EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE SEMPOA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PSIKOMOTOR SISWA.

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE SEMPOA DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PSIKOMOTOR SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ILIS NURFITRIANI NIM : 0903577

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA


(2)

Ilis Nurfitriani, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE SEMPOA DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PSIKOMOTOR SISWA

Oleh Ilis Nurfitriani

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ilis Nurfitriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Ilis Nurfitriani, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE SEMPOA DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PSIKOMOTOR SISWA

ABSTRAK

Rendahnya keterampilan operasi hitung perkalian siswa SDN Mandalawangi disebabkan karena pembelajaran matematika kurang menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Untuk meningkatkan psikomotor siswa dilakukan eksperimen dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mandalawangi. Lokasinya terletak di Desa Lengkongbarang, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen,

nonequivalent multiple groups pretest-posttest design dengan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Untuk mengumpulkan data, penelitian menggunakan teknik tes dan non tes. Untuk teknik tes dilakukan pretest-posttest sebelum dan sesudah pembelajaran. Sedangkan untuk teknik non tes dilakukan observasi selama pembelajaran berlangsung dan dilakukan wawancara setelah pembelajaran selesai. Data pretest, posttest, dan observasi yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diolah dan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui perbedaan peningkatan psikomotor siswa yang menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa dapat meningkatkan psikomotor siswa dan juga dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian siswa karena pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif, yaitu hasil pretest, posttest, dan observasi. Nilai rata-rata hasil pretest pada masing-masing kelas eksperimen yaitu 56,33 untuk kelas jarimatika dan 54,67 untuk kelas sempoa. Nilai rata-rata hasil posttest pada masing-masing kelas eksperimen yaitu 90,67 untuk kelas jarimatika dan 73,67 untuk kelas sempoa. Sedangkan nilai rata-rata hasil observasi psikomotor pada masing-masing kelas eksperimen yaitu 21,00 untuk kelas jarimatika dan 16,00 untuk kelas sempoa. Peningkatan psikomotor yang diperoleh adalah keterampilan siswa dalam menggunakan alat bantu, yaitu ketepatan formasi alat bantu dengan soal, operasi hitung, dan jawaban soal. Namun dari hasil penelitian terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan operasi hitung perkalian siswa di kelas jarimatika dan di kelas sempoa. Siswa yang pembelajarannya menggunakan metode jarimatika psikomotornya (keterampilannya) lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode sempoa Hal tersebut menunjukkan bahwa metode jarimatika sangat efektif digunakan dalam meningkatkan psikomotor siswa untuk keterampilan berhitung perkalian.


(5)

EFFECTIVENESS OF USE METHOD JARIMATIKA AND METHODS ABACUS IN EFFORTS TO IMPROVE

PSYCHOMOTOR STUDENT

ABSTRACT

The low skill arithmetic operations of multiplication students SDN Mandalawangi due to mathematical learning about using learning methods are varied. To improve the psychomotor students' is done experiments with using method Jarimatika and methods abacus. The research was conducted in SDN Mandalawangi. Its location is situated in Desa Lengkongbarang, Subdistrict Cikatomas, regency Tasikmalaya. The method used in this study is the method of quasi-experimental, nonequivalent multiple groups pretest-posttest design with quantitative and qualitative approaches. To collect the data, the study uses techniques tests and non-test. For engineering tests conducted pretest-posttest before and after learning. As for the technique of non-test conducted observations during the learning takes place and conducted interviews after the study is completed. Data pretest, posttest, and observations were collected, further processed and analyzed quantitatively to determine the differences increased psychomotor students using methods Jarimatika and methods abacus. The results showed that the study of mathematics by using methods Jarimatika and methods abacus can improve psychomotor students and also can improve the ability of arithmetic operations of multiplication students for learning math more interesting and fun. This is shown in the results of quantitative and qualitative research, the results of the pretest, posttest, and observation. The average value of the results of the pretest in each experiment class is 56.33 for class Jarimatika and 54.67 for classroom abacus. Average value results posttest on respectively experiment class namely 90.67 for class Jarimatika and 73.67 for class abacus. While the average value of the observation psychomotor in each class experiment is 21.00 for class Jarimatika and 16.00 for classroom abacus. Increase in psychomotor which obtained is skill students' in using tool assistive, namely exactness formations aids with matter of, operation count, and answers matter of. However, from the results of the study shows that there are significant differences between operating skills count multiplication of students in the class Jarimatika and in the classroom abacus. Students are learning to use the method Jarimatika psikomotornya (skills) higher than students whose learning using an abacus It shows that the method Jarimatika very effectively used in improving psychomotor students for numeracy skills multiplication.


(6)

Ilis Nurfitriani, 2013

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Pernyataan tentang Keaslian Skripsi

Kata Pengantar ... i

Ucapan Terimakasih... ii

Abstrak ... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

1. Identifikasi dan Analisis Masalah ... 3

2. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Metode Mengajar ... 8

2. Metode Jarimatika ... 9

a. Sejarah Metode Jari Tangan ... 9

b. Penggunaan Metode Jarimatika pada Perkalian Mata Pelajaran Matematika ... 11

c. Perkalian Jari Tangan Bilangan Satuan ... 12

d. Perkalian Jari Tangan Bilangan Puluhan ... 14

e. Kombinasi Model Perkalian... 20

3. Metode Sempoa ... 22

a. Pengertian Sempoa ... 22

b. Sejarah Sempoa ... 22

c. Bagian-bagian Sempoa ... 25

d. Angka-angka pada Sempoa ... 26

e. Istilah pada Sempoa ... 27

f. Keunggulan Metode Sempoa ... 28


(7)

a. Pengertian Psikomotor ... 28

b. Pembelajaran Psikomotor ... 31

c. Macam-macam Pembelajaran Motorik ... 33

d. Konsep Pembelajaran Motorik di Sekolah ... 34

e. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor ... 34

f. Penggunaan Metode Jarimatika dan Metode Sempoa untuk Meningkatkan Psikomotor Siswa ... 35

B. Kerangka Pemikiran ... 37

C. Anggapan Dasar ... 37

D. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 39

B. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

C. Desain Penelitian ... 40

D. Metode Penelitian ... 41

E. Variabel Penelitian ... 42

F. Definisi Operasional ... 42

G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 45

H. Teknik Pengumpulan Data ... 47

I. Analisis Data Uji Coba Instrumen ... 47

J. Teknik Pengolahan Data ... 53

K. Prosedur Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Hasil Penelitian Data Kuantitatif ... 59

1. Analisis Data Pretest ... 59

2. Analisis Data Posttest ... 61

3. Analisis Data Kualitas Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung ... 63

B. Hasil Penelitian Data Kualitatif ... 66

1. Analisis Lembar Observasi ... 66

2. Analisis Data Hasil Observasi Psikomotor Ditinjau dari Kelompok Rendah, Sedang, dan Tinggi ... 68

3. Analisis Data Hasil Observasi Ditinjau dari Aspek Psikomotor... 70

4. Analisis Hasil Wawancara ... 80

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB V PENUTUP ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Ilis Nurfitriani, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dasar rumus kombinasi model perkalian ... 20

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Multiple Groups Pretest- Posttest Design ... 40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Tes Tulis ... 45

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi ... 46

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Respon Siswa ... 47

Tabel 3.5 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 48

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Butir Soal... 49

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes ... 49

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 50

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 50

Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 51

Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ... 51

Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Analisis Pola Jawaban Soal ... 52

Tabel 3.13 Kategori n-gain ... 55

Tabel 3.14 Analisis Statistik Uji Hipotesis ... 55

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Data Pretest... 60

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretest ... 60

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretest... 60

Tabel 4.4 Uji Perbandingan Dua Rata-Rata Data Pretest ... 61

Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Data Posttest ... 61

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Posttest ... 62

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Posttest ... 62

Tabel 4.8 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Posttest ... 63

Tabel 4.9 Deskripsi Statistik Data Indeks Gain ... 64

Tabel 4.10 Klasifikasi Indeks Gain ... 64

Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Indeks Gain ... 64


(9)

Tabel 4.13 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain ... 65

Tabel 4.14 Deskripsi Statistik Data Observasi ... 66

Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Observasi ... 67

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Data Hasil Observasi ... 67

Tabel 4.17 Uji Perbandingan Dua Rata-Rata Data Observasi... 68

Tabel 4.18 Statistik Deskriptif Data Psikomotor menurut Kelompok Siswa .. 68

Tabel 4.19 Uji Normalitas Data Psikomotor ... 69

Tabel 4.20 Hasil Uji Kruskal-Wallis ... 69

Tabel 4.21 Deskripsi Statistik Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Pertama ... 70

Tabel 4.22 Uji Normalitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Pertama ... 71

Tabel 4.23 Uji Homogenitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Pertama ... 71

Tabel 4.24 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Pertama ... 72

Tabel 4.25 Deskripsi Statistik Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Kedua ... 72

Tabel 4.26 Uji Normalitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Kedua ... 73

Tabel 4.27 Uji Homogenitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Kedua ... 73

Tabel 4.28 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Kedua ... 74

Tabel 4.29 Deskripsi Statistik Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Ketiga ... 74

Tabel 4.30 Uji Normalitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Ketiga ... 75

Tabel 4.31 Uji Homogenitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Ketiga ... 75


(10)

Ilis Nurfitriani, 2013

Psikomotor Ketiga ... 76 Tabel 4.33 Deskripsi Statistik Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Keempat ... 76 Tabel 4.34 Uji Normalitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Keempat ... 77 Tabel 4.35 Uji Homogenitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Keempat ... 77 Tabel 4.36 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Observasi Aspek

Psikomotor Keempat ... 78 Tabel 4.37 Deskripsi Statistik Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Kelima ... 78 Tabel 4.38 Uji Normalitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Kelima ... 79 Tabel 4.39 Uji Homogenitas Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Kelima ... 79 Tabel 4.40 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Observasi Aspek

Psikomotor Kelima ... 80 Tabel 4.41 Deskripsi Data Hasil Wawancara dengan Metode Jarimatika ... 80 Tabel 4.42 Deskripsi Data Hasil Wawancara dengan Metode Sempoa ... 81


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi Jari Tangan Perkalian 6 sampai dengan 10 ... 13

Gambar 2.2 Posisi Jari Tangan Perkalian 11 sampai dengan 15 ... 15

Gambar 2.3 Posisi Jari Tangan Perkalian 16 sampai dengan 20 ... 18

Gambar 2.4 Gambar Macam-macam Sempoa ... 25

Gambar 2.5 Bagian-bagian Sempoa ... 26

Gambar 3.1 Variabel Bebas dan Terikat ... 41

Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Jarimatika dan Kelas Sempoa ... 63

Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Rata-rata N-Gain Kelas Jarimatika dan Kelas Sempoa ... 66


(12)

Ilis Nurfitriani, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : PROFIL SEKOLAH DAN DOKUMENTASI

A.1 Profil Sekolah ... 112

A.2 Dokumentasi Kegiatan Penelitian... 114

Lampiran B : PROGRAM PENGAJARAN B.1 RPP Kelas Jarimatika ... 115

B.2 RPP Kelas Sempoa ... 120

Lampiran C : INSTRUMEN PENELITIAN C.1 Kisi-kisi Soal Tes Tulis ... 125

C.2 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 126

C.3 Kisi-kisi Wawancara Respon Siswa ... 126

C.4 Soal Tes Tulis ... 127

C.5 Lembar Observasi ... 128

C.6 Instrumen Wawancara Respon Siswa ... 129

Lampiran D : DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN D.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Instrumen ... 130

Lampiran E : HASIL PENGUMPULAN DATA E.1 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa di Kelas yang Menggunakan Metode Jarimatika... 131

E.2 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa di Kelas yang Menggunakan Metode Sempoa ... 132

E.3 Rekapitulasi Skor Hasil Observasi di Kelas yang Menggunakan Metode Jarimatika ... 133

E.4 Rekapitulasi Skor Hasil Observasi di Kelas yang Menggunakan Metode Sempoa ... 134

E.5 Rekapitulasi Skor Hasil Observasi Tiap Aspek Psikomotor di Kelas yang Menggunakan Metode Jarimatika ... 135

E.6 Rekapitulasi Skor Hasil Observasi Tiap Aspek Psikomotor di Kelas yang Menggunakan Metode Sempoa ... 136

Lampiran F : HASIL PENGOLAHAN DATA F.1 Deskriptif Hasil Pretest ... 137

F.2 Uji Normalitas Hasil Pretest ... 138

F.3 Uji Homogenitas Hasil Pretest ... 138

F.4 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ... 138

F.5 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Jarimatika dan Kelas Sempoa ... 139

F.6 Deskriptif Hasil Posttest ... 140

F.7 Uji Normalitas Hasil Posttest ... 141

F.8 Uji Homogenitas Hasil Posttest ... 141

F.9 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Posttest ... 141

F.10 Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas Jarimatika dan Kelas Sempoa ... 142


(13)

F.12 Deskriptif Hasil Observasi ... 144

F.13 Uji Normalitas Hasil Observasi ... 145

F.14 Uji Homogenitas Hasil Observasi ... 145

F.15 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Observasi ... 145

F.16 Rekapitulasi Hasil Observasi Psikomotor Kelas Jarimatika dan Kelas Sempoa... 146 Lampiran G : SURAT REKOMENDASI PENELITIAN

G.1 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya G.2 Surat izin dari Kesbang

G.3 Surat Izin dari Dinas Kabupaten Tasikmalaya


(14)

1

Ilis Nurfitriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi dan perkembangan informasi mengalami perubahan pesat kearah yang lebih maju yang sedang terjadi pada segala bidang termasuk pengetahuan, teknologi, budaya dan profesi di masyarakat. Hal ini berimplikasi pula terhadap dunia pendidikan.

UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi.

Salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu pembelajaran terutama pembelajaran di Sekolah Dasar, karena pada jenjang pendidikan tersebut siswa diajarkan tiga kemampuan dasar, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Apabila siswa kurang mampu menguasai tiga kemampuan dasar tersebut, maka mereka akan mengalami kesulitan dalam menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan di Sekolah Dasar mempunyai peran sangat penting karena pendidikan dasar merupakan pondasi untuk menempuh pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu ke jenjang yang lebih tinggi.

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai jenjang pendidikan dasar. Bagi sebagian siswa matematika bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan, sehingga dalam proses pembelajaran matematika


(15)

2

terutama di sekolah dasar harus dibuat semenarik mungkin dan menyajikan cara-cara yang mudah dipahami oleh siswa sehingga mereka termotivasi untuk menyukai pelajaran matematika.

Pendidikan matematika memainkan peranan penting untuk mempersiapkan individu dan masyarakat dalam mengantisipasi perubahan keadaan di dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tujuan matematika pendidikan dasar dan menengah menurut Depdikbud (1995: 1), yaitu:

(1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan kedalam di dalam kehidupan sehari-hari dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien. (2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagi ilmu pengetahuan”.

Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun, dalam kenyataannya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Indikator rendahnya kualitas pendidikan matematika sekolah dasar ditunjukan oleh rendahnya hasil studi dalam bidang matematika.

Berdasarkan pengamatan peneliti di SDN Mandalawangi, nilai ujian akhir sekolah (UAS) matematika yang diperoleh dari tahun ke tahun masih kurang memuaskan. Hal ini dimungkinkan adanya kesulitan yang dialami siswa dalam penguasaan konsep dasar matematika yang dipelajari di kelas rendah.

Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil dalam meningkatkan keterampilan berhitung siswa, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar matematika. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk memberikan bantuan pemecahan masalah berhitung siswa adalah dengan menerapkan metode yang dapat


(16)

3

Ilis Nurfitriani, 2013

melatih keterampilan berhitung siswa dan mudah dipahami siswa. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode jarimatika dan metode sempoa.

Kedua metode ini sama-sama digunakan dengan menggunakan alat bantu berupa benda konkrit. Hal tersebut dapat melatih keterampilan berhitung siswa, lebih mudah dipahami dan juga menarik bagi siswa. Namun dalam penggunaan alatnya terdapat perbedaan dari kedua metode ini. Metode jarimatika adalah salah satu cara berhitung dengan menggunakan alat bantu jari tangan. Sedangkan metode sempoa menggunakan alat bantu yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan.

Kemudahan penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa berdampak pada kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pekerjaan berhitung. Penerapan metode ini pada pembelajaran matematika akan lebih berkesan dan menarik sehingga membangkitkan dan menumbuhkan minat belajar siswa. Disisi lain suasana belajar akan lebih hidup, komunikasi antara guru dengan siswa dapat terjalin dengan baik sehingga pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan operasi hitung siswa.

Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan efektivitas penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa, dimana terdapat peningkatan psikomotor siswa, peran partisipasi siswa yang meningkat, hasil pembelajaran pun meningkat dan dapat mengarahkan pembelajaran pada tujuan dengan cara-cara yang rasional, komunikatif, efektif, dan dapat memecahkan masalah pembelajaran.

Melalui uraian latar belakang masalah di atas, peneliti ingin mengetahui keefektifan kedua metode diatas dalam meningkatkan keterampilan berhitung siswa dengan mengambil judul “Efektivitas Penggunaan Metode Jarimatika dan Metode Sempoa dalam Upaya Meningkatkan Psikomotor Siswa”.

B. Perumusan Masalah


(17)

4

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang butuh ketelitian dan keterampilan berhitung siswa. Pembelajaran matematika yang sulit dan tidak menarik menyebabkan siswa kurang menyenangi matematika.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi diantaranya:

a. Siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. b. Siswa kurang memahami operasi hitung matematika.

c. Siswa kurang terampil dalam melakukan operasi hitung matematika. d. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. 2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa di SDN Mandalawangi?

b. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan siswa yang menggunakan metode jarimatika dan menggunakan metode sempoa pada operasi hitung perkalian?

c. Bagaimana respon siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian berawal dari adanya permasalahan, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa di SDN Mandalawangi.

2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan siswa yang menggunakan metode jarimatika dan menggunakan metode sempoa pada operasi


(18)

5

Ilis Nurfitriani, 2013

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara khusus, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pembelajaran matematika khususnya materi Operasi Hitung Perkalian dan secara umum dapat memberikan wawasan tentang metode dalam sebuah proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Dapat memperoleh pengalaman baru dalam belajar, sehingga dapat dijadikan motivasi bagi pembelajaran selanjutnya

2) Memperkuat pemahaman konsep operasi hitung perkalian sebagai dasar penguasaan materi matematika pada jenjang selanjutnya.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan matematika.

4) Membantu siswa untuk belajar berhitung dengan menggunakan alat bantu. 5) Membangkitkan motivasi siswa untuk menyenangi matematika.

b. Bagi guru

1) Dapat dijadikan referensi untuk memilih metode pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.

2) Dapat mengetahui strategi pembelajaran yang relevan yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa dalam pembelajaran perkalian dapat diselesaikan.


(19)

6

c. Bagi sekolah

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas guru dan meningkatkan hasil belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sekolah.

d. Bagi peneliti

Sebagai data ilmiah untuk membuktikan adanya perbedaan antara efektivitas penggunaan metode jarimatika dengan metode sempoa dalam meningkatkan psikomotor siswa.

e. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan metode jarimatika dan metode sempoa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Secara keseluruhan Gambaran skripsi ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Judul

2. Halaman Pengesahan

3. Pernyataan tentang Keaslian Skripsi 4. Kata Pengantar

5. Ucapan Terima Kasih 6. Abstrak

7. Daftar Isi 8. Daftar Tabel 9. Daftar Gambar 10. Daftar Lampiran

11. Bab I Pendahuluan, yaitu memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.


(20)

7

Ilis Nurfitriani, 2013

berisikan pengertian metode mengajar, metode jarimatika, metode sempoa, penilaian psikomotor, kerangka berfikir, anggapan dasar, hipotesis penelitian. 13. Bab III Metode Penelitian, yang menguraikan tentang lokasi, populasi dan

sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, kemudian definisi konseptual dan definisi operasional variabel penelitian, jenis dan hasil uji instrumen, pengumpulan dan penyajian data, serta prosedur dan teknik pengolahan data.

14. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan tentang hasil penelitian yang telah dicapai dan pembahasannya.

15. Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. 16. Daftar Pustaka.


(21)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mandalawangi yang berlokasi di Kampung Parunggolong, Desa Lengkongbarang, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa barat. SDN Mandalawangi memiliki staf kependidikan berjumlah 11 orang, terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Rincian data staf pengajar di SDN Mandalawangi dapat dilihat pada lampiran.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (Hatimah, dkk. 2009: 153) ‘Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya’. Priyatno (2010: 8) memberikan pengertian bahwa,

“Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan

dikenal generalisasi hasil penelitian.” Sedangkan Riduwan (2009: 10)

menyebutkan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”

Sedangkan untuk sampel, Arikunto (2010: 11) mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Menurut

Sugiyono (2009: 118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Artinya dalam hal ini jika populasinya dalam jumlah yang banyak sehingga peneliti mengalami kesulitan untuk mempelajari semua populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut


(22)

40

Ilis Nurfitriani, 2013

penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Mandalawangi yang dibagi menjadi 2 kelas eksperimen yaitu kelas III-A sebagai kelas jarimatika dan kelas III-B sebagai kelas sempoa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

simple random sampling atau disebut juga sampel acak sederhana.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling atau disebut juga sampel acak sederhana. Kelas di sekolah tempat dilakukannya penelitian terdapat enam kelas yang terdiri dari siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda, maka peneliti dapat menggunakan simple random sampling untuk mencegah terpilihnya sampel yang memiliki karakteristik yang sama.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

multiple groups pretest-posttest design (Wiersma, 1995: 24). Dalam penelitian ini

subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok penelitian yang mendapat perlakuan berbeda. Masing-masing kelompok mendapat pretest (T1)

dan posttest (T2). Secara umum desain penelitian yang digunakan dapat

digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Desain Penelitian Nonequivalent Multiple Groups Pretest-Posttest Design

Kelas Tes Awal

(pretest) Perlakuan

Tes Akhir (posttest)

Kelas jarimatika T1 X1 T2

Kelas sempoa T1 X2 T2

Keterangan : T1 : Pretest

T2 : Posttest

X1 : Penerapan metode jarimatika


(23)

41

D. Metode Penelitian

Terdapat dua kategori metode dalam penelitian yaitu metode eksperimental dan metode non-eksperimental. “Metode eksperimental adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2009: 107). Metode eksperimen ditandai dengan adanya :

1. Adanya perlakuan

2. Adanya pembanding/ kontrol 3. Adanya pengamatan

Pada penelitian ini lebih ditekankan dengan menggunakan metode eksperimental yaitu quasy experimenta. Kelas yang terlibat dalam penelitian ini yaitu dua kelas eksperimen (kelas jarimatika dan kelas sempoa). Dan sampel dalam penelitian ini dipilih secara simple random sampling.

Dalam metode eksperimental, variabel-variabel yang ada termasuk variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable), sudah ditentukan secara tegas oleh para peneliti sejak awal penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) dan satu variebel terikat (dependent). Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel bebas

Variabel terikat Variabel bebas


(24)

42

Ilis Nurfitriani, 2013

Variabel Bebas dan Terikat

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengarui atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2006: 61).

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas (X) yaitu penggunaan metode

jarimatika dan metode sempoa. Jarimatika merupakan kepanjangan dari jari dan

matematika. Menurut Ama (http://amapintar.wordpress..com/jarimatika/) dalam

“Jarimatika adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan”. Metode

ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan sendiri. Sedangkan metode sempoa adalah cara berhitung dengan menggunakan sipoa atau dekak-dekak yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan ke atas dan ke bawah.

Berdasarkan pengertian diatas, penerapan metode jarimatika dan metode

sempoa dapat diartikan sebagai penggunaan metode berhitung dengan

menggunakan alat bantu untuk melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Untuk variabel terikat (Y) pada penelitian ini yaitu peningkatan psikomotorik siswa. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Pembelajaran psikomotor meliputi pembelajaran kasar dan pembelajaran halus. F. Definisi Operasional

Definisi operasional yang berhubungan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode jarimatika

Jarimatika merupakan singkatan dari kata jari dan matematika. Jarimatika adalah metode dasar yang membantu anak-anak untuk dapat berhitung dasar


(25)

43

(tambah, kurang, kali, bagi) dengan menggunakan jari-jari tangan. Dalam operasi hitung dengan metode jarimatika ini menggunakan bantuan jari tangan.

2. Efektivitas penggunaan metode jarimatika

Manfaat penerapan metode jarimatika, memberikan dasar matematika yang menyenangkan tanpa membebankan kemampuan siswa untuk berpikir secara mendalam, karena kegiatannya dikemas sedemikian rupa agar siswa merasa senang, seolah-olah dia sedang melakukan permaiann.

Kelebihan Jarimatika menurut Wulandani (2001: 17) yaitu:

a) Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan membuat anak mudah melakukannya, b) Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak, mereka akan menganggapnya lucu dan menganggap seperti permainan, c) Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan, d) Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, atau terlupa dimanapun

menyimpannya. 3. Metode sempoa

Sempoa merupakan suatu teknik menghitung berdasarkan teori matematika, biasanya sempoa menggunakan alat bantu. Alat yang digunakan pada metode sempoa disebut sipoa atau dekak-dekak yaitu alat kuno untuk berhitung yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan ke atas dan ke bawah. Sempoa digunakan untuk melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan akar kuadrat.

4. Efektivitas penggunaan metode sempoa

Keunggulan menggunakan metode sempoa dibandingkan dengan metode lainnya adalah:

a. Operasionalnya lebih mudah karena hanya menggunakan empat rumus untuk semua operasional +, -, x dan :. Dengan hanya empat rumus operasional tersebut maka metode sempoa ini mudah dipahami dan dipraktekkan oleh siapapun.

b. Membantu mengoptimalkan kecerdasan otak karena didalam penggunaan


(26)

44

Ilis Nurfitriani, 2013

c. Dapat membantu mata pelajaran lainnya khususnya bidang studi yang ada hubungannya dengan operasi hitungan, misalnya matematika, fisika, kimia dan lain-lainnya.

d. Lebih cepat karena cara operasionalnya sangat sederhana dan tidak bertele-tele.

e. Tidak menyebabkan kerja otak secara berlebihan karena dibantu alat visual yaitu sempoa. Meskipun ketika berhitung dengan teknik minda itu tidak menggunakan alat sempoa, tetapi dalam bayangan/ imajinasi orang yang mengerjakannya tersebut yang dibayangkan adalah menggunakan alat sempoa. Jadi alat sempoanya sudah dalam bentuk “maya” yaitu diotaknya. 5. Psikomotor

Ranah psikomotor adalah salah satu dari tiga ranah hasil belajar siswa, yang berkaitan dengan aktivitas fisik seperti berlari, menari, memukul, membedah, menggambar, dan sebagainya. Ranah psikomotor merupakan suatu jenis hasil belajar yang dalam perolehannya dicapai lewat keterampilan manipulasi dengan melibatkan otot dan kekuatan fisik.

6. Peningkatan psikomotor siswa

Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (Dave, 1967: 26) berpendapat bahwa

‘ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik’.

Dave (1967: 25) dalam penjelasannya mengatakan bahwa “hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi”.

a. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.

b. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.

c. Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.


(27)

45

yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh.

e. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.

G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya 1. Tes

Tes dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan kemampua operasi hitung perkalian siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulis berbentuk isian singkat sebanyak 20 soal. Skor untuk setiap jawaban benar adalah +1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Sebelum digunakan, tes di –judge

dan diuji cobakan pada kelas yang bukan subjek penelitian. Setelah itu tes dianalisis baik validitas, reliabititas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda sehingga layak untuk digunakan.

Tes diberikan sebelum pembelajaran dilaksanakan (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan juga setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan

(posttest) untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Kisi-kisi instrumen tes tulis

yang digunakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Tes Tulis

No. Indikator No. Soal

1. Mengalikan bilangan satu angka dengan bilangan dua angka

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

2. Mengalikan bilangan dua angka

dengan bilangan dua angka 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20


(28)

46

Ilis Nurfitriani, 2013

2. Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat untuk mengetahui dan mengamati proses kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan siswa di kelas. Bentuk dari lembar observasi ini berupa penskoran terhadap aspek psikomotor yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan

metode sempoa.

Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengetahui peningkatan psikomotorik siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode

jarimatika dan metode sempoa. Lembar observasi ini mencakup 5 aspek

psikomotorik yang diukur. Aspek psikomotorik tersebut terdapat dalam kisi-kisi instrumen lembar observasi yang disajikan dalam tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3

Kisi Kisi Instrumen Lembar Observasi

No. Aspek Psikomotor yang Diukur

1. Penggunaan alat bantu 2. Penguasaan alat bantu

3. Ketepatan formasi alat bantu dengan soal

4. Ketepatan formasi alat bantu dengan operasi hitung 5. Ketepatan formasi alat bantu dengan jawaban 3. Wawancara

Instrumen ini terdiri atas 10 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran operasi hitung dengan menggunakan metode

jarimatika dan metode sempoa. Skor pada wawancara ini bernilai 1 untuk respon

positif dan bernilai 0 untuk respon negatif. Wawancara ini diajukan terhadap siswa dengan memilih beberapa orang siswa yang dianggap dapat mewakili semua siswa di kelas-kelas tersebut. Wawancara ini dilakukan secara informal diluar jam pelajaran setelah siswa mengalami pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa.


(29)

47

Kisi-kisi instrumen wawancara respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Respon Siswa

No. Indikator

1. Pandangan siswa terhadap pelajaran matematika 2. Penerimaan siswa terhadap metode pembelajaran

3. Pengalaman belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa

4. Pendapat siswa tentang materi operasi hitung perkalian 5. Kesesuain antara proses belajar dengan soal

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes berupa pretest dan

posttest, lembar observasi dan wawancara. Soal pretest diberikan kepada siswa

sebagai subjek penelitian sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Lembar observasi diisi selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan soal posttest dan wawancara terhadap siswa dilakukan setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui kemampuan akhir, dan respon siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan di masing-masing kelas. I. Analisis Data Uji Coba Instrumen

Pada tahap persiapan, instrumen penguasaan konsep yang telah dirancang diuji cobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran tentang operasi hitung perkalian yaitu kelas V SDN Mandalawangi Cikatomas pada Bulan Maret 2013. Analisis ini meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, pola jawaban soal (distraktor), dan uji tingkat kesukaran. Perhitungan uji butir soal dilakukan secara manual dan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Berikut analisis uji butir soal yang dilakukan :


(30)

48

Ilis Nurfitriani, 2013

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2008: 16). Oleh karena itu, untuk mengetahui instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid maka dilakukan analisis validitas.

Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan). Sedangkan validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total). Terdapat dua jenis teknik pengujian untuk uji validitas yaitu dengan menggunakan korelasi Bivariate Person (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation.

Untuk menguji validitas digunakan rumus koefisien Product Moment sebagai berikut:

Arikunto (2008) Keterangan:

rxy =koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai Kriteria

0,80 < nilai≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < nilai≤ 0,80 Tinggi

0,40 < nilai≤ 0,60 Cukup

0,20 < nilai≤ 0,40 Rendah

0,00 < nilai≤ 0,20 Sangat Rendah

rxy

=


(31)

49

No. Soal Kriteria

8,11,15,20 Tinggi

1,2,3,4,5,6,7,10,12,13,16,17,18,19 Cukup

9, 14 Rendah

- Sangat Rendah

Tabel 3.6 menunjukkan rekapitulasi hasil analisis validitas yang telah dilakukan.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Butir Soal

2. Reliabilitas Tes

“Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah) walaupun diujikan pada situasi yang berbeda-beda” (Arikunto, 2008: 17).

Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan rumus:

Arikunto (2008) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

r½½ = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Nilai reliabilitas yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Interpretasi Reliabilitas Tes

Nilai Kriteria

0,80 < nilai≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < nilai≤ 0,80 Tinggi

0,40 < nilai≤ 0,60 Cukup

0,20 < nilai≤ 0,40 Rendah

0,00 < nilai≤ 0,20 Sangat Rendah

R

11

=


(32)

50

Ilis Nurfitriani, 2013

Nilai Kriteria

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

No. Soal Kriteria

1,2,3,4,5 Mudah

6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 Sedang

16,17,18,19,20 Sukar

Dari perhitungan reliabilitas instrumen yang diujicobakan, diperoleh nilai reliabilitas adalah 0,69. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut termasuk

dalam kategori “tinggi”, sehingga tidak ada soal yang dibuang. 3. Tingkat kesukaran butir soal

“Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Arikunto, 2008: 20).

Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:

Arikunto (2008) Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab tiap item soal dengan benar

Js = jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran butir soal ditunjukkan dalam Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

4. Daya pembeda soal

P =


(33)

51

Nilai Kriteria

Negatif Soal Dieliminasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

No. Soal Kriteria

- Negatif

8,10,11,15 Baik sekali

3,4,5,6,7,9,12,13,14,16,17,20 Baik

1,2,18,19 Cukup

- Jelek

“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2008: 23).

Daya pembeda butir soal dihitung menggunakan rumus:

Arikunto (2008) Keterangan:

DP = daya pembeda butir soal

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai daya pembeda yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Hasil analisis daya pembeda butir soal ditunjukkan pada Tabel 3.11 berikut: Tabel 3.11

Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal

DP =

-


(34)

52

Ilis Nurfitriani, 2013

5. Pola Jawaban Soal (Efektivitas Distraktor)

“Pola jawaban soal (distraktor) menentukan baik buruknya suatu instrumen penelitian. Suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika dipilih paling sedikit 5% oleh pengikut tes” (Arikunto, 2008: 25).

Tabel 3.12 menunjukkan rekapitulasi hasil analisis pola jawaban soal (efektivitas distraktor), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Analisis Pola Jawaban Soal

No. Kualitas Distaktor

A B C D E

1. BK BK BK BK BK

2. BK BK BK BK BK

3. BK BK BK BK BK

4. BK BK BK BK BK

5. BK BK BK BK BK

6. JK BK BK BK BK

7. BK JK BK BK BK

8. BK BK JK BK BK

9. BK JK BK BK BK

10. BK BK BK JK BK

11. BK BK BK BK JK

12. BK BK JK BK BK

13. BK JK BK BK BK

14. JK BK BK BK BK

15. BK BK JK BK BK

16. BK JK BK JK BK

17. BK BK JK BK JK


(35)

53

19. BK JK BK BK JK

20. JK BK JK BK BK

Keterangan:

JK = Jelek BK = Baik J. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data kuantitatif dan kualitatif melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif meliputi data hasil pretest dan posttest, serta data indeks gain. Data yang diperoleh dari hasil tes diolah secara manual dan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen yang menggunakan metode jarimatika dan kelas eksperimen yang menggunakan metode sempoa.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk uji statistik data pretest dan posttest adalah sebagai berikut:

a. Menghitung hasil pretest dan posttest.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Arikunto (2008) Keterangan :

S = skor

B = jawaban benar N = total

b. Melakukan uji prasyarat (uji normalitas dan homogenitas) 1) Uji Normalitas


(36)

54

Ilis Nurfitriani, 2013

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data dua sampel berhubungan (dependen), antara lain Uji Chi-kuadrat, Uji Liliefors, dan Uji Kolmogorov-Smirnov.

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang akan digunakan adalah uji wilcoxon karena uji wilcoxon ini sangat direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n < 50) dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi ≥ α maka H0 diterima, namun jika nilai signifikansi < α maka H0 ditolak. Pengujian

normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. 2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah: H0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen)

H1 : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

Uji statistik yang akan digunakan adalah test of homogeneity of variances (uji

Levene) dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya adalah

jika nilai signifikansi ≥ α maka H0 diterima, namun jika nilai signifikansi < α

maka H0 ditolak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS

17.0 for windows.

c. Pengolahan nilai indeks gain (n-gain)

Indeks gain digunakan untuk melihat kualitas peningkatan kemampuan

operasi hitung perkalian siswa di kedua kelas eksperimen. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(37)

55

Keterangan:

T1 = skor tes awal (pretest)

T2 = skor tes akhir (posttest)

Is = skor maksimal tes awal/tes akhir Kriteria indeks gain terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 3.13 Kategori n-gain

Nilai Kriteria

g > 70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

d. Melakukan uji hipotesis (uji perbedaan dua rata-rata)

Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Sudjana, 2010: 45). Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui kedua kelas memiliki rata-rata yang sama atau tidak. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka pengujiannya dilakukan menggunakan uji t (independent sample t-test)

2) Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen

maka pengujiannya dilakukan menggunakan uji t’ (independent sample t-test)

3) Jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistic non-parametrik Mann-Whitney test.

Ketentuan analisis statistik yang digunakan dalam melakukan uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.14

Analisis Statistik Uji Hipotesis Uji Prasyarat

Uji Hipotesis

Uji Statistik Uji Statistik Non

< g > =


(38)

56

Ilis Nurfitriani, 2013

Uji Homogenitas Uji Normalitas Uji t Uji t’ Uji Mann-Whitney

Data Homogen Data Normal √ - -

Data Tidak

Homogen Data Normal - √ -

Data Homogen Data Tidak

Normal - - √

2. Pengolahan Data Kualitatif

Analisis data kualitatif terdiri atas analisis data hasil observasi dan hasil wawancara.

a. Lembar Observasi

Data hasil observasi bertujuan untuk mengetahui peningkatan psikomotorik siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa.

Pengisian lembar observasi dengan mengamati aspek psikomotorik siswa selama mengikuti pembelajaran. Diisi dengan mengkategorikan kedalam angka-angka penskoran. Penskoran yang digunakan untuk mengukur peningkatan psikomotor dalam lembar observasi ini yaitu:

Skor 5 : Bila cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat Skor 4 : Bila cara melakukan aspek keterampilan tepat

Skor 3 : Bila cara melakukan aspek keterampilan kurang tepat Skor 2 : Bila cara melakukan aspek keterampilan tidak tepat Skor 1 : Bila cara melakukan aspek keterampilan sangat tidak tepat

Selanjutnya, subjek digolongkan menjadi tiga kelompok yang memiliki peningkatan psikomotorik, yaitu :

Kelompok tinggi = 20 < nilai ≤ 25 Kelompok sedang = 10 < nilai ≤ 20 Kelompok rendah = 0 < nilai ≤ 10

Untuk menganalisis hasil observasi, skor hasil observasi tersebut diolah seperti data kuantitatif yaitu dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.


(39)

57

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran operasi hitung perkalian dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa. Pada wawancara ini siswa diminta untuk memberi penilaian terhadap masing-masing metode pembelajaran (metode jarimatika dan

metode sempoa).

Pengolahan data wawancara dilakukan dengan cara mengelompokkan hasil wawancara dengan siswa, kemudian disajikan dalam bentuk kalimat dan disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara siswa.

K. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Kedua tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, meliputi : a. Kajian pustaka untuk merumuskan masalah dalam proposal penelitian. b. Pengajuan proposal penelitian pada seminar proposal.

c. Perbaikan proposal penelitian dari hasil seminar proposal penelitian.

d. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas jarimatika dan kelas sempoa serta pembuatan lembar observasi untuk menilai psikomotorik siswa serta pembuatan pertanyaan untuk wawancara terhadap siswa mengenai penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa.

e. Menentukan lokasi penelitian dan pembuatan surat izin penelitian kepada intansi-intasi terkait.

f. Penyusunan instumen penelitian berupa tes isian singkat yang meliputi instrumen penguasaan konsep.

g. Pelaksanaan judgment yang dilakukan oleh seorang dosen ahli. Judgment bertujuan untuk mengetahui kebenaran dan kecocokan soal dengan tujuan pembelajaran.


(40)

58

Ilis Nurfitriani, 2013

i. Uji coba instrumen di lokasi penelitian yaitu di SDN Mandalawangi kelas III. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

j. Analisis butir soal hasil uji coba instrumen penguasaan konsep.

k. Revisi instrumen berdasarkan uji coba yang bertujuan untuk memperbaiki soal yang memiliki kriteria rendah di salah satu uji. Seperti soal yang memiliki validitas tinggi, daya pembeda tinggi, tapi tingkat kesukarannya rendah maka akan direvisi.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada saat penelitian berlangsung di dalam kelas, kegiatan ini meliputi :

a. Penjaringan data awal berupa pretest

b. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan pada 2 kelas yang berbeda. Kelas III-A di SDN Mandalawangi dengan menggunakan metode

jarimatika. Kelas jarimatika berjumlah 15 orang. Sedangkan kelas III-B di

SDN Mandalawangi dengan menggunakan metode sempoa. Kelas sempoa berjumlah 15 orang. Penentuan perlakuan terhadap masing-masing kelas eksperimen didasarkan pada kriteria metode yang digunakan.

c. Melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung d. Melakukan posttest

e. Melakukan wawancara terhadap beberapa orang siswa f. Mengolah dan menganalisis data


(41)

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dari pretest,

posttest, indeks gain, lembar observasi dan wawancara pada BAB IV, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa di SDN mandalawangi dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap operasi hitung perkalian. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian pada siswa sebelum dan sesudah mengalami pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa. Rata-rata kemampuan awal operasi hitung perkalian siswa di kelas jarimatika dan di kelas sempoa adalah 56,33 dan 54,67. Sedangkan rata-rata kemampuan akhir operasi hitung perkalian siswa di kelas jarimatika dan di kelas sempoa adalah 90,67 dan 73,67. Peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian siswa yang menggunakan metode jarimatika yaitu 34,34 lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode sempoa yaitu 19,00. Kualitas peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian siswa di kelas yang menggunakan metode jarimatika yaitu 0,81 dan tergolong tinggi, sedangkan kualitas peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian siswa di kelas yang menggunakan metode sempoa yaitu 0,54 dan tergolong sedang.

2. Terdapat perbedaan keterampilan (psikomotor) antara siswa di kelas yang menggunakan metode jarimatika dengan siswa di kelas yang menggunakan

metode sempoa. Berdasarkan hasil observasi, rata-rata keterampilan siswa di

kelas yang menggunakan metode sempoa yaitu 21,00 lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan siswa di kelas yang menggunakan metode

sempoa sebesar 16,00. Perbedaan keterampilan juga terdapat pada setiap


(42)

109

Ilis Nurfitriani, 2013

psikomotornya, peningkatan keterampilan siswa yang menggunakan metode

jarimatika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode sempoa pada setiap aspek psikomotornya.

3. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika mengenai operasi hitung perkalian dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran matematika pada materi perkalian untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran operasi hitung, guru dapat menggunakan

metode jarimatika dan metode sempoa untuk melatih dan meningkatkan

psikomotor siswa serta dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian terhadap pembelajaran berhitung dengan menggunakan metode

jarimatika dan metode sempoa dengan subjek penelitian yang lebih luas dan


(43)

110

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cecco dan Crawford. (1974). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Dave, R.H. (1967). Taxonomy of educational objectives and achievement testing. London: University of London Press.

Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Metode Khusus Pengajaran

Berhitung di SD. Jakarta: Depdikbud.

Edwardes, H.N. (1981). Bagaimana Membantu Orang Belajar Keterampilan. Padang: FPTK - IKIP Bandung

Fajar, Muhammad. (2009). Metode Arithmetic Jarimatika. Yogyakarta: Wiyata Karya Pustaka

Fathurrahman, Pupuh. (2007). Strategi Pembelajaran. Bandung: Insan Media. Goetz, P.W. (1981). The New Encyclopedi Britanica. Vol. 10, 15th. ed. Chicago:

William Benton Publisher.

Hadeli. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Hatimah, Ihat. dkk. (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Leighbody, G.B. (1986). Methods of Teaching Shop and Technical Subjects. New York: Delmar Publising.

Mills. (1977). Teaching and Training. London: The Macmillan Press, Ltd.

Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Buku Seru.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Ruseffendi, E.T. (1990). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini : untuk

Guru dan PGSD D2. Bandung: Tarsito.


(44)

111

Ilis Nurfitriani, 2013

Shen-Chiu, Kan. (1981). Buku Peladjaran Sempoa Modern. Semarang: Toko Buku Ho Kim Yoe.

Sidqan Hadi. (2010). Hitung Cepat Ala Sempoa. Tersedia: http://-hitung-cepat-ala-sempoa-sebuah-metode.com/content/view/30/10.

Singer, R.N. (1972). The Psychomotor Domain: Movement Behavior. London: Henry Kimton Publisher.

Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang RI No.20 tahun 2003

tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Bandung: Fokusmedia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulistyo, Joko. (2012). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala. Wulandari, Septi P. (2001). Metode Jarimatika. Jakarta: Gramedia.

Wikipedia Bahasa Indonesia. (2012). Sempoa. Tersedia: http://google.com.

Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: Proyek Universitas Terbuka.


(1)

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran operasi hitung perkalian dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa. Pada wawancara ini siswa diminta untuk memberi penilaian terhadap masing-masing metode pembelajaran (metode jarimatika dan

metode sempoa).

Pengolahan data wawancara dilakukan dengan cara mengelompokkan hasil wawancara dengan siswa, kemudian disajikan dalam bentuk kalimat dan disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara siswa.

K. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Kedua tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, meliputi : a. Kajian pustaka untuk merumuskan masalah dalam proposal penelitian. b. Pengajuan proposal penelitian pada seminar proposal.

c. Perbaikan proposal penelitian dari hasil seminar proposal penelitian.

d. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas jarimatika dan kelas sempoa serta pembuatan lembar observasi untuk menilai psikomotorik siswa serta pembuatan pertanyaan untuk wawancara terhadap siswa mengenai penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa.

e. Menentukan lokasi penelitian dan pembuatan surat izin penelitian kepada intansi-intasi terkait.


(2)

i. Uji coba instrumen di lokasi penelitian yaitu di SDN Mandalawangi kelas III. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

j. Analisis butir soal hasil uji coba instrumen penguasaan konsep.

k. Revisi instrumen berdasarkan uji coba yang bertujuan untuk memperbaiki soal yang memiliki kriteria rendah di salah satu uji. Seperti soal yang memiliki validitas tinggi, daya pembeda tinggi, tapi tingkat kesukarannya rendah maka akan direvisi.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada saat penelitian berlangsung di dalam kelas, kegiatan ini meliputi :

a. Penjaringan data awal berupa pretest

b. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan pada 2 kelas yang berbeda. Kelas III-A di SDN Mandalawangi dengan menggunakan metode

jarimatika. Kelas jarimatika berjumlah 15 orang. Sedangkan kelas III-B di

SDN Mandalawangi dengan menggunakan metode sempoa. Kelas sempoa berjumlah 15 orang. Penentuan perlakuan terhadap masing-masing kelas eksperimen didasarkan pada kriteria metode yang digunakan.

c. Melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung d. Melakukan posttest

e. Melakukan wawancara terhadap beberapa orang siswa f. Mengolah dan menganalisis data


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dari pretest,

posttest, indeks gain, lembar observasi dan wawancara pada BAB IV, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan metode jarimatika dan metode sempoa di SDN mandalawangi dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap operasi hitung perkalian. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian pada siswa sebelum dan sesudah mengalami pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa. Rata-rata kemampuan awal operasi hitung perkalian siswa di kelas jarimatika dan di kelas sempoa adalah 56,33 dan 54,67. Sedangkan rata-rata kemampuan akhir operasi hitung perkalian siswa di kelas jarimatika dan di kelas sempoa adalah 90,67 dan 73,67. Peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian siswa yang menggunakan metode jarimatika yaitu 34,34 lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode sempoa yaitu 19,00. Kualitas peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian siswa di kelas yang menggunakan metode jarimatika yaitu 0,81 dan tergolong tinggi, sedangkan kualitas peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian siswa di kelas yang menggunakan metode sempoa yaitu 0,54 dan tergolong sedang.

2. Terdapat perbedaan keterampilan (psikomotor) antara siswa di kelas yang menggunakan metode jarimatika dengan siswa di kelas yang menggunakan


(4)

psikomotornya, peningkatan keterampilan siswa yang menggunakan metode

jarimatika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode sempoa pada setiap aspek psikomotornya.

3. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika mengenai operasi hitung perkalian dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode jarimatika dan metode sempoa dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran matematika pada materi perkalian untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran operasi hitung, guru dapat menggunakan

metode jarimatika dan metode sempoa untuk melatih dan meningkatkan

psikomotor siswa serta dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian terhadap pembelajaran berhitung dengan menggunakan metode

jarimatika dan metode sempoa dengan subjek penelitian yang lebih luas dan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cecco dan Crawford. (1974). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Dave, R.H. (1967). Taxonomy of educational objectives and achievement testing. London: University of London Press.

Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Metode Khusus Pengajaran

Berhitung di SD. Jakarta: Depdikbud.

Edwardes, H.N. (1981). Bagaimana Membantu Orang Belajar Keterampilan. Padang: FPTK - IKIP Bandung

Fajar, Muhammad. (2009). Metode Arithmetic Jarimatika. Yogyakarta: Wiyata Karya Pustaka

Fathurrahman, Pupuh. (2007). Strategi Pembelajaran. Bandung: Insan Media. Goetz, P.W. (1981). The New Encyclopedi Britanica. Vol. 10, 15th. ed. Chicago:

William Benton Publisher.

Hadeli. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Hatimah, Ihat. dkk. (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Leighbody, G.B. (1986). Methods of Teaching Shop and Technical Subjects. New York: Delmar Publising.


(6)

Shen-Chiu, Kan. (1981). Buku Peladjaran Sempoa Modern. Semarang: Toko Buku Ho Kim Yoe.

Sidqan Hadi. (2010). Hitung Cepat Ala Sempoa. Tersedia: http://-hitung-cepat-ala-sempoa-sebuah-metode.com/content/view/30/10.

Singer, R.N. (1972). The Psychomotor Domain: Movement Behavior. London: Henry Kimton Publisher.

Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang RI No.20 tahun 2003

tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Bandung: Fokusmedia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulistyo, Joko. (2012). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala. Wulandari, Septi P. (2001). Metode Jarimatika. Jakarta: Gramedia.

Wikipedia Bahasa Indonesia. (2012). Sempoa. Tersedia: http://google.com.

Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Assesment. Jakarta: Proyek Universitas Terbuka.