PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR.

(1)

DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

diajukan oleh Adam Nugraha

0608628

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DI SEKOLAH DASAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H.Munir, MIT NIP :196603252001121001

Pembimbing II,

Jajang Kusnendar, M.T NIP : 197506012008121001

DiketahuiOleh

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP :196711211991011001


(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Multimedia Pembelajaran e-globe Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuaidengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Ataspernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2013 Yang membuat pernyataan,


(4)

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Adam Nugraha NIM 0608628

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Munir, MIT Pembimbing II : Jajang Kusnendar, MT

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Bandung Tahun 2010

ABSTRAK

E-globe dapat didefinisikan sebagai elektronik globe yang dalam penyajian fungsi dan manfaatnya menggunakan teknologi komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet serta untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Metode pengembangan yang digunakan merupakan kolaborasi antara Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimediadalam Pendidikan oleh Munir dengan model pengembangan Multimedia oleh Mardika. Penilaian peningkatan hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain penelitian Nonequivalent Pretest Posttest Design. Sampel merupakan siswakelas 6 SDN Percobaan Bandung. Multimedia pembelajaran e-globe dikembangkan mejadi multimedia berbasis web dan flash. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. Disimpulkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran eglobe dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

Kata Kunci: multimedia pembelajaran, e-globe, Ilmu Pengetahuan Sosial, quasi eksperimen, Nonequivalent Pretest Posttest Design.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL…... xiv

DAFTAR DIAGRAM... xv

BAB I PENDAHULUAN ……….... 1

1.1 Latar Belakang ……….…..…………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……...………….…...………... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...………...…..…... 6

1.4 Manfaat Penelitian ………...……….. 7

1.5 Hipotesis .………...………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….………... 10

2.1 Belajar dan Pembelajaran ………...………... 10

2.2 Media Pembelajaran ... 14

2.3 Multimedia Pembelajaran ... 23

2.4 Globe ... 27

2.5 e-globe ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..……….. 32


(6)

3.2 Metode dan Desain Penelitian....…...…………...………..…… 37

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian….……...…………..…..……... 40

3.4 Prosedur Penelitian …... 42

3.5 Alur Penelitian... 45

3.6. Teknik Pengolahan Data ... 45

3.7. Pengembangan Instrumen ... 46

3.8. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….……… 61

4.1 Hasil Pengembangan Multimedia ..………...…... 61

4.2 Analisis Data Hasil Ujicoba Intrumen ………...……. 89

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian……..…………...…..…... 92

4.4 Pembahasan Penelitian... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

5.1 Kesimpulan ………...………...…... 109

5.2 Saran ………...…...………. 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar dan

Hasil Belajar……… 12

Gambar 2.2 Posisi Media dalam sistem Pembelajaran……….. 16

Gambar 2.3 Fungsi media dalam proses pembelajaran………. 17

Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir……… 32

Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika………. 33

Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)….... 34

Gambar 3.4 Alur Penelitian ……….……… 45

Gambar 4.1 Flowchart multimedia pembelajaran e-globe………. 66

Gambar 4.2 Konsep halaman website single slider……….. 67

Gambar 4.3 Rancangan Antarmuka Bagian Menu Utama………….. 68

Gambar 4.4. Rancangan Antarmuka Bagian Menu #1, #2, dan #3….. 69

Gambar 4.5 Tampilan rancangan Antarmuka Halaman Menu #1….. 70

Gambar 4.6 Rancangan Tampilan Antarmuka HalamanPeta Buta Dunia ………... 70

Gambar 4.7 Rancangan Tampilan Antarmuka Menu #2 ………. 71

Gambar 4.8 Rancangan Tampilan Antarmuka Menu #3…………... 71


(8)

Gambar 4.10 Antarmuka Bagian Menu Utama... 75

Gambar 4.11 Antarmuka Bagian Menu #1... 76

Gambar 4.12 Antarmuka Bagian Menu #2... 76

Gambar 4.13 Antarmuka Bagian Menu #3... 77

Gambar 4.14 Antarmuka Menu #4 Latihan Soal... 77

Gambar 4.15 Antarmuka Halaman Menu... 78

Gambar 4.16 Antarmuka menu #2 Perkembangan Provinsi... 79

Gambar 4.17 Antarmuka menu #3 Permainan Puzzle... 81

Gambar 4.18 Antarmuka menu #4 Latihan Soal... 83

Gambar 4.19 Antarmuka Halaman Menu Utama... 84

Gambar 4.20 Antarmuka Menu #1 Virtual... 85


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)... 39

Tabel 3.2 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 48

Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas... 50

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda... 52

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi... 60

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen... 90

Tabel 4.2 Rekaptulasi Skor Hasil Belajar Siswa... 92

Tabel 4.3 Indeks Gain Ternormalisasi... 94

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Pretest... 95

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest... 96

Tabel 4.6 Hasil Uji homogenitas Pretest... 97

Tabel 4.7 Hasil Uji t Pretest... 98

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Data Posttest... 99

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest... 100

Tabel 4.10 Hasil Uji homogenitas Posttest... 101

Tabel 4.11 Hasil Uji t Posttest... 102


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Grafik rekapitulasi skor tes hasil belajar siswa... 93 Diagram 4.2 Grafik Gain Ternormalisasi Kelas eksperimen dan Kontrol.. 95


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Proses belajar mengajar (PBM) merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar.Guna mencapai hasil belajar yang optimal, komponen-komponen tersebut tidak boleh diabaikan. Salah satu komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran.

Sekolah Dasar Negeri Percobaan (SDNP) beralamatkan di Jl. SMU 42 Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.SDNP memiliki jumlah kelas sebanyak 18 kelas.Masing-masing tingkat kelas terdiri dari 3 kelas.Kini pada tahun 2013 setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD projector beserta layarnya dalam rangka mendukung kegiatan belajar mengajar.

Pada kelas 6 penulis menemukan masalah yang berhubungan dengan pentingnya pemanfaatan multimedia dalam mendukung hasil belajar siswa. Masalah tersebut terdapat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi siswa Sekolah Dasar (SD) semester satu dengan Standar Kompetensi “Memahami perkembangan wilayah indonesia, kenampakan Alam dan


(12)

keadaaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua”. Dalam mata pelajaran ini, khusus materi yang berhubungan dengan peta 50% siswa di kelas mendapatkan nilai dibawah KKM (Data didapat dari daftar nilai siswa kelas VI A 2010/2011). KKM pada saat itu terdapat pada nilai 70. Sedangkan untuk materi yang tidak berhubungan dengan peta tidak demikian, bahkan tidak jarang yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 90. Nilai tersebut dicapai dengan menggunakan metode ceramah, merangkum, diskusi, penugasan, dan presentasi.Media pembantu yang digunakan masih hanya menggunakan peta dan buku pelajaran.Hal ini sangat disayangkan mengingat multimedia belum dioptimalkan untuk membantu siswa dalam mata pelajaran ini, sedangkan fasilitas yang ada sangat mendukung penggunaan multimedia dalam pembelajaran.

Wawan dan Gugus (2008) dalam jurnalnya berpendapat bahwa harus disadari, guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikannya. Guru hanyalah salah satu sumber, dan disamping itu masih ada sumber lain berupa lingkungan, alat, media dan sebagainya. Peranan utama guru adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji informasi tidak lagi tepat dalam perkembangan teknologi saatini, karena hal itu dapat dilakukan oleh media. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan belajar-mengajar potensi media tidak mungkin diabaikan.


(13)

Dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional secara interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, mensintesa dan mengolaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Untuk itu adanya media pembelajaran yang dapat memvisualisasikan materi abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Penelitian terkait masalah sejenis yang pernah dilakukan, yaitu menggunakan multimedia dalam pembelajaran seperti penelitian yang dilakukan oleh Budi Herijanto (2012) dengan judul jurnal “Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam” yang merupakan studi kasus di SD Negeri Klego 01 Kecamatan Pekalongan Timur Kota

Pekalongan. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil tes

penguasaan materi menunjukkan rata-rata 83,5 jika dikonfirmasikan dengan standar penilaian termasuk kategori penguasaan materi tinggi.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nailatil Hurriyah (2010) dengan judul Jurnal “Pengembangan Media Komputer Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi Untuk Siswa Kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya” menunjukkan setelah diterapkan media komputer pada siswa kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya melalui uji pre-test dan post-test bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah memanfaatkan media komputer pembelajaran.


(14)

Dari ketiga jurnal tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan multimedia dalam mendukung pembelajaran tidak mungkin diabaikan serta penggunaan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah Dasar.

Untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 ini kita dapat menggunakan aplikasi geobrowser seperti Google Earth karya google. Glenn A. Richard (Mineral Physics Institute, Stony BrookUniversity) menyatakan :

Google Earth is a geobrowser that accesses satellite and aerial imagery, ocean bathymetry, and other geographic data over the internet to represent the Earth as a three-dimensional globe. Geobrowsers are alternatively known as virtual globes or Earth browsers. Google also refers to Google Earth as a "geographic browser." Other examples of geobrowsers are NASA's World Wind, ESRI's ArcGIS Explorer, GeoFusions's GeoPlayer, and EarthBrowser by Lunar Software.

Glenn menyatakan bahwa Google Earth adalah aplikasi geobrowser yang dapat mengakses data citra satelit, citra udara, batimetri laut, dan data geografis lainnya melalui internet dengan merepresentasikan Bumi sebagai dunia tiga dimensi.

Namun dalam penggunaannya geobrowser ini tidak lepas dari koneksi internet. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Alim Sumarno (2011) dimana Shinta Prima Rosdiana dan Mustaji menggunakan Google Earth ini sebagai media pembelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Negeri Surabaya.


(15)

Terdapat kelemahan dari penggunaan Google Earth untuk pembelajaran yaitu membutuhkan koneksi internet dengan kecepatan tinggi saat pembelajaran dilakukan secara online.

Terdapat pula aplikasi geobrowser lainnya seperti : Earth Browser (Lunar Software) , World Wind (NASA), ArcGIS Explorer (ESRI), Geo Player (GeoFusion), sama halnya denga Google Earth dalam penggunaannya aplikasi-aplikasi tersebut memiliki ketergantungan pada koneksi internet.

Dari pembahasan diatas tersedia beberapa multimedia pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menunjang pembelajaran IPS yang berhubungan dengan peta.Namun ketersediaan fasiltas, khususnya koneksi internet di kelas adalah sebuah keharusan.

Mengetahui permasalahan tersebut, maka penulis hendak menggunakan sebuah multimedia pembelajaran yang memberikan visualisasi terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut. Multimedia ini dikembangkan untuk dapat digunakan tanpa harus menggunakan akses internet. Sehingga judul yang penulis angkat adalah “PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN E-GLOBE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana mengembangkan serta menggunakan multimediae-globe yang dapat meningkatkan hasil belajar


(16)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar?” Dari rumusan masalah utama diatas, secara khusus permasalahan yang akan diangkat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis menggunakan media ini adalah “menggunakan media pembelajaran e-globe dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekoah Dasar”.

Secara khusus tujuan penilitian ini penulis uraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran

e-globe yang dalam penggunaannya tidak menggunakan koneksi internet? 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan

multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?


(17)

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah menggunakan multimedia e-globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar?

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penulis melaksanakan penelitian ini, diharapkan akan lahirnya manfaat sebagai berkut :

Bagi Siswa

a. Dengan dikembangkannya e-globe sebagai produk dari hasil penelitian dan pengembangan ini, siswa dapat memperoleh multimedia pembelajaran untuk mata pelajaran IPS yang dapat digunakan tanpa harus terhubung dengan koneksi internet.

b. Siswa yang menggunakan e-globe ini diharapkan menemukan suatu kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung melalui gambaran yang lebih nyata, menarik, dan menyenangkan dibandingkan dengan cara pembelajaran konvensional yang biasa siswa dapatkan.

c. Siswa yang menggunakan e-globe mengalami peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial.


(18)

Bagi Guru

a. Guru mata pelajaran IPS diharapkan dapat menggunakan e-globe untuk kegiatan pembelajaran IPS pada materi yang sesuai.

b. Guru terinspirasi dalam mengembangkan dan atau menggunakan sebuah media pembelajaran sebagai pendukung kegiatan pembelajaran yang materi pembelajarannya memiliki sifat abstrak dan diluar jangkauan pengalaman siswa sehari-hari serta dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Bagi Dunia Pendidikan

a. Dihasilkannya sumbangan produk pendidikan berupa multimedia pembelajaran e-globe

b. Dihasilkannya kajian mengenai kelayakan pengembangan multimedia pembelajaran bagi materi pembelajaran yang memiliki sifat abstrak dan diluar jangkauan pengalaman siswa sehari-hari serta dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.5 Hipotesis

Menurut Arikunto (2006:71), “ hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.


(19)

Berdasarkan pada pernyataan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia e-globe lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia e-globe.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan multimedia e-globe.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan e-globe

Menurut Munir (2010 : 240) terdapat lima tahap pengembangan, yaitu :analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. Kelima tahaptersebut disebut Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia dalamPendidikan.Gambar berikut menggambarkan model dari Munir (2010 : 241) tersebut:

Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia oleh Munir

Sedangkan Mardika (2008 : 12) menggunakan sebuah model pengembangan yang meliputi enam tahapan, yaitu analisis kebutuhan, desain pembelajaran, produksi multimedia, validasi ahli, revisi dan uji coba produk.


(21)

Model pengembangan multimedia yang dikembangkan Mardika (2008 : 13) bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Pengembangan Multimedia oleh Mardika

Dari kedua model pengembangan tersebut wisnu (2010 : 39) menyatakan bahwa kedua model tesebut bertujuan untuk menghasilkan produk, yang dalam hal ini adalah multimedia pembelajaran. Secara menarik model tersebut dimodifikasi, disesuaikan dan diadaptasi dalam penelitian sehingga menghasilkan model pengembangan yang tetap mengacu pada model pengembangan tersebut dan tetap bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran.Model yang diajukan terdiri dari lima tahapan yakni analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan penilaian yang bisa digambarkan sebagai berikut :

Analisis Kebutuhan

Desain Pembelajaran

Produksi Multimedia

Validasi Ahli

Revisi


(22)

Gambar 3.3 Model Pengembangan Multimedia Wisnu (2010:40)

Penelitian ini akan menggunakan model pengembangan hasil gabungan tersebut dengan menyesuaikan dan diadaptasi pada tujuan penelitian yakni mengembangkan multimedia pembelajaran e-globe yang akan digunakan untuk


(23)

meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Berikut adalah deskripsi dari kelima tahapan tersebut :

1. Analisis

Tahapan ini merupakan tahap awal dalam pengembangan multimedia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan multimedia, akan di analisistelebih dahulu. Munir (2010 : 241) menjelaskan bahwa dalam tahapan ini akanditetapkan tujuan pengembangan software, baik bagi pelajar, guru dan maupunbagi lingkungan. Untuk menganalisis kebutuhan-kebutuhan pengembanganmultimedia tersebut, peneliti melakukan studi literatur dan studi lapangan.

2. Desain

Tahap ini menerjemahkan tujuan kedalam sebuah desain yang akan menjadi acuan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran. Widhiartha (2007 : 5) menyatakan bahwa ilmu pendidikan(educational science) akan mendasari desain dari konten, alur pembelajaran,kompetensi yang diinginkan dan memberikan solusi dari isu-isu pedagogik dan andragogik. Rekayasa perangkat lunak (software engineering) akan berperandalam penentuan spesifikasi teknologi, desain arsitektur dan antarmuka perangkatlunak, dan bermacam permasalahan teknis lainnya. Ilmu desain dan komunikasivisual akan menjadi dasar bagi desain unsur estetika dan kemampuan komunikasiperangkat lunak terhadap penggunanya.


(24)

Hasil dari tahapan desain ini adalah, flowchart, storyboard, dan desain antarmuka dari multimedia pembelajaran e-globe.

3. Pengembangan

Menurut Mardika (2008 : 14) tahap ini bertujuan untukmenghasilkan produk awal, dan selanjutnya dites atau dijalankan dalam komputer

untuk memastikan apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.

Setelah multimedia diproduksi, selanjutnya akan memasuki tahapan tes berupa validasi ahli, dalam hal ini akan dilaksanakan oleh dosen ahli, dan pakar multimedia. Apabila multimedia belum lolos tahapan tes maka akan diadakan revisi yang akan diujikan kembali sampai dengan memenuhi kriteria untuk lolos tahapan tes.

4. Implementasi

Pada tahapan ini berhubungan erat dengan pengguna (user).Sampai sejauhmana media yang dikembangkan tersebut tepat guna dan tepat sasaran.Implementasi pengembangan software pembelajaran disesuaikan dengan

model pembelajaran yang diterapkan. Peserta didik dapat menggunakan softwaremultimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatanindividu atau kelompok (Munir, 2010 : 244).


(25)

5. Penilaian

Penilaian disini adalah sejauh mana multimedia e-globe yang dikembangkan dapat memenuhi tujuan penelitian, yakni meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.Pengukurannya menggunakan metode eksperimen quasi dengan desain Nonequivalent Pretest Posttest Design.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen quasi,yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utama validasinya tidak dilakukanpenugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada(intact group) yang dalamhal ini adalah kelas biasayang ada di sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Mohammad Ali(1993:140):

Eksperimen kuasi hampir sama dengan eksperimen sebenarnya. Perbedaannyaterletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi ekperimen tidak dilakukanpenugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudahada (intact group).

Alasan tidak dilakukannya penugasan random ini disebabkan kelompok-kelompok yang berada dalam satu kelas biasanyasudah seimbang sehingga jika peneliti membuat kelompok kelas yang baru makadikhawatirkan suasana alamiah dari kelas tersebut akan hilang. Untukmenghindari hilangnya suasana alamiah


(26)

kelas tersebut maka peneliti menggunakanmetode eksperimen quasi dengan mempergunakan kelas-kelas yang sudah ada di dalampopulasi tersebut.

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel bebas, variable terikat dan variabel moderator. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana (2007:12), yangmengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atauvariabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalahvariabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efekterhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependentvariable) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efekdari variabel bebas.

kemudian dinyatakan oleh Prof. Dr. Sugiyono (2012:62) terdapat pula variabel moderator dengan pengertian sebagai berikut :

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua.

Penelitian ini juga menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang diberikan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok pembanding yang tidak diberikan perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen (kelas kontrol). Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel terikat melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut. Perubahan yang terjadi pada variabel terikat akan dikembalikan penyebabnya pada perbedaaan perlakuan yang diberikan pada variabel bebas.Kedua kelompok tersebut memiliki jenjang kelas dan ciri-ciri yang sama.


(27)

Penggunaan multimedia e-globedilaksanakan di kelas eksperimen.Pembelajaran dengan menggunakan multimedia e-globe ditempatkan sebagaivariabel bebas, hasil belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat, dan ketersediaan fasilitas komputer, LCD projector, serta layar ditempatkan sebagai variabel moderator.

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah desain Nonequivalent Pretest Posttest Design, yang merupakan bentuk desain penelitian dalam metodeeksperimen quasi. Kelompok eksperimen dipilih tanpa penugasan random kemudiandiadakan pretests sebelum perlakuan dan posttest setelah perlakuan. Model desainsebagai berikut :

Tabel 3.1 Model desain penelitian (Sugiyono, 2012 : 116)

Keterangan :

O1 dan O3 : test awal

X : pemberian perlakuan multimedia e-globe

O2 : test akhir setelah diberikan perlakuan multimedia e-globe

O4 : test akhir tanpa diberikan perlakuan multimedia e-globe

Pre-Test Perlakuan Post-Test

O1 X O2


(28)

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkankelompok yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimenakanmenggunakan multimedia e-globedalam pembelajaran IPS.Sebelum perlakuan (X), kelas diberikan pretest(O1).Kemudian

dilanjutkandengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu denganmenggunakan multimedia e-globe.Setelah dua kali pertemuan denganmenggunakan multimedia e-globe, kelompok diberikan posttest(O2).

Kelas kontrol pembelajarannya tidak menggunakan multimedia e-globe, pembelajaran dilaksanakan secara konvensional.Sebelum pembelajaran dimulai kelas diberikan pretest (O3) dan setelah pembelajaran selesai kelas diberikan posttest (O4).Pengaruh penggunaan multimedia e-globe terhadap prestasi belajar

siswa adalah (O2-O1) – (O4-O3).Hasil inilah yang kemudian dijadikan sebagai

variable respon (Y).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian, atau disebut juga universe (Ali, 1985: 54).Populasi dalam penelitian iniadalah siswa Sekolah Dasar kelas VI.Penelitian ini dilaksanakan di SDN Percobaan Bandung.Alasanpengambilan lokasi di sekolah ini adalah karena sekolah ini sesuai dengan latarbelakang masalah penelitian yang diajukan peneliti.Selain itu fasilitas yang dibutuhkan untuk penelitian telah tersedia disini.

Sampel digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pengambilan datadari populasi.Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil populasi yang


(29)

diteliti (Arikunto 1996: 117).Salah satu syarat dalam penarikansampel adalah bahwa sampel itu bersifat representatif, artinya sampel yangditetapkan harus mewakili populasi.Sifat dan karakteristik populasi harus tergambardalam sampel.

Berdasarkan metode quasi eksperimen yang ciri utamanya adalah tanpapenugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group), makapeneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel.Jadipeneliti tidak mengambil sampel secara individu tetapi dalam bentuk kelas.Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan situasikelompok sampel menjadi tidak alami.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling.Teknik ini berarti bahwa penetuan sampel mempertimbangkankriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuanpenelitian.Adapun kriteria dalam pemilihan sampel ini adalah kesamaan jenjang dan keseimbanganproporsi kelas. Artinya, siswa memiliki jenjang kelas yang sama serta kemampuan siswa dalam suatu kelas sudah berimbang antarayang mempunyai tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Populasi penelitian ini terdapat 3 kelompok siswa yaitu kelas 6-A, 6-B, dan 6-C dengan total jumlah siswa 89 orang. Dari 3 kelompok tersebut diambil 2 kelas yang proporsi kelasnya sudah berimbang.Maka sampel dalam penelitian iniadalah siswa kelas 6-A dan 6-C SDN Percobaan Bandung yangberjumlah 60 orang, dimana masing-masing kelas berjumlah 30 orang.Kelas 6-A disini bertindak sebagai kelas kontrol dan kelas 6-C sebagai kelas eksperimen.


(30)

3.4. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yakni : 3.4.1. Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan.

b. Studi Pendahuluan, dilakukan peneliti melalui tiga (3) objek, yaitu Paper (skripsi, jurnal, buku, dan internet), Person (berkonsultasi dengan dosen dan guru mata pelajaran IPS serta mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar Mengajar IPS), Place (berkunjung ke sekolah terkait, melihat kondisi kelas, fasilitas belajar dan kapasitas labolatorium komputer).

c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin diteliti. Kegiatan ini disertai konsultasi dengan dosen yang relevan.

d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah peneliti merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindaklanjuti oleh perumusan hipotesis.

e. Menentukan metode dan desain penelitian. Metode yang dipakai adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen quasi. f. Menentukan variabel eksperimen dan sumber data. Terdapat tiga variabel


(31)

komputer serta LCD projector dan layar. Sumber data berasala dari tes hasil belajar.

g. Memilih sampel yang representatif. Dari 3 Kelas VI yang ada, dipilih 2 kelas yang memiliki proporsi kelas berimbang. Disusul dengan penentuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

h. Menentukan dan menyusun Instrumen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi, wawancra dengan guru mata pelajaran untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan penelitian yang sesuai. 2) Menelaah silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah

Dasar Kelas VI semester 1.

3) Pembuatan multimedia pembelajaran e-globe berdasarkan tujuan pembelajaran dan materi yang telah yang telah ditetapkan.

4) Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol 5) Menyusun kisi-kisi instrument penelitian

6) Menyusun instrument penelitian berupa 40 soal pilihan ganda

7) Melakukan uji coba instrument pada kelas diluar sampel, dalam hal ini peneliti melakukan uji coba instrument di kelas 6-B SDN Percobaan. 8) Melakukan olah data hasil uji coba untuk menentukan validitas dan

reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda untuk menentukan butir soal yang layak digunakan dalam penelitian.


(32)

3.4.2. Pelaksanaan Penelitian

a. Mengumpulkan data Pretest kelas kontrol. Pada pertemuan pertama kelompok ini diberikan pretest selama 1 jam pelajaran. Kemudian setelah itu belajar seperti biasanya menggunakan metode konvensional. Setelah 2 kali pertemuan selanjutnya dilakukan posttest selama 1 jam pelajaran. b. Mengumpulkan data pretest kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama

kelompok ini diberikan pretest selama 1 jam pelajaran. Kemudian setelah itu belajar dengan menggunakan bantuan multimedia e-globe sebagai bentuk perlakuan di kelas eksperimen. Setelah 2 kali pertemuan selanjutnya dilakukan posttest selama 1 jam pelajaran untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada hasil belajar siswa.

3.4.3. Pembuatan Laporan Penelitian

Menulis laporan dalam bentuk tertulis berdasarkan kaidah-kaidah penyusunan karya ilmiah.


(33)

3.5. Alur Penelitian

Gambar 3.4 Alur Penelitian

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengantes hasil belajar berupa tes objektif pilihan berganda. Menurut Arikunto

Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Merumuskan Hipotesis

Menentukan Desain Penelitian

Menentukan Variabel

Menentukan Sampel Data

Pembuatan instrumen

Pengujian Instrumen

Pelaksanaan Eksperimen

Pembuatan Laporan valid dan reliable

tidak valid dan reliable


(34)

(2006: 150)tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untukmengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yangdimiliki oleh individu atau kelompok.Bentuk tes hasil belajar ini berupa pilihan berganda berjumlah 20 soal. Item-itemtes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar ini diambil darimateri pelajaran IPS kelas 6.

Tes atau ujiandiadakan pada saat pretest dan posttest.Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuanuntuk mengetahui kemampuan awal dari kelompok penelitian. Sedangkan posttestatau tes akhir diberikan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok penelitian. Soal pretest dan posttest yang digunakanadalah soal yang sama, hal ini dilakukan dengan anggapan bahwa peningkatan hasil belajar siswaakan benar-benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama. Teknik pengumpulan data ini dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.7Pengembangan Instrumen

Data yang diperoleh dari hasil test setelah pembelajaran selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik statistika inferensial. Statistik analitik/inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk uji validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik.Menurut pendapat

Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:127) “…statistik analitik/inferensial merupakan

kelanjutan dari statistik deskriptif yang digunakan untuk menguji hipotesis dan persyaratan-persyaratannya, serta untuk keperluan generalisasi hasil penelitian”.


(35)

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kevalidan suatu alat ukur.Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah validitas empiris atau pengalaman.Arikunto (2008: 66) menyatakan bahwa sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman.Jenis validitas empirik yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi, karena sesuai dengan pendapat Arikunto (2008: 67) bahwa sebuah tes dikatakan memiliki konstruksi ababila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus. Cara mengetahui validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.Adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ }{ ∑ } (Arikunto, 2002: 72)

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua

variabelyang dikorelasikan N = Jumlah responden

X = Skor item tes Y = Skor responden


(36)

Menurut Sugiyono (2006:216) untuk dapat memberikan penafsiranterhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapatberpedoman pada tabel berikut:(Arikunto, 2002: 72)

Tabel 3.2

Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000

sangat rendah rendah

sedang kuat

sangat kuat

Setelah diperoleh koefisien korelasinya kemudian diuji juga

tingkatsignifikansinya dengan menggunakan rumust = r

,

dimana bilathitung>ttabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk = n-1, maka

soal tes tersebutvalid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas erat kaitannya dengan kepercayaan.Suatu tes dapat dikatakanmempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat dipercaya,konsisten atau stabil dan produktif. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperolehgambaran keajegan suatu instrumen penelitian yang


(37)

akan digunakan sebagai alatpengumpul data. Jadi, yang dipentingkan disini adalah ketelitiannya, sejauh manates atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scavia B. Anderson (Arikunto, 2008:87) menyatakan bahwa

“persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting.

Dalam hal inivaliditas lebih penting dan reliabilitas ini perlu, karena menyokongterbentuknya validitas.Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid.Sebaliknya, sebuah tes yang valid

biasanya reliabel”.

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown.Adapun rumus Spearman Brown adalah:

(Arikunto, 2008:93) Keterangan:

r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Menurut Arikunto (1998:173), interpretasi besar atau kecilnya koefisienreliabilitas dapat berpedoman pada tabel berikut :


(38)

Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas

Kriteria Tingkat Hubungan

0.8 ≤ r11≤ 1.0

0.6 ≤ r11< 0.8

0.4 ≤ r11< 0.6

0.2 ≤ r11< 0.4

0.0 ≤ r11< 0.2

sangat tinggi tinggi

cukup rendah

sangat rendah

Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu satu kelompok soal ganjil (X) dan satu kelompok soal genap (Y).Kemudian dihitungterlebih dahulu dengan menggunakan rumus Product Moment.Hasil korelasiantar skor dimasukkan kedalam rumus Spearman Brown dan hasilnyadiinterpretasikan kedalam tabel koefisien reliabititas.

c. Analisis Butir Soal

Taraf Kesukaran Soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab soal.Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indekskesukaran, yang mana digunakan rumus:


(39)

Keterangan:

P= Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar

N= Jumlah siswa seluruhnya

Menurut ketentuan, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagaiberikut: - soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

- soal dengan P = 0, 30 sampai 0,70 adalah soal sedang - soal dengan P = 0, 70 sampai 1,00 adalah soal mudah

d. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antarasiswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2008:211). Adapun rumus untuk mencaridaya beda adalah:

(Arikunto, 2008:213-214)

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar


(40)

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda menunjukkan kualitas soal yang sudah divalidasi danmerupakan bagian dari analisis butir soal. Dinyatakan Arikunto (2003:218)bahwa, “Butir -butir soal yang baik adalah -butir--butir soal yang mempunyaiindeks diskriminasi

0,4 sampai 0,7”. Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Kategori

Negatif – 0.00 0.00 – 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.70 0.71 – 1.00

Tidak baik Jelek (poor)

Cukup (satisfactory) Baik (good)

Baik sekali (excellent)

Soal yang mempunyai nilai negatif, sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2008:218).


(41)

3.8 Teknik Analisa Data

Data yang akan diolah adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes kemampuan siswa. Berikut adalah pengolahan data yang akan dilakukan.

3.8.1. Tes Hasil Belajar

Dalam penelitian ini, data skor tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar dan kemampuan siswa.Skor tes ini berasal dari nilai pretest dan posttest. Pengolahan data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pemberian Skor

Berikut adalah pedoman penskoran untuk pilihan ganda adalah : Penskoran tanpa ada koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumusnya sebagai berikut.

(dikti, 2011:1) Keterangan :

B = banyaknya butir yang dijawab benar N = adalah banyaknya butir soal


(42)

b. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik (Sudjana, 2005:219).

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis (Sudjana, 2005:219).

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data.Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui pengujian statistik mana yang tepat untuk digunakan. Jika data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal maka uji statistik non-parametrik yang digunakan

1) Uji Normalitas

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data.Pada penelitian ini digunakan Chi Kuadrat untuk menguji normalitas data.


(43)

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:

a) Hitung rata-rata untuk masing-masing kelas dengan rumus :

̅ ∑

(Sudjana, 2005:67)

Keterangan :

̅ = rata-rata

= jumlah semua harga x = jumlah data

b) Hitung standar deviasi untuk masing-masing kelas dengan rumus :

√∑ ̅

(Sudjana, 2005:93)

Keterangan :

= standard deviasi

̅ = rata-rata

= jumlah semua harga x = jumlah siswa

c) Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil. Rentang = data terbesar – data terkecil


(44)

d) Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan aturan Sturges, yaitu :

(Sudjana, 2005:47)

Keterangan :

K = banyak kelas n = jumlah siswa

e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :

(Sudjana, 2005:47)

Keterangan :

p = panjang kelas interval

f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.

g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus :


(45)

̅

(Ruseffendi,1998:294) Keterangan :

Z = batas nyata

= batas atas kelas interval = rata-rata

= simpangan baku untuk distribusi

i) Menentukan proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca table z dari nilai z yang diperoleh.

j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan jumlah siswa (n). (Ruseffendi, 1998:294)

k) Menentukan frekuensi ekspetasi (Fe) dengan cara mengurangi

fk yang ada diatasnya dengn fk yang berada tepat dibawahnya. (Ruseffendi, 1998:294)

l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi Kuadrat dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998:294)

Keterangan :

χ2

= Chi kuadrat

= Frekuensi observasi = Frekuensi ekspetasi


(46)

m) Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan taraf signifikansi pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi 0,01 dipilih karena pada umumnya untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2006: 76)

Jika diperoleh χ2

hitung< χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu,

maka sampel berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya berdistribusi normal maka kita gunakan uji statistik parametrik.Untuk menggunakan uji statistik parametrik yang tepat untuk digunakan diperlukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang homogen atau tidak. Rumus yang digunakan untuk menghitung homogenitas varians adalah sebagai berikut :


(47)

Setelah mendapatkan Fhitung, maka dibandingkan dengan Ftabel dengan

dk = n-1. Jika Fhitung< Ftabel, maka kedua sampel homogen.

Jika varians anatara kedua kelas homogen, berarti data gain kedua kelas tersebut terdistribusi normal dan memiliki varians homogen, maka uji parametrik yang bisa digunakan adalah uji t.

3) Uji t

Uji t dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian. Terdapat dua rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, diantaranya adalah separated varians :

̅ ̅ √

(Sudjana, 2005:239)

Akan tetapi, untuk bisa menghitung t dengan rumus Separated Varians, diperlukan s2 yaitu dengan menggunakan rumus :

(Sudjana, 2005:239)

Keterangan : t = Nilai t

̅ = Rata-rata nilai kelas eksperimen


(48)

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

s2 = Variansi

Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t

dengan taraf signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2.

Sesuai dengan kriteria pengujian, untuk uji hipotesis pretest, jika jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti kemampuan

pemecahan masalah kedua kelompok sama. Namun, untuk uji hipotesis posttest, jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan sebagai berikut :

Hasil perhitungan diinterprestasikan dengan menggunakan gain ternomalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai G Interpretasi

G > 0.7 Tinggi

0.3 ≤ G ≤ 0.7 Sedang


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.

2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan multimedia e-globe lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia e-globe.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar anatara siswa yang menggunakan multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan multimedia e-globe

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperolah, maka beberapa saran yang dapat ditemukan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan multimedia e-globe dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kels 6 semester 1 olehkarena itu, peneliti merekomendasikan kepada para guru kelas untuk menggunakan multimedia tersebut dalam kegiatan belajar mengajar.


(50)

2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan multimedia e-globe ini diharapkan dapat memperbaiki multimedia ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Agnew, P. W., Kellerman, A. S. & Meyer, M. J. (1996). Multimedia in the classroom. Boston: Allyn and Bacon.

Ali, mohamad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (2003). Educational research: an introduction (7th ed.). New York: Longman, Inc.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan membelajarkan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Herjanto, Budi. (2012). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam. Jurnal Kependidikan. ISSN : 2252-6390

Hurriyah, Nailatil. (2005). Pengembangan Media Komputer Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi untuk Siswa Kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 10, No. 2 : 63-76

Mulyadi, Ahmad Wisnu. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Cai Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.Skripsi Prodi Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(52)

Munir. (2008). Krikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan Page limited.

Sadiman, Arief S. (2006). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soenarto, Sunaryo. (2005). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif matakuliah tata hidang. Inotek: Jurnal inovasi dan aplikasi teknologi.Volume 9, Nomor 1, Februari 2005.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Surjono, Herman Dwi. (1995). Pengembangan computer assisted instruction (CAI) untuk pembelajaran elektronika [Versi elektronik]. Jurnal Kependidikan. No.2 (XXV): 95-106.

Sutopo, Ariesto Hadi . (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tan Seng Chee & Angela F. L. Wong (Eds.) (2003). Teaching and learning with technology: An asia-pacific perspective. Singapore: Prentice Hall.

Sukardjo. (2005). Evaluasi pembelajaran. Diktat mata kuliah evaluasi pembelajaran. Prodi TP PPs UNY. Tidak diterbitkan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Mardika, N. 2008. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata


(53)

(http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf, diakses pada tanggal 5 Juli 2010).

Yessica, Gugus F., Wawan Setiawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Volume 2, Nomor 2, ISSN : 1979-9264.


(1)

60

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol s2 = Variansi

Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2.

Sesuai dengan kriteria pengujian, untuk uji hipotesis pretest, jika jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti kemampuan pemecahan masalah kedua kelompok sama. Namun, untuk uji hipotesis posttest, jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan sebagai berikut :

Hasil perhitungan diinterprestasikan dengan menggunakan gain ternomalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

Nilai G Interpretasi

G > 0.7 Tinggi

0.3 ≤ G ≤ 0.7 Sedang


(2)

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Multimedia pembelajaran e-globe dapat dikembangkan menjadi multimedia yang tidak bergantung pada koneksi internet.

2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan multimedia e-globe lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia e-globe.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar anatara siswa yang menggunakan multimedia e-globe dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan multimedia e-globe

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperolah, maka beberapa saran yang dapat ditemukan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan multimedia e-globe dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kels 6 semester 1 olehkarena itu, peneliti merekomendasikan kepada para guru kelas untuk menggunakan multimedia tersebut dalam kegiatan belajar mengajar.


(3)

110

2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan multimedia e-globe ini diharapkan dapat memperbaiki multimedia ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agnew, P. W., Kellerman, A. S. & Meyer, M. J. (1996). Multimedia in the classroom. Boston: Allyn and Bacon.

Ali, mohamad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (2003). Educational research: an introduction (7th ed.). New York: Longman, Inc.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan membelajarkan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Herjanto, Budi. (2012). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam. Jurnal Kependidikan. ISSN : 2252-6390

Hurriyah, Nailatil. (2005). Pengembangan Media Komputer Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains Tentang Struktur Bumi untuk Siswa Kelas 5 SD Khadijah 1 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 10, No. 2 : 63-76

Mulyadi, Ahmad Wisnu. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Cai Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.Skripsi Prodi Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Munir. (2008). Krikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan Page limited.

Sadiman, Arief S. (2006). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soenarto, Sunaryo. (2005). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif matakuliah tata hidang. Inotek: Jurnal inovasi dan aplikasi teknologi.Volume 9, Nomor 1, Februari 2005.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Surjono, Herman Dwi. (1995). Pengembangan computer assisted instruction (CAI) untuk pembelajaran elektronika [Versi elektronik]. Jurnal Kependidikan. No.2 (XXV): 95-106.

Sutopo, Ariesto Hadi . (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tan Seng Chee & Angela F. L. Wong (Eds.) (2003). Teaching and learning with technology: An asia-pacific perspective. Singapore: Prentice Hall.

Sukardjo. (2005). Evaluasi pembelajaran. Diktat mata kuliah evaluasi pembelajaran. Prodi TP PPs UNY. Tidak diterbitkan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Mardika, N. 2008. Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata


(6)

(http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf, diakses pada tanggal 5 Juli 2010).

Yessica, Gugus F., Wawan Setiawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Volume 2, Nomor 2, ISSN : 1979-9264.