ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU.

(1)

ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

oleh

Nurhafiz NIM 1002917

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

Oleh Nurhafiz

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Seni Rupa

© Nurhafiz 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2015


(3)

(4)

ABSTRAK

Nurhafiz, 2015. Abstrak Suprematisme Sebagai Gagasan Berkarya Seni Patung Dengan Media Kayu.

Dalam karya ini penulis terinspirasi dari lukisan abstrak suprematisme karya Kasimir Malevich. Penulis ingin mencoba hal baru dan ingin mengembangkan serta mengeksplorasi patung abstrak dengan menggunakan media kayu. Selain itu juga penulis ingin membuat patung dengan konsep seperti puzzle dengan tujuan ingin membuat karya patung yang lebih menarik, unik dan menyenangkan sehingga dapat dijadikan karya patung yang interaktif dan dapat diterima oleh semua kalangan. Rumusan masalahnya yaitu, bagaimana konsep, proses, teknik dan visualisasi bentuk karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya?. Tujuan dari penciptaan karya ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, proses, teknik dan visualisasi bentuk karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya. Pembuatan patung kayu melewati beberapa proses penciptaan. Proses yang pertama yaitu pemilihan bahan kayu, kemudian pemotongan kayu, pengeleman, pengepresan, pemotongan, penyerutan, pembentukan, pemasangan, sampai dengan proses finishing. Karya pertama dinamai Wood One. Bentuk yang dipilih didominasi oleh bentuk-bentuk persegi. Karya kedua dinamai Wood Two. Bentuk yang dipilih didominasi oleh bentuk-bentuk silinder. Karya ketiga dinamai Wood Three. Pada karya ini semua objek terdiri dari bentuk-bentuk persegi dengan berbagai ukuran. Semua karya tidak terlepas dari penggunaan base. Base berbahan dasar akrilik dipilih untuk memberikan kesan melayang serta efek tiga dimensinya lebih terasa, sehingga apresiator dapat leluasa menikmati karya patung dari berbagai arah. Keunikan pada karya ini terletak pada pemasangan karya seperti puzzle, yaitu dengan memasukkan objek kayu pada base akrilik yang sudah dilubangi sesuai dengan bentuknya. Berdasarkan hasil penciptaan dan simpulan mengenai abstrak suprematisme sebagai gagasan berkarya seni patung dengan media kayu, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1) Dalam pembelajaran membuat patung abstrak, media kayu dengan konsep puzzle ini bisa dijadikan alternatif media agar pembelajaran lebih menarik untuk siswa. 2) Perlu dilakukan penciptaan mengenai abstrak suprematisme sebagai gagasan berkarya seni patung dengan media-media lainnya.


(5)

ABSTRACT

Nurhafiz, 2015. Suprematism As An Abstract Idea Of Working With The Media Sculpture Wood.

In this work the author is inspired by an abstract painting works of Kasimir Malevich Suprematism. The author wants to try new things and want to develop and explore the abstract sculptures using wood media. In addition, the authors wanted to make a sculpture with a concept like a puzzle with the aim to create a sculpture that is more interesting, unique and fun that can be used as an interactive sculpture and can be accepted by all people. The formulation of the problem, namely, how the concepts, processes, techniques and visualization form of sculptures using wood media with abstract Suprematism as the idea ?. The purpose of the creation of this work is to describe the concepts, processes, techniques and visualization form of sculptures using wood media with abstract Suprematism as an idea. Manufacture of wooden sculptures pass through several processes of creation. The first process is the selection of wood, then wood cutting, gluing, pressing, cutting, shavings, establishment, installation, up to the finishing process. The first work named Wood One. Preferred forms dominated by square shapes. Two works both named Wood. Preferred forms are dominated by cylindrical shapes. The third masterpiece named Wood Three. At this work all objects consist of square shapes with various sizes. All work is inseparable from the use of the base. Base made of acrylic chosen to give the impression of drift and more pronounced three-dimensional effect, so appreciators can freely enjoy the sculptures from various directions. The uniqueness of this work lies in the installation works like a puzzle, by inserting a wooden object at the base of acrylic that has been perforated in accordance with the shape. Based on the results and conclusions concerning the creation of abstract art Suprematism as the idea of working with the media sculptures of wood, the authors submit a few suggestions as follows. 1) In the study abstract sculpture, wood media with the concept of this puzzle can be used as an alternative medium for learning more interesting for students. 2) It should be done regarding the creation of abstract art Suprematism as the idea of sculpture works with other media.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penciptaan ... 3

D. Manfaat Penciptaan ... 3

E. Metode Penciptaan ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ... 6

A. Seni Rupa ... 6

B. Seni Patung ... 6

1. Pengertian Seni Patung ... 6

2. Unsur-unsur Patung ... 8

a. Garis dan Bingkah ... 8

b. Volume dan Ruang ... 8

c. Bidang Permukaan dan Barik (Tekstur) ... 8

d. Bentuk ... 8

e. Warna... 9

3. Dasar Mematung ... 9


(7)

c. Keseimbangan (Balance), Dominasi, dan Irama (Rhythm) ... 10

4. Macam-macam Bentuk Patung ... 10

5. Corak atau Gaya dalam Seni Patung ... 13

6. Jenis Patung Berdasarkan Materialnya ... 13

a. Patung Batu ... 13

b. Patung Besi ... 14

c. Patung Kayu ... 14

d. Patung Tanah Liat atau Tembikar ... 16

e. Patung Kaca ... 16

7. Jenis Patung Berdasarkan Corak ... 17

8. Media atau Bahan untuk Membuat Karya Seni Patung ... 18

9. Metode Mematung ... 19

10.Fungsi Patung ... 19

C. Perkembangan Seni Patung Abstrak ... 20

D. Seni Minimal ... 21

E. Abstrak Suprematisme ... 22

F. Media Kayu ... 24

1. Jenis Kayu Alami ... 25

a. Kayu Jati ... 25

b. Kayu Mahoni ... 25

c. Kayu Sonokeling ... 26

d. Kayu Suren atau Surian ... 26

e. Kayu Sungkai ... 27

f. Kayu Bangkirai ... 27

g. Kayu Keruing ... 28

h. Kayu Bayur ... 28

i. Kayu Bintangur ... 29

j. Kayu Durian ... 29

k. Kayu Pulai ... 30

l. Kayu Ramin ... 30


(8)

o. Kayu Kapur ... 32

p. Kayu Kempas ... 32

q. Kayu Matoa ... 33

r. Kayu Meranti Kuning ... 33

s. Kayu Nyatoh ... 34

t. Kayu Sawo ... 34

u. Kayu Nangka ... 35

v. Kayu Randu ... 35

w. Kayu Tusam ... 36

2. Jenis Kayu Buatan ... 36

a. Kayu Lapis ... 37

b. Blockboard (Papan Blok) ... 37

c. Partikel (Particle Board) ... 38

d. MDF / Medium Density Fibreboard ... 38

e. Softboard ... 39

f. Milamin (Papan Milamin) ... 39

g. Polywood ... 40

h. Poly Ukir ... 40

i. Teak Wood ... 41

j. Teak Block ... 41

k. Pattern Board ... 42

l. Fancy Plywood ... 42

m. Bahan Pelapis/Finir ... 43

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU ... 44

A. Bagan Proses Penciptaan ... 44

B. Metode Pembuatan Patung Kayu ... 44

1. Ide ... 44

2. Eksplorasi ... 45

a. Studi Literatur ... 45


(9)

4. Proses Pembentukan (Forming) ... 46

a. Persiapan Alat dan Bahan ... 46

1) Alat ... 46

2) Bahan ... 53

b. Pembuatan Desain Karya... 57

c. Pemotongan dan Pembentukan Kayu ... 71

d. Pembuatan Base ... 81

e. Pemasangan Karya ... 92

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA ... 94

A. Konsep Penciptaan ... 94

1. Karya I ... 94

2. Karya II ... 96

3. Karya III ... 97

B. Proses dan Teknik Penciptaan ... 99

1. Karya I ... 99

2. Karya II ... 100

3. Karya III ... 101

C. Visualisasi Bentuk ... 103

1. Karya I ... 103

a. Referensi Karya ... 103

b. Sketsa dan Studi Karya ... 104

c. Hasil Akhir Karya ... 105

d. Pembahasan Visual ... 108

2. Karya II ... 120

a. Referensi Karya ... 120

b. Sketsa dan Studi Karya ... 121

c. Hasil Akhir Karya ... 122

d. Pembahasan Visual ... 125

3. Karya III ... 135

a. Referensi Karya ... 135


(10)

d. Pembahasan Visual ... 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 153

A. Simpulan ... 153

B. Saran ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 156

GLOSARIUM ... 158


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman seni rupa mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik dari segi teknik maupun bahan yang digunakan. Seni rupa terdiri dari beberapa cabang, salah satunya yaitu seni patung. Menurut Utomo (1987, hlm. 1) “secara umum patung merupakan bentuk yang mempunyai tri matra atau bentuk yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi”.

Pada umumnya masyarakat luas sudah mengenal seni patung karena seni patung merupakan bagian dari kehidupan masyarakat terutama di perkotaan. Banyak sekali patung yang dijadikan sebagai icon kota untuk menunjukan identitas sebuah kota. Patung juga bisa digunakan sebagai hiasan taman ataupun hiasan di dalam rumah.

Permasalahannya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang patung. Menurut mereka, patung adalah sosok, tokoh, jelmaan atau hewan yang dibuat sangat mirip dengan aslinya atau bisa disebut juga realis. Corak atau gaya seni patung tidak hanya mencakup itu saja, diantaranya dekoratif, romantisme, dan abstrak.

Selain itu, banyaknya seniman-seniman muda yang begitu menggandrungi patung kontemporer. Patung kontemporer memang lebih mudah dicerna oleh masyarakat. Sehingga semakin terpuruklah keeksistensian corak atau gaya seni patung yang benar-benar murni.

Berangkat dari hal di atas penulis tertarik ingin mencoba seni patung abstrak. Dalam karya ini penulis terinspirasi dari lukisan abstrak suprematisme karya Kasimir Malevich. Penulis ingin menciptakan karya patung dengan konsep dan media baru.

Ide pembuatan karya ini pun muncul dari karya-karya sebelumnya yang telah dibuat oleh Wiguna (2012). Skripsi Penciptaannya berjudul “Karya Patung

Abstrak Berbahan Kawat” dengan karya patung yang berjudul “Sebuah


(12)

Kasimir Malevich adalah seniman yang memberikan spirit pada sikap pemikiran suprematisme. Menurutnya, untuk mengekspresikan maksud bukanlah melalui proses imitasi tetapi melalui proses kreasi. Bentuk yang dikembangkan oleh Malevich merupakan unsur bentuk yang paling dasar (supreme) yang mengandung makna keterlibatan manusia ditengah-tengah kekacauan alam.

Suprematisme dilahirkan di Moscow sekitar tahun 1913, Lukisan yang

ditampilkan pada umumnya bercorak geometris murni, seperti “Delapan Empat Segi Panjang Merah”(1914) dan garis putih berbentuk bujur sangkar di atas kanvas putih, berjudul “Putih di Atas Putih”(1918).

Penulis sangat tertarik untuk meneruskan spirit dari Kasimir Malevich ini dengan aliran abstrak suprematismenya sehingga muncul ide untuk membuat karya patung abstrak. Penulis ingin mencoba hal baru dan ingin mengembangkan serta mengeksplorasi patung abstrak dengan menggunakan media kayu.

Selain itu juga penulis ingin membuat patung dengan konsep seperti puzzle dengan tujuan ingin membuat karya patung yang lebih menarik, unik dan menyenangkan sehingga dapat dijadikan karya patung yang interaktif dan dapat diterima oleh semua kalangan. Bahkan karya ini dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran seni rupa. Konsep puzzle seperti ini penulis terinspirasi dari seniman bernama Robert Henecken.

Gambar 1.1

Robert Henecken, Multiple Solution Puzzle, 1965

Sumber : http://dotphotozine.com/Dot/photography-into-sculpture-by-jay-dawes/

Berdasarkan pemaparan di atas penulis terdorong untuk membuat karya tugas akhir yang berjudul Abstrak Suprematisme Sebagai Gagasan Berkarya Seni


(13)

B. Rumusan Masalah

Fokus penciptaan ini diuraikan dalam tiga pertanyaan penelitian.

1) Bagaimana konsep penciptaan karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya?

2) Bagaimana proses dan teknik karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya?

3) Bagaimana visualisasi bentuk karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya?

C. Tujuan Penciptaan

Tujuan dari penciptaan karya ini adalah untuk mendeskripsikan :

1) konsep penciptaan karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya;

2) proses dan teknik karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya;

3) visualisasi bentuk karya patung menggunakan media kayu dengan abstrak suprematisme sebagai gagasannya.

D. Manfaat Penciptaan

Manfaat dalam penciptaan karya ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat teoretis

Manfaat penciptaan secara teori adalah untuk mengembangkan dan menemukan konsep berkarya yang kreatif (baru) tentang pembuatan karya seni patung abstrak menggunakan media kayu.

2) Manfaat Praktis

Penciptaan ini secara praktis diharapkan dapat mewujudkan karya seni rupa yang inovatif tentang pembuatan karya seni seni patung abstrak menggunakan media kayu.


(14)

3) Manfaat Penciptaan Bagi Dunia Pendidikan Seni Rupa

Manfaat penciptaan ini secara nyata adalah menambah pengetahuan mengenai karya seni patung, khususnya patung abstrak.

E. Metode Penciptaan

Dalam pembahasan metode penciptaan ini, sebelum melakukan proses berkarya, penulis melakukan beberapa persiapan tahapan penciptaan. Tahapannya adalah sebagai berikut.

1) Tahap persiapan

a) Studi literatur dengan mempelajari buku-buku untuk menambah wawasan tentang abstrak suprematis dan karya seni patung.

b) Penulis melakukan pengamatan atau observasi secara langsung di lapangan dengan mengamati karya seni patung yang berhubungan dengan karya yang akan dibuat penulis.

c) Melakukan studi gambar tentang abstrak suprematis dan membuat rancangan awal dalam bentuk sketsa.

d) Merencanakan ukuran karya yang akan dibuat sesuai dengan bentuk sketsa yang telah ditentukan.

2) Realisasi

Dalam upaya untuk merealisasikan karya yang akan dibuat, penulis melakukan beberapa persiapan, diantaranya :

a) Mempersiapkan alat dan bahan

b) Mempersiapkan alat keselamatan kerja

c) Membuat pola dengan skala nyata pada media akrilik

d) Proses pemotongan kayu sesuai dengan sketsa yang telah dirancang. e) Proses pembuatan base

f) Proses penyelesaian (finishing)


(15)

b) Mempertanggungjawabkan karya sebagai pertanggungjawaban akhir dari karya yang telah dibuat.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penciptaan ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang penciptaan, rumusan masalah, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, metode penciptaan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori yang mendasari proses penciptaan atau rancangan dengan mengkaji berbagai sumber serta meninjau data informasi lapangan. BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Bab ini meliputi proses uraian perancangan dimulai dari persiapan alat dan bahan, pembuatan sketsa, pengerjaan karya, dan pengemasan karya.

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Bab ini menjelaskan, menggambarkan, serta menganalisis hasil karya yang dikaitkan dengan gagasan awal.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir berisikan simpulan dari seluruh penciptaan karya serta jawaban terhadap tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.


(16)

BAB III

METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

A. Bagan Proses Penciptaan

Gambar 3.1 Bagan Ide Penciptaan

B. Metode Pembuatan Patung Kayu

1. Ide

Ide pembuatan patung kayu ini berasal dari lukisan-lukisan karya seniman Rusia Kasimir Malevich. Penulis tertarik dengan karya-karya Kasimir Malevich dengan aliran abstrak suprematismenya karena karya yang dihasilkan memiliki bentuk-bentuk dasar, seperti segitiga, segiempat, lingkaran, dan yang lainnya.

Ide pembuatan karya ini pun muncul dari karya-karya sebelumnya yang telah dibuat oleh Wiguna (2012). Skripsi Penciptaannya berjudul “Karya Patung

Abstrak Berbahan Kawat” dengan karya patung yang berjudul “Sebuah

Kelahiran” dan juga “Masa Tenang” ia mengadopsi dari beberapa lukisan karya Piet Mondrian. Ide Eksplorasi Improvisasi -Observasi -Dokumentasi Studi Literatur

-Pemilihan Media -Teknik Perancangan Bentuk Proses Pembentukan (Forming) Karya seni


(17)

2. Eksplorasi

Eksplorasi adalah penjelajahan awal penulis membuat karya patung kayu. Penulis melewati proses berpikir, berimajinasi, dan merespon objek yang ada disekelilingnya. Pada tahapan eksplorasi, penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk pembuatan karya patung kayu. Dalam tahap pengumpulan data, penulis melakukan studi literatur, observasi, dan mendokumentasikannya.

a. Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan tujuan membantu penulis dalam proses penciptaan. Adapun sumber-sumber sebagai berikut.

1) Buku

Buku-buku yang berkaitan dengan proses penciptaan karya patung ini diantaranya, Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan karya Kamaril, Seni

Rupa Modern karya Kartika, Benang Merah Seni Rupa Modern karya Prawira,

dan Diksi Rupa karya Susanto.

2) Website

Website yang berkaitan dengan dengan proses penciptaan karya patung ini diantaranya, www.google.com, http://setohandoko.blogspot.com, http:// ayuameliaagustin.blogspot.com, dan website lainnya yang membantu penulis membuat karya patung kayu.

b. Observasi

Observasi adalah proses peninjauan ke lapangan. Penulis melakukan proses observasi pada karya Saksi Satria Wiguna. Karya tersebut diamati secara langsung dengan memerhatikan setiap detail karyanya. Observasi tersebut dilakukan di Departemen Pendidikan Seni Rupa.

c. Dokumentasi

Proses dokumentasi dilakukan berdampingan dengan proses observasi pada karya patung Saksi di Departemen Pendidikan Seni Rupa.


(18)

Gambar 3.2

Karya Patung Saksi Satria Wiguna Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Improvisasi

Proses pembuatan desain baru berdasarkan referensi karya sebelumnya. Dalam tahap ini pembuatan desain berdasarkan karya lukisan dari Kasimir Malevich dengan mengambil ide bentuk dasar bidang-bidang yang universal, seperti kubus, balok, dan tabung. Media yang digunakan yaitu beberapa macam kayu, sedangkan teknik yang digunakan yaitu menempel, memotong, membelah, dan membentuk.

4. Proses Pembentukan (Forming) a. Persiapan alat dan bahan 1) Alat

Berikut beberapa alat yang dibutuhkan penulis dalam penciptaan karya patung kayu.


(19)

No. Alat Keterangan

1

Gambar 3.3 Pensil

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk membuat sketsa pada kertas, akrilik, dan untuk memberi tanda pada kayu.

2

Gambar 3.4 Penghapus

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk menghapus sketsa yang salah.

3

Gambar 3.5 Penggaris Siku Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengukur sudut siku dan juga untuk mengukur kemiringan permukaan kayu.

4

Gambar 3.6 Sand Papper (Ampelas) Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dan akrilik.


(20)

5

Gambar 3.7 Scrap

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan pada saat

mendempul meja.

6

Gambar 3.8 Kuas

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan pada saat memelitur kayu.

7

Gambar 3.9 Kain Bal

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk memelitur kayu yang dibungkus pada kuas.

8

Gambar 3.10 Gergaji U

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk melubangi multiplek.


(21)

9

Gambar 3.11 Gergaji Kecil

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk melubangi dan memotong akrilik.

10

Gambar 3.12 Prusut

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk memudahkan memberi garis tanda pada kayu yang akan dipotong.

11

Gambar 3.13 Cutter

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk memotong triplek.

12

Gambar 3.14 Gergaji besi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk memotong sudut akrilik yang dilubangi.

13 Digunakan untuk membelah


(22)

14

Gambar 3.16 Roller

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengecat meja.

15

Gambar 3.17 Lampu Sorot

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk membantu penerangan dimalam hari.

16

Gambar 3.18 Kikir

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengikir gergaji dan mengikir permukaan kayu.

17 Digunakan untuk menutupi

hidung dan mulut dari debu serpihan kayu.


(23)

18

Gambar 3.20 Karet Ban

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengepres kayu yang sudah dilem.

19

Gambar 3.21 Bangku Ampelas Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengampelas permukaan kayu yang panjang.

20

Gambar 3.22 Penggaris

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengukur dalam pembuatan sketsa.

21

Gambar 3.23 Jangka

Digunakan untuk membuat sketsa yang berbentuk lingkaran.


(24)

22

Gambar 3.24 Pisau Akrilik

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk memotong akrilik.

23

Gambar 3.25 Mesin Serut

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu.

24

Gambar 3.26 Tang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mencabut paku yang menempel pada kayu

25

Gambar 3.27 Meteran

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk mengukur kayu yang akan dipotong.


(25)

26

Gambar 3.28 Gergaji Kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk memotong dan membelah kayu.

27

Gambar 3.29 Pahat Kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk membuat torehan pada kayu.

28

Gambar 3.30 Mesin Bor

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk melubangi akrilik dan triplek.

Tabel 3.1 Alat-alat

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Bahan

Berikut beberapa bahan yang dibutuhkan penulis dalam penciptaan karya patung kayu ini.


(26)

No. Bahan Keterangan

1

Gambar 3.31 Berbagai Jenis Kayu Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kayu merupakan bahan utama dalam pembuatan karya patung yang akan dibuat. Kayu yang digunakan pada karya pertama adalah berbagai jenis kayu, diantaranya adalah meranti, sono keling, petai, dll.

2

Gambar 3.32

Kayu Lapis atau Biasa Disebut Multiplek Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan sebagai bahan utama pada karya kedua.

3

Gambar 3.33 Kayu Tusam atau Pinus Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan sebagai bahan utama pada karya ketiga

4 Akrilik ukuran 5 milimeter,

digunakan sebagai base untuk menyimpan potongan-potongan kayu.


(27)

5

Gambar 3.35 Pen Iklan

Sumber : Dokumentasi Pribad

Digunakan untuk menyambung akrilik.

6

Gambar 3.36 Lem Epoxy

Sumber : Dokumentasi Pribad

Lem Epoxy yaitu lem dua komponen yang digunakan untuk merekatkan kayu.

7

Gambar 3.37 Polyester Putty Sumber : Dokumentasi Pribad

Polyester Putty, digunakan

untuk mendempul base (meja).

8

Gambar 3.38 Pyroxylin Lacquer

Digunakan untuk menutupi pori-pori multiplek agar permukaannya menjadi rata.


(28)

9

Gambar 3.39 Wood Filler

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk menutupi pori-pori kayu agar rata pada saat dipelitur.

10

Gambar 3.40 Pelitur Kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pelitur digunakan untuk melapisi kayu agar terlihat lebih mengkilap dan melindungi kayu dari jamur.

11

Gambar 3.41 Thinner

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk campuran cat dan dempul.

12 Digunakan untuk proses


(29)

13

Gambar 3.43 Bedak

Sumber : Dokumentasi Pribad

Digunakan untuk campuran Pyroxylin Lacquer.

14

Gambar 3.44 Sekrup Gips

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk merekatkan antara multiplek dengan akrilik dan juga untuk merekatkan multiplek pada pembuatan base.

15

Gambar 3.45 Baut dan Mur Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan untuk menyambung pen iklan.

Tabel 3.2 Bahan-bahan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Pembuatan Desain Karya


(30)

Gambar 3.46

Beberapa Desain yang Sudah Dibuat Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari beberapa desain di atas, penulis menyeleksi kembali desain yang akan dibuat karena penulis hanya membuat tiga buah karya. Berikut ini desain yang penulis pilih untuk dijadikan karya patung yaitu :


(31)

Gambar 3.47 Desain Karya Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar desain di atas adalah desain yang penulis pilih untuk karya patung pertama. Selanjutnya penulis membuat rancangan patung kayu yang akan dibuat sesuai dengan desain yang penulis pilih sebagai karya pertama.


(32)

(33)

Gambar 3.48

Rancangan Patung Kayu Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah rancangan patung kayu pertama selesai, tahap selanjutnya adalah membuat rancangan base untuk karya patung pertama sebagai wadah untuk menyimpan dan menata patung yang sudah jadi.


(34)

Gambar 3.49

Rancangan Base Karya Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi


(35)

Gambar 3.50 Desain Karya Kedua Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar desain di atas adalah desain yang penulis pilih untuk karya patung kedua. Selanjutnya penulis membuat rancangan patung kayu yang akan dibuat sesuai dengan desain yang penulis pilih sebagai karya kedua.


(36)

(37)

Gambar 3.51

Rancangan Patung Kayu Kedua Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah rancangan patung kayu kedua selesai, tahap selanjutnya adalah membuat rancangan base untuk karya patung kedua sebagai wadah untuk menyimpan dan menata patung yang sudah jadi.


(38)

Gambar 3.52

Rancangan Base Karya Kedua Sumber : Dokumentasi Pribadi


(39)

Gambar 3.53 Desain Karya Ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar desain di atas adalah desain yang penulis pilih untuk karya patung ketiga. Selanjutnya penulis membuat rancangan patung kayu yang akan dibuat sesuai dengan desain yang penulis pilih sebagai karya ketiga.


(40)

(41)

Gambar 3.54

Rancangan Patung Kayu Ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah rancangan patung kayu ketiga selesai, tahap selanjutnya adalah membuat rancangan base untuk karya patung ketiga sebagai wadah untuk menyimpan dan menata patung yang sudah jadi.


(42)

Gambar 3.55

Rancangan Base Karya Ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi


(43)

c. Pemotongan dan Pembentukan Kayu

Pemotongan dan pembentukan kayu merupakan tahapan yang menjadi penting dalam pembuatan karya patung kayu. Kayu yang dipilih adalah berbagai jenis kayu yang mempunyai tekstur bagus dan mudah untuk dibentuk diantaranya adalah kayu meranti, kayu mahoni, kayu lapis atau multiplek, dan kayu tusam atau pinus.

Tahap pembentukan kayu dimulai dari pemilihan jenis kayu sampai kayu dipelitur. Berikut tahap pembentukan kayu.

1) Tahap pertama yaitu penyerutan. Semua bagian kayu diserut dengan tujuan agar permukaan kayu menjadi rata dan agar serat kayunya terlihat jelas.

Gambar 3.56 Proses Penyerutan Kayu Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Setelah kayu diserut kemudian kayu dipotong sesuai ukuran sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat.


(44)

Gambar 3.58

Multiplek yang Sudah Dipotong-potong Sumber : Dokumentasi Pribadi

3) Tahap selanjutnya, menyiapkan lem secukupnya. Lem yang digunakan adalah lem epoxy dua komponen dengan perbandingan 1:1.

Gambar 3.59 Proses Menyiapkan Lem Sumber : Dokumentasi Pribadi

4) Setelah lem siap, kayu yang sudah dipotong-potong tadi siap direkatkan dengan lem. Lem dioleskan sampai rata pada permukaan kayu yang akan direkatkan.


(45)

5) Setelah selesai dilem, kayu dipres dengan karet agar kayu bisa rapat sempurna.

Gambar 3.61 Proses Pengepresan Kayu Sumber : Dokumentasi Pribadi

6) Setelah dipres kayu dibiarkan selama 1 hari untuk mendapatkan daya rekat yang sempurna.

Gambar 3.62

Karya Pertama yang Sudah Dipres Sumber : Dokumentasi Pribadi


(46)

Gambar 3.63

Karya Kedua yang Sudah Dipres Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.64 Proses Pres Karya Ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi


(47)

Gambar 3.66

Karya Kedua yang Sudah Selesai Dipres Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.67

Karya Ketiga yang Sudah Selesai Dipres Sumber : Dokumentasi Pribadi

8) Tahap selanjutnya adalah melakukan penyerutan kembali dengan tujuan meratakan kayu dan menghilangkan bekas lem yang mengering.


(48)

9) Setelah kayu sudah diserut, kayu siap dibentuk kembali dengan cara dipahat untuk memuat torehan sesuai dengan rancangan.

Gambar 3.69 Proses Memahat Sumber : Dokumentasi Pribadi

10) Pada karya kedua, setelah kayu diserut kembali proses selanjutnya adalah membuat rangka sebelum ditutup dengan triplek pada bagian luarnya. Karena pada karya ini sebagian besar tidak padat atau kosong pada bagian dalamnya.

Gambar 3.70 Proses Memasang Rangka Sumber : Dokumentasi Pribadi

11) Setelah dibuat rangka, tahap selanjutnya adalah membentuk lingkaran bagian luar dengan menutup rangka dengan triplek sehingga karya ini terlihat padat atau penuh.


(49)

Gambar 3.71 Proses Menutup Rangka Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.72

Beberapa Karya yang Sudah Terbentuk Sumber : Dokumentasi Pribadi

12) Setelah kayu selesai dibentuk, kayu siap untuk dikikir dan diampelas agar permukaannya menjadi halus.


(50)

13) Sebelum dipelitur, kayu harus didempul menggunakan wood filler terlebih dahulu agar pori-pori pada permukaan kayu menjadi tertutup.

Gambar 3.74 Proses Pendempulan Sumber : Dokumentasi Pribadi

14) Setelah kayu didempul, kemudian diampelas kembali agar permukaan kayu menjadi halus.

Gambar 3.75 Proses Pengampelasan Sumber : Dokumentasi Pribadi

15) Tahap selanjutnya yaitu proses memelitur, hal ini bertujuan agar kayu tahan lama dan lebih mengkilat. Sebelum itu, siap kan kuas, kain bal, dan pelitur kayu.


(51)

16) Setelah itu, kayu siap dipelitur. Proses memelitur dilakukan beberapa kali dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal. Pada tahap ini, hanya karya pertama dan kedua saja yang dipelitur. Untuk karya ketiga langsung melalui proses finishing.

Gambar 3.77 Proses Memelitur Sumber : Dokumentasi Pribadi

17) Setelah kayu selesai dipelitur, biarkan sampai pelitur kering.

Gambar 3.78

Karya Pertama yang Sudah Dipelitur Sumber : Dokumentasi Pribadi


(52)

Gambar 3.79

Karya Kedua yang Sudah Dipelitur Sumber : Dokumentasi Pribadi

18) Proses finishing adalah tahap akhir dengan memoleskan melamine lack pada seluruh permukaan kayu agar terlihat lebih mengkilap dan melindungi kayu yang sudah dipelitur dari goresan.

Gambar 3.80 Proses Finishing Sumber : Dokumentasi Pribadi

19) Khusus karya patung ketiga langsung melalui proses finishing dengan tujuan ingin menampilkan serat kayu pinus alami itu sendiri.


(53)

Gambar 3.81

Karya Ketiga yang Sudah Difinishing Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Pembuatan Base

Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan base. Base adalah tempat atau wadah untuk menyajikan karya. Base ini berfungsi untuk menyajikan kayu yang telah dibentuk untuk dipasang dan ditata sesuai dengan desain yang telah dibuat. Tahap pembuatan base terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari menyiapkan akrilik sampai tahap pemasangan akrilik pada meja. Berikut tahapan pembuatan base.

1) Siapkan akrilik berukuran 130 x 80 cm.

Gambar 3.82 Akrilik

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) 2 akrilik 130 x 80 cm ditumpuk dengan posisi sama rata. Setelah itu dipasang baut pada setiap sudutnya dengan tujuan agar ketika proses melubangi dilakukan akrilik tidak bergeser dan hasilnya akan lebih rapih dan sama rata.


(54)

Gambar 3.83 Akrilik yang Sudah Dibaut Sumber : Dokumentasi Pribadi

3) Setelah itu, mulai membuat sketsa pada akrilik sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat.

Gambar 3.84 Akrilik yang Sudah Disketsa Sumber : Dokumentasi Pribadi

4) Setelah sketsa selesai digambar pada akrilik, Akrilik siap dilubangi. Siapkan bor dengan mata bor berukuran 3 ml. lubangi akrilik dengan bor pada sudut gambar yang sudah dibuat untuk memudahkan memasukan gergaji kurang lebih sepanjang 3 cm.


(55)

Gambar 3.85 Proses Pengeboran Akrilik Sumber : Dokumentasi Pribadi

5) Setelah akrilik dibor, siapkan gergaji kecil untuk membelah akrilik. Masukkan gergaji pada lubang yang sudah dibor dan mulai membelah dengan mengikuti garis gambar yang sudah dibuat sebelumnya.

Gambar 3.86 Proses Pembelahan Akrilik Sumber : Dokumentasi Pribadi

6) Setelah semua gambar pada akrilik selesai dilubangi, kemudian akrilik dikikir dan diampelas untuk menghaluskan dan meratakan bagian yang telah digergaji.


(56)

Gambar 3.87

Proses Pengikiran dan Pengamplasan Akrilik Sumber : Dokumentasi Pribadi

7) Siapkan pen iklan, pen iklan yang dipakai adalah yang berukuran panjang 5,5 cm dan berdiameter 1,5 cm. Pada karya ini 2 pen iklan disatukan dengan menggunakan baut.

Gambar 3.88 Pen Iklan yang Disatukan Sumber : Dokumentasi Pribadi

8) Setelah pen iklan disatukan, kemudian pen iklan siap dipasang pada setiap sudut akrilik. Sebelum itu lubangi akrilik dengan menggunakan bor.


(57)

Gambar 3.89 Proses Pelubangan Akrilik Sumber : Dokumentasi Pribadi

9) Setelah dibor, kemudian pen iklan dipasang pada setiap sudut akrilik.

Gambar 3.90

Pen Iklan yang Sudah dipasang Sumber : Dokumentasi Pribadi

10) Buka kertas stiker yang menempel pada akrilik.


(58)

11) Setelah akrilik siap, tahap selanjutnya adalah membuat meja terbuat dari multiplek berukuran 12 ml.

Gambar 3.92 Multiplek 12 milimeter Sumber : Dokumentasi Pribadi

12) Multiplek dipotong menjadi beberapa bagian. Ukuran untuk karya pertama dan kedua P = 100 cm, L = 40 cm, T = 70 cm. Sedangkan ukuran untuk karya ketiga P = 120 cm, L = 40 cm, T = 60 cm.

Gambar 3.93

Multiplek yang Sudah Dipotong Sumber : Dokumentasi Pribadi

13) Setelah multiplek selesai dipotong, buat lubang berbentuk oval atau lonjong pada multiplek yang akan digunakan sisi kiri dan sisi kanan yang berfungsi sebagai pegangan pada saat meja diangkat atau dipindahkan.


(59)

Gambar 3.94

Proses Membuat Lubang Oval Sumber : Dokumentasi Pribadi

14) Tahap selanjutnya adalah tahap perakitan. Pada tahap ini multiplek yang sudah dipotong dan dilubangi tadi dirakit dan diberi rangka didalamnya.

Gambar 3.95 Meja yang Sudah Dirakit Sumber : Dokumentasi Pribadi

15) Setelah meja selesai dirakit, pada bagian atas meja dibuat lubang untuk memasukkan akrilik sesuai dengan ukuran dan ketebalan akrilik.


(60)

Gambar 3.96 Meja yang Sudah Dilubangi Sumber : Dokumentasi Pribadi

16) Tahap selanjutnya adalah menutup pori-pori pada permukaan multiplek dengan menggunakan pyroxylin lacquer yang dicampur dengan bedak dan juga thinner.

Gambar 3.97

Proses Melapisi Meja dengan Pyroxylin Lacquer Sumber : Dokumentasi Pribadi

17) Setelah seluruh permukaan multiplek sudah ditutup pori-porinya, tahap selanjutnya adalah mengampelasnya agar permukaannya lebih halus dan rata.


(61)

Gambar 3.98 Proses Mengampelas Meja Sumber : Dokumentasi Pribadi

18) Setelah selesai diampelas, tahap selanjutnya adalah pendempulan dengan menggunakan Polyester Putty pada sudut-sudut meja yang masih terlihat renggang dan juga untuk meratakan permukaan meja yang masih cekung.

Gambar 3.99 Proses Mendempul Sumber : Dokumentasi Pribadi

19) Tahap selanjutnya adalah proses pengecatan dengan menggunakan cat kayu. Warna cat yang dipilih adalah warna putih. Proses pengecatan dilakukan secara berkala dan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


(62)

Gambar 3.100 Proses Mengecat Sumber : Dokumentasi Pribadi

20) Tahap akhir. Setelah meja selesai dicat, selanjutnya adalah tahap pemasangan akrilik pada meja.

Gambar 3.101

Pemasangan Akrilik Pada Meja Sumber : Dokumentasi Pribadi


(63)

Gambar 3.102 Base Karya Pertama Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.103 Base Karya Kedua Sumber : Dokumentasi Pribadi


(64)

Gambar 3.104 Base karya ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Pemasangan Karya

Tahap pemasangan karya merupakan tahap yang paling utama dalam pembuatan patung kayu ini. Pada tahap ini kayu yang sudah pada tahap finishing dipasang dan disusun pada akrilik yang sudah dilubangi sesuai dengan desain yang sudah dibuat.


(65)

Gambar 3.106

Pemasangan Karya Kedua Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.107 Pemasangan Karya Ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi


(66)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pembuatan patung kayu melewati beberapa proses penciptaan. Dimulai dari proses pengolahan ide sampai dengan proses pembentukan karya. Dari tahapan proses tersebut diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Konsep pembuatan karya patung.

Pada penciptaan karya ini penulis membuat tiga karya patung abstrak suprematis. Suasana abstrak suprematis sangat terasa pada keseluruhan karya yang dibuat ketika kita melihat patung pada karya ini berupa bentuk-bentuk geometris seperti bujur sangkar, persegi panjang, trapesium, kubus, prisma dan silinder. Bentuk-bentuk geometris seperti itu juga sangat erat kaitannya dengan seni minimal yang merupakan pemberontakan dari seni ekspresionisme abstrak.

Permainan warna kayu membuat patung ini lebih terasa natural dibuat sengaja oleh penulis dengan tujuan ingin menampilkan urat-urat kayu yang begitu unik seakan-akan membuat garis-garis abstraknya sendiri.

Kesan elegan muncul ketika kita melihat karya disajikan pada base yang terbuat dari kaca akrilik bening sehingga para apresiator dapat melihat karya ini dari berbagai arah dan terkesan melayang. Keunikan lain yang menjadikan karya ini semakin menarik adalah pada pemasangan karyanya yang seperti puzzle sehingga apresiator pun dapat melihat dan menyentuh setiap bagian pada karya ini.

2. Proses dan teknik pengolahan karya patung.

Peralatan yang yang harus disiapkan adalah pensil, penghapus, penggaris siku, ampelas, scrap, kuas, kain bal, gergaji U, gergaji kecil, prusut, cutter, gergaji besi, golok, roller, lampu sorot, kikir, masker, karet ban, bangku ampelas, penggaris besi, jangka, pisau akrilik, mesin serut, tang, meteran, gergaji kayu, pahat, dan mesin bor. Bahan yang disiapkan adalah kayu, kaca akrilik, pen iklan,


(67)

meranti, kayu mahoni, kayu sono keeling, kayu lapis atau multiplek, dan kayu tusam atau pinus.

Tahap pembentukan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pembentukan kayu dan pembentukan base. Tahap pembentukan kayu terdiri dari penyerutan, pemotongan, pengeleman, pengepresan, penyerutan kembali, penorehan, pemasangan rangka, pendempulan, pengampelasan, dan pewarnaan. Tahap pembentukan base terdiri dari pembuatan sketsa pada akrilik, pelubangan akrilik, pengikiran akrilik, pengampelasan akrilik, pengeboran akrilik, pemotongan multiplek, perakitan multiplek, pendempulan multiplek, pewarnaan multiplek, dan terakhir pemasangan akrilik dengan multiplek.

Teknik pemasangan patung menggunakan metode Assembling yaitu dengan merakit bagian-bagian patung yang sudah dibentuk pada base akrilik sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

3. Visualisasi bentuk karya patung abstrak suprematisme.

Unsur-unsur yang terdapat pada keseluruhan karya sepeti garis dan bingkah sudah sangat terlihat. Volume dan ruang juga sudah terlihat pada karya ini yang memiliki volume panjang, lebar, dan tinggi pada setiap objeknya. Barik dan tekstur pada keseluruhan karya ini mempunyai tekstur yang halus merupakan hasil dari pengolahan kayu. Bentuk-bentuk yang ditampilkan adalah bentuk abstrak geometris murni seperti bujur sangkar, persegi, persegi panjang, trapesium, dan juga silinder. Warna yang digunakan adalah warna pelitur kayu walnut, teak, dan dark mahogany. Khusus untuk karya ketiga pewarnaan dengan menggunakan warna bening Melamine Lack.

Dasar mematung yang terdapat pada keseluruhan karya seperti membentuk dan membangun sudah sangat terlihat dari tata letak yang disusun sedemikian rupa ada yang timbul dan ada juga yang menjorok kedalam. Proporsi pada keseluruhan karya juga sudah sangat sesuai dan seimbang antara objek yang besar dan yang kecil. Harmoni juga sangat terlihat dari beberapa objek yang sejenis dan juga objek yang berbeda jenis saling berdampingan satu sama lain. Kesatuan pada keseluruhan karya terlihat dari objek-objek yang mendukung satu sama lain saling


(68)

keseluruhan karya ini sudah sangat pas antara objek-objek bagian atas dengan objek-objek bagian bawah. Dominasi bidang kosong menjadikan titik fokus pada karya ini menjadi semakin unik. Irama terjadi pada setiap bagian karya terlihat dari beberapa pengulangan objek-objek yang terdapat pada karya tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penciptaan dan simpulan mengenai abstrak suprematisme sebagai gagasan berkarya seni patung dengan media kayu, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Dalam pembelajaran membuat patung abstrak, media kayu dengan konsep puzzle ini bisa dijadikan alternatif media agar pembelajaran lebih menarik untuk siswa.

2. Perlu dilakukan penciptaan mengenai abstrak suprematisme sebagai gagasan berkarya seni patung dengan media-media lainnya.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Brommer, Gerald F. (1968). Wire Sculpture and Other Three-Dimensional Construction. Massachusetts : Davis Publications, Inc.

Kamaril, Cut. (2007). Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kartika, Dharsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayana Sains

Meilach, Dona dan Don Seiden. (1966). Direct Metal Sculpture. New York : Crown Publishers, Inc.

P3HH. (2008). Petunjuk Praktis Sifat-Sifat Dasar Jenis Kayu Indonesia. ISWA

Prawira, Nanang Ganda. (2009). Benang Merah Seni Rupa Modern. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.

Robert dan Joan Dawson. (1974). Sculpture with Simple Materials. California : Lane Books.

Susanto, Mikke. (2011). Diksi Rupa. Yogyakarta : Dicti Art Lab & Djagad Art House.

Utomo, Cipto. (1987). Dasar-dasar Mematung. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

B. Sumber Jurnal

Deny, M. (2009). Suprematism of Malevich. 3 (1), hlm. 23-32.

Sucitra, I. G. A. (2014). Dialektika estetika seni rupa kontemporer Bali melalui karya upadana dan valasara. Journal Of Urban Society’s Arts, 14 (1), hlm. 57-73.


(70)

C. Sumber Skripsi

Wiguna, Saksi Satria. (2012). Karya Patung Abstrak Berbahan Kawat. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

D. Sumber Internet

Ahira, Anne. (2013). Jenis-jenis Patung. [Online]. Diakses dari http://www. anneahira.com/jenis-jenis-patung.htm.

Amelia, Ayu. (2012). Seni Patung. [Online]. Diakses dari http://ayuamelia agustin.blogspot.com/2012/05/seni-patung.html.

Dewi, Intan. (2013). Proses Pembuatan Karya Seni Patung. [online]. Diakses dari http://abdulintan.blogspot.com/2013/02/proses-pembuatan-karya-seni-patung.html.

Handoko, Seto. (2013). Patung1. [Online]. Diakses dari http://setohandoko. blogspot.com/p/patung1.html.

Juniar, Donni Ryan. (2011). Seni 3 Dimensi. [Online]. Diakses dari http://doriju7697.wordpress.com/2011/10/06/seni-3-dimensi/.

Mudjiman, Mon. (2006). Pengetahuan Bahan 1. [Online]. diakses dari http://isisenimurni.blogspot.com.

Seni Rupa : Jenis-Jenis Kayu Untuk Karya Kriya Kayu. [Online]. Diakses dari http://blog-senirupa.tumblr.com/post/59938063031/jenis-jenis-kayu-untuk-karya-kriya-kayu.


(1)

93

Nurhafiz, 2015

Gambar 3.106

Pemasangan Karya Kedua Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.107 Pemasangan Karya Ketiga Sumber : Dokumentasi Pribadi


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pembuatan patung kayu melewati beberapa proses penciptaan. Dimulai dari proses pengolahan ide sampai dengan proses pembentukan karya. Dari tahapan proses tersebut diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Konsep pembuatan karya patung.

Pada penciptaan karya ini penulis membuat tiga karya patung abstrak suprematis. Suasana abstrak suprematis sangat terasa pada keseluruhan karya yang dibuat ketika kita melihat patung pada karya ini berupa bentuk-bentuk geometris seperti bujur sangkar, persegi panjang, trapesium, kubus, prisma dan silinder. Bentuk-bentuk geometris seperti itu juga sangat erat kaitannya dengan seni minimal yang merupakan pemberontakan dari seni ekspresionisme abstrak.

Permainan warna kayu membuat patung ini lebih terasa natural dibuat sengaja oleh penulis dengan tujuan ingin menampilkan urat-urat kayu yang begitu unik seakan-akan membuat garis-garis abstraknya sendiri.

Kesan elegan muncul ketika kita melihat karya disajikan pada base yang terbuat dari kaca akrilik bening sehingga para apresiator dapat melihat karya ini dari berbagai arah dan terkesan melayang. Keunikan lain yang menjadikan karya ini semakin menarik adalah pada pemasangan karyanya yang seperti puzzle sehingga apresiator pun dapat melihat dan menyentuh setiap bagian pada karya ini.

2. Proses dan teknik pengolahan karya patung.

Peralatan yang yang harus disiapkan adalah pensil, penghapus, penggaris siku, ampelas, scrap, kuas, kain bal, gergaji U, gergaji kecil, prusut, cutter, gergaji besi, golok, roller, lampu sorot, kikir, masker, karet ban, bangku ampelas, penggaris besi, jangka, pisau akrilik, mesin serut, tang, meteran, gergaji kayu, pahat, dan mesin bor. Bahan yang disiapkan adalah kayu, kaca akrilik, pen iklan, lem, polyester putty, pyroxylin lacquer, wood filler, pelitur, thinner, melamine lack, bedak, sekrup, baut, dan mur. Kayu yang dipilih diantaranya adalah kayu


(3)

145

Nurhafiz, 2015

meranti, kayu mahoni, kayu sono keeling, kayu lapis atau multiplek, dan kayu tusam atau pinus.

Tahap pembentukan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pembentukan kayu dan pembentukan base. Tahap pembentukan kayu terdiri dari penyerutan, pemotongan, pengeleman, pengepresan, penyerutan kembali, penorehan, pemasangan rangka, pendempulan, pengampelasan, dan pewarnaan. Tahap pembentukan base terdiri dari pembuatan sketsa pada akrilik, pelubangan akrilik, pengikiran akrilik, pengampelasan akrilik, pengeboran akrilik, pemotongan multiplek, perakitan multiplek, pendempulan multiplek, pewarnaan multiplek, dan terakhir pemasangan akrilik dengan multiplek.

Teknik pemasangan patung menggunakan metode Assembling yaitu dengan merakit bagian-bagian patung yang sudah dibentuk pada base akrilik sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

3. Visualisasi bentuk karya patung abstrak suprematisme.

Unsur-unsur yang terdapat pada keseluruhan karya sepeti garis dan bingkah sudah sangat terlihat. Volume dan ruang juga sudah terlihat pada karya ini yang memiliki volume panjang, lebar, dan tinggi pada setiap objeknya. Barik dan tekstur pada keseluruhan karya ini mempunyai tekstur yang halus merupakan hasil dari pengolahan kayu. Bentuk-bentuk yang ditampilkan adalah bentuk abstrak geometris murni seperti bujur sangkar, persegi, persegi panjang, trapesium, dan juga silinder. Warna yang digunakan adalah warna pelitur kayu walnut, teak, dan dark mahogany. Khusus untuk karya ketiga pewarnaan dengan menggunakan warna bening Melamine Lack.

Dasar mematung yang terdapat pada keseluruhan karya seperti membentuk dan membangun sudah sangat terlihat dari tata letak yang disusun sedemikian rupa ada yang timbul dan ada juga yang menjorok kedalam. Proporsi pada keseluruhan karya juga sudah sangat sesuai dan seimbang antara objek yang besar dan yang kecil. Harmoni juga sangat terlihat dari beberapa objek yang sejenis dan juga objek yang berbeda jenis saling berdampingan satu sama lain. Kesatuan pada keseluruhan karya terlihat dari objek-objek yang mendukung satu sama lain saling mengikat sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Keseimbangan pada


(4)

146

keseluruhan karya ini sudah sangat pas antara objek-objek bagian atas dengan objek-objek bagian bawah. Dominasi bidang kosong menjadikan titik fokus pada karya ini menjadi semakin unik. Irama terjadi pada setiap bagian karya terlihat dari beberapa pengulangan objek-objek yang terdapat pada karya tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penciptaan dan simpulan mengenai abstrak suprematisme sebagai gagasan berkarya seni patung dengan media kayu, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Dalam pembelajaran membuat patung abstrak, media kayu dengan konsep puzzle ini bisa dijadikan alternatif media agar pembelajaran lebih menarik untuk siswa.

2. Perlu dilakukan penciptaan mengenai abstrak suprematisme sebagai gagasan berkarya seni patung dengan media-media lainnya.


(5)

Nurhafiz, 2015

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Brommer, Gerald F. (1968). Wire Sculpture and Other Three-Dimensional Construction. Massachusetts : Davis Publications, Inc.

Kamaril, Cut. (2007). Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kartika, Dharsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayana Sains

Meilach, Dona dan Don Seiden. (1966). Direct Metal Sculpture. New York : Crown Publishers, Inc.

P3HH. (2008). Petunjuk Praktis Sifat-Sifat Dasar Jenis Kayu Indonesia. ISWA

Prawira, Nanang Ganda. (2009). Benang Merah Seni Rupa Modern. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.

Robert dan Joan Dawson. (1974). Sculpture with Simple Materials. California : Lane Books.

Susanto, Mikke. (2011). Diksi Rupa. Yogyakarta : Dicti Art Lab & Djagad Art House.

Utomo, Cipto. (1987). Dasar-dasar Mematung. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

B. Sumber Jurnal

Deny, M. (2009). Suprematism of Malevich. 3 (1), hlm. 23-32.

Sucitra, I. G. A. (2014). Dialektika estetika seni rupa kontemporer Bali melalui karya upadana dan valasara. Journal Of Urban Society’s Arts, 14 (1), hlm. 57-73.


(6)

157

C. Sumber Skripsi

Wiguna, Saksi Satria. (2012). Karya Patung Abstrak Berbahan Kawat. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

D. Sumber Internet

Ahira, Anne. (2013). Jenis-jenis Patung. [Online]. Diakses dari http://www. anneahira.com/jenis-jenis-patung.htm.

Amelia, Ayu. (2012). Seni Patung. [Online]. Diakses dari http://ayuamelia agustin.blogspot.com/2012/05/seni-patung.html.

Dewi, Intan. (2013). Proses Pembuatan Karya Seni Patung. [online]. Diakses dari http://abdulintan.blogspot.com/2013/02/proses-pembuatan-karya-seni-patung.html.

Handoko, Seto. (2013). Patung1. [Online]. Diakses dari http://setohandoko. blogspot.com/p/patung1.html.

Juniar, Donni Ryan. (2011). Seni 3 Dimensi. [Online]. Diakses dari http://doriju7697.wordpress.com/2011/10/06/seni-3-dimensi/.

Mudjiman, Mon. (2006). Pengetahuan Bahan 1. [Online]. diakses dari http://isisenimurni.blogspot.com.

Seni Rupa : Jenis-Jenis Kayu Untuk Karya Kriya Kayu. [Online]. Diakses dari http://blog-senirupa.tumblr.com/post/59938063031/jenis-jenis-kayu-untuk-karya-kriya-kayu.