MODEL ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KEJURUAN BERDASARKAN FASILITAS PRAKTIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS.

(1)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

i

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . . . . . . i

HALAMAN PENGESAHAN . . . ii

HALAMAN PERNYATAAN . . . iii

ABSTRAK . . . iv

ABSTRACT . . . v

KATA PENGANTAR . . . vi

DAFTAR ISI . . . viii

DAFTAR TABEL. . . xii

DAFTAR GAMBAR . . . xiv

BAB I PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Penelitian . . . 1

B. Identifikasi Masalah . . . 14

C. Pembatasan Masalah . . . 18

D. Perumusan Masalah . . . 20

E. Definisi Operasional . . . 21

F. Tujuan Penelitian . . . . . . 26

G. Spesifikasi Produk Penelitian . . . . . . 27

H. Manfaat Penelitian . . . 28

I. Struktur Organisasi Disertasi . . . 29

BAB II KAJIAN PUSTAKA. . . 32

A. Pencapaian Kompetensi Kejuruan . . . 32

1. Pengertian Kompetensi . . . 32

2. Standar Kompetensi dan Fungsinya . . . 34

3. Pengembangan Standar Kompetensi . . . 37

4. Penetapan Standar Kompetensi Kejuruan . . . 40

5. Kurikulum SMK Berbasis Kompetensi . . . 41

6. Kriteria Pencapaian Kompetensi Kejuruan . . . 46

B. Analisis Fasilitas Pembelajaran Praktik. . . 47

1. Dasar Analisis Fasilitas Pembelajaran Praktik . . . 47

2. Analisis Kebutuhan Ruang . . . 53

3. Analisis Kebutuhan Peralatan . . . 61

4. Analisis Kebutuhan Bahan . . . 76

5. Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran . . . 84

6. Kualifikasi dan Penerimaan Siswa . . . 86

C. Pendekatan Sistem Dinamis . . . 88

1. Pemodelan Sistem Dinamis . . . 88

2. Perangkat Simulasi Model . . . 121

D. Kajian Penelitian Terdahulu . . . 127


(2)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN . . . 135

A. Metode Penelitian . . . . . . 135

B. Teknik Pengumpulan Data . . . 138

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data . . . 141

D. Prosedur dan Lokasi Penelitian . . . 142

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . 148

A. Pengembangan Model . . . 148

1. Konseptualisasi Sistem . . . 148

2. Formulasi Model . . . 160

3. Validasi Model . . . 220

B. Analisis Hasil Simulasi Model Dasar . . . 228

1. Analisis Dinamika Jumlah Siswa . . . 229

2. Pencapaian Kompetensi Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . 231 3. Pencapaian Kompetensi Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . . 234 4. Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Perlakuan Logam . . . 237

5. Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Teknik Mesin . . . 240

6. Pencapaian Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja . . 243

7. Pencapaian Kompetensi Penanganan Material secara Manual . 246 8. Pencapaian Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Dasar . . . 249

9. Pencapaian Kompetensi Interpretasi Gambar Sketsa . . . 253

10 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Perkakas Tangan . . . . 257

11 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Perkakas Bertenaga . . 261

12 Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Bor . . . 265

13 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi . . . 269 14 Pencapaian Kompetensi Membaca Gambar Teknik . . . 273

15 Pencapaian Kompetensi Operasi Dasar Mesin . . . 276

16 Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Sekrap . . . . 280

17 Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Bubut . . . 284

18 Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Freis . . . 289

19 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks) . . . 293 20 Pencapaian Kompetensi Memfreis (kompleks) . . . 298

21 Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Datar . . . 303 22 Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Silinder . . . 308 23 Pencapaian Kompetensi Menggerinda Pahat dan Alat Potong . 312 24 Pencapaian Kompetensi Mengeset Mesin CNC . . . 317

25 Pencapaian Kompetensi Memprogram Mesin CNC . . . 320


(3)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

iii 27 Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Freis CNC . . . 327 C. Analisis Hasil Simulasi Model Skenario . . . 332

1. Skenario Pencapaian Kompetensi Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . .

334 2. Skenario Pencapaian Kompetensi Dasar Kelistrikan dan

Konversi Energi . . .

336 3. Skenario Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Perlakuan

Logam . . .

338 4. Skenario Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Teknik Mesin 339 5. Skenario Pencapaian Kompetensi Menerapkan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) . . .

341 6. Skenario Pencapaian Kompetensi Penanganan Material secara

Manual . . .

342 7. Skenario Pencapaian Kompetensi Penggunaan Alat Ukur

Dasar . . .

345 8. Skenario Pencapaian Kompetensi Interpretasi Gambar Sketsa . 347 9. Skenario Pencapaian Kompetensi Menggunakan Perkakas

Tangan . . .

349 10 Skenario Pencapaian Kompetensi Menggunakan Perkakas

Bertenaga . . .

351 11 Skenario Pencapaian Kompetensi Melakukan Pekerjaan

dengan Mesin Bor . . .

353 12 Skenario Pencapaian Kompetensi Mengukur dengan Alat

Ukur Mekanik Presisi . . .

354 13 Skenario Pencapaian Kompetensi Membaca Gambar Teknik . 357 14 Skenario Pencapaian Kompetensi Menggunakan Mesin untuk

Operasi Dasar . . .

359 15 Skenario Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin

Sekrap . . .

360 16 Skenario Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin

Bubut . . .

362 17 Skenario Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin

Freis . . .

364 18 Skenario Pencapaian Kompetensi Menggunakan Mesin Bubut

(Kompleks) . . .

367 19 Skenario Pencapaian Kompetensi Memfreis (Kompleks) . . . . 371 20 Skenario Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin

Gerinda Datar . . .

375 21 Skenario Pencapaian Kompetensi Pekerjaan dengan Mesin

Gerinda Silinder . . .

377 22 Skenario Pencapaian Kompetensi Menggerinda Pahat dan

Alat Potong . . .

378 23 Skenario Pencapaian Kompetensi Mengeset Mesin CNC . . . . 381 24 Skenario Pencapaian Kompetensi Memprogram Mesin CNC . 382


(4)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

iv 25 Skenario Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Bubut CNC . 384

26 Skenario Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Freis CNC. . 386

D. Pembahasan Hasil Simulasi Model . . . 388

1. Pembahasan Pengembangan Model . . . 388

2. Pembahasan Prediksi Simulasi Model dasar . . . 393

3. Pembahasan Simulasi Model Skenario . . . 397

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . . . 402

A. Kesimpulan . . . 402

B. Rekomendasi . . . 405

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . 408

LAMPIRAN . . . 1. KEPUTUSAN PEMBIMBING PENULISAN DISERTASI . . . 412

2. SURAT IZIN PENELITIAN LAPANGAN . . . 414

3. SURAT KETERANGAN PENELITIAN . . . 415

4. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA . . . 416

5. VALIDASI MODEL . . . . . . 445


(5)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Indikator Kinerja Kunci Penerapan Strategi Perluasan SMK . . . 5

1.2 Dimensi Pembaruan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan . . . 6

2.1 Struktur Kurikulum Teknik Pemesinan . . . 45

2.2 Penentuan Jenis Ruang Pembelajaran . . . 54

2.3 Analisis Jam Pembelajaran . . . 59

2.4 Analisis Beban Ruang . . . . . . . 60

2.5 Analisis Jenis Peralatan per Kompetensi. . . . . . . 66

2.6 Analisis Jumlah Peralatan per Ruang . . . 67

3.1 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data . . . 140

4.1 Klasifikasi Model Fasilitas Praktik . . . 161

4.2 Pemetaan Model Fasilitas Praktik . . . 161

4.3 Persamaan Power Sim Uji Statistik . . . 225

4.4 Hasil Validasi Statistik Terhadap Model . . . 227

4.5 Hasil Simulasi Jumlah Siswa . . . 230

4.6 Pencapaian Kompetensi Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . . . . 232 4.7 Perbandingan Fasilitas Praktik Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . . . . 233 4.8 Pencapaian Kompetensi Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . 235

4.9 Perbandingan Fasilitas Praktik Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . . . . . 236 4.10 Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Perlakuan Logam . . . 238

4.11 Perbandingan Fasilitas Praktik Proses Dasar Perlakuan Logam . . 239

4.12 Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Teknik Mesin . . . 241

4.13 Perbandingan Fasilitas Praktik Proses Dasar Teknik Mesin . . . 242

4.14 Pencapaian Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja . . . 244

4.15 Perbandingan Fasilitas Praktik K3 . . . 245

4.16 Pencapaian Kompetensi Penanganan Material secara Manual . . . . 247

4.17 Perbandingan Fasilitas Praktik Penanganan Material Manual . . . . 248

4.18 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Dasar . . . 250

4.19 Perbandingan Fasilitas Praktik Menggunakan Alat Ukur Dasar . . 252

4.20 Pencapaian Kompetensi Interpretasi Gambar Sketsa . . . 254

4.21 Perbandingan Fasilitas Praktik Interpretasi Gambar Sketsa . . . 256

4.22 Pencapaian Kompetensi Mengunakan Perkakas Tangan . . . 258

4.23 Perbandingan Fasilitas Praktik Menggunakan Perkakas Tangan . . 260

4.24 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Perkakas Bertenaga . . . 262 4.25 Perbandingan Fasilitas Praktik Menggunakan Perkakas Bertenaga 264


(6)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

vi

4.26 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Bor . . . 266

4.27 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Bor . . . 268

4.28 Pencapaian Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi . . . . . . 270 4.29 Perbandingan Fasilitas Praktik Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi . . . . . . 272 4.30 Pencapaian Kompetensi Membaca Gambar Teknik . . . 274

4.31 Perbandingan Fasilitas Praktik Membaca Gambar Teknik . . . 275

4.32 Pencapaian Kompetensi Operasi Dasar Mesin . . . 277

4.33 Perbandingan Fasilitas Praktik Operasi Dasar Mesin . . . 279

4.34 Pencapaian Kompetensi pemesinan sekrap . . . 281

4.35 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Sekrap . . . 283

4.36 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Bubut . . . 285

4.37 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Bubut . . . 287

4.38 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Freis . . . 290

4.39 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Freis . . . 292

4.40 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 295

4.41 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 297

4.42 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Freis (Kompleks) . . . 300

4.43 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Freis (Kompleks) . . . . 302

4.44 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Gerinda Datar . . . 305

4.45 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Gerinda Datar . . . 306

4.46 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Gerinda Silinder . . . 309

4.47 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Gerinda Silinder . . . 311

4.48 Pencapaian Kompetensi Pemesinan Gerinda Alat . . . 313

4.49 Perbandingan Fasilitas Praktik Pemesinan Gerinda Alat . . . 315

4.50 Pencapaian Kompetensi Setting Mesin CNC . . . 318

4.51 Perbandingan Fasilitas Praktik Setting Mesin CNC . . . 319

4.52 Pencapaian Kompetensi Program Mesin CNC . . . 321

4.53 Perbandingan Fasilitas Praktik Program Mesin CNC . . . 322

4.54 Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Bubut CNC . . . 324

4.55 Perbandingan Fasilitas Praktik Operasi Mesin Bubut CNC . . . 326

4.56 Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Freis CNC . . . 329

4.57 Perbandingan Fasilitas Praktik Operasi Mesin Freis CNC . . . 331

4.58 Pencapaian Kompetensi Model Dasar Tahun 2007 – 2025 . . . 394

4.59 Persentase Pencapaian Kompetensi Model Dasar Tahun 2007 – 2025 . . . . . . 396 4.60 Skenario Peningkatan Fasilitas Praktik Sampai Tahun 2025 . . . 398

4.61 Kenaikan Dan Persentase Peningkatan Fasilitas Praktik Sampai Tahun 2025 . . . . . . 399 4.62 Pencapaian Kompetensi Hasil Skenario Sampai Tahun 2025 . . . . 401


(7)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

vii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Alur Analisis Sumber Daya . . . 52

2.2 Dasar Metodologi Sistem Dinamis . . . 91

2.3 Struktur dan Perilaku Sistem Dinamis . . . 94

2.4 Kerangka Berfikir Sistem Dinamis . . . 95

2.5 Langkah-langkah dalam Metodologi Sistem Dinamis . . . 97

2.6 Cara Merepresentasikan Sistem Nyata . . . 98

2.7 Contoh Struktur Umpan Balik Positif . . . 100

2.8 Contoh Struktur Umpan Balik Negatif . . . 100

2.9 Simbol dalam Diagram Sub Sistem . . . 103

2.10 Tipikal Diagram Sub Sistem . . . 103

2.11 Contoh Diagram Hubungan Kausal . . . 105

2.12 Simbol Diagram Struktur Kebijakan . . . 107

2.13 Simbol dan Diagram Alir . . . . . 108

2.14 Jenis Variabel dalam Model Sistem Dinamis . . . 109

2.15 Validasi Model Sistem Dinamis . . . 112

2.16 Variabel dan Simbol Penghubung dalam Powersim . . . 121

2.17 Parameter (Powersim) . . . . . . . 123

2.18 Representasi Waktu Model Sistem Dinamis . . . 124

2.19 Jenis-jenis Persamaan dalam Model Sistem Dinamis . . . 125

2.20 Kerangka Pemikiran Penelitian . . . 134

3.1 Konsep Analisis Model Sistem Dinamis . . . 142

3.2 Alur Proses Penelitian . . . . . . 143

4.1 Diagram Simpal Kausal Ketersediaan dan Kebutuhan Fasilitas Pembelajaran Praktik . . . . . . 150 4.2 Diagram Simpal Kausal Ketersediaan dan Kebutuhan Peralatan Pembelajaran Praktik . . . . . . 153 4.3 Diagram Simpal Kausal Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Pembelajaran Praktik . . . . . . 156 4.4 Diagram Simpal Kausal Ketersediaan dan Kebutuhan Bahan Pembelajaran Praktik . . . . . . 158 4.5 Diagram Alir Stok Model Dinamika Jumlah Siswa . . . 163

4.6 Diagram Alir Stok Model Dinamika Kompetensi Tipe I . . . 167

4.7 Diagram Alir Stok Model Dinamika Kompetensi Tipe II . . . 179

4.8 Diagram Alir Stok Model Dinamika Kompetensi Tipe III . . . 189


(8)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

viii

4.10 Diagram Alir Stok Model Dinamika Kompetensi Tipe V . . . 205

4.11 Diagram Alir Stok Model Dinamika Kompetensi tipe VI . . . 214

4.12 Grafik Simulasi Validasi Struktur/Perilaku Diagram Umpan Balik (CLDs) . . . . . . 222 4.13 DKK dan KK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan . . . 228

4.14 Grafik Dinamika Jumlah Siswa . . . 230

4.15 Input Data Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . 231

4.16 Grafik Pencapaian Kompetensi Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . . . . 232 4.17 Input Data Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . . 234

4.18 Grafik Pencapaian Kompetensi Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . . . . . 235 4.19 Input Data Proses Dasar Perlakuan Logam . . . 237

4.20 Grafik Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Perlakuan Logam . . 238

4.21 Input Data Proses Dasar Teknik Mesin . . . 240

4.22 Grafik Pencapaian Kompetensi Proses Dasar Teknik Mesin . . . 241

4.23 Input Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja . . . 243

4.24 Grafik Pencapaian Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja . . . 244 4.25 Input Data Penanganan Material Secara Manual . . . 246

4.26 Grafik Pencapaian Kompetensi Penanganan Material Manual . . . 247

4.27 Input Data Peralatan Pembandingan/Alat Ukur Dasar . . . 249

4.28 Grafik Pencapaian Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Dasar . . 250

4.29 Data Interpretasi Gambar Sketsa . . . 253

4.30 Grafik Pencapaian Kompetensi Interpretasi Gambar Sketsa . . . 254

4.31 Input Data Menggunakan Perkakas Tangan . . . 257

4.32 Grafik Pencapaian Kompetensi Menggunakan Perkakas Tangan . 258 4.33 Input Data Menggunakan Perkakas Bertenaga . . . 261

4.34 Grafik Pencapaian Kompetensi Perkakas Bertenaga . . . 262

4.35 Input Data Pemesinan Bor . . . 265

4.36 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Bor . . . 266

4.37 Input Data Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi . . . 269

4.38 Grafik Pencapaian Kompetensi Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi . . . . . . 271 4.39 Input Data Membaca Gambar Teknik . . . 273

4.40 Grafik Pencapaian Kompetensi Membaca Gambar Teknik . . . 274

4.41 Input Data Operasi Dasar Mesin . . . 276

4.42 Grafik Pencapaian Kompetensi Operasi Dasar Mesin . . . 278

4.43 Input Data Pemesinan Sekrap . . . 280

4.44 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Sekrap . . . 281

4.45 Input Data Pemesinan Bubut . . . 284

4.46 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Bubut . . . 286

4.47 Input Data Pemesinan Freis . . . 289

4.48 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Freis . . . 290


(9)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ix

4.50 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 295

4.51 Input Data Pemesinan Freis (Kompleks) . . . 298

4.52 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Freis (Kompleks) . . . . 300

4.53 Input Data Pemesinan Gerinda Datar . . . 303

4.54 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Gerinda Datar . . . 305

4.55 Input Data Pemesinan Gerinda Silinder . . . 308

4.56 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Gerinda Silinder . . . 309

4.57 Input Data Pemesinan Gerinda Alat . . . 312

4.58 Grafik Pencapaian Kompetensi Pemesinan Gerinda Alat . . . 314

4.59 Input Data Setting Mesin CNC . . . 317

4.60 Grafik Pencapaian Kompetensi Setting Mesin CNC . . . 318

4.61 Input Data Program Mesin CNC . . . 320

4.62 Grafik Pencapaian Kompetensi Program Mesin CNC . . . 321

4.63 Input Data Operasi Mesin Bubut CNC . . . 323

4.64 Grafik Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Bubut CNC . . . 325

4.65 Input Data Operasi Mesin Freis CNC . . . 327

4.66 Grafik Pencapaian Kompetensi Operasi Mesin Freis CNC . . . 329

4.67 Model Dasar untuk Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin 334 4.68 Skenario A Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . 335

4.69 Skenario B Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin . . . 336

4.70 Model Dasar Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . . 336

4.71 Skenario Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi . . . 337

4.72 Model Dasar Proses Dasar Perlakuan Logam . . . 338

4.73 Skenario Proses Dasar Perlakuan Logam . . . 339

4.74 Model Dasar Proses Dasar Teknik Mesin . . . 339

4.75 Skenario Proses Dasar Teknik Mesin . . . 340

4.76 Model Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja . . . 341

4.77 Skenario Keselamatan dan Kesehatan Kerja . . . 342

4.78 Model Dasar Penanganan Material Secara Manual . . . 342

4.79 Skenario A Penanganan Material Secara Manual . . . 343

4.80 Skenario B Penanganan Material Secara Manual . . . 344

4.81 Model Dasar Penggunaan Alat Ukur Dasar . . . 345

4.82 Skenario A Penggunaan Alat Ukur Dasar . . . 346

4.83 Skenario B Penggunaan Alat Ukur Dasar . . . 347

4.84 Model Dasar Interpretasi Sketsa . . . 347

4.85 Skenario Interpretasi Sketsa . . . 348

4.86 Model Dasar Perkakas Tangan . . . 349

4.87 Skenario A Perkakas Tangan . . . 350

4.88 Skenario B Perkakas Tangan . . . 351

4.89 Model Dasar Perkakas Bertenaga . . . 351

4.90 Skenario Perkakas Bertenaga . . . 352

4.91 Model Dasar Pemesinan Bor . . . 353

4.92 Skenario Pemesinan Bor . . . 354

4.93 Model Dasar Alat Ukur Mekanik Presisi . . . 354


(10)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

x

4.95 Skenario B Alat Ukur Mekanik Presisi . . . 357

4.96 Model Dasar Gambar Teknik . . . 357

4.97 Skenario Gambar Teknik . . . . . 358

4.98 Model Dasar Operasi Dasar Mesin . . . 359

4.99 Skenario Operasi Dasar Mesin . . . 360

4.100 Model Dasar Pemesinan Sekrap . . . 360

4.101 Skenario Pemesinan Sekrap . . . 361

4.102 Model Dasar Pemesinan Bubut . . . 362

4.103 Skenario A Pemesinan Bubut . . . 363

4.104 Skenario B Pemesinan Bubut . . . 364

4.105 Model Dasar Pemesinan Freis . . . 364

4.106 Skenario A Pemesinan Freis . . . 366

4.107 Skenario B Pemesinan Freis . . . 367

4.108 Model Dasar Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 367

4.109 Skenario A Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 369

4.110 Skenario B Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 370

4.111 Skenario C Pemesinan Bubut (Kompleks) . . . 371

4.112 Model Dasar Pemesinan Freis (Kompleks) . . . 371

4.113 Skenario A Pemesinan Freis (Kompleks) . . . 373

4.114 Skenario B Pemesinan Freis (Kompleks) . . . 374

4.115 Skenario C Pemesinan Freis (Kompleks) . . . 375

4.116 Model Dasar Pemesinan Gerinda Datar . . . 375

4.117 Skenario Pemesinan Gerinda Datar . . . 376

4.118 Model Dasar Pemesinan Gerinda Silinder . . . 377

4.119 Skenario Pemesinan Gerinda Silinder . . . 378

4.120 Model Dasar Pemesinan Gerinda Alat . . . 378

4.121 Skenario A Pemesinan Gerinda Alat . . . 379

4.122 Skenario B Pemesinan Gerinda Alat . . . 380

4.123 Model Dasar Setting Mesin CNC . . . 381

4.124 Skenario Setting Mesin CNC . . . 382

4.125 Model Dasar Program Mesin CNC . . . 382

4.126 Skenario Program Mesin CNC . . . 383

4.127 Model Dasar Operasi Mesin Bubut CNC . . . 384

4.128 Skenario A Operasi Mesin Bubut CNC . . . 385

4.129 Skenario B Operasi Mesin Bubut CNC . . . 386

4.130 Model Dasar Operasi Mesin Freis CNC . . . 386

4.131 Skenario Operasi Mesin Freis CNC . . . 387 4.132 Alur Dasar Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan 388 4.133 Alur Utuh Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan 391


(11)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) Kementerian Pendidikan Nasional 2005–2025, menggunakan empat tema strategis pembangunan pendidikan, yaitu (1) peningkatan kapasitas dan modernisasi, (2) penguatan pelayanan, (3) daya saing regional, dan (4) daya saing internasional.

Dalam lima tahun mendatang, pembangunan pendidikan nasional dihadapkan pada berbagai tantangan serius, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja yang mencakup (a) pemerataan dan perluasan akses; (b) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; (c) penataan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik; dan (d) peningkatan pembiayaan. Dalam upaya meningkatkan kinerja pendidikan nasional, diperlukan suatu reformasi menyeluruh yang telah dimulai dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi pendidikan sebagai bagian dari reformasi politik pemerintahan. Dalam era otonomi dan desentralisasi, sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan berbagai perubahan, penyesuaian, dan pembaruan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis, yang memberi perhatian pada keberagaman dan mendorong partisipasi masyarakat, tanpa kehilangan wawasan nasional. Dalam konteks ini, pemerintah bersama dengan DPR-RI telah menyusun Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai perwujudan tekad dalam


(12)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2 melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab berbagai tantangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di era persaingan global.

Permasalahan mutu pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan suatu sistem yang saling berpengaruh. Mutu keluaran dipengaruhi oleh mutu masukan dan mutu proses. Secara eksternal, komponen masukan pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan meliputi (1) ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas dan kualitas, maupun kesejahteraannya; (2) prasarana dan sarana belajar yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif.

Upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan secara berkelanjutan dilaksanakan melalui kebijakan strategis dengan mengembangkan dan menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu pendidikan yaitu mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan penilaian pendidikan,


(13)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3 peningkatan kapasitas pengelolaan pendidikan, peningkatan sumberdaya pendidikan, akreditasi satuan dan program pendidikan, serta upaya penjaminan mutu pendidikan.

Kebijakan untuk peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dilakukan melalui penguatan program-program berdasarkan SNP diantaranya adalah:

1. Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan dilaksanakan dengan pemetaan profil kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dikaitkan dengan SNP, analisis kesenjangan kompetensi, serta penyusunan program dan strategi peningkatan kompetensi menuju pada tercapainya SNP.

2. Perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana; merupakan kegiatan strategis yang ditujukan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan yang rusak untuk meningkatkan keamanan/ keselamatan, kenyamanan, dan kualitas proses pembelajaran. Untuk mencapai mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan dikembangkan sarana dan prasarana pendidikan terutama penunjang laboratorium, ruang praktek, dan sarana pendidikan lainnya.

Berdasarkan penjelasan pasal 15 UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam


(14)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4 bidang tertentu. Pendidikan kejuruan identik dengan pendidikan keduniakerjaan. Beberapa karakteristik pokok tersebut di antaranya bahwa pendidikan kejuruan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja. Keberhasilan peserta didik dilihat dari tampilannya di dunia kerja.

Sejak dasawarsa terakhir ini banyak negara mulai menyadari pentingnya tenaga terampil bagi kemajuan bangsanya. Keunggulan industri suatu bangsa, sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja terampil yang berada di garis depan terlibat langsung dalam proses produksi barang maupun jasa.

Pendidikan kejuruan secara teori sangat dipentingkan karena, lebih 80% tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20% bekerja pada lapisan atas. Juga kenyataan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil tamatan Sekolah Menengah Atas yang melanjutkan ke Pendidikan Tinggi. Oleh sebab itu, jelas pengembangan pendidikan kejuruan merupakan hal penting. (Djojonegoro, 1999:32-33)

Depdiknas memiliki kebijakan untuk membalik rasio peserta didik SMK dibanding SMA dari 30:70 pada tahun 2004 menjadi 67:33 pada tahun 2014 (Tabel 1.1). Kebijakan ini ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorentasi pada pemenuhan dunia kerja serta kebutuhan dunia usaha dan industri.


(15)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

5 Tabel 1.1

Indikator Kinerja Kunci Penerapan Strategi Perluasan SMK

NO IKK

KONDISI AWAL

(2009)

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

323 Persentase Program Keahlian SMK

Berakreditasi 70.0% 74.0% 78.0% 82.0% 86.0% 90.0%

326 Persentase Kab/Kota Memiliki SMK

RSBI/SBI 60.0% 62.0% 64.0% 66.0% 68.0% 70.0%

330 Persentase SMK Menerapkan KTSP

dengan Baik 50.0% 57.0% 64.0% 71.0% 78.0% 85.0% 331 Jumlah SMK Bersertifikat ISO 9001:2008 357 686 1,014 1,343 1,671 2,000

332 Persentase SMK Berkemitraan dg Industri

Kreatif 19.2% 23.4% 27.5% 31.7% 35.8% 40.0%

340 Nilai Total Tertimbang Medali Kompetisi

Internasional 9 10 11 12 13 14

341 Rasio Jumlah Peserta Didik SMA:SMK 50:50 46:54 43:57 40:60 36:63 33:67

(Renstra kemendiknas 2010-2014)

Menurut Djojonegoro (1999:48-56), sekalipun telah banyak hasil positif yang telah dicapai oleh pembangunan pendidikan kejuruan selama ini, tetapi ternyata belum mampu menjadi landasan yang kuat menghadapi tantangan yang ada, dan yang akan timbul pada masa depan. Pada dasarnya permasalahan yang harus diselesaikan adalah kesenjangan antara keadaan nyata pendidikan kejuruan pada akhir ini dengan tuntutan masa depan, dengan memperhatikan tinjauan teoritik dan empirik.

Sistem pendidikan kejuruan yang diperhitungkan handal menghadapi tantangan pada masa depan, adalah sistem pendidikan kejuruan yang handal/tangguh (reliable), luwes (flexible), adaptif dan antisipatif. Untuk menuju ke arah itu, berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan


(16)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

6 kejuruan pada akhir ini, dapat dilihat dari segi: konsep, program, dan operasionalnya.

Tantangan pendidikan kejuruan ke depan, termasuk SMK yaitu pendidikan tidak lagi difahami sebagai kegiatan sosial (public services) semata, tetapi difahami sebagai bentuk layanan jasa. Menyadari tantangan yang dihadapi oleh SMK maka pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan telah memperbarui paradigma pendidikan menengah kejuruan. Paradigma pendidikan kejuruan yang diperbarui adalah dengan perubahan-perubahannya seperti pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2.

Dimensi Pembaruan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan.

MASA LALU Menuju MASA DEPAN

1. “Supply driven”Demand driven”

2. Pendidikan berbasis sekolah (School Based Program)

Pendidikan berbasis ganda (Dual

Based Program)

3. Pengajaran berbasis Mata Pelajaran (Subject Matter

Based Program)

Pengajaran berbasis Kompetensi (Competencies Based Program) 4. Program dasar yang sempit

(Narrow Based Program)

Program dasar yang mendasar, kuat, dan lebih luas (Broad Based Curriculum)

5. Pendidikan formal yang kaku Pendidikan yang luwes, multy entry

– multy exit

6. Tidak mengakui keahlian dari luar sekolah

Mengakui kompetensi yang diperoleh dari manapun, dan dengan cara apapun (Recognition of Prior Learning)

7. Pemisahan yang tegas antara Pendidikan dan Pelatihan

Pengintegrasian Pendidikan dan Pelatihan

8. Pendidikan bersifat terminal (dead end)

Pendidikan berkelanjutan (dengan

bridging program) 9. Manajemen terpusat

(sentralisasi)

Manajemen mandiri

(desentralisasi)


(17)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

7 dana Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat

(Djojonegoro, 1999:77)

Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi, serta lebih ditekankan pada "learning by doing" dan "hands-on experience". Penyelenggaraan pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktek, memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar daripada pendidikan umum.

Karakteristik pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja didasarkan atas "demand-driven" (kebutuhan dunia kerja). Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan siswa harus pada "hands-on" atau performa dalam dunia kerja. Hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan.

Pembaruan penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan dalam konteks pembelajaran berbasis kompetensi, perlu meninjau kembali beberapa aspek yang berkaitan dengan: kurikulum, ruang/bengkel/laboratorium, peralatan pembelajaran/praktik, tenaga pengajar/guru, peserta didik/siswa, metoda proses belajar mengajar, dan kepustakaan yang benar-benar sesuai atau relevan dengan standar kompetensi lulusan.

Pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran praktik melibatkan guru, peserta didik dan alat atau mesin. Kegiatan pembelajaran praktik inilah yang menjadi sangat penting dan dominan dalam rangka menanamkan


(18)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

8 perilaku positif pada peserta didik dalam berteknologi. Teori yang mendukung pembelajaran dalam pendidikan kejuruan menurut pendapat Prosser dan Allen (Mahfud, 2010:1), yaitu: (1) Pendidikan Kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. (2) Pendidikan Kejuruan akan efektif jika individu dilatih secara langsung dan spesifik. (3) Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa akan terjadi hanya jika pelatihan dan pembelajaran yang diberikan berupa pekerjaan nyata dan bukan sekedar latihan.

Perubahan kebijakan tentang prinsip dan acuan penyusunan kurikulum adalah langkah awal untuk memenuhi tuntutan perubahan pengembangan pendidikan kejuruan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengeluarkan panduan yang dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh BSNP.

Sebagai acuan dasar untuk pendidikan kejuruan maka pemerintah melalui Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009 menetapkan Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), Pasal 1:


(19)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

9 (1) Standar kompetensi kejuruan sekolah menengah kejuruan (SMK)/madrasah aliyah kejuruan (MAK) merupakan standar nasional pendidikan yang melengkapi standar komponen mata pelajaran untuk sekolah menengah kejuruan (SMK)/madrasah aliyah kejuruan (MAK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(2) Standar kompetensi kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi pula dasar kompetensi kejuruan sebagaimana yang dimaksud dalam struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK)/madrasah aliyah kejuruan (MAK) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mekanisme pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK adalah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan, mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP. Sebagaimana pengembangan KTSP pada pendidikan umumnya, maka KTSP SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (2) Beragam dan terpadu. (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. (5) Menyeluruh dan berkesinambungan. (6) Belajar sepanjang hayat. (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Proses penyusunan KTSP SMK adalah dengan melakukan tahapan analisis potensi serta kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah, meliputi:


(20)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

10 peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, serta kompetensi keahlian yang ada di sekolah. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, antara lain: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia usaha/industri, dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar Isi untuk kelompok mata pelajaran produktif pada KTSP SMK adalah Standar Kompetensi Kejuruan (Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009) yang dianalisis dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).

Pengembangan KTSP SMK disusun oleh kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dinas pendidikan bertindak sebagai koordinator dan supervisor. Guru, konselor, komite sekolah (khususnya DU/DI, asosiasi, dunia kerja, anggota institusi pasangan lainnya) dan nara sumber bertindak sebagai anggota tim penyusun KTSP. Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pembelajaran baru. Pemberlakuan dokumen KTSP SMK dinyatakan oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan.

Ukuran ketercapaian kompetensi untuk setiap mata pelajaran ditentukan berdasarkan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan pendidikan.


(21)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

11 Kriteria ketuntasan belajar berkisar antara 0-100%, dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk masing-masing indikator kompetensi pada kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif adalah 75%. KKM kompetensi kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Direktorat Pembinaan SMK dalam petunjuk teknis pengembangan KTSP SMK (2008:28) menetapkan bahwa KKM kompetensi kejuruan pada kelompok mata pelajaran produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. KKM untuk masing-masing indikator kompetensi pada kelompok mata pelajaran produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 70.

Penerapan manajemen berbasis sekolah dengan otonomi dalam pengembangan kurikulum seperti yang tergambarkan sebelumnya, dapatlah disimpulkan bahwa setiap SMK harus menyusun sendiri kurikulumnya, dengan menentukan kompetensi mata pelajarannya dan lamanya waktu yang diperlukan untuk menguasai setiap kompetensi, terutama kompetensi kejuruan pada kelompok mata pelajaran produktif. Setiap SMK bisa menetapkan sendiri ukuran kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk setiap indikator kompetensi kejuruan pada mata pelajaran produktifnya. Jadi setiap SMK dapat menentukan pencapaian kompetensi kejuruan untuk kelulusan siswanya.


(22)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

12 Perubahan kondisi yang bakal terjadi dalam penyelenggaraan proses pendidikan di SMK seiring perubahan waktu adalah: perubahan jumlah siswa yang diterima dan perubahan kondisi jumlah siswa untuk setiap jenis kompetensi yang disediakan, perubahan jumlah dan kondisi peralatan pembelajaran praktik yang dipunyai, perubahan jumlah dan jenis bahan praktik yang tersedia, perubahan jumlah dan kondisi ruang pembelajaran yang ada.

Dengan diterapkannya KTSP, maka SMK dan lembaga yang terkait dengan pembinaan dan pengawasan mutu SMK belum punya instrumen sebagai alat analisis yang praktis dan efisien untuk menentukan ketercapaian kompetensi kejuruan siswa berdasarkan lamanya waktu mempelajari dan KKM yang ditetapkan sendiri oleh SMK. Ketercapaian kompetensi kejuruan tersebut terkait dengan kesesuaian ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik (peralatan, bahan dan ruang) yang jumlah dan kondisinya berubah (bertambah atau berkurang) terhadap kebutuhan praktik siswa. Jumlah siswa yang diterima dan kondisi jumlah siswa untuk mempelajari setiap jenis kompetensi yang disediakan juga berubah.

Permasalahan pengendalian dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran untuk pencapaian kompetensi kejuruan di SMK akan muncul diakibatkan oleh: (1) beragamnya kompetensi kejuruan yang dapat disediakan dalam kurikulumnya oleh setiap SMK, (2) beragamnya penentuan lamanya waktu untuk menguasai setiap kompetensi, (3) beragamnya ukuran kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk pencapaian setiap kompetensi kejuruan,


(23)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

13 (4) beragamnya jumlah fasilitas pembelajaran praktik yang dipunyai setiap SMK, (5) kondisi fasilitas pembelajaran praktik sebagai daya dukung pencapaian kompetensi di setiap SMK bakal mengalami perubahan seiring pemakaian, (6) kondisi jumlah siswa dan lamanya siswa untuk mempelajari setiap jenis kompetensi yang disediakan berubah seiring perubahan keadaan.

Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, maka sulit diketahui ukuran yang tepat untuk kesesuaian jumlah fasilitas pembelajaran praktik terhadap pencapaian kompetensi kejuruan siswa (sesuai KKM yang ditetapkan sendiri oleh SMK), karena beragamnya kondisi dan jumlah fasilitas pembelajaran praktik dan berubahnya kondisi jumlah siswa secara dinamis seiring perubahan waktu.

Sterman (2002) mengemukakan bahwa perancangan terhadap suatu masalah yang bersifat dinamis (berubah terhadap waktu) dapat dilakukan dengan menggunakan metodologi sistem dinamis (dynamics system). Sistem dinamis merupakan pendekatan pemodelan yang berbasis berpikir sistemik (system thinking). Model sistem dinamis memahami dinamika perilaku yang kompleks dan dapat menghasilkan prediksi seiring dengan perubahan waktu. Model sistem dinamis tepat digunakan untuk keperluan analisis yang menghasilkan prediksi yang sesuai kebutuhan perilaku untuk periode berikutnya berdasarkan kondisi perilaku data sampai saat ini.

Jadi untuk memenuhi kebutuhan kompetensi kejuruan siswa, perlu disediakan program pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi yang berkualitas dan seimbang daya dukung fasilitasnya. Perencanaan kegiatan


(24)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

14 pembelajaran praktik di SMK perlu dianalisis berdasarkan tuntutan pencapaian kompetensi, kondisi fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa. Alternatif pemecahan masalah perencanaan kebutuhan pembelajaran berbasis kompetensi di SMK untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi produktif siswa SMK adalah model analisis yang mampu memprediksi kesesuaian kebutuhan pembelajaran praktik yang beragam dengan penyediaan fasilitas`yang berubah secara dinamis. Model analisis yang bisa memprediksi kesesuaian kebutuhan perilaku untuk periode berikutnya berdasarkan kondisi perilaku data sampai saat ini adalah model pendekatan sistem dinamis. Proses analisis model sistem dinamis untuk mengetahui kesesuaian fasilitas pembelajaran praktik, adalah melakukan identifikasi kondisi fasilitas pembelajaran praktik yang tersedia dengan kemungkinan perubahannya, identifikasi waktu penguasaan setiap kompetensi dan KKM pencapaian kompetensi yang ditetapkan, serta prediksi pertambahan siswa yang mempelajari setiap jenis kompetensi. Model analisis ini diharapkan dapat memberikan informasi praktis yang efektif dan efisien untuk mengetahui penyediaan fasilitas pembelajaran praktik di SMK, dalam rangka perencanaan jangka panjang kebutuhan pembelajaran kelompok mata pelajaran produktif di SMK.

B. Identifikasi Masalah

Kompetensi siswa SMK, terutama kompetensi kejuruan harus memenuhi tuntutan standar kompetensi kejuruan (Permendiknas Nomor 28


(25)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

15 Tahun 2009). Standar kompetensi kejuruan merupakan standar isi untuk kelompok mata pelajaran produktif pada kurikulum SMK. Perencanaan pembelajaran, terutama pengembangan fasilitas pembelajaran praktik untuk mendukung pencapaian kompetensi kejuruan harus dianalisis berdasarkan tuntutan standar kompetensi kejuruan.

Secara umum permasalahan pencapaian kompetensi kejuruan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang signifikan; yaitu (1) ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan untuk kejuruan belum memadai baik secara kuantitas dan kualitas, (2) prasarana dan sarana belajar praktik belum tersedia secara signifikan dan belum didayagunakan secara optimal; (3) proses pembelajaran praktik belum efisien dan efektif.

Permasalahan utama pada penelitian ini adalah bagaimana cara mengetahui ukuran yang tepat untuk kesesuaian jumlah fasilitas pembelajaran praktik terhadap pencapaian kompetensi kejuruan siswa, sesuai KKM yang ditetapkan oleh SMK pada kurikulumnya, karena beragamnya kondisi dan jumlah fasilitas pembelajaran praktik dan berubahnya kondisi jumlah siswa secara dinamis seiring perubahan waktu.

Fasilitas pembelajaran praktik adalah berupa fasilitas peralatan, bahan dan ruang praktik. Kondisi fasilitas pembelajaran praktik tersebut dipengaruhi oleh faktor beragamnya jumlah peralatan dan usia pakai alat, jenis dan bentuk benda kerja, ukuran dan masa pakai ruang. Dinamisasi perubahan kebutuhan fasilitas pembelajaran praktik tersebut utamanya dipengaruhi oleh perubahan jumlah siswa dan lamanya siswa mempelajari setiap jenis kompetensi yang


(26)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

16 direncanakan pada kurikulum. Sehubungan dengan kondisi permasalahan tersebut, maka diperlukan model analisis yang diharapkan mampu memprediksi kesesuaian fasilitas pembelajaran praktik yang beragam dan mengalami perubahan untuk mendukung pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK yang jumlahnya bisa berubah dan lamanya waktu siswa untuk menguasai setiap kompetensi juga beragam.

Alternatif pemecahan masalah untuk mengetahui pencapaian kompetensi kejuruan, sesuai waktu penguasaan dan KKM yang ditetapkan oleh SMK pada kurikulumnya, berdasarkan fasilitas pembelajaran praktik yang beragam dan berubah kondisinya adalah melalui model analisis dengan pendekatan sistem dinamis. Analisis pendekatan sistem dinamis melalui simulasi komputer diharapkan dapat menggambarkan prediksi pencapaian kompetensi kejuruan untuk periode/tahun yang akan datang berdasarkan perilaku data: kondisi siswa, ukuran kompetensi dan fasilitas pembelajaran praktik periode/tahun sebelumnya.

Permasalahan dalam analisis pencapaian kompetensi kejuruan, berdasarkan kesesuaian jumlah fasilitas pembelajaran praktik, dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. SMK mempunyai kewenangan untuk memilih jenis kompetensi kejuruan dan menetapkan lamanya waktu untuk menguasai setiap kompetensi dalam kurikulumnya, tetapi SMK belum mempunyai model analisis yang efektif dan efesien untuk menetapkan lamanya waktu penguasaan setiap


(27)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

17 kompetensi kejuruan sehubungan dengan beragamnya waktu yang diperlukan siswa.

2. SMK mempunyai kewenangan untuk menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ukuran sebagai ukuran pencapaian kompetensi kejuruan, tetapi SMK belum mempunyai model analisis untuk menetapkan ukuran KKM yang tepat, sehubungan dengan beragamnya ukuran KKM untuk pencapaian setiap kompetensi kejuruan.

3. SMK mempunyai fasilitas pembelajaran praktik berupa peralatan, bahan praktik dan ruang, untuk mendukung pencapaian kebutuhan kompetensi kejuruan, tetapi belum mempunyai model analisis untuk menentukan jumlah yang tepat, sehubungan beragamnya jumlah fasilitas pembelajaran praktik dan perubahan kondisi fasilitas pembelajaran praktik seiring pemakaian.

4. SMK mempunyai kewenangan untuk menetapkan jumlah siswa yang diterima untuk mempelajari kompetensi kejuruan yang ditetapkan, tetapi SMK belum mempunyai model analisis untuk menetapkan jumlah siswa yang tepat, sehubungan dengan kesesuaian antara perubahan jumlah siswa dengan daya dukung fasilitas pembelajaran praktik yang jumlah dan kondisinya berubah seiring pemakaian.

5. Belum ada model analisis yang dikembangkan untuk mengetahui dan menggambarkan prediksi pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK untuk periode/tahun yang akan datang berdasarkan kondisi fasilitas pembelajaran praktik periode/tahun sebelumnya. Diharapkan


(28)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

18 pengembangan model analisis dengan pendekatan sistem dinamis dapat mengetahui dan memprediksi pencapaian kompetensi kejuruan di SMK.

C. Pembatasan Masalah

Fokus dari penelitian ini diarahkan pada upaya-upaya SMK untuk melakukan analisis terhadap pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik. Model analisis yang dikembangkan menggunakan pendekatan sistem dinamis, untuk mengetahui kebutuhan jangka panjang dengan kondisi variabel fasilitas pembelajaran praktik yang bervariasi jumlahnya dan juga mengalami perubahan seiring waktu pemakaian. Untuk menyederhanakan permasalahan agar pembahasan masalah mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka dibatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini terbatas pada upaya menganalisis pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dalam lingkup sebuah Kompetensi Keahlian (program studi), bukan menganalisis pencapaian kompetensi siswa per siswa dalam proses pembelajaran. Objek yang diteliti terbatas pada variabel fasilitas ruang/bengkel, peralatan (alat utama/mesin, alat potong, alat pelengkap), media pembelajaran dan bahan praktik serta jumlah siswa untuk pembelajaran praktik. Fokusnya pembelajaran praktik kelompok mata pelajaran produktif pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan


(29)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

19 berdasarkan Standar Kompetensi Kejuruan. Diasumsikan selama periode penelitian tidak ada penambahan fasilitas pembelajaran praktik dan siswa.

2. Ukuran dan indikator performansi yang digunakan adalah:

 Tingkat ketersediaan fasilitas pembelajaran yang diukur dengan rasio jenis dan jumlah alat, jenis dan jumlah bahan pembelajaran praktik, serta waktu yang dialokasikan untuk setiap mata pelajaran (SK-KD) produktif dalam kurikukulum, dibandingkan kebutuhan kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai Standar Kompetensi Kejuruan.

 Tingkat kebutuhan fasilitas pembelajaran praktik terhadap kebutuhan kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai Standar Kompetensi Kejuruan, diukur dengan rasio jumlah siswa yang membutuhkan.

3. Instrumen kebijakan yang ditinjau adalah penetapan Standar Kompetensi Kejuruan. Standar Kompetensi Kejuruan menjadi acuan kompetensi kejuruan siswa SMK, yang akan digunakan untuk menentukan kebutuhan jenis dan jumlah: ruang/bengkel, peralatan (alat utama/mesin, alat potong, alat pelengkap), media pembelajaran dan bahan praktik.

4. Periode analisis simulasi model dibatasi dari tahun 2007- 2025, dengan periode inisialisasi dari tahun 2007-2011. Penetapan batas akhir tahun simulasi adalah tahun 2025 merupakan tahun yang dipilih untuk melihat kondisi penerapan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) kebijakan pembangunan pendidikan nasional untuk beberapa tahun yang


(30)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

20 akan datang setelah tahun 2010 yaitu setelah periode peningkatan mutu pendidikan secara bertahap dan setelah kebijakan Standar Nasional Pendidikan dilakukan.

5. Hasil analisis didapatkan dari hasil simulasi model dengan menggunakan perangkat lunak komputer (software) Powersim Constructor Version 2.5d yang dapat menghasilkan prediksi seiring dengan perubahan waktu.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah, dapatlah dikemukakan pokok permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang analisis pencapaian kompetensi kejuruan siswa berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik bagi siswa SMK dari variabel fasilitas ruang/bengkel, peralatan (alat utama/mesin, alat potong, alat pelengkap), bahan praktik dan media pembelajaran. Ini berkaitan dengan otonomi penentuan kompetensi kejuruan pada kelompok mata pelajaran produktif yang lamanya penguasaan setiap kompetensi dan ukuran ketuntasan (KKM) ditetapkan sendiri oleh SMK.

SMK belum mempunyai model analisis yang efektif dan efesien untuk mengetahui dan memprediksi pencapaian kompetensi kejuruan berdasarkan daya dukung fasilitas pembelajaran praktik dengan variabel yang kondisinya beragam dan mengalami perubahan. Model analisis dengan pendekatan sistem dinamis diharapkan mampu untuk mengetahui dan memprediksi pencapaian kompetensi kejuruan berdasarkan daya dukung fasilitas pembelajaran praktik yang kondisinya bisa berubah seiring pemakaian.


(31)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

21 Berdasarkan pokok permasalahan yang akan diteliti dapatlah dirumuskan permasalahan yaitu: “bagaimana perancangan model analisis dengan pendekatan sistem dinamis yang dapat mengetahui dan memprediksi pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM berdasarkan daya dukung fasilitas pembelajaran praktik dengan variabel fasilitas ruang/bengkel, peralatan (alat utama/mesin, alat potong, alat pelengkap), media pembelajaran dan bahan praktik yang dipengaruhi oleh berbagai perubahan secara dinamis seiring periode waktu ?”

Perumusan permasalahan secara rinci dapat dinyatakan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan model analisis yang dapat mengetahui dan memprediksi pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM dan waktu pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa yang berubah secara dinamis?

2. Bagaimana memprediksi pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM dan waktu pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa, melalui model analisis dengan pendekatan sistem dinamis?

3. Bagaimana menentukan skenario untuk kebijakan pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM dan waktu pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa, melalui model analisis dengan pendekatan sistem dinamis?


(32)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

22

E. Definisi Operasional

Berdasarkan tema penelitian, ada beberapa konsep istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu didefinisikan. Untuk mempermudah dan memberikan gambaran yang terarah dalam memahami permasalahan dan pembahasan penelitian ini, maka dapat dirumuskan definisi operasionalnya sebagai berikut:

1. Model Analisis

Model adalah rancangan, tampilan, atau penjelasan suatu konsep atau objek, dalam bentuk penyederhanaan. Menurut Simatupang (1995:3) model dapat berupa penyederhanaan fisik (maket, prototipe), dan citra (gambar rancangan, tampilan komputer), atau rumusan matematis. Model terikat sekali dengan teori yang digunakan sebagai landasan dalam pengembangannya. Model melalui tahapan yang direncanakan, direkayasa, dikembangkan, dan diujicobakan dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.

Analisis secara umum adalah upaya penggalian, pengumpulan, pengolahan serta penyajian data dan informasi sehingga teridentifikasi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pekerjaan, jabatan maupun organisasi.

Model analisis yang dimaksud disini adalah sebuah representasi yang menjelaskan suatu sistem analisis berupa penyederhanaan dari pengolahan serta penyajian data dan informasi kebutuhan sumber daya untuk pembelajaran praktik, melalui persamaan matematik.


(33)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

23

2. Kompetensi Kejuruan

Mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikelompokan atas; mata pelajaran Normatif, mata pelajaran Adaptif, dan mata pelajaran Produktif. Mata pelajaran kelompok produktif terdiri atas Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK). Standar Isi untuk kelompok mata pelajaran produktif pada Kurikulum (KTSP) SMK adalah Standar Kompetensi Kejuruan SMK/MAK (Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009). Standar Kompetensi Kejuruan SMK/MAK memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) setiap DKK dan KK mata pelajaran Produktif untuk setiap Kompetensi Keahlian (Jurusan).

Mata pelajaran kelompok produktif sangat didominasi oleh pembelajaran praktik. Pembelajaran praktik adalah proses belajar mengajar yang melakukan penerapan dari teori-teori yang telah dipelajari. Pembelajaran praktik adalah salah satu cirikhas pembelajaran pada SMK yang bertujuan untuk mendapatkan keterampilan pada kelompok mata pelajaran produktif.

Kompetensi kejuruan adalah kompetensi-kompetensi yang ada pada kelompok mata pelajaran produktif di SMK. Pencapaian kompetensi kejuruan adalah terkuasainya semua kompetensi (SK-KD) pada kelompok mata pelajaran produktif sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan SMK. Analisis pencapaian kompetensi


(34)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

24 kejuruan berdasarkan kajian perbandingan kebutuhan dengan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik di SMK.

3. Fasilitas Praktik

Salah satu ciri Sekolah Menengah Kejuruan yaitu adanya kelompok mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif ini memerlukan fasilitas praktik untuk mendukung pencapaian kompetensi kejuruan.

Fasilitas praktik adalah berupa seperangkat sarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar praktik, untuk menunjang pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK. Fasilitas pembelajaran praktik tersebut adalah berupa ruang/bengkel tempat praktik, peralatan praktik (mesin/alat utama, alat potong, alat pelengkap), media pembelajaran, dan bahan praktik. Fasilitas praktik yang dimaksud disini adalah merupakan variabel-variabel fasilitas yang perlu disediakan dan dipergunakan dengan efektif dan efesien, sehingga berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran praktik di SMK. Pencapaian tujuan pembelajaran praktik adalah tercapainya kompetensi kejuruan siswa SMK pada kelompok mata pelajaran produktif pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi Kejuruan.


(35)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

25 Sistem dinamis adalah pendekatan sistem dengan proses berfikir menyeluruh dan terpadu yang berhubungan erat dengan kondisi sistem yang cenderung kompleks. Sistem dengan pola perilaku yang berubah dinamis seiring bertambahnya waktu (Suryadi, 2002:174). Anggapan utama dalam paradigma sistem dinamis adalah kecenderungan perubahan yang terjadi terus menerus pada sistem yang bersumber dari struktur hubungan sebab akibat (simpal kausal) yang membentuk sistem. Model dengan pendekatan sistem dinamis dibangun berdasarkan persamaan matematik sehingga digolongkan ke dalam model matematik kausal (theory-like).

Model analisis dengan pendekatan sistem dinamis cocok digunakan untuk mengalisis permasalahan sebuah sistem nyata dengan variabel yang mempunyai kerumitan, mengalami perubahan, dan mengandung ketidakpastian. Model analisis dengan pendekatan sistem dinamis dapat mensimulasikan evaluasi kebijakan, baik untuk evaluasi langkah-langkah strategis yang telah diambil (ex-post) dalam menghasilkan kinerja sistem, maupun untuk evaluasi ke depan (ex-ante) yaitu langkah-langkah alternatif yang perlu diambil dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam hal ini mencoba memodelkan analisis pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik. Analisis dengan pendekatan sistem dinamis digunakan untuk menganalisis ketersediaan fasilitas


(36)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

26 pembelajaran praktik yang kondisinya berubah sesuai dengan periode waktu pemakaian.

F. Tujuan Penelitian

Secara umum kegiatan penelitian ini bertujuan, memprediksi dan menentukan skenario terhadap pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK dari Standar Kompetensi Kejuruan sesuai KKM, sehubungan dengan kondisi siswa dan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik yang berubah secara dinamis, melalui analisis dengan pendekatan sistem dinamis berdasarkan kajian simulasi analitis.

Secara khusus penelitian melalui analisis dengan pendekatan sistem dinamis ini bertujuan untuk:

1. Menemukan model analisis yang dapat mengetahui dan memprediksi secara efektif dan efisien pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM dan waktu pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa.

2. Mengetahui hasil prediksi secara efektif dan efisien tentang pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM dan waktu pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa. 3. Mengetahui hasil skenario secara efektif dan efisien untuk kebijakan


(37)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

27 pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa.

G. Spesifikasi Produk Penelitian

Spesifikasi utama dari model analisis dengan pendekatan sistem dinamis melalui simulasi komputer tentang pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK sesuai KKM dan waktu pembelajaran, berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik dan jumlah siswa adalah:

1. Model dapat dijalankan dengan perangkat keras (hardware) komputer dengan prosessor dual core 1,8 GHZ dan memory 1G RAM, atau kapasitas yang diatasnya. Perangkat lunak (software) komputer untuk membangun model dan menjalankan simulasi model adalah software Powersim Constructor Version 2.5d. Powersim tersedia versi trial dengan status free download di www.Powersim.com. Powersim dapat dijalankan dengan sistem operasi Windows XP atau versi terbarunya 2. Variabel input data pada diagram alir (stock flow diagram) berupa level,

rate, auxiliary, constants. Instrumen pengumpulan data berupa angket dan lembar observasi. Data berupa informasi tentang; kondisi peralatan praktik dan operasionalnya, kondisi bahan praktik, jumlah ruang, kondisi siswa, jenis kompetensi kejuruan dan batasan nilai KKM.


(38)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

28 3. Model analisis pendekatan sistem dinamis dengan simulasi komputer ini

mempunyai kelebihan dalam kemampuan:

a. Input sangat praktis; melalui tombol atau ikon yang disediakan dengan mudah memasukkan data: jam pembelajaran, jumlah siswa, jumlah mesin/alat utama dan pengaturan operasi mesin, jumlah dan jenis alat potong, alat pelengkap, jumlah dan jenis bahan praktik, jumlah dan efisiensi ruang, batasan nilai KKM.

b. Proses sangat efektif; dengan waktu cepat mampu mengolah data yang nilai inputnya berubah-ubah sesuai kebutuhan skenario yang diinginkan, dan mensimulasikan hasilnya.

c. Output sangat efisien; simulasi yang dihasilkan dapat berupa grafik, chart dan tabel yang menggambarkan prediksi pencapaian kompetensi kejuruan dan kebutuhan fasilitas praktik sampai jangka panjang, sesuai batas waktu yang diinginkan.

4. Panduan/petunjuk penggunaan model disediakan untuk memudahkan membuka program komputer, memasukan/input data analisis, menjalankan proses simulasi analisis, melihat hasil prediksi dan hasil analisis skenario.

H. Manfaat Penelitian

Dengan adanya pemodelan analisis pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK dari Standar Kompetensi Kejuruan sesuai KKM dengan


(39)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

29 pendekatan sistem dinamis berdasarkan ketersediaan fasilitas pembelajaran praktik siswa SMK, diharapkan:

1. Secara langsung hasil penelitian dapat memperkaya model analisis kebutuhan pembelajaran, dan lebih lanjut dapat dikembangkan untuk analisis penyediaan kebutuhan pembelajaran Kompetensi Keahlian lainnya;

2. Secara teoritis hasil temuan dalam penelitian diharapkan dapat menghasilkan pengembangan pengetahuan dalam bidang pendidikan teknologi kejuruan, terutama analisis Standar Kompetensi Kejuruan yang dapat dikembangkan melalui penelitian lebih lanjut bagi individu maupun lembaga;

3. Secara praktis hasil penelitian ini bagi stake holder pendidikan kejuruan (Guru SMK, PPPPTK/Lembaga Pelatihan, Dinas Pendidikan/Pengambil Kebijakan) diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan tentang pendidikan/latihan untuk pembinaan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.

I. Struktur Organisasi Disertasi

Struktur organisasi disertasi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab disertasi, mulai dari bab I hingga bab V. Susunan disertasi ini diorganisasikan berdasarkan sruktur berikut ini.


(40)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

30 Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang yang melandasi penelitian ini. Dari latar belakang dilakukan identifikasi dan perumusan masalah yang dipertegas dengan pembatasan masalah, serta variabel penelitian dan definisi operasional. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian disampaikan untuk memperjelas kegunaan penelitian, dan untuk sistematika pelaporan penelitian dibuatkan struktur organisasi penyusunan disertasi ini.

Bab II adalah kajian pustaka yang berisikan literatur yang menjelaskan konsep dan dalil-dalil tentang analisis kompetensi produktif, fasilitas pembelajaran praktik, dan pendekatan sistem dinamis. Juga mengungkapkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Dalam bab ini juga membahas kerangka pemikiran dan gambaran analisis pendekatan sistem dinamis sebagai gambaran utuh penyelesaian permasalahan penelitian.

Bab III menyampaikan metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). R&D yang dilakukan adalah merancang sistem analisis melalui pendekatan sistem dinamis. Pada metodologi penelitian ini disampaikan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data. Dalam tahapan ini dilakukan penyusunan instrumen dan pengumpulan data. baik untuk data primer maupun sekunder. Data diambil dari dokumen SMK tempat penelitian, yang berisikan jenis dan jumlah fasilitas pembelajaran


(41)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

31 praktik untuk memenuhi pencapaian kompetensi kejuruan yang diperlukan oleh siswa SMK.

Dilanjutkan dengan pengembangan model dengan tahapan yang terdiri atas konseptualisasi sistem, formulasi model dan validasi model. Konseptualisasi sistem dimulai dengan membuat causal loop diagram (CLDs). Formulasi model dilakukan setelah pembuatan CLDs melalui perancangan flow diagram untuk menuliskan persamaan. Formulasi model adalah upaya untuk membentuk persamaan matematis/kuantitatif dengan variabel yang dinyatakan dalam simbol level, rate, auxilary, atau constants. Simulasi pada model dilakukan untuk mengetahui hasil proses analisis model sebagai bahan validasi dan analisis tentang sistem yang dikaji. Simulasi ini dijalankan menggunakan software Powersim Constructor Version 2.5d. Validasi dilakukan untuk menjawab, apakah model telah mampu merepresentasikan permasalahan pencapaian kompetensi kejuruan yang diperlukan siswa SMK. Teknik pengujian yang dilakukan untuk memeriksa validitas model yaitu uji kestabilan model dan uji konsistensi model.

Bab IV menjelaskan analisis hasil penelitian dan pembahasan skenario untuk pencapaian kompetensi kejuruan. Analisis hasil penelitian adalah menganalisis pencapaian kompetensi kejuruan hasil simulasi model yang berisikan kondisi data ril, yaitu berupa interaksi dari variabel fasilitas praktik, ukuran KKM kompetensi kejuruan, dan siswa SMK. Setelah analisis hasil penelitian diketahui, maka dilakukan pembahasan berupa penentuan skenario-skenario dengan menambah atau memperbaiki input agar memberikan


(42)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

32 pengaruh yang positif terhadap pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK. Hasil skenario dapat dijadikan sebagai pertimbangan kebijakan untuk tindakan pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK.

Bab V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan

rekomendasi. Kesimpulan berupa jawaban atas tujuan yang sedang diteliti, sedangkan rekomendasi diajukan untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi saat ini, sehubungan dengan dukungan fasilitas pembelajaran praktik terhadap pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK.


(1)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

406 dinamis dengan simulasi komputer dapat menjadi salah satu variasi penggunaan metode R&D dalam pengkajian masalah pendidikan teknologi dan kejuruan.

3. Model analisis pendekatan sistem dinamis dengan simulasi komputer tentang pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK berdasarkan ketersediaan fasilitas praktik untuk Teknik Pemesinan ini, dapat memperkaya jenis analisis kebutuhan pembelajaran praktik. Model ini dapat diterapkan untuk analisis pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK berdasarkan ketersediaan fasilitas praktik, pada seluruh SMK Teknik Pemesinan di Indonesia.

4. Desain model analisis pendekatan sistem dinamis dengan simulasi tentang pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK berdasarkan ketersediaan fasilitas praktik untuk Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan ini, dapat diadopsi dan disesuaikan untuk penggunaan pada Kompetensi Keahlian/prodi lainnya di SMK.

5. Hasil penelitian berupa hasil analisis pencapaian kompetensi kejuruan SMK berdasarkan ketersediaan fasilitas praktik dengan pendekatan sistem dinamis ini dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk pengambilan keputusan dalam kebijakan pengadaan fasilitas pembelajaran praktik SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan, oleh stake holder pendidikan kejuruan (Pengelola SMK, PPPPTK/Lembaga Pelatihan, Dinas Pendidikan/Instansi pengambil kebijakan). Lebih jauh dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan


(2)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

407 dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk pembinaan pendidikan kejuruan dan kebijakan strategis pendidikan lainnya.

6. Penelitian terhadap fasilitas praktik untuk pencapaian kompetensi kejuruan, diharapkan dapat dilakukan dalam lingkup yang lebih luas dan analisis yang lebih intensif sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal. Penelitian lingkup pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK perlu diteliti lebih lanjut berdasarkan pengaruh fasilitas praktik di industri dengan adanya program sistem ganda. Analisis pencapaian kompetensi kejuruan siswa SMK perlu juga diteliti dengan tambahan variabel guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai variabel yang juga mempengaruhi.


(3)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

408 DAFTAR PUSTAKA

Achir, B. (1986). Merencana Kebutuhan Fasilitas Pelajaran Praktek dan Optimasi Pemakaiannya. Bandung: PPPGT.

Aminullah, E. (2004). Berpikir Sistemik, untuk Pembuatan Kebijakan Publik,

Bisnis, dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit PPM. 195-223.

Butler, F.Coit. (1972). Instructional System Development for Vocational and

Technical Training, Englewood Cliffs, New Jersey: Educational

Technology Publications.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Undang-undang RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pengembangan Standar Kompetensi.

Jakarta: Dikmenjur Depdiknas.

__________. (2003). Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

__________. (2005). Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

__________. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK: Landasan Pengembangan. Jakarta: BSNP Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (2003) Pedoman Analisis Kebutuhan Sarana Pendidikan SMK ”Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas”,

Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMK. (2008). Petunjuk Teknis Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MAK. Jakarta: Depdiknas

Djojonegoro, W. (1999). Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui SMK.

Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Education Department Victoria. (1979). Fitting and Machining Volume 1, 2, 3.

Victoria: Wilke and Company Limited.

Forrester, J.W. (1961). Industrial Dynamics. Cambridge, MA: MIT Press.


(4)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

409

__________. (1994). Learning Through System Dynamics as Preparation for

the 21 Century, System Thinking and Dynamic Modelling Confrence.

Concord, USA (Paper)

Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Kemendiknas. __________. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Kemendiknas. __________. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 28 tahun

2009 tentang Standar Kompetensi Kejuruan SMK/MAK. Jakarta: Kemendiknas.

__________. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 – 2014. Jakarta: Kemendiknas.

Kim, S.W. (2003). An Investigation of Information Technology Investments on Buyer-Supplier Relationship and Supply Chain Dynamics, Dissertation, Michigan State University.

Luna-Reyes, L.F. and D.L. Andersen. (2003). Collecting and Analizing Quantitative Data for System Dynamics: Methods and models, system Dynamics Review 19 (4): 271-296.

Mahfud, T. (2010). Pendidikan Kejuruan Sebagai Sebuah Sistem. [Online]. Tersedia: http//www.mahfudz30.wordpress.com. [16 Agustus 2010]. Mazmuhtar (2011) Pengertian SMK [Online]. Tersedia: http: //www.

files.wordpress.com/2011/05, /bab-i.docx, [16 April 2011]

Muhammadi, S. Aminullah, E. Soesilo, B. (2001). Analisis Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. Jakarta: UMJ Press Nasution, S. (2008). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Napitupulu, E.L. (2009, 14 Januari) Peralatan Praktik SMK di Bawah Standar Nasional. Kompas [Online], halaman 1. Tersedia: http: //www. Kompas.com [17 Agustus 2012]

Nagel, J et al. (2000). Pelatihan Berbasis Kompetensi. Jakarta: IAPSD West Java Project.


(5)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

410 Bandung: PPPGT

Rahman, A. (2008). Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Menengah Kejuruan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Studi Kasus pada SMK Teknologi Negeri di Kota Bandung. Disertasi Doktor pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Richardson, G.P and Pugh, A.L.III (1981). Introduction to System Dynamics Modelling with Dynamo. Cambridge, Massachusetta, London: The MIT Press.

Rivai, V. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta: Murai Kencana.

Rochim, Taufiq. (2007). Proses Pemesinan Buku 1,2,3,4. Bandung: Penerbit ITB.

Simatupang, T.M. (1995). Pemodelan Sistem. Klaten: Nindita

Siregar, A.B. (1991). Pemodelan Sistem. Journal Teknik dan Manajemen Industri No 5, April 1991. Departemen Teknik Industri, ITB

Sterman, J.D. (2000). Business Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World. Boston: Irwin McGraw-Hill.

__________. (2002). System Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World. Working Paper Series at Engineering Systems Division. Boston: Massachusetts Institute of technology.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta.

Sukardi TH. (2008). Pengembangan Model Bengkel Kerja Praktik Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi Doktor pada UNY Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Sulipan. (2004). Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan pada Sekolah Menengah Kejuruan: Studi Kualitatif terhadap Diklat Berbasis Kompetensi Program Keahlian Mesin Perkakas di SMKN 2 Serang, SMK YPPT Garut, SMKN 4 Jakarta dan SMK Texmaco Karawang. Disertasi Doktor pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Supriadi, D (2002). Satu Setengah Abad Pendidikan Kejuruan di Indonesia

dalam Dedi Supriadi, Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Di Indonesia. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah


(6)

Syahril Is, 2012

Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

411 Suryadi, K. dan Ramdhani, M.Ali. (2002). Sistem Pendukung Keputusan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sushil. (1993). System Dynamic. Practical Approach for Managerial Problems. India: Wiley Eastern Limited.

Tasrif, M. (2004). Analisis kebijakan menggunakan Model “System Dynamics”.

Magister Studi Pembangunan ITB.

________ (2005). Model untuk Analisis Kebijaksanaan dan Pengambilan Keputusan. Pusat Penelitian Material dan energi, ITB, Bandung 3-5. Taudjiri, Y. (1997). Analisa Kebutuhan Pelatihan dalam Menunjang Efektifitas

Pelatihan di PPPTMGB ”Lemigas”. Tesis Magister pada IKIP

Bandung: tidak diterbitkan.

Triyani, E. (2007). Studi tentang Pengembangan Model Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis) Guru Sekolah Menengah Kejuruan.

Tesis Magister pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wolstenholme, E. (1998). Qualitative, Quantitative Modelling: The Evolving balance, 1998 International System Dynamics Conference, Quebec, 1-10.