kognitif dapat berfungsi untuk menghasilkan sebuah pemikiran yang dapat memberikan ide secara individu lalu dibahas dalam sebuah kelompok, untuk dapat menghasilkan proyek yang kreatif dan dapat memecahkan masalah dalam kelompoknya.


(30)

2.2.4. Kelebihan dan Kelemahan Model Project Based learning

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari model project based learning, kelebihan pembelajaran berbasis proyek yaitu:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

3. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.

4. Memberikan pengalaman kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

(Bielefeldt & Underwood dalam Ngalimun, 2013: 197). Sedangkan kekurangan dari Modelproject based learning yaitu:

1) Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek karena adanya kebebasan pada siswa sehingga memberi peluang untuk ribut dan untuk itu diperlukannya kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik.

2) Banyak peralatan yang harus disediakan. (Ngalimun, 2013:198)

2.2.5. Langkah-langkah Pembelajaran Project Based Learning

Menurut dalam bukunya menjelaskan langkah- langkah model project based learning sebagai berikut:

1. Menentukan Proyek

Guru menginformasikan kepada siswa tentang proyek yang akan dikerjakan.

2. Merencanakan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik. Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek/ rencana kegiatan mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam rencana kegiatan itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek/ rencana kegiatan tersebut.


(31)

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada, akan tetapi guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari tujuan proyek. Disini siswa belajar untuk bertanggung jawab dalam memanajen waktu penyelesaian proyek.

4. monitoring

Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak mengesampingkan kepentingan kelompok. Dan bila ada siswa yang belum paham dapat bertanya kepada guru.

5. Penilaian terhadap hasil proyek

siswa melaporkan hasil proyek mereka dan guru menilai. Penilaian proyek dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan hasil proyeknya atau rencana kegiatanya didepan kelompok lain secara bergantian di depan kelas.

6. Evaluasi

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

(Hosnan, 2013 : 325).

2.3. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dari proses evaluasi hasil belajar. Maka hasil belajar diperoleh dari usaha belajar yang dilakukan. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan usaha belajar yang dilakukan oleh siswa pada suatu mata pelajaran. Hasil belajar adalah perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajarannya. ( Purwanto,2013:45)

Hasil belajar adalah penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian. (Suryosubroto,2009:2)

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan tingkah laku manusia yang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek tersebut selajutnya dikelompokan ke dalam


(32)

bagian tertentu yang disebut dengan ranah. (Oemar Hamalik ,2005:44)

Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka hasil belajar adalah suatu Usaha atau kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima pengalaman belajar yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Dari hasil belajar tesebuat diperoleh suatu hasil atau nilai yang dapat memberikan pengaruh pada hasil yang telah peserta didik terima setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang mencakup enam tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6) yang akan diperlakuakan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Project Based Learning.

2.3.1. Konsep kognitif

kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, yang berarti mengetahui. Dalam arti luas, kognitif adalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Istilah kognitif adalah salah satu domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi setiap prilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,kesengajaan dan keyakinan. (Muhibin Syah, 2011:22).

Tujuan dari ranah kognitif berikut:

1. Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1)

Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan adalah kemampuan untuk mengingat akan informasi yang telah diterima.

2. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2)

Kemampuan kognitif tingkat pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri.

3. Kemampuan kognitif tingkat penerapan (C3)

Kemampuan kognitif tingkat penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui kedalam situasi dan konteks baru.


(33)

Kemampuan kognitif tingkat analisis adalah kemampuan menguraikan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, dan semacamnya atas elemen-elemennya, sehingga dapat menentukan hubungan masing-masing elemen.

5. Kemampuan kognitif tingkat sintesis (C5)

Kemampuan kognitif tingkat sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen kedalam kesatuan atau struktur. 6. Kemampuan kognitif tingkat evaluasi (C6)

Kemampuan kognitif tingkat evaluasi adalah kemampuan menilai suatu pendapat, gagasan, produk, metode, dan semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.

(Hosnan, 2013 : 10).

Menurut Arikunto ( 2013 : 150 ) Daftar kata Oprasional Ranah Kognitif (C1-C6) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Kata Oprasional Ranah Kognitif C1-C6 No Ranah Kognitif Kata Oprasional

1. Pengetahuan Menyebutkan, menyatakan, Mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan, menjodohkan, dan mereproduksi

2. Pemahaman Menerangkan, membedakan, menduga, mempertahankan, memperluas,

menyimpulkan,menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. 3. Aplikasi Mengoprasikan, menemukan, menunjukan,

menghubungkan, memecahkan, menggunakan, mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, memanipulasi, memodifikasi, meramalkan menyiapkan dan menghasilkan.

4. Analisis Merinci, Mengidentifikasi, mengilustrasikan, menunjukan, menghubungkan, memilih, memisah, menyusun, membagi, membedakan dan

menyimpulkan


(34)

mengkombinasi, mencipta, menjelaskan, memodifikasi, mengorganisasikan, membuat rencana,, menyusun kembali,merekontruksikan, merevisi, menuliskan, dan menceritakan

6. Evaluasi Menilai, menyimpulkan, memutuskan, menerangkan, membandingkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menafsirkan, menghubungakan dan membuktikan.

2.4 Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Seabagai Mata Pelajaran di SMP Ips merupakan singkatan dari Ilmu pengetahuan Sosial. Mata pelajaran ini ada ditingakt SD, SMP dan SMA. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan disiplin intelektual yang mempelajarai manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah serta memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat (Sumaatmadja, 1979:9). Dalam penelitian ini akan dibahas tentang IPS yang ada ditingkat SMP. Menurut Kurikulum pendidiakn IPS untuk tingkatan pendidikan dasar dan menengah merupakan bentuk penyederhanaan, penyesuaian, seleksi modifikasi, dan disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah pedagogis/psikologis, untuk mewujudkan tujuan pendidikan tingkat pendidikan dasar dan menegah, dan untuk mendukung tujuan nasional pendidiakn di Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Mata pelajaran IPS di SMP merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa SMP bahwa IPS pada kurikulum sekolah ( satuan pendidikan) pada hakikatnya merupakan mata pelajaran wajib sebagaimana dinyatakan pada pasal 37 yang berbunyi bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat ilmu pengetahuan sosial (UU 20 Tahun 2003).


(35)

Tujuan mata pelajaran IPS di SMP yaitu mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemahaman tentang gejala alam dan kehidupan sistem sosial, pengolahan sumber daya, dan perubahan berkelanjutan.

2. Menerapkan pola berpikir kerungan dalam memahami gejala alam dan kehidupan manusia.

3. Mengembangkan ketrampilan, mengelola sumber daya dan kesejahteraan. 4. Mengembangkan kemampuan melakukan investigasi dan pola pikir kronologis

untuk menganalisis hubungan sebab akibat dalm suatu rangkaian peristiwa yang terjadi.

5. Berempati dalam membangun pola interaksi dan beradaptasi dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya.

6. Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan masyarakat dan lingkungan, cinta tanah air, menghargai perbedaan, persamaan hak dan kesetaraan gender. 7. Membiasakan diri berfikir secara rasional, membangun kehidupan masyarakat

yang harmonis, mengantisipasi terjadinya konflik dan memecahkan masalah dengan mengguankan ketrampilan sosial.

Dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006, juga disebutkan bahwa sumber bahan IPS berasal dari sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, politik, dan sosiologi. Berikut ini merupakan materi yang dibahas dalam pembelajaran IPS:

1. Sejarah, maksudnya apakah fenomena atau masalah sosial yang ada dikaitkan dengan peristiwa masa lampau sehingga dapat dikurangi beban masa yang datang.

2. Geografi , maksudnya apakah suatu fenomena atau masalah social yang ada disebabkan oleh faktor-faktor geografis

3. Ekonomi, maksudnya pembahasan suatu masalah atau fenomena sosial melalui nilai-nilai dan faktor ekonomi sebagai unsur yang mempengaruhinya.

4. Antropologi, dengan mengajak para siswa untuk memahami dan menghargai nilai, norma dan budaya suatu masyarakat tertentu.

5. Ilmu politik, maksudnya menggunakan konsep pemerintah kenegaraan proses politk dan dalam rangka memupuk kesadaran siswa terhadap hak dan kewajiban sebagai warga negara.

6. Sosiologi, maksudnya pembahasan fenomena social dalam rangka memupuk dan mengembangkan kesadaran siswa untuk memahami dan berbuat sebagai anggota masyarakat


(36)

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Keadaan sosial masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dinamisasi kemajuan diberbagai bidang kehidupan harus dapat ditangkap dan diperhatikan oleh lembaga pendidikan yang kemudian menjadi bahan materi pembelajaran, sehingga bahan pelajaran secara formal dapat dituangkan dalam bentuk kurikulum. Pembelajaran IPS berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Disampnig itu siswa dibimbing untuk mengembangkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang positif dan kritis terhadap yang negatif. Serta memiliki kepedulian terhadap keadilan sosial, proses demokrasi, dan kelanggengan ekologis.

Pendidikan dan pengajaran IPS di Indonesia sudah mendapatkan landasan hukum yang kuat sebagaimana tertuang pada bab III Pasal 2 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang menegaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Essa, berakhal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Mata prlajaran IPS di SMP dari kelas VII, VIII dan IX memiliki alokasi waktu 4 jam selama seminggu atau 2 sks.


(37)

2.5 Kerangka Berpikir

Inti dari kegiatan pendidikan adalah suatu proses belajar, karena dengan belajar tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu kegiatan belajar sangat penting karena berhasil tidaknya seseorang untuk menempuh pendidikan sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan belajarnya. Melalui proses belajar seseorang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya maupun yang ada pada lingkungannya guna meningkatkan taraf hidupnya. Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan atau dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Sesuai fungsi pendidikan nasional untuk mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu bermutu dan berkualitas. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bagi para guru agar dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu seorang guru harus memperhatikan setiap komponen penting mendukung kesuksesan dalam pembelajaran. Jika pembelajaran diterapkan dengan baik dan efektif, maka hasil belajar siswa akan lebih baik, serta sumber-sumber pembelajaran dipergunakan seoptimal mungkin, untuk mencapai hasil belajar siswa lebih baik. Salah satu model yang dapat dipergunakan guru untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran adalah model Project Based Learning.


(38)

Project based learning adalah model pembelajaran yang dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber atau bahan untuk menyelesaikan tugas, serta meningkatkan kolaborasi siswa, dan siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, karena guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan Project Based Learning pada proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Serta dapat menarik perhatian dan minat siswa serta memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan suatu hasil proyek. Dan hasil kognitif siswa dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan siswa pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).


(39)

2.6 Paradigma

Keterangan:

: Garis Kegiatan : Garis Pengaruh

Proses

Pembelajaran dengan model Project Based Learning

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Siswa Kelas VII A


(40)

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenaranya harus di uji secara empiris. Dan merupakan peryataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya dan suatu keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. (Nazir, 1988:182).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang harus dibuktikan kebenaranya dengan mengupulkan data yang berupa fakta.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 :Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

H1 :Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 7 Blambangan Umpu Way kanan.


(41)

REFERENSI

Hugiono dan Poerwantana.1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : PT Bina Aksara. Hlm.47.

.

Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hlm.81.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hlm.367.

Hosnan. 2013. Pendekatan scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia. Hlm.319.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja. Hlm.185.

Ibid. Hlm.197. Ibid. Hlm.198.

Hosnan. Op cit. Hlm.325.

Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hlm.45.

Suryosubroto.2009.Proses belajar mengajar di Sekolah. Jakarata: Rineke Cipta. Hlm. 2.

Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 44.

Muhaibin Syah.2011.Psikologi Belajar.Jakarat:PT Raja Grafindo Persada.Hlm.22.

Ibid. Hlm.36.


(42)

Suharsimi Arikunto.2013. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi.Aksara. Hlm.150.

Sumaatmadja. 1979. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm.9. Ibid. Hlm.176.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm. 182.

Panduan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) Tahun 2006.

Sumber-sumber lain :

susanti. 2008. Penerapan metode project based learning.

Tersedia di http://UIN.ac.id.com/ peningkatan-hasil-belajar-ips-melalui-penerapan-project-based-learning-oleh-Djehan-Mulyani-Watermark (diunduh tanggal 16 juni 2015, pukul 10.00 WIB).


(43)

III. METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode merupakan sebuah cara yang memiliki tahap-tahap untuk melakukan sebuah hal,

sedangkan penelitian adalah sebuah tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk

menemukan sebuah hal yang baru.

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris dan sistematis (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Setiap penelitian memiliki tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya” (Sugiyono, 2013:2).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkendalikan. (Sugiyono, 2013: 109). Metode eksperimen merupakan suatu metode penelitian untuk mengetahui atau menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas. (Sumadi Suryabrata, 2012:88), dalam penelitian ini metode eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh Model Project Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa.


(44)

3.2 Desain Penelitian

Metode eksperimen memiliki berbagai macam jenis desain penelitian. Adapun desain penelitian ini adalah menggunakan desain control group pre-tes post test. Dalam desain ini, (Sugiyono, 2012 : 12), menyatakan terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kedua kelompok. Selanjutnya setelah diketahui hasil pretest tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan X sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan X. Setelah itu kemudian di berikan Postest pada dua kelompok tersebut, Pengaruh perlakuan adalah ( O2-O1)-(O4-O3). Jika terdapat perbedaan signifikansinya antara kedua kelompok maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Pretest-Postest Control Group Design

Keterangan : R = Kelompok dipilih secara random X = Perlakuan atas sesuatu yang diujikan O1 =Hasil pretest kelas eksperimen O3 = Hasil pretest kelas kontrol O2 = Hasil postest kelas eksperimen O4 = Hasil postest kelas kontrol Sumber : (Sugiyono,2012:112).

Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pada model project based learning terhadap hasil belajar kognitif siswa.

R O1 X O2


(45)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,(Sugiyono,2013:80). populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas VII A dan kelas VII B dan VII C. Berikut adalah tabel jumlah siswa SMPN 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

Tabel 2.Jumlah Populasi Kelas VII SMPN 7 Blambangan Umpu Way kanan

No Kelas

Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VIIa 14 16 30 siswa

2 VIIb 13 17 30 Siswa

3 VII c 17 23 40 Siswa

Jumlah 44 56 90 Siswa

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 7 Blambangan Umpu way Kanan Tahun Pelajaran

2014/2015.

Dari tabel diatas, diketahui jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelas dengan jumlah seluruh siswa adalah 90 siswa yang terdiri dari 44 siswa laki-laki dan 56 siswa perempuan.


(46)

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, (Sugiyono,2013:81). Sedangkan menurut (Sudjana,2005:6) adalah sebagian contoh yang diambil dari populasi. Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang bisa disebut dengan teknik sampling, (Ridwan, 2005:11).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, menurut (Suharsimi Arikunto,2006:134) dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian, teknik random sampling ini memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengundian. Hasil pengundian yang terpilih secara acak tadi merupakan sampel yang akan digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini yang terpilih menjadi sampel adalah kelas VII A sebagai kelas eskperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Sampel kelas VII SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan

No Kelas

Siswa

Jumlah Keteranagan Laki-laki Perempuan

1 VIIa 14 16 30 Kelas eksperimen

2 VIIb 13 17 30 Kelas kontrol


(47)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Sedangkan menurut Nazir (1988: 149) Variabel adalah konsep yang mempunyai macam-macam nilai. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sugiyono (2012:61). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

a.Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2012:39). Varibel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Project Based Learning.

b.Varibel Terikat (Dependen)

Varibel terikat merupakan varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiono,2012:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar siswa.


(48)

3.4.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi oprasional variabel adalah definisi yang dioprasionalkan dan dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan pengukuranya, agar tiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan diamati, maka perumusan definisi oprasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Model Pembelajaran Project Based Learning

Model project based learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi (penyelidikan), penilaian, interpretasi (penafsiran), dan sintesis (penyatuan) informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dalam model ini siswa dituntut agar lebih aktif dan peranan guru hanya sebagai fasilitator dan motivasi.

b.Hasil belajar

Hasil belajar yang merupakan variabel terikat yang mengarah kepada hasil belajar kognitif. Dimana hasil tersebut diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model Project Based Learning. Hasil belajar diketahui setelah adanya test. Kemampuan kognitif tersebut terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).


(49)

Enam aspek Hasil belajar kognitif siswa meliputi :

1. Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan (C1)

Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan adalah kemampuan untuk mengingat akan informasi yang telah diterima.

2. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2)

Kemampuan kognitif tingkat pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri.

3. Kemampuan kognitif tingkat penerapan (C3)

Kemampuan kognitif tingkat penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui kedalam situasi dan konteks baru.

4. Kemampuan kognitif tingkat analisis (C4)

Kemampuan kognitif tingkat analisis adalah kemampuan menguraikan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, dan semacamnya atas elemen-elemennya, sehingga dapat menentukan hubungan masing-masing elemen.

5. Kemampuan kognitif tingkat sintesis (C5)

Kemampuan kognitif tingkat sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen kedalam kesatuan atau struktur. 6. Kemampuan kognitif tingkat evaluasi (C6)

Kemampuan kognitif tingkat evaluasi adalah kemampuan menilai suatu pendapat, gagasan, produk, metode, dan semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.


(50)

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian . langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian

a) Menentukan tempat dan waktu yang akan dilakukan untuk penelitian b) Observasi ke sekolah yang akan diteliti

c) Menentukan kelas yang akan menjadi populasi dan sampel dalam penelitian

d) Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

e) Menyusun silabus dan RPP f) Membuat instrumen tes penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a) Melakukan validasi instrumen b) Menguji coba instrumen penelitian

c) Memberi pretest pada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol

d) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kedua kelas e) Memberikan posttest atau tes akhirpada kedua kelas 3. Tahap Penyelesaian Penelitian

a) Mengelolah dan menganalisis data hasil penelitian b) Membuat kesimpulan


(51)

3.6 Langkah-langkahPembelajaran Model Project BasedLearning Langkah-langkah pembelajaran Model Project Based Learning

Langkah-langkahPJBL Indikator PJBL

Guru membentuk siswa dalam

kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang

Guru memintapesertadidikmenyusunJadwalkegiatanpeny elesaianproyekmeliputiwaktu, observasiataupengamatandanpenyusunanLaporan. Pesertadidikdimintauntukmendiskusikandanmempr esentasikanhasillaporan Pesertadidikdimintamendiskusikan di dalamkelompokdanmenentuakanperencanaanproye k sertamenuliskanhal-hal yang

ingindiketahuidarihasilpengamatantersebut di lembarkerjasiswa.

Pesertadidikdimintamengolahdanmenganalisis data atauinformasi yang diolahdariberbagaisumber.

Guru dansiswamelakukanrefleksiterhadapaktivitas danhasiltugasproyek. siswaberkesempatan

mengemukakanpengalamannyaselamamenyeleseaikan tugasproyek.

Guru memberikan tugas proyek yang berkaiatan dengan materi Perkembangan masyarakat Hidhu-Budha di Indonesia.

Menentukan proyek Perencanaan proyek Menuyusun Jadwal proyek Monitoring Presentasi hasil proyek Evaluasi


(52)

1.7 Teknik Pengumpulan Data 1.7.1 Tes

Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. (Arikunto,2013:46). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bentuk tes obyektif dengan jenis tes pilihan ganda, yang meliputi pre-tes dan post test. Pre-test bertujuan untuk mengetahui keadaan awal siswa. Sedangakan Post-test bertujuan untuk mengkaji seberapa jauh perubahan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran untuk melihat hasil kognitif siswa. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dengan melihat aspek C1, C2, C3, C4, C5 dan C6. Sebelum dibuat instrument, Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian menyusun silabus dan RPP, dan membuat instrumen tes penelitian, maka dibuat kisi-kisi soal untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan yang setepat-tepatnya sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari dua puluh (20) soal objektif (pilihan ganda).

Tabel 5. Kisi-kisi soal

No Kriteria Penilaian No Butir Soal

1 C1 1,3,5,7

2 C2 14,19,20,4

3 C3 6,10,13

4 C4 17,2,8,

5 C5 12,16,9

6 C6 11,15,18


(53)

Skor yang diberikan untuk setiap jenjang kemampuan kognitif terlihat pada tabel berkut:

Tabel 4. Pedoman Pensekoran Pretes dan Postest

No. Jenjang Kognitif Jumlah Soal Skor Nilai

1. C1 4 1 4

2. C2 4 3 12

3. C3 3 5 15

4. C4 3 6 18

5. C5 3 8 24

6. C6 3 9 27

Total 20 32 100

Sumber : Olah Data Peneliti.

Terkait perbedaan skor yang diberikan untuk setiap jenjangnya, tidak ada pedoman yang peneliti gunakan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Sudijono “Orang yang paling tahu berapa bobot yang seharusnya diberikan terhadap jawaban yang betul itu adalah pembuat soal itu sendiri, yaitu tester, karena dialah orang yang paling tahu mengenai derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar” (Sudijono, 2009:306).

3.7.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. (Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar, 2009:69) dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk melihat populasi dan sampel siswa yang yang menjadi subyek penenlitian dan untuk melihat dokumentasi sekolah untuk mendukung penelitian.


(54)

3.7.3 Observasi

Observasi adalah suatu taknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. (Arikunto, 2013:45) Dalam hal ini, teknik observasi digunakan untuk mengamati penerapan serta pengaruh model pembelajaran project based Learning terhadap hasil belajar siswa.

3.8 Instrument Penelitian

menurut (Suharsimi Arikunto, 2010:265), instrumen pengumpulan data / penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.

3.9 Pengujian Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 3.9.1 Uji Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrument penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Validitas instrument dilakukan agar mengetahui ketepatan alat penilaian. Validitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment yaitu sebagai berikut:

2 2 2 2 Y N X -X N X -XY N r Y Y xy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah sampel

X : Skor butir soal Y : Skor total


(55)

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut adalah tidak valid (Arikunto,2009: 72).

3.9.2 Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan reliabel (Taraf Kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. (Arikunto, 2013 : 100). Salah satu rumus untuk menguji reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Alpha :

2 2

11 1

-1 -n n r t i Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

2

i : Skor tiap-tiap item n : Banyaknya butir soal

2

t : Varians total

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup


(56)

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang

Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah (Arikunto,2009: 109).

3.9.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Menurut (Arikunto, 2013:222). Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.

keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran :

P 0,00 < 0,30 sukar 0,31 < 0,70 sedang P 0,71 > 1,00 mudah


(57)

3.9.4 Daya Pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan yang tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Arikunto,2013 : 226), menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus menurut (Arikunto 2013 : 228) sebagai berikut:

Dimana:

Keterangan:

D :indeks diskriminasi satu butir soal

PA :proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

PB :proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

BA :banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah

BB :banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir Soal yang diolah

JA : jumlah kelompok atas JB : jumlah kelompok bawah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini

D =


(58)

Tabel 6. klasifikasi daya pembeda

Nilai Interpretasi

0,00 - 0,20 Buruk

0,21 - 0,40 Cukup

0,41 - 0,70 Baik

0,71- 1,00 Baik sekali

Bertanda negative Buruk sekali

Sumber : kalsifikasi daya beda dalam buku Arikunto (2013 : 228)

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian yang diteliti yakni dengan teknik Analisis Statistik Deskriptif. Analisis Statistik Deskriptif Menurut (Sugiyono,2013:147), dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeksripsikan data sampel yang diambil. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar siswa setelah menerapkan Model Project Based Learning dengan membandingkan hasil data pretest dan posttest dari masing-masing sampel. Analisis data bisa dilakukan jika sudah dilakukan uji analisis. Untuk uji persyaratan analisis dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan olah data statistik yaitu dengan menggunakan:

3.10.1. Uji Normalitas

Uji normalitias digunakan untuk mengetahui kenormalan data yang dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat, langkah-langkah adalah sebagai berikut:


(59)

b. Statistik Uji:

1. Membuat Daftar Frekuensi

a) Mencari Rentang ( R ) = nilai terbesar – nilai terkecil b) Menghitung Banyak Kelas (BK) = 1 + (3,3) log n c) Menghitung panjang kelas (P) = R/BK

2. Mencari Rata

x =

(Sudjana, 2009:67) 3. Mencari Simpangan Baku

s = Keterangan:

S = simpangan baku N = banyaknya data Xi2 = nilai yang diperoleh (Sudjana, 2009:93) c. Mencari chi kuadrat

X2hitung = ∑ Keterangan: X2 = chi kuadrat

F0 = frekuensi observasi Fh = frekuensi harapan (Margono, 2007:202)

∑ fi.xi

n

(f0– fh) 2

fh

N∑xi

2 ∑x2


(60)

d. Keputusan Uji

Terima H0 jika X2hitung < X2tabel dengan dk = k - 3 dan taraf nyata 0,05 atau 5%.

dasar pengambilan uji Normalitas yaitu :

a. Data distribusi normal jika nilai signifikan > 0,05 b. Data distribusi tidak normal jika signifikan <0,05

3.10.2 Uji homogenitas

Uji Homogenitas merupakan uji untuk mengetahui kelompok siswa berasal dari varian yang sama (homogen) atau tidak. Dengan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : 22

2

1 = data penelitian mempunyai variansi yang homogen

H1 :

2 2 2

1 = data penelitian mempunyai variansi yang tidak

homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana :

kecil Varian ter

terbesar Varians

F

F = Kesamaan dua varians

Kriteria : Pada taraf 0,05, tolak Ho hanya jika F hitung F ½ ( 1, 2). (Sudjana, 2009:250).


(61)

3.10.3 Uji hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari sebelum dilakukannya perlakuan dan setelah diberikannya perlakuan menggunakan model Project based Learning. dan Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus uji t (t-test), yang digunakan untuk menentukan taraf signifikan untuk melihat perbedaan pengaruh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

H0 :Tidak ada pengaruh yang signifikan model Project Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

H1 :Ada pengaruh yang signifikan model Project Based Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 7 Blambangan Umpu Way kanan.


(62)

untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari model pembelajaran Project Based Learning digunakan rumus sebagai berikut;

2 1 2 1 1 1 n n s X X thitung Keterangan :

thitung = koefisien t 1

X = nilai rata-rata hasil tes kelas a 2

X = nilai rata-rata hasil tes kelasb n1= jumlah siswa kelasa

n2 = jumlah siswakelas b

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s Keterangan: s2= varians

n1 = jumlah siswa kelas a n2 = jumlah siswa kelas b

2 1

s = varians kelas a 2

2

s = varians kelas b (Sudjana, 2009:239)


(63)

REFERENSI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Hlm.2.

Ibid. Hlm.109.

Sumadi Suryabrata.2012.Psikologi pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.Hlm.88. Sugiyono.2012.Metode Penelitian pendidikan.Bandung:Alfabeta. Hlm.12. Ibid. Hlm.112

Sugiyono.Op.Cit.Hlm.80. Ibid. Hlm.81.

Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito.Hlm.6. R i d w a n . 2 0 0 5 .Skala pengukuran variabel penelitian. Bandung: Alfabeta. Hlm.11.

Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Hlm.134.

Ibid. Hlm.118.

Nazir.1988. Metodologi Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm.149. Sugiyono.Op Cit.Hlm.61.

Ibid.Hal.39.

Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Hlm.306.

Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm.69.

Arikunto.Op Cit.Hlm.45.


(64)

Ibid. Hlm.72. Ibid. Hlm.100. Ibid. Hlm.228.

Sugiyono.Op Cit. Hlm.147. Sudjana. Op Cit. Hlm.67. Ibid.Hlm.93.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm.202.

Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Hlm.250.


(65)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa Pada Mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan diperoleh simpulan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung11,82>ttabel 1,669 dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 85,06 dan kelas kontrol 69,33. Maka dapat disimpulkan Ada pengaruh Model Project Based Learning terhadap hasil kognitif siswa Kelas VII Pada Mata pelajaran IPS di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

2. Pengaruh setiap aspek kognitif siswa yang dihasilkan terlihat dari hasil pencapaian indikator hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dari hasil postest adalah pada tingkat C5>C6>C3>C4>C1>C2.


(66)

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. model pembelajaran Project Based Learning learning dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal, meningkatkan aktivitas dan Kreativitas siswa.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penggunaan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran IPS (sejarah).

3. Bagi para peneliti, sebaiknya mempersiapkan instrumen tes dan instrument-instrumen lainnya dengan baik dan matang agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lebih baik.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2013. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Djamarah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Hamalik,Oemar. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hosnan. 2013. Pendekatan scientific dalam pembelajaran abad 21.Bogor:Ghalia Indonesia.

Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:PT BinaAksara.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

MuhaibinSyah.2011.Psikologi Belajar.Jakarata :PTRaja Grafindo Persada.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ngalimun.2014.Strategi dan Model Pembelajaran.Banjarmasin:Aswaja.

Nursid, Sumaatmadja. 1979. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sapriya.2006. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(68)

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Surkadi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan dan penyuluhan belajar disekolah.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi.2012.Psikologi pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Usman,Husainidan Purnomo, Akbar, Setiady 2009. Metodologi PenelitianSosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumber-sumber lain :

Susanti. 2008. Penerapan metode project based learning.

Tersedia di http://UIN.ac.id.com/peningkatan-hasil-belajar-ips-melalui-penerapan-project-based-learning-oleh-Djehan-Mulyani-Watermark ( diunduh tanggal 16 juni 2015, pukul 10.00 WIB).


(1)

REFERENSI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Hlm.2.

Ibid. Hlm.109.

Sumadi Suryabrata.2012.Psikologi pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.Hlm.88. Sugiyono.2012.Metode Penelitian pendidikan.Bandung:Alfabeta. Hlm.12. Ibid. Hlm.112

Sugiyono.Op.Cit.Hlm.80. Ibid. Hlm.81.

Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito.Hlm.6. R i d w a n . 2 0 0 5 .Skala pengukuran variabel penelitian. Bandung: Alfabeta. Hlm.11.

Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Hlm.134.

Ibid. Hlm.118.

Nazir.1988. Metodologi Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm.149. Sugiyono.Op Cit.Hlm.61.

Ibid.Hal.39.

Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Hlm.306.

Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm.69.

Arikunto.Op Cit.Hlm.45.


(2)

51

Ibid. Hlm.72. Ibid. Hlm.100. Ibid. Hlm.228.

Sugiyono.Op Cit. Hlm.147. Sudjana. Op Cit. Hlm.67. Ibid.Hlm.93.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm.202.

Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Hlm.250.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa Pada Mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan diperoleh simpulan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung11,82>ttabel 1,669 dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 85,06 dan kelas kontrol 69,33. Maka dapat disimpulkan Ada pengaruh Model Project Based Learning terhadap hasil kognitif siswa Kelas VII Pada Mata pelajaran IPS di SMP Negeri 7 Blambangan Umpu Way Kanan.

2. Pengaruh setiap aspek kognitif siswa yang dihasilkan terlihat dari hasil pencapaian indikator hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dari hasil postest adalah pada tingkat C5>C6>C3>C4>C1>C2.


(4)

78

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. model pembelajaran Project Based Learning learning dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal, meningkatkan aktivitas dan Kreativitas siswa.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penggunaan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran IPS (sejarah).

3. Bagi para peneliti, sebaiknya mempersiapkan instrumen tes dan instrument-instrumen lainnya dengan baik dan matang agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2013. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Djamarah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Hamalik,Oemar. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hosnan. 2013. Pendekatan scientific dalam pembelajaran abad 21.Bogor:Ghalia Indonesia.

Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:PT BinaAksara.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

MuhaibinSyah.2011.Psikologi Belajar.Jakarata :PTRaja Grafindo Persada.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ngalimun.2014.Strategi dan Model Pembelajaran.Banjarmasin:Aswaja.

Nursid, Sumaatmadja. 1979. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sapriya.2006. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Surkadi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan dan penyuluhan belajar disekolah.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi.2012.Psikologi pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Usman,Husainidan Purnomo, Akbar, Setiady 2009. Metodologi PenelitianSosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumber-sumber lain :

Susanti. 2008. Penerapan metode project based learning.

Tersedia di http://UIN.ac.id.com/peningkatan-hasil-belajar-ips-melalui-penerapan-project-based-learning-oleh-Djehan-Mulyani-Watermark ( diunduh tanggal 16 juni 2015, pukul 10.00 WIB).


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 80

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 5 53

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 23 91

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 52 99

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII A SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2014/2015

3 16 60

PENGARUH MODELPROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP NEGERI 7BLAMBANGAN UMPU WAY KANAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

1 16 68

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 6

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 3 PONTIANAK

0 0 11