PENDUGAAN KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KALULUTANMENGGUNAKANMETODE COOK.

PENDUGAAN KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN SUB DAERAH
ALIRAN SUNGAI KALULUTAN MENGGUNAKAN METODE COOK

Oleh:
IKA ARDILA PUTRI
No. BP : 09 1111 1012

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013

PENDUGAAN KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN SUB DAERAH
ALIRAN SUNGAI KALULUTAN MENGGUNAKAN METODE COOK
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS)
Kalulutan dan Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian serta Laboratorium
Sistem Manajemen Pertanian dan Informasi Geografis Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Andalas pada bulan Juli sampai Oktober 2013. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien aliran permukaan yang terjadi
pada Sub DAS Kalulutan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Cook dengan
menggunakan 4 macam karakteristik DAS yaitu kemiringan lereng, infiltrasi,
vegetasi penutup lahan, dan timbunan permukaan. Proses analisis data
menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan cara overlay dan scorring
berdasarkan Metode Cook untuk mendapatkan nilai koefisien aliran permukaan.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya koefisien aliran permukaan (C)
Sub DAS Kalulutan berkisar antara 0,0001% sampai dengan 19,9945%.
Berdasarkan Metode Cook nilai koefisien aliran dengan nilai tersebut termasuk ke
dalam kriteria rendah. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Sub
DAS Kalulutan masih dalam kondisi yang baik.
Kata kunci : Koefisien Aliran Permukaan, Metode Cook, Sistem Informasi
Geografis

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang
unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta
sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. Dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat, manusia melakukan
eksploitasi besar-besaran pada sumberdaya alam tersebut. Eksploitasi sumberdaya

alam pada DAS yang tidak terkendali menyebabkan kondisi DAS secara fisik dan
lingkungan semakin menurun.
Kalulutan merupakan Sub DAS dari DAS Antokan yang secara
administratif berada di perbatasan Kabupaten Padang Pariaman (Kecamatan IV
Koto Aur Malintang) dan Kabupaten Agam (Kecamatan Lubuk Basung) dengan
luas 37,97 km². Kalulutan merupakan Sub DAS yang sering mengalami banjir,
pada Desember 2012 lalu Kalulutan mengalami banjir dan merendam sekitar 132
ha sawah penduduk yang mengakibatkan gagal panen (Padang Ekspres, 2013).
Pada Sub DAS Kalulutan padi merupakan produksi utama dalam pertanian
masyarakat setempat. Dengan sering terjadinya banjir, terutama di areal
persawahan maka akan berdampak pada penurunan produksi padi dan ekonomi
masyarakat setempat.
Fenomena banjir ini tidak lepas dari kondisi fisik DAS bagian hulu, yang
merupakan daerah resapan air. Keadaan realita yang sedang terjadi pada DAS
Antokan yaitu terjadinya alih fungsi lahan tanpa memperhatikan fungsi kawasan
dan cenderung mengabaikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Dari hasil
penelitian arahan fungsi lahan pada DAS Antokan Hulu yang telah dilaksanakan
oleh Mardiyonto (2013) ditemukan penyimpangan penggunaan lahan yang tidak
sesuai dengan fungsi kawasannya sebesar 81%. Kenyataan ini merupakan salah
satu penyebab sering terjadinya banjir di musim hujan.

Koefisien aliran (C) didefinisikan sebagai nisbah antara laju puncak aliran
permukaan terhadap intensitas hujan. Besarnya nilai koefisien aliran permukaan
dapat menunjukkan kondisi fisik suatu DAS. Dalam pendugaan koefisien aliran

permukaan terdapat beberapa metoda salah satunya yaitu metoda Cook (Cook
dalam Rahim, 2006). Untuk menghitung besarnya koefisien aliran menggunakan
metode Cook yaitu dengan mempertimbangkan beberapa karakteristik DAS yang
mempengaruhi aliran yang terjadi dalam suatu DAS. Karakteristik DAS tersebut
adalah kemiringan lereng, infiltrasi tanah, timbunan permukaan dan vegetasi
penutup lahan. Pendugaan koefisien aliran permukaan dengan metode Cook ini
sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu diantaranya Taufik (2011)
pada Sub DAS Padang Janiah dan Padang Karuah dengan luas Sub DAS 66,03
Km² dan Gunawan (2010) pada Sub Das Gendol Yogyakarta dengan luas 36,72
Km².
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang berbasiskan keruangan atau spasial
(Hartati, 2003). Sehubungan dengan kemampuan SIG tersebut untuk menganalisis
data keruangan maka kemampuannya diaplikasikan untuk menduga besarnya
koefisien aliran (C ) pada Sub DAS Kalulutan. Dengan demikian, akan diperoleh
informasi tentang distribusi dan lokasi-lokasi yang memberikan sumbangan nilai

C (koefisien aliran) tinggi beserta luas areanya, sehingga akan bermanfaat sebagai
masukan dalam perencanaan kegiatan pengelolaan DAS.
Maka dari uraian di atas penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pendugaan Koefisien Aliran Permukaan Sub Daerah Aliran Sungai
Kalulutan Menggunakan Metode Cook
Cook””
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah melakukan pendugaan koefisien aliran
permukaan Sub DAS Kalulutan pada DAS Antokan untuk mengetahu limpasan
permukaan yang terjadi.
1.3 Manfaat
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang besarnya koefisien
aliran permukaan yang dapat memberikan gambaran umum tentang kondisi fisik
Sub DAS Kalulutan. Informasi tersebut dapat memprediksi besarnya aliran
permukaan dan debit puncak serta dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan
daerah yang memberikan sumbangan nilai koefisien aliran yang tinggi.