PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN OLAHRAGA TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLAVOLI : Studi Eksperimen Pada Kegiatan Ekstrakulikuler Bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang.

(1)

TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLAVOLI

(Studi Eksperimen Pada Kegiatan Ekstrakulikuler Bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

TAOFIK ADY SETIA 0800577

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN OLAHRAGA TERHADAP HASIL

BELAJAR KETERAMPILAN BOLAVOLI

(Studi Eksperimen Pada Kegiatan Ekstrakulikuler Bolavoli di

SMP Negeri 1 Sumedang)

Oleh Taofik Ady Setia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Taofik Ady Setia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP. 19650614 199001 1 001

Pembimbing II

Drs. Carsiwan, M.Pd NIP. 19710105 200212 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO NIP. 19610612 198703 1 002

Nama : TAOFIK ADY SETIA

Nim : 0800577

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

OLAHRAGA TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN BOLAVOLI (STUDI EKSPERIMEN PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER BOLAVOLI SMP NEGERI 1 SUMEDANG)


(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN OLAHRAGA TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLAVOLI

(Studi Eksperimen Pada Kegiatan Ekstrakulikuler Bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang) TAOFIK ADY SETIA*

Masalah dari penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi di lapangan bahwa sebagian besar siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang kurang menguasai keterampilan dasar dalam bermain bolavoli, sehingga untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar bermain bolavoli peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran pendidikan olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran pendidikan olahraga terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah eksperimen. Desain Penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design Populasi dan sampel dalam penelitian adalah siswa yang tergabung dalam kegiatan ektrakulikuler olahraga bolavoli SMP Negeri 1 Sumedang. Sampel yang digunakan adalah semua anggota populasi sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian yang digunakan tes keterampilan dasar bolavoli NCSU Volley Ball Skills Test Battery (Strand dan Wilson, 1993). Uji Hipotesis menggunakan uji t kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Kriteria pengujian untuk hipotesis ini menggunakan taraf signifikan (α) 0,05, apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak. Diperoleh nilai thitung > ttabel (4,21 > 1,729), maka H0

ditolak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Model pembelajaran pendidikan olahraga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli siswa.


(5)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SPORT EDUCATION LEARNING MODEL TOWARD THE RESULT OF VOLLEYBALL SKILL

(Experiment Study in Volleyball Extracurricular Activities at SMP Negeri 1 Sumedang). TAOFIK ADY SETIA*

The problem of the research motivated by the ground’s conditions that students majority who

attend volleyball extracurricular activities at SMP Negeri 1 Sumedang have not capable of basic in playing volleyball, so to improve the results study of basic skills to play volleyball researcher try to apply the learning by sport education model. The purpose of this study was to determine whether there is any effect of sport education model learning towards the result of volleyball skills.

The method that the researcher use is an experiment. The study design which used was one group pretest-posttest design. Population and samples in this research were students who joined in volleyball extracurricular at SMP Negeri 1 Sumedang. The samples that used were all members of population, there are 20 peoples. The research instrument that used by volleyball basic skills test NSCU Volleyball Skills Test Battery (Strand and Wilson, 1993). Tests of hypotheses using the equality test of two averages (one side). Criteria for testing this hypothesis

using a signification level (α) 0.05, if t count > t table then H0 is rejected. Retrieved t count > t

table ( 4,21 > 1,729 ), then H0 is rejected. So it could be concluded that the sport education

model learning give an effect towards the result of volleyball skill.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ………..…....

ABSTRAK ………..…...

KATA PENGANTAR ………...……...

UCAPAN TERIMA KASIH ………...………...

DAFTAR ISI ………....…………...

DAFTAR TABEL ………...………...

DAFTAR GAMBAR ………....………...

DAFTAR LAMPIRAN ………...………...

BAB I PENDAHULUAN……..………..

A. Latar Belakang Masalah ………..………

B. Rumusan Masalah ………..…………...

C. Tujuan Penelitian ....……….………

D. Manfaat Penelitian … ………...

E. Batasan Penelitian ………

F. Definisi Operasional ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

A. Kajian Pustaka ...

1. Pengertian Pembelajaran ………...

2. Pengertian Belajar Motorik... 3. Model Pembelajaran...

4. Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga ………

5. Ekstrakulikuler ………

6. Sejarah Olahraga Bolavoli... 7. Keterampilan Permainan Bolavoli... B. Kerangka Berpikir...

1. Penerapan Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga ... 2. Pengaruh Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga Terhadap

Hasil Belajar Keterampilan Bolavoli ... C. Hipotesis Penelitian...

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN...

A. Subjek Penelitian... 1. Populasi... 2. Sampel Penelitian... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...

1. Lokasi Penelitian ... 2. Waktu Penelitian ... C. Desain dan Alur Penelitian ...

1. Desain Penelitian ... i ii iii iv viii x xi xii 1 1 12 13 13 14 15 18 18 18 26 29 33 44 49 52 58 58 59 61 62 62 62 63 64 64 64 65 65


(7)

2. Alur Penelitian ...…... D. Metode penelitian...

1. Tipe Penelitian... E. Variabel Penelitian... F. Definisi Operasional Variabel ... G. Instrumen Penelitian... H. Prosedur penelitian... I. Analisis Data...

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA...

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……….……

B. Pengujian Analisis……..…………..………..

1. Uji Normalitas ………

2. Uji Homogenitas... C. Pengujian Hipotesis...

D. Diskusi Penemuan ……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan ………..………...

B. Saran…….. ………..………...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

66 67 67 70 70 71 76 77 82 82 83 83 83 84 85 88 88 89 90 93 124


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Perhitungan Nilai Rata-rata dan simpangan baku ...93 4.2 Perhitungan Uji Normalitas ...94 4.3 Perhitungan Uji Homogenitas ...95


(9)

DAFTAR GAMBAR Gambar

1. Servis Bawah ... 53

2. Servis Atas ... 54

3. Passing Bawah ... 55

4. Passing atas ... 56

5. Spike ... 56

6. Blocking ... 57

1. Desain Penelitian ……….. 65

2. Alur Penelitian ... 67

3. Tes Servis (NCSU Volley Ball Skills Test Battery) ... 73

4. Tes Passing Bawah (NCSU Volley Ball Skills Test Battery) ... 74


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

1. Program Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga ... 93

2. Data Tes Keterampilan Bolavoli ... 98

3. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji Signifikansi ... 102

4. Daftar Tabel Statistika ... 107

5. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 111

6. Surat Izin Penelitian ... 116

7. Surat Keterangan Penelitian ………. 117


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dilihat dari pengertiannya, pendidikan adalah suatu usaha sadar serta keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik dan mampung mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu. Hal ini dilandasi menurut Pendapat ahli mengenai pengertian pendidikan juga dikemukakan oleh Mudyahardjo (2001:11) yang dikutip oleh Somarya dan Nuryani (2007:27) mengatakan bahwa:

Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk menyiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

Sedangkan, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal yang ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional berkaitan erat dengan filsafat negara yang dianut. Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup. Undang-undang Sistem Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, demokratis serta bertanggung jawab.


(12)

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan., Oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan lebih dari sekedar belajar. Kegiatan pembelajaran atau pengajaran merupakan bagian kegiatan yang paling pokok di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

Sekolah sebagai tempat dalam proses pendidikan/pembelajaran berlangsung dapat ditunjukan dengan adanya proses transformasi melalui berbagai macam interaksi yang bersifat edukasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran harus dikombinasikan dan disusun berdasarkan materi, media atau fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum di sekolah. Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. sesuai dengan yang dijelaskan oleh Abduljabar (2008:27) yang menjelaskan bahwa pendidikan jasmani adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. sehingga pendidikan jasmani tidak saja mengembangkan domain psikomotor, tetapi juga mendorong berkembangnya kemampuan kognitif dan afektif siswa.

Dalam proses belajar pendidikan jasmani, siswa diberi pengalaman-pengalaman gerak lewat aktivitas jasmani. Dengan aktivitas jasmani ini


(13)

diharapkan akan berkembangnya kemampuan gerak dasar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam dokumen Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) sebagai berikut:

Menurut penjelasan Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) bahwa :

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun pada prinsipnya, perolehan keterampilan dan perkembangan lainnya yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan olahraga. Tidaklah mengherankan, apabila banyak pakar yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik jasmaniah sekaligus rohani dan sosialnya.

Dalam penyelengaraannya, pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu


(14)

diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mampu mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai olahraga seperti: sportifitas, jujur, kerjasama, serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai ( sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.


(15)

Dalam konteks pendidikan, kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah diberikan oleh pengajar (guru) bidang studi pendidikan jasmani. Aktivitas olahraga banyak membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Artinya kegiatan olahraga dapat memberikan dampak positif terhadap unsur-unsur jasmaniah, rohani (kejiwaan) dan sosial.

Dengan begitu diharapkan kegiatan olahraga dapat membudaya dikalangan siswa sejak dari usia dini sehingga akan terus berlanjut sampai waktu yang lama. Banyak sekali kegiatan olahraga yang bisa dilakukan oleh siswa mulai dari hal yang kecil ketika berada di lingkungan rumahnya sampai kegiatan di lingkungan sekolah yaitu dengan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.

Beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah tersebut tercantum dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, Salah satu hal kegiatan olahraga yang diberikan untuk tingkat sekolah menengah pertama adalah olahraga permainan bola besar (yaitu sepak bola, futsal, bola basket dan bolavoli).

Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks dan tidak mudah dilakukan oleh setiap orang pada umumnya dan khususnya sangat sulit untuk diterapkan pada siswa SMP. Dalam permainan bolavoli tidak hanya membutuhkan koordinasi gerak yang baik, tetapi perlu juga adanya kerjasama kelompok yang baik agar terjadi permainan bolavoli yang baik. Yang perlu diperhatikan untuk individu dalam melakukan permainan ini adalah kekuatan fisik yang prima, terutama kekuatan lengan yang sangat dominan dalam permainan ini.


(16)

Menurut penjelasan Yunyun dan Toto (2010:25) bahwa:

Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing regu. Walaupun begitu, permainan bolavoli sangat cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di Indonesia setelah cabang olahraga sepak bola dan bulu tangkis.

Permainan bolavoli adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim yang berkembang pesat dari zaman dahulu sampai sekarang baik di kota ataupun di desa ini didukung dengan banyaknya lapangan permainan bolavoli yang rasionya hampir satu desa mempunyai.

Perkembangan permainan bolavoli ditunjang dengan adanya kejuaraan baik tingkat nasional maupun kejuaraan tingkat daerah dan ada pula kejuaraan tingkat desa/kecamatan baik itu dari yang liga profesional seperti Proliga dan juga kejuaraan tingkat usia dini yang kita kenal dengan O2SN cabang bolavoli tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.

Kepopuleran olahraga ini tampak dari sarana dan prasarana lapangan yang ada di setiap pedesaan maupun perkotaan serta dengan diselenggarakannya berbagai kegiatan dalam bentuk kejuaraan antar desa, sekolah, instansi dan yang paling popular saat ini adalah Proliga ialah kejuaraan bolavoli professional antar klub baik itu putra dan putri.

Dalam permainan bolavoli ini ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Menurut Yunus (1992:68) dalam Yusantyo (2009:11) mengemukakan

bahwa “ teknik-teknik dalam permainan bolavoli meliputi ; (1) servis, (2) pas, (3)


(17)

dikemukakan oleh Nuril (2007:20), bahwa “Teknik-teknik dalam permainan bolavoli terdiri atas servis, passing bawah, passing atas, block dan smash/spike”.

Selain itu permainan bolavoli ini dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan, khususnya bidang pendidikan jasmani (Penjas). Permainan bolavoli ini adalah salah satu cabang olahraga yang ada di dalam pendidikan jasmani di sekolah.

Menurut penjelasan Bucher (1996) dalam Bambang (2008:129)

Pendidikan jasmani adalah proses kependidikan yang diarahkan pada tujuan mengembangkan penempilan manusia dan peningkatan manusia melalui media pendidikan jasmani yang dipilih untuk mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan.

Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh James A. Baley dan David A. field dalam Bambang (2008:7) menjelaskan bahwa “Pendidikan Jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran pembelajaran secara organik, neorumuscular, intelektual, sosial, kultur dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.”

Sesuai dengan kedudukan dan fungsi pendidikan jasmani dalam konteks pendidikan secara keseluruhan, maka kedudukan dan fungsi permainan bolavoli dalam pendidikan jasmani adalah sebagai alat atau sarana pendidikan yang diberikan agar dapat mencapai tujuan pendidikan jasmani secara tidak langsung. Dan yang menjadi tujuan utama pendidikan jasmani adalah mengembangkan individu menjadi pribadi yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover, seperti yang disampaikan oleh Yunyun dan Toto (2010:23).


(18)

Menurut penjelasan Yunyun dan Toto (2010:23).

Pendidikan adalah proses menolong, membimbing, mengerahkan, dan mendorong individu agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan. Sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Ini berarti bahwa seorang guru harus mendidik anak menjadi orang yang mampu melakukan hal-hal baru dan tidak hanya sekedar mengulang apa yang telah dilakukan generasi sebelumnya. Secara sederhana melalui pendidikan, anak mampu mempersiapkan perubahan atau melakukan perubahan. Guru pendidikan jasmani hendaknya melakukan hal yang terbaik untuk membantu anak mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia mereka di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Pada kegiatan belajar di SMP (Sekolah Menengah Pertama), khusus untuk pembelajaran pendidikan jasmani berupa aktivitas jasmani yang salah satu bentuk kegiatannya adalah olahraga permainan. Sehingga pada penyampaian materi tersebut dilakukan dengan aktivitas bermain. Sejalan dengan pembelajaran aktivitas permainan olahraga tersebut dalam pendidikan jasmani terdapat beberapa jenis aktivitas permainan bola besar diantaranya (sepak bola, bolavoli dan bola basket) dan semua materi tersebut masuk dalam kurikulum pembelajaran nasional.

Pembelajaran permainan dalam pendidikan jasmani dapat sebagai unsur penyaluran hobi, minat dan bakat siswa, selain itu juga secara tidak langsung dapat membuat siswa sehat. Berkaitan dengan permainan bolavoli sebagai salah satu aktivitas permainan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani hendaknya permainan ini terus dikembangkan melalui permbelajaran yang terarah dan


(19)

terencana dengan beberapa metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan sarana dan prasarana serta karakteristik bahan dan kondisi peserta didik.

Dalam proses pembelajaran biasanya seorang guru pendidikan jasmani akan menggunakan berabagai cara agar materi pembelajaran dapat dipahami dan dikuasai siswa dengan mudah. Sehingga pada akhirnya kegiatan belajar dapat menjadikan siswa lebih nyaman.

Berdasarkan uraian yang disampaikan, pada pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya hanya berlangsung seminggu sekali dan itupun hanya berdurasi 2 X 40 menit untuk siswa SMP. Terdapat beberapa fakta saat dilakukan pengamatan di lapangan bahwa proses pembelajaran pembelajaran jasmani khususnya pada proses permainan bolavoli, sebagian siswa terlihat kurang menarik dan kurang aktif sementara siswa lainnya mengikuti pembelajaran yang disampaikan. Pada akhirnya kurangnya fokus sebagian siswa terhadap materi dapat menjadikan gambaran bahwa kurangnya ketertarikan siswa terhadap isi materi sehingga pengguasaan keterampilan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

Untuk itu kegiatan pembelajaran tesebut tidak cukup hanya pada kegiatan yang sifatnya intrakulikuler saja, melainkan disajikan pula dalam kegiatan ekstrakurikuler, dikarenakan kegiatannya dapat mempunyai durasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan kegiatan intrakulikuler. Sebagaimana dijelaskan Depdikbud (1997:4): “Mengingat terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam program kurikuler, maka perlu disusun


(20)

Sebelumnya Depdikbud (1984:9) menegaskan tentang kegiatan olahraga sebagai berikut:

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan jam pelajaran sekolah yang bisa dilakukan di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan minat dan bakat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya serta mengisi waktu luang siswa dengan kegiatan yang positif.

Sebagai solusi yang ingin coba diterapkan dalam proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat serta motivasi siswa untuk berperan aktif dalam melaksanakan tugas gerak serta dapat meningkatkan keterampilan dasar bermain bolavoli siswa. Salah satunya dengan menerapkan suatu model pembelajaran Sport Educaton (Pendidikan Olahraga) pada kegatan ektsra kulikuler, Pendidikan olahraga (Sport Education Model) sebelumnya diberi nama Play Education (Jawett dan Bain 1985) dikembangkan oleh Siedentop (1995). Model ini bersumber pada Subject Master, dengan berorientasi pada nilai Disciplinary Mastery, dan merujuk pada model Sport Socialization.

Inspirasi lain yang melandasi penerapan model pembelajaran ini adalah ada kaitanya dengan kenyataan bahwa olahraga merupakan salah satu materi pendidikan jasmani yang sering digunakan oleh para guru penjas dan siswapun senang melakukannya. Sehingga pada di lapangan pendidikan jasmani sering


(21)

terlihat sebagai pendidikan jasmani lebih mengarah pada aktivitas olahraga yang berkelanjutan terlebih kepada pembelajaran teknik-teknik dalam cabang olahraga sebagai acuan siswa mempelajari penjas di lapangan secara umum dan secara khusus mendalaminya dalam kegiatan ektrakulikuler bolavoli di sekolahnya.

Di sisi lain pembelajaran yang diberikan oleh guru memang sesuai dengan apa yang menjadi dasar pada olahraga tersebut, namun disisi lain nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sering terabaikan. Para guru lebih senang mengajarkan teknik-teknik olahraga dan permainan, diikuti oleh peraturan-peraturan dan bermain dengan menggunakan permainan yang sebenarnya seperti untuk orang dewasa atau untuk orang yang sudah mahir.

Hal ini dianggap tidak sesuai dengan konsep “Developmentally Appropiate

Practices”. Bahkan dalam kenyataannya di lapangan sebagian besar siswa kurang antusias dan kurang berpartisipasi aktif karena mereka belum mempunyai kemampuan yang memadai. Dengan begitu siswa sendiri jadi merasa tak mampu untuk melakukan kegiatan yang diperintahkan oleh gurunya tersebut.

Masalah lain yang muncul dari hasil pengamatan (observasi) berkelanjutan yang dilakukan oleh peneliti pada kegiatan ektrakulikuler bolavoli adalah kebanyakan dari siswa yang mengikuti kegiatan ekstakulikuler bolavoli kurang hampir setengahnya dari populasi siswa yang mengikuti kegiatan kurang menguasai keterampilan dasar bolavoli, selanjutnya ketidakhadiran dari Pembina/pelatih karena kesibukannya sehingga memberikan kepercayaan kepada siswa yang dirasa menguasai keterampilan bolavoli untuk menggantikan posisinya sementara. Sehingga penulis menganggap sesuai apabila menerapkan konsep


(22)

model pembelajaran ini pada kegiatan ekstrakulikuler guna memberikan kesempatan siswa berperan aktif dan memberikan pengetahuan lebih mengenai materi yang akan dipelajarinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengharapkan dalam proses penerapan model pendidikan olahraga ( Sport Education Model ) pada kegiatan ekstrakulikuler dapat memberikan pengaruh terutama memotivasi siswa dalam partisipasi aktif mengikuti kegiatan ektrakulikuler dan meningkatkan hasil belajar keterampilan bolavoli siswa. Maka berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolavoli (Studi Eksperimen pada Kegiatan Ektrakulikuler Bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang, Kabupaten Sumedang). “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah , maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian adalah sebagai berikut, Apakah model pembelajaran pendidikan olahraga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bolavoli.


(23)

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian yang ingin diperoleh oleh peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh hasil belajar keterampilan bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran pendidikan olahraga. Sedangkan secara khusus tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk adakah pengaruh model pembelajaran olahraga terhadap hasil belajar keterampilan siswa bermain bolavoli pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan secara individu ini seoga dapat bermanfaat baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara umum. Penulis berharap hasil penelitian dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Secara teoritis:

a. Dapat memberikan wawasan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan terutama pengembangan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran bolavoli di sekolah.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum dan proses belajar mengajar.


(24)

2. Manfaat Praktis:

a. Dapat dijadikan bahan informasi kepada sekolah sehingga dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani terutama di sekolah yang bersangkutan.

b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti atau mahasiswa dalam menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan pengembangan model pendidikan olahraga untuk meningkatkan keterampilan bolavoli siswa.

c. Sebagai rambu–rambu dan panutan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta kegiatan ektrakulikuler permaianan bolavoli di Sekolah Menengah Pertama.

E. Batasan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan eksperimen, yaitu mencoba sesuatu untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan atau treatment.

2. Variabel bebas dalam penelitaian ini adalah penerapan model pembelajaran pendidikan olahraga.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani pokok bahasan permainan bolavoli.

4. Aspek yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Pembelajaran Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga Terhadap


(25)

Hasil Belajar Keterampilan Bolavoli (Study Eksperimen pada Kegiatan Ekstrakulikuler Bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang, Kabupaten Sumedang). “

5. Yang menjadi fokus penelitian adalah hasil belajar keterampilan dasar bolavoli.

6. Sampel penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka di bawah ini adalah penjelasan dari istilah - istilah tersebut :

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka :1988 ) adalah daya yang ada atau timbul dari orang (benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksud yaitu pengaruh model pembelajaran pendidikan olahraga (Sport Education Model) dalam permainan bola voli.

2. Sagala (2007 : 61) menjelaskan “Pembelajaran merupakan

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.”

3. Lutan (1988 : 322) menjelaskan “Belajar adalah perubahan perilaku

yang relatif tetap yang disebabkan praktek atau pengalaman yang


(26)

4. Knirk dan Gustafon (2005) menjelaskan “Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang di buat oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan

evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.”

5. Siedentop (1994:3) menyatakan bahwa Pendidikan olahraga merupakan suatu model kurikulum dan pengajaran yang dikembangkan untuk program pendidikan jasmani dimana peserta didik tidak hanya belajar secara lengkap bagaimana cara berolahraga, tetapi juga belajar mengkoordinir dan mengatur kegiatan olahraga. Peserta didik juga belajar bertanggung jawab secara pribadi dan keterampilan sebagai anggota kelompok.

6. Model Sport Education Model menurut Modul Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani (FPOK UPI Bandung : 2011) adalah Model pendidikan olahraga ( Sport Education Model ) yaitu model yang menganut sistem pendekatan yang bersifat tradisional, yang menekankan pengajaran hanya pada penugasan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga.

7. Reber (1988) menjelaskan “Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromascular) yang lazimnya tampak pada


(27)

kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga dan

sebagainya.”

8. Pendidikan Jasmani menurut Depdiknas (Dokumen Pusat Kurikulum Depdiknas 2003:1) adalah Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

9. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran diluar jam pelajaran sekolah biasa dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar berbagai mata pelajaran, menggali minat dan bakat siswa serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai serta dilaporkan sebagai hasil belajar (Depdikbud,1984:9). Ekstrakurikuler yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler bolavoli.

10.Bola voli (ukuran sebenarnya atau standar) yaitu bola voli dengan bahan kulit atau bahan sejenisnya yang cocok dan tidak berbahaya, kelilingnya 65 – 67 cm, berat 200 – 280 gram dan tekanan 294,3 – 318,82 hpa.

11.Yunyun dan Toto ( 2010 : 25) menjelaskan “Permainan bola voli

adalah permainan beregu yang menuntu adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing anggota regu.”


(28)

BAB III

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2002:102) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.” Lebih lanjut Ibrahim dan Sudjana (2004:84) menjelaskan tentang populasi sebagai berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain.”

Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah: ”keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiono (2003:55) menjelaskan bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Dari pendapat tersebut, populasi adalah keseluruan objek atau subjek penellitian yang mempunyai karakeristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumedang.


(29)

2. Sampel penelitian

Setelah menentukan populasi, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel. Menurut Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dengan kata lain sampel merupakan kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data diperoleh

Sesuai dengan penjelasan tersebut di atas, penulis memilih dan menentukan sebagian dari populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan sampel dengan maksud untuk mengurangi populasi yang terlalu banyak jumlahnya. Mengenai berapa besarnya sampel tidak ada ketentuan yang jelas berapa jumlahnya yang akan diteliti yang diambil dari populasi, maka syarat utama dari sampel tersebut adalah mewakili dari populasi yang ada. Sebagai pegangan, Arikunto (1997:120) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan pengertian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 orang ambil 10-15% atau 20-25% untuk dijadikan sampel, tergantung setidak-tidaknya dari:

1. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit tidaknya wilayah pengamatan dari setiap subjek.

3. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, Di karena anggota populasi kurang dari 100 orang, dalam hal ini siswa di SMP Negeri 1 Sumedang yang mengikuti kegiatan ektrakulikuler bolavoli sebagai anggota populasi hanya berjumlah 20 orang, maka kemudian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota


(30)

populasi atau sebanyak 20 orang. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa penelitian ini adalah penelitian populasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan penelitian, lokasi penelitian yaitu lapangan sekolah SMP Negeri 1 Sumedang

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 4-6 minggu. Pembelajaran dilaksanakan dua dan tiga kali dalam seminggu yaitu selasa-kamis pukul 15.30 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dan sabtu pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB.

Pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pembelajaran pemanasan, inti, dan pendinginan. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran Pemanasan

Sebelum melakukan pembelajaran inti, subyek diinstruksikan untuk

melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan, dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10 menit dan divariasikan sesuai dengan keinginan pelatih dari masing-masing kelompok.


(31)

X

b) Pembelajaran inti

Dalam proses pembelajaran atau latihan yang dilakukan oleh siswa mempunyai peranan masing-masing sesuai dengan yang telah di jelaskan di awal pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan ialah sesuai dengan program masing-masing setiap regu yang telah dibuatkan oleh pelatih yang dipercaya dalam regu tersebut dengan bimbingan dan arahan dari guru.

c) Pembelajaran Pendinginan

Setelah melakukan pembelajaran inti, subjek diinstruksikan untuk melakukan pembelajaran pendinginan dengan suatu bimbingan, yaitu melakukan gerakan pelemasan yang lamanya kurang lebih 5-10 menit dan terakhir dilanjutkan evaluasi kelompok.

C. Desain dan Alur Penelitian

1. Desain Penelitian One–Group Pretest-Posttest Design

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X = Treatmen yang diberikan Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga

= Nilai pretest ( sebelum diberikan treatment)


(32)

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

(1) Menentukan populasi

(2) Memilih dan menentukan sampel

(3) Melakukan proses pembelajaran atau perlakuan ( treatment ) pada sampel.

(4) Melakukan tes akhir (5) Mengolah data

(6) Melakukan pengujian hipotesis (7) Mengambil kesimpulan

2. Alur Penelitian

Untuk menentukan pembagian kelompok treatment yaitu pembelajaran pendidikan olahraga dilakukan dengan cara simple random sampling, yang dilakukan secara acak dengan cara mengundi yaitu nomor ganjil dan nomor genap. Sesuai dengan desain penelitan, pada pembelajaran ini dilakukan terlebih dahulu treatment selama 1-2 bulan (4-6 minggu) dan 12 kali pertemuan.

Dilakukan tes Pengolahan dan analisis data diproses dengan menggunakan Penelitian terhadap satu macam perlakuan dengan taraf signifikansi p 0,05; Kesimpulan dari hasil penelitian, yaitu model pembelajaran pendidikan olahraga berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli siswa.


(33)

Kesimpulan Populasi

Sampel

Treatment

Tes Akhir

Pengumpulan Data

Analisis Data Tes Awal

Adapun alur penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 Alur Penelitian

D. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Dalam penelitian tentunya kita banyak menemukan hambatan dan masalah. Maka untuk pemecahan dan penyelesaian suatu masalah penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam


(34)

penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Adapun yang dimaksud metode itu sendiri yang dikemukakan oleh Surakhmad (1980:131) bahwa, ”Metode adalah merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Sedangkan Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian, adalah: ”Suatu proses yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan.”

Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Oleh karena, masalah yang akan diteliti dan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian.

Dari penjelasan para ahli, dapat dijelaskan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan teknik atau alat-alat tertentu sehingga dapat mempermudah memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan penelitian merupakan tujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan.

Menurut Arikunto (1997:151) yaitu: ”Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian.” Ada beberapa metode yang biasa dipergunakan dalam suatu penelitian, di antaranya historis,


(35)

deskriptif, dan eksperimen, berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Sedangkan Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa: ”Penelitian eksperimen adalah penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang ketat”. Dari beberapa pendapat para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti.

Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti ada tidaknya pengaruh model pembelajaran pendidikan olahraga terhadap hasil belajar dan keterampilan bermain bolavoli siswa.


(36)

E. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen, dan variabel dependen.

1. Variabel Independen (bebas) adalah suatu stimulus aktivitas yang dimanipulasi. Dan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran pendidikan olahraga (Sport Education Model).

2. Variabel Dependen (terikat) variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan bolavoli.

F. Definisi Operasional Variabel

Model pendidikan olahraga (sport education model) menurut Modul Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani (FPOK UPI Bandung : 2011) adalah Model pendidikan olahraga ( Sport Education Model ) yaitu model yang menganut sistem pendekatan yang bersifat tradisional, yang menekankan pengajaran hanya pada penugasan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga.

Reber (1988) menjelaskan “Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu”. Sedangkan pengertian bolavoli menurut Yunyun dan Toto ( 2010 : 25) menjelaskan “Permainan bola voli adalah permainan beregu yang menuntu adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing anggota regu.


(37)

dalam hal ini untuk mengumpulkan tentang keterampilan dasar bolavoli maka dalam penelitian ini penulis menggunakan tes NCSU Volley Ball Skills Test Battery (Strand dan Wilson, 1993) untuk mengukur keterampilan dasar olahraga bolavoli siswa.

G. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Instrument penelitian adalah alat untuk mengukur data. Menurut Arikunto (2002:126) menjelaskan bahwa : “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Berdasarkan pengertian di atas, untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan kemampuan keterampilan siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes kemampuan, dan tes yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

 Tes

a) Pre test.

Pre test digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pendidikan olahraga. Hasil pre test akan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa antara kelompok eksperimen pada permainan bola voli.

b) Post test

Post test digunakan untuk mengukur kemampuan dan membandingkan peningkatan keterampilan bola voli pada kelompok penelitian sesudah


(38)

pelaksanaan pembelajaraan di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran pendidikan olahraga pada pemahaman teknik dasar keterampilan bola voli. Tes yang di lakukan pada post tes sama dengan tes yang dilakukan pada pre test.

 Tes Keterampilan Bola Voli

Tes keterampilan teknik dasar bola voli untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan model pembelajaran pendidikan olahraga. Adapun bentuk tes keterampilan bola voli dari model NCSU Volley Ball Skills Test Battery (Strand dan Wilson, 1993) adalah sebagi berikut:

a. Tes Servis

Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1). Siswa berdiri siap servis di daerah servis dengan menggunakan servis bawah atau atas

2). Siswa melakukan tes servis sebanyak enam kali

3). Servis diarahkan ke daerah lapangan yang telah diberi nilai 2, 3 dan 4 4). Apabila servis tidak masuk ata keluar dari lapangan permainan diberi nilai

0, dan apabila masuk pada garis diantara kedua skor maka diambil skor yang paling tinggi.


(39)

5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah sevis yang masuk secara sah.

Gambar 3.3

Tes Servis (NCSU Volley Ball Skills Test Battery)

b. Tes Passing Bawah

Pelaksanaannya sebagai berikut :

1). Siswa melakukan passing bawah sebanyak enam kali (dari kiri lapangan atau dari kanan lapangan)

2). Siswa melakukan passing bawah apabila bola telah diumpankan atau dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari seberang lapangan

Net

Daerah serang 3


(40)

3). Lambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 3,20 meter yang berada di atas garis daerah serang, masuk ke daerah serang yang telah diberi skor antara 1-5

4). Apabila telah melewati rentangan tambang dan masuk ke daerah serang diantara garis kedua skor, maka skornya diambil yang paling tinggi, dan apabila tidak melewati tambang atau keluar lapangan maka skornya 0

5). Skor keseluruhan diambil dari jumlah keseluruhan siswa melakukan passing bawah secara sah.

Gambar 3.4

Tes Passing Bawah (NCSU Volley Ball Skills Test Battery)

Pengumpan bola X

Net

1 4 3 4 5 3 1

Siswa


(41)

c. Tes Passing Atas

Pelaksanaanya sebagai berikut:

1). Siswa melakukan passing atas sebanyak enam kali dan berdiri siap di daerah serang pada posisi sebelah kanan lapangan atau pada posisi 2 dalam permainan bolavoli

2). Siswa melakukan passing atas dari bola yang datang diumpankan atau di passing bawah oleh pengumpan yang berada di tengah lapangan yang telah ditentukan atau pada posisi 5 pada permainan bolavoli

3). Siswa melakukan passing atas dengan teknik sets-up yang harus melewati rentangan tambang setinggi empat meter dan berusaha memasukan bola ke daerah yang telah diberi skor antara 1-5

4). Apabila bola masuk jatuh diantara garis kedua skor yang berbeda, maka diambil skor yang paling besar

5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah sets-up yang masuk secara sah


(42)

Gambar 3.5

Tes Passing Atas (NCSU Volley Ball Skills Test Battery)

H. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memberikan instruksi, tujuan dan keperntingan penelitian kepada subjek penelitian (siswa yang sedang diteliti) kemudian dilaksanakan tes awal atau pre-test berupa tes ketampilan dasar bolavoli.

Setelah data hasil pre-test didapat, kemudian sampel diberikan perlakuan (treatment) berupa kegiatan pembelajaran atau pembelajaran yang dilakukan 2-3 kali dalam seminggu selama 12 kali pertemuan. Selama ± 4-6 minggu.

Net

5 4 3 2 1 siswa (X)

Rentangan tambang setinggi 4 meter

Pengumpan bola


(43)

Setelah treatment dilakukan maka subjek penelitian diberikan tes akhir atau posttest untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar keterampilan dasar bermain bola voli siswa yang mengikuti penelitian.

I. Analisis Data

Untuk dapat membuktikan suatu kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, Pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun pengertian statistika menurut Nurhasan adalah suatu cara untuk mengatur data yang belum teratur menjadi teratur, mengolah dan menganalisis data serta memberikan arti atau makan dari data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut

1) Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel dengan rumus :

̅

=

Keterangan :

̅ : nilai rata-rata

: jumlah skor : jumlah sampel


(44)

2) Mencari simpangan baku dari masing-masing variabel sebagai berikut :

̅

Keterangan :

: simpangan baku : jumlah skor

̅ : nilai rata-rata : jumlah responden

3) Menguji Normalitas

Tujuan menguji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dari hasil penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Metode untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah metode Lilliefors, dengan langkah - langkah sebagai berikut:

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

b. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi.


(45)

Keterangan :

Z : skor standar yang dicari : skor yang didapat

̅ : rata-rata hitung : simpangan baku c. Mencari luas Zi pada tabel Z.

d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah yang bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.

e. Pada kolom S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

f. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi).

g. Mencari data atau nilai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+), sebagai nilai Lo.

h. Membuat criteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

a. Jika Lo ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi normal.

b. Jika Lo ≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal. i. Mencari nilai Ltabel, membandingkan Lo dengan Lt.


(46)

4) Menguji homogenitas variansi

Menguji homogenitas variansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

atau

Keriteria pengujian adalah hipotesis ditolak jika F hitung ≥ F tabel, dimana F tabel didapat dari daftar distribusi F dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n1 – 1 dan V2 = n2 – 1, jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F tabel.

5) Menguji Signifikansi

Maksudnya adalah untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara faktor internal dan faktor eksternal. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini ditentukan oleh uji normalitas terlebih dahulu. Jika setelah uji normalitas ternyata berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji t untuk menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak).

Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model pendidikan olahraga terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli pada kegiatan ekstrakulikuler bolavoli di SMP Negeri 1 Sumedang , dengan sebagai berikut:


(47)

- Pendekatan rumus statistika

̅

Keterangan :

̅ : Nilai rata-rata dari hasil pengumpulan : Nilai rata-rata yang dihipotesiskan n : Jumlah sampel penelitian


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya.

Maka penulis menarik kesimpulan bahwa dari hasil pre test dan post test menggunakan NCSU Volley Ball Skills Test Battery (Strand dan Wilson, 1993) dengan perlakuan model pembelajaran pendidikan olahraga terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli kepada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bolavoli. Maka penulis menyimpulkan bahwa, dalam kegiatan ekstrakulikuler bolavoli terbukti bahwa terdapat pengaruh berupa peningkatan hasil belajar keterampilan bolavoli pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler melalui model pembelajaran pendidikan olahraga.

B. Saran

Dari gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dari analisis data dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas oleh penulis. Maka penulis memberikan saran, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan ekstrakulikuler bolavoli sebaiknya dibina lebih baik lagi oleh tiap sekolah, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi peningkatan pembelajaan bolavoli.


(49)

2. Sekolah harus lebih memperhatikan dan mementingkan akan kegiatan siswa baik kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, karena kegiatan tersebut menunjang terhadap kemampuan perkembangan kebugaran jasmani siswa.

3. Siswa bisa lebih memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif, seperti bimbingan belajar, kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah dan lain sebagainya.

4. Berkaitan dengan gambaran hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis memberi saran supaya diadakan penelitian lebih lanjut dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan jumlah sampel yang lebih besar, serta kajian yang lebih mendalam tentang model pembelajaran pendidikan olahraga.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril, (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, 2007

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen.

Bandung: Dewa Ruchi.

Abduljabar, Bambang dan Darajat Jajat (2010). Modul Aplikasi Statiska dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta, Bandung.

Juliantine, Tite. dkk (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI Bandung

Arikunto, Suharsimi, (1996). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineks Cipta.

Subroto, Toto dan Yudiana, Yunyun (2010). Permainan Bolavoli. Bandung : FPOK-UPI Bandung.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.

Metzler, M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States : Ally&Bacon.

Siedentop, Daryl (1994). Sport Education Quality Physical Education Through Positive Sport Experiences. Champaign : Human Kinetics

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.


(51)

Sugiono, (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABATA

Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Susilana, Rudi dkk.(2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kutekpen FIP UPI, 2006

Yudiana, Yunyun. (2002). Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta: Dewan dan Bidang Perwasitan PP. PBVSI.

Hellison, Don (1995) Teaching Responsibility Through Physical Activity. Champaign, IL.: Human Kinetics.

Jewet, A.E. (1994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport Science Review. Sport Pedagogy.

Jewett; Bain; dan Ennis, (1995), The Curriculum Process in Physical Education, Second Edition, Brown & Benchmark Publishers.

Siedentop, D., (1991), Developing Teaching Skills in Physical Education, Mayfield Publishing Company.

Siedentop, Daryl (1990): Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport, Mayfield Publishing Company, Mountain View, CA.

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta

Dimyati dan Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Yudiana, Yunyun. (2009). Implementasi Model Pendekatan Taktis dalam

Pembelajaran Permainan Bolavoli dalam Pendidikan Jasmani Siswa/Siswi SMP. Disertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Zaifbio (2009). Model Pembelajaran. (Online). Tersedia: http://zaifbio.wordpress

.com/category/belajar-dan-pembelajaran/

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(52)

Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS Mahendra, Agus. (2003). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan


(1)

81

- Pendekatan rumus statistika

̅

Keterangan :

̅ : Nilai rata-rata dari hasil pengumpulan : Nilai rata-rata yang dihipotesiskan n : Jumlah sampel penelitian


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya.

Maka penulis menarik kesimpulan bahwa dari hasil pre test dan post test menggunakan NCSU Volley Ball Skills Test Battery (Strand dan Wilson, 1993) dengan perlakuan model pembelajaran pendidikan olahraga terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli kepada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bolavoli. Maka penulis menyimpulkan bahwa, dalam kegiatan ekstrakulikuler bolavoli terbukti bahwa terdapat pengaruh berupa peningkatan hasil belajar keterampilan bolavoli pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler melalui model pembelajaran pendidikan olahraga.

B. Saran

Dari gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dari analisis data dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas oleh penulis. Maka penulis memberikan saran, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan ekstrakulikuler bolavoli sebaiknya dibina lebih baik lagi oleh tiap sekolah, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi peningkatan pembelajaan bolavoli.


(3)

89

2. Sekolah harus lebih memperhatikan dan mementingkan akan kegiatan siswa baik kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, karena kegiatan tersebut menunjang terhadap kemampuan perkembangan kebugaran jasmani siswa.

3. Siswa bisa lebih memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif, seperti bimbingan belajar, kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah dan lain sebagainya.

4. Berkaitan dengan gambaran hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis memberi saran supaya diadakan penelitian lebih lanjut dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan jumlah sampel yang lebih besar, serta kajian yang lebih mendalam tentang model pembelajaran pendidikan olahraga.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril, (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, 2007

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen.

Bandung: Dewa Ruchi.

Abduljabar, Bambang dan Darajat Jajat (2010). Modul Aplikasi Statiska dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta, Bandung.

Juliantine, Tite. dkk (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI Bandung

Arikunto, Suharsimi, (1996). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineks Cipta.

Subroto, Toto dan Yudiana, Yunyun (2010). Permainan Bolavoli. Bandung : FPOK-UPI Bandung.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.

Metzler, M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States : Ally&Bacon.

Siedentop, Daryl (1994). Sport Education Quality Physical Education Through Positive Sport Experiences. Champaign : Human Kinetics

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.


(5)

Sugiono, (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABATA

Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Susilana, Rudi dkk.(2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kutekpen FIP UPI, 2006

Yudiana, Yunyun. (2002). Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta: Dewan dan Bidang Perwasitan PP. PBVSI.

Hellison, Don (1995) Teaching Responsibility Through Physical Activity. Champaign, IL.: Human Kinetics.

Jewet, A.E. (1994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport Science Review. Sport Pedagogy.

Jewett; Bain; dan Ennis, (1995), The Curriculum Process in Physical Education, Second Edition, Brown & Benchmark Publishers.

Siedentop, D., (1991), Developing Teaching Skills in Physical Education, Mayfield Publishing Company.

Siedentop, Daryl (1990): Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport, Mayfield Publishing Company, Mountain View, CA.

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta

Dimyati dan Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Yudiana, Yunyun. (2009). Implementasi Model Pendekatan Taktis dalam

Pembelajaran Permainan Bolavoli dalam Pendidikan Jasmani

Siswa/Siswi SMP. Disertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Zaifbio (2009). Model Pembelajaran. (Online). Tersedia: http://zaifbio.wordpress

.com/category/belajar-dan-pembelajaran/

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Mahendra, Agus. (2008). Falsafah Pendidikan Jasmani. (Online). Tersedia: http: /// www.Mr. ABe007 Blog.htm


(6)

Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS Mahendra, Agus. (2003). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR ABILITY TERHADAP HASIL KETERAMPILAN BOLAVOLI : Studi Eksperimen Pada Siswa SDN 1 Karangkerta Indramayu.

0 1 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL : studi eksperimen terhadap ekstrakulikuler softball di yayasan badan perguruan Indonesia SMA BPI 1.

0 0 58

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI.

0 3 63

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING ATAS BOLAVOLI DI SMAN 1 CINIRU KUNINGAN.

0 1 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI.

0 1 41

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI: studi eksperimen terhadap siswa di sma negeri 26 bandung.

1 7 34

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cibadak.

0 3 47

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang.

0 2 45

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN TAKTIS DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN BOLAVOLI.

0 0 63

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING ATAS BOLAVOLI EKSTRAKULIKULER BOLAVOLI PUTRA SMP NEGERI 1 KERJO TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 18