GAJAH SUMATERA SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI PATUNG.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan Penciptaan.................................................................................. 6
D. Manfaat Penciptaan............................................................................... 6
E. Metode Penciptaan................................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan............................................................................. 8
BAB II LANDASAN PENCIPTAAN
GAJAH SUMATERA SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI PATUNG
A. Seni Patung
1.

Pengertian Seni Patung........................................................................... 10


2.

Perkembangan Seni Patung Modern Indonesia……………………….. 13

3.

Jenis-jenis Aliran dalam Seni Patung…………………………………. 14

4.

Unsur-Unsur Seni Rupa.......................................................................... 14

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5.

Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa………………………………………. 18


6.

Konsep Abstraksi.................................................................................... 13

7.

Teknik dalam Seni Patung………………………………………......... 13

8.

Patung Gajah.......................................................................................... 21

9.

Semen......................................................................................................26

B. Gajah
1.


Gajah Sumatera...................................................................................... 30

2.

Habitat Gajah Sumatera.......................................................................... 32

3.

Gerak dan Ekspresi Hewan Gajah.......................................................... 34

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG GAJAH
A. Bagan Proses Penciptaan........................................................................ 36
B. Metode Pembuatan Patung Gajah
1.

Ide........................................................................................................... 37

2.

Eksplorasi................................................................................................37


3.

Improvisasi..............................................................................................40

4.

Forming...................................................................................................40

BAB IV PROSES PENCIPTAAN, VISUALISASI DAN PEMBAHASAN
KARYA
A. Pengolahan Semen sebagai Bahan untuk Membuat Patung Gajah.........55
B. Pengabstraksian Gerak dan Ekspresi Gajah Sumatera dalam
Wujud Patung......................................................................................... 56
C. Visualisasi dan Pembahasan Karya........................................................... 61

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................ 78

B. Saran...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 81
RIWAYAT HIDUP.................................................................................... 83
DAFTAR ISTILAH.................................................................................. 85
Lampiran-Lampiran

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Karakter gajah sangat akrab dengan penulis. Orang tua menjadi yang

pertama kali mulai memperkenalkan figur hewan gajah sedari kecil. Karakter
gambar hewan terutama gajah yang menempel mulai dari baju , selimut, hingga
alat makan secara tidak langsung membentuk rasa meyukai sosok hewan gajah
sampai sekarang. Penulis pun memiliki koleksi berupa cangkir, boneka, cincin
dan lain sebagainya.

Gambar 1.1
Boneka Tangan Gajah
Sumber: Dokumentasi Penulis 2012

Dari situs wwf.or.id yang penulis baca, gajah merupakan mamalia terbesar
yang hidup di darat, hewan kuat, cerdas dan mudah dilatih. Tubuhnya yang besar
dan dengan tenaganya yang kuat dimanfaatkan untuk membantu manusia
mengangkat beban yang berat, menjadi hewan tunggangan, bahkan sejarah
mencatat gajah sering diperbantukan dalam armada peperangan. Selain itu, gajah

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


2

memiliki daya ingat yang kuat ketika mereka mengalami atau melakukan suatu
hal. (http://www.wwf.or.id, 27/10/2012.10:05)
Berdasarkan sumber yang sama, gajah Sumatera merupakan hewan asli
Indonesia. Satwa yang merupakan mamalia terbesar yang hidup di darat ini
merupakan salah satu dari tiga jenis gajah asia. Gajah Sumatera memiliki tubuh
yang lebih kecil dibanding gajah India maupun gajah Afrika, berat gajah dewasa
mencapai 3.500-5.000 kg. Namun secara umum gajah Sumatera mempunyai ciri
badan lebih gemuk dan lebar, pada ujung belalainya memiliki satu bibir serta
ukuran telinga yang lebih kecil. Berbeda dengan gajah Afrika, gajah Sumatera
memiliki lima kuku pada kaki depan dan empat kuku di kaki belakang.

Gambar 1.2
Gajah Sumatra
Sumber : ( http://wartaaceh.com, 29/11/2012.23:05)

Hingga akhirnya penulis sering mendengar dan melihat berita eksploitasi
terhadap gajah Sumatera, akibat dari peralihan fungsi hutan dan perluasan lahan
perkebunan oleh tangan tangan yang tidak bertanggung jawab yang mengganggu

habitat hidup kawanan gajah sumatera. Hal tersebut menyebabkan kelaparan
hingga pembantaian terhadap hewan gajah menjadi masalah yang sering terjadi.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

“Gajah Sumatera adalah salah satu dari sub-spesies gajah Asia dan semua
gajah Asia digolongkan sebagai satwa terancam punah (endangered)
dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi
Dunia IUCN. Gajah Sumatera menghadapi ancaman serius berupa
aktivitas pembalakan liar, penyusutan dan fragmentasi habitat,
pembunuhan akibat konflik dan perburuan. Kelangsungan hidup populasi
gajah ini dalam jangka panjang terancam oleh cepatnya konversi hutan
menjadi perkebunan dan tanaman komersial”. (http://www.wwf.or.id,
27/10/2012.10:05)

Gambar1.3

Kematian Gajah
Sumber: (http://www.antaranews.com, 29/11/2012.23:05)

Walaupun mereka hidup di kawasan konservasi milik pemerintah, gajahgajah ini terancam punah akibat terjadi perambahan lahan warga secara ilegal.
Nasib gajah Sumatera semakin hari semakin memprihatinkan. Bahkan Forum
Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) memprediksi keberadaan gajah sumatera
akan punah dalam 5 hingga 10 tahun mendatang.
“Kepunahan ini artinya hilang di alam bebas. Dimana habitat asli gajah
Sumatera hilang akibat kegiatan korporasi. Lima hingga 10 tahun ke depan
keberadaan gajah hanya ada di taman nasional, kebun binatang, maupun di
kawasan perusahaan perkebunan,” ujar Sekretaris FKGI yang juga Ketua
Forum Mhout atau pelatih dan perawat gajah, Nazarudin di Jambi, Senin
(12/11/2012).

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4


Gambar 1.4
Kematian Gajah di Taman Nasional Teso Nillo, Pelalawan Riau.
Sumber : (http://daerah.sindonems.com, 29/11/2012.23:05)

Kelaparan hingga kontak fisik yang berujung perburuan dan pembunuhan
terhadap gajah menjadikan alasan penulis terpanggil untuk mewujudkan rasa
empatinya dalam sebuah karya seni

yaitu seni patung.

Karya yang

memvisualisasikan gerak trilogi penderitaan gajah pada saat ini, dimulai dari fase
dimana gajah mulai kelaparan, mengaung kesedihan, mengamuk meyerang,
hingga akhirnya dia sekarat dan mati. Visualisasi gerak gajahnya dengan proses
deformasi dari bentuk sebenarnya menjadi pipih berkesan kurus dengan
menampilkan seperti balutan kertas sehingga diharapkan memberi kesan elastis
tanpa menghilangkan karakter kulitnya yang kasar. Hal tersebut menjadi
pemikiran penulis agar pesan yang disampaikan sekiranya dapat tercapai sesuai
dengan keadaan gajah Sumatera saat ini.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa keberadaan gajah Sumatera pada
saat ini sungguh memprihatinkan. Gajah yang merupakan hewan asli Indonesia ini
perlu perlindungan dan pelestarian yang serius baik dari pihak pemerintah
maupun masyarakat umumnya. Melindungi kawasan hutan yang tersisa
merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan hidup populasi gajah dapat

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

terjaga.

Oleh karena latar belakang tersebut, penulis membuat karya yang

diharapkan menggugah masyarakat Indonesia khususnya untuk bersama-sama
menjaga kelestarian gajah Sumatera dari kepunahan.
Seni patung dalam perwujudannya dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang atau lebih dikenal dengan karya tiga dimesi. Karya patung banyak dibuat
dan diciptakan dengan berbagai bentuk, media, dan teknik yang bervariatif.
Berdasarkan pemikiran tersebut, akhirnya penulis membuat skripsi penciptaan
dengan judul “GAJAH SUMATERA SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI
PATUNG”.

B. Rumusan Masalah
Ketertarikan akan sesuatu dapat menghasilkan sebuah kreasi, ekspresi
emosi, dan imajinasi yang divisualisasikan dalam sebuah Karya Seni. Berkaitan
dengan penciptaan karya, penulis berempati untuk mengangkat hewan Gajah
Sumatera sebagai tema dalam berkarya seni patung. Adapun rumusan masalah
yang utama dalam skripsi penciptaan ini adalah agar proses penciptaan karya bisa
lebih jelas dan terarah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengolah semen sebagai bahan untuk membuat patung gajah?
2. Bagaimana mengabstraksikan gerak dan ekspresi Gajah Sumatera dalam wujud
patung?

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

C. Tujuan Penciptaan
Adapun tujuan penciptaan dalam pembuatan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara mengolah semen sebagai bahan untuk membuat patung
gajah.
2. Untuk mengetahui bentuk visual karakter patung gajah Sumatera yang dibuat
oleh penulis.

D. Manfaat Penciptaan
Dalam membuat karya tugas akhir ini khususnya seni patung, seorang
seniman harus memperhatikan fungsi, tujuan, dan nilai estetika sebagai
pendukung keberhasilan sebuah karya patung. Adapun manfaat yang hendak
dicapai dalam pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis:
a. Meningkatkan kemampuan teknis dan pendalaman dalam berkarya seni patung.
b. Sebagai media penyampaian ide dan gagasan untuk kepuasan batin dalam
berkarya seni patung.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dengan lingkungan sebagai
pendukungnya.
2. Manfaat bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa adalah sebagi bahan kajian untuk
mata kuliah seni patung.
3. Manfaat bagi dunia kesenirupaan adalah sebagai apresiasi seni dan sebagai
bahan kajian di dalam pendidikan seni rupa.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

4. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai media apresiasi seni rupa dalam
memberikan sikap, anggapan, hasrat dan tujuan masyarakat

E. Metode Penciptaan
Dalam pembahasan metode penciptaan ini, sebelum melakukan proses
berkarya, penulis melakukan beberapa persiapan tahapan penciptaan, adalah
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Studi literatur dengan mempelajari buku-buku literatur untuk menambah
wawasan tentang cara pengolaha bahan semen dan mempelajari buku serta
katalog berbagai pameran yang menampilkan karya tiga dimensi untuk
memperluas pengetahuan dan wawasan tentang karya-karya tiga dimensi.
b. Penulis melakukan pengamatan atau observasi secara langsung di lapangan
dengan mengamati karya patung yang terbuat dari bahan semen.
c. Melakukan studi gambar dan Membuat rancangan awal dalam bentuk sketsa
dari bentuk yang sudah dipilih.
d. Melakukan berbagai percobaan untuk menguasai teknik yang mendukung
dalam pengolahan semen
e. Merencanakan ukuran karya yang akan dibuat yang disesuaikan dengan bentuk
sketsa yang telah ditentukan.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

2. Realisasi
Dalam upaya untuk merealisasikan karya yang akan dibuat ini, penulis
melakukan beberapa persiapan, diantaranya :
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Memepersiapakan alat keselamatan kerja
c. Membuat pola dengan skala nyata pada media kawat ram sebagai rangka
d. Memulai pelepaan media semen ke rangka serta menggunakan teknik lain yang
digunakan dalam merealisasikan bentuk sketsa yang telah ditentukan
e. Proses penyelesaian (finishing),
3. Persentasi
Sementara dalam upaya mempersentasikan karya, penulis melakukan
beberapabeberapa persiapan, diantaranya :
a. Melakukan pendisplayan karya
b. Memepertanggung jawabkan karya sebagai pertanggung jawaban akhir dari
karya yang telah dibuat

F.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang penciptaan, rumusan masalah, tujuan
penciptaan, manfaat penciptaan, dan sistematika penulisan.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN
Bab ini menjelaskan landasan yang mendasari proses penciptaan atau
rancangan dengan mengkaji berbagai sumber pustaka dan meninjau data informasi
lapangan. Bab ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kajian teoritik, tinjauan
faktual, dan gagasan awal.
BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN
Bab ini meliputi proses uraian proses perancangan dimulai dari persiapan
alat dan bahan, pembuatan sketsa, pembuatan model, pengerjaan karya dan
pengemasan karya.
BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA
Bab ini menjelaskan, menggambarkan, dan menganalisis hasil karya yang
dikaitkan dengan gagasan awal.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan jawaban terhadap tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

36

BAB III
METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH

A. Bagan Proses Penciptaan

IDE

Kajian teoritik
tentang kesenirupaan
dan bahasan yang
berhubungan dengan
karya (Studi
literatur)



Pemilihan
Media
Teknik

Eksplorasi

Improvisasi

Forming

Karya Seni

3.1 Skema Bagan Ide Penciptaan

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu




Obervasi
Pemotretan
Objek




Identifikasi Objek
Perancangan
Bentuk

37

B. Metode Pembuatan Patung Gajah
1. Ide
Ide berkarya seni patung dilatar belakangi ketertarikan penulis akan
karakteristik dan bentuknya. Gajah merupakan hewan yang paling disukai
diantara hewan lainnya, polemik serta permasalahan yang menimpa kehidupan
gajah di Indonesia menjadikan penulis merasa berempati untuk mewujudkannya
dalam sebuah karya seni patung. Membuat patung merupakan keinginan penulis
agar pesan yang ingin disampaikan bisa lebih terasa, dari segi bentuk, tekstur, dan
warna yang dipilih.
2. Eksplorasi
Eksplorasi adalah pijakan awal penulis dari proses penciptaan karya seni
patung gajah ini. Tahapannya termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan
merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan. Berikut tahapannya:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan serta
mempermudah proses pencarian gagasan dalam pembuatan karya. Proses
pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara, dan berikut adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, yaitu:
1) Studi literatur
Studi literatur dilakukan penulis dengan mencari teoridan bahan pendukung
teori. Adapun sumber-sumber yang dipakai penulis untuk mendukung proses
penciptaan , yaitu:

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

38

a) Buku: Buku-buku yang berkaitan dalam pembuatan karya yang akan penulis
buat diantaranya: Buku skripsi Gerak Kuda Dalam Seni Patung (Umar arif,
2008), Filsafat Seni (Jakob Sumardjo), Diksi rupa, Sculpture With Simple
Material (Gellner, Sherry), dan buku-buku yang lainnya
b) Majalah dan Koran: Majalah dan Koran yang berkaitan dengan karya penulis.
c)

Website terkait dengan pembuatan karya tugas akhir penulis adalah:
www.google.com,

http://www.antaranews.com,

www.danielfirman.com,

http://wartaaceh.com,

http://daerah.sindonems.com,

yang

membantu

mengantar ke berbagai link internet dalam pembuatan karya patung.
2) Observasi
Teknik pengumpulan data yang bersifat observasi merupakan teknik yang
diperlukan untuk pendekatan keilmuan yang mendukung keterkaitan dengan
materi yang akan dicari. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari teknik ini
adalah tidak adanya keterbatasan. Karena dapat diperoleh dari objek-objek alam
yang lain. Proses Observasi Pertama yang penulis lakukan ialah melihat langsung
karakter Patung gajah berbahan semen yang berada di Taman Lalu Lintas dan
Patung Figur Gajah di Kampung Gajah, Bandung.
3) Dokumentasi
Dalam hal ini, pendokumentasian dalam bentuk foto, video atau arsip sangat
perlu dilakukan selama proses penciptaan berlangsung sebagai bahan evaluasi
atau rekomendasi. Berikut adalah hasil dari dokumentasi yang dilakukan penulis
ke taman lalu lintas dan kampung gajah, Bandung.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

39

Gambar 3.1
Patung Gajah 1 di Taman Lalu Lintas, Bandung
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.2
Patung Gajah 2 di Taman Lalu Lintas, Bandung
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.3
Patung gajah di Kampung gajah, Bandung
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

40

3.

Improvisasi
Setelah data terkumpul dari hasil eksplorasi yang dijelaskan tersebut,

Penulis mulai membuat beberapa sketsa awal sebagai langkah improvisasi dari
data hasil eksplorasi. Dalam hal ini, beberapa sketsa penulis dipengaruhi hasil dari
data-data yang sudah diperoleh baik secara tertulis maupun tersirat.
Pada awal rencana, bambu merupakan material yang penulis pilih dengan
perbandingan ukuran karya 1:1. Namun dengan beberapa pertimbangan dari
diskusi baik dengan Dosen dan rekan-rekan Himasra, maka dipilihlah semen
sebagai bahan utama dan ram kawat sebagai kerangka bentuk dalam mewujudkan
patung gajah Sumatera tersebut. Semen dinilai cukup ekonomis dan mudah
didapatkan.
Teknik lepa dengan tekstur yang dibuat kasar merupakan pengembangan
yang sebelumnya direncanakan dibuat halus. Namun dikarenakan akan dilakukan
finishing mempergunakan pewarnaan tembaga maka patung diberi tekstur kasar.
Bentuk objek patung yang dibuat kurus dengan gerak dan ekspresi yang
menggambarkan keadaan gajah Sumatra saat ini, seperti gerakan gajah yang
sedang makan, gerakan gajah yang sedang memanggil kawanannya, gerakan gajah
yang sedang marah, dan gerakan gajah yang sekarat.
4. Proses Pembentukan(Forming)
Tahapan-tahapan dalam proses penciptaan yang dilakukan penulis, adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan Alat dan Bahan

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

41

a. Alat
Berikut beberapa alat yang dibutuhkan penulis dalam penciptaan karya
patung Gajah Sumatra, yaitu :
1) Kertas gambar dan pensil, digunakan dalam pembuatan sketsa.

Gambar 3.4
Kertas Gambar dan Pensil
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Tang, digunakan untuk membentuk rangka.

Gambar 3.5 Tang
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

42

3) Gunting Seng, digunakan untuk memotong ram kawat.

Gambar 3.6 Gunting Seng
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4) Kape berbagai ukuran, digunakan digunakan untuk melepakan adonan semen.

Gambar 3.7 Kape berbagai ukuran
Sumber : Dokumentasi Pribadi

5) Kuas, digunakan untuk membuat tekstur dan membantu proses finishing
pewarnaan.

Gambar 3.8 Kuas
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

43

6) Ember, digunakan untuk mengaduk adonan semen.

Gambar 3.9 Ember
Sumber : Dokumentasi Pribadi

7) Palu, digunakan untuk membuat base.

Gambar 3.10 Palu
Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Bahan
Berikut beberapa bahan yang digunakan dalam proses penciptaan karya
patung gajah Sumatra ini, yaitu sebagai berikut :
1) Semen, merupakan bahan utama dalam proses pembuatan karya patung gajah
yang penulis buat.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

44

Gambar 3.11 Air dan Semen
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Air, digunakaan sebagai bahan pencampur semen.
3) Koran, digunakan untuk mengikat semen pada rangka.

Gambar 3.12 Koran
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4) Kawat galvanish 0.5mm, digunakan untuk membuat rangka patung

Gambar 3.13 Kawat Galvanish 0.5mm
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

45

5) Ram Kawat (mesh), digunakan untuk membuat rangka patung

Gambar 3.14 Ram Kawat
Sumber : Dokumentasi Pribadi

6) Cat tembok, digunakan dalam finishing karya.

Gambar 3.15 Cat Tembok
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Pembuatan Sketsa Proses Abstraksi
Dalam prosesnya dilakukan dengan studi gambar, improvisasi (penggalian
atas data dan objek) dengan membuat sketsa, dan bimbingan sketsa-sketsa gambar
yang akan dijadikan acuan dalam berkarya patung.

Gambar 3.16
Pembuatan Sketsa
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

46

Gambar 3.17
Proses Abstraksi Sketsa 1
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

47

Gambar 3.18
Proses Abstraksi Sketsa 2
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

48

Gambar 3.19
Proses Abstraksi Sketsa 3
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

49

Gambar 3.20
Proses Abstraksi Sketsa 4
Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Pembuatan Model dan Konstruksi.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

50

Hal pertama yang penulis lakukan setelah pembuatan sketsa adalah
membuat model miniature berbahan steorofoam. Kemudian dilakukan dengan
membuatnya dari ram kawat, dibentuk sesuai dengan sketsa dan model kecilnya
yang telah dibuat dan disetujui dengan bantuan gunting seng dan tang. Setelah
model dari ram kawat terbentuk, bahan lainnya yaitu koran dimasukkan ke dalam
rangka dengan tujuan untuk mengikat semen yang akan dilepakan pada ram
kawat.

Gambar 3.21 Pembuatan Model
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4. Pengolahan Semen
Tahapan selanjutnya adalah pengolahan semen. Bahan ini merupakan
bahan utama yang dijadikan karya patung. Jenis semen yang digunakan adalah
semen Ordinary Portland Cement Tipe I karena jenis ini merupakan semen yang
dapat digunakan pada seluruh bagian bangunan.
Langkah awal dalam mengolah bahan ini adalah penulis mempersiapkan
ember, air sesuai yang dibutuhkan dan semen. Perbandingan yang penulis
pergunakan ialah 1 kg semen berbanding 400 ml air. Setelah semua alat

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

51

pendukung dan media utama tersedia, semen dicampur dengan air pada wadah
ember. Kemudian diaduk hingga semen tercampur rata dan menjadi adonan pasta.

Gambar 3.22
Pengolahan Semen dengan Pencampuran Air
Sumber : Dokumentasi Pribadi

5.

Pengerjaan Karya
Langkah pertama yang dilakukan pada tahapan ini adalah dengan

mencampurkan

Semen dan air pada ember, kemudian mengaduknya hingga

semen menjadi seperti adonan pasta.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

52

Gambar 3.23 Pengadukan Adonan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Langkah selanjutnya, adalah pelepaan pada model yang sudah jadi,
menggunakan kape berbagai ukuran dan kuas.

Gambar 3.24 Pelepaan pada Model
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kuas digunakan untuk membentuk tekstur serta menutup pori-pori yang
susah dijangkau oleh kape.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

53

6. Pengemasan Karya
Dalam proses ini dilakukan dua tahapan yaitu finishing dengan warna dan
membuat base. Finishing warna dikerjakan dua tahap. Tahapan pertama
pengecatan dasar menggunakan cat tembok berwarna putih. Tahapan selanjutnya
adalah pengecatan dengan cat kayu warna hitam dan warna tembaga. Dalam
proses pengecatan cat dasar dengan cat tembok kekentalan cat sangat diperlukan
serta arah yang mengikuti lajur tekstur yang telah dibuat tadi sebelumnya.

Gambar 3.25
Pengecatan dengan Cat Tembok
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.26
Pengecatan dengan Cat Kayu
Sumber : Dokumentasi Pribadi

7. Pembuatan base
Base yang penulis buat diperuntukan untuk penempatan karya yang telah
selesai saat dipamerkan atau dipajang. Base terbuat dari kayu reng borneo 3x4,
multiplex ukuran 6 dan 3 milimeter, bahan multiplex selanjutnya dibuat menjadi
sebuah base dengan berbagai ukuran dan diberi cat abu-abu agar dalam
pemajangan karya tidak mendominasi atau mengganggu visual karya.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54

Studi pustaka dan pengumpulan Gambar-gambar Gajah Sumatera. Langkah
selanjutnya ialah studi gambar dengan membuat sketsa pengsbstraksian bentuk
dari Gajah Sumatra dengan pertimbangan material dan ide gagasan awal.
Selanjutnya setelah sketsa diperoleh maka penulis mulai membentuk kawat
ram sebagai dasar dari bentuk patung. Kawat ram dibentuk mengikuti sketsa yang
dipilih dari gerakan-gerakan gajah yang diusung. Kemudian dilakukan proses
pelepaan semen yang sudah dicampur air hingga menjadi adonan pasta. Dan
proses akhir ialah pewarnaan dengan warna Tembaga. Kesan Tembaga dipilih
karena bahan tersebut merupakan penghantar arus listrik yang baik, Warna yang
sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan penulis.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

78

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melalui beberapa proses dalam penyelesaian skripsi penciptaan
yang telah penulis lakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengolahan semen sebagai bahan untuk membuat patung gajah
Setelah melakukan proses penciptaan, pengolahan bahan semen yang
penulis lakukan ini ternyata tidaklah mudah karena bahan semen tidak diberi
campuran pengikat lainnya seperti pasir, perlu perhitungan percampuran air
sehingga menjadi adonan pasta. Adonan yang telah dilepakan harus berulang kali
diberi sapuan kuas agar tdak terjadi keretakan dipermukaan patung. Perlu
ketelatenan dan kesabaran untuk mendapatkan permukaan agar tidak retak.
Kemudian pelepaan atau penambalan lapisan berikutnya diperlukan air yang
dicipratkan ke permukaan dasar. Hal itu dikarenakan, sifat semen yang mudah
kering sehingga apabila adonan semen langsung dilepakan ke permukaan maka
akan retak. Walaupun demikian, pemilihan bahan semen pada karya patung ini
dirasa cocok karena konsep yang diusung adalah binatang gajah yang memerlukan
visual yang kuat dan kokoh

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

79

2. Mengabstraksikan gerak dan ekspresi gajah Sumatera
Visualisasi yang dilakukan oleh penulis memerlukan proses yang cukup
lama. Akan tetapi, proses ini cukup menyenangkan dimana penulis dapat
mencurahkan rasa empati menjadi sebuah bentuk. Penulis berharap agar karya
yang dibuat dapat memberi pesan kepada masyarakat umumnya untuk bersamasama melindungi alam sekitar kita.
Selain itu, Studi gambar yang dilakukan melalui proses abstraksi objek
hewan gajah serta didalamnya penulis ikut merasakan apa yang diderita oleh
hewan kesayangan. Akhirnya penulis mulai menemukan bentuk-bentuk yang
menjurus kepada pola geometris. Hingga dipilihlah bentuk persegi, yang disini
penulis mengambil bentuk pola kertas membalut membentuk gajah.

B. Saran
Pada dasarnya seni patung menuntut kita dapat memvisualisasikan tujuan
atau pesan maupun bentuk dari pokok permasalahan yang dihasilkan dari
pengalaman

serta

pengamatan

terhadap

linglungan

sekitar.

Selain

itu

perwujudannya tidak lepas dari peran pencipta atau senimannya sendiri untuk
mengolah ide ke dalam sebuah karya seni.
Kaitannya dengan pembelajaran, penulis berharap dengan media yang
beragam dan mudah didapat mampu menjadikan salah satu ide dalam berkarya
khususnya materi seni rupa murni yang ada dalam kurikulum smp dan sma,
sehingga siswa-siswi mampu menciptakan ide serupa maupun yang lebih inovatif

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

80

baik dari segi konsep maupun media untuk merangsang kreativitas siswa-siswi
dalam berkarya seni rupa.
Oleh karena itu, bagi seniman atau pencipta yang akan mencipta karya seni
khususnya patung, merupakan sebuah proses yang penuh dengan tantangan
menarik. Hal tersebut dikarenakan dalam berkarya patung khususnya mempunyai
kesulitan tersendiri,terutama dalam bentuk, bahan maupun teknik. Akan tetapi,
dengan penguasaan teknik, bahan dan tidak terpakunya pada sebuah medium,
karya yang dihasilkan akan menjadi sebuah proses yang menarik dan
monumental. Semoga dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi rekan-rekan
mahasiswa seni rupa Upi khususnya dan masyarakat luas umumnya.

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Barnet, Sylvan. (1985). A Short Guide to Writing about Art, Boston : Little Brown
and Co.
Canaday, Jhon. (1980), What is Art? An introduction to painting, sculpture and
architecture, New York : Alfred A. Knoft.
Charles R Knight. (1947). Animal Drawing. New York : Dover Publication.
Conny R semiawan. Prof. Dr. (1999). Ensiklopedia Anak jilid 3. PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve
Depdikbud.(1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai
Pustaka.
Dharma Prawira, Sulasmi. (1997). Warna sebagai salah satu Unsur Seni dan
Desain, Jakarta : Depdikbud
E Fahmi. (1968). Ensiclopedia Britanica.
Dewson, Joan. (1966), Sculpture With Simple Material, Kalifornia : Menlo Park.
Kartika S. Dharsono.( 2004). Seni Rupa Modern Bandung. Bandung : Rekayasa
Sains
Parlan Mulyono Ahmad. (1986). Pendidikan Seni Rupa SMTA, Surakarta : Widya
Utama.
Read, H. (1959). The Meaning of Art diterjemahkan oleh Sudarso S.P, tahun
1973. Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia “ASRI”, Yogyakarta.
Susanto, Mikke.( 2001). Diksi Rupa, Yogyakarta : ISI.
Walter J Wilwerding. (1956). Animal Drawing and Painting. New York : Dover
Publication

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Internet
http://www.antaranews.com,29/11/2012:23.05.
http://wartaaceh.com, 29/11/2012:23.05.Wwf-Indonesia.co.id Oktober, 2012
1.4 kematian gajah di Taman Nasional Teso Nillo, Pelalawan Riau.
sumber :http://daerah.sindonems.com,29/11/2012:23.05.
http://oediku.files.wordpress.com/2010/03:23.05
Dan Kitwood/Getty Images Europe):23.05
inhabitat.com Article by by Ana Lisa Alperovich, 08/23/12:23.05http :
www.pureart.co.id)
www. Google.com
www.yahoo.com
www.facebook-art.com
ebay.com:23.05
www.nhm.ac.uk:23.05
www.danielfirman.com:23.05
www.1930.fr:23.05
www.artofthemideast.com:23.05
www.nhm.ac.uk:23.05
frisellamariana.wordpress.com,13:06
geographyeducation.wordpress.com, 13 : 07

Eko Prasujarwanto, 2013
Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu