EFEKTIVITAS TEKNIK PRAKTEK BERPASANGAN (PRACTICE REHEARSAL PAIRS ) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

(1)

[Type text] Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran……… ... 10

1. Konsep Belajar………... 10

2. Konsep Pembelajaran………... 12

B. Model, Strategi, Pendekatan, Metode dan teknik……….. 17

C. Model Pembelajaran Kooperatif……… 21


(2)

[Type text] Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Teknik Pembelajaran Praktek Berpasangan (Practice Rehearsal Pairs)... 33

1. Pengertian Teknik Pembelajaran Praktek Berpasangan (Practice Rehearsal Pairs)………..... 2. Prinsip Teknik Pembelajaran Praktek Berpasangan (Practice

Rehearsal Pairs) ... 3. Tujuan Teknik Pembelajaran Praktek Berpasangan (Practice

Rehearsal Pairs)... 4. Langkah-Langkah Teknik Pembelajaran Praktek Berpasangan

(Practice Rehearsal Pairs)………..

5. Kekurangan dan Kelebihan Teknik Pembelajaran Praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs)…………………

33

35

36

37

38 F. Mata Pelajaran TIK………... 39 1. Pengertian Mata Pelajaran TIK……….... 39 G. Penggunaan Teknik Pembelajaran Praktek Berpasangan Terhadap Hasil

Belajar Pada Mata Pelajaran TIK………... 42 H. Teknik Pembelajaran Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) ……….. 43 I. Langkah-langkah Teknik Pembelajaran Catatan Terbimbing (Guided Note

Taking)……………… 45

J. Penelitian Terdahulu……….……… 46 K. Asumsi dan hipotesis………... 47


(3)

[Type text] Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Asumsi………... 2. Hipotesis………..

47 48 BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian………... 1. Metode penelitian……….. 2. Desain penelitian………...

51 51 53 B. Populasi dan Sampel ...

1. Populasi………... 2. Sampel ………..

54 54 55 C.Teknik Pengumpulan Data ...

1. Instrumen Tes... 56 56 D.Teknik Analisis Instrumen Penelitian ...

1. Uji validitas………... 2. Uji Reliabilitas……….. 3. Daya Pembeda………... 4. Indeks Kesukaran………...

57 58 60 61 63 E. Tehnik Analisis Data ...

1. Uji Normalitas... 2. Uji Homogenitas ... 3. Uji Hipotesis ...

64 64 64 65 F. Prosedur Penelitian ... 66


(4)

[Type text] Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 1. Uji Validitas……….. ... a. Validitas Alat Ukur……….. b. Validitas Butir Soal……….. 2. Uji Reliabilitas……….. 3.Tingkat Kesukaran………... 4. Daya Beda……….

71 72 72 72 73 73 74 B. Deskripsi Hasil Penelitian……….

1. Pelaksanaan Penelitian………... 2. Data Hasil Penelitian………... a. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian pertama………. b. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian kedua……… c. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ketiga……… C. Pengujian Hipotesis………... 1. Uji Normalitas………... 2. Uji Homogenitas………... 3. Uji Hipotesis………. a. Uji Hipotesis Umum………... b. Uji Hipotesis Pertama………... c. Uji Hipotesis Kedua………...

75 75 76 82 84 87 90 93 93 95 95 97 99


(5)

[Type text] Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Uji Hipotesis Ketiga………... 101 D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ... 109 B. Saran……. ... 110 RIWAYAT HIDUP

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

[Type text]

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya benar-benar dapat mengubah kondisi siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu.Dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Proses pembelajaran terjadi manakala ada interaksi antara guru dan siswa.

Kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pembelajaran di sekolah yang terlibat langsung dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Tugas guru bukan semata-mata mengajar (teacher centered) tetapi juga membelajarkan siswa (children centered).

Pembelajaran juga bukan hanya sebatas mendengarkan, karena dengan mendengarkan saja siswa akan cenderung lupa, menurut Mel Silberman (2009: 2) “siswa mendengarkan rata-rata 400-500 kata per menit, ketika mendengarkan secara terus menerus selama waktu tertentu pada seorang guru yang sedang berbicara empat kali lebih lamban, siswa cenderung bosan, dan pikiran mereka akan melayang kemana-mana”. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yang


(7)

2

salah satunya yaitu di karenakan adanya perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar dengan tingkat kecepatan siswa mendengarkan, jadi untuk itu pembelajaran akan sukses jika menggabungkan dari ketiga unsur yaitu mendengar, melihat dan melakukan, untuk itu sudah menjadi tugas guru untuk menyatukan ketiga unsur tersebut.

Namun keadaan pembelajaran di lapangan, Guru masih saja menggunakan pembelajaran ceramah, dan siswa hanya sebagai pendengar dan penerima informasi yang pasif, sehingga pembelajaran hanya bersifat satu arah, tanpa membiarkan siswa memunculkan rasa keingintahuan dan ketertarikan terhadap materi yang diajarkan. Fakta yang terjadipun guru jarang sekali melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga yang terjadi adalah proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).

Perubahan tersebut juga harus diterapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang merupakan salah satu bidang studi yang saat ini menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan.Mata pelajaran TIK dipersiapkan untuk mengantisispasi dan mengatasi dampak negatif perkembangan teknologi, mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktekkan dan dipahami sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk bisa terjun ke dunia internasional, bersaing dengan generasi muda dunia yang tentunya lebih melek terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

Mata pelajaran TIK dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dipelajari, dilapangan masih banyak siswa yang malas belajar TIK karena dirasa


(8)

susah diingat, apalagi jika disuguhkan dengan teknikguidedd note taking biasa yang menjadikan siswa semakin malas mengikuti pelajaran TIK, tidak sedikit pula anak yang tidak bisa memahami materi TIK yang disampaikan sehingga mengalami kesulitan pada saat akan melaksanakan tes.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan PPL di SMPN 26 Bandung, peran guru (teacher centered) masih mendominasi dalam setiap pembelajaran TIK, sehingga menyebabkan siswa merasa bosan terhadap teknik belajar yang ada, siswa cenderung pasif karena hanya mengandalkan demonstrasi yang disajikan oleh guru saja. Siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru saja sehingga jika kelas sudah berakhir mereka pun akan cepat melupakan pelajaran yang sudah diberikan. Hal yang terjadi juga, siswa cenderung ingin selalu berkelompok atau berpasangan dalam mengerjakan praktek komputer.

Siswa yang merasa kurang mampu mempelajari materi, selalu ingin berkelompok dengan siswa yang mahir dalam pembelajaran komputer, sehingga pada saat mengerjakan soal latihan pun siswa yang kurang mampu menguasai mata pelajaran TIK hanya mengendalkan temannya yang mahir komputer untuk mengerjakan soal latihan yang ada, sehingga akhirnya siswa yang pintar akan semakin pintar dan siswa yang kurang pintar pun tidak mau belajar karena hanya mengandalkan kemampuan orang lain. Masalah tersebut akhirnya menyebabkan banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).yang merupakan tolak ukur ketuntasan belajar siswa terhadap suatu mata pelajaran.


(9)

4

Salah satu contoh rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran TIK, dapat dilihat dari hasil Ujian Tengah Semester di SMPN 26 Bandung pada tahun ajaran 2011/2012, dimana hasil ujian dari dua kelas menunjukan rata-rata nilai 73.5 jika dilihat dari KKM mata pelajaran TIK yaitu sebesar 75, maka nilai tersebut belum memenuhi nilai dari KKM yang ditetapkan. Terkait dengan permasalahan diatas diperlukan pembelajaran yang membuat siswa aktif, berkembang daya nalarnya, berfikir kritis, logis dan sistematis serta mampu bekerja sama dengan temannya sehingga pembelajaran lebih berpusat kepada siswa (student centered).

Berbagai upaya dilakukan diantaranya dapat dilakukan dalam pemilihan pembelajaran, pendekatan, teknikpembelajaran serta buku-buku maupun materi-materi pembelajaran. Perubahan-tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menciptakan suatu pembelajaran aktif yang merangsang siswa untuk dapat berperan aktif dalam pembelajaran (student centered). Proses pembelajaran aktif ini menuntut siswa bukan hanya sebagai pendengar saja, tetapi juga harus berpartisipasi aktif, bekerjasama secara aktif pula sehingga pembelajaran akan disampaikan dengan baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan teknik yang mudah dipahami oleh siswa. Karena menurut masalah yang terjadi maka siswa membutuhkan teknik pembelajaran yang mewadahi mereka untuk melakukan pembelajaran secara berpasangan. Terdapat banyak teknik Salah satu teknik yaitu teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) yang merupakan teknik yang mengharuskan siswa berpasangan


(10)

dimana siswa tidak mengandalkan salah satu pihak saja, tetapi pasangan tersebut bekerja sama secara aktif dalam mengikuti pembelajaran dari guru baik dalam hal materi maupun dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.

Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) ini dapat dipakai untuk

mempraktekan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar yang bertujuan untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapatmelakukan keterampilan dengan

benar. Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok yang terdiri dari dua

orang, dimana yang satu berperan sebagai penjelas sedangkan siswa pasangannya berperan sebagai pengecek atau pemerhati.

Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) ini menuntut siswa untuk bekerja sama dengan pasanganya untuk mengerjakan soal ataupun memecahkan masalah yang terdapat selama proses pembelajaran, selain itu juga dengan praktek berpasangan dapat meningkatkan keakraban dengan siswa dan terutama untuk memudahkan dalam mempelajari materi dan meningkatkan hasil belajar yang bersifat kognitif dalam penelitian ini aspek kogntif yang diteliti terutama dari aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2) dan aspek menerapkan (C3).

Teknologi Informasi dan komunikasi adalah mata pelajaran yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Materi TIK yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu materi yang diajarkan pada kelas VII Semester 1 yaitu sistem operasi dasar windows.


(11)

6

Diharapkan dengan teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) ini, siswa dapat lebih memahami mengenai mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terutama dalam mengerjakan praktek komputer. Dalam penelitian ini teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) akan diterapkan dalam kelas eksperimen, sedangkan teknik catatan terbimbing (guided note taking) akan diterapkan dalam kelas kontrol. Dari uraian tersebut maka penelitian ini di beri judul “Efektivitas Teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) dalam meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK.”

B.Rumusan Masalah

Perumusan masalah dimaksudkan untuk merumuskan suatu masalah yang merupakan pokok kegiatan dalam penelitian, sehingga memperoleh suatu masalah yang jelas, maka secara umum masalah yang diteliti adalah “Apakah teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) pada Mata Pelajaran TIK ”Adapun rumusan khusus masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek mengingat (C1) pada mata pelajaran TIK?

2. Apakah teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam


(12)

meningkatkan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada mata pelajaran TIK?

3. Apakah teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek menerapkan (C3) pada mata pelajaran TIK?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat efektivitas teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK. Adapun tujuan khususnya yaitu:

1. Mengetahui efektivitas teknik praktek berpasangan(Practice Rehearsal Pairs) dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengingat (C1) pada mata pelajaran TIK.

2. Mengetahui efektivitas teknik praktek berpasangan(Practice Rehearsal Pairs) dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami (C2) pada mata pelajaran TIK.

3. Mengetahui efektivitas teknik praktek berpasangan(Practice Rehearsal Pairs) dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking) dalam


(13)

8

meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menerapkan (C3) pada mata pelajaran TIK.

D.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkap efektivitas penggunaan teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak diantaranya:

1. Dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian informasi bagi para perencana dan pengembang lembaga pendidikan mengenai manfaat menggunakan teknik didalam kegiatan mengajar.

2. Dari segi praktis

a. Bagi guru: Menambah pengetahuan bagi guru tentang teknik pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran TIK sehingga dapat memperbaiki kualitas kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi siswa: Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya serta dapat merangsang siswa dalam meningkatkan kerjasama sesama pasangan dan tentunya menambah motivasi bagi siswa dalam mempelajari mata pelajaran TIK.

c. Bagi Peneliti :Dapat menambah wawasan dan memberikan gambaran yang jelas dalam memilih teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran TIK di sekolah.


(14)

E.Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan kata-kata.Istilah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs): Teknik praktek berpasangan (Practice Rehearsal Pairs) dalam penelitian ini yaitu teknik yang dilakukan secara berpasangan dalam mengerjakan tugas tentang materi operasi sistem dasar komputer. Satu orang bertugas sebagai penjelas atau pendemonstrasi, dan teman pasangannya berperan sebagai pengecek atau pengamat.

2. Hasil belajar ranah kognitif: Hasil belajar yaitu hasil atau kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah mengalami suatu pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar dikhususkan pada ranah kognitif aspek mengingat (C1) memahami(C2) dan aspek menerapkan (C3). 3. Mata pelajaran TIK: Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah peralatan

elektronik yang berupa perangkat keras dan perangkat lunak serta segala kegiatan yang berkaitan dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antar media. Adapun materi TIK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk siswa SMP kelas VII semester 1 yaitu materi mengoperasikan sistem dasar komputer yang meliputi sistem operasi windows.


(15)

[Type text]

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan


(16)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya. Kuasi eksperimen yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utama validasinya tidak dilakukan penugasan random melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact group), yang dalam hal ini adalah kelas biasa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Ali dalam ( Khrisasi, 2011:

99) menyatakan „kuasi eksperimen hampir sama dengan kuasi sebenarnya,

perbedaanya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang

sudah ada‟.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, penggunaan teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) di kelas eksperimen dan penggunaan teknik catatan terbimbing (guided note taking) di kelas kontrol sebagai variabel bebas. Sedangkan hasil belajar siswa ranah kognitif yaitu aspek mengingat, memahami dan menerapkan ditempatkan sebagai variabel terikat.


(17)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel berikut adalah penjelasan hubungan antar variabel yang akan diteliti: Tabel 3.1

Hubungan antar variabel Variabel bebas

Variabel terikat

Kelas Eksperimen (X1)

Kelas Kontrol (X2) Hasil Belajar Aspek

Mengingat (Y1)

(XIYI) (X2YI) Asil Belajar Aspek

Memahami (Y2)

(XIY2) (X2Y2) Hasil Belajar Aspek

Menerapkan (Y3)

(XIY3) (X2Y3) Keterangan :

XIYI:Hasil belajar siswa pada aspek mengingat dengan menggunakan teknik pembelajaran praktek berpasangan (Practice rehearsal pairs).

XIY2:Hasil belajar siswa pada aspek memahami dengan menggunakan teknik praktek berpasangan (Practice rehearsal pairs).

XIY3 :Hasil belajar siswa pada aspek menerapkan dengan menggunakan teknik praktek berpasangan (Practice rehearsal pairs).

X2YI:Hasil belajar siswa pada aspek mengingat dengan menggunakan teknik catatan terbimbing (guided note taking).

X2Y2:Hasil belajar siswa pada aspek memahami dengan menggunakan teknik catatan terbimbing (guided note taking).


(18)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X2Y3:Hasil belajar siswa pada aspek menerapkan dengan menggunakan teknik pembelajaran catatan terbimbing (guided note taking).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretes postes (Pretest-Posttest Control Group Design).Subjek penelitian dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua kelompok yang mendapatkan perlakuan berbeda.Masing-masing kelompok mendapatkan pre-test dan post test.Pretest digunakan untuk pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post-test digunakan untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.

Tabel desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian Pre-test-Post-test Control Group Design Desain Penelitian

Kelas Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 dan O3 : Pre-tes O2 dan O4 : Pos-tes


(19)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X : Pembelajaran dengan menggunakan teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs)

Pengaruh perlakuan adalah (O2- O1) – (O4 - O3).

Desain ini dipilih karena melibatkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen, sehingga dapat melihat perbedaan hasil belajarsiswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) dan yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik catatan terbimbing (guided note taking).

Langkah pelaksanaan pada penelitian ini dimulai dari menetapkan kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kemudian kedua kelas diberikan pre-test (O1 dan O3), selanjutnya kedua kelas diberikan treatment.Kelas eksperimen mendapatkan treatment menggunakan teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs ) dan kelas kontrol menggunakan model teknikcatatan terbimbing (guided note taking) dengan memanfaatkan media presentasi. Setelah diberikan treatment kemudian dilakukan post-test (O2 dan O4) kepada kedua kelas. Hasil post-tes kemudian dibandingkan dengan pre-test, sehingga akan diperoleh gain, yaitu selisih antar nilai pre –tes dan post-tes.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini meliputi obyek/subyek yang dijadikan sumber data bagi penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono


(20)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 26 Bandung.Kelas VII Semester 1 tahun ajaran 2011-2012 yang terdiri dari 10 kelas.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118).Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang ada pada populasi itu.

Sampel itu harus bersifat representative, karena sampel harus dapat menggambarkan keseluruhan secara populasi. Sejalan dengan pendapat

Suharsimi Arikunto (2006:131) yang mengatakan”sampel adalah bagian dari

populasi(sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling yaitu memberikan peluang yang sama bagi semua populasi untuk dijadikan sampel, dengan teknik penarikan sampel kelas atau cluster random sampling, karena dalam cluster random sampling dilakukan dengan menggunakan kelompok yang tersedia sebagai sampel sehingga peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu akan tetapi dalam bentuk kelas yang tersedia dan pengacakannya hanya pada kelasnya saja yang bisa digunakan yang mana saja tidak pada individu atau siswa. Berdasarkan


(21)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penjelasan di atas, maka peneliti memilih dua kelas yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian, dengan rincian pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Sampel penelitian

NO

KELAS

JUMLAH

1 VII B 35 orang siswa

2 VII D 35 orang siswa

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya dengan tujuan untuk memeperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini teknik pengukuran melalui tes hasil belajar.

1. Instrumen Tes

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 :160). Instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar objektif.Tes diadakan dalam bentuk pre-tes pos-tes.

Tes bentuk objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa dalam mengaplikasikan konsep yang telah diberikan sebelum


(22)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan sesudah pembelajaran sebagai pre-tes dan pos-tes.Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Instrumen tes ini hanya dibatasi pada aspek mengingat (CI), memahami (C2) dan menerapkan (C3) Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) dapat meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran TIK.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen hasil belajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan Kurikulum KTSP mata pelajaran TIK. b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. c. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat dengan dosen pembimbing d. Melakukan judgement terhadap instrumen penelitian.

e. Melakukan uji coba instrumen penelitian yang telah dibuat kepada siswa. f. Melakukan analisis berupa uji validitas, daya pembeda,tingkat kesukaran

dan uji reliabilitas soal. Setelah insrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliable, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pre tes dan post tes.

D.Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Khusus untuk instrumen berupa tes, dilakukan uji coba terlebih dahulu sebelum instrumen tersebut diberikan kepada kelompok eksperimen. Uji coba instrumen tersebut diberikan kepada kelompok siswa yang lebih tinggi atau pada kelas yang tingkatannya sama tetapi telah memperoleh materi dalam soal yang


(23)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diberikan. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk melihat kualitas instrumen tes yaitu melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran soal instrumen.

Berikut adalah teknik analisis instrumen penilaian berupa tes: 1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang akan diukur dalam penelitian.Menurut Sugiyono (2010 : 121) “ Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur”.

Penelitian ini digunakan dua validitas yaitu validitas alat ukur dan validitas butir soal. Untuk pengetahuan validitas alat ukur, digunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan teknik korelasi product moment seperti yang dikemukakan oleh Pearson dirumuskan sebagai berikut:

(Zainal Arifin, 2009:254) Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y

X = Skor siswa tiap butir soal masing-masing siswa Y = Skor total masing-masing siswa

  

  

2 2

2

  

2

   Y Y N X X N Y X XY N rxy


(24)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

N = Jumlah responden uji coba

Harga koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Validitas Tes

INTERVAL KOEFISIEN KRITERIA

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0, 60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono,2010:257)

Cara yang dilakukan selanjutnya untuk menguji signifikansi item-item pada instrumen penelitian dihitung dengan uji-t dengan rumus:

(Sugiyono,2010:257)

Keterangan : t = nilai hitung


(25)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu n = jumlah banyaknya subjek

Dimana jika ℎ� �� > �� pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk = n-2, maka soal tes tersebut valid.

Validitas selanjutnya adalah validitas butir soal.Arikunto (2006:75)

menyatakan bahwa “Disamping mencari validitas soal juga perlu dicari validitas

butir soal.” Untuk menentukan validitas butir soal digunakan rumus yang sama

dengan menentukan alat ukur yaitu rumus product moment. Setiap butir soal akan dicarikorelasinya antara skor setiap butir soal dengan skor kriteria pengujian bila r

≥ 0,3 maka butir instrumen dinyatakan valid, sedangkan bila r ≤ 0,3 maka butir

soal dinyatakan tidak valid dan tidak akan digunakan dalam instrumen penelitian. Pada penelitian ini, validitas butir soal dilakukan dengan program pengolah data SPSS 16.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas soal dimaksudkan untuk melihat keajegan atau kekonsistenan soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.

Instrumen dikatakan reliable apabila memiliki tingkat keajegan atau keajegan dalam hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur gambaran keajegan suatu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai


(26)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

alat pengumpul data. Uji realibilitas dengan teknik Split- Half method.”Split berarti membelah, Half berarti setengah, jadi Split- Half method adalah tes yang dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian mengkorelasikan butir soal yang bernomor ganjil dengan belahan pertama (X) dan bernomor genap dalam belahan kedua (Y) (Arifin, 2009:260)

Uji reliabilitas digunakan dengan menggunakan rumus Spearman Brown adapun rumusnya yaitu :

(Zainal Arifin, 2009: 261)

Keterangan :

���=Korelasi antar skor tiap belahan tes

�12=Koefisien reliabilitas yang sudah diciptakan

N= panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes =2x1 2

3. Daya Pembeda

Menurut Zainal Arifin (2009:273) daya pembeda adalah “pengukuran

sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi


(27)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berdasarkan kriteria tertentu.” Perhitungan daya pembeda tiap butir soal menggunakan rumus:

(Zainal Arifin, 2009: 273) Keterangan:

DP = daya pembeda

WL = jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas n = 27% x N

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda Instrumen Tes

NILAI DP TINGKAT KESUKARAN

0,40 diatas Sangat baik

0,30 – 0,39 Baik

0,20 – 0,29 Cukup

dibawah– 0,19 Jelek

(Arifin, 2009: 274)


(28)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk pengetahuan apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar.Karena dalam sebuah soal yang baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu sulit.

Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus :

(Zainal Arifin, 2009:266)

Keterangan:

Wl : Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah Wh : Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

�� : Jumlah kelompok bawah

��: Jumlah kelompok atas

Langkah yang ditempuh adalah :

1. Menyusun lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai skor terendah.

2. Mengambil 27% lembar jawaban dari atas yang selanjutnya disebut kelompok atas (higher group), dan 27% lembar jawaban dari kelompok bawah (lower group).

3. Memasukanya kedalam tabel hitung. Kriteria penafsiran :

Tabel 3.6

Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal

TK=


(29)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

NILAI TINGKAT KESUKARAN

Sampai 27% Mudah

28-72% Sedang

73% Sukar

E.Teknik Analisis Data 1. Uji normalitas

Merupakan salah satu cara untuk memeriksa keabsahan/ normalitas sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas menggunakan program pengolah data SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov.Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal.

2. Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan.Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan program pengolah data SPSS 16 dengan uji Levene atau uji-t. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig.


(30)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama (Santoso, 2010: 91).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua rata-rata (t-test independent) untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolah data SPSS 16.Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah gain skor post-test dan pre-test.antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan ataupun setiap aspek (aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan).

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua arah(two tail) karena peneliti tidak mengetahui ke arah mana kurva hasil penelitian akan dilakukan. Untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolah data. Pengujian uji 2 arah atau two tail dalam penelitian ini karena peneliti tidak mengetahui kearah mana kurva hasil penelitian yang akan dilakukan. Arah positive (+) atau negative(-).

Adapun rumus yang digunakan :

(Zainal Arifin, 2012:281) Keterangan :


(31)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu t = nilai t-test yang dicari

= nilai rata-rata kelompok sampel 1 = nilai rata-rata kelompok sampel 2 s = simpangan baku gabungan

= simpangan baku sampel 1 yang dikuadratkan (varians 1) = simpangan baku sampel 2 yang dikuadratkan (varians 2) n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

Selanjutnya ialah membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n1+n2-2 dengan kriteria jika – t (1 – 1/2α) < t < t (1 –½ α) maka H0 diterima.

F. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : 1. Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari beberapa literatur seperti buku bacaan, internet, skripsi, dan sebagainya.

b. Studi pendahuluan, dilakukan dengan 3 objek, yaitu paper (skripsi, buku, dan internet), person (konsultasi dengan dosen pembimbing akademik dan guru yang mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK), place


(32)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(berkunjung ke sekolah yang terkait, melihat kondisi kelas, fasilitas belajar dan kapasitas laboratorium komputer).

c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti. Kegiatan ini disertai dengan konsultasi dengan dosen Pembimbing Akademik.

d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindaklanjuti oleh perumusan hipotesis.

e. Memilih pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekperimental dengan pembelajaran kuasi ekperimen.

f. Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel penelitian yaitu penggunaan teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs)danhasil belajar. Sumber data berasal dari tes hasil belajar yaitu posttest.

g. Menentukan dan menyusun instrumen, dilakukan atas kerjasama dengan dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran TIK. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Melakukan observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan penelitian yang sesuai.

2) Membuat prosedur pelaksanaan eksperimen berdasarkan KTSP 3) Menelaah silabus mata pelajaran TIK


(33)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol. 6) Menyusun instrumen penelitian

7) Melakukan judgement instrumen.

8) Melakukan uji coba instrumen kepada kelas di luar sampel.

9) Melakukan olah data hasil uji coba untuk menentukan validitas dan realibilitas instrumen.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengumpulkan data, diawali dengan penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan teknik practice rehearsal pairs sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking), setelah diberi perlakuan kedua kelas diberi post-test, melakukan analisis data dan menarik kesimpulan dengan melakukan pengolahan data berdasarkan hasil pre-test dan posttest dan menyimpulkan hasilnya sesuai hipotesis.secara khusus diuraikan sebagai berikut:

a. Memberikan tes awal (pre-tes) sesuai pokok bahasan yang akandisampaikan dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa. b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan teknik praktek

berpasangan (practice rehearsal pairs) sebanyak dua kali pembelajaran di kelompok eksperimen.

c. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan teknik catatan terbimbing (guided note taking) sebanyak dua kali pembelajaran di kelompok Kontrol


(34)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Memberikan tes akhir (post-test). 3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

b. Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisis data penelitian

4. Pembuatan Laporan Penelitian

Menulis laporan dalam bentuk tertulis sesuai berdasarkan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah.


(35)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bagan.3.1

Bagan Alur Kegiatan Penelitian

Memilih masalah

Studi pendahuluan

Merumuskan masalah

Merumuskan anggapan dasar

Memilih pendekatan

Menentukan variabel Menentukan sumber data

Mengumpulkan Data

Menentukan Dan Menyusun Instrumen

Analisis Data

Menarik Kesimpulan


(36)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama penelitian, dapat diambil simpulan secara umum bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan strategi pembelajaran catatan terbimbing (guided note taking). Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan teknik (practice rehearsal pairs) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran catatan terbimbing (guided note taking).Secara khusus simpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif

dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek mengingat (CI) pada mata pelajaran TIK.

2. Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada mata pelajaran TIK.


(37)

3. Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek menerapkan (C3) pada mata pelajaran TIK.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memiliki beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan, masukan dan berupa kontribusi bagi penulis terhadap kemajuan pendidikan yakni :

1. Bagi Guru

Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) diharapkan dapat dipergunakan sebagai alternatif bagi guru dalam mengajar, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan pengembangan pelatihan bagi para guru untuk mengembangkan berbagai macam teknik pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

3. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian keilmuan bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi konsentrasi guru


(38)

TIK.Dalam menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian ini, tidak hanya terbatas pada aspek mengingat, memahami dan menerapkan tetapi dari segala aspek hasil belajar, dalam pokok bahasan maupun mata pelajaran yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai studi pustaka dan referensi bagi para peneliti yang berminat untuk meneliti tentang efektivitas Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) dalam kegiatan pembelajaran.


(39)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik)

Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010. Dasar-dasar Evakuasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Arum Mandiri Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Farisma, Zukhru. 2010. Strategi Pembelajaran Aktif. Online. Tersedia di :

http://Zukhrufarisma.wordpress.com/2010/11/02/strategi-pembelajaran. M. Fatkhullah. 2011. Penggunaan strategi pembelajaran praktek berpasangan

( practice rehearsal pairs ) dengan alat peraga simetri lipat dan simetri Putar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Skripsi, 2011 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Online. Tersedia di : http://library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.php?mod=register&page=reg.

. Definisi Strategi. Online: Tersedia di:

http://carapedia.com/pengertian _definisi_strategi_info2036.html.

Nurdiansyah, Andi. 2010. Teori Belajar Aktif. Online. Tersedia di;

http://andinurdiansyah.blogspot.com/2010/10/teori-belajar-dave-meier-teori.html).

Pusat Kurikulum. 2003. Kompetensi dasar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta.

Reni. 2010.Strategi pembelajaran practice rehearsal pairs meningkatkan keterampilan berbicara bahasa inggris (PTK Kelas VII MI Ciparay 1

Kecamatan Codolog Kabupaten Ciamis). Online. Tersedia di:

http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/08/penelitian-ptk-contoh-aplikasi- strategi-pembelajaran-practice-rehearsal-pairs-meningkatkan-keterampilan-berbicara-bahasa-inggris-476230.html


(40)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rofiq, Annur. 2009.Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 2 Bandung Melalui Teknik Permainan Kata Berbantuan Komputer. Online. Tersedia di : http//repository.upi.edu/operator/upload/s s0551_054602 chapter 1 pdf.

Rosita, Desi. 2010. Implementasi Strategi Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs

Berbasis Fortofolio Dalam Pembelajaran Matematika Untuk

Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Tesis, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Online. Tersedia di :

http://etd.eprints.ums.ac.id/7253.

Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Bandung : Rajawali Press. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.Bandung: Rajagrafindo.

Rustani, Deni. Implementasi Strategi Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran TIK. Skripsi pada FMIPA UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Silberman, Mel. 2009. 101 Cara Pelatihan dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Pustaka Insani Madani.

Suci, Khrisasi. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Kamus Tematis Bergambar pada Pembelajaran Kosakata Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada mata Pelajaran Bahasa Inggris Disekolah dasar. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliastini, Annisa. 2012. Pengaruh Penggunaan PAKEMATIK Terhadap ahasil belajar domain psikomotor pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Susilana, Rudi dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan

KURTEKPEND FIP UPI.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2006. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan: UPI.


(41)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Trianto. 2007. Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Umam, M.Khoirul. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Practice rehearsal pairs terhadap aktivitas belajar pendidikan agama islam SMPN 3 Tempeh

Lumajang. Online. Tersedia di:

http:/digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl/php?mod=browse&op=read&id=jiptiain-mkhoirulum. Bandung. Universitas pendidikan Indonesia.

Umaroh, Caesaria. 2011.Efektivitas Model Pembelajaran LEARNING CYCLE 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK). Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Vernon, Ely. 1980. Teaching and Media Asystematic Approach..New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.

Zaskia. Penerapan strategi pembelajaran guided note taking dalam pembelajaran Alqur’an. Online. Tersedia di:

(http://izaskia.wordpress.com/2010/04/04/penerapan-teknik-guided-note-taking-dalam-pembelajaran-qur%E2%80%99an-hadits-bagian-4/Penerapan Teknik guided note taking dalam Pembelajaran Qur’an Hadits (bagian 4).


(1)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama penelitian, dapat diambil simpulan secara umum bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan strategi pembelajaran catatan terbimbing (guided note taking). Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan teknik (practice rehearsal pairs) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran catatan terbimbing (guided note taking).Secara khusus simpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif

dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek mengingat (CI) pada mata pelajaran TIK.

2. Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif

dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek memahami (C2) pada mata pelajaran TIK.


(2)

3. Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) lebih efektif dibandingkan dengan teknik catatan terbimbing (guided note taking ) dalam meningkatkan hasil belajar siswa aspek menerapkan (C3) pada mata pelajaran TIK.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memiliki beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan, masukan dan berupa kontribusi bagi penulis terhadap kemajuan pendidikan yakni :

1. Bagi Guru

Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) diharapkan dapat dipergunakan sebagai alternatif bagi guru dalam mengajar, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan pengembangan pelatihan bagi para guru untuk mengembangkan berbagai macam teknik pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

3. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian keilmuan bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi konsentrasi guru


(3)

TIK.Dalam menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian ini, tidak hanya terbatas pada aspek mengingat, memahami dan menerapkan tetapi dari segala aspek hasil belajar, dalam pokok bahasan maupun mata pelajaran yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai studi pustaka dan referensi bagi para peneliti yang berminat untuk meneliti tentang efektivitas Teknik praktek berpasangan (practice rehearsal pairs) dalam kegiatan pembelajaran.


(4)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktik)

Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010. Dasar-dasar Evakuasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Arum Mandiri Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Farisma, Zukhru. 2010. Strategi Pembelajaran Aktif. Online. Tersedia di :

http://Zukhrufarisma.wordpress.com/2010/11/02/strategi-pembelajaran. M. Fatkhullah. 2011. Penggunaan strategi pembelajaran praktek berpasangan

( practice rehearsal pairs ) dengan alat peraga simetri lipat dan simetri Putar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Skripsi, 2011 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Online. Tersedia di : http://library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.php?mod=register&page=reg.

. Definisi Strategi. Online: Tersedia di: http://carapedia.com/pengertian _definisi_strategi_info2036.html.

Nurdiansyah, Andi. 2010. Teori Belajar Aktif. Online. Tersedia di;

http://andinurdiansyah.blogspot.com/2010/10/teori-belajar-dave-meier-teori.html).

Pusat Kurikulum. 2003. Kompetensi dasar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta.

Reni. 2010.Strategi pembelajaran practice rehearsal pairs meningkatkan keterampilan berbicara bahasa inggris (PTK Kelas VII MI Ciparay 1 Kecamatan Codolog Kabupaten Ciamis). Online. Tersedia di: http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/08/penelitian-ptk-contoh-aplikasi- strategi-pembelajaran-practice-rehearsal-pairs-meningkatkan-keterampilan-berbicara-bahasa-inggris-476230.html


(5)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rofiq, Annur. 2009.Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 2 Bandung Melalui Teknik Permainan Kata Berbantuan Komputer. Online. Tersedia di : http//repository.upi.edu/operator/upload/s s0551_054602 chapter 1 pdf.

Rosita, Desi. 2010. Implementasi Strategi Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Berbasis Fortofolio Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Tesis, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Online. Tersedia di :

http://etd.eprints.ums.ac.id/7253.

Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Bandung : Rajawali Press. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.Bandung: Rajagrafindo.

Rustani, Deni. Implementasi Strategi Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran TIK. Skripsi pada FMIPA UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Silberman, Mel. 2009. 101 Cara Pelatihan dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Pustaka Insani Madani.

Suci, Khrisasi. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Kamus Tematis Bergambar pada Pembelajaran Kosakata Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada mata Pelajaran Bahasa Inggris Disekolah dasar. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliastini, Annisa. 2012. Pengaruh Penggunaan PAKEMATIK Terhadap ahasil belajar domain psikomotor pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Susilana, Rudi dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan

KURTEKPEND FIP UPI.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2006. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan: UPI.


(6)

Rina Karmila, 2013

Efektiuitas Teknik Praktek Berpasangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Trianto. 2007. Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Umam, M.Khoirul. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Practice rehearsal pairs terhadap aktivitas belajar pendidikan agama islam SMPN 3 Tempeh Lumajang. Online. Tersedia di: http:/digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl/php?mod=browse&op=read&id=jiptiain-mkhoirulum. Bandung. Universitas pendidikan Indonesia.

Umaroh, Caesaria. 2011.Efektivitas Model Pembelajaran LEARNING CYCLE 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK). Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Vernon, Ely. 1980. Teaching and Media Asystematic Approach..New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.

Zaskia. Penerapan strategi pembelajaran guided note taking dalam pembelajaran

Alqur’an. Online. Tersedia di:

(http://izaskia.wordpress.com/2010/04/04/penerapan-teknik-guided-note-taking-dalam-pembelajaran-qur%E2%80%99an-hadits-bagian-4/Penerapan Teknik guided note taking dalam Pembelajaran Qur’an Hadits (bagian 4).


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 023903 BINJAI.

0 2 29

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS PADA MATA PELAJARAN SAINS KELAS VA SD NEGERI 104202 BANDAR SETIA.

0 2 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS (PRAKTEK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS (PRAKTEK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KOPERASI PADA MATA PELAJARAN IPS KE

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL Penerapan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 02 Malanggaten, Kebakramat, Karanganyar Tahun Pela

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 02 Malanggaten, Kebakramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL Penerapan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 02 Malanggaten, Kebakramat, Karanganyar Tahun Pela

2 7 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL Penerapan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Koperasi Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 03 Karang Kecamatan Karang Pandan Kab

0 1 14

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Koperasi Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 03 Karang Kecamatan Karang Pandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2

0 2 7

BERJUDUL EFEKTIVITAS TEKNIK PRAKTEK BERPASANGAN (PRACTICE REHEARSAL PAIRS ) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 43

Practice Rehearsal Pairs

0 2 1