PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cibadak.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN BOLABASKET

( Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cibadak )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

oleh

LUTFI NUR, S.Pd 1103478

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

LUTFI NUR, S.Pd 1103478

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN BOLABASKET

(Studi Eksperimen Pada Siswa Putra SMP Negeri 1 Cibadak)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002

Pembimbing II

Dr. Herman Subarjah, M.Si NIP. 196009181986031003

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa tesis ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW.

Penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Pendekatan pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket” ini dimaksudkan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis di dalam penyusunan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca tesis ini.

Bandung, Mei 2013


(4)

ABSTRAK

Lutfi Nur, S.Pd. 1103478. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket. (Studi Eksperimen Pada

Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cibadak)

Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif solusi dalam rangka pengembangan kualitas pembelajaran bolabasket.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2 (ANAVA). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Cibadak sebanyak 130 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, sampel sebanyak 65 orang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian diambil 27% kelompok kebugaran jasmani tinggi berjumlah 20 siswa dan 27% kelompok kebugaran jasmani rendah berjumlah 20 siswa. Peneliti membagi masing-masing menjadi dua kelompok lagi, yaitu yang diajar melalui pendekatan taktis sebanyak 10 siswa dan teknis 10 siswa, dengan demikian terdapat 4 kelompok, dengan jumlah 10 siswa setiap kelompok. Waktu penelitian yaitu selama 2 bulan, jumlah latihan 18 kali pertemuan, dengan frekuensi 1 minggu 3 kali. Instrumen yang digunakan penulis adalah tes kebugaran jasmani Indonesia untuk tingkat menengah pertama (untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani) dan untuk keterampilan bolabasket (tes awal dan akhir keterampilan bolabasket) ada tiga tes dengan tingkat r validitasnya 0,89 yaitu tes melempar dan menangkap bola, tes menembakkan bola ke keranjang dan tes menggiring bola.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Hasil belajar keterampilan bolabasket siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pendekatan pembelajaran teknis secara keseluruhan. (2) Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket. (3) Hasil belajar keterampilan bolabasket kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran tinggi. (4) Hasil belajar keterampilan bolabasket kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran rendah.


(5)

ABSTRACT

Lutfi Nur, S.Pd. 1103478. The Influence of Study Approach and Physical Fitness on the Result of Basketball Skill. (Experiment Study on Male Students at Junior High School 1

Cibadak)

This research is for examining the influence of study approach and physical fitness on the result of basketball skill. The result of this research is expected to be used as the alternative solution in order to develop the quality of basketball study.

The method that is used in this research is the experiment method with the factorial design 2 x 2 (ANAVA). Population in this research are 130 male students of grade VIII Junior High School 1 Cibadak. The technique of sample taking is simple random sampling technique, the sample are 65 people and it is appropriate with what is needed in the research. Then, it was taken 27% for high physical fitness about 20 students and 27% for low physical fitness about 20 students. The researcher divides the groups become two, the group that is taught by tactical approach about 10 students and technical approach about 10 students, thus there are 4 groups, with 10 students for each groups. The timing of this research is 2 months, the exercise time is 18 meetings, with the frequency of exercise is three times a week. The instruments that are used by the writer are the Indonesia body fitness test for secondary level (to determine the level of body fitness) and for basketball skill (the first and last tes of basketball skill), there are three tests, with the level of reliability and validity is 0,89, are throwing and catching ball test, throwing ball to the basket and dribbling ball.

The conclusion of this research are (1) The result of basketball skill study for students who are taught by tactical study approach is better than students who are taught by technical study approach in general. (2) There is an interaction between the approach of learning and physical fitness toward the result of basketball skill study. (3) The result of basketball skill study of group of students who are taught by tactical study approach is better than the group of students who are taught by technical study approach on the students who have a high level of physical fitness. (4) The result of basketball skill study of group of students who are taught by techincal study approach is better than group of students who are taught by tactical study approach on the students who have low level of physical fitness.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Definisi Istilah ... 9

F. Pembatasan Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Bermain ... 13

2. Hakikat Keterampilan ... 14

3. Hakikat Keterampilan Bermain Bolabasket ... 17

4. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 19

a. Belajar ... 19


(7)

c. Teori Belajar Gerak ... 24

5. Pendekatan Pembelajaran... 28

a. Pendekatan Pembelajaran Taktis ... 31

b. Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 34

c. Perbedaan Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis ... 35

6. Hakikat Kebugaran Jasmani ... 38

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 41

C. Kerangka Pemikiran ... 43

1. Perbedaan Antara Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Pendekatan Pembelajaran Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket ... 44

2. Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket ... 47

3. Perbedaan Antara Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Pendekatan Pembelajaran Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Pada Siswa Yang Memiliki Kebugaran Tinggi ... 48

4. Perbedaan Antara Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Pendekatan Pembelajaran Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Pada Siswa Yang Memiliki Kebugaran Rendah ... 51

D. Hipotesis ... 52

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 53

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

C. Desain Penelitian ... 56

D. Instrumen Penelitian ... 58

1. Tes Kebugaran Jasmani... 58

2. Tes Keterampilan Bolabasket ... 59


(8)

1. Validitas Internal ... 63

2. Validitas Eksternal ... 64

F. Langkah-langkah Penelitian... 64

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 65

H. Pelaksanaan Penelitian ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 69

1. Deskripsi Data ... 69

a. Deskripsi Data Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket ... 69

2. Uji Normalitas ... 70

a. Hasil Uji Normalitas Selisih Data Pretest dan Posttest ... 70

3. Uji Homogenitas ... 71

a. Hasil Uji Homogenitas Beberapa Varians ... 71

4. Uji Analisis Varians (ANAVA) ... 71

a. Hasil ANAVA Faktorial Dua Jalur ... 72

b. Hasil Uji Tukey ... 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Implikasi ... 87

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA..….. ... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Skenario Proses Belajar Mengajar Pendekatan Taktis dan Teknis ... 36

2.2. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis ... 37

3.1. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 56

3.2. Sampel Kedua kelompok Penelitian ... 58

3.3. Program Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis ... 68

4.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket ... 69

4.2. Hasil Ringkasan Uji Normalitas Selisih Data Pretest dan Posttest ... 70

4.3. Hasil Ringkasan Uji Homogenitas Beberapa Varians ... 71

4.4. Hasil Ringkasan ANAVA ... 72

4.5. Hasil Ringkasan Uji Tukey ... 73


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Pengaruh Faktor Pribadi, Kondisional dan Latihan ... 28

3.1. Tes Melempar dan menangkap Bolabasket... 60

3.2. Tes Menembakkan Bolabasket Ke Keranjang ... 61

3.3. Tes Menggiring Bolabasket ... 62


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skenario Pendekatan Pembelajaran Taktis ... 95

2. Skenario Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 107

3. Hasil Tes Kebugaran Jasmani Berdasarkan Ranking Sampel... 118

4. Kelompok Sampel Berdasarkan Kategori Kebugaran Tinggi dan Rendah .... 121

5. Data Hasil Belajar Tes Keterampilan Bolabasket ... 122

6. Hasil Belajar Selisih Tes Awal dan Akhir Keterampilan Bolabasket ... 124

7. Uji Normalitas ... 126

8. Homogenitas Beberapa Varians ... 131

9. Pengujian ANAVA ... 132

10. Realisasi Proses Pelaksanaan pembelajaran... 134

11. Foto-foto Penelitian ... 135

12. Surat Keterangan Pembimbing Tesis ... 137

13. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 139

14. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 140


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh setiap orang guna memperoleh ilmu, pengalaman dan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Proses pendidikan yang dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan, mulai taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi semakin dibutuhkan, diantaranya untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aspek-aspek tersebut terkait dengan tuntutan situasi dan kondisi perkembangan pembangunan negara dewasa ini. Menurut Piaget dalam Juliantine, dkk. (2012: 7) mengemukakan bahwa “tujuan utama pendidikan yaitu untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover.”

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar. Melalui kegiatan belajar yang terarah dan terpimpin, bahkan dikembangkan dalam situasi belajar berkolaborasi, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang mengantarnya ke kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, perumusan-perumusan tujuan yang ditetapkan akan menentukan hasil apa yang seharusnya diperoleh pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dewasa ini banyak negara di dunia yang menempatkan pendidikan jasmani (penjas) sebagai bagian yang integral dari sistem pendidikan yang diterapkan dinegaranya. Misalnya China, Malaysia, Inggris, Amerika dan beberapa negara lainnya telah melaksanakan pendidikan jasmani meskipun dengan cara dan prosedur yang berbeda. Begitu juga di Indonesia, pendidikan jasmani sudah tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Hal ini


(13)

2

dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkat pendidikan.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah dan mempunyai peranan dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani, yang mana di dalam pembelajarannya melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Seperti dikemukakan oleh Hetherington (1911) dalam Abduljabar (2010: vii) mendeklarasikan empat tujuan pendidikan jasmani yaitu:

1. Tujuan perkembangan organik, yaitu: sebagai contoh kebugaran, kesehatan, kekuatan, daya tahan, power, tahan terhadap derita, dan mudah bergerak.

2. Tujuan perkembangan kognitif, yaitu tujuan pengetahuan, sebagai contoh pemahaman, kebebasan, kemerdekaan, wawasan, dan kenyataan.

3. Tujuan perkembangan psikomotor, yaitu keterampilan, bergerak efektif, kompeten, bebas mengekpresikan, partisipasi (dalam budaya olahraga, senam) dan kreativitas.

4. Tujuan perkembangan afektif, yaitu: sebagai contoh perkembangan karakter, apresiasi, keriangan, dan kesenangan.

Suherman (2009: 50) menjelaskan mengenai proses belajar mengajar pendidikan jasmani yakni:

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi pedagogis antara guru, siswa, materi, dan lingkungannya. Muara dari proses pembelajaran adalah siswa belajar. Secara garis besar proses ini dapat dibagi ke dalam tiga kategori pengelolaan yaitu pengelolaan rutinitas, pengelolaan inti proses belajar, serta pengelolaan lingkungan dan materi pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani, sesuai pengamatan penulis selama ini proses mengajar masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penguasaan keterampilan menjadi tujuan utama pembelajaran tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan jenis olahraganya. Sehingga tanpa disadari pengajar terlalu fokus pada aspek psikomotornya (keterampilan gerak khususnya), melupakan hal yang sama pentingnya, yaitu aspek kognitif dan afektif.


(14)

3

Bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar bolabasket, diharapkan selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani juga untuk menanamkan kedisiplinan, mendidik watak, melatih kognisi dalam memahami materi serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bolabasket melalui proses belajar mengajar permainan bolabasket, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran praktek dengan tujuan agar hasil belajar keterampilan gerak dapat dikuasai dengan baik, merupakan upaya yang harus dilakukan oleh setiap pengajar. Untuk itu, perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, sesuai dengan tuntutan dan karakteristik siswa yang belajar. Karena hal tersebut berhubungan dengan karakteristik tingkat kompleksitas gerak yang terkandung dalam permainan bolabasket itu sendiri.

Artinya siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani dalam kategori rendah, akan mendapat kesulitan untuk mempelajarinya dan membutuhkan waktu yang lebih lama pada pencapaian hasil belajarnya karena terkendala oleh kondisi fisiknya. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan dasar untuk melakukan aktivitas atau gerak, bahkan diperlukan dalam kegiatan olahraga, dan sangat besar sekali pengaruhnya untuk menghasilkan tenaga kerja produktif selain diperlukan juga untuk mengatasi tantangan hidup dan meningkatkan kualitas hidup.

Kebugaran jasmani dapat diartikan dalam berbagai kualitas hidup yang sangat berhubungan dengan keadaan status kesehatan seseorang, dan menjadi bagian pendorong dan sumber kekuatan bagi perkembangan dan pertumbuhan jasmani ke arah yang lebih baik, sehingga aspek lain dapat tercapai sesuai keinginan. Menurut Tarigan (2009: 28-29), kebugaran jasmani adalah:

Kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan yang baik dan bersahaja.


(15)

4

Penulis mengasumsikan bahwa seseorang dikatakan sehat atau memiliki kebugaran jasmani apabila ia mempunyai kesanggupan dan daya tahan untuk melakukan pekerjaan secara kontinu dengan efektif dan efisien, serta tanpa mengalami kelelahan yang berarti, artinya sehabis melakukan pekerjaan seseorang masih mempunyai cukup energi untuk melakukan pekerjaan lain.

Oleh sebab itu, pengajar harus dapat mensiasati atau mengatasi masalah tersebut, dengan tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang asal-asalan, artinya pengajar harus mampu merencanakan, menetapkan dan menerapkan berbagai upaya yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar, tentunya pemilihan pendekatan pembelajaran sangatlah efektif untuk terciptanya hasil belajar yang diharapkan.

Dengan kata lain, pendidik harus memiliki strategi belajar-mengajar yang merupakan hasil pilihan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tujuan pengajaran tertentu, karena hal tersebut dapat berbeda-beda. Mengenai efektivitas proses belajar mengajar, Suherman (2011: 55) menjelaskan bahwa “gambaran umum tentang efektivitas mengajar ditandai oleh gurunya yang selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif belajar.”

Artinya dalam lingkungan pembelajaran yang efektif, siswa tidak bekerja sendiri melainkan selalu diawasi oleh gurunya dan mereka tidak banyak waktu yang terbuang begitu saja. Jalannya aktivitas belajar begitu aktif, sibuk, dan menantang bagi siswa akan tetapi masih berada diantara tingkat perkembangan dan kemampuan siswanya, yang pada akhirnya siswa dapat menerima pesan atau intruksi dari gurunya dengan baik dan dapat melakukan latihan secara independen mempelajari sesuatu sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang telah dilakukan sampai saat ini, baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakulikuler, banyak guru pendidikan jasmani maupun pelatih di sekolah diduga belum secara optimal melakukan proses belajar mengajar seperti yang diharapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket, diantaranya terjadi karena karakteristik siswa yang berbeda-beda, seperti kondisi fisik, kompleksitas gerak


(16)

5

permainan tersebut dan kurangnya pemahaman guru dalam penerapan pendekatan pembelajaran.

Di samping itu, ada pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, salah satu diantaranya adalah pendekatan pembelajaran teknik yang mayoritas digunakan oleh para pengajarnya. Gambaran pelaksanaan pendekatan pembelajaran teknis lebih menekankan kepada pembelajaran keterampilan teknis atau beberapa teknik dasar secara sendiri-sendiri atau terpisah-pisah.

Sementara makna pemahaman permainan itu sendiri sering terabaikan. Dengan pola pendekatan teknis pengajar sering menghabiskan waktu pembelajarannya hanya untuk mempelajari teknik dasar saja, ada kesan pada siswa pendekatan semacam ini membosankan dan kurang menarik karena situasi belajar terkesan monoton.

Selain itu, siswa cenderung kurang mampu untuk mengimplementasikan keterkaitan antara beberapa teknik dasar yang telah dikuasai dengan sistem pola bermain bolabasket secara utuh. Meskipun pendekatan pembelajaran teknik ini diduga dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dasar, namun ternyata mendapatkan kritikan, salah satunya dikemukakan oleh Griffin, et.al., (1997: 8) yang menyatakan bahwa “though this format might improve technique, it has been criticizen for teaching skill before students can grasp their significance within the game.” Maksudnya, keterampilan yang diajarkan sebelum subjek ajar dapat mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain yang sesungguhnya, hasilnya dapat menghilangkan esensi dari permainan itu sendiri.

Sesuai dengan kritikannya, Griffin, et.al (1997) dalam Suparlan (2009: 4) mengembangkan sebuah pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menerapkan sistem pola permainan yang sesungguhnya. Pola pendekatan pembelajaran dilakukan melalui aktivitas bermain, dan pembelajaran penguasaan teknik dasar dilakukan bersamaan dengan pola bermain. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran taktis.

Dalam kaitannya dengan permainan bolabasket, pendekatan pembelajaran taktis dimaksudkan untuk mendorong siswa dalam memecahkan masalah-masalah


(17)

6

taktis dalam permainan bolabasket atau bagaimana menerapkan beberapa keterampilan teknik dalam situasi permainan yang sebenarnya.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis menekankan pada bagaimana membelajarkan siswa agar dapat memahami konsep bermain bolabasket. Pendekatan taktis dalam permainan bolabasket disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu pembelajaran permainan bolabasket.

Adapun penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Subarjah dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan (2010: 3), mengenai Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bulutangkis (Studi Eksperimen Pada Siswa Diklat Bulutangkis FPOK-UPI). Hasil penelitian menunjukkan, ternyata hasil belajar keterampilan bermain bulutangkis siswa yang menggunakan pendekatan taktis lebih tinggi (baik) daripada yang menggunakan pendekatan konvensional. Hasil belajar keterampian bermain bulutangkis siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi yang menggunakan pendekatan pembelajaran taktis lebih tinggi (baik) daripada yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Hasil belajar keterampilan bermain bulutangkis siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah antara yang mengikuti pendekatan pembelajaran taktis dengan konvensional terbukti tidak terdapat perbedaan yang signifikan, walaupun pendekatan pembelajaran teknis lebih baik daripada pendekatan konvensional. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan motorik terhadap hasil belajar keterampilan bermain bulutangkis siswa pemula putri.

Selain itu, penelitian serupa yang dilakukan oleh Alison & Thorpe (1997: 9-13) dalam Yudiana (2010: 89), pendekatan taktis sangat efektif dan berpengaruh dalam metode mengajar. Hasil risetnya tentang perbandingan pendekatan pembelajaran antara pendekatan teknis dan pendekatan taktis dalam permainan hoki dan bolabasket melalui pendekatan taktis memberikan signifikansi yang tinggi terhadap kegairahan dan usaha belajar siswa. Di samping itu, pendekatan taktis memberikan peningkatan dalam penguasaan teknik, pengetahuan taktik, dan pemahaman dalam bermain.

Berkaitan dengan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, peneliti bermaksud ingin menggali lagi penelitian yang sejalan dengan itu, dalam rangka


(18)

7

melengkapi penelitian terdahulu. Didalamnya akan meninjau pada aspek kebugaran jasmani dikaitkan dengan pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

Karena menurut asumsi peneliti bahwa kemampuan motorik saja belum cukup untuk menunjang secara maksimal terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket. Artinya siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi belum tentu tingkat kebugaran jasmaninya tinggi. Sehingga peneliti berfikiran bahwa siswa yang memiliki kemampuan motorik dan kebugaran jasmani tinggi, hasilnya akan lebih optimal.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membandingkan efektivitas pendekatan pembelajaran teknis dengan taktis terhadap hasil belajar keterampilan bermain bolabasket dikaitkan dengan tingkat kebugaran jasmani tinggi dan rendah yang dimiliki oleh para siswa saat itu ketika memulai proses penelitian atau pembelajaran. Selanjutnya penulis merumuskannya dalam sebuah judul penelitian “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket.”

Penelitian ini penulis anggap memiliki nilai penting dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler berbagai cabang olahraga yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket khususnya dan umumnya dapat berkontribusi pada pembelajaran lainnya dengan penelitian ini, karena apabila masalah ini terus berkelanjutan dan tidak diteliti dari perspektif yang telah diuraikan di atas serta dikaji, diduga akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar keterampilan yang tidak optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis?


(19)

8

2. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran tinggi?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran rendah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran tinggi.

4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran rendah.


(20)

9

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan bahan pemikiran untuk kajian pendidikan jasmani maupun pelatihan mengenai pentingnya kebugaran jasmani dan pemilihan pendekatan pembelajaran yang cocok dalam menunjang peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

b. Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut bagi pengembangan proses belajar mengajar.

2. Secara Praktis

a. Sebagai masukan kepada pengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan siswa. b. Sebagai masukan juga kepada para pelatih ekstrakurikuler dalam

menerapkan suatu pendekatan pembelajaran jika dihadapkan pada siswa yang heterogen dalam upaya meningkatkan kemampuan serta prestasi anak didiknya .

E. Definisi Istilah

1. Pengaruh. Menurut Lukman, dkk. (1989:664), “pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.”

2. Pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Sagala (2005:62) “pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.”

3. Pendekatan pembelajaran taktis yaitu suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik suatu cabang olahraga permainan yang diajarkan sekaligus dengan keterampilan menerapkannya ke dalam situasi permainan

(Ma’mun dan Subroto, 2001: 3).

4. Pendekatan pembelajaran teknis yaitu pendekatan pembelajaran keterampilan yang lebih menekankan kepada penguasaan teknik dasar


(21)

10

terlebih dahulu sebelum kepada teknik pola-pola bermain” (Griffin, Oslin & Mitchell, 1997 dan Metzler, 2000) dalam Yudiana (2010: 92).

5. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan yang baik dan bersahaja (Tarigan, 2009: 28-29).

6. Menurut Sagala (2005: 13), “belajar adalah tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.”

7. Keterampilan. Menurut Singer (1980) dalam Mahendra (2007: 6)

“keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai

suatu tujuan dengan efisien dan efektif.”

8. Bolabasket adalah olahraga beregu yang dimainkan dengan cara memantulkan bola, melempar bola, menangkap bola serta menembak bola ke keranjang lawan. Setiap regu terdiri dari lima orang dan berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawannya dan berusaha mencegah regu lawan memasukkan bola ke dalam keranjang kita (Sucipto, dkk 2010: 23).

F. Pembatasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya bias dan memperjelas arah penelitian, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengkaji mengenai hasil belajar keterampilan bolabasket siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Cibadak yang di ajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan teknis yang dikaitkan dengan tingkat kebugaran jasmani tinggi dan rendah para siswa.

2. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Cibadak yang berjumlah 130 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling, sehingga di ambil sebanyak 65 orang yang dijadikan sampel, sebagai kebutuhan dalam


(22)

11

penelitian ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan berkaitan dengan kebutuhan dalam desain penelitian ini, langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Seluruh sampel sebanyak 65 orang di tes kebugaran jasmaninya.

b. Setelah mendapatkan data kebugaran jasmani dari populasi tersebut, peneliti membuat daftar ranking dari pertama hingga akhir.

c. Kemudian penulis membagi ke 65 orang tersebut berdasarkan pendapat Verducci (1980: 176), yaitu diambil 27 % kelompok atas dan 27 % kelompok bawah, sesuai kebutuhan peneliti yang masing-masing berjumlah 20 siswa.

d. Dari masing – masing kelompok ditentukan perlakuan (A) pendekatan taktis 20 orang dan (B) pendekatan teknis 20 orang, yang kemudian secara random didistribusikan siswa-siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi dan rendah tersebut pada kelompoknya masing-masing menjadi 4 kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 10 siswa.

3. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Varibel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variable bebas, yaitu pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani. Pendekatan pembelajaran adalah variabel bebas aktif dan dibagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis. Sedangkan kebugaran jasmani termasuk ke dalam variabel bebas atribut dan dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu tingkat kebugaran jasmani tinggi dan rendah. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan bolabasket.

4. Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1 Cibadak, Jalan Siliwangi No. 123 Kabupaten Sukabumi.

5. Instrumen penelitian yang digunakan ada dua, yaitu:

a. Tes kebugaran jasmani Indonesia untuk tingkat menengah pertama, dalam Nurhasan (2007:119). Butir-butir tesnya, terdiri dari:


(23)

12

1) Tes lari cepat 50 meter

2) Tes angkat tubuh (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra) 3) Tes baring duduk 60 detik

4) Tes loncat tegak

5) Tes lari jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra)

b. Untuk keterampilan bolabasket, tes yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tes dengan tingkat r validitasnya 0,89 yang diperoleh dan hasil penghitungan multiple korelasi dengan metode Werry-Doelittle. dalam Nurhasan (2001: 184-187) yaitu tes melempar dan menangkap bola, tes menembakkan bola ke dalam keranjang, tes menggiring bola.

Tes keterampilan bolabasket ini dapat digunakan untuk: 1) Mengklasifikasikan keterampilan para siswa.

2) Menentukan kemajuan hasil belajar siswa.

3) Mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan serta siswa dalam cabang olahraga bolabasket.


(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2010: 2) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui hasil yang diujicobakan, sehingga hubungan sebab akibat antara kelompok yang satu dengan yang lainnya akan menjawab masalah penelitian yang diajukan. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 3) sebagai berikut:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara satu dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Hal ini selaras dengan permasalahan penulis yang ingin mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas, yaitu pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani.


(25)

54

Pendekatan pembelajaran adalah variabel bebas aktif dan dibagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu pendekatan taktis dan pendekatan teknis. Sedangkan kebugaran jasmani termasuk ke dalam variabel bebas atribut dan dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu kebugaran jasmani tinggi dan rendah. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan bolabasket.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dan sampel merupakan bagian yang penting dari sebuah penelitian. Ketelitian dalam menentukan sampel dari sejumlah populasi sangat menentukan hasil penelitian yang dilakukan.

Populasi merupakan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Sugiyono (2010: 80) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Cibadak yang berjumlah 130 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Adapun pernyataan yang diungkapkan Arikunto (1996: 120), tentang penentuan sampel penelitian:


(26)

55

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

Selain itu, dijelaskan pula mengenai aturan yang pasti harus berapa jumlah sampel yang diambil, sesuai dengan yang dikatakan Arikunto (2006: 134) bahwa:

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subyek dalam populasi.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek penelitian dalam populasi dan juga sampel yang diambil dari populasi dapat pula dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan biaya.

Dalam suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling, sehingga di ambil sebanyak 65 orang yang dijadikan sampel, sebagai kebutuhan peneliti dalam penelitian ini. “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2010: 82). Hal ini sesuai dengan populasi yang diambil untuk dijadikan sampel adalah siswa putra SMP yang usianya sekitar 12-15 tahun, yang bisa dikatakan homogen.


(27)

56

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2. Menurut Sugiyono (2010: 76), bahwa “Desain factorial merupakan desain yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat).” Desain ini melibatkan beberapa faktor (peubah bebas aktif dan atribut) yang digarap bersama–sama sekaligus (terdiri dari dua faktor). Dua faktor (peubah bebas) yang terlibat dalam eksperimen ini adalah tingkat kebugaran jasmani dan pendekatan pembelajaran. Digambarkan dalam sebuah Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Desain Penelitian ANAVA 2 x 2 Pendekatan

Pembelajaran Kebugaran

Jasmani

TAKTIS TEKNIS A1 > A2

TINGGI B1 A1B1 > A2B1

RENDAH B2 A1B2 < A2B2

Keterangan:

A = Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua klasifikasi A1 = Pendekatan pembelajaran taktis

A2 = Pendekatan pembelajaran teknis

B = Tingkat kebugaran jasmani dibagi menjadi dua klasifikasi B1 = Tingkat kebugaran jasmani tinggi

B2 = Tingkat kebugaran jasmani rendah

µ A1B1 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis dan memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi dalam permainan bolabasket.


(28)

57

µ A1B2 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis dan memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah dalam permainan bolabasket.

µ A2B1 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran teknis dan memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi dalam permainan bolabasket.

µ A2B2 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran teknis dan memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah dalam permainan bolabasket.

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksankan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Sudjana (1992: 7) menjelaskan bahwa “desain penelitian adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul teridentifikasikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan.”

Desain penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berkaitan dengan kebutuhan dalam desain penelitian ini, langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Seluruh sampel sebanyak 65 orang di tes kebugaran jasmaninya.

2. Setelah mendapatkan data kebugaran jasmani dari populasi tersebut, peneliti membuat daftar ranking dari pertama hingga akhir.

3. Kemudian penulis melakukan manipulasi kepada sampel dengan membagi ke 65 orang tersebut berdasarkan pendapat Verducci (1980: 176), yaitu diambil 27 % kelompok atas dan 27 % kelompok bawah, sesuai kebutuhan peneliti yang masing-masing berjumlah 20 siswa.

4. Dari masing – masing kelompok ditentukan perlakuan (A) pendekatan taktis 20 orang dan (B) pendekatan teknis 20 orang, yang kemudian secara random didistribusikan siswa-siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi dan rendah tersebut pada kelompoknya masing-masing yang menjadi 4 kelompok.


(29)

58

Berikut pembagian sampel ke dalam dua kelompok penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Sampel Kedua Kelompok Penelitian Pendekatan

Pembelajaran Kebugaran

Jasmani

TAKTIS A1

TEKNIS

A2 JUMLAH

TINGGI B1 10 10 20

RENDAH B2 10 10 20

TOTAL 20 20 40

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data.

1. Tes Kebugaran Jasmani

Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, peneliti menggunakan tes kebugaran jasmani Indonesia untuk tingkat menengah pertama, dalam Nurhasan (2007: 119). Butir-butir tesnya, terdiri dari:

a. Tes lari cepat 50 meter

b. Tes angkat tubuh (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra) c. Tes baring duduk 60 detik

d. Tes loncat tegak


(30)

59

2. Tes Keterampilan Bolabasket

Untuk keterampilan bolabasket, tes yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tes dengan tingkat r validitasnya 0,89 yang diperoleh dan hasil penghitungan multiple korelasi dengan metode Werry-Doelittle, dalam Nurhasan (2001: 184-187) yaitu “tes melempar dan menangkap bola, tes menembakkan bola ke dalam keranjang, tes menggiring bola." Tes keterampilan bolabasket ini dapat digunakan untuk:

a. Mengklasifikasikan keterampilan para siswa. b. Menentukan kemajuan hasil belajar siswa.

c. Mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan serta siswa dalam cabang olahraga bolabasket.

Untuk lebih jelasnya, mengenai tes keterampilan bolabasket sebagai berikut: 1) Tes melempar dan menangkap bola

Orang coba dengan bola di tangan, berdiri di belakang garis yang jauhnya 3 meter dari tembok. Setelah aba-aba “ya”, testee berusaha melemparkan bola dalam waktu 30 detik. Selama melakukan tes, testee tidak boleh menginjak atau melewati garis. Apabila pada waktu melakukan lemparan, salah satu atau kedua kaki testee menginjak atau melewati garis, maka lemparan tersebut dianggap tidak sah dan tidak diberi angka. Lemparan dihitung sejak bola lepas dari kedua tangan.


(31)

60

3 meter

X

(Testee)

Gambar 3.1.

Diagram Lapangan Tes Melempar dan Menangkap Bola

2) Tes menembakkan bola ke keranjang basket

Orang coba dengan bola di depan dada, berdiri disembarang tempat di bawah basket. Setelah aba-aba “ya”, testee berusaha memasukkan bola tersebut sebanyak mungkin ke dalam basket dalam waktu 30 detik. Sebelum masuk ke dalam keranjang basket, bola harus terlebih dahulu menyentuh papan basket. Hanya bola yang sah masuk diberi skor.


(32)

61

Gambar 3.2.

Tes Menembakkan Bola Ke Keranjang 3) Tes menggiring bola

Sebelum melakukan tes, testee berdiri dengan bola di belakang garis start. Setelah aba-aba “ya”, testee menggiring bola melalui enam rintangan sebanyak mungkin. Apabila setelah testee mencapai titik start kembali waktu 30 detik belum selesai, maka testee melanjutkan menggiring bola dengan rute seperti semula. Skor ditentukan oleh jumlah rintangan yang mampu dilalui testee. Apabila testee melakukan salah menggiring atau melalui rute yang salah, maka tes harus diulangi.

Papan Ring Bolabasket


(33)

62

2,5 m 2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

2,5 m

star Finish

Gambar 3.3. Tes Menggiring Bola

Keterangan:

(a) Jarak antara rintangan ke rintangan 2,5 meter (baik ke depan maupun ke samping).

Untuk mendapatkan keyakinan bahwa skor pembelajaran model pendekatan taktis dan teknis merupakan hasil perlakuan yang dapat digenerelasikan ke populasi yang ada, maka dilakukan pengontrolan terhadap berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu: validitas internal dan validitas eksternal penelitian.


(34)

63

E. Validitas Penelitian 1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel– variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol meliputi:

a. Pengaruh sejarah

Selama mengikuti aktivitas latihan atau belajar, sampel tidak diperbolehkan mengikuti aktivitas latihan diluar jadwal eksperimen. Hal ini dilakukan agar kualitas penelitian ini tetap terjaga hingga waktu yang telah ditentukan.

b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan

Untuk menghindari adanya proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu selama 16 pertemuan, (dua bulan).

c. Pengaruh instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,harus tetap, tidak ada perubahan sedikit pun di dalam pelaksanaannya, artinya setiap tester mendapat hak yang sama dalam setiap tes yang dilakukannya. Yakni tes ini terdiri dari tiga butir tes, yaitu 1) tes melempar bola, 2) tes memasukkan bola ke keranjang basket, 3) tes menggiring bola. Tes ini mempunyai r validitas sebesar 0,89 yang diperoleh dari hasil penghitungan korelasi majemuk dengan metode Werry-Doolittle. Tes keterampilan ini dapat digunakan untuk, 1) mengklasifikasikan keterampilan para siswa, 2) menentukan kemajuan hasil belajar, 3) mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan dari siswa dalam pembelajaran olahraga bola basket.

d. Pengaruh pemilihan subjek

Dikontrol dengan penempatan subjek yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang lebih sama, subjek dibagi dua kelompok eksperimen dengan random sampling terhadap kedua kelompok eksperimen.


(35)

64

e. Pengaruh kehilangan peserta instrumen

Dikontrol dengan terus-menerus memotivasi dan memonitor kehadiran sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak dari awal sampai akhir eksperimen.

f. Pengaruh perlakuan

Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama kepada kelompok eksperimen.

2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut meliputi:

a. Validitas populasi

Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel diambil secara acak atau random. Dikontrol dengan mengambil sampel siswa dengan tingkat belajarnya yang sama; juga mesti memberikan hak yang sama kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.

b. Validitas ekologi

Dikontrol dengan: (1) seluruh program belajar disusun dan dijadwalkan dengan jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (2) digunakan satu buah lapangan olahraga yang cukup memadai; (3) tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut.

Pengontrolan validitas internal dan eksternal diharapkan, agar penelitian ini benar-benar merupakan akibat pengaruh dari perlakuan penelitian sehingga dapat berlaku umum terhadap populasi.

F. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam penelitian penulis menentukan langkah-langkah penelitian dengan maksud untuk memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:


(36)

65

1. Persiapan yang meliputi:

a. Memepersiapkan rancangan desain proposal penelitian.

b. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data yang akan dijadikan sampel penelitian.

c. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan variabel penelitian.

2. Penentuan metode, populasi, sampel dan desain penelitian. 3. Penyusunan instrument penelitian.

a. Mempersiapkan tes untuk memperoleh data terkait dengan penelitian yang diteliti.

4. Melakukan pengumpulan data

5. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.

6. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai karya ilmiah.

7. Membuat kesimpulan hasil penelitian.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Data tes hasil belajar keterampilan bola basket yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dengan statistik, antara lain dilakukan penghitungan nilai rata-rata, standar deviasi dan pengujian persyaratan normalitas dari distribusi skor dengan menggunakan Uji Liliefors.

2. Melakukan pengujian homogenitas beberapa varians dengan menggunakan uji Bartlett. Tujuan uji homogenitas data ini adalah untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh berasal dari sampel yang homogen atau tidak. 3. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis


(37)

66

jika terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey. Dengan demikian hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho : µA1 = µA2

Hi : µA1 > µA2

2. Ho : Interaksi A x B = µA2

Hi : Interaksi A x B ≠ µA2

3. Ho : µA1B1 = µA2B1

Hi : µA1B1 > µA2B1

4. Ho : µA1B2 = µA2B2

Hi : µA1B2 > µA2B2

4. Analisis dan Deskripsi Data

Dalam analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisa serta mendeskripsikan angka-angka yang ada dari hasil penghitungan statistik. Selain itu, analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan.

Keterangan:

µA1 : Rata-rata hasil belajar keterampilan bolabasket kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan taktis secara keseluruhan

µA2 : Rata-rata hasil belajar keterampilan bolabasket kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan teknis secara keseluruhan

µA1B1 : Rata-rata hasil belajar bolabasket kelompok siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi yang diajar dengan pendekatan taktis.

µA2B1 : Rata-rata hasil belajar bolabasket kelompok siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi yang diajar dengan pendekatan teknis


(38)

67

µA1B2 : Rata-rata hasil belajar bolabasket kelompok siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah yang diajar dengan pendekatan taktis

µA2B2 : Rata-rata hasil belajar bolabasket kelompok siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah yang diajar dengan pendekatan teknis

H. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cibadak, di Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksanakan di lapang bolabasket SMP Negeri 1 Cibadak, dan pelaksanaan tes kebugaran jasmani dilaksanakan di Stadion KORPRI yang bertempat di Kec. Cisaat Kab. Sukabumi. Waktu penelitian dilaksanakan sekitar dua bulan. Frekuensi pertemuan tiga kali seminggu, jumlah pertemuan perlakuannya adalah 18 kali, tes tingkat kebugaran jasmaninya satu kali, tes awal satu kali, tes akhir satu kali, dan setiap pertemuan perlakuan waktunya adalah 2 x 40 menit (80 menit). Untuk lebih jelasnya mengenai program dan jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani

Hari/ waktu : Jumat, pukul 07.30 WIB – selesai.

Tempat : Stadion KORPRI, di Kec. Cisaat, Kab. Sukabumi

2. Pelaksanaan Tes Awal dan Akhir Keterampilan Bolabasket

Hari/ waktu : Minggu, pukul 07.30 WIB – Selesai. Tempat : Lapang Bolabasket SMP Negeri 1 Cibadak

3. Pelaksanaan Kelompok Pendekatan Pembelajaran Taktis

Lama Pembelajaran : 2 bulan

Hari/ waktu : Rabu dan Jumat pukul 14.00 – 15.20 WIB Minggu, pukul 07.30 – 08.50 WIB


(39)

68

4. Pelaksanaan Kelompok Pendekatan Pembelajaran Teknis

Lama pembelajaran : 2 bulan

Hari/ waktu : Rabu dan Jumat pukul 16.00 – 17.20 WIB Minggu, pukul 09.30 – 10.50 WIB

Tempat : Lapangan Bolabasket SMP Negeri 1 Cibadak. Tabel 3.3.

Program Pembelajaran Bolabasket Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Pendekatan Pembelajaran Teknis

Pendekatan Pembelajaran Taktis Pendekatan Pembelajaran Teknis

Pertemuan Materi/ Fokus Pembelajaran Pertemuan Materi/ Fokus Pembelajaran

1

2 3 – 5

6 – 8

9 – 11

12 – 14

15 – 17

18 – 20

21

a. Tes kebugaran jasmani (untuk menentukan siswa yang memiliki kebugaran tinggi dan rendah). b. Tes awal (keterampilan

bolabasket).

c. Melakukan triple threat (passing, dribbling, shooting), tipuan bola, umpan bola dan penerimaan operan.

d. Melakukan tembakan (shooting) dengan jarak sekitar lima-delapan langkah dari keranjang.

e. Membuat jalur operan untuk membantu atau mendukung teman se-tim yang sedang memegang bola.

f. Membuat jalur operan untuk menciptakan ruang dalam penyerangan/ mencetak angka. g. Mengidentifikasi kapan ada jalur

terbuka menuju keranjang, kemudian gunakan kekuatan menggiring bola dan melakukan tembakan.

h. Melakukan pertahanan 3-2 dan memainkan penyerangan melawan zona pertahanan 3-2.

i. Tes akhir (keterampilan bolabasket).

1

2 3 – 5

6 – 8

9 – 11

12 – 14

15 – 17

18 – 20

21

a. Tes kebugaran jasmani (untuk menentukan siswa yang memiliki kebugaran tinggi dan rendah). b. Tes awal (keterampilan

bolabasket).

c. Melakukan operan dada.

d. Melakukan operan bawah.

e. Melakukan operan atas kepala.

f. Melakukan dribbling (menggiring bola) melewati rintangan.

g. Melakukan tembakan (shooting) ke arah tepat sasaran.

h. Melakukan teknik dribbling, passing, shooting.

i. Tes akhir (keterampilan bolabasket).


(40)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarakan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar keterampilan bolabasket siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

2. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.

3. Hasil belajar keterampilan bolabasket kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran tinggi.

4. Hasil belajar keterampilan bolabasket kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis pada kelompok siswa yang memiliki kebugaran rendah.

B. Implikasi

Implikasi yang dibahas meliputi: 1) implikasi terhadap dampak teori; 2) implikasi terhadap penerapan praktis.

Implikasi terhadap dampak teori. Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan oleh para pakar di bidang pendidikan jasmani baik internasional maupun nasional sebagian besar menyatakan bahwa untuk mengajarkan suatu permainan atau keterampilan seperti bolabasket dan lain sebagainya, pendekatan pembelajaran taktis memberikan pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa, dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan taktik dan keterampilan permainan bolabasket dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran teknis.


(41)

88

Melalui pendekatan pembelajaran taktis siswa diarahkan kepada penyempurnaan penampilan bermain yang didalamnya menggabungkan kedua unsur yakni kesadaran taktis dan keahlian. Proses pembelajaran taktis tidak diajarkan secara khusus dalam bagian yang terpisah-pisah, namun sekaligus di dalam situasi atau suasana bermain yang mirip dengan permainan yang sebenarnya. Melalui pendekatan pembelajaran taktis diharapkan terjadi proses transfer pemahaman dan keterampilan terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket dan bermain bolabasket yang sesungguhnya. Apabila dilihat dari langkah-langkah pembelajaran dalam rangka memberikan pemahaman dalam proses pembelajaran bolabasket, nampaknya pendekatan pembelajaran taktis lebih memberikan kontribusi yang berarti daripada pendekatan pembelajaran teknis dalam rangka mengembangkan hasil belajar keterampilan bolabasket siswa SMP.

Dengan demikian implikasi hasil penelitian terhadap dampak teoritis adalah membantu memperkokoh upaya pembangunan kualitas sumber daya manusia, terutama dari kompetensi dalam pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan analisis. Terutama dari segi peletakan keterampilan dan pemahaman bermain bolabasket sebagai sumber atau media untuk mengembangkan hasil belajar keterampilan siswa.

Implikasi terhadap penerapan praktis. Implikasi hasil penelitian terhadap penerapan praktis. Dengan ditemukannya bahwa (1) Secara keseluruhan pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket, (2) interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kebugaran jasmani berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket, (3) bagi siswa yang memiliki kebugaran tinggi lebih baik di ajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis, (4) bagi siswa yang memilki kebugaran rendah lebih baik di ajar dengan pendekatan pembelajaran teknis. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka implikasi praktis hasil penelitian ini adalah untuk : (a) mengidentifikasi tingkat kebugaran jasmani, (b) pengelolaan proses belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis, (c) pengelolaan proses belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran teknis, dan (d) mengembangkan


(42)

89

pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis bersama– sama diterapkan dalam proses pembelajaran bolabasket. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga bagi para pihak yang terkait dengan lingkup pendidikan jasmani serta dapat dijadikan bahan masukan dalam strategi belajar mengajar bagi para guru pendidikan jasmani di persekolahan.

C. SARAN

Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka membantu peningkatan dan mengatasi hambatan-hambatan proses pembelajaran permainan bolabasket di SMP Negeri 1 Cibadak Kab. Sukabumi. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, agar lebih menekankan mengenai hal-hal yang dapat mendukung terhadap pendekatan pembelajaran yang tepat kepada siswa yang salah satunya dengan menggunakan pendekatan taktis dan teknis supaya proses pembelajaran dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal. Terutama sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap untuk mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, dan bagi sekolah yang tidak atau kurang fasilitas pembelajaran untuk penjasorkes supaya memperhatikan fasilitas tersebut guna tercapainya tujuan pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi. Dengan adanya fasilitas, guru dituntut untuk memakai fasilitas tersebut secara optimal sesuai dengan tuntutan yang diberikan.

2. Bagi para guru pendidikan jasmani, agar lebih memperhatikan mengenai pendekatan pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan pembelajaran penjas menuntut banyak praktik di lapangan maka pemilihan pendekatan pembelajaran harus sangat diperhatikan supaya pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal yang perlu diperhatikan terkait dengan hasil penelitian ini, disarankan apabila para siswa yang diajar memiliki kebugaran tinggi seyogyanya pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan taktis, sedangkan apabila para siswa yang diajar


(43)

90

memiliki kebugaran rendah seyogyanya pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan teknis. Namun apabila, kondisi siswa beragam terkait tingkat kebugaran jasmaninya, kemudian keterbatasan waktu dan pengajarnya dalam PBM maka boleh digunakan pendekatan taktis yang lebih efektif secara keseluruhan. Selain itu, diharapkan para guru penjas agar lebih kritis lagi terhadap permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran, maka seorang guru penjas yang baik diharapkan untuk selalu menggali/mengkaji tentang kepenjasannya, terutama mendalami pendekatan pembelajaran dalam penjas guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan dapat diraih secara optimal. Catatan bahwa mengajar penjas itu tidak mudah, sehingga siapa saja bisa melakukannya. Atas dasar itulah para guru penjas harus senantiasa meningkatkan keilmuannya di bidang penjas agar kompetensi yang dimiliki meningkat dan berkualitas. Bagi para guru yang telah menggunakan pendekatan pembelajaran ini agar tetap mempertahankan dan mensosialisasikannya untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.

3. Bagi siswa, disarankan agar lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran penjas. Selain itu, untuk menunjang hasil belajar keterampilan bolabasket atau materi lainnya direkomendasikan agar siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik. Untuk memperoleh tingkat kebugaran jasmani yang baik, diperlukan melakukan aktivitas jasmani maupun berolahraga yang teratur dan menerapkan pola hidup sehat. Di samping itu, siswa yang memiliki kebugaran jasmani baik akan berdampak terhadap kualitas hidupnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian-penelitian lanjutan.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Ali, L. dkk. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Alison, S., & Thorpe, R. (1997). A Comparison of the Effectiveness of Two

Approaches to Teaching Games Within Physical Education. A Skills Approach Versus a Games for Understanding Approach. The British Journal of Physical Education, 28 (3), 9-13.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke XII, Jakarta: PT Rineka Cipta.

_ _ _ _ _ _. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dyson, et. al. (2004). “Sport Education, Tactical Games, and Cooperatif Learning: Theoritical and Pedagogical Considerations”. Dalam Journal Sport Resource Centre [Online], Vol 56, No 2, 15 halaman. Tersedia: http://www.sirc.ca/newsletter/January08/documents/S-939247.pdf

Fawaid, A. dan Mirza, A. (2009). Terjemahan Buku Models of Teaching. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (1987). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI. _ _ _ _ _ _. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

_ _ _ _ _ _. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung. _ _ _ _ _ _. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Griffin, L.L. Mitchell, S.A., dan Oslin, J.L. (1997). Teaching Sport Concept and

Skills: A Tactical Games Approach. Illionois: Champaign.

Grissom, J.B. (2005). “Physical and Academic Achievment”. Journal of Exercise Physiology. 8, (1), 11-25.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tombak Kusuma.


(45)

92

Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bolabasket: Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Husdarta dan Saputra, Y. M. (2000). Belajar dan Pebelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Juliantine, dkk. (2007). Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung: FPOK

UPI.

_ _ _ _ _ _. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

_ _ _ _ _ _. dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI.

Ma’mun, A. dan Subroto, T. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam

Pembelajaran Bolavoli: Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Metzler, M. W. (2000). Intructional Models for Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Mukholid, A. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Yudhistira.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

_ _ _ _ _ _. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Jurusan Kepelatihan FPOK UPI.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slamet, Suherman. (2009). Pengaruh Media Pembelajaran dalam Model

Pembelajaran Taktis dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bolavoli. Tesis. Prodi POR Pascasarjana UPI. Sodikun, I. (1991). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud Dirjen


(46)

93

Subarjah, H. (2010). Hasil Keterampilan Bermain Bulutangkis. Dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan [Online], Vol 3, No. 3, 16 halaman. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/3808/1/5HERMAN_SUBARJAH_EDIT.pdf

[November 2010]

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Subroto, dkk. (2010). Modul Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI. Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Sucipto, dkk. (2010). Modul Permainan Bolabasket. Bandung: Prodi PJKR

FPOK UPI.

Sudjana. (1992). Metode Penelitian. PT Alumni Bandung.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

_ _ _ _ _ _. (2011). Realitas Kurikulum Pendidikan jasmani: Upaya Menuju Kurikulum Berbasis Penelitian. Bandung: Rizqi Press.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Suparlan, A. (2009). Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Taktis dan Teknis Berdasarkan Pada Kemampuan Keterampilan Awal yang Berbeda Terhadap Keterampilan Bermain Soft Ball. Tesis. Prodi POR Pascasarjana UPI.

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Sepakbola: Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

_ _ _ _ _ _. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://en.wikipedia.org/wiki/Random_assigment [19 April 2013]


(47)

94

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.

Verducci, Frank. M,. (1989). Measurment Concept in Physical Education. St Louis: The C.V. Mosby Company.

Yudiana, Y. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Sswa SMP (Tinjauan Perbedaan Keterampilan Teknik Dasar dan Bermain Bolavoli, serta Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMPN 4 Kota Bandung). Disertasi. Prodi POR Pascasarjana UPI.


(1)

pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis bersama– sama diterapkan dalam proses pembelajaran bolabasket. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga bagi para pihak yang terkait dengan lingkup pendidikan jasmani serta dapat dijadikan bahan masukan dalam strategi belajar mengajar bagi para guru pendidikan jasmani di persekolahan.

C. SARAN

Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka membantu peningkatan dan mengatasi hambatan-hambatan proses pembelajaran permainan bolabasket di SMP Negeri 1 Cibadak Kab. Sukabumi. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, agar lebih menekankan mengenai hal-hal yang dapat mendukung terhadap pendekatan pembelajaran yang tepat kepada siswa yang salah satunya dengan menggunakan pendekatan taktis dan teknis supaya proses pembelajaran dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal. Terutama sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap untuk mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, dan bagi sekolah yang tidak atau kurang fasilitas pembelajaran untuk penjasorkes supaya memperhatikan fasilitas tersebut guna tercapainya tujuan pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi. Dengan adanya fasilitas, guru dituntut untuk memakai fasilitas tersebut secara optimal sesuai dengan tuntutan yang diberikan.

2. Bagi para guru pendidikan jasmani, agar lebih memperhatikan mengenai pendekatan pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan pembelajaran penjas menuntut banyak praktik di lapangan maka pemilihan pendekatan pembelajaran harus sangat diperhatikan supaya pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal yang perlu diperhatikan terkait dengan hasil penelitian ini, disarankan apabila para siswa yang diajar memiliki kebugaran tinggi seyogyanya pendekatan pembelajaran yang


(2)

90

memiliki kebugaran rendah seyogyanya pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan teknis. Namun apabila, kondisi siswa beragam terkait tingkat kebugaran jasmaninya, kemudian keterbatasan waktu dan pengajarnya dalam PBM maka boleh digunakan pendekatan taktis yang lebih efektif secara keseluruhan. Selain itu, diharapkan para guru penjas agar lebih kritis lagi terhadap permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran, maka seorang guru penjas yang baik diharapkan untuk selalu menggali/mengkaji tentang kepenjasannya, terutama mendalami pendekatan pembelajaran dalam penjas guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan dapat diraih secara optimal. Catatan bahwa mengajar penjas itu tidak mudah, sehingga siapa saja bisa melakukannya. Atas dasar itulah para guru penjas harus senantiasa meningkatkan keilmuannya di bidang penjas agar kompetensi yang dimiliki meningkat dan berkualitas. Bagi para guru yang telah menggunakan pendekatan pembelajaran ini agar tetap mempertahankan dan mensosialisasikannya untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.

3. Bagi siswa, disarankan agar lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran penjas. Selain itu, untuk menunjang hasil belajar keterampilan bolabasket atau materi lainnya direkomendasikan agar siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik. Untuk memperoleh tingkat kebugaran jasmani yang baik, diperlukan melakukan aktivitas jasmani maupun berolahraga yang teratur dan menerapkan pola hidup sehat. Di samping itu, siswa yang memiliki kebugaran jasmani baik akan berdampak terhadap kualitas hidupnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian-penelitian lanjutan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Ali, L. dkk. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Alison, S., & Thorpe, R. (1997). A Comparison of the Effectiveness of Two

Approaches to Teaching Games Within Physical Education. A Skills Approach Versus a Games for Understanding Approach. The British Journal of Physical Education, 28 (3), 9-13.

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke XII, Jakarta: PT Rineka Cipta.

_ _ _ _ _ _. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dyson, et. al. (2004). “Sport Education, Tactical Games, and Cooperatif Learning: Theoritical and Pedagogical Considerations”. Dalam Journal Sport Resource Centre [Online], Vol 56, No 2, 15 halaman. Tersedia: http://www.sirc.ca/newsletter/January08/documents/S-939247.pdf

Fawaid, A. dan Mirza, A. (2009). Terjemahan Buku Models of Teaching. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (1987). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI. _ _ _ _ _ _. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

_ _ _ _ _ _. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung. _ _ _ _ _ _. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Griffin, L.L. Mitchell, S.A., dan Oslin, J.L. (1997). Teaching Sport Concept and

Skills: A Tactical Games Approach. Illionois: Champaign.

Grissom, J.B. (2005). “Physical and Academic Achievment”. Journal of Exercise Physiology. 8, (1), 11-25.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tombak Kusuma.


(4)

92

Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bolabasket: Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Husdarta dan Saputra, Y. M. (2000). Belajar dan Pebelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Juliantine, dkk. (2007). Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung: FPOK

UPI.

_ _ _ _ _ _. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI.

_ _ _ _ _ _. dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI. Ma’mun, A. dan Subroto, T. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam

Pembelajaran Bolavoli: Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Metzler, M. W. (2000). Intructional Models for Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Mukholid, A. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Yudhistira.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

_ _ _ _ _ _. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Jurusan Kepelatihan FPOK UPI.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slamet, Suherman. (2009). Pengaruh Media Pembelajaran dalam Model

Pembelajaran Taktis dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bolavoli. Tesis. Prodi POR Pascasarjana UPI. Sodikun, I. (1991). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud Dirjen


(5)

Subarjah, H. (2010). Hasil Keterampilan Bermain Bulutangkis. Dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan [Online], Vol 3, No. 3, 16 halaman. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/3808/1/5HERMAN_SUBARJAH_EDIT.pdf

[November 2010]

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Subroto, dkk. (2010). Modul Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI. Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Sucipto, dkk. (2010). Modul Permainan Bolabasket. Bandung: Prodi PJKR

FPOK UPI.

Sudjana. (1992). Metode Penelitian. PT Alumni Bandung.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani.

Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

_ _ _ _ _ _. (2011). Realitas Kurikulum Pendidikan jasmani: Upaya Menuju Kurikulum Berbasis Penelitian. Bandung: Rizqi Press.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Suparlan, A. (2009). Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Taktis dan Teknis Berdasarkan Pada Kemampuan Keterampilan Awal yang Berbeda Terhadap Keterampilan Bermain Soft Ball. Tesis. Prodi POR Pascasarjana UPI.

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Sepakbola: Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

_ _ _ _ _ _. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://en.wikipedia.org/wiki/Random_assigment [19 April 2013]


(6)

94

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.

Verducci, Frank. M,. (1989). Measurment Concept in Physical Education. St Louis: The C.V. Mosby Company.

Yudiana, Y. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Sswa SMP (Tinjauan Perbedaan Keterampilan Teknik Dasar dan Bermain Bolavoli, serta Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMPN 4 Kota Bandung). Disertasi. Prodi POR Pascasarjana UPI.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

PENGARUH KETERAMPILAN EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 34 171

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 DI KOTA SERANG.

0 0 53

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA TUNAGRAHITA.

0 11 46

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMK Pasundan2 Cianjur.

0 4 50

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI, KEPERCAYAAN DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat.

1 9 51

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA: Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 9 Bandung.

3 18 49

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN TEKNIK DASAR TENIS DI SEKOLAH FIKS.

0 1 67

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOMPETITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cimanggung Kab. Sumedang.

0 2 45

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK BOLA - repository UPI T POR 1302957 Title

0 0 1