Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodontik Berdasarkan Index Of Orthodontic Treatment Need Pada Peserta Didik SDK 6 BPK Penabur Bandung Kelompok Usia 11 - 12 Tahun.

(1)

ABSTRAK

Prevalensi maloklusi pada manusia modern diketahui semakin meningkat dibanding masa lampau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan perawatan ortodontik pada peserta didik SDK 6 BPK Penabur Bandung kelompok usia 11-12 tahun. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18-22 Agustus 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Besar populasi adalah 114 orang dengan jumlah sampel 54 orang dengan teknik pengambilan random sampling. Indeks yang digunakan adalah Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) yang terbagi atas Dental Health Component (DHC) dan Aesthetic Component (AC) . Data didapatkan dengan mengambil cetakan gigi untuk dijadikan model studi kemudian dilakukan klasifikasi berdasarkan DHC IOTN, kemudian subjek penelitian diberikan cermin dan diminta membandingkan gigitan gigi anterior mereka dengan 10 skala foto dari AC IOTN.

Hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : DHC IOTN 1,85 % tidak membutuhkan perawatan (grade 1) , 24,07 % sedikit membutuhkan perawatan (grade 2), 44,44 % kebutuhan perawatan borderline (grade 3) dan 27,77 % membutuhkan perawatan (grade 4), 1,85 % sangat membutuhkan perawatan (grade 5), sedangkan berdasarkan AC IOTN 87,04 % tidak membutuhkan perawatan (skor 1-4), 12,96 % membutuhkan perawatan (skor 5-7) dan 3,7 % sangat membutuhkan perawatan (skor 8-10).

Dari hasil penelitian terdapat perbedaan angka yang signifikan antara kebutuhan perawatan ortodontik menurut berdasarkan Dental Health Component dan Aesthetic Component.

Kata kunci : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Tingkat


(2)

ABSTRACT

Prevalence of malocclusion had been known to be increased these times than the ancient. The aim of this research is to find out the need of orthodontic treatment in 11-12 years old population of SDK 6 BPK Penabur Bandung students. The research was held in the school location at 18-22 August 2011.

This research was a descriptive study with obsevational approach. 54 samples had been taken from 114 population with random sampling technique. The Index of Orthodontic Treatment Need was used as a standard tool for orthodontic treatment need in the population. The data was gathered by taking the impression from the subject and compared with grades from the Dental Health Component of IOTN. After the impression had been taken, a hand mirror was given to subjects to compare their own anterior teeth with 10 photoscale of Aesthetic Component IOTN to determine the self-perceived need for orthodontic need.

The results by using the Dental Health Component presented there were 1,85 % expressed no treatment need (grade 1), 24,07 % expresed little treatment need, 44.44 % expressed moderate need (grade 3), 27,77 % expressed treatment need, and 1,85 % expressed severe treatment need (grade 5). Using the Aesthetic Component there are 87.04 % expressed no need/ little treatment need (score 1-4), 12.96 % expressed moderate treatment need (score 5-7), and 3.7 % expressed severe/treatment need (score 8-10).

There were a significant differences between the need of orthodontic treatment based on Dental Health Component and Aesthetic Component.

Keywords : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Orthodontic Treatment Need


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Identifikasi Masalah... 3

1.3Tujuan Penelitian... 3

1.4Manfaat Hasil Penelitian... 4

1.4.1 Manfaat Ilmiah... 4

1.4.2 Manfaat Praktis... 4

1.5Kerangka Pemikiran... 5

1.6Metode Penelitian... 7


(4)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ortodontik... 9

2.2 Ruang Lingkup Ortodontik... 9

2.2.1 Ortodontik Preventif... 10

2.2.2 Ortodontik Interseptif... 11

2.2.3 Ortodontik Kuratif... 11

2.3 Tujuan Perawatan Ortodontik... 11

2.4 Maloklusi... 15

2.4.1 Etiologi Maloklusi... 15

2.4.2 Epidemiologi Maloklusi... 20

2.4.3 Klasifikasi Maloklusi... 21

2.4.3.1 Sistem Klasifikasi Angle... 21

2.4.3.2 Klasifikasi Kaninus... 22

2.4.3.3 Klasifikasi Insisif... 22

2.4.3.4 Sistem Klasifikasi Simon... 24

2.4.3.5 Sistem Klasifikasi Proffit-Ackermann... 25

2.5 Macam-macam indeks perawatan ortodontik ... 27

2.5.1 Index of Orthodontic Treatment Need... 28

2.5.2 Peer Assessment Rating Index (PAR)... 29

2.5.3 Index of Complexity, Outcome and Need (ICON).. 29

2.5.4 Treatment Priority Index (TPI)... 30


(5)

xi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 31

3.2 Populasi dan Sampel... 31

3.3 Variabel Penelitian... 32

3.4 Alat dan Bahan Penelitian... 38

3.4.1 Alat Penelitian... 38

3.4.2 Bahan Penelitian... 41

3.5 Cara dan Alur Penelitian... 43

3.5.1 Cara Penelitian... 43

3.5.2 Alur Penelitian... 43

3.6 Penyajian Data... 44

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 45

4.2 Pembahasan... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 52

5.2 Saran... 53


(6)

DAFTAR TABEL

No. TABEL Halaman

Tabel 2.1 Relasi antara besarnya overjet dan prevalensi trauma pada gigi

anterior... 14 Tabel 2.2 Persentasi maloklusi pada populasi kulit putih dna kulit hitam di

Amerika Serikat tahun 1963 - 1970 ... 21 Tabel 4.1 Tingkat kebutuhan perawatan ortodontik berdasarkan Dental

Health Component IOTN pada peserta didik SDK 6 BPK

Penabur tahun 2011 kelompok usia 11-12 tahun ... 45 Tabel 4.2 Tingkat kebutuhan perawatan ortodontik berdasarkan Aesthetic

Component IOTN pada peserta didik SDK 6 BPK Penabur


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Seorang anak kasus maloklusi kelas II divisi 1 dengan

penampilan estetika wajah dan gigi buruk... 12

Gambar 2.2 Anak yang telah menerima perawatan ortodontik ... 12

Gambar 2.3 Pasien kelas II divisi 1 Angle dengan overjet yang besar... 14

Gambar 2.4 Etiologi maloklusi bersifat multifaktorial... 16

Gambar 2.5 Sistem klasifikasi Simon berdasar pada 3 buah bidang di kepala... 24

Gambar 2.6 Diagram Venn dari Proffit-Ackermann yang menerangkan karakteristik utama pada maloklusi... 27

Gambar 3. 1 Skala penilaian Aesthetic Component IOTN... 36

Gambar 3.2 Sarung tangan... 38

Gambar 3.3 Masker... 39

Gambar 3.4 Kaca mulut... 39

Gambar 3.5 Sendok cetak rahang atas dan rahang bawah... 40

Gambar 3.6 Rubber bowl dan spatel... 40

Gambar 3.7 Cermin... 41

Gambar 3.8 Alginat... 41

Gambar 3.9 Gips batu... 42


(8)

DAFTAR GRAFIK

No. GRAFIK Halaman

Grafik 4.1 Representasi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik berdasarkan Dental Health Component IOTN pada peserta didik SDK 6 BPK Penabur tahun 2011 kelompok usia 11-12 tahun... 46 Grafik 4.2 Representasi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik

berdasarkan Aesthetic Component IOTN pada peserta didik SDK 6 BPK Penabur tahun 2011 kelompok usia 11-12 tahun... 47 Grafik. 4.3. Presentasi tingkat kebutuhan perawatan ortodontik

populasi peserta didik SDK 6 BPK Penabur Bandung kelompok usia 11-12 tahun pada tahun 2011... 48


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik ... 57

Lampiran 2 Surat permohonan penelitian... 58

Lampiran 3 Surat keterangan penelitian... 59


(10)

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN KOMISI ETIK


(11)

LAMPIRAN 2 SURAT PERMOHONAN PENELITIAN


(12)

LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGAN PENELITIAN


(13)

No Jenis overjet overbite gigitan gigitan gigitan gigitan DHC AC

Kelamin bersilang bersilang terbuka terbuka

anterior posterior anterior posterior

1 Laki-laki 3 mm 3 mm gigi 12/42 tidak ada tidak ada tidak ada 4 8

2 Laki-Laki -2mm 3 mm semua gigi anterior tidak ada tidak ada tidak ada 3 6

regio 1 dan 21/31

3 Laki-Laki 4 mm 3 mm tidak ada gigi 14/44 tidak ada tidak ada 4 3

4 Laki-Laki 7 mm 5 mm tidak ada gigi 26/36 tidak ada tidak ada 4 8

5 Perempuan 5 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

6 Laki-Laki 3 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 2

7 Perempuan 3 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 3

8 Laki-Laki 2 mm 4 mm gigi 23/33 tidak ada tidak ada tidak ada 2 2

9 Laki-Laki 5 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 6

10 Perempuan 3 mm 5 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

11 Perempuan 4 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 4

12 Perempuan 5 mm 1 mm gigi 23/33 tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

13 Perempuan 2 mm 6 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 1

14 Perempuan 3 mm 1 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

15 Perempuan 4mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

16 Laki-Laki 3 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

17 Laki-Laki 1 mm dan - 1 mm 1 mm gigi 11/ 41 gigi 15/45 tidak ada tidak ada 3 3

18 Perempuan 9 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 7

19 Laki-Laki 3 mm 2 mm gigi 22/33 tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

20 Laki-Laki 2 mm 2 mm gigi 22/32 tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

21 Laki-Laki 3 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 1 4

22 Perempuan 3 mm 2 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 2


(14)

24 Perempuan 2 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 3

25 Perempuan 2 mm 7 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 7

26 Perempuan 2 mm 2 mm 12/42 , 23/33, 13/43 semua gigi posterior tidak ada tidak ada 4 3

27 Laki-Laki 5 mm 4 mm 53/83, 63/73 tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

28 Laki-Laki 3 mm 2 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 2

29 Perempuan 1 mm 3 mm tidak ada gigi 15/45 tidak ada tidak ada 2 4

30 Perempuan 1 mm 2 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 2

31 Laki-Laki 3 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 2

32 Laki-Laki 4 mm 3 mm tidak ada gigi 16/46 dan 26/36 tidak ada tidak ada 3 3

33 Laki-Laki 4 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 6

34 Laki-Laki 3 mm 2 mm gigi 22/32 gigi 25/35 dan 26/36 tidak ada tidak ada 3 3

35 Laki-Laki 3 mm 5 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 3

36 Perempuan 2 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 6

37 Perempuan 2 mm 1 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 8

38 Perempuan 4 mm 6 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 3

39 Perempuan 6 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 2

40 Laki-Laki 3 mm 4 mm tidak ada gigi 15/45 dan 16/46 tidak ada tidak ada 3 3

41 Laki-Laki 5 mm 2 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

42 Laki-Laki 4 mm 3 mm gigi 12/82 tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

43 Perempuan 2 mm 2 mm gigi 63/75 tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

44 Laki-Laki 1 mm 2 mm 12/42, 53/83, 22/32 tidak ada tidak ada tidak ada 4 3

45 Perempuan 2 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 2 2

46 Laki-Laki 3 mm 1 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 3

47 Perempuan 2 mm 2 mm gigi 22/33 tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

48 Laki-Laki 2,5 mm 3 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

49 Laki-Laki 3 mm 4 mm gigi 12/42 tidak ada tidak ada tidak ada 4 4


(15)

51 Laki-Laki 4 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 3 2

52 Laki-Laki 5 mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 2

53 Laki-Laki 6,5mm 4 mm tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 4 3

54 laki-laki 5 mm 4 mm tidak ada gigi 26/36 tidak ada tidak ada 4 8

Jumlah laki-laki : 31 perempuan : 23


(16)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Marshanti Emmadita

NRP : 0812011

Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 25 Juni 1990

Alamat : Jalan Melong Cijerah III Nomor 7 Bandung Riwayat Pendidikan :

SDK 6 BPK Penabur, Bandung tahun 1996-2002 SMPK 1 BPK Penabur, Bandung tahun 2002-2005 SMAK 1 BPK Penabur, Bandung tahun 2005-2008 PSKG FK UKM, Bandung tahun 2008 - sekarang


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ortodontik berasal dari bahasa Yunani „orthos‟ yang berarti normal atau benar dan „dontos‟ yang berarti gigi. Ortodontik bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi dan memperbaiki maloklusi.1

Variasi pada kompleks kraniofasial, termasuk variasi oklusi (maloklusi), selalu terjadi akibat adanya kombinasi faktor alamiah maupun lingkungan.2 Ortodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan variasi perkembangan gigi dan rahang. Terdapat banyak klasifikasi variasi ini, yang secara umum dideskripsikan sebagai maloklusi, maloklusi bukanlah merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu variasi dari posisi gigi normal. Maloklusi dapat diperbaiki dengan perawatan ortodontik.1, 3

Maloklusi dan kelainan pada rongga mulut sangat mempengaruhi estetika wajah dan fungsi dento-fasial. Apabila maloklusi tidak dirawat, maka dapat meningkatkan resiko karies dan gingivitis. Selain memperbaiki maloklusi, perawatan ortodontik dapat meningkatkan estetika wajah yang berpengaruh pada psikologis dan sosial.4, 5

Maloklusi dapat menyebabkan tiga macam masalah untuk pasien, yaitu :1, 6 1. Diskriminasi sosial karena masalah penampilan dan estetika wajah


(18)

2

2. Masalah dengan fungsi oral, termasuk masalah dalam pergerakan rahang (inkoordinasi otot atau rasa nyeri), temporomandibular joint dysfunction (TMD), masalah mastikasi, penelanan, dan berbicara.

3. Resiko lebih tinggi terhadap trauma, penyakit periodontal, dan karies.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi maloklusi pada gigi permanen, antara lain adalah : otot-otot perioral yang abnormal, kebiasaan buruk, maloklusi yang telah terjadi sejak periode gigi sulung, dan kelainan saat masa perkembangan oklusi.7

Masa perkembangan oklusi dimulai dari periode gigi sulung. Gigi sulung pertama erupsi pada usia 6-9 bulan dan lengkap pada usia 20-24 bulan. Kemudian, erupsi gigi permanen pertama terjadi pada usia 6 tahun yang merupakan awal periode gigi campuran.8 Usia 11-12 tahun merupakan akhir periode gigi campuran dimana pada usia ini oklusi gigi permanen telah terjadi sehingga dapat dibuat pemeriksaan oklusal yang akurat.9 Faktor herediter, trauma, kehilangan gigi sulung terlalu dini, kebiasaan makan, dan kebiasaan buruk pada periode gigi sulung sampai gigi permanen dapat menyebabkan maloklusi.10

Maloklusi merupakan masalah yang makin meningkat pada negara yang berkembang. Prevalensi maloklusi pada populasi modern lebih tinggi daripada waktu terdahulu. Penelitian terdahulu di Skandinavia membandingkan susunan gigi pada manusia abad 20 dengan dengan susunan gigi pada era abad ke-16, dan hasilnya menunjukkan bahwa pada abad ke-20 prevalensi dan keparahan maloklusi kian meningkat.11, 12 Data epidemiologis mengenai tingkat keparahan maloklusi di suatu negara dapat memberikan informasi kepada dokter gigi


(19)

3

(khususnya ortodontis) guna meningkatkan pelayanan terhadap perawatan maloklusi.13

Indeks merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kebutuhkan perawatan ortodontik pada suatu populasi. Indeks yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kebutuhan perawatan pada populasi adalah Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) yang diperkenalkan oleh Brook dan Shaw tahun 1989.14 Index of Orthodontic Treatment Need telah diterima secara internasional, karena dinilai valid, dapat dipercaya, dan mudah digunakan.15

Penelitian terdahulu mengenai tingkat kebutuhan perawatan ortodontik dengan menggunakan IOTN telah dilakukan di negara-negara Eropa seperti Spanyol (Manzanera et al., 2004), Inggris (Chestnutt et al., 2006), Prancis (Souames et al., 2006), Itali (Nobile et al., 2007) dan Swedia (Josefsson et al., 2007).3 Penelitian mengenai kebutuhan perawatan ortodontik pada anak usia 11-12 tahun dengan menggunakan IOTN telah dipublikasi di Inggris pada tahun 1994, hasilnya adalah sepertiga dari anak usia 11-12 tahun membutuhkan perawatan orthodontik.9

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kebutuhan perawatan ortodontik pada anak usia 11-12 tahun, khususnya siswa/i SDK 6 BPK Penabur Bandung pada tahun 2011.


(20)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka identifikasi masalah sebagai berikut:

Bagaimana tingkat kebutuhan perawatan ortodontik siswa/i SDK 6 BPK Penabur Bandung pada kelompok usia 11-12 tahun.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tingkat kebutuhan perawatan ortodontik berdasarkan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) pada anak usia 11-12 tahun di SDK 6 BPK Penabur Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun ilmiah:

1.4.1 Manfaat Ilmiah

1. Sebagai data awal untuk membandingkan kebutuhan perawatan orthodontik antara populasi yang diteliti dengan populasi lainnya.

2. Menunjang perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya ilmu ortodontik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya susunan gigi yang ideal dan melakukan pencegahan maloklusi sedini mungkin.


(21)

5

2. Memberikan informasi bagi orang tua siswa mengenai kebutuhan perawatan ortodontik pada anak usia 11-12 tahun.

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan tersedianya data mengenai kebutuhan perawatan ortodontik.

4. Memberikan informasi baik kepada rekan sejawat dan sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut mengenai tingkat kebutuhan perawatan ortodontik anak usia 11-12 tahun di SDK 6 BPK Penabur Bandung.

1.5Kerangka Pemikiran

Maloklusi bukanlah suatu penyakit, tapi suatu variasi susunan gigi dari keadaan ideal.1, 16 Dalam sistem klasifikasi maloklusi Angle, kunci dari oklusi normal adalah posisi relatif anteroposterior gigi molar permanen pertama yang digunakan untuk mewakili hubungan lengkung gigi.16 Setelah Angle, Lawrence Andrew mengemukakan konsep 6 kunci oklusi ideal yang dilihat dari aspek berikut : hubungan molar kelas I Angle, angulasi mahkota, inklinasi mahkota, tidak ada rotasi gigi, tidak ada diastema antara gigi-gigi, dan dataran oklusal yang datar. 16

Karakteristik oklusi dan prevalensi anomali oklusal bervariasi pada berbagai populasi dan kelompok etnis yang berbeda, dan perbedaan terjadi pada hubungan sagital antara lengkung rahang dan adanya susunan gigi berjejal.17

Pola erupsi gigi yang paling umum pada maksila adalah molar pertama, insisivus sentral, insisivus lateral, premolar pertama, premolar kedua, kaninus, dan terakhir adalah molar kedua. Sedangkan pola erupsi gigi permanen pada


(22)

6

mandibula adalah molar permanen, insisivus sentral, insisivus lateral, kaninus, premolar pertama, premolar kedua, dan terakhir adalah molar kedua.10 Kaninus permanen pada maksila dan premolar kedua pada mandibula adalah gigi terakhir yang menggantikan gigi sulung, kedua gigi ini erupsi pada usia 11-12 tahun.7

Penampilan oro-fasial dan saat tersenyum memegang peranan penting pada daya tarik dari wajah seseorang.18 Penampilan gigi pada anak merupakan 60,7 persen penyebab seorang anak menjadi bahan tertawaan oleh teman-temannya.1

Sistem kompleks dento-fasial terdiri atas hubungan dental dan skeletal yang saling berhubungan secara fungsional (termasuk jaringan lunak).19 Perawatan ortodontik (termasuk fasial-ortopedik) dapat memperbaiki satu atau lebih dari ketiga hal tersebut (dental, skeletal, dan fungsional) jika menyimpang jauh dari variasi normal.19

Suatu maloklusi dapat dinilai apakah membutuhkan perawatan ortodontik atau tidak, ditinjau dari segi kesehatan oral dan estetika, oleh karena itu dipergunakan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) yang terdiri dari Dental Health Component dan Aesthetic Component.8 Index of Orthodontic Treatment Need telah diterima secara internasional, karena dinilai valid, dapat dipercaya dan mudah digunakan.15

Penelitan yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 1989-1991 oleh National Health And Nutrition Survey (NHANES) pada anak usia 8-11 tahun dengan menggunakan IOTN memberikan hasil sebagai berikut : pada populasi kulit putih 36.5 % tidak membutuhkan perawatan (IOTN grade 1), 16.3 % kebutuhan perawatan minimal (IOTN grade 2), 36.4 % kebutuhan perawatan sedang (IOTN


(23)

7

grade 3), 10.8 % membutuhkan perawatan ortodontik (IOTN grade 4 dan 5) dan 10.5 % telah menerima perawatan ortodontik, sedangkan pada populasi kulit hitam 40.4 % tidak membutuhkan perawatan (IOTN grade 1), 8.8 % kebutuhan perawatan minimal (IOTN grade 2), 37.1 % kebutuhan perawatan sedang (IOTN grade 3), 13.7 % membutuhkan perawatan ortodontik (IOTN grade 4 dan 5) dan 3.6 % telah menerima perawatan ortodontik.6 IOTN memberikan hasil yang dapat dipercaya dan praktis, serta digunakan secara luas untuk menentukan gambaran tingkat kebutuhan perawatan orthodontik pada populasi.11

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Subyek penelitian adalah anak anak kelompok usia 11-12 tahun, dilakukan pengambilan data dan diklasifikasikan dengan menggunakan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN).

IOTN memiliki 2 komponen, yaitu :2

1. The Dental Health Component yang mengkategorikan maloklusi ke dalam 5 grade berdasar keparahan. Maloklusi diklasifikasikan sesuai urutan keadaan yang terjadi. Pasien pada grade 1 atau grade 2 tidak terdapat indikasi atau membutuhkan perawatan ringan. Pasien pada grade 4 dan grade 5 membutuhkan perawatan, dan grade 3 berada pada peralihan antara membutuhkan perawatan dan tidak membutuhkan perawatan.


(24)

8

2. Aesthetic Component of the IOTN menggunakan skala dengan 10 foto yang menunjukkan level maloklusi yang berbeda. Foto ini digunakan sebagai guideline dalam menentukan persepsi mengenai estetika giginya.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada siswa/i SDK 6 BPK Penabur Bandung kelompok usia 11-12 tahun di atas kursi dental ruangan Unit Kesehatan Gigi Sekolah . Pengambilan sample dilakukan pada bulan Juli - Agustus tahun 2011.


(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai tingkat kebutuhan perawatan ortodontik pada peserta didik SDK 6 BPK Penabur Bandung kelompok usia 11-12 tahun didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Dental Health Component IOTN hanya 1,85 % anak tidak membutuhkan perawatan ortodontik (grade 1 DHC IOTN), 24,07 % anak sedikit membutuhkan perawatan ortodontik (grade 2 DHC IOTN), 44,44 % anak kebutuhan perawatan ortodontik borderline (grade 3 DHC IOTN), 27,77% anak membutuhkan perawatan ortodontik (grade 4 DHC IOTN), dan 31,48 % anak sangat membutuhkan perawatan ortodontik (grade 5 DHC IOTN).

2. Berdasarkan Aesthetic Component IOTN didapatkan bahwa 79,63 % anak tidak membutuhkan perawatan ortodontik (skor 1-4) , 12,96 % anak kebutuhan perawatan borderline (skor 5-7), dan 7,41 % anak sangat membutuhkan perawatan ortodontik (skor 8-10).

3. Dari hasil penelitian, didapat hasil angka yang berbeda antara tingkat kebutuhan perawatan ortodontik berdasarkan Dental Health Component dan berdasarkan Aesthetic Component. Artinya, banyak anak yang secara estetik tidak membutuhkan perawatan ortodontik, tetapi bila ditinjau dari segi kesehatan oral membutuhkan perawatan ortodontik.


(26)

53

5.2 Saran

1. Skrining terhadap kebutuhan perawatan ortodontik dapat dilakukan sejak usia dini, dokter gigi bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada orang tua mengenai kebutuhan perawatan ortodontik pada anak.

2. Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sebagai sarana yang menunjang kesehatan gigi pada siswa sekolah diharapkan dapat difungsikan lebih maksimal untuk edukasi pada orang tua dan siswa mengenai kebutuhan perawatan ortodontik dan maloklusi yang terjadi pada anak.

3. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar sehingga dapat menggambarkan kebutuhan perawatan ortodontik di suatu daerah.

4. Data hasil penelitian ini dapat digunakan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan indeks yang berbeda.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

1. Harry DR, J.Sandy. Who Needs Orthodontics? British Dental Journal. [serial online] 2003[cited 2010 Feb 28];195:433-7. Available from URL : http://avaxsearch.com/Journal/of/Clinical/Orthodontics

2. Harris EF. Heritability Estimates in the Orthodontic Literature. Seminars in Orthodontics. [serial online] 2008 [cited 25 Feb 2011] ;14:124-34. Available from URL : http://www.semortho.com/article/S1073-8746(08)00009-1/abstract

3. Kenealy PM, Anne Kingdom, Stephen Richmond, William C. Shaw. The Cardiff Dental Study : A 20-year Critical Evaluation of the Psychological Health Gain From Orthodontic Treatment. British Journal of Health Psychology. [serial online] 2007 [cited 5 Mar 2011] ;12:17-49. Available from URL : http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=18449547

4. Gherunpong S, Georgios Tsakos, Aubrey Sheiham. A Sosio-Dental

Approach to Assessing Children’s Orthodontic Needs. European Journal of Orthodontics. [serial online] 2006 [cited 5 Mar 2011];28:393-9. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/28/4/393.

5. Brook PH, William C. Shaw. The Development of an Index of Orthodontic Treatment Priority. European Journal of Orthodontics [serial online] . 1989 [cited 5 Mar 2011] ;11:309-20. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/11/3/309.

6. Proffit WR, Henry W. Fields, David M. Sarver. Contemporary Orthodontics, 4th Ed, Canada, Elsevier : 2007

7. McDonald RE, David R. Avery, editor. Dentistry for the Child and Adolescent. Missouri: Mosby : 2004.

8. Millett D, Richard Welbury. Orthodontics and Paediatric Dentistry. Toronto: Churchill Livingstone : 2000.

9. Burden DA, A. Holmes. The Need for Orthodontic Treatment in the Child Population of the United Kingdom. European Journal of Orthodontics.[serial online]. 1994 [cited 15 Feb 2011] ;16:395-9. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/16/5/395

10. Moyers RE. Handbook of Orthodontics. London: Year Book Medical Publisers : 1998.


(28)

55

11. Agenter MK, Edward F. Harris, and Robert N. Blair. Influence of tooth crown size on malocclusion. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. [serial online] 2009 [cited 3 Mar 2011] :795-804. Available from URL : http://www.ajodo.org/article/S0889-5406/2809/2900777-X

12. Evenson JP, Bjorn Ogaard. Are Malocclusion More Prevalent And Severe Now? A Comparative Study of Medieval Skulls From Norway. American Association of Orthodontics. [serial online] 2005 [cited 12 April 2011]. Available from URL : http://www.ajodo.org/article/S0889-5406/2807/2900036-4/pdf

13. Bishara, Samir E. Textbook of Orthodontics. Philadelphia – Pensylvania: Saunders of Elsevier : 2001

14. Mugonzibwa EA, A.M Kuijpers-Jagtman, M.A Van T Hof, E.N Kikwilu. Need for Orthodontic Treatmen Among Tanzanian Children. East African Medical Journal. [serial online] 2004 [cited 5 Mar 2011];81:10-5. Available from URL: http://www.ajol.info/index.php/eamj/article/viewFile/8788/2026 15. Bernabe E, Carlos Flores-Mir. Normative and Self-Perceived Orthodontic

Treatment Need of a Peruvian University Population. Head and Face Medicine. [serial online] 2006 [cited 5 Mar 2011] ;2:1-8. Available from URL : http://www.head-face-med.com/content/2/1/22

16. Cobourne MT, Andrew T DiBiase. Handbook of Orthodontics. Philadelphia : Mosby Elsevier : 2010.

17. Josefsson E, Krister Bjerklin, Rune Lindsten. Malocclusion Frecuency in Swedish And Immigrant Adolecents- Influence of Origin on Orthodontic Treatment Need. European Journal of Orthodontics.[serial online] 2007 [cited 10 March 2011] ;29:70-87. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/29/1/79.full.pdf+html

18. Tung AW, H. Asuman Kiyak. Psychological influences on the timing of orthodontic treatment. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. [serial online] January 1998 [ cited 15 Mar 2011] :29-39. Available from URL : http://www.ajodo.org/article/S0889-5406%2810%2900351-3/pdf

19. Linden Vd. Facial Growth and Facial Orthopedics. Surrey, UK : Quintessence : 1986

20. Gardiner JH, B.C Leighton, J.K Luffingham. Orthodontics For Dental Student. Mumbai: Oxford University Press : 1998.


(29)

56

21. Sudarso ISR. Solusi Penetapan Waktu dan Manajemen Perawatan Ortodonti Pada Anak Masa Tumbuh-Kembang. Dentika Dental Journal. [serial online] 2008 [cited 27 Oct 2011] ;13:68-73. Available from URL: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131086873.pdf

22. Singh G. Textbook of Orthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers : 2007.

23. Manzanera D, José María Montiel-Company , José Manuel Almerich-Silla and, Gandía JL. Orthodontic treatment need in Spanish schoolchildren: anepidemiological study using the Index of Orthodontic Treatment Need. European Journal of Orthodontics. [serial online] 2009 [cited 5 Mar

2011] ; 31:180-3. Available from URL :

http://ejo.oxfordjournals.org/content/31/2/180.short

24. Hagg U, Colman McGrath, Man Zhang. Quality of Life and Orthodontic Treatment Need Related to Occlusal Indices. Hongkong Dental Bulletin. [serial online] 2007 [cited 12 Mar 2011]. Available from URL : http://www.fmshk.org/database/articles/03db02.pdf

25. Ugur Tulin SC, Ata Aksoy, Asli Telli. An Epidemiological Survey Using The Treatment Priority Index. European Journal of Orthodontics. [serial online] 1998 [cite 20 Nov 2011] ;20:189-93. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/20/2/189.full.pdf


(1)

8

2. Aesthetic Component of the IOTN menggunakan skala dengan 10 foto yang menunjukkan level maloklusi yang berbeda. Foto ini digunakan sebagai guideline dalam menentukan persepsi mengenai estetika giginya.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada siswa/i SDK 6 BPK Penabur Bandung kelompok usia 11-12 tahun di atas kursi dental ruangan Unit Kesehatan Gigi Sekolah . Pengambilan sample dilakukan pada bulan Juli - Agustus tahun 2011.


(2)

52 5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai tingkat kebutuhan perawatan ortodontik pada peserta didik SDK 6 BPK Penabur Bandung kelompok usia 11-12 tahun didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Dental Health Component IOTN hanya 1,85 % anak tidak membutuhkan perawatan ortodontik (grade 1 DHC IOTN), 24,07 % anak sedikit membutuhkan perawatan ortodontik (grade 2 DHC IOTN), 44,44 % anak kebutuhan perawatan ortodontik borderline (grade 3 DHC IOTN), 27,77% anak membutuhkan perawatan ortodontik (grade 4 DHC IOTN), dan 31,48 % anak sangat membutuhkan perawatan ortodontik (grade 5 DHC IOTN).

2. Berdasarkan Aesthetic Component IOTN didapatkan bahwa 79,63 % anak tidak membutuhkan perawatan ortodontik (skor 1-4) , 12,96 % anak kebutuhan perawatan borderline (skor 5-7), dan 7,41 % anak sangat membutuhkan perawatan ortodontik (skor 8-10).

3. Dari hasil penelitian, didapat hasil angka yang berbeda antara tingkat kebutuhan perawatan ortodontik berdasarkan Dental Health Component dan berdasarkan Aesthetic Component. Artinya, banyak anak yang secara estetik tidak membutuhkan perawatan ortodontik, tetapi bila ditinjau dari segi kesehatan oral membutuhkan perawatan ortodontik.


(3)

53

5.2 Saran

1. Skrining terhadap kebutuhan perawatan ortodontik dapat dilakukan sejak usia dini, dokter gigi bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada orang tua mengenai kebutuhan perawatan ortodontik pada anak.

2. Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sebagai sarana yang menunjang kesehatan gigi pada siswa sekolah diharapkan dapat difungsikan lebih maksimal untuk edukasi pada orang tua dan siswa mengenai kebutuhan perawatan ortodontik dan maloklusi yang terjadi pada anak.

3. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar sehingga dapat menggambarkan kebutuhan perawatan ortodontik di suatu daerah.

4. Data hasil penelitian ini dapat digunakan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan indeks yang berbeda.


(4)

54

1. Harry DR, J.Sandy. Who Needs Orthodontics? British Dental Journal. [serial online] 2003[cited 2010 Feb 28];195:433-7. Available from URL : http://avaxsearch.com/Journal/of/Clinical/Orthodontics

2. Harris EF. Heritability Estimates in the Orthodontic Literature. Seminars in Orthodontics. [serial online] 2008 [cited 25 Feb 2011] ;14:124-34. Available from URL : http://www.semortho.com/article/S1073-8746(08)00009-1/abstract

3. Kenealy PM, Anne Kingdom, Stephen Richmond, William C. Shaw. The Cardiff Dental Study : A 20-year Critical Evaluation of the Psychological Health Gain From Orthodontic Treatment. British Journal of Health Psychology. [serial online] 2007 [cited 5 Mar 2011] ;12:17-49. Available from URL : http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=18449547

4. Gherunpong S, Georgios Tsakos, Aubrey Sheiham. A Sosio-Dental

Approach to Assessing Children’s Orthodontic Needs. European Journal of Orthodontics. [serial online] 2006 [cited 5 Mar 2011];28:393-9. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/28/4/393.

5. Brook PH, William C. Shaw. The Development of an Index of Orthodontic Treatment Priority. European Journal of Orthodontics [serial online] . 1989 [cited 5 Mar 2011] ;11:309-20. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/11/3/309.

6. Proffit WR, Henry W. Fields, David M. Sarver. Contemporary Orthodontics, 4th Ed, Canada, Elsevier : 2007

7. McDonald RE, David R. Avery, editor. Dentistry for the Child and Adolescent. Missouri: Mosby : 2004.

8. Millett D, Richard Welbury. Orthodontics and Paediatric Dentistry. Toronto: Churchill Livingstone : 2000.

9. Burden DA, A. Holmes. The Need for Orthodontic Treatment in the Child Population of the United Kingdom. European Journal of Orthodontics.[serial online]. 1994 [cited 15 Feb 2011] ;16:395-9. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/16/5/395

10. Moyers RE. Handbook of Orthodontics. London: Year Book Medical Publisers : 1998.


(5)

55

11. Agenter MK, Edward F. Harris, and Robert N. Blair. Influence of tooth crown size on malocclusion. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. [serial online] 2009 [cited 3 Mar 2011] :795-804. Available from URL : http://www.ajodo.org/article/S0889-5406/2809/2900777-X

12. Evenson JP, Bjorn Ogaard. Are Malocclusion More Prevalent And Severe Now? A Comparative Study of Medieval Skulls From Norway. American Association of Orthodontics. [serial online] 2005 [cited 12 April 2011]. Available from URL : http://www.ajodo.org/article/S0889-5406/2807/2900036-4/pdf

13. Bishara, Samir E. Textbook of Orthodontics. Philadelphia – Pensylvania: Saunders of Elsevier : 2001

14. Mugonzibwa EA, A.M Kuijpers-Jagtman, M.A Van T Hof, E.N Kikwilu. Need for Orthodontic Treatmen Among Tanzanian Children. East African Medical Journal. [serial online] 2004 [cited 5 Mar 2011];81:10-5. Available from URL: http://www.ajol.info/index.php/eamj/article/viewFile/8788/2026 15. Bernabe E, Carlos Flores-Mir. Normative and Self-Perceived Orthodontic

Treatment Need of a Peruvian University Population. Head and Face Medicine. [serial online] 2006 [cited 5 Mar 2011] ;2:1-8. Available from URL : http://www.head-face-med.com/content/2/1/22

16. Cobourne MT, Andrew T DiBiase. Handbook of Orthodontics. Philadelphia : Mosby Elsevier : 2010.

17. Josefsson E, Krister Bjerklin, Rune Lindsten. Malocclusion Frecuency in Swedish And Immigrant Adolecents- Influence of Origin on Orthodontic Treatment Need. European Journal of Orthodontics.[serial online] 2007 [cited 10 March 2011] ;29:70-87. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/29/1/79.full.pdf+html

18. Tung AW, H. Asuman Kiyak. Psychological influences on the timing of orthodontic treatment. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. [serial online] January 1998 [ cited 15 Mar 2011] :29-39. Available from URL : http://www.ajodo.org/article/S0889-5406%2810%2900351-3/pdf

19. Linden Vd. Facial Growth and Facial Orthopedics. Surrey, UK : Quintessence : 1986

20. Gardiner JH, B.C Leighton, J.K Luffingham. Orthodontics For Dental Student. Mumbai: Oxford University Press : 1998.


(6)

21. Sudarso ISR. Solusi Penetapan Waktu dan Manajemen Perawatan Ortodonti Pada Anak Masa Tumbuh-Kembang. Dentika Dental Journal. [serial online] 2008 [cited 27 Oct 2011] ;13:68-73. Available from URL: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131086873.pdf

22. Singh G. Textbook of Orthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers : 2007.

23. Manzanera D, José María Montiel-Company , José Manuel Almerich-Silla and, Gandía JL. Orthodontic treatment need in Spanish schoolchildren: anepidemiological study using the Index of Orthodontic Treatment Need. European Journal of Orthodontics. [serial online] 2009 [cited 5 Mar

2011] ; 31:180-3. Available from URL :

http://ejo.oxfordjournals.org/content/31/2/180.short

24. Hagg U, Colman McGrath, Man Zhang. Quality of Life and Orthodontic Treatment Need Related to Occlusal Indices. Hongkong Dental Bulletin. [serial online] 2007 [cited 12 Mar 2011]. Available from URL : http://www.fmshk.org/database/articles/03db02.pdf

25. Ugur Tulin SC, Ata Aksoy, Asli Telli. An Epidemiological Survey Using The Treatment Priority Index. European Journal of Orthodontics. [serial online] 1998 [cite 20 Nov 2011] ;20:189-93. Available from URL : http://ejo.oxfordjournals.org/content/20/2/189.full.pdf