Metabolisme Tumor Sinus Maksila Ke Orbita.

Laporan Kasus

I

PnETAsrA.';tr5 l-i-jtr/rcit sril.Jus tutAKsrLA Kfr GRBTTA

Cl-EI-l

:

EFRIL

IUALDT

Subbagian Tumor
llmu Penyakit Mata FK tJnand/Rs M Djamit
Padang 2006

:

[-,EM BA RAIH PEN G E,SAFI AN


Telah Diprcsentasikan Makalah dengan Judul:

M [iTAS]'AS{S'f,-UMOI.T STN US ftTAT(SIL,A.

Pada I lari
T'anggal
Jam

l)an Telah Diperbaiki

KE OT{tsITA

: Rztbu
: 5 April 2006
: 8.30 - 9.30 WIB

sesuzri dengan Fiasil DiskLrsi.

Ka SubBagian Tunrot'


Dr. Ardizal Rahman, SpM

l

PENDAHULUAN

Tunor orbita sekunder merupakan 1O-20 % dari keganasan orbita,
dirnana turnor-tumor Sinus paranasal paling sering ditemukan Tunror yang
berasal dari Sinus-sinus paranasal (Maksila, Etmoid, Frontal, dan Sphenoid)

dapat

me

rginvasi orbita. Kira-kira 65% dari tumor Sinus paranasal

ini

memberikan tanda-tanda dan gejala-gejala pada mata. 80% dari tumor sinus

paranasal 'lang melibatkan orbita, berasal dari Sinus makslla.
Tun

('7'12'18'1s)

or Sinus maksila lebih banyak ditemui pada pria dibandingl2O3:',

-?

i) 4

Sc;undci-s conrl)o1ly.

?

20.\oik /.\S & Nlielse' GP. A'rolc lrrfbnr witlr A Right Moxillo.y
I'lEJM, vol 34A. 2OOl z p-/

Ai,o.s.


5)-7 57

t5