ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP JAJANAN POPULER KHAS KOTA BANDUNG DI WILAYAH KAREES BANDUNG.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP JAJANAN POPULAR KHAS
KOTA BANDUNG DI WILAYAH KAREES BANDUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata
oleh
ANDY AFRIANDI ISHAK 0800698
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MINAT WISATAWAN
NUSANTARA TERHADAP JAJANAN
POPULAR KHAS KOTA BANDUNG DI
WILAYAH KAREES BANDUNG
Oleh Andy Afriandi Ishak
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Andy Afriandi Ishak 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP JAJANAN POPULAR KHAS
KOTA BANDUNG DI WILAYAH KAREES
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Caria Ningsih, S.E., M.Si. 19800131.200812.2.002
Pembimbing II
Wendi Adriantna, S.Tp., M.Si.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering
Agus Sudono, S.E., M.M. . NIP. 19820508.200812.1.002
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Popular Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,
(5)
ABSTRAK
Andy Afriandy Ishak, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung, di bawah bimbingan Caria Ningsih S.E., M.Si., dan Wendi Andriatna, STP., M.Si.
Kota Bandung yang dikenal sebagai salah satu kota wisata kuliner di Indonesia memiliki beragam produk kuliner khas yang dikenal oleh wisatawan nusantara, salah satunya adalah produk jajanan. Produk jajanan di kota Bandung sudah banyak sekali jenisnya mulai dari jajanan yang manis rasanya juga dengan rasa yang asin, akan tetapi hanya beberapa jajanan saja yang popular dikalangan wisatawan nusantara pada saat ini. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar minat wisatawan nusantara terhadap produk jajanan popular khas kota Bandung tersebut yaitu dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jajanan untuk dapat menarik minat dari wisatawan nusantara. Penelitian ini dilakukan di wilayah Karees dengan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara penyebaran kuisioner untuk memperoleh data dari 100 wisatawan nusantara, yang kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa produk jajanan batagor, surabi, pisang molen, keripik pedas, dan martabak manis memiliki potensi yang tinggi dalam menarik minat wisatawan nusantara. Variasi dari jajanan popular khas kota Bandung yang begitu variatif serta sesuainya produk tersebut untuk dijadikan oleh-oleh yang khas, produk popular ini sangat potensial untuk menarik minat dari wisatawan nusantara. Berdasarkan pengujian hipotesis variabel jenis produk (X1), demografi (X2), ekonomi (X3), dan psikologi (X4)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat wisatawan nusantara pada produk jajanan popular khas kota Bandung, baik secara parsial maupun secara keseluruhan.
Kata kunci:
(6)
ABSTRACT
Andy Afriandy Ishak Factors Affecting Analysis of Authentic Popular Snack in Bandung Towards Localy That Interest Tourist in Karees Region, under the guidance of Caria Ningsih, S.E., M.Si., and Wendi Andriatna, STP.,M.Si.
Bandung knows as one of each gastronomi destination in Indonesia their
have many authentic culinary product who’s know by local tourist, one of the product is snacks. Bandung have many various product of snacks its becomes from sweet flavour also with salty flavour, but just a few of snack from Bandung have a populary for localy tourist in this time. To know so far localy tourist interested to the popular product of snacks in Bandung by knowing the factors that affect the product of snack are able to attrack of localy tourist interest. This research was collecting data method in Karees region by using spreading detailed questionnaire to collect data from 100 local tourist, and then will processing using SPPSS for Window program.
Based on the research result, obtained that the product of batagor, surabi, pisang molen, keripik pedas, dan martabak manis have a high potential to attract
that’s localy tourist interest. Variation of popular snack in Bandung so variously
and that’s product are suitable as an authentic gift, made this product is so
potential to attract that interest of localy tourist. Based on hypothesis test the variable kind of products, demography, economy, and pshycology are have a positive influence and so significant concern to the interest of localy tourist for the product of the popular authentic snack of Bandung, either partial as good as overall.
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 8
1.4Kegunaan Penelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Pengertian Wisata... 10
2.1.2 Wisata Kuliner ... 11
2.1.3 Local Wisdom Culinary... 13
2.1.4 Jajanan Khas... 15
2.1.5 Produk Popular ... 16
2.1.6 Minat Wisatawan ... 18
2.1.6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 19
2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 22
2.3 Kerangka Pemikiran ... 23
2.4 Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 26
3.1.1 Lokasi dan Daerah Penelitian... 26
3.2 Metode Penelitian... 27
3.2.1 Metode yang Digunakan ... 27
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 28
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 30
3.3.1 Populasi ... 30
(8)
3.3.3 Teknik Sampling ... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 32
3.5.1 Uji Validitas ... 33
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 34
3.6 Teknik Analisis Data ... 35
3.6.1 Method of Succesive Interval (MSI) ... 35
3.7 Uji Hipotesis ... 36
3.7.1 Regresi Linier Berganda ... 37
3.7.2 Koefisien Determinan (R-square) ... 38
3.7.3 Uji Regresi secara Simultan (Uji F) ... 38
3.7.4 Uji Regresi secara Parsial (Uji t) ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Jajanan Popular Khas Kota Bandung ... 41
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ... 42
4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 45
4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46
4.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan 4.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 47
4.1.2.1 Jenis Produk (X1) ... 48
4.1.2.2 Demografi (X2) ... 49
4.1.2.3 Ekonomi (X3) ... 52
4.1.2.4 Psikologi (X4) ... 53
4.1.2.5 Rekapitulasi Faktor yang Mempengaruhi Jajanan Khas Kota Bandung Terhadap Minat Wisatawan Nusantara ... 55
4.1.2.6 Minat Wisatawan Nusantara Terhadap Produk Jananan Popular Khas Kota Bandung ... 57
4.2 Pengujian Hipotesis ... 58
4.2.1 Model Persamaan Regresi ... 59
4.2.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R-square)... 61
4.2.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji F) ... 62
4.2.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) ... 62
(9)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68 5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
(10)
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Kota Bandung Tahun 2008-2011 ... 2
Tabel 1.2 Data Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Restoran, dan kafe di kota Bandung Tahun 2008-2011 ... 4
Tabel 1.3 Daftar Jajanan Khas Kota Bandung... 6
Tabel 2.1 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 Oprasionalisasi Variabel ... 29
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 34
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 35
Tabel 3.4 Interval Kelas Mean Score ... 36
Tabel 4.1 Jajanan Popular Khas Kota Bandung ... 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden di Wilayah Karees berdasarkan Domisili ... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden di Wilayah Karees berdasarkan Usia ... 43
Tabel 4.4 Karakteristik Responden di Wilayah Karees berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 4.5 Karakteristik Responden di Wilayah Karees berdasarkan Agama .. 45
Tabel 4.6 Karakteristik Responden di Wilayah Karees berdasarkan Pekerjaan ... 46
Tabel 4.7 Karakteristik Responden di Wilayah Karees berdasarkan Pendapatan ... 47
Tabel 4.8 Faktor Jenis Produk yang Menarik Minat Wisatawan Nusantara ... 49
Tabel 4.9 Faktor Demografi yang Menarik Minat Wisatawan Nusantara ... 51
Tabel 4.10 Faktor Ekonomi yang Menarik Minat Wisatawan Nusantara ... 53
Tabel 4.11 Faktor Psikologi yang Menarik Minat Wisatawan Nusantara ... 55
Tabel 4.12 Rekapitulasi Faktor yang mempengaruhi Jajanan Popular Khas Kota Bandung Terhadap Minat Wisatawan Nusantara ... 57
Tabel 4.13 Minat Wisatawan Nusantara Terhadap Produk Jananan Popular Khas Kota Bandung ... 58
Tabel 4.14 Matriks Korelasi antar Variabel dengan Minat Wisatawan Nusantara ... 59
Tabel 4.15 Koefisien Regresi ... 60
Tabel 4.16 Pengaruh Minat Terhadap Jajanan Popular Khas Kota Bandung ... 62
Tabel 4.17 Hasil Uji F Minat Terhadap Produk Jajanan Popular Khas Kota Bandung ... 63
Tabel 4.18 Hasil Uji t Minat Terhadap Ptoduk Jajanan Popular Khas Kota Bandung ... 63
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrtif Kota Bandung ... 7
Gambar 2.1 Tahapan penelitian ... 24
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 25
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ... 43
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 46
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 47
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu faktor utama yang menguntungkan bagi negara sebab dapat meningkatkan pendapatan negara yang dapat menunjang usaha pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan mancanegara untuk menunjang kegiatan wisatanya. Untuk menarik wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, maka diperlukan sarana dan prasarana untuk mempermudah para wisatawan untuk mendapatkan pengalaman wisatanya.
Industri pariwisata menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak, sehingga termasuk ke dalam salah satu sektor andalan di Indonesia karena diharapkan memiliki kontribusi dan keuntungan bagi kemajuan ekonomi. Keuntungan tersebut dapat berupa terciptanya lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan.
Berdasarkan UU No.10/2009, seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan wisata serta melakukan kegiatan yang terkait dengan wisata disebut wisatawan. Wisatawan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Wisatawan nusantara adalah wisatawan warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan wisata, sementara wisatawan mancanegara ditujukan bagi wisatawan warga negara asing yang melakukan perjalanan wisata.
(13)
2
Menurut UNESCO (2009), untuk mengembangkan kegiatan wisata, daerah tujuan wisata setidaknya harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut (Suparwoko, 2010) :
1. Obyek/atraksi dan daya tarik wisata 2. Transportasi dan infrastruktur 3. Akomodasi (tempat menginap) 4. Usaha makanan dan minuman 5. Jasa pendukung lainnya
Kota Bandung saat ini telah menjadi kota wisata yang cukup popular dikalangan wisatawan, karena kota Bandung menyediakan sarana wisata yang cukup beragam, mulai wisata alam, wisata buatan, wisata belanja, dan wisata kuliner. Sehingga tidak salah, jika kota Bandung pada saat ini menjadi sebuah kota wisata. Perkembangan kota Bandung menjadi sebuah kota wisata sangatlah pesat, hal ini ditunjukkan dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung semakin meningkat dari tahun ke tahunnya, baik dari wisatawan nusantara maupun dari wisatawan mancanegara.
Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Kota Bandung Tahun 2008-2011
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2012)
Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Wisatawan
2008 157.066 2.481.469 2.638.535
2009 168.712 2.928.157 3.096.869
2010 180.603 3.205.269 3.385.872
(14)
3
Dari data Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung cukup pesat peningkatannya, dalam arti lain kota Bandung memiliki potensi wisata yang baik. Perjalanan kota Bandung menjadi kota wisata berkaitan erat dengan sejarah kota Bandung itu sendiri yang dikenal sebagai Parijs van Java atau yang dapat diartikan sebagai kota Paris-nya pulau Jawa. Selain itu nilai sejarah dari kota Bandung cukup beragam seperti julukan kota kembang yang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur (Suherman, 2009).
Berdasarkan nilai sejarah tersebut kini kota Bandung dapat dikenal oleh banyak wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Selain itu juga, saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Dalam bidang pariwisata, kota Bandung dikenal sebagai kota belanja, yang ditunjukkan dengan banyaknya mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan kini kota Bandung juga berangsur-angsur lahir menjadi kota wisata kuliner.
Salah satu jenis wisata yang kini sedang berkembang di masyarakat Indonesia adalah wisata kuliner, karena wisata kuliner ini dapat menarik perhatian banyak wisatawan karena keanekaragaman kulinernya. Wisata kuliner di kota Bandung merupakan salah satu daya tarik wisata yang potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata unggulan di kota Bandung. Wisata kuliner di kota Bandung yang cukup variatif dan inovatif membuat para
(15)
4
wisatawan tetarik untuk mencobanya, hal tersebut berdampak pada meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung setiap tahunnya, ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2
Data Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Makanan, Restoran, dan Kafe di kota Bandung Tahun 2008-2011
Tahun Pendapatan Asli Daerah
2008 57.01 Miliar
2009 66.6 Miliar
2010 73.9 Miliar
2011 82.6 Miliar
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung (2012)
Jajanan menurut FAO (Food and Agriculture Organitation) didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Judarwanto, 2008).
Jajanan tersebut terdiri jajanan yang popular maupun jajanan yang sifatnya tradisional. Popular disini berupa jajanan yang berasal ataupun berupa serapan dari makanan dari luar negeri yang kemudian menjadi terkenal di wilayah tersebut. Jajanan tradisional merupakan jajanan yang sudah ada dari dahulu hingga saat ini yang merupakan warisan budaya dari nenek moyang
Jajanan popular kini menjadi pilihan bagi konsumen, karena rasa dari jajanan tersebut dinilai lebih sesuai dengan selera konsumen yang sudah terpengaruh oleh budaya barat. Jajanan tersebut berupa jajanan yang berasal dari luar negeri maupun berupa adopsinya yang disesuaikan dengan selera lokal.
(16)
5
Jajanan khas menurut Tarwotjo (1998) diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu jajanan manis dan jajanan asin. Contoh dari jajanan manis yang cukup terkenal di kota Bandung itu sendiri seperti Cendol, Molen, Martabak, dan Brownies Kukus. Sedangkan untuk jajanan asin seperti Batagor, Keripik Pedas
Ma’Icih, dan Baso Tahu. Sedangkan menurut Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi dalam Mariana (2006) yang dikutip oleh Butar-butar (2005) dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue kecil-kecil, Pisang Goreng dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti Pecel, Mie Bakso, Nasi Goreng dan sebagainya.
3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti Es Krim, Es Campur, Jus Buah dan sebagainya.
Jajanan popular khas yang kini menjadi oleh-oleh wajib dari kota Bandung semakin banyak dan beraneka ragam, hal ini juga didukung oleh kreatifitas warga kota Bandung yang selalu membuat inovasi-inovasi terbaru di bidang kuliner sehingga membuat wisata kuliner di kota Bandung semakin variatif dan menjadi sebuah aset di bidang pariwisata kota Bandung.
(17)
6
Tabel 1.3
Daftar Jajanan Khas Kota Bandung
No Nama Jajanan
1 Batagor
2 Mie Kocok
3 Surabi
4 Cendol
5 Pisang Molen
6 Seblak
7 Keripik Pedas
8 Brownies Kukus
9 Martabak Manis
Sumber: Dejul (2012) danHasil Pengolahan Data, 2012
Wilayah Pengembangan (WP) Karees merupakan salah satu dari 6 (enam) wilayah pengembangan yang berada di Kota Bandung. Wilayah Pengembangan Karees memiliki peran sebagai kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran, permukiman, dan industri. Di wilayah pengembangan Karees juga terdapat kawasan militer sebagai pusat pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia, dan banyak terdapat juga bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di tengah kota Bandung yang juga merupakan aset pariwisata dari kota Bandung.
(18)
7
.
Gambar 1.1
Peta Wilayah Administratif Kota Bandung
Kawasan Bandung Tengah merupakan pusat dari kota Bandung, sehingga penjual jajanan khas kota Bandung banyak tersebar di wilayah ini, hal ini menyebabkan banyak wisatawan mengunjungi kawasan ini sebagai tujuan wisatanya. Hal ini didukung oleh banyaknya bangunan bersejarah yang tersebar di kawasan Karees ini, seperti bangunan dengan gaya art deco yang memiliki cita rasa seni yang klasik, hingga bangunan-bangunan yang memiliki nilai-nilai sejarah yang dimilikinya dalam perkembangan kota Bandung hingga menjadi seperti ini. Di samping itu juga pelayanan publik, infrastruktur, dan pelayanan akomodasi di wilayah Karees yang dinilai cukup baik disamping wilayah yang lainnya dapat mendukung wilayah Karees ini sebagai tujuan wisata, khususnya wisata sejarah kota Bandung dan tidak menutup kemungkinan juga wilayah ini menjadi pusat jajanan untuk oleh-oleh dan sentra cenderamata untuk mendukung kegiatan wisata.
(19)
8
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP JAJANAN KHAS KOTA BANDUNG DI WILAYAH KAREES BANDUNG”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Produk apa saja yang termasuk ke dalam produk jajanan popular khas Bandung di Wilayah Karees?
b. Bagaimana gambaran mengenai minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas kota Bandung?
c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui produk jajanan mana yang popular menurut wisatawan nusatantara di Wilayah Karees.
b. Untuk mengetahui gambaran mengenai minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas kota Bandung.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan nusantara dalam memilih jajanan popular khas Bandung.
(20)
9
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara ilmiah dan juga manfaat praktisnya.
a. Kegunaan Ilmiah
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai perkembangan dunia pariwisata, khususnya di Wilayah Karees pada saat ini melalui penerapan ilmu dan teori-teori yang penulis peroleh dari bangku kuliah dan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi serta melatih kemampuan analisis dan berpikir sistematis.
b. Kegunaan Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat melestarikan jajanan popular khas Bandung yang merupakan bagian dari kearifan lokal Kota Bandung dan sebagai acuan untuk menata produk jajanan popular khas Bandung agar lebih baik dan dapat meningkatkan pendapatan daerah kota Bandung. Penelitian ini pun semoga dapat menjadi salah satu bahan panduan bagi badan pemerintahan yang bertindak di bidang pariwisata untuk mengembangkan potensi wisata di kota Bandung.
(21)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produk jajanan popular khas kota Bandung yang tersebar di wilayah Karees yang dapat menarik minat dari wisatawan nusantara, dan sejauh mana popularitas dari jajanan popular khas kota Bandung di kalangan wisatawan nusantara. Adapun yang menjadi objek atau variabel bebas dari penelitian ini adalah jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi (independent variable). Jajanan popular khas kota Bandung tersebut adalah Batagor, Surabi, Keripik Pedas, Pisang Molen, dan Martabak Manis. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas kota Bandung (dependent variable). Dan yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke kota Bandung.
Penelitian ini dilakukan kepada wisatawan nusantara yang berkunjung ke kota Bandung dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari September 2012 hingga November 2012.
3.1.1 Lokasi dan Daerah Penelitian
Wilayah kota Bandung secara administratif mencangkup enam wilayah pengembangan yaitu Wilayah Bojonegara, Wilayah Cibeunying, Wilayah Tegalega, Wilayah Karees, Wilayah Ujung Berung, dan Wilayah Gedebage.
(22)
27
Penelitian ini dilakukan di wilayah Karees, yang berperan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran, permukiman, dan industri di kota Bandung. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat kawasan militer sebagai pusat pertahan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun batas administratifnya yaitu :
Utara : Wilayah Cibeunying
Selatan : Wilayah Gedebage
Timur : Wilayah Ujung Berung
Barat : Wilayah Tegalega
Dilihat dari peranannya, wilayah Karees tergolong strategis karena mudah diakses dari berbagai wilayah lainnya. Serta sarana dan prasarana di kawasan Karees ini memiliki kondisi yang baik, mulai dari segi transportasi, sarana publik, dan tata kota yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah yang lainnya.Lokasi yang sering dikunjungi wisatawan di kawasan Karees adalah kawasan Asia Afrika, Braga, Burangrang, dan Alun-alun Timur.
3.2Metode Penelitian
Menurut Nazir (2005), metode penelitian merupakan panduan urutan pekerjaan yang harus dilakukan peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian.
3.2.1 Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah deskriptif verifikatif. Dengan metode penelitian ini dapat diketahui signifikansi
(23)
28
hubungan antar variabel yang diteliti, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai potensi produk jajanan popular khas kota Bandung berdasarkan minat responden.
Metode verifikatif ditujukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi tehadap minat wisatawan nusantara.
3.2.2Operasionalisasi Variabel
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah operasionalisasi variabel yang dapat memberikan petunjuk dan sangat membantu bagi seorang peneliti untuk mengukur suatu variabel. Penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
(24)
29
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Teoritis Konsep
Empiris Konsep Analitik Skala Jenis produk
(X1)
Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi, atau inovatif
(Kotler dan Keller, 2007)
Jenis produk dilihat dari aspek kualitas
produk dan variasi
Data diperoleh dari wisatawan nusantara dengan skala semantik, meliputi:
- Rasa dari produk - Penampilan dari
produk
- Warna dari produk
- Variasi produk
Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal Demografi
(X2)
Segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis (Ciku, 2009)
demografi dilihat dari aspek tempat
dan cuaca
Data diperoleh dari wisatawan nusantara dengan skala semantik, meliputi:
- Kandungan nutrisi - Kemudahan
menemukan - Lokasi yang
strategis
- Cuaca yang mendukung aksi wisata
- Kebiasaan membeli jajanan - Gengsi yang
ditimbulkan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ekonomi
(X3)
Ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mencukupi kebutuhannya hidupnya seperti produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. (Ranadia, 2012) Ekonomi dilihat dari tingkat kebutuhannya, yang disesuaikan dengan status sosialnya
Data diperoleh dari wisatawan nusantara dengan skala semantik, meliputi:
- Kesesuaian harga Produk
- Daya beli konsumen
Ordinal
Ordinal Psikologi
(X4)
Psikologi konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat
(Hawkins, Best & Coney,
Psikologi dilihat dari aspekgaya hidup dan popularitas produk
Data diperoleh dari wisatawan nusantara dengan skala semantik, meliputi:
- Popularitas produk
- Cocok untuk dijadikan oleh-oleh
- Terpengaruh opini orang lain
Ordinal
Ordinal
(25)
30
Minat (Y)
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995) Tertarik untuk mencoba jajanan popular khas saat melakukan aksi wisata
Data diperoleh dari wisatawan nusantara dengan skala semantik, meliputi:
- Keinginan untuk menikmati jajanan popular khas kota Bandung
- Selera konsumen - Kebutuhan yang
diinginkan
Ordinal Ordinal
Ordinal
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2007) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu wisatawan nusantara di wilayah Karees yang mengunjungi kota Bandung.
Dalam penelitian ini, target populasi yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke wilayah Karees Bandung. Populasi yang digunakan adalah dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang berkunjung ke kota Bandung pada tahun 2011 sebanyak 3.882.010 (BPS Kota Bandung, 2012).
3.3.2 Sampel
Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2007), menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kota Bandung. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 100 sampel.
(26)
31
Ukuran sampel tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin yang ditulis oleh Umar (2007) yaitu:
Dimana:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Berdasarkan perhitungan di atas dengan tingkat toleransi sebesar 10%, maka diperoleh ukuran sampel (n) sebanyak 100 orang.
3.3.3 Teknik Sampling
Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya teknik sampling dikelompokan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Kelompok yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah nonprobability sampling. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011).
(27)
32
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa sumber data dapat menggunakan dua sumber, yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Untuk mendapatkan hasil data primer ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, seperti:
a. Observasi b. Kuisioner 2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.
Data sekunder penulis dapatkan melalui: a. Daftar kepustakaan
b. Buku c. Website
3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner yang digunakan bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai jajanan popular khas Bandung dan pengaruhnya terhadap minat wisatawan nusantara. Skala yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu
(28)
33
skala yang mengandung unsur penamaan atau kategorisasi, juga memiliki unsur urutan/peringkat (order = urutan).
Ada dua syarat penting yang berlaku untuk sebuah kuisioner, yaitu keharusan kuisioner tersebut untuk valid dan reliable.
3.5.1 Uji Validitas
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan/pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Untuk menguji validitasnya digunakan rumus korelasi Product Moment, dengan persamaan sebagai berikut:
r= √[ – ][ – ] Keterangan:
r = koefisien validitas item yang dicari
x = skor yang diperoleh dari subjek setiap item y = skor yang diperoleh dari subjek seluruh item Σx = jumlah skor dalam distribusi x
Σy = jumlah skor dalam distribusi y Σx2
= jumlah kuadrat pada masing-masing skor x Σy2
= jumlah kuadrat pada masing-masing skor y n = jumlah responden
Dimana nilai r dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikansi
(29)
34
1. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan dikatakan valid.
2. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan dikatakan tidak valid.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS20.0 didapat hasil pengujian pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas
No. Variabel Item r hitung r tabel Keterangan 1
Jenis Produk
(X1)
1 0,486 0,195 Valid
2 2 0,513 0,195 Valid
3 3 0,371 0,195 Valid
4 4 0,473 0,195 Valid
5
Demografi (X2)
1 0,390 0,195 Valid
6 2 0,522 0,195 Valid
7 3 0,402 0,195 Valid
8 4 0,373 0,195 Valid
9 5 0,414 0,195 Valid
10 6 0,386 0,195 Valid
11 Ekonomi (X3)
1 0,387 0,195 Valid
12 2 0,362 0,195 Valid
13
Psikologi (X4)
1 0,408 0,195 Valid
14 2 0,364 0,195 Valid
15 3 0,750 0,195 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa nilai rhitung > rtabel dari
setiap pertanyaan seluruh faktor variabel independen jajanan popular khas kota Bandung merupakan pertanyaan yang valid terhadap minat reponden.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliable (handal) berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
(30)
35
ri =
Keterangan:
ri = reliabilitas seluruh instrumen
rb = korelasi Product Moment antara belahan instrumen
Dimana kriteria pengujian validitas sebagai berikut: 1. Jika ri hitung > rtabel maka pernyataan dikatakan reliable.
2. Jika ri hitung < rtabel maka pernyataan dikatakan tidak reliable.
Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas kuisioner denganmenggunakan bantuan program SPSS 20.0.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
.846 16
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
3.6Teknik Analisis Data
3.6.1Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal, sehingga agar analisis dapat dilanjutkan maka skala pengukuran harus dinaikkan (ditransformasikan) ke dalam skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval (MSI).
(31)
36
Menurut Sedarmayanti & Hidayat (2005), pengertian Method Successive Interval (MSI) adalah “Metode pengskalaan untuk menaikkan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Skala Likert yang memiliki 5 kelas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011) Maka interval kelas ini menjadi:
Sehingga didapatkan klasifikasi kelas sebagai berikut: Tabel 3.4
Interval Kelas Mean Score Interval Kelas Nilai Keterangan
1,00 – 1,80 1 Sangat tidak berminat
1,80 – 2,60 2 Tidak berminat
2,60 – 3,40 3 Netral
3,40 – 4,20 4 Berminat
4,20 – 5,00 5 Sangat berminat
3.7 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dapat digunakan dengan menghitung korelasi antara variabel yang akan diteliti. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih.
(32)
37
Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji hipotesis yang digunakan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment untuk kedua variabel tersebut.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho : jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat wisatawan nusantara.
Ha : jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi berpengaruh secara signifikan terhadap minat wisatawan nusantara.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, tingkat kesalahan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (dk) sebesar n – 2 = 98.
3.7.1Regresi Linier Berganda
Selain itu, untuk mengukur hubungan matematis antara faktor penarik jajanan popular khas kota Bandung dan minat wisatawan nusantara, maka dihitung menggunakan analisis regresi linier berganda. Bentuk persamaan regresi linier berganda adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn (Sugiyono, 2011)
Sehingga bentuk persamaannya menjadi:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan:
Y = minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas kota Bandung
a = konstanta jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi b = koefisien regresi untuk jenis produk
(33)
38
X1 = variabel jenis produk
b2 = koefisien regresi untuk demografi
X2 = variabel demografi
b3 = koefisien regresi untuk ekonomi
X3 = variabel ekonomi
b4 = koefisien regresi untuk psikologi
X4 = variabel psikologi
3.7.2Koefisien Determinan (R-square)
Pengujian koefisien determinan (R-square) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi terhadap minat wisatawan nusantara. Koefisien determinan (R-square) berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤R-square ≤1). Hal ini berarti, nilai R-square = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh dari jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi terhadap minat wisatawan nusantara, bila R-square mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh dari jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi terhadap minat wisatawan nusantara.
3.7.3Uji Regresi secara Simultan (Uji F)
Uji simultan ini digunakan untuk mengetahui apakah jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi secara bersama-sama berpengaruh signifikan atau tidak terhadap minat wisatawan nusantara dengan rumus hipotesis:
(34)
39
Ho: βi = 0, artinya jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap minat wisatawan nusantara.
Ha : βi ≠ 0, artinya jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat wisatawan nusantara. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
Ho diterima bila p=value > α (5%) Ho ditolak bila p=value < α (5%) 3.7.4Uji Regresi secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi terhadap minat wisatawan nusantara, dengan rumusan hipotesis
Ho: βi = 0, artinya jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat wisatawan nusantara.
Ha : βi ≠ 0, artinya jenis produk, demografi, ekonomi, dan psikologi secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat wisatawan nusantara.
Untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi hipotesis, dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:
(35)
40
Keterangan : t = t hitung
n = ukuran sampel
r = nilai koefisien korelasi Product Moment
Dimana kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:
1. Jika thitung > ttabel, berarti variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y (Ha diterima atau Ho ditolak).
2. Jika thitung< ttabel, berarti variabel X berpengaruh tidak signifikan terhadap
(36)
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan berdasarkan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Produk jajanan popular khas kota Bandung adalah Batagor, Surabi, Keripik Pedas, Pisang Molen, dan Martabak Manis.
2. Minat dari wisatawan dapat digambarkan bahwa wisatawan nusantara yang memiliki minat yang tinggi pada jajanan popular khas kota Bandung mayoritas berdomisili di wilayah Jabotabek.
3. Faktor yang mempengaruhi minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas kota Bandung adalah: jenis produk, faktor demografi, faktor ekonomi faktor psikologi. Faktor yang dominan dalam mempengaruhi minat wisatawan nusantara terhadap jajanan popular khas kota Bandung di wilayah Karees adalah faktor psikologi.
(37)
69
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan adalah untuk meningkatkan produk jajanan popular khas kota Bandung terhadap minat wisatawan nusantara dapat dilakukan beberapa peningkatan-peningkatan, diantaranya:
1. Penampilan dari produk jajanan popular khas kota Bandung yang harus ditampilkan lebih baik lagi, yang penyajiannya memperhatikan nilai estetika dari sebuah makanan seperti yang dilakukan oleh restoran fine dining yang menata makanan sedemikian rupa dan menambahkan garnish yang membuat makanan tersebut terlihat indah. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah selera makan dari konsumen untuk mencobanya, sehingga diharapkan minat wisatawan nusantara terhadap produk jajanan popular khas kota Bandung dapat meningkat.
2. Jajanan popular dari kota Bandung memiliki kemasan yang sederhana, yang hanya menilai dari aspek fungsinya saja. Padahal disamping fungsinya kemasan juga dapat juga meningkatkan penjualan dari sebuah jajanan jika jajanan tersebut dikemas secara apik, rapi, dan menarik, belum lagi produk ini banyak juga digunakan sebagai oleh-oleh untuk kerabat dari wisatawan yang berkunjung ke Bandung, Kemasan yang menarik dapat menimbulkan perhatian yang lebih dari konsumen dan juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa tertarik produk jajanan tersebut. Kemasan yang menarik juga
(38)
70
dapat menjadi kelebihan tersendiri yang dapat ditawarkan kepada wisatawan nuasantara yang berkunjung ke kota Bandung, sehingga penjualan akan jajanan itu sendiri akan meningkat.
3. Dari segi nutrisinya, jajanan memang masih kurang diperhatikan keberadaannya. Karena konsumen hanya menilai jajanan sebagai sebuah camilan ringan unttuk dikonsumsi di luar makan makanan pokok padahal pada kenyataannya peranan nutrisi dari jajanan juga dapat berperan dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak jajanan yang memiliki kandungan nutrisi yang kaya akan gizi seperti batagor yang kaya akan protein yang dihasilkan dari tahu dan ikan yang menjadi bahan utamanya, belum lagi tambahan protein dari bumbu kacang yang menjadi pendamping dari jajanan ini. Dilihat dari contoh tersebut maka jajanan dapat juga menjadi asupan yang cukup akan nutrisi yang dikandungnya, sehingga jajanan tersebut dapat menjadi asupan pengganti dari makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu disarankan agar produsen mencantumkan kandungan nutrisi dan bahan baku dari jajanan yang dijualnya, hal ini dimaksudkan agar konsumen dapat mengetahui kandungan apa saja yang terkandung dan juga manfaat dari jajanan tersebut selain dari rasanya yang lezat.
4. Kualitas dari produk jajanan yang ada di kota Bandung dapat dikatakan dengan kondisi yang baik, karena dengan kualitasnya ini yang menjadikan jajanan popular khas dari kota Bandung dapat dikenal oleh wisatawan
(39)
71
tersebut lebih tinggi dari produk jajanan popular khas yang berasal dari luar kota Bandung, akan tetapi walaupun dengan harga cukup tinggi tetap saja jajanan tersebut banyak peminatnya. Pada saat ini konsumen dalam artian wisatawan nusantara lebih memilih produk yang berkualitas baik dibandingkan dengan produk yang memiliki harga yang murah, karena mereka beranggapan bahwa jajanan yang murah belum tentu terbukti kualitasnya.
5. Wisatawan nusantara yang berkunjung ke kota Bandung dapat dikatakan cukup mandiri dalam menentukan pilihannya dalam menentukan jajanan yang mereka inginkan. Hal ini dapat dilihat dari prilaku wisatawan yang melakukan aksi wisatanya tanpa menghiraukan opini-opini dari orang lain. Tetapi ini juga memiliki kemungkinan akan kurangnya promosi dari para penjual jajanan dalam memasarkan jajanannya kepada wisatawan, karena promosi merupakan salah satu aspek pemasaran yang cukup efektif dalam memasarkan sebuah produk. Selama ini para produsen hanya mengandalkan promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut saja padahal pada kenyataannya para wiasatawan sudah tidak terpaku pada opini orang lain. Selain itu juga promosi yang dilakukan oleh para penjual jajanan hanya sebatas promosi di media massa, radio, atau yang sedang berkembang pada saat ini adalah promosi yang dilakukan di sosial media seperti facebook, twitter, instagram, dan lain sebagainya. Akan lebih baik lagi jika adanya promosi dengan pelayanan
(40)
72
mempromosikannya ke khalayak ramai, sehingga dengan adanya kegiatan promosi yang baik agar produk jajanan yang potensial ini dapat lebih dikenal lagi.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2012
Boyd, Walker, dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran (Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global). Jakarta: Erlangga
Butar-butar, Agresta. 2005. Pemenuhan Kebutuhan Energi dan Protein yang Bersumber dari Makanan Jajanan dihubungkan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar (SD) Negeri 060923 Simpang Marindal Medan Tahun 2005. Skripsi Gizi Kesehatan Masyarakat: FKM USU
Dejul. 2012. 25 Kuliner Khas Bandung. [Online]. Tersedia:
http://dejulogy.wordpress .com/2012/03/31/25-kuliner-khas-bandung [8 Agustus 2012]
Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. 2012
Ditmer, P. R., & Keefe, D.J. 2006. Principle of Food and Beverage Labor and Cost Control. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc
Haryadi, Bambang. 2007. Pengetahuan Lokal, Makanan Tradisonal, dan Ketahanan Pangan. [Online]. Tersedia: http://www.nusatarasociety. wordpress.com [16 Maret 2012]
Hutabarat, D.M. 2010. “Analisis Pengetahuan Tentang Objek Wisata dan Minat Wisatawan Jerman Berkunjung ke Indonesia”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 11 No. 1 April 2010. 123-130. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
International Culinary Tourism Association. Culinary Tourism. [Online]. Tersedia : http://www.google.co.id [13 Agustus 2012]
Judarwanto, W. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. Pycky Eaters Clinic. (Klinik khusus kesulitan makan pada anak). [Online]. Tersedia : http://kesulitanmakan.bravehost.com [15 Agustus 2012]
Kotler, Bowen, dan Makens. 1999. Consumer Behaviour (5th ed). USA: Prentice Hall International, Inc
(42)
Kotler, P., dan Keller, K.L. 2003. Marketing Management (12thed). New Jersey USA: Prentice Hall
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Permana, T.S. 2011. Makanan Tradisional sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di Kota Medan. Kertas Karya D-III Pariwisata: FIB USU
Purtiantini. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammdiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi Gizi: FIK UMS Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin, 2002. Metode Penelitian. Bandung: Bandar
Maju
Simanungkalit, R. 2008. Inventarisasi Makanan Tradisional Khas Toba Samosir dan Strategi Pengembangan Tipa-Tipa di Toba Samosir. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara
Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Suherman, S.A. 2009. Made In Bandung. Jakarta: DAR! Mizan.
Tarwotjo, C.S. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Umar, H. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia
Wibisaputra, A. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg. Skripsi: FE UNDIP
Yunita, S. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat untuk Mengunjungi Wisata di Kebun Binatang Surabaya. Tesis. Jatim: UPN
“Veteran”
Zuriah, N. 2011. Model Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal. Disertasi PKn. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(43)
JURNAL
Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat, Agustus 2004, Jilid 37, Nomor 2, Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM
Suparwoko. 2010. “Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Industri Pariwisata”. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif : Tidak diterbitkan
(1)
70
Andy Afriandy Ishak, 2013
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dapat menjadi kelebihan tersendiri yang dapat ditawarkan kepada wisatawan nuasantara yang berkunjung ke kota Bandung, sehingga penjualan akan jajanan itu sendiri akan meningkat.
3. Dari segi nutrisinya, jajanan memang masih kurang diperhatikan keberadaannya. Karena konsumen hanya menilai jajanan sebagai sebuah camilan ringan unttuk dikonsumsi di luar makan makanan pokok padahal pada kenyataannya peranan nutrisi dari jajanan juga dapat berperan dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak jajanan yang memiliki kandungan nutrisi yang kaya akan gizi seperti batagor yang kaya akan protein yang dihasilkan dari tahu dan ikan yang menjadi bahan utamanya, belum lagi tambahan protein dari bumbu kacang yang menjadi pendamping dari jajanan ini. Dilihat dari contoh tersebut maka jajanan dapat juga menjadi asupan yang cukup akan nutrisi yang dikandungnya, sehingga jajanan tersebut dapat menjadi asupan pengganti dari makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu disarankan agar produsen mencantumkan kandungan nutrisi dan bahan baku dari jajanan yang dijualnya, hal ini dimaksudkan agar konsumen dapat mengetahui kandungan apa saja yang terkandung dan juga manfaat dari jajanan tersebut selain dari rasanya yang lezat.
4. Kualitas dari produk jajanan yang ada di kota Bandung dapat dikatakan dengan kondisi yang baik, karena dengan kualitasnya ini yang menjadikan jajanan popular khas dari kota Bandung dapat dikenal oleh wisatawan nusantara. Produk jajanan yang berkualitas menjadikan harga dari jajanan
(2)
71
Andy Afriandy Ishak, 2013
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tersebut lebih tinggi dari produk jajanan popular khas yang berasal dari luar kota Bandung, akan tetapi walaupun dengan harga cukup tinggi tetap saja jajanan tersebut banyak peminatnya. Pada saat ini konsumen dalam artian wisatawan nusantara lebih memilih produk yang berkualitas baik dibandingkan dengan produk yang memiliki harga yang murah, karena mereka beranggapan bahwa jajanan yang murah belum tentu terbukti kualitasnya.
5. Wisatawan nusantara yang berkunjung ke kota Bandung dapat dikatakan cukup mandiri dalam menentukan pilihannya dalam menentukan jajanan yang mereka inginkan. Hal ini dapat dilihat dari prilaku wisatawan yang melakukan aksi wisatanya tanpa menghiraukan opini-opini dari orang lain. Tetapi ini juga memiliki kemungkinan akan kurangnya promosi dari para penjual jajanan dalam memasarkan jajanannya kepada wisatawan, karena promosi merupakan salah satu aspek pemasaran yang cukup efektif dalam memasarkan sebuah produk. Selama ini para produsen hanya mengandalkan promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut saja padahal pada kenyataannya para wiasatawan sudah tidak terpaku pada opini orang lain. Selain itu juga promosi yang dilakukan oleh para penjual jajanan hanya sebatas promosi di media massa, radio, atau yang sedang berkembang pada saat ini adalah promosi yang dilakukan di sosial media seperti facebook, twitter, instagram, dan lain sebagainya. Akan lebih baik lagi jika adanya promosi dengan pelayanan publik dan berkerjasama dengan instansi pemerintahan terkait agar dapat
(3)
72
Andy Afriandy Ishak, 2013
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mempromosikannya ke khalayak ramai, sehingga dengan adanya kegiatan promosi yang baik agar produk jajanan yang potensial ini dapat lebih dikenal lagi.
(4)
Andy Afriandy Ishak, 2013
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2012
Boyd, Walker, dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran (Suatu Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global). Jakarta: Erlangga
Butar-butar, Agresta. 2005. Pemenuhan Kebutuhan Energi dan Protein yang
Bersumber dari Makanan Jajanan dihubungkan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar (SD) Negeri 060923 Simpang Marindal Medan Tahun 2005. Skripsi Gizi Kesehatan Masyarakat: FKM USU
Dejul. 2012. 25 Kuliner Khas Bandung. [Online]. Tersedia:
http://dejulogy.wordpress .com/2012/03/31/25-kuliner-khas-bandung [8 Agustus 2012]
Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. 2012
Ditmer, P. R., & Keefe, D.J. 2006. Principle of Food and Beverage Labor and
Cost Control. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc
Haryadi, Bambang. 2007. Pengetahuan Lokal, Makanan Tradisonal, dan
Ketahanan Pangan. [Online]. Tersedia: http://www.nusatarasociety.
wordpress.com [16 Maret 2012]
Hutabarat, D.M. 2010. “Analisis Pengetahuan Tentang Objek Wisata dan Minat
Wisatawan Jerman Berkunjung ke Indonesia”. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol 11 No. 1 April 2010. 123-130. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
International Culinary Tourism Association. Culinary Tourism. [Online]. Tersedia : http://www.google.co.id [13 Agustus 2012]
Judarwanto, W. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. Pycky Eaters Clinic. (Klinik khusus kesulitan makan pada anak). [Online]. Tersedia : http://kesulitanmakan.bravehost.com [15 Agustus 2012]
Kotler, Bowen, dan Makens. 1999. Consumer Behaviour (5th ed). USA: Prentice
(5)
Andy Afriandy Ishak, 2013
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kotler, P., dan Keller, K.L. 2003. Marketing Management (12thed). New Jersey
USA: Prentice Hall
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Permana, T.S. 2011. Makanan Tradisional sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di
Kota Medan. Kertas Karya D-III Pariwisata: FIB USU
Purtiantini. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan
Makanan Jajanan dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammdiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi Gizi: FIK UMS
Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin, 2002. Metode Penelitian. Bandung: Bandar Maju
Simanungkalit, R. 2008. Inventarisasi Makanan Tradisional Khas Toba Samosir
dan Strategi Pengembangan Tipa-Tipa di Toba Samosir. Tesis. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Suherman, S.A. 2009. Made In Bandung. Jakarta: DAR! Mizan.
Tarwotjo, C.S. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Umar, H. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia
Wibisaputra, A. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Ulang Gas Elpiji 3 Kg. Skripsi: FE UNDIP
Yunita, S. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat untuk
Mengunjungi Wisata di Kebun Binatang Surabaya. Tesis. Jatim: UPN
“Veteran”
Zuriah, N. 2011. Model Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan
Multikultural Berbasis Kearifan Lokal. Disertasi PKn. Bandung:
(6)
Andy Afriandy Ishak, 2013
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Nusantara terhadap Jajanan Populer Khas Kota Bandung di Wilayah Karees Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
JURNAL
Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat, Agustus 2004, Jilid 37, Nomor 2, Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM
Suparwoko. 2010. “Pengembangan Ekonomi Kreatif sebagai Penggerak Industri Pariwisata”. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif : Tidak diterbitkan