PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT.
PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
TAUFIK PERMANA 0907068
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
LEMBAR PENGESAHAN TAUFIK PERMANA
0907068
PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Mulyana M.Pd NIP: 197108041998021001
Pembimbing II
Sagitarius, M.Pd NIP: 196911132001121001
Mengetahui
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Program Latihan Simulasi Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Atlet Tarung Derajat” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
Taufik Permana NIM: 0907068
(4)
ABSTRAK
PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT
NAMA: TAUFIK PERMANA
Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu pemikiran bahwa aspek pelatihan mental sering terabaikan oleh pelatih-pelatih yang ada saat ini. Rasa percaya diri atlet dalam menghadapi suatu pertandingan adalah kunci untuk mencapai prestasi yang optimal, tentu tidak terlepas dari aspek fisik, teknik, taktik dan strategi. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan rasa percaya diri atlet dalam menghadapi pertandingan dengan menggunakan metode latihan simulasi yang terdiri dari test awal (pengisian angket), treatmen, dan test akhir (pengisian angket).
Dengan menggunakan metode eksperimen, penelitian ini melibatkan 12 orang atlet sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling atau sampel bertujuan. Penelitian ini dilakukan di Satlat Katapang Kabupaten Bandung.
Instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner percaya diri yang telah dimodifikasi sebelumnya, terdiri dari 52 butir pernyataan, dengan melakukan treatmen yang berupa latihan simulasi yang menyerupai pertandingan sebenarnya selama kurang lebih 6 minggu. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa program latihan simulasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung derajat.
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2009. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
(5)
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
A. BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang Masalah 1
2. Perumusan Masalah 5
3. Tujuan Penelitian 5
4. Manfaat Penelitian 6
5. Struktur Organisasi 6
B. BAB II LANDASAN TEORI 8
1. Pengertian Percaya Diri 8
2. Hakikat Latihan 16
3. Hakikat Latihan Simulasi 19
4. Hakikat Tarung Derajat 25
C. BAB III METODE PENELITIAN 30
1. Metode Penelitian 30
2. Pupulasi dan Sampel Penelitian 31
3. Desain Penelitian 32
4. Instrumen Penelitian 33
(6)
D. BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 45
1. Deskripsi Data 45
2. Pengujian Persyaratan Analisis 46
3. Pengujian Hipotesis 50
4. Diskusi Penemuan 51
E. BAB V KESIMPULAN dan SARAN 52
1. Kesimpulan 52
2. Saran 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 53
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket 34
Tabel 3.2 Skala Likert 35
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Percaya Diri 38 Tabel 4.1 Hasil penghitungan Skor, Rata-rata, Standar deviasi dan Variansi test
awal 45
Tabel 4.2 Hasil penghitungan Skor, Rata-rata, Standar deviasi dan Variansi test
akhir 45
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Test Awal 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Test Akhir 46
Tabel 4.5 Gain Test Awal dan Test Akhir 47
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Homogenitas 48
Tabel 4.7 Hasil Peningkatan Percaya Diri 48
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingakat Percaya Diri yang Optimal 11
Gambar 3.1 Desain Penelitian 32
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian 32
Gambar 4.1 Perbedaan Skor Test Awal dan Test Akhir 47
Gambar 4.2 Grafik peningkatan Percaya Diri 49
(9)
Kisi-kisi Angket 53
Angket Uji Coba 60
Hasil Uji Validitas 68
Angket yang Digunakan 77
Hasil Uji Normalitas Test Awal 82
Hasil Uji Normalitas Test Akhir 83
Hasil Uji Homogenitas 84
Hasil Uji Signifikansi 86
Dokumentasi Kegiatan 88
Form Penilaian 90
Program Latihan Simulasi 98
(10)
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dharma, Surya. (2008). Strategi pembelajaran dan pemilihannya. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Kependidikan Nasional. Gufron, N.M dan Risnawati, R.S (2010). Teori-teori Psikologi. Depok, Sleman,
Jogjakarta. ARR-RUZ MEDIA.
Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta:
C.V Tambak Kusuma.
Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, Rusli, & Komarudin. (2008). Psikologi olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Leman, Martin (2000). Membangun Rasa Percaya Diri Anak. Tersedia dari: http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri_ana k.html
Lie. (2003). Percaya Diri dalam Psikologi. Tersedia dari: http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html. Lutan, Rusli. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, Cholil,H dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI. Satriya, et al. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sasmojo, Saswinandi. (1988). Metodologi penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sudjana. (1990). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2013). Metode Penellitian Pendidikan. Bandung: C.V. Alfabeta
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2010). Simulasi. Tersedia dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi.
(11)
Witarto. (2008). Memahami Pengolahan Data. Tersedia dari: http://kuliah-apsi.blogspot.com/2008/09/memahami-pengolahan-data.html.
Wiryadi, Rita (1992). Percaya Diri Dalam Psikologi. Tersedia dari: http://masbow.com/2009/08percaya-diri-dalam-psikologi.html.
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tarung Derajat merupakan seni bela diri full body contact yang praktis dan efektif berasal dari Indonesia, Tarung derajat diciptakan dan dikembangkan oleh Achmad Dradjat melalui pengalamannya dari setiap pertarungan di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai pelatihan dasar oleh TNI Angkatan Darat. Tarung Derajat diajarkan dengan motto "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk", motto ini selalu dikumandangkan ketika sebelum berlatih dan setelah berlatih untuk meningkatkan semangat dan daya juang. Tarung Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam materi pelatihannya. Sebelum dikenal sebagai Tarung Derajat dulu beladiri ini dinamakan beladiri Boxer, tetapi setelah melalui beberapa pertimbangan beladiri Boxer itupun berganti nama menjadi Tarung Derajat, nama Tarung Derajat itupun memiliki makna yang berarti bertarung untuk derajat dan kehormatan sebagai manusia yang berhakikat. Menurut situs web resmi perguruan pusat Tarung Derajat (2007) yaitu:
Tarung Derajat itu adalah ilmu olahraga seni pembelaan diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak dan nurani secara realistis dan rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan lima unsur daya moral, antara lain yaitu : kekuatan-kecepatan-ketepatan-keberanian dan keuletan, yang melekat dengan dinamis dan agresif dalam suatu system ketahanan/pertahanan serta untuk digunakan terutama pada upaya pemeliharaan keselamatan, kesehatan, dan kesempatan hidup sebagai manusia yang berhakekat.
(13)
2
Dalam pertandingan beladiri, seorang atlet pasti pernah mengalami kegagalan dalam bertanding karena atlet tersebut tidak bisa memanfaatkan dan mengontrol perubahan emosi yang terjadi pada dirinya, atlet yang tidak bisa mengontrol emosi biasanya mudah dikendalikan oleh lawan dan gerakannya sangat mudah terbaca dan bahkan teknik teknik yang telah dilatih tidak bisa dipakai secara sempurna. Ketika atlet tersebut dihadapkan pada situasi yang dapat mengakibatkan emosinya seperti itu, atlet tersebut akan mengalami gejolak-gejolak mental seperti anxiety dan stres sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasinya.
Tujuan atau sasaran yang paling utama dalam proses latihan adalah untuk membantu atlet mencapai prestasi yang semaksimal mungkin dan usaha yang optimal yang dikerahkan oleh atlet tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Harsono (1988:100): “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu: (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, (d) latihan mental” begitu juga penapat bompa (2000) yang dikutip oleh satriya (2007: 49) bahwa faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi persiapan
fisik, teknik, taktik, kejiwaan (psikologi)”.
Berdasarkan pendapat di atas, dalam pertandingan seringkali dijumpai atlet yang berkemampuan bagus daripada lawannya tetapi atlet tersebut mengalami kekalahan pada pertandingan tersebut. Yang menjadi faktor penyebab kekalahanya ini menyangkut masalah mental yang mungkin kurang percaya diri terhadap kemampuannya, sehingga teknik yang dilakukan pada saat pertandingan itu mudah terbaca oleh lawan.
Kekalahan yang terjadi biasanya disebabkan antara lain karena kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Seorang petarung sering berhadapan kembali dengan lawan yang pernah mengalahkannya atau dikalahkannya pada pertandingan terdahulu, sehingga rasa takut mengulang kekalahan seperti yang dulu sering muncul, akibatnya rasa percaya dirinya berkurang. Kenyataan lapangan secara psikologis tersebut di atas sesuai dengan pernyatan Smith (1986) yang dikutip Nasution (2007: 2) bahwa: “stress yang di alami atlet timbul pada saat latihan, sebelum pertandingan, saat pertandingan, dan setelah pertandingan”.
(14)
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet diantaranya adalah mental. Masalah mental yang dialami oleh atlet seringkali ditunjukan dari perilaku atlet pada saat sebelum pertandinngan, pada saat pertandingan dan setelah pertandingan. Apabila pada saat sebelum pertandingan atau menjelang pertandingan atlet mengalami gejala stress seperti gelisah, dan cenderung melamun itu menandakan bahwa ada gejolak mental didalam diri atlet. Ketika dalam pertandingan atlet ragu-ragu dalam melakukan teknik yang telah dilatih itu akan sangat mempengaruhi terhadap penampilannya sehingga penampilannya tidak akan maksimal.
Apabila masalah ini dibiarkan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam terhadap prestasi atlet. Atlet yang dibina tidak akan penah mencapai peak performance sesuai yang diinginkan karena selain dia melawan musuhnya di arena pertandingan dia juga melawan dirinya sendiri.
Latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan kejiwaan merupakan aspek yang sangat penting dalam pencapaian prestasi maksimal atlet. Seorang atlet tidak hanya tergantung pada penguasaan fisik, teknik, taktik saja, tetapi pemantapan jiwa dalam latihan ketika bertanding pun sangat berpegaruh terhadap prestasi atlet.
Percaya diri atau self-confidence dapat dikatakan sangat penting bagi seorang atlet khususnya bagi atlet Tarung Derajat dalam menghadapi suatu pertandingan. Pernyataan Weinberg (1995) yang dikutip Ibrahim dan Komarudin (2007: 83) memberikan definisi bahwa: “confidence as the belief that you can succesfully perform a desired behavior.” Artinya percaya diri adalah kepercayaan bahwa diri anda bisa menampilkan keberhasilan sesuai denga perilaku yang diinginkan. Agar self-confidence tersebut dapat dimiliki oleh petarung dengan baik, salah satu upaya yang harus dilakukan seorang atlet dengan bimbingan pelatihnya ialah melakukan latihan mental. Karena atlet juga merupakan manusia biasa yang bukan hanya memiliki raga (fisik), tetapi juga memiliki jiwa dan emosi (mental).
(15)
4
Latihan mental dapat memberikan perngaruh yang positif terhadap rasa tegang atlet yang timbul jika akan berhadapan dengan pertandingan. Teknik pereda ketegangan menurut (Harsono 1988: 283) adalah: 1) teknik jackobson dan schultz, 2) teknik cratty, 3) teknik progressive muscle relaxation dari jackobson, 4) teknik autogenic relaxation, 5) latihan pernafasan dalam (deep breathing), 6) meditasi, 7)berfikir positif, 8) visualisasi, 9) latihan simulasi.
Bentuk latihan mental di atas dapat bermanfaat untuk pengendalian diri, penguasaan emosi, peningkatan percaya diri, meningkatkan prestasi dalam penampilan, dan untuk mencapai prestasi atlet yang setinggi-tingginya. Ketika seorang atlet meragukan kemampuan akan keberhasilan dirinya sendiri atau mengharapkan apa yang disebut “a self-fulfilling prophesty” yaitu segala yang diharapkan terjadi secara nyata. Begitupun ketika atlet memiliki rasa percaya diri
yang berlebihan atau “over confidence” yang selalu menganggap enteng lawannya dan selalu merasa tidak terkalahkan maka akan berakibat tidak menguntungkan
bahkan bisa menimbulkan “zeigarnik effect” atau penampilan yang berakibat kegagalan (Ibrahim dan Komarudin, 2007: 81).
Upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet, latihan menggunakan teknik latihan simulasi (simulation training). Latihan simulasi adalah: suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan disekelilingnya (state of affairs)”. Sedangkan simulasi menurut Dharma (2008: 22) adalah: “berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan cara menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.”
Beberapa keuntungan yang dihasilkan dari latihan simulasi. Dharma (2008: 22) mengungkapkan sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2. Dapat membangkitkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
(16)
5
4. Memperkaya pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang latihan simulasi terhadap percaya diri atlet tarung bebas pada cabang olahrag Tarung Derajat. Hal ini dilakukan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh latihan simulasi bisa membantu atlet mencapai prestasi terbaik dengan cara membayangkan situasi latihan menjadi pertandingan yang sesungguhnya, sehingga pada saat pertandingan yang sebenarnya atlet sudah terbiasa dengan situasi maupun kondisi yang seperti itu.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan pertanyaan penelitiannya sebagai berikut “Apakah program latihan simulasi dapat
mempengaruhi rasa percaya diri atlet dalam cabang olahraga Tarung Derajat?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet dalam menghadapi pertandingan.
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan rasa percaya diri atlet setelah diterapkannya latihan simulasi (simulation training) pada cabang olahraga Tarung Derajat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan berdampak positif dan dapat berguna secara:
1. Teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakatt dan lembaga-lembaga olahraga mengenai pengaru latihan simulasi terhadap peningkatan percaya diri atlet, khususnya atlet tarung bebas pada
(17)
6
b. Dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi masyarakat maupun lembaga-lembaga olahraga, khususnya cabang olahraga Tarung Derajat. 2. Praktis
a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pelatih khususnya cabang olahraga Tarung Derajat. Sebagai suatu informasi, tentang latihan simmulasi (simulation training)
b. Apabila hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, maka latihan simulasi ini dapat diterapkan dalam proses pelatihan untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet.
E. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pennyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang akan diuraikan berdasarkan struktur organisasi sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang rasa percaya diri,latihan, tarung derajat, dan metode latihan simulasi (simulation training).
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas mengenai metode dan teknik pengumpulan data, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
(18)
7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan.
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang akan dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Terdapat beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk menjawab suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara variabel.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik angket atau kuisioner, mengenai kuisioner Arikunto (2010: 194) menjelaskan: “Kuisioner adalah sejumlah pertayaan tertulisyang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”
Lebih lanjut mengenai beberapa keuntungan kuesioner dijelaskan oleh Arikunto (2010: 195).
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak perlu malu-malu menjawab.
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
(20)
31
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam proses penelitian dibutuhkan suatu sumber data agar memudahkan proses penelitian. Pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Tarung Derajat satlat katapang Kabupaten Bandung yang berjumlah 78 orang. Diambil hanya tingkatan kurata IV keatas karena pada tingkatan ini penguasaan tekhnik bertarung setiap atlet dianggap sudah layak.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini tidak semua anggota pupolasi dijadikan sebagai sumber data, tetapi hanya sebagian populasi yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 12 orang yang hanya akan mengikuti pertandingan yaitu sebanyak 12 nomor pertandingan. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah memakai teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan menurut Arikunto (2010: 183) adalah: “Mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu.”
C.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan yang disusun secara sederhana dan efisien guna mengambil kesimpulan serta melakukan analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang digunakan dalam desain penelitian adalah sistematis dan sesuai dengan 62prosedur penelitian. Seperti pada gambar 3.1 berikut :
(21)
32
T0 X T1
Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Gambar 3.1
(Sumber: Moh. Nazir, 2002: 231)
Keterangan :
T0 dan T1 : Tes awal / tes akhir (pengisian angket) X: Perlakuan (latihan simulasi)
Untuk memudahkan pelaksaan penelitian ini langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut
Gambar 3.2 Alur penelitian
Gambar 3.2
Langkah-langkah penelitian
D. Instrument Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai pengumpul datanya.
Populasi
Pengolahan Data Tes Ahir (Angket) Perlakuan (Latihan Simulasi)
Tes Awal (Anngket)
Kesimpulan Sampel
(22)
33
Dalam penelitian ini dipergunakan kuisioner berstruktur , karena dalam pelaksanaan dan pemberiann skor kuisioner berstruktur bersifat langsung dan hasilnyapun langsung mengarah kepada analisis. Kuisioner ini akan diberikan kepada atlet Tarung Derajat secara bersama-sama pada saat kegiatan latihan yang diadakan setiap 3 kali seminggu di satlat (satuan latihan) Katapang.
Dalam penelitian ini penggunaan angket dijabarkan sebagai berikut: (1) Dipandang dari cara menjawab yaitu menggunakan kuisioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (2) Dipandang dari cara menjawab yaitu menggunakan kuisioner langsung, responden menjawab tentang dirinya (3) Dipandang dari bentuknya yaitu menggunakan kuisioner check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai (Arikunto, 2010: 195).
Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui komponen, sub komponen, indikator, dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan itu merupakan gambaran tentang pengaruh latihan simulasi terhadap peningkatan rasa percaya diri.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan angket serta jawaban yang tersedia, maka responden hannya diperkenankan untuk menjawab salah satu altenatif jawaban. Jawaban dipilih oleh responden didasarkan pada pendapatnnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Agar pennyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah dalam penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Kisi-kisi Angket
Untuk mempermudah dalam menyusun angket sebelumnya harus menyusun kisi-kisi angket terlebih dahulu. Kisi-kisi angket itu sendiri terdiri dari komponen, sub komponen indikator-indikator yang nantinya dikembangkangkan menjadi beberapa pertanyaan baik pertanyaan positif atau pertannyaan negatif.
(23)
34
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Percaya Diri (Sumber: Sugiyono, 2013: 150)
Variabel Aspek Indikator
Percaya Diri
Faktor Internal Berfikir positif
Berani mengambil resiko Bertanggung jawab
Mampu mengatasi masalah Menetapkan tujuan
Mampu mengendalikan emosi
Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan sendiri
Percaya dengan kemampuan sendiri Konsentrasi
Tidak takut gagal Tidak merasa tegang Memiliki motivasi
Merasa setara dengan orang lain Tidak merasa cemas
Faktor Eksternal Adanya dukungan dari orang tua Adanya dukungan dari teman Adanya dukungan dari pelatih Pengalaman dalam bertanding Riuh gemuruh sorakan penonton Sekitar arena pertandingan
Keadaan cuaca pada saat pertandingan Keputusan wasit atau juri
(24)
35
b. Penyusunan Angket
Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi tersebut, selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun suatu pertanyaan yang akan disebarkan dalam bentuk kuisioner atau angket. Mengenai jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Sugiiyono (2007: 134) menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Mengenai skala Likert juga dijelaskan oleh Nazir (2005: 338) bahwa:
Sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral, dan rangking lain diantara dua sikap yang pasti di atas. Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif maupun pertanyaan negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak ada pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Kuestioner menggunakan skala likert untuk mengetahui jawaban responden atas pernyataan yang diajukan.Alternatif jawaban menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. seperti pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.2 Skala Likert
(Sumber: Sugiyono, 2013: 136)
NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif 1.
2. 3. 4. 5.
SS (Sangat Setuju) S (Setuju)
R (Ragu-ragu) TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
(25)
36
Penyusunan pertanyaan-pertanyaan tidak dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus bertolak ukur dari penjelasan Likert dalam Nazir (2005: 205) sebagai berikut:
a. Jangan gunakan Perkataan-perkataan sulit.
b. Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum. c. Hindarkan pertanyaan yang mendua arti (ambiguous). d. Jangan gunakan kata yang samar-samar.
e. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. f. Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi. g. Jangan membuat pertanyaan yang memalukan responden. h. Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan.
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menyusun suatu pertanyaan dalam angket harus bersifat jelas, singkat dan terarah serta tidak memiliki tafsiran ganda.
c. Uji Coba Instrument
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket tersebut. Untuk keperluan uji coba digunakan kelompok sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sanpel yang sebenarnya. Sampel uji coba tersebut adalah atlet dari satlat soreang sebanyak 14 orang. Uji angket ini dilaksanakan pada tanggal 13 juni 2013di GOR KONI Soreang Kab. Bandung
Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen adalah sebagai berikut:
1) Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan skor terendah.
2) Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% responden yang memperoleh skor rendah.
3) Kelompok responden yang memiliki skor tinggi dapat disebut kelompok atas dan kelompok responden yang memiliki skor rendah disebut kelompok bawah.
4) Mencari nilai rata-rata ( ̅ ) setiap butir pertanyaan kelompok atas dan nilai rata-rata ( ̅ ) setiap butir kelompok bawah dengan rumus berikut:
(26)
37
̅
̅ : Nilai rata-rata yang dicari : Jumlah skor
: Jumlah responden
5) Mencari simpangan baku (S) setiap butir pertanyaan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
S = √ ̅
S : simpangan baku yang dicari
̅ : jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n-1 : jumlah sampel dikurangu satu
6) Mencari variansi ( S2 ) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan:
S2 : variansi gabungan
S1 : simpangan baku kelompok satu S2 : simpangan baku kelompok dua n : sampel
7) Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai berikut:
̅ ̅ √
(27)
38
Keterangan :
̅ : rata-rata kelompok satu ̅ : rata-rata kelompok dua
S1 : simpangan baku kelompok satu S2 : simpangan baku kelompok dua n : sampel
8) Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel dalam taraf nyata 0.1 atau dengan tingkat kepercayaan 90%. Instrumen ini memiliki tingkat kebebasan n-2 = 14-2 = 12, nilai t-tabel menunjukan harga 1.356. Sebuah pertanyaan tes dinyatakan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel, jika t-hitung lebih kecil dari tabel maka pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Hasil uji validitas butir angket pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.3
Data Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Penelitian Percaya Diri Butir Soal Jumlah
Sampel
Jumlah Skor
t tabel t hitung Keterangan
1 14 60 1.36 1.2247 Tidak valid
2 14 58 1.36 0.7746 Tidak valid
3 14 55 1.36 3.3627 Valid
4 14 48 1.36 4 Valid
5 14 56 1.36 3.3717 Valid
6 14 60 1.36 3.7947 Valid
7 14 56 1.36 1.3587 Tidak valid
8 14 65 1.36 1.633 Valid
9 14 54 1.36 0.853 Tidak valid
10 14 51 1.36 2.8098 Valid
11 14 56 1.36 2.0381 Valid
12 14 57 1.36 1.1206 Tidak valid
13 14 61 1.36 1.5323 Valid
14 14 56 1.36 1.0954 Tidak valid
15 14 57 1.36 3.3627 Valid
16 14 63 1.36 1.633 Valid
17 14 63 1.36 2.3238 Valid
18 14 60 1.36 3.7947 Valid
(28)
39
20 14 61 1.36 1.8371 Valid
21 14 60 1.36 1.8464 Valid
22 14 60 1.36 3.1334 Valid
23 14 70 1.36 -1.4142 Tidak valid
24 14 65 1.36 2.4495 Valid
25 14 60 1.36 0.6325 Tidak valid
26 14 60 1.36 1.633 Valid
27 14 59 1.36 0.866 Tidak valid
28 14 59 1.36 1.8974 Valid
29 14 63 1.36 0.7071 Tidak valid
30 14 38 1.36 0.4736 Tidak valid
31 14 42 1.36 -1.589 Tidak valid
32 14 48 1.36 0.866 Tidak valid
33 14 65 1.36 2.4495 Valid
34 14 51 1.36 0.7385 Tidak valid
35 14 59 1.36 3.0619 Valid
36 14 63 1.36 4.6476 Valid
37 14 56 1.36 1.3587 Tidak valid
38 14 56 1.36 3.0984 Valid
39 14 56 1.36 1.8974 Valid
40 14 58 1.36 -0.961 Tidak valid
41 14 52 1.36 1.633 Valid
42 14 59 1.36 4.0825 Valid
43 14 58 1.36 0.8528 Tidak valid
44 14 43 1.36 -1.365 Tidak valid
45 14 46 1.36 -0.739 Tidak valid
46 14 53 1.36 4.1586 Valid
47 14 62 1.36 1.4771 Valid
48 14 64 1.36 3.4641 Valid
49 14 54 1.36 1.4142 Valid
50 14 46 1.36 0.8944 Tidak valid
51 14 49 1.36 2.1004 Valid
52 14 54 1.36 0.5657 Tidak valid
53 14 61 1.36 3.5355 Valid
54 14 53 1.36 2.5981 Valid
55 14 53 1.36 0.4082 Tidak valid
56 14 60 1.36 1.2247 Tidak valid
57 14 55 1.36 3.6927 Valid
58 14 54 1.36 0 Tidak valid
59 14 56 1.36 1.3587 Tidak valid
60 14 36 1.36 0.5443 Tidak valid
61 14 55 1.36 0.6076 Tidak valid
62 14 57 1.36 0.5941 Tidak valid
(29)
40
64 14 40 1.36 1.1239 Tidak valid
65 14 54 1.36 2.9394 Valid
66 14 62 1.36 4.6476 Valid
67 14 53 1.36 2.0135 Valid
68 14 38 1.36 0 Tidak valid
69 14 57 1.36 1.8974 Valid
70 14 55 1.36 0.7746 Tidak valid
71 14 55 1.36 4.1586 Valid
72 14 68 1.36 5.1075 Valid
73 14 52 1.36 2.2413 Valid
74 14 60 1.36 5.1962 Valid
75 14 52 1.36 1.4142 Valid
76 14 58 1.36 3.266 Valid
77 14 55 1.36 3.9337 Valid
78 14 53 1.36 1.2607 Tidak valid
79 14 49 1.36 0.3573 Tidak valid
80 14 63 1.36 8.4853 Valid
81 14 49 1.36 0.3136 Tidak valid
82 14 60 1.36 3 Valid
83 14 56 1.36 2.3764 Valid
84 14 61 1.36 4.7556 Valid
85 14 52 1.36 0.7385 Tidak valid
86 14 57 1.36 3.6927 Valid
87 14 55 1.36 0.5 Tidak valid
88 14 56 1.36 4.2426 Valid
89 14 42 1.36 0 Tidak valid
90 14 58 1.36 2.3842 Valid
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukan bahwa butir angket yang berjumlah 90 butir soal terdapat 38 butir soal yang tidak valid,sehingga tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data, dan sisanya berjumlah 52 butir soal yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dan siap untuk disebarkan sesuai dengan rencana penyebaran angket yang telah dijadwalkan sebelumnnya.
d. Pelaksanaan Pennyebaran Angket
Setelah menguji validitas tiap butir soal dan telah diketahui validitasnya maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis menyebarkan angket tesebut kepada sampel penelitian yang
(30)
41
berjumlah 12 atlet. Penulis melakukan test awal pada hari selasa 25 juni 2013 di Kawah Braja Mantara Kabupaten Bandung tempat dimana para atlet berlatih.
e. Tempat dan Waktu Latihan
Setelah penulis menyebar angket (test awal), selanjutnya penulis mulai melaksanakan program latihan simulasi yang dilaksanakan kurang lebih 6 minggu. Satojo (1988: 48) menjelaskan bahwa:
Mengenai masalah trek latihan tiap minggunya program De Corme dan Watkin adalah 4 kali per minggu, tetapi para pelatih dewasa ini per minggunya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih.
Dari penjelasan di atas, maka penulis melaksanakan program latihan simulasi ini setiap minggu selama 6 minggu dan dilaksanakan di Satlat Katapang Kabupaten Bandung, mulai dari test awal (pre test), perlakuan (treatment), dan test akhir (post test).
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan juni sampai bulan juli dengan rincian sebagai berikut.
a. Test awal dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 juni 2013 jam 15.30 WIB
b. Perlakuan dilaksanakan mulai hari minggu tangggal 30 juni dan 7 juli 2013 pada jam 08.00 – 10.30 pagi hari dan minggu-minggu selanjutnya proses latihan dilaksanakan pada jam 19.30 - 21.30 karena bertepatan dengan bulan ramadhan dan untuk mengoptimalkan proses latihan maka latihan di mundurkan waktunya.
c. Test akhir dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 juli 2013 jam 19.30 – selesai.
(31)
42
d. Pelaksanaan pengumpulan data 1. Pelaksanaan
a. Penulis menjelaskan tata cara pengisian angket dengan benar b. Penulis membagikan angket
c. Pengisian angket oleh sampel sebelum memulai latihan d. Angket dikumpulkan dan dihitung skor dari tiap butir soal 2. Penelitian
a. Latihan simulasi setiap satu minggu satu kali selama 6 minggu 3. Peralatan yang digunakan
a. Alat tulis b. Balloint c. Angket d. Stopwatch e. Peralatan tarung f. Form penilaian tarung g. Lonceng
E. Prosedur Pengolahan Data
Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan berorientasi kepada pengujian hipotesis melalui uji kebermaknaan korelasi. Pengujian hipotesis penelitian ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan simulasi terhadap peningkatan percaya diri atlet Tarung Derajat.
Agar analisis berjalan dengan lancar maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkannya kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memastikan keabsahan pengisian angket tersebut. Mungkin saja dalam pengisian angket responden tidak mengisi salah satu butir soal atau responden mengisi lebih dari dua alternatif jawaban.
(32)
43
2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Pertanyaan positif : SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1 b. Pertanyaan negatif : SS=1, S=2, R=3, TS=4, STS=5 3. Mengelompokan setiap butir pernyataan
4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden 5. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok
6. Menghitung simpangan baku 7. Menguji variansi
8. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors, hal ini dilakukan karena dalam skripsi ini hanya terdapat satu variabel, dan hanya menggunakan sampel yang sedikit. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (1996: 46):
Z = ̅
9. Uji Homogenitas dengan rumus: F =
10.Uji Signifikansi peningkatan hasil latihan dan perbedaannya menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t = ̅ √ ⁄ Keterangan:
t :nilai kritis untuk uji signifikansi beda ̅ : rata-rata beda
: simpangan baku beda n : sampel
(33)
44
11. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Latihan simulasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung Derajat
Ha : Latihan simulasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung Derajat
(34)
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistika mengenai program latihan simulasi dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri atlet Tarung derajat, maka penulis
menarik kesimpulan bahwa: “Terdapat pengaruh yang signifikan latihan simulasi
terhadap peningkatan percaya diri atlet Tarung derajat.” B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang ditempuh, serta hasil kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian, penulis ingin menyampaikan saran kepada para pelatih Tarung derajat yang kiranya dapat mengembangkan kemampuan atlet binaannya.
1. Bagi para pelatih disarankan untuk menggunakan latihan simulasi karena latihan simulsi dapat menigkatkan rasa percaya diri atlet.
2. Bagi para atlet harus lebih banyak mengikuti latihan simulasi pertandingan guna menambah jam terbang dalam bertanding sehingga dapat lebih memahami situasi dan kondisi di suatu pertandingan sebenarnya.
3. Bagi PB KODRAT disarankan agar lebih banyak melakukan latian simulasi sebelum menghadapi even atau kejuaraan-kejuaraan yang akan dihadapi agar atlet yang dibina dapat meraih prestasi yang maksimal. 4. Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut
dengan jumlah sampel yang lebih banyak, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian yang penulis lakukan.
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dharma, Surya. (2008). Strategi pembelajaran dan pemilihannya. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Kependidikan Nasional. Gufron, N.M dan Risnawati, R.S (2010). Teori-teori Psikologi. Depok, Sleman,
Jogjakarta. ARR-RUZ MEDIA.
Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta:
C.V Tambak Kusuma.
Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, Rusli, & Komarudin. (2008). Psikologi olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Leman, Martin (2000). Membangun Rasa Percaya Diri Anak. Tersedia dari: http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri_ana k.html
Lie. (2003). Percaya Diri dalam Psikologi. Tersedia dari: http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html. Lutan, Rusli. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Nazir. (2002). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nurhasan, Cholil,H dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI. Satriya, et al. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sasmojo, Saswinandi. (1988). Metodologi penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sudjana. (1990). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
(36)
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2010). Simulasi. Tersedia dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi.
Witarto. (2008). Memahami Pengolahan Data. Tersedia dari: http://kuliah-apsi.blogspot.com/2008/09/memahami-pengolahan-data.html.
Wiryadi, Rita (1992). Percaya Diri Dalam Psikologi. Tersedia dari: http://masbow.com/2009/08percaya-diri-dalam-psikologi.html.
(1)
d. Pelaksanaan pengumpulan data 1. Pelaksanaan
a. Penulis menjelaskan tata cara pengisian angket dengan benar b. Penulis membagikan angket
c. Pengisian angket oleh sampel sebelum memulai latihan d. Angket dikumpulkan dan dihitung skor dari tiap butir soal 2. Penelitian
a. Latihan simulasi setiap satu minggu satu kali selama 6 minggu 3. Peralatan yang digunakan
a. Alat tulis b. Balloint c. Angket d. Stopwatch e. Peralatan tarung f. Form penilaian tarung g. Lonceng
E. Prosedur Pengolahan Data
Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan berorientasi kepada pengujian hipotesis melalui uji kebermaknaan korelasi. Pengujian hipotesis penelitian ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan simulasi terhadap peningkatan percaya diri atlet Tarung Derajat.
Agar analisis berjalan dengan lancar maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkannya kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memastikan keabsahan pengisian angket tersebut. Mungkin saja dalam pengisian angket responden tidak mengisi
(2)
43
2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Pertanyaan positif : SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1 b. Pertanyaan negatif : SS=1, S=2, R=3, TS=4, STS=5 3. Mengelompokan setiap butir pernyataan
4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden 5. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok
6. Menghitung simpangan baku 7. Menguji variansi
8. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors, hal ini dilakukan karena dalam skripsi ini hanya terdapat satu variabel, dan hanya menggunakan sampel yang sedikit. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (1996: 46):
Z = ̅
9. Uji Homogenitas dengan rumus: F =
10.Uji Signifikansi peningkatan hasil latihan dan perbedaannya menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t = ̅ √ ⁄ Keterangan:
t :nilai kritis untuk uji signifikansi beda ̅ : rata-rata beda
: simpangan baku beda n : sampel
(3)
11. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Latihan simulasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung Derajat
Ha : Latihan simulasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung Derajat
(4)
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistika mengenai program latihan simulasi dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri atlet Tarung derajat, maka penulis menarik kesimpulan bahwa: “Terdapat pengaruh yang signifikan latihan simulasi terhadap peningkatan percaya diri atlet Tarung derajat.”
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang ditempuh, serta hasil kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian, penulis ingin menyampaikan saran kepada para pelatih Tarung derajat yang kiranya dapat mengembangkan kemampuan atlet binaannya.
1. Bagi para pelatih disarankan untuk menggunakan latihan simulasi karena latihan simulsi dapat menigkatkan rasa percaya diri atlet.
2. Bagi para atlet harus lebih banyak mengikuti latihan simulasi pertandingan guna menambah jam terbang dalam bertanding sehingga dapat lebih memahami situasi dan kondisi di suatu pertandingan sebenarnya.
3. Bagi PB KODRAT disarankan agar lebih banyak melakukan latian simulasi sebelum menghadapi even atau kejuaraan-kejuaraan yang akan dihadapi agar atlet yang dibina dapat meraih prestasi yang maksimal. 4. Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut
dengan jumlah sampel yang lebih banyak, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian yang penulis lakukan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dharma, Surya. (2008). Strategi pembelajaran dan pemilihannya. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Kependidikan Nasional. Gufron, N.M dan Risnawati, R.S (2010). Teori-teori Psikologi. Depok, Sleman,
Jogjakarta. ARR-RUZ MEDIA.
Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta:
C.V Tambak Kusuma.
Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, Rusli, & Komarudin. (2008). Psikologi olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Leman, Martin (2000). Membangun Rasa Percaya Diri Anak. Tersedia dari: http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri_ana k.html
Lie. (2003). Percaya Diri dalam Psikologi. Tersedia dari: http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html. Lutan, Rusli. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Nazir. (2002). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nurhasan, Cholil,H dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI. Satriya, et al. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sasmojo, Saswinandi. (1988). Metodologi penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
(6)
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2010). Simulasi. Tersedia dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi.
Witarto. (2008). Memahami Pengolahan Data. Tersedia dari: http://kuliah-apsi.blogspot.com/2008/09/memahami-pengolahan-data.html.
Wiryadi, Rita (1992). Percaya Diri Dalam Psikologi. Tersedia dari: http://masbow.com/2009/08percaya-diri-dalam-psikologi.html.