PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNTUK SMA KELAS XI PADA TOPIK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Definisi Istilah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Pembatasan Malasah ... 7

E. Tujuan ... 7

F. Manfaat ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Ilmu Kimia dan Pembelajaran Kimia pada Jenjang Sekolah Menengah Atas ... 9

B. Metode Praktikum ... 10

1. Praktikum sebagai Wahana Pembelajaran ... 11

2. Keterlaksanaan Praktikum di Sekolah ... 15

C. Petunjuk Praktikum ... 16

1. Peranan Petunjuk Praktikum dalam Pembelajaran ... 17

2. Komponen Petunjuk Praktikum ... 18

D. Petunjuk Praktikum sebagai Bahan Ajar ... 20

1. Langkah-langkah Penyusunan Bahan Ajar ... 21


(2)

E. Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 25

1. Tetapan Hasil Kali Kelarutan ... 26

2. Efek Ion Senama terhadap Kelarutan ... 26

3. Efek pH Terhadap Kelarutan ... 27

4. Reaksi Pengendapan ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29

B. Langkah-langkah Penelitian ... 30

1. Studi Pendahuluan ... 33

2. Pengembangan Model ... 37

C. Sumber Data ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 39

1. Pedoman Wawancara ... 39

2. Lembar Penilaian Petunjuk Praktikum ... 40

3. Lembar Observasi Kesesuaian Praktikum ... 41

4. Tugas dan Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum ... 42

5. Angket Respon Siswa terhadap Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan dan Kegiatan Praktikum yang Dilaksanakan ... 42

E. Prosedur Pengolahan Data ... 43

1. Pengolahan Penilaian Petunjuk Praktikum ... 43

2. Pengolahan Data Uji Keterlaksanaan Praktikum ... 45


(3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Petunjuk Praktikum pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Termuat di dalam Bahan

Ajar Kimia SMA ... 50 1. Kajian Ketersediaan Petunjuk Praktikum pada Topik

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Termuat di

Dalam Bahan Ajar Kimia SMA ... 51 2. Survei Lapangan Ketersediaan Petunjuk Praktikum

pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 54 3. Analisis Alat dan Bahan ... 56 4. Analisis Kelengkapan Komponen Petunjuk Praktikum.. 60 B. Karakteristik Petunjuk Praktikum pada Topik Kelarutan

dan Hasil Kali Kelarutan yang Dikembangkan ... 64 1. Pembuatan Petunjuk Praktikum ... 64 2. Optimasi Prosedur Praktikum yang akan Dimuat

dalam Petunjuk Praktikum ... 65 3. Penyusunan Petunjuk Praktikum pada Topik

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 80 C. Kualitas Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan pada

Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 83 1. Kualitas Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan

pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Berdasarkan Penilaian Guru ... 83 2. Kualitas Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan

pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Berdasarkan Tingkat Keterlaksanaan ... 98 3. Kualitas Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan

pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN ... 125


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Skor Berdasarkan Skala Likert untuk Penilaian Petunjuk

Praktikum ... 44

3.2. Tafsiran Persentase ... 45

3.3. Kriteria Rubrik Penilaian Lembar Observasi ... 45

3.4. Kriteria Rubrik Penilaian Penyelesaian Siswa terhadap Tugas dan Pertanyaan pada Petunjuk Praktikum... 47

3.5. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert... 48

4.1. Ketersediaan Petunjuk Praktikum Pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Termuat dalam Bahan Ajar Kimia SMA ... 51

4.2. Daftar Bahan Ajar yang Memuat Petunjuk Praktikum pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 54

4.3. Analisis Alat dan Bahan Yang Digunakan dalam Petunjuk Praktikum Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 56

4.4. Kelengkapan Komponen Petunjuk Praktikum pada Bahan Ajar ... 62

4.5. Keunggulan dan Kelemahan Petunjuk-Petunjuk Praktikum yang Tersedia ... 63

4.6. Hasil Optimasi Efek Penambahan Larutan NaOH terhadap Kelarutan Ca(OH)2 ... 67

4.7. Hasil Optimasi Konsentrasi Larutan CaCl2 yang Digunakan ... 69

4.8. Hasil Optimasi Volume Larutan CaCl2 yang Digunakan ... 70

4.9. Hasil Optimasi Zat yang Ditambahkan... 71

4.10. Hasil Optimasi Praktikum Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan CaSO4 ... 72

4.11. Hasil Optimasi Massa CaCO3 ... 73

4.12. Hasil Optimasi Konsentrasi Larutan HCl ... 74

4.13. Hasil optimasi volume larutan HCl ... 75


(6)

4.15. Hasil Optimasi praktikum pengaruh pH terhadap

kelarutan CaCO3 ... 77 4.16. Hasil Optimasi Pencampuran Larutan CaCl2 dengan

Larutan Na2SO4 ... 79 4.17. Karakteristik Alat dan Bahan pada Praktikum Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan ... 80 4.18. Kelengkapan Komponen Petunjuk Praktikum Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan ... 81 4.19. Kegiatan Siswa yang Harus Diamati oleh Observer pada

Praktikum Percobaan ke-2 ... 100 4.20. Kegiatan Siswa yang Harus diamati oleh Observer pada

Praktikum Percobaan ke-1 ... 101 4.21. Kegiatan Siswa Yang Harus Diamati Oleh Observer pada


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1. Alur Penyusunan Bahan Ajar ... 22 3.1. Alur Penelitian ... 32 4.1. Diagram Penilaian Guru terhadap Kelayakan Prosedur

Praktikum yang Dikembangkan ... 84 4.2. Diagram Penilaian Guru terhadap Kesesuaian Petunjuk Praktikum

yang Dikembangkan pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan dengan Standar Isi ... 87 4.3. Diagram Penilaian Guru terhadap Kesesuaian Isi Petunjuk

Praktikum yang Dikembangkan dengan Konsep Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan ... 90 4.4. Diagram Penilaian Guru terhadap Keefektifan Kalimat dalam

Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan ... 93 4.5. Diagram Penilaian Guru terhadap Tata Letak dan Perwajahan

Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan ... 95 4.6. Hasil Penilaian Guru terhadap Kualitas Petunjuk Praktikum ... 97 4.7. Diagram Skor Tingkat Kesesuaian Praktikum dengan Petunjuk

Praktikum yang Dikembangkan (Percobaan 1) ... 101 4.8. Diagram Skor Tingkat Kesesuaian Praktikum dengan Petunjuk

Praktikum yang Dikembangkan (Percobaan 2) ... 102 4.9. Diagram Skor Tingkat Kesesuaian Praktikum dengan Petunjuk

Praktikum yang Dikembangkan (Percobaan 3) ... 105 4.10. Diagram Skor Tingkat Kesesuaian Praktikum dengan Petunjuk

Praktikum yang Dikembangkan pada Topik Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan ... 107 4.11. Diagram Tingkat Penyelesaian Siswa pada Tugas dan

Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum (Percobaan 1) ... 108 4.12. Diagram Tingkat Penyelesaian Siswa pada Tugas dan


(8)

4.13. Diagram Tingkat Penyelesaian Siswa pada Tugas dan

Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum (Percobaan 3) ... 111 4.14. Diagram Tingkat Penyelesaian Siswa pada Tugas dan

Pertanyaan yang Termuat dalam Petunjuk Praktikum

yang Dikembangkan ... 112 4.15. Diagram Tingkat Keterlaksanaan Petunjuk Praktikum ... 113 4.16. Respon Siswa terhadap Petunjuk Praktikum yang

Dikembangkan pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan .... 114 4.17. Respon Siswa terhadap Kegiatan Praktikum Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan yang Dilaksanakan dengan Menggunakan

Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan ... 117 4.18. Respon Siswa terhadap Petunjuk Praktikum dan Kegiatan

Praktikum Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Dilaksanakan


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1. Petunjuk Praktikum ... 125 A.2. Prosedur Praktikum Hasil Optimasi ... 140 A.3. Alokasi Waktu... 142

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN

B.1. Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan ... 145 B.2. Lembar Penilaian Guru terhadap Kelayakan

Prosedur Praktikum ... 146 B.3. Lembar Penilaian Guru terhadap Kesesuaian

Petunjuk Praktikum dengan Standar Isi ... 147 B.4. Lembar Penilaian Guru terhadap Kesesuaian

Petunjuk Praktikum dengan Konsep Kelarutan

dan Hasil Kali Kelarutan ... 149 B.5. Lembar Penilaian Guru terhadap Keefektifan

Kalimat dalam Petunjuk Praktikum ... 151 B.6. Lembar Penilaian Guru terhadap Tata Letak &

Perwajahan Petunjuk Praktikum ... 155 B.7. Rubrik Penilaian Kesesuaian Praktikum dengan

Petunjuk Praktikum ... 157 B.8. Lembar Observasi Kesesuaian Praktikum dengan

Petunjuk Praktikum ... 162 B.9. Rubrik Penilaian Penyelesaian Siswa pada Tugas

dan Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum ... 164 B.10.Angket Respon Siswa terhadap Petunjuk

Praktikum ... 172 B.11.Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan

Praktikum ... 173 Halaman


(10)

LAMPIRAN C PENGOLAHAN DATA

C.1. Rekapitulasi Hasil Wawancara Studi Pendahuluan . 174 C.2. Daftar Guru Penilai Petunjuk Praktikum ... 177 C.3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Guru terhadap

Kelayakan Prosedur Praktikum ... 178 C.4. Rekapitulasi Hasil Penilaian Guru terhadap

Kesesuaian Petunjuk Praktikum dengan Standar Isi 179 C.5. Rekapitulasi Hasil Penilaian Guru terhadap

Kesesuaian Petunjuk Praktikum dengan Konsep

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 180 C.6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Guru terhadap

Keefektifan Kalimat dalam Petunjuk Praktikum ... 182 C.7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Guru terhadap Tata

Letak & Perwajahan Petunjuk Praktikum ... 191 C.8. Rekapitulasi Tingkat Kesesuaian Praktikum dengan

Petunjuk Praktikum ... 192 C.9. Rekapitulasi Tingkat Penyelesaian Siswa pada

Tugas dan Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum ... 196 C.10.Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Petunjuk

Praktikum ... 202 C.11.Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Kegiatan

Praktikum ... 203

LAMPIRAN D DOKUMENTASI PENELITIAN

D.1. Foto-Foto Penelitian ... 204 D.2. Surat Izin Penelitian ... 206 D.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 208


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (Depdiknas, 2006).

Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca, menulis, atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi dapat berupa suatu proses penemuan, proses membangun konsep, mengkomunikasikan berbagai fenomena yang terjadi, dan penguasaan metode ilmiah (Jahro dan Susilawati, 2009). Hal ini senada dengan tujuan mata pelajaran kimia di SMA/MA yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) membentuk


(12)

sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain; (3) memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; (4) meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat; dan (5) memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (Depdiknas, 2006).

Mempelajari dan memahami kimia tidak cukup dengan penyampaian teori saja, akan tetapi perlu adanya pembelajaran yang bersifat eksperimental, yang bisa memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Menurut Dahar (1989) sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, maka ilmu kimia mengandung baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif dipelajari siswa sebagai teori kimia dan pengetahuan prosedural dipelajari melalui praktikum kimia. Menurut Hodson (Susiwi, 2008) dalam kaitannya dengan belajar, kegiatan praktikum diperlukan agar siswa memperoleh pengalaman belajar konkret. Dengan pengalaman sendiri seseorang akan memperoleh memory of event, suatu gambaran pengalaman yang memiliki efek jangka panjang (White


(13)

dalam Susiwi, 2008). Oleh karena itu, pembelajaran kimia harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung.

Mempelajari kimia yang diintegrasikan dengan pengalaman melaksanakan praktikum dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek atau keadaan tertentu. Selain itu, kegiatan praktikum dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, serta dapat menimbulkan motivasi belajar (Silawati, 2006). Woolnough dan Allsop dalam Rustaman (2002) mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat empat alasan tentang pentingnya kegiatan praktikum. Praktikum dapat meningkatkan motivasi untuk belajar, dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan dasar bereksperimen, dapat menjadi sarana belajar ilmiah, serta dapat menunjang pemahaman materi pelajaran.

Kegiatan praktikum kimia di sekolah tidak terlepas dari berbagai kendala. Salirawati (2011), mengungkapkan bahwa tidak semua SMA memiliki laboratorium yang memadai. Selain itu, alat dan bahan yang diperlukan kadang-kadang sulit dipenuhi oleh sekolah. Berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan oleh Hadi, dkk (2009), guru di Indonesia masih kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai salah satu kegiatan dalam proses belajar mengajar. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:

a. Keterampilan guru dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dan penggunaan alat kurang optimal.


(14)

c. Peralatan praktikum yang tersedia tidak mencukupi dari jumlah idealnya bahkan ada yang tidak memilikinya.

d. Kesulitan dalam pengadaan bahan yang diperlukan praktikum.

e. Minimnya tenaga laboran di sekolah, sehingga guru harus bekerja sendiri dalam mempersiapkan praktikum.

f. Alokasi waktu untuk melaksanakan praktikum masih kurang.

g. Pemahaman mengenai pentingnya praktikum dalam mengaplikasikan sains masih kurang.

Selain itu, pelaksanaan praktikum memerlukan persiapan yang matang seperti menentukan tujuan praktikum, menyiapkan petunjuk praktikum, lembar pengamatan, alat dan bahan, serta menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum (Arifin, dkk, 2003). Petunjuk praktikum adalah salah satu komponen penting yang harus dipersiapkan secara optimal. Petunjuk praktikum yang tidak optimal dapat menyebabkan diperolehnya hasil yang tidak sesuai dengan tujuan praktikum yang hendak dicapai. Ketidaktersediaan petunjuk praktikum pun menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan praktikum.

Hal seperti ini terlihat pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang disampaikan di kelas XI SMA. Topik kelarutan dan hasil kali kelarutan terdiri dari beberapa subtopik yang memungkinkan untuk dilakukan kegiatan praktikum. Melalui wawancara terhadap enam orang guru kimia kelas XI SMA di Kota Bandung, terungkap bahwa ada satu guru yang menyatakan pernah melakukan kegiatan praktikum pada subtopik reaksi pengendapan dan satu guru lain pernah melakukan kegiatan praktikum pada subtopik efek ion senama terhadap kelarutan.


(15)

Sayangnya kedua guru tersebut menyatakan tidak ada bukti fisik petunjuk praktikum yang digunakan karena kegiatan tersebut dilaksanakan beberapa tahun yang lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan masih jarang dilakukan di SMA. Begitu pula dengan petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan belum banyak tersedia.

Dalam Standar Isi Mata Pelajaran Kimia untuk SMA/MA, topik kelarutan dan hasil kali kelarutan termasuk ke dalam Kompetensi Dasar 4.6. yaitu

“Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan”. Keterampilan memprediksi termasuk ke dalam

salah satu keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum pada subtopik reaksi pengendapan. Siswa dapat dibimbing untuk memprediksi terjadinya reaksi pengendapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan. Selanjutnya siswa dapat membuktikan langsung melalui percobaan.

Selain subtopik reaksi pengendapan, subtopik dalam topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum adalah subtopik efek ion senama terhadap kelarutan dan juga efek pH terhadap kelarutan. Melalui kegiatan praktikum, siswa diajak untuk lebih mudah memahami konsep dan menjadikan pembelajaran lebih mudah diingat.

Berdasarkan uraian tersebut, kemudian dilakukan pengembangan petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan, yang selanjutnya dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia Untuk SMA Kelas XI Pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.


(16)

B. Definisi Istilah

Agar penafsiran istilah dalam penelitian ini lebih terarah, maka dilakukan pembatasan istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (UU RI Nomor 18 Tahun 2002).

2. Petunjuk praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Pedoman tersebut disusun dan ditulis oleh kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah (Kemendiknas, 2001).

3. Prosedur praktikum adalah cara kerja dalam melaksanakan praktikum (Suharso dan Retnoningsih, 2005).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang terdapat dalam bahan ajar untuk kelas XI SMA? 2. Bagaimana karakteristik petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan


(17)

3. Bagaimana kualitas petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan untuk kelas XI SMA berdasarkan penilaian guru, tingkat keterlaksanaan, dan respon siswa?

D. Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Pengembangan petunjuk praktikum pada penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap pengembangan model, yaitu sampai langkah uji coba secara terbatas. 2. Petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang

dikembangkan dibatasi pada subtopik efek ion senama terhadap kelarutan garam, efek pH terhadap kelarutan garam, serta reaksi pengendapan garam.

E. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang layak digunakan sebagai petunjuk praktikum di sekolah (SMA) untuk percobaan efek ion senama terhadap kelarutan garam, efek pH terhadap kelarutan garam, serta reaksi pengendapan garam.


(18)

F. Manfaat

Hasil dari pengembangan petunjuk praktikum kimia ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru kimia SMA untuk menggunakan petunjuk praktikum kimia ini pada pembelajaran topik kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Bagi mahasiswa pendidikan kimia dan guru kimia SMA, bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan petunjuk praktikum pada topik lainnya.

3. Bagi siswa SMA, petunjuk praktikum kimia yang dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran kimia dapat lebih meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini berupaya mengembangkan dan menghasilkan petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk kelas XI SMA. Petunjuk praktikum tersebut merupakan pengembangan dari produk yang telah ada dan kemudian diuji keefektifannya. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2005) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Produk dalam penelitian dan pengembangan tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.


(20)

Menurut Asmani (2011), dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif dan eksperimental. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan; (2) kondisi pihak pengguna; (3) kondisi faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba dilakuakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba dilakukan penyempurnaan (revisi produk). Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.

B. Langkah-langkah Penelitian

Pada penelitian pengembangan petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan ini digunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sukmadinata (2005), yang merupakan penyederhanaan dari langkah-langkah penelitian yang diungkapkan oleh Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010). Langkah-langkah penelitian yang dikembangkan oleh Sukmadinata terdiri dari tiga tahap, yaitu:


(21)

1. Studi pendahuluan 2. Pengembangan model 3. Uji produk

Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, yaitu studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal. Sementara itu, pada tahap pengembangan model terdiri dari dua langkah yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Pada penelitian ini, hanya dilakukan sampai langkah uji coba terbatas pada tahap pengembangan model.

Langkah studi kepustakaan dan survei lapangan pada tahap studi pendahuluan, menggunakan metode deskriptif untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Dalam hal ini data yang dimaksud adalah ketersediaan petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk kelas XI SMA yang termuat dalam bahan-bahan ajar kimia SMA dan keterlaksanaan praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan di sekolah-sekolah SMA di Kota Bandung. Sedangkan pada langkah penyusunan produk awal serta uji coba secara terbatas pada tahap pengembangan model, menggunakan metode evaluatif untuk mengevaluasi produk melalui proses uji coba terbatas. Sebagai gambaran secara umum mengenai langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka dirancang alur penelitian seperti yang tercantum dalam Gambar 3.1.


(22)

Perbaikan

kali kelarutan pada Standar Isi

Survei mengenai keterlaksanaan praktikum pada topik kelarutan

dan hasil kali kelarutan di sekolah-sekolah (SMA)

Perbaikan

Validasi dan Optimasi prosedur praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan

Penyusunan prosedur praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan

Pembuatan instrumen penelitian 1. Lembar penilaian petunjuk

praktikum

2. Lembar observasi praktikum 3. Tugas dan pertanyaan pada

petunjuk praktikum 4. Angket siswa Penyusunan petunjuk

praktikum

Validasi instrumen penelitian

Perbaikan

Uji coba lapangan secara terbatas

Penjaringan respon siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan dan pelaksanaan praktikum pada topik kelarutan

dan hasil kali kelarutan

Penilaian guru terhadap petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil

kali kelarutan yang dikembangkan. Uji keterlaksanaan

petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil

kali kelarutan yang dikembangkan.

Pengolahan data

Perumusan kesimpulan

Penyusunan dan validasi pedoman wawancara untuk studi pendahuluan

Kajian prosedur praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan di

bahan-bahan ajar Kimia SMA

Validasi petunjuk praktikum Studi kepustakaan dan survei lapangan Penyusunan produk awal Studi Pendahuluan Pengembangan Model


(23)

1. Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan terdiri dari studi kepustakaan, survei lapangan dan penyusunan produk awal (Sukmadinata, 2005). Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap studi pendahuluan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap Standar Isi (SI), yang meliputi pengkajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai acuan untuk mengembangkan petunjuk praktikum untuk penelitian ini. Hasil pengkajian pada tahap ini yaitu gambaran kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh siswa serta gambaran topik kimia SMA yang dapat dirancang untuk menggunakan metode praktikum dalam pembelajarannya, salah satunya adalah topik kelarutan dan hasil kali kelarutan. Selanjutnya dilakukan pengkajian pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk mengetahui subtopik apa saja yang memungkinkan untuk dirancang dalam bentuk pembelajaran menggunakan metode praktikum.

Pada tahap ini dilakukan pula pengkajian mengenai ketersediaan petunjuk praktikum untuk topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang termuat dalam bahan ajar Kimia SMA kelas XI. Selain itu, dilakukan pula pengkajian terhadap ketersediaan petunjuk praktikum untuk topik kelarutan dan hasil kali kelarutan pada artikel-artikel yang termuat dalam website. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang termuat dalam bahan ajar Kimia SMA kelas XI. Pengkajian


(24)

terhadap petunjuk praktikum tersebut meliputi content praktikum, alat dan bahan yang digunakan, komponen petunjuk praktikum, serta keunggulan dan kelemahan petunjuk-petunjuk praktikum tersebut.

b. Survei Lapangan

Pada tahap survei lapangan, penulis melakukan wawancara dengan beberapa guru kimia kelas XI di sekolah-sekolah yang ada di kota Bandung. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan, petunjuk praktikum yang digunakan, alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum, serta kendala yang ditemui ketika pelaksanaan praktikum.

c. Penyusunan Produk Awal

Pada akhir tahap studi pendahuluan ini dilakukan penyusunan produk awal, yaitu menyusun petunjuk praktikum yang dapat digunakan pada kegiatan praktikum dengan tujuan dapat meningkatkan pemahaman serta perluasan wawasan pengetahuan siswa dengan memberikan pengalaman bagi siswa untuk mengindera fenomena yang terjadi dengan inderanya. Kegiatan praktikum berformat verifikasi, dimana fakta yang diamati menjadi bukti konkret kebenaran konsep dan prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih mendalam. Berikut adalah tahapan dalam langkah penyusunan produk awal.


(25)

1) Penyusunan Prosedur Praktikum pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Setelah mengetahui karakteristik petunjuk praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang termuat dalam bahan-bahan ajar kimia SMA, serta mengkaji materi berdasarkan Standar Isi, selanjutnya dilakukan penyusunan prosedur praktikum pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2) Optimasi dan Validasi dan Prosedur Praktikum pada Topik Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Setelah prosedur praktikum disusun kemudian dilakukan optimasi terhadap prosedur praktikum yang telah disusun. Tahap optimasi prosedur dilakukan agar menghasilkan suatu prosedur yang optimal baik dari jumlah bahan yang digunakan, konsentrasi larutan yang digunakan, serta waktu yang digunakan untuk melakukan praktikum. Hasil optimasi prosedur praktikum kemudian divalidasi oleh dosen dari jurusan pendidikan kimia.

Tahap validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk secara rasional. Validasi ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum berdasarkan fakta lapangan, sehingga disebutkan secara rasional (Sugiyono, 2010). Tahap ini dilakukan agar dapat diketahui kelemahan dari prosedur praktikum yang telah disusun yang selanjutnya dicari solusi terbaik untuk memperbaikinya.

3) Penyajian Prosedur Praktikum dalam Bentuk Petunjuk Praktikum Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Prosedur praktikum yang telah optimal, kemudian disajikan dalam bentuk petunjuk praktikum. Petunjuk praktikum yang disusun memuat komponen-komponen yang harus ada dalam sebuah petunjuk praktikum sesuai yang


(26)

diungkapkan oleh Arifin, dkk (Widiani, 2011) yaitu: a) judul praktikum; b) tujuan praktikum; c) dasar teori; d) alat dan bahan; e) cara kerja; dan f) pertanyaan. Pembuatan petunjuk praktikum bertujuan agar siswa mendapatkan informasi untuk kegiatan praktikum secara sistematis. Selain itu, petunjuk praktikum yang dikembangkan dilengkapi dengan gambar yang mendukung prosedur praktikum yang harus dilakukan oleh siswa sehingga dapat terlihat lebih menarik. Dalam petunjuk praktikum juga disajikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menstimulus siswa untuk berpikir sehingga dapat membantu siswa lebih memahami konsep yang diajarkan.

4) Pembuatan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini produk yang dihasilkan dinilai kualitasnya berdasarkan penilaian guru kimia SMA, tingkat keterlaksanaan petunjuk praktikum, dan respon siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan meliputi pedoman wawancara, lembar penilaian petunjuk praktikum, lembar observasi, tugas dan pertanyaan dalam petunjuk praktikum, serta angket respon siswa.

Pedoman wawancara digunakan pada tahap survei lapangan untuk memotret ketersediaan produk yang di lapangan. Wawancara dilakukan terhadap guru-guru SMA kelas XI di beberapa sekolah di kota Bandung. Lembar penilaian petunjuk praktikum diisi oleh guru kimia. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui penilaian guru kimia terhadap kualitas petunjuk praktikum yang dikembangkan. Penilaian terdiri dari penilaian terhadap kelayakan prosedur praktikum, kesesuaian petunjuk praktikum dengan Standar Isi (SI), kesesuaian


(27)

dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, keefektifan kalimat dalam petunjuk praktikum yang dikembangkan, serta tata letak dan perwajahan petunjuk praktikum.

Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian praktikum dengan prosedur praktikum. Lembar observasi ini diisi oleh observer berdasarkan kesesuaian siswa dalam melakukan praktikum dengan prosedur praktikum yang tercantum dalam petunjuk praktikum. Tugas dan pertanyaan yang dimuat dalam petunjuk praktikum diisi oleh siswa. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dilihat dari segi pencapaian tujuan pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan serta respon siswa terhadap praktikum yang dilaksanakan.

5) Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi oleh dosen dari jurusan pendidikan kimia UPI. Tahap validasi instrumen dilakukan agar instrumen penelitian yang digunakan valid. Instrumen yang valid berarti dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Pengembangan Model

Pada penelitian ini, tahapan pengembangan model yang dilakukan hanya sampai langkah uji lapangan berupa uji coba secara terbatas. Tahap uji coba secara terbatas bertujuan untuk mendapatkan informasi keefektifan dan keefisienan petunjuk praktikum yang dikembangkan. Dalam tahap uji coba lapangan secara terbatas dilakukan beberapa uji sebagai berikut:


(28)

a. Penilaian Guru terhadap Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan

Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2005) pada tahap uji coba lapangan awal, dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah, dengan 6 sampai dengan 12 guru. Penilaian petunjuk praktikum ini dilakukan oleh 10 orang guru kimia yang berasal dari beberapa sekolah di Kota Bandung. Penilaian mencakup kelayakan prosedur praktikum, kesesuaian petunjuk praktikum dengan Standar Isi (SI), kesesuaian dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, keefektifan kalimat dalam petunjuk praktikum yang dikembangkan, serta tata letak dan perwajahan petunjuk praktikum yang dikembangkan.

b. Uji Keterlaksanaan Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan

Pelaksanaan uji keterlaksanaan petunjuk praktikum dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung terhadap 42 siswa kelas XII IPA. Siswa melakukan praktikum secara berkelompok menggunakan petunjuk praktikum yang telah dikembangkan. Keterlaksanaan petunjuk praktikum diuji dengan melihat kesesuaian praktikum yang dilakukan oleh siswa dengan rubrik yang telah disusun dalam lembar observasi praktikum serta dilihat dari hasil penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum.

c. Respon Siswa terhadap Petunjuk Praktikum dan Pelaksanaan Praktikum

Setelah dilakukan uji keterlaksanaan petunjuk praktikum, selanjutnya dilakukan penjaringan respon siswa. Tahap ini untuk melihat respon siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan serta respon siswa terhadap praktikum yang telah dilakukan. Penjaringan respon siswa dilakukan melalui angket.


(29)

C. Sumber Data

Pada penelitian ini, terdapat beberapa sumber data. Pada tahap studi pendahuluan, untuk tahap studi kepustakaan yang menjadi sumber data adalah bahan ajar kimia yang digunakan di SMA Kelas XI. Pada survei lapangan yang menjadi sumber data adalah enam orang guru kimia SMA kelas XI yang berasal dari beberapa SMA yang terdapat di Kota Bandung. Tahap pengembangan model pada uji coba terbatas, yang menjadi sumber data untuk uji tingkat keterlaksanaan dan respon siswa adalah siswa-siswi kelas XII IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung, sedangkan yang menjadi sumber data untuk penilaian petunjuk praktikum adalah Guru Kimia SMA di Kota Bandung.

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan lima instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data dari sumber data, yaitu:

1. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan sebagi teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan yang tertuang dalam pedoman wawancara (Sugiyono, 2010). Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran B.1. Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan, pada halaman 145.


(30)

2. Lembar Penilaian Petunjuk Praktikum

Lembar penilaian merupakan angket yang diisi oleh guru untuk menilai petunjuk praktikum yang dikembangkan. Skala yang digunakan dalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk menilai sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu fenomena tertentu (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden terhadap petunjuk praktikum yang telah dikembangkan dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kemudian responden diminta untuk memberikan respon berupa sikap, pendapat atau persepsi terhadap pernyataan yang diberikan.

Penilaian petunjuk praktikum ini mencakup penilaian terhadap kelayakan prosedur praktikum (Lampiran B.2. Lembar Penilaian Guru terhadap Kelayakan Prosedur Praktikum, halaman 146), kesesuaian petunjuk praktikum dengan Standar Isi (Lampiran B.3. Lembar Penilaian Guru terhadap Kesesuaian Petunjuk Praktikum dengan Standar Isi, halaman 147), kesesuaian petunjuk praktikum dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan (Lampiran B.4. Lembar Penilaian Guru terhadap Kesesuaian Petunjuk Praktikum dengan Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, halaman 149), keefektifan kalimat dalam petunjuk praktikum (Lampiran B.5. Lembar Penilaian Guru terhadap Keefektifan Kalimat dalam Petunjuk Praktikum, halaman 151), serta tata letak & perwajahan petunjuk praktikum (Lampiran B.6. Lembar Penilaian Guru terhadap Tata Letak & Perwajahan Petunjuk Praktikum, halaman 155).


(31)

3. Lembar Observasi Kesesuaian Praktikum

Lembar observasi digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui tingkat kesesuaian praktikum dengan petunjuk praktikum yang telah dikembangkan. Lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran B.8. Lembar Observasi Kesesuaian Praktikum dengan Petunjuk Praktikum di halaman 162. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Lembar observasi menurut Arikunto (2009) berisi sebuah daftar kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

Menurut Sukmadinata (2005) observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi nonpartisipatif karena pengamat atau observer tidak ikut serta dalam kegiatan, observer hanya berperan mengamati kegiatan.

Pada penelitian ini, disiapkan rubrik penilaian kesesuaian praktikum dengan petunjuk praktikum yang akan menjadi pedoman observer selama melakukan pengamatan pada pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya. Rubrik tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.7. Rubrik Penilaian Kesesuaian Praktikum dengan Petunjuk Praktikum di halaman 157. Data yang diperoleh dari hasil observasi ini selanjutnya akan digunakan sebagai data uji keterlaksanaan praktikum.


(32)

4. Tugas dan Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum

Petunjuk praktikum pada penelitian ini dijadikan sebagai sarana untuk menuangkan prosedur praktikum yang dikembangkan dan digunakan oleh siswa untuk melakukan praktikum agar lebih sistematis. Tugas dan pertanyaan yang termuat dalam petunjuk praktikum ini digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan petunjuk praktikum dilihat dari segi pencapaian tujuan praktikum. Tugas dan pertanyaan yang telah diselesaikan oleh siswa kemudian dicocokkan dengan rubrik penilaian yang telah disusun. Rubrik penilaian dapat dilihat pada Lampiran B.9. Rubrik Penilaian Penyelesaian Siswa pada Tugas dan Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum di halaman 164.

5. Angket Respon Siswa terhadap Petunjuk Praktikum yang

Dikembangkan dan Kegiatan Praktikum yang Dilaksanakan

Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui respons siswa terhadap petunjuk praktikum yang telah dikembangkan. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam kuesioner langsung dan tertutup. Kuesioner dikatakan langsung karena kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban. Sedangkan kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.


(33)

Skala yang digunakan untuk pemberian skor pada angket adalah skala Likert. Dalam penelitian ini, skala Likert digunakan untuk menilai sikap, pendapat dan persepsi siswa terhadap petunjuk praktikum yang telah dikembangkan dan kegiatan praktikum yang dilaksanakan dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kemudian siswa diminta untuk memberikan respon berupa sikap, pendapat atau persepsi terhadap pernyataan yang diberikan. Angket untuk menjaring respon siswa terhadap petunjuk praktikum yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Lampiran B.10. Angket Respon Siswa terhadap Petunjuk Praktikum di halaman 172, sedangkan angket untuk menjaring respon siswa terhadap kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat dilihat pada Lampiran B.11. Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Praktikum di halaman 173.

E. Prosedur Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh kemudian diolah untuk diinterpretasikan sebagai hasil penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Penilaian Petunjuk Praktikum

Tahapan pengolahan data dari lembar penilaian guru terhadap petunjuk praktikum adalah sebagai berikut:

a. Pemberian Skor

Pada lembar penilaian petunjuk praktikum yang diisi oleh guru digunakan pernyataan positif seluruhnya dengan menggunakan skala Likert. Penilaian yang digunakan menggunakan rentang skala 1-3 dengan kriteria sebagai berikut.


(34)

Tabel 3.1. Skor Berdasarkan Skala Likert untuk Penilaian Petunjuk Praktikum

Respon Skor

Layak/ Sesuai/ Terkait/ Logis/ Jelas 3

Kurang Layak/ Kurang Sesuai/ Kurang Terkait/ Kurang Logis/

Kurang Jelas 2

Tidak Layak/ Tidak Sesuai/ Tidak Terkait/ Tidak Logis/ Tidak Jelas 1

b. Mengolah skor

Pengolahan skor dari masing-masing pernyataan yang tercantum dalam lembar penilaian dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut (Riduwan, 2007): 1) Membuat rekapitulasi data dari seluruh responden pada setiap aspek

penilaian.

2) Menghitung skor dari seluruh responden pada setiap aspek penilaian. 3) Menentukan persentase respon pada setiap aspek penilaian.

% 100 reponden n maksimal skor total n responden skor .... . 2 responden skor 1 responden skor aspek setiap %     

4) Menentukan persentase rata-rata respon pada seluruh aspek dalam persentase.

aspek n n aspek % .... . 2 aspek % 1 aspek % aspek seluruh rata -Rata %   

5) Menafsirkan persentase rata-rata respon terhadap seluruh aspek.

Untuk menafsirkan persentase penilaian petunjuk praktikum maka digunakan tafsiran persentase seperti yang termuat dalam Riduwan (2007) yang disesuaikan dengan pernyataan untuk setiap aspek. Tabel 3.2 menunjukkan tafsiran persentase yang digunakan.


(35)

Tabel 3.2. Tafsiran Persentase

Rentang Persentase (%) Kategori

0-2 Sangat lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Kuat

81-100 Sangat kuat

2. Pengolahan Data Uji Keterlaksanaan Praktikum

Hasil uji keterlaksanaan praktikum diperoleh dari hasil pengolahan data dari lembar observasi dan pengolahan hasil penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum.

a. Pengolahan Lembar Observasi

Pada lembar observasi, ada tiga kriteria rubrik penilaian pelaksanaan praktikum yang dilakukan siswa, yang temuat dalam Tabel 3.3. berikut ini.

Tabel 3.3. Kriteria Rubrik Penilaian Lembar Observasi

Rubrik Penilaian Kriteria Skor

Siswa melaksanakan langkah prosedur praktikum sesuai dengan prosedur kerja yang termuat dalam petunjuk praktikum

Melakukan

dengan baik 2 Siswa melaksanakan langkah prosedur praktikum kurang

sesuai dengan prosedur kerja yang termuat dalam petunjuk praktikum

Melakukan dengan kurang baik

1 Siswa tidak melaksanakan langkah prosedur praktikum

yang termuat dalam petunjuk praktikum

Tidak

melakukan 0

Pengolahan skor dari masing-masing pernyataan yang tercantum dalam lembar observasi dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut:

1) Membuat rekapitulasi data kesesuaian praktikum dengan prosedur kerja dari seluruh kelompok.


(36)

3) Menentukan persentase kesesuaian praktikum pada setiap prosedur kerja. % 100 kelompok n maksimal skor total kelompok seluruh dari skor kerja prosedur setiap %   

4) Menentukan persentase rata-rata kesesuaian praktikum pada seluruh prosedur kerja.

% Rata-rata kesesuaian praktikum pada seluruh prosedur kerja

kerja prosedur kerja prosedur setiap pada naan keterlaksa % n

5) Menafsirkan persentase rata-rata kesesuaian praktikum dengan prosedur praktikum pada seluruh prosedur kerja.

Untuk menafsirkan persentase tingkat kesesuaian praktikum dengan prosedur kerja yang termuat dalam petunjuk praktikum maka digunakan tafsiran persentase seperti yang termuat dalam Tabel 3.2.

b. Pengolahan Hasil Penyelesaian Siswa terhadap Tugas dan Pertanyaan dalam Petunjuk Praktikum

Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan petunjuk praktikum yang dikembangkan dilihat pula dari hasil penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum. Skor yang didapatkan merupakan pencerminan dari penguasaan materi yang telah dipraktikumkan serta mencerminkan pencapaian tujuan praktikum. Standar pemberian skor siswa tercantum pada Tabel 3.4 dan didasarkan pada kunci jawaban yang telah dibuat sebelumnya yang tercantum dalam Lampiran B.9. di halaman 164.


(37)

Tabel 3.4. Kriteria Rubrik Penilaian Penyelesaian Siswa terhadap Tugas dan Pertanyaan pada Petunjuk Praktikum

Rubrik Penilaian Skor

 Siswa menjawab pertanyaan dengan lengkap, jelas dan tepat  Siswa menuliskan data pengamatan pada tabel yang tersedia  Siswa merumuskan kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum

2  Siswa menjawab pertanyaan, tetapi kurang lengkap, atau kurang

jelas atau kurang tepat

 Siswa menuliskan data pengamatan tetapi tidak pada tabel yang tersedia

 Siswa merumuskan kesimpulan tetapi tidak sesuai dengan tujuan praktikum

1

 Siswa tidak menjawab pertanyaan  Siswa tidak menuliskan data pengamatan  Siswa tidak merumuskan kesimpulan

0

Pengolahan skor hasil penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut: 1) Membuat rekapitulasi data dari seluruh kelompok terhadap penyelesaian

siswa pada tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum. 2) Menghitung skor dari seluruh kelompok pada setiap tugas dan pertanyaan

yang ada di dalam petunjuk praktikum.

3) Menentukan persentase tingkat penyelesaian siswa terhadap setiap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum.

% 100 maksimal skor an penyelesai hasil skor pertanyaan dan an tugas penyelesai tingkat %  

4) Menentukan rata-rata persentase tingkat penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum dalam persentase.

pertanyaan dan an tugas penyelesai n an penyelesai % ... 1 an penyelesai % rata -Rata


(38)

5) Menafsirkan persentase hasil penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum.

Untuk menafsirkan persentase tingkat penyelesaian siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang ada di dalam petunjuk praktikum maka digunakan tafsiran persentase seperti yang termuat dalam Tabel 3.2.

3. Pengolahan Respon Siswa

Tahapan pengolahan data dari angket respon siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan dan kegiatan praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pemberian Skor

Angket respon siswa yang dibuat menggunakan pernyataan positif dengan skala Likert yaitu skor 5 untuk pernyataan Sangat Setuju (SS), skor 4 untuk pernyataan Setuju (S), skor 3 untuk pernyataan Kurang Setuju (KS), skor 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS).Cara memberi skor dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert

Pernyataan Skor

SS S KS TS STS

Positif 5 4 3 2 1

b. Mengolah skor

Pengolahan skor dari masing-masing item atau pernyataan yang tercantum dalam angket tersebut dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut (Riduwan, 2007):


(39)

1) Membuat rekapitulasi data dari seluruh responden pada setiap aspek penilaian.

2) Menghitung skor dari seluruh responden pada setiap aspek penilaian. 3) Menghitung persentase respon pada setiap aspek penilaian.

% 100 responden n maksimal skor n responden skor .... . 2 responden skor 1 responden skor aspek setiap respon %     

4) Menentukan rata-rata respon siswa dalam persentase.

aspek n aspek pada respon % ... 2 aspek pada respon % 1 aspek pada respon % rata -Rata

%   n

5) Menafsirkan persentase rata-rata respon terhadap seluruh aspek.

Untuk menafsirkan persentase rata-rata respon terhadap seluruh aspek maka digunakan tafsiran persentase seperti yang termuat dalam Tabel 3.2.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang terdapat dalam bahan ajar yang digunakan oleh siswa SMA kelas XI saat ini mempunyai karakteristik: menggunakan alat dan bahan standar laboratorium yang cukup mudah diperoleh, tetapi memerlukan waktu praktikum yang lama, melibatkan prosedur praktikum yang sulit, memuat subtopik dalam topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang masih terbatas dan tidak memiliki komponen petunjuk praktikum yang lengkap.

2. Karakteristik petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan memiliki karakteristik: menggunakan alat dan bahan standar laboratorium yang cukup mudah diperoleh, dapat dilakukan dengan waktu praktikum sesuai ketersediaan alokasi mata pelajaran kimia, mempunyai prosedur praktikum mudah dilakukan, mencakup tiga subtopik yang terdapat dalam topik kelarutan dan hasil kali kelarutan dan memiliki komponen yang lengkap sebagai petunjuk praktikum.

3. Petunjuk praktikum yang dikembangkan berdasarkan penilaian guru, tingkat keterlaksanaan dan respon siswa memiliki kualitas sangat baik dengan rata-rata persentase penilaian berturut-turut sebesar 97,83%; 87,90% dan 85,28%.


(41)

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan ini sebaiknya dikembangkan lebih lanjut dalam tahap selanjutnya sesuai alur metode Research and Developement agar didapatkan produk yang lebih teruji keefektifannya.

2. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan ini sebaiknya dialokasikan untuk 3 jam pelajaran atau dibagi menjadi dua petunjuk praktikum. Satu petunjuk praktikum yang memuat subtopik efek ion senama terhadap kelarutan dan subtopik efek pH terhadap kelarutan, dan satu petunjuk praktikum lainnya memuat subtopik reaksi pengendapan.

3. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan ini sebaiknya dikembangkan kembali dengan mengadopsi metode pembelajaran tertentu, misalnya untuk pembelajaran inkuiri.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Common Textbook (Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, J. M. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.

Brady. (2002). Kimia Univesitas Asas & Stuktur Jilid Satu (Edisi Kelima). Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid Satu (Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Department of Chemistry. (2012). Effect of pH on Solubility. [Online]. Tersedia di: /faculty-resources/chemistry-demos/demos/17-2%20Effect%20of% 20pH%20on%20Solubility.doc. [Akses terakhir 20 November 2012]

Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Direktorat Pembinaan SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar

SMA. Jakarta:Depdiknas.

Djamarah, S. B. dan Aswani Z. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah, N. (2009). Kimia 2 : SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(43)

Hadi, A., dkk. (2009). Upaya Mengatasi Keterbatasan Pelaksanaan Praktikum Kimia Di SMA/MA Melalui Pengembangan Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil. Makalah Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan Fisika FMIPA ITB: Tidak Diterbitkan.

Harnanto, A. dan Ruminten. (2009). Kimia 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Jahro, I. S. dan Susilawati. (2009). “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Vol. 4 halaman 29-34.

Kalsum, S. (2009). Kimia 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kancono. (2010). Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP UNIB.

Kemendiknas. (2001). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 36/D/O/2001 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen. Dokumen Kemendiknas: Tidak Diterbitkan.

Partana, C. F. dan Antuni W. (2009). Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Permana, I. (2009). Memahami Kimia 2: SMA/MA Untuk Kelas XI, Semester 1 dan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Premono, S., dkk. (2009). Kimia: SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta.


(44)

Rustaman, N. Y. (2002). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI. PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/ PERENCANAAN_DAN_PENILAIAN_PRAKTIKUM.pdf. [Akses terakhir 17 September 2012]

Salirawati, D. (2011). Materi Pelatihan Kepala Laboratorium Kimia Bagi Guru-Guru Kimia Kabupaten Kulon Progo. Makalah Pelatihan FMIPA UNY. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Salirawati, D., dkk. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo

Setyowati, G. dkk. (2011). Penyusunan Bahan Ajar. Makalah FIP Universitas Negeri Malang. Malang: Tidak Diterbitkan.

Silawati. (2006). “T. Microscience Experience: Sebuah Alternatif Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol 7, No 2, halaman 113-120.

Simalango, A. N. dan Zainuddin M. (2008). “Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Vol 3(1), halaman 29-34.

Sudarmo, Unggul. (2004). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharso dan Retnoningsih, A. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux. Semarang: Widya Karya.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(45)

Sunarya, Y. dan Agus, S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Susiwi, dkk. (2008). “The Skills of High School Students on Data Communication and Experiment Concluding in Chemistry Laboratory Activities”. Proceeding The 2nd International Seminar on Science Education UPI-Bandung.

Sutedjo. (2008). Pengembangan Bahan Ajar dan Media. [Online]. Tersedia di: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1 &cad=rja&ved=0CCwQFjAA&url=http%3A%2F%2Ftedjo21.files.wordp ress.com%2F2009%2F09%2Fpengembangan-materi-ajar-lpp-maret-2008.pdf. [Akses terakhir 25 November 2012].

Suwardi, dkk. (2009). Panduan Pembelajaran Kimia X1 Untuk SMU & MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tyas, R. A. (2012). The Application of Common Ion to Purify Hard Water. [Online]. Tersedia di: http://s3.amazonaws.com/ppt- download/theapplicationofcommoniontopurifyhardwater-120325094143-phpapp01.docx. [Akses terakhir 20 November 2012]

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dokumen Negara: Tidak Diterbitkan.

Utomo, P. (2009). Pengelolaan Praktikum di Laboratorium Kimia SMA/MA. Makalah PPM FMIPA UNY.Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Utomo, P. (2011). Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara OECD.

Makalah PPM FMIPA UNY.Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Wahyu, W. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Widiani, D. (2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal dalam Bentuk Lembar Kerja Siswa Pada Topik Laju Reaksi. Skripsi Pendidikan Kimia UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang terdapat dalam bahan ajar yang digunakan oleh siswa SMA kelas XI saat ini mempunyai karakteristik: menggunakan alat dan bahan standar laboratorium yang cukup mudah diperoleh, tetapi memerlukan waktu praktikum yang lama, melibatkan prosedur praktikum yang sulit, memuat subtopik dalam topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang masih terbatas dan tidak memiliki komponen petunjuk praktikum yang lengkap.

2. Karakteristik petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan memiliki karakteristik: menggunakan alat dan bahan standar laboratorium yang cukup mudah diperoleh, dapat dilakukan dengan waktu praktikum sesuai ketersediaan alokasi mata pelajaran kimia, mempunyai prosedur praktikum mudah dilakukan, mencakup tiga subtopik yang terdapat dalam topik kelarutan dan hasil kali kelarutan dan memiliki komponen yang lengkap sebagai petunjuk praktikum.

3. Petunjuk praktikum yang dikembangkan berdasarkan penilaian guru, tingkat keterlaksanaan dan respon siswa memiliki kualitas sangat baik dengan rata-rata persentase penilaian berturut-turut sebesar 97,83%; 87,90% dan 85,28%.


(2)

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan ini sebaiknya dikembangkan lebih lanjut dalam tahap selanjutnya sesuai alur metode Research and Developement agar didapatkan produk yang lebih teruji keefektifannya.

2. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan ini sebaiknya dialokasikan untuk 3 jam pelajaran atau dibagi menjadi dua petunjuk praktikum. Satu petunjuk praktikum yang memuat subtopik efek ion senama terhadap kelarutan dan subtopik efek pH terhadap kelarutan, dan satu petunjuk praktikum lainnya memuat subtopik reaksi pengendapan.

3. Petunjuk praktikum kimia pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan ini sebaiknya dikembangkan kembali dengan mengadopsi metode pembelajaran tertentu, misalnya untuk pembelajaran inkuiri.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Common Textbook

(Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, J. M. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian

Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.

Brady. (2002). Kimia Univesitas Asas & Stuktur Jilid Satu (Edisi Kelima). Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid Satu (Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Department of Chemistry. (2012). Effect of pH on Solubility. [Online]. Tersedia di: /faculty-resources/chemistry-demos/demos/17-2%20Effect%20of% 20pH%20on%20Solubility.doc. [Akses terakhir 20 November 2012]

Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Direktorat Pembinaan SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar

SMA. Jakarta:Depdiknas.

Djamarah, S. B. dan Aswani Z. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah, N. (2009). Kimia 2 : SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(4)

Hadi, A., dkk. (2009). Upaya Mengatasi Keterbatasan Pelaksanaan Praktikum

Kimia Di SMA/MA Melalui Pengembangan Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil. Makalah Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan

Fisika FMIPA ITB: Tidak Diterbitkan.

Harnanto, A. dan Ruminten. (2009). Kimia 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Jahro, I. S. dan Susilawati. (2009). “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Vol. 4 halaman 29-34.

Kalsum, S. (2009). Kimia 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kancono. (2010). Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP UNIB.

Kemendiknas. (2001). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor :

36/D/O/2001 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen. Dokumen Kemendiknas: Tidak Diterbitkan.

Partana, C. F. dan Antuni W. (2009). Mari Belajar Kimia 2: Untuk SMA XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Permana, I. (2009). Memahami Kimia 2: SMA/MA Untuk Kelas XI, Semester 1

dan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Premono, S., dkk. (2009). Kimia: SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti


(5)

Rustaman, N. Y. (2002). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan

Tinggi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.

PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/ PERENCANAAN_DAN_PENILAIAN_PRAKTIKUM.pdf. [Akses terakhir 17 September 2012]

Salirawati, D. (2011). Materi Pelatihan Kepala Laboratorium Kimia Bagi

Guru-Guru Kimia Kabupaten Kulon Progo. Makalah Pelatihan FMIPA UNY.

Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Salirawati, D., dkk. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas

XI. Jakarta: Grasindo

Setyowati, G. dkk. (2011). Penyusunan Bahan Ajar. Makalah FIP Universitas Negeri Malang. Malang: Tidak Diterbitkan.

Silawati. (2006). “T. Microscience Experience: Sebuah Alternatif Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol 7, No 2, halaman 113-120.

Simalango, A. N. dan Zainuddin M. (2008). “Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Vol 3(1), halaman 29-34.

Sudarmo, Unggul. (2004). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharso dan Retnoningsih, A. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux. Semarang: Widya Karya.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Sunarya, Y. dan Agus, S. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI

SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Susiwi, dkk. (2008). “The Skills of High School Students on Data Communication and Experiment Concluding in Chemistry Laboratory Activities”.

Proceeding The 2nd International Seminar on Science Education UPI-Bandung.

Sutedjo. (2008). Pengembangan Bahan Ajar dan Media. [Online]. Tersedia di: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1 &cad=rja&ved=0CCwQFjAA&url=http%3A%2F%2Ftedjo21.files.wordp ress.com%2F2009%2F09%2Fpengembangan-materi-ajar-lpp-maret-2008.pdf. [Akses terakhir 25 November 2012].

Suwardi, dkk. (2009). Panduan Pembelajaran Kimia X1 Untuk SMU & MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tyas, R. A. (2012). The Application of Common Ion to Purify Hard Water. [Online]. Tersedia di: http://s3.amazonaws.com/ppt- download/theapplicationofcommoniontopurifyhardwater-120325094143-phpapp01.docx. [Akses terakhir 20 November 2012]

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dokumen Negara: Tidak Diterbitkan.

Utomo, P. (2009). Pengelolaan Praktikum di Laboratorium Kimia SMA/MA. Makalah PPM FMIPA UNY. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Utomo, P. (2011). Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara OECD. Makalah PPM FMIPA UNY.Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Wahyu, W. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Widiani, D. (2011). Pengembangan Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal

dalam Bentuk Lembar Kerja Siswa Pada Topik Laju Reaksi. Skripsi