KONTRIBUSI POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN BIMBINGAN GURU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK USIA DINI: Studi Analitik Deskriptif Terhadap Anak Kelompok B di TK Kecamatan Serang).

(1)

KONTRIBUSI POLA KOMUNIKASI ORANG TUA

DAN BIMBINGAN GURU TERHADAP PERILAKU

KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

(Studi Analitik Deskriptif Terhadap Anak Kelompok B di TK Kecamatan Serang)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

R E B U D I N

NIM: 0704908

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd.

NIP. 196510011998022001

Pembimbing II

H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.


(3)

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. NIP. 195306121998031003


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Kontribusi Pola

Komunikasi Orang Tua dan Bimbingan Guru Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini” (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Anak

Kelompok B di TK Kecamatan Serang Kota Serang). Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 1 Agustus 2009 Yang membuat pernyataan

R E B U D I N NIM. 0704908


(5)

Kontribusi Pola Komunikasi Orang Tua dan Bimbingan Guru terhadap Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik di TK

Kelompok B Se-Kecamatan Serang) Rebudin NIM: 0704908

ABSTRAK

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberi perhatian, kasih sayang, perlindungan terhadap anak-anak. Semua perhatian tersebut pada dasarnya agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan cerdas, terampil, kreatif sehat jasmani dan rohani serta memiliki perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

Penelitian ini berangkat dari pengamatan kejadian sehari-hari anak usia dini yang menunjukkan penyimpangan perilaku-perilaku keagamaan yang tidak diharapkan di antaranya; kurang menghormati orang tua, guru, dan orang lain, suka menentang orang tua kalau disuruh mengerjakan sesuatu yang baik, makan dengan tangan kiri, mengucapkan kata-kata kotor, kencing disembarang tempat, tidak membaca do’a ketika mau makan dan minum, tidak pernah mengucapkan salam ketika mau berangkat ke sekolah/keluar dan sebagainya. Penyimpangan tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja karena ini merupakan penyimpangan awal proses terjadinya perilaku keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Bimbingan untuk membantu perkembangan perilaku keagamaan anak usia dini dilakukan dengan berorientasi dan memperhatikan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi perilaku keagamaan anak, yaitu pola komunikasi orang tua yang diterapkan di rumah serta bimbingan yang diberikan guru di TK.

Untuk mengetahui kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru dilakukan penelitian deskriptif korelasional. Besarnya kontribusi variabel pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini dilakukan dengan mengetahui determinasinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pola komunikasi orang tua terhadap perilaku keagamaan anak usia dini dinyatakan dengan koefisien determinasi sebesar 52,30 % yang berkontribusi positif yang sigifikan cukup, kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak anak usia dini dinyatakan dengan koefisien determinasi sebesar 55,40 % yang berarti kontribusi positif yang signifikan cukup, dan kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini dinyatakan dengan koefisien determinasi sebesar 61,90 % yang berkontribusi positif yang signifikan cukup.

Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang penulis sampaikan, bahwa pola komunikasi orang tua, bimbingan guru dan perilaku keagamaan anak secara bersama-sama berkontribusi positif terhadap perilaku keagamaan anak, namun ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi perilaku keagamaan anak yaitu faktor lingkungan keluarga seperti pola asuh orang tua. Untuk mengetahui seberapa


(6)

besar kontribusi lingkungan keluarga (pola asuh orang tua) terhadap perilaku keagamaan anak perlu penelitian lebih lanjut.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang bergelar “al-Amin”, berserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir jaman.

Sesungguhnya masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur, paling panjang, dan paling dominan bagi seorang pendidik, untuk menanamkan norma-norma yang mapan serta arahan yang menjiwai/menyentuh hati anak. Apabila masa ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik secara maksimal dengan sebaik-baiknya, tentu harapan yang besar untuk berhasil akan mudah diraih pada masa mendatang, sehingga kelak sang anak akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang yang bertanggung jawab dalam berbagai macam tantangan serta iman yang kokoh.

Kedudukan anak bagi orang tua menjadi sebuah amanah dari Allah SWT yang harus dibimbing dan dididik sesuai dengan potensi yang dimilikinya, mengingatkan bahwa anak dari perut ibumu dalam keadaan tidak mempunyai pengetahuan apapun, tapi telah dibekali alat pendengaran, penglihatan dan alat berfikir dan berperasaan yaitu ‘afidah. Namun anak yang dilahirkan itu bukan berarti kosong tanpa potensi yang telah diberikan Allah SWT. Anak yang dilahirkan sudah dibekali fitrah yang telah Allah SWT Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat “laten”. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan anugerahkan kepadanya sejak sebelum lahir.

Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Efektif


(7)

tidaknya suatu kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan penggunaan kata-kata atau kalimat dalam mengungkapkan sesuatu. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui pengguna bahasa dalam bentuk kata-kata yang merangkai kalimat, tepat tidaknya penggunaan kata-kata-kata-kata yang merangkai kalimat, menjadi faktor penentu kelancaran komunikasi.

Guru juga melalui bimbingannya akan sangat berperan pada perilaku keagamaan anak usia dini. Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, bimbingan guru dalam menanamkan perilaku keagamaan kepada diri anak sangat diperlukan, karena seorang anak akan mengalami berbagai kesulitan dalam memahami dan menerapkan perilaku keagamaan tersebut.

Dalam penulisan tesis ini penulis sudah berusaha seoptimal mungkin, namun penulis menyadari masih jauh dari sempurna baik mengenai tulisan, metodologi, maupun sistematika penulisannya, oleh karena itu penulis mohon masukan yang konstruktif dan kontribusinya kepada penulis, agar masa yang akan datang lebih baik sebagai obat penawar perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis adalah semoga tesis ini bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi masyarakat cinta terhadap pendidikan.

Bandung, Agustus 2009 Penulis,


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dorongan untuk penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih tersebut terutama penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dengan penuh kesabaran, ketelitian, kearifan dan keridhaan selama membimbing penulis tanpa mengenal lelah.

2. Bapak H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. ketua program studi Pendidikan Dasar dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan bimbingan, memberikan berbagai saran yang bermanfaat dan dorongan pada penulis. 3. Bapak dan Ibu dosen pada program pendidikan dasar khususnya Bapak Prof.

H. Furqon, MA., Ph.D., Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir, Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf L.N., M.Pd., Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd., Prof. Dr. H. Iim Wasliman, M.Si., M.Pd., Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd., Bachrudin Musthofa, M.A., Ph.D., Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd., Dr. Wina Sanjaya, M.Pd., Dr. H. Adang Suherman, M.Pd., Dr. Suherman, M.Pd., dan Ibu Dr. Aan Komariah, M.Pd. dengan berbagai nasihat dan ilmu yang telah diberikan selalu penulis ingat. 4. Bapak Prof. H.A. Wahab Afif, M.A. Rektor Institut Agama Islam Banten

(IAIB) Serang, yang telah memberikan izin, dorongan serta doa restunya untuk melanjutkan pendidikan S-2.

5. Bapak Muhammad Najih, M.Pd. kepala SMAN 1 Petir yang telah memberikan izin dan kelancaran studi.

6. Bapak Untung Supriyanto, M.Pd. selaku plh. kepala SMAN 1 Tunjung Teja Serang beserta guru-guru yang sering terganggu dengan ketidakhadiran penulis dalam menunaikan tugas karena kesibukan menyelesaikan studi.


(9)

7. Ibu dan Bapak orang tua Saimah dan Sufeli yang banyak memberikan doa, dorongan, dukungan serta pengorbanan yang tak terhingga dan tak tergantikan oleh apapun.

8. Ibu dan Bapak Mertua Junainah dan Ahmad Basuni, A.Ma. yang banyak memberikan bantuan dukungan serta do’a yang tak terhingga.

9. Istriku Neneng Badriah, S.Ag. serta anakku Nida Dhiyaul Haya yang dengan penuh cinta serta kesabaran, pengorbanan yang besar selama penulis kuliah banyak meninggalkan anak dan isteri, membantu proses kelancaran studi dan selalu memberikan berbagai saran serta dorongan semangat untuk penulisan tesis ini.

10. Ibu kepala sekolah dan dewan guru TK Al-Izzah Serang, TK Al-Manar Serang, TK Kartika Siliwangi Serang, TK YWKA Serang, TK Al-Huda Serang, TK Namira Serang, TK Firdaus Serang, TK Widya Cendekia Serang, TK Al-Jauharotunnaqiyyah Serang dan TK Ihsaniyah Serang, tempat penulis melakukan penelitian dan uji coba penelitian, terganggu selama kehadiran penulis.

11. Teman-teman pendidikan dasar terutama Pak Nandang Kosim (Pandeglang), Pak Nana Suryana (Tasikmalaya), Pak Solihin (Tasikmalaya), Pak Muchamad Rifki (Subang), Pak Asep Ediana Latip (Cianjur), Pak Dindin Ridwanudin (Tasikmalaya), Pak Abdul Aziz Hamdani (Ciamis), Pak H. Wawan Khairul Anwar (Ciamis), Pak Ade Ridwan Tabroni (Sukabumi), Pak Ii Wahyudin (Pandeglang), Bu Rini Endah Sugiharti (Garut) banyak canda dan tawa selama diperkuliahan dan dikosan yang telah memberikan bantuan serta semangat dalam penulisan tesis ini.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Teriring do’a semoga seluruh amal baik semuanya dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan kelimuan penulis, bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin.


(10)

Bandung, Agustus 2009 Penulis,

R E B U D I N

NIM. 0704908

DAFTAR ISI

hal.

LEMBAR PENGESAHAN ………... i

PERNYATAAN ……….. iii

ABSTRAK ……….. iv

KATA PENGANTAR ……….... v

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ………. 1

B.Rumusan Masalah ………... 6

C.Tujuan Penelitian ………... 7

D.Kegunaan Penelitian ………... 8

E. Asumsi Dasar Penelitian ………... 9

F. Definisi Operasional Variabel ……… 10

G.Hipotesis ………. 11

H.Metode Penelitian ………... 12

I. Lokasi dan Sampel Penelitian ………... 13

BAB II KERANGKA TEORETIS A.Hakikat Anak Usia dini ……….. 15

B.Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini ………. 17


(11)

D.Pola Komunikasi Dalam Keluarga……….. 55

E. Aneka Komunikasi Dalam Keluarga………... 59

F. Konsep Bimbingan Guru………. 76

G.Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Bimbingan di TK ………. 84

H.Penelitian Terdahulu yang Relevan ……… 91

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Metode Penelitian ………... 93

B.Tempat dan Sumber Data Penelitian………... 95

C.Populasi dan Sampel Penelitian………... 96

D.Pengembangan Instrumen Penelitian………... 99

E. Teknik Pengumpulan Data……….. 106

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………... 107

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ………... 111

B.Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 133

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan………... 156

B.Rekomendasi……… 158

DAFTAR PUSTAKA………... 160 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi Penelitian ……… 96 Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian ………. 99 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……….. 100 Tabel 4.1 Deskripsi Data Variabel Pola Komunikasi Orang Tua …… 112 Tabel 4.2 Pedoman Interpretasi Variabel Pola Komunikasi Orang

Tua ……… 113

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Pola Komunikasi Orang Tua ….. 113 Tabel 4.4 Deskripsi Aspek Pola Komunikasi Orang Tua ………. 114 Tabel 4.5 Deskripsi Data Variabel Bimbingan Guru ………... 117 Tabel 4.6 Pedoman Interpretasi Variabel Bimbingan Guru …………. 118 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Bimbingan Guru ………. 118 Tabel 4.8 Deskripsi Aspek Bimbingan Guru ……… 119 Tabel 4.9 Deskripsi Data Variabel Perilaku Keagamaan Anak ……… 122 Tabel 4.10 Pedoman Interpretasi Variabel Perilaku Keagamaan Anak 123 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Keagamaan Anak ……. 123 Tabel 4.12 Deskripsi Aspek Perilaku Keagamaan Anak ……… 124


(13)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1 Histogram frekuensi skor pola komunikasi orang tua …….. 114 Tabel 4.2 Histogram ferkuensi skor bimbingan guru ………... 119 Tabel 4.3 Histogram frekuensi perilaku keagamaan anak ……… 124


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi:

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi pendidikan di atas, menjelaskan bahwa upaya pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak saja, akan tetapi diarahkan pula kepada pengembangan manusia Indonesia yang memiliki kepribadian yang mantap dan menyeluruh baik dalam aspek fisik, psikis, sosial, maupun moral, relegius yang terorganisasi secara harmonis.

Secara eksplisit UU No. 20 tahun 2003 mengamanatkan dengan tegas perlunya penanganan pendidikan anak usia dini di tanah air. Disebutkan dalam pasal 1 butir 14 bahwa:

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memegang peranan yang sangat penting dalam rangka meletakkan dasar-dasar


(15)

2

perkembangan anak yang keberhasilannya akan sangat mempengaruhi perkembangan berikutnya hingga usia dewasa.

Kejayaan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kesanggupan bangsa tersebut dalam menyiapkan generasi masa datang dalam menyambut perubahan dunia. Untuk menyiapkan generasi masa datang yang berkualitas dan memiliki daya saing antar bangsa yang unggul maka PAUD harus dikelola secara profesional. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang manusia. PAUD merupakan peletak dasar pertumbuhan perkembangan fisik, sosioemosional bahasa, dan komunikasi sesuai dengan keunikan perkembangan anak usia dini.

Keberadaan pendidikan anak usia dini sebagai pendidikan yang sangat fundamental sudah diakui secara internasional. Para pakar tumbuh-kembang anak di seluruh dunia mengakui bahwa masa usia dini merupakan masa emas dan peletak dasar (pondasi awal) bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Anak usia dini dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Anak belum mengetahui tatakrama, sopan-santun, aturan, agama, etika, norma, dan berbagai hal tentang dunia, anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya, agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat agar mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia.

Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh (holistik)


(16)

3

sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan anak usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, yakni agama memiliki dasar-dasar aqidah yang baik sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif. (Sholehuddin, 2000: 56).

Anak lahir telah dibekali Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berbagai potensi genetis, tetapi lingkungan memberi peran yang sangat besar dalam pembentukan sikap, perilaku, kepribadian, dan pengembangan kemampuan anak. Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah kewajiban para pendidik, yakni orang tua dan guru. (Farozin, 2007: 4)

Sejalan dengan pernyataan di atas, menurut Arnold Gessel (1968) dalam Yusuf, (2007: 161) anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan Ketuhanan. Perasaan ini sangat memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan pada usia ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan periode berikutnya.

Pengetahuan anak tentang agama terus berkembang berkat, mendengarkan ucapan-ucapan orang tua, melihat sikap dan perilaku orang tua dalam mengamalkan ibadah, dan pengalaman serta meniru ucapan dan perbuatan orang tuanya. Seiring dengan perkembangan intelektualnya yang terungkap dalam kemampuan berbahasa, yaitu sudah dapat membentuk kalimat, mengajukan pertanyaan dengan kata-kata apa, siapa, di mana dan ke mana, maka pada usia ini


(17)

4

anak sudah dapat diajarkan mengucapkan syahadat, bacaan dan gerakan shalat, do’a-do’a dan mengenalkan al-Qur’an.

Di samping mengajarkan hal-hal di atas, kepada anak pun diajarkan atau dilatih tentang kebiasaan-kebiasaan melaksanakan akhlakul karimah, seperti mengucapkan salam, membaca basmalah pada saat akan mengerjakan sesuatu, membaca hamdalah pada saat mendapat kenikmatan dan setelah mengerjakan sesuatu, menghormati orang lain, memberi shadaqoh, memelihara kebersihan dirinya sendiri.

Sebagai umat beragama, orang tua dan guru memiliki kewajiban untuk menanamkan dasar-dasar agama yang lurus kepada anak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Diyakini bahwa ajaran agama merupakan sumber rujukan nilai yang fundamental baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai aqidah sejak usia dini merupakan hal yang esensial bagi pengembangan anak sebagai makhluk yang beragama.

Diperlukan suatu komunikasi dalam keluarga yang dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua, atau dari anak ke anak. Awal terjadinya komunikasi karena ada sesuatu pesan yang ingin disampaikan. Siapa yang berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan berpeluang untuk memulai komunikasi. Yang tidak berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan cenderung menunda komunikasi. Pola komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua. Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan tercipta pola asuh yang baik, (Yusuf, 2007: 177).


(18)

5

Dari hasil pengamatan sehari-hari pada anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) di wilayah kecamatan Serang, bentuk perilaku keagamaan mereka belum menggembirakan dan belum menunjukkan perilaku-perilaku yang tidak diharapkan. Anak sering menunjukkan perilaku-perilaku keagamaan yang sangat minim atau jauh dengan apa yang diharapkan oleh ajaran agama itu sendiri, hal ini ditujukan oleh perilaku-perilaku mereka di lapangan, misalnya, masih ditemukan mereka yang bertutur kata kurang sopan dan tidak baik diucapkan, baik terhadap orang tuanya, belum terbiasa mengucapkan salam ketika bertemu, ketika bertamu, menyapa teman dengan sapaan “si”, perilaku-perilaku keagamaan tersebut belum mewarnai dalam aktivitas kehidupan anak sehari-hari. Disebabkan oleh pola komunikasi orang tua yang kurang sosialisasi dan paham terhadap perilaku-perilaku keagamaan. Betapa pentingnya pola asuh orang tua dalam keluarga, dalam upaya untuk mendidik anak. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil dengan baik jika pola komunikasi yang tercipta didasari dengan cinta dan kasih sayang, keteladanan, keterbukaan, kejujuran, saling percaya, dengan memposisikan anak sebagai subyek yang harus dibina, dibimbing, dan dididik, dan bukan sebagai objek semata.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh dengan kasih sayang, kejujuran, ucapan/perkataan, keharmonisan dalam rumah tangga, pembiasaan, kebersamaan, dan rasa memiliki serta pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan


(19)

6

faktor yang kondusif, untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. http://id.wikipedia.org/wiki/paud.

Melihat fenomena sekarang ini, anak sedang dilanda guncangan hebat berbagai persoalan mengenai anak-anak di jaman sekarang terutama perilaku-perilaku yang kurang sopan-santun, tatakrama, etika yang bertentangan dengan tuntunan ajaran agama. Kondisi ekonomi yang lemah diperparah pendidikan ibu yang rendah, menyebabkan randahnya kualitas asuhan terhadap anak usia dini. Banyak ibu yang tidak tahu bagaimana cara mengasuh, mendidik, pendidikan agama, dan sebagian lagi tidak sempat mendidik, merawat, membaca buku, dikarenakan kesibukannya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, inilah yang sangat menghawatirkan bila tidak teliti inilah yang menjadi keresahan peneliti. Maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:

”KONTRIBUSI POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN

BIMBINGAN GURU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK USIA DINI” (Studi Deskriptif Analitik terhadap Anak Kelompok B di TK

Kecamatan Serang Kota Serang)

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitian, masalah utama tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagaimana berikut:


(20)

7

1. Bagaimana gambaran pola komunikasi orang tua, bimbingan guru, dan perilaku keagamaan anak usia dini di TK Kecamatan Serang?

2. Seberapa besar kontribusi pola komunikasi orang tua terhadap perilaku keagamaan anak TK di Kecamatan Serang?

3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak TK di Kecamatan Serang?

4. Seberapa besar kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak TK di Kecamatan Serang?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran pola komunikasi orang tua, bimbingan guru, dan perilaku keagamaan anak usia dini di TK Kecamatan Serang.

2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pola komunikasi orang tua terhadap perilaku keagamaan anak TK di Kecamatan Serang.

Pola Komunikasi Orang Tua Variabel (X1)

Bimbingan Guru Variabel (X2)

Perilaku Keagamaan Anak TK Variabel (Y)


(21)

8

3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak TK di Kecamatan Serang.

4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak TK di Kecamatan Serang.

D.Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan atau manfaat secara teoritis, yaitu:

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan kajian dan informasi tentang pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru serta perilaku keagamaan anak usia dini atau Taman Kanak-kanak.

2. Mengembangkan konsep-konsep yang ada dalam pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru dengan perilaku keagamaan anak.

Adapun secara praktis, yaitu:

1. Sebagai masukan bagi pengelola dan mengembangkan program pendidikan anak usia dini atau Taman Kanak-Kanak (TK).

2. Sebagai masukan bagi pengelola anak usia dini atau Taman Kanak-Kanak khususnya dalam upaya meningkatkan perilaku keagamaan anak.

3. Sebagai masukan bagi guru Taman Kanak-Kanak dalam melaksanakan perannya sebagai pembimbing agar dapat memaksimalkan penanaman perilaku keagamaan anak.


(22)

9

E. Asumsi Dasar Penelitian

Rencana penelitian ini didasarkan pada asumsi atau anggapan dasar sebagai berikut:

1. Pola komunikasi orang tua, yaitu hubungan kontak antara manusia, baik individu maupun kelompok, komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak, dari anak ke orang tua, dan dari anak ke anak. Awal terjadinya komunikasi karena adanya suatu pesan yang ingin disampaikan. Siapa yang berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan berpeluang untuk memulai komunikasi, yang tidak berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan cenderung menunda komunikasi. (Djamarah, 2004: 2).

2. Bimbingan guru adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. (Sukardi, 2008: 37)

3. Perilaku keagamaan anak, masa prasekolah atau usia Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan masa yang paling subur untuk menanamkan rasa agama kepada anak, usia pertumbuhan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama, melalui pendidikan dan perlakuan dari orang tua dan guru. Keyakinan orang tua dan guru TK akan mewarnai pertumbuhan agama pada anak. (Daradjat, 2000: 111).


(23)

10

F. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari munculnya penafsiran yang keliru terhadap istilah yang diteliti, maka istilah-istilah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pola komunikasi orang tua adalah komunikasi berpola stimulus-respons model komunikasi yang masih terlihat dalam kehidupan keluarga. Komunikasi seperti ini sering terjadi pada saat orang tua mengasuh seseorang bayi. Orang tua lebih aktif dan kreatif memberikan stimulus (rangsangan), sementara bayi berusaha memberikan respons (tanggapan). Adapun model-model pola komunikasi orang tua adalah model Stimulus-Respons (S-R), dan Model Intraksional. Dengan indikator sebagai berikut: (a) komunikasi dengan anak, (b) interaksi orang tua dengan anak, (c) memberikan motivasi pada anak, (d) kontrol orang tua terhadap anak, (e) perhatian dan kasih sayang orang tua, (f) pemberian pemahaman, (g) dan merespon sikap anak (Djamarah, B, 2004, Ramayulis, 2006, Ekomadyo, 2005, Sauri, S. 2006, Mafri Amir, 1999).

2. Bimbingan guru adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam membantu perkembangan anak secara optimal. Bimbingan guru yang diberikan meliputi layanan dengan indikator sebagai berikut:. (a) pemahaman anak, (b) pemberian informasi terhadap anak, (c) pemberian nasihat, (d) bantuan penempatan, (e) bantuan pemecahan masalah, dan (f) memberikan bantuan pembiasaan. (Ernawulan, 1999, 2005, Yusuf, S, 2008, Nurihsan, J. 2006, Surya, Moh. 1989, Prayitno dan Amti, 2004).

3. Perilaku keagamaan anak usia dini adalah suatu sikap, tindakan, perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan atas dasar keyakinan atau tuntunan agama


(24)

11

yang membentuk sebuah perilaku melalui pembiasaan. Di Taman Kanak-Kanak, pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar-dasar agama, agar anak menjadi warga negara yang baik, dengan indikator sebagai berikut: (a) berdo’a, dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan, (b) melakukan ibadah sesuai aturan menurut keyakinannya, (c) mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan, (d) berperilaku sopan santun, (e) membedakan perbuatan yang benar dan salah, (f) bersikap/berperilaku saling hormat menghormati. (Daradjat, Z, 1999, 2000, Ramayulis, 2000, Yusuf, S, 2005, 2007, Sauri, S, 2006, dan Jalaludin, 2008, Anwar, 2007, Indah et, al, 2003, Purwanto, M. 2004).

G.Hipotesis

Hipotesis menurut Furqon, (1997: 14) adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Atas dasar rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis dalam rencana penelitian ini sebagai berikut:

1. Ho : Tidak terdapat kontribusi positif yang signifikan antara variabel pola

komunikasi orang tua (X1) terhadap variabel perilaku keagamaan

abak usia dini (Y).


(25)

12

komunikasi orang tua (X1) terhadapat perilaku keagamaan anak usia

dini (Y).

2. Ho : Tidak terdapat kontribusi positif yang signifikan antara variabel

bimbingan guru (X2) terhadap variabel perilaku keagamaan abak usia

dini (Y).

Ha : Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara variabel bimbingan

guru (X2) terhadapat perilaku keagamaan anak usia dini (Y).

3. Ho : Tidak terdapat kontribusi positif yang signifikan antara variabel pola

komunikasi orang tua (X1) dan bimbingan guru (X2) secara

bersama-sama terhadap perilaku keagamaan anak usia dini (Y).

Ha : Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara variabel pola

komunikasi orang tua (X1) dan bimbingan guru (X2) secara

bersama-sama terhadap perilaku keagamaan anak usia dini (Y).

H.Metode Penelitian.

Dalam penelitian tentang kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini, peneliti melakukan berbagai metode dan pendekatan dalam penelitiannya. Di antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan pendekatan penelitian deskripstif, yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif (descriptive research), suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada (Syaefudin, 2007: 77). Metode penelitian yang


(26)

13

memusatkan perhatian pada fenomena yang terjadi pada saat dimana peneliti ini berusaha untuk membuat deksripsi fenomena, tidak mengadakan manipulasi pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya.

Rencana penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan penafsiran. Penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif (Syaefudin, 2007: 6). Perolehan data yang berupa skor dari alat pengumpul data diolah dengan pendekatan kuantitatif sehingga ditemukan kesimpulan dan penafsiran hubungan/kontribusi antara variabel bebas (X1, X2) dan variabel terikat (Y).

I. Lokasi dan Sampel Penelitian. 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini dilakukan di Taman Kanak-Kanak (TK) Kecamatan Serang Kota Serang yang terdiri dari 10 TK yang tersebar dibeberapa kelurahan Kecamatan Serang Kota Serang. Penelitian ini tertarik melakukan penelitian di Taman Kanak-Kanak (TK) ini karena memperhatikan beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian. Di antaranya bahwa di Kecamatan Serang ini termasuk masyarakat yang agamis, terbukti dengan ada banyaknya lembaga pendidikan formal dan non formal yang berlabel nama agama seperti TK Al-Manar, TK Al-Izzah, TK Firdaus, TK Ihsaniyah dan sebagainya.


(27)

14

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian yang dijadikan populasi adalah keseluruhan anak-anak yang berada di Taman Kanak-Kanak (TK) kecamatan Serang Kota Serang yang terdiri dari 10 sekolah TK dengan jumlah populasi sebesar 299 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel atau pengambilan sampel jika obyek penelitian kurang dari 100 maka diambil semua, dan obyek penelitian lebih dari 100 maka dapat diambil sampel penelitian antara 10 % - 15 % atau 20 % - 15 % dan seterusnya. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Penentuan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Penelitian dengan menggunakan sampel ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian terhadap populasi, kecuali kalau jumlah populasinya sedikit atau lingkupnya sempit (Arikunto, 2002: 112).

Adapun sampelnya dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebesar 10 % dari populasi yaitu (299) orang yaitu sekitar 75 responden. Agar sampel yang diambil itu dapat mewakili dan dapat dipertanggungjawabkan seluruh populasi, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan sampel acak (random sampling).


(28)

93

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian analisis deskriptif, artinya penelitian ini berusaha memperoleh informasi dari keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian ini ditempuh untuk mengetahui kontribusi pola komunikasi orang tua (X1), dan bimbingan guru (X2), terhadap perilaku

keagamaan anak usia dini (Y).

Penelitian ini menggunakan teknik survei, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi (Sukmadinata, 2008: 82).

Sependapat yang dikemukan oleh Kerlinger (1996) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. (Riduwan, 2008: 49).

Pemilihan teknik survei dalam penelitian ini dengan alasan penulis akan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat karena menggunakan sampel yang


(29)

94

refresentatif, yaitu memberikan gambaran tentang bagaimana pola komunikasi orang tua, dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini di kecamatan Serang kota Serang.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan, dimana penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau fenomena tersebut secara cermat. (Hadjar, 1996: 274).

Rencana pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, kuesioner atau angket dan observasi. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi obyektif di lapangan penelitian, yaitu jumlah guru dan jumlah anak Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang. Angket adalah komunikasi tertulis dari sumber data, yang digunakan untuk mengungkap pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru, sedangkan observasi digunakan untuk mengungkap perilaku keagamaan anak usia dini. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara


(30)

95

nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan penafsirannya.

B.Tempat dan Sumber Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Serang Kota Serang. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah orang tua dan guru Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang. Data dari orang tua berkenaan dengan bagaimana pola komunikasi orang tua; komunikasi dengan anak, interaksi orang tua dengan anak, memberikan motivasi pada anak, kontrol orang tua terhadap anak, perhatian dan kasih sayang orang tua, pemberian pemahaman, dan merespon sikap anak.

Sedangkan data yang diperoleh dari guru, yaitu berkenaan dengan bagaimana bimbingan guru diberikan kepada anak di sekolah yang dirasakan dan dipengaruhi oleh; pemahaman anak, pemberian informasi terhadap anak, pemberian nasihat, bantuan penempatan, bantuan pemecahan masalah, dan pembiasaan dalam menanamkan perilaku keagamaan pada anak.

Perilaku keagamaan anak meliputi dapat berdo’a dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan, mengenal ibadah secara sederhana, mengenal dan menyangi ciptaan Tuhan, memliki sopan santun dan mengucapkan salam, dapat membedakan perbuatan yang benar dan salah, saling menghormati sesama orang tua, guru dan teman.


(31)

96

C.Populasi dan Sampel.

1. Populasi Penelitian.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, (Arikunto, 2002: 108). Sedangkan menurut Sugiyono, (2008: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Maka populasi dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang yang seluruhnya berjumlah 299 orang yang tersebar pada 10 Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang (data terakhir cabang dinas pendidikan kecamatan Serang) yang semuanya berstatus swasta seperti tercantum pada tebel di bawah ini.

TABEL 3.1

JUMLAH ANGGOTA POPULASI PENELITIAN

No Nama TK Jumlah Siswa Jumlah

L P

1 TK Al-Izzah 34 26 60

2 TK Al-Manar 11 19 30

3 TK YWKA 18 22 40

4 TK Kartika Siliwangi 19 20 40

5 TK Al-Huda 20 16 36

6 TK Namira 9 6 15

7 TK Widya Cendekia 9 7 16

8 TK Al-Jauharotunnaqiyah 9 12 21

9 TK Firdaus 8 9 17

10 TK Ihsaniyah 12 13 25


(32)

97

2. Teknik Pengambilan Sampel

Dari populasi sebeasar 299 orang tersebut, selanjutnya ditetapkan besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan Akdon, (2007: 241) bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini teknik yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu cara pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan populasi tersebut, karena anggoya populasi dianggap homogeny. Oleh karena itu, populasinya telah diketahui, maka rumus yang digunakan untuk pengambilan sampelnya adalah rumus dari Taro Yamane (Riduwan dan Akdon, 2007: 249-152).

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel atau pengambilan sampel jika obyek penelitian kurang dari 100 maka diambil semua, dan obyek penelitian lebih dari 100 maka dapat diambil sampel penelitian antara 10 % - 15 % atau 20 % - 15 % dan seterusnya. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Penentuan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Penelitian dengan menggunakan sampel ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian terhadap populasi, kecuali kalau jumlah populasinya sedikit atau lingkupnya sempit (Arikunto, 2002: 112).

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subyek atau obyek penelitian, (Sukmadinata, 2007: 252). Sampel yang secara nyata akan diteliti sangat refresentatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun


(33)

98

jumlahnya, maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 10 % dari populasi sebesar 299 orang.

Jumlah sampel yang ditetapkan kemudian dibagi secara proporsional menurut jumlah siswa yang ada dalam masing-masing sekolah. Dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:

1 . 2 +

= d N N n Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut di atas, bila tingkat presisinya ditetapkan sebesar 10 %, maka dapat ditetapkan jumlah sampelnya sebagai berikut:

1 . 2 +

=

d N

N

n = =

+ = 99 , 3 299 1 ) 1 , 0 ( 299 299

2 74,93 = 75 responden

Kemudian dari jumlah sampel 75 orang (responden) tersebut untuk memudahkan dalam pengumpulan data, maka akan ditentukan jumlah masing-masing sampel dari setiap Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang secara proporsional dengan rumus sebagai berikut:

n N Ni ni=


(34)

99

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka jumlah sampel dari masing-masing Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang adalah seperti tercantum dalam tabel di bawah ini:

TABEL 3.2

JUMLAH SAMPEL PENELITIAN

No Nama TK Penentuan Sampel Jumlah

1 TK Al-Izzah 60/299 x 75 = 15,05 15 responden 2 TK Al-Manar 30/299 x 75 = 7,52 8 responden

3 TK YWKA 40/299 x 75 = 10,03 10 responden

4 TK Kartika Siliwangi 40/299 x 75 = 10,03 10 responden

5 TK Namira 36/299 x 75 = 9,03 9 responden

6 TK Al-Huda 15/299 x 75 = 3,76 4 responden 7 TK Widya Cendekia 16/299 x 75 = 4,01 4 responden 8 TK Al-Jauharotunnaqiyah 21/299 x 75 = 5,26 5 responden 9 TK Firdaus 17/299 x 75 = 4,26 4 responden 10 TK Ihsaniyah 25/299 x 75 = 6,27 6 responden

JUMLAH - 75 responden

D.Pengembangan Instrumen Penelitian

Sebagaimana tersirat dalam judul penelitian ini, maka data yang diperlukan adalah Pertama, tentang pola komunikasi orang tua, Kedua, bimbingan guru, dan ketiga, perilaku keagamaan anak usia dini. Untuk menggali ketiga data tersebut, alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa kuesioner atau angket dan lembar observasi. Sebelum kuesioner dan lembar observasi dibuat, terlebih dahulu penulis menyusun kisi-kisi penelitian seperti di bawah ini:


(35)

100

TABEL 3.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

N

o Variabel Sub Variabel Indikator

No. Item (Sebelum Validasi) No. Item (sesudah Validasi) 1 Pola Komunikasi Orang Tua 1.Aneka komunikasi dalam keluarga

1.Kata-kata verbal 68, 69, 79 33

2.Kata-kata non verbal 34, 65, 66, 78 32 3.Komunikasi satu arah 28, 40, 77, 13, 38 4.Komunikasi banyak arah 16, 29, 30, 45, 14

2.Interaksi orang tua dengan anak

1. Menemani anak bermain

44, 47, 76 22, 23

2.Mengajak anak ke luar rumah

38, 59, 75 18, 37

3.dialog dengan anak 41, 70, 74 20, 36 4.membantu pekerjaan

anak

24, 57, 73 11, 35

5.mengajak anak membantu pekerjaan orang tua

9, 56, 72 4, 34

3.interaksi antara anak dengan anak

1.bermain bersama kakak dan adik

43, 46, 51, 71 21, 27

2.saling membantu antara sesama anak.

11, 14, 21, 22, 53,60,

5, 10, 28

4.interaksi orang tua, anak, dan guru

1.pengawasan dalam memilih teman

37, 50, 55, 80 17, 26

2.pemilihan alat permainan 3, 27, 31, 12 3.melatih anak mandiri 7, 10, 17, 23,

25, 62, 63

3, 8, 31

5.perhatian dan kasih sayang orang tua

1.kedekatan dengan anak 35, 36, 39,42, 49, 67,

16, 19, 25

2.membangun percaya diri anak

4, 15, 26, 7

6.pemberian pemahaman

1.arahan terhadap anak untuk berperilaku baik

1, 5, 8, 48, 54, 58, 61,64,

2, 24, 29, 30

2.nasihat terhadap perilaku anak

2,12, 13, 52, 1, 6

7.merespon sikap anak

1.tanggap terhadap perilaku anak

6, 18, 20 9

2.memenuhi kebutuhan dan harapan anak


(36)

101

N

o Variabel Sub Variabel Indikator

No. Item (Sebelum Validasi) No. Item (sesudah Validasi)

2 Bimbingan Guru 1.pemberian informasi 1. anak yang jujur, sopan, dan pintar

20, 21, 24, 25 10, 11 2.anak yang disayangi Tuhan,

orang tua, guru dan teman

30, 31, 32,33 14 3. anak yang disiplin di sekolah 18, 19, 22, 23, 26 8, 9, 12 2.pemahaman anak 1.kondisi keluarga dan

kesehatan anak

1, 2, 4, 6, 7 1, 2 2.kebiasaan dilakukan anak 3, 5, 9, 3 3.kemampuan yang dimiliki

anak

8, 10, 11, 12, 15 4, 5 4.perkembangan dalam belajar 13, 14, 16, 17 6, 7 3.penempatan 1.mempertimbangkan keadaan,

kemampuan dan minat anak

38, 43 17 2.bergabung dalam kelompok

dan kegiatan belajar yang sesuai dengan anak

28, 44, 45, 46, 50

21, 22

4.pemberian nasihat 1. menghadapi orang tua dan teman

34, 36, 41 15 2. berpakaian yang rapih dan

sopan

27, 29 13 3. perilaku sehari-hari anak 37, 39, 40 16, 18, 19 5. menghadapi guru di sekolah 71, 72, 31 6.menghadapi anak yang

berbeda dengan dirinya

35, 42, 48, 20

5.pembiasaan bantuan pada anak

1.membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan

61, 62, 78 27 2.menjaga kebersihan 79, 80 34 3.mengucapkan salam bertemu

dengan guru, orang tua, dan teman

63, 67 28

4. tertib dalam setiap kegiatan 65, 74, 75, 76, 77 33 5.membereskan alat belajar dan

mainan sendiri

49, 51 23 6.tertib dalam setiap kegiatan 47, 73 32 7.membantu anak lain 26, 70 12 6.bantuan pemecahan

masalah

1.dalam masalah kegiatan belajar

56, 57, 58 26 2.ketergantungan kepada orang

tua

52, 59 24 3.kebiasaan anak yang tidak

baik

53, 55, 60, 68, 69, 25, 30 4.terhadap anak yang

mempunyai kekurangan


(37)

102

N

o Variabel Sub Variabel Indikator

No. Item (Sebelum Validasi) No. Item (sesudah Validasi)

3 Perilaku Keagamaan Anak

1.Dapat berdoa, dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan secara sederhana

1.berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan

3, 4, 8, 15, 16, 17, 18,

2, 5

2.menyanyi lagu-lagu keagamaan yang sederhana

69, 70, 71, 73 32, 33

2.Mengenal ibadah secara sederhana menurut

keyakinannya

1.meniru pelaksanaan kegiatan ibadah secara sederhana

1, 2, 10, 11, 12, 1, 6

2.Menyebutkan waktu ibadah 21, 27, 32, 34 14 3. mengenal dan

menyayangi ciptaan Tuhan

1.menyebutkan ciptaan-caiptaan Tuhan

19, 20, 29, 30 9, 10

4.memiliki sopan santun dan mengucapkan salam

1.mengucapkan salam

28, 33, 37, 39, 40, 59

15, 16

2.berbahasa sopan dalam berbicara

25, 36, 38, 12 3.berterima kasih jika

memperoleh sesuatu

35, 68, 72, 31 4.tidak mengganggu teman

yang sedang melakukan kegiatan

9, 13, 14, 24, 31, 43, 48, 56, 57,

7, 8, 13, 18, 21

5.berjabatan tangan /menyalami orang tua, guru dan teman

41, 64 17

5.dapat membedakan perbuatan yang benar dan salah

1.menyebutkan mana yang benar dan salah

6, 26, 55 3

2.menunjukkan perbuatan yang benar dan salah

5, 7, 47, 49, 50, 51, 52, 54,

4, 22, 23, 24

6.mulai dapat bersikap/berperilak u saling hormat-menghormati

1.mendengarkan orang tua dan/ teman berbicara

22, 23, 60, 62, 63, 11, 27

2.mendengarkan guru dan teman bicara

42, 53, 25 3.berbahasa sopan dan bermuka

manis

65, 66 28, 29 4.menyapa teman dan orang

lain

58, 61 26 5. bermain dengan teman (tidak

bermain sendiri)

44, 45, 46, 67 19, 20, 30

Berdasarkan fokus masalah penelitian, terdapat tiga instrument penelitian, yaitu instrument untuk menjaring: (1) pola komunikasi orang tua, (2) bimbingan guru, dan (3) perilaku keagamaan anak.

Instrumen penelitian untuk menggali data tentang pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru berupa kuesioner yang disusun dengan dengan tiga


(38)

103

alternatif jawaban, yaitu “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, “jarang”, dan “tidak pernah”. Penyekoran kuesioner tersebut, mengacu pada bentuk pertanyaan/pernyataan yang diajukan, yaitu selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang = 2, dan tidak pernah = 1.

Sebaliknya, jika pertanyaan/pernyataan beroerientasi negatif, maka penyekorannya terbalik, yaitu: selalu = 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, jarang = 4, dan tidak pernah = 5.

Sedangkan instrument untuk menggali data tentang perilaku keagamaan anak usia dini berupa pedoman observasi yang disusun dengan dua alternatif jawaban, yaitu “sering”, “selalu”, “kadang-kadang”, “jarang”, dan “tidak pernah”. pertanyaan/pernyataan negatif, penyekorannya terbalik, yaitu sering = 5, selalu = 4, kadang-kadang = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1.

Sebelum penelitian dilaksanakan dengan sesungguhnya, terlebih dahulu instrument yang telah disusun, ditimbang (dijudgement) oleh dua orang ahli dengan tujuan untuk memenuhi syarat instrument yang memadai. Setelah dijudgement, instrument diperbaiki, kemudian dilakukan uji coba yang bertujuan untuk mengetahui kualitas instrument. Kualitas instrument sebagai alat pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu valid atau sahih dan reliabel atau ajeg (Nasution, 1987: 100). Validitas dan reliabilitas dalam suatu penelitian merupakan aspek yang sangat penting. Oleh karena itu, membuat instrument yang valid dan reliabel harus mendapat perhatian setiap peneliti. suatu alat ukur dikatakan valid, bila alat itu dapat mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Untuk menguji validitas alat ukur, dilakukan dengan cara


(39)

104

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor totalnya. Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan dengan teknik belah dua dengan cara mengkorelasikannya dan diolah dengan menggunakan SPSS 17,0 for windows yaitu dengan Guttman Split Half Coefficient.

Uji coba instrumen penulis lakukan kepada 30 anak TK Al-Furqon Jl. Banten No. 27 Unyur Serang. Setelah data ketiga variabel yang diujicobakan terkumpul, kemudian diinventarisasi jawabannya dan diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap nomor item, maka angka koefisien korelasi yang diperoleh, yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung)

dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan tertentu. Kajian pengujian

adalah jika nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat

dipakai. Sebaliknya bila r hitung < dari nilai r tabel, maka validitas item tersebut

dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipakai.

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen dari ketiga variabel dapat deskripsikan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian validitas item instrumen dengan menggunakan SPSS 17,0 for

windows, dari 80 item instrumen pola komunikasi orang tua, 38 dinyatakan

valid sisanya sebanyak 42 item dinyatakan tidak valid. Sedangkan hasil pengujian reliabilitas dengan SPSS 17,0 for windows diperoleh nilai korelasi

Gutman Spil Half Coefisien = 0,911. Berarti korelasi berada pada katagori

sangat kuat. Selanjutnya koefisien korelasi hitung (r hitung) dibandingkan


(40)

105

r tabel = 0,360. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen pola

komunikasi orang tua adalah reliabel.

2. Hasil pengujian validitas SPSS 17,0 for windows dari 80 item instrumen bimbingan guru terdapat 34 dinyatakan valid, dan sisanya sebanyak 46 item dinyatakan tidak valid. Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan SPSS

17,0 for windows diperoleh nilai korelasi Gutman Split Half Coeffisien

sebesar 0,836. Berarti korelasi berada pada katagori kuat. Selanjutnya koefisien korelasi hitung (r hitung) dibanding dengan koefisien korelasi tabel (r tabel)

diketahui r hitung = 0,836 lebih besar dari r tabel = 0,360. Dari hasil tersebut dapat

dinyatakan bahwa instrumen bimbingan guru adalah reliabel.

3. Hasil pengujian validitas dengan SPSS 17,0 for windows dari 73 item instrumen perilaku keagamaan anak usia dini terdapat 33 item dinyatakan valid, dan sisanya 40 dinyatakan tidak valid. Hasil pengujian reliabilitas intrumen dengan SPSS 17,0 for windows diperoleh nilai korelasi Gutman

Split Half Coeffisien = 0,885. Berarti korelasi berada pada katagori sangat

tinggi. Selanjutnya, koefisien korelasi hitung (r hitung) dibandingkan dengan

koefisien korelasi tabel (r tabel), ternyata r hitung = 0,885 lebih besar dari r tabel =

0,360. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa instrumen perilaku keagamaan anak usia dini adalah reliabel.

Selanjutnya melakukan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya menyusun kembali item-item instrumen yang valid dan reliabel untuk digunakan pada penelitian yang sesungguhnya, sedangkan yang tidak valid dibuang dan diabaikan. Kemudian penulis menggandakan lembaran angket dan lembar observasi yang


(41)

106

item-itemnya valid, untuk selanjutnya disebarkan kepada 10 TK se-kecamatan Serang pada tanggal 5 Juni sampai dengan 13 Juni 2009. Untuk menghindari beberapa lembaran angket dan observasi yang tidak kembali, maka penulis menyebarkan sebanyak 100 lembar angket dan observasi.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara dan sumber, selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Observasi adalah merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono, 2008: 203).

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila obyek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil. (Riduwan, 2008: 104).


(42)

107

2. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tersedia dalam angket tersebut. (Riduwan, 2008: 99).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela memberikan data yang obyektif dan cepat. (Sugiyono, 2008: 200). 3. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi obyektif

di lapangan penelitian, yaitu jumlah guru dan jumlah anak Taman Kanak-Kanak di kecamatan Serang Kota Serang.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

Setelah data dari ketiga variabel terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data yang meliputi:


(43)

108

1. Merekapitulasi jawaban angket dan lembar observasi dengan cara memberi nomor pada setiap pasangannya, menandai angket dan lembar observasi antara pernyataan positif dan pernyataan negatif untuk memudahkan dalam mengkuantifikasikan data dan memasukkan data ke dalam tabel.

2. Menguji normalitas distribusi, signifikansi koefisien regresi dan linieritas regresi serta anova.

3. Menggambarkan secara umum keadaan pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini menggunakan teknik persentase, rata-rata dan simpangan baku. Semua perhitungan dilakukan dengan program SPSS 17,0 for windows, Untuk menafsirkan gambaran umum dari pola komunikasi orang tua, bimbingan guru dan perilaku keagamaan anak usia dini menggunakan pedoman sebagai berikut:

a. > 80 % = kondusif/tinggi/baik

b. > 60 % - < 80 % = cukup kondusif/cukup tinggi/cukup. c. > 40 % - < 60 % = kurang kondusif/rendah/jelek.

d. < 40 % = tidak kondusif/sangat rendah/sangat jelek. (Purwanti, 2000: 99)

4. Menguji hipotesis, dengan menggunakan teknik statistik regresi sederhana, regresi ganda, korelasi sederhana dan korelasi ganda, masing-masing menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Rumus persamaan regresi sederhana: Ŷ = a + bx b. Rumus persamaan regresi ganda: Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2


(44)

109

r

xy

=

5. Mengkonsultasikan harga koefisien korelasi pada angka interpretasi nilai r sebagai berikut:

a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = korelasi sangat tinggi b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi

c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah

6. Menentukan koefisen determinasi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini dengan rumus:

Cd = r2 x 100 % Keterangan:

Cd = nilai koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi

7. Pengujian siginifikansi yang berfungsi untuk mengetahui makna hubungan antara variabel X1 terhadap variabel Y, dan variabel X2 terhadap variabel Y

dengan rumus:

2 1

2 r n r t

− − =

Kaidah pengujian siginifikansinya adalah jika harga t hitung lebih besar atau sama dengan harga t tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak, artinya signifikan.


(45)

110

Sebaliknya, jika harga t hitung lebih kecil dari harga t tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima, artinya tidak signifikan.

8. Analisis korelasi berganda untuk menguji hipotesis ke-3, yaitu apakah ada kontribusi dan hubungan positif yang signifikan antara pola komunikasi orang tua (X1) dan bimbingan guru (X2) terhadap perilaku keagamaan anak usia dini

(Y), dengan rumus:

Rx1 x2.Y =

9. Menguji signifikansi korelasi berganda dengan terlebih dahulu dicari F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan rumus:

Fhitung =

Keterangan:

R = nilai koefisien korelasi berganda k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel Fhitung = nilai F yang dihitung

Kaidah pengujian signifikansinya adalah jika harga F hitung lebih besar atau sama dengan harga F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak, artinya signifikan. Sebaliknya, jika harga F hitung lebih kecil dari harga F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima, artinya tidak signifikan.


(46)

156

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan penelitian mengenai kontribusi pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak usia dini di TK Kecamatan Serang Kota Serang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran pola komunikasi orang tua, bimbingan guru, dan perilaku keagamaan anak usia dini di TK kecamatan Serang, telah diupayakan dengan baik melalui aspek-aspek pola komunikasi orang tua antara lain aneka komunikasi dalam keluarga, interaksi orang tua dengan anak, interaksi antara anak dengan anak, perhatian dan kasih sayang orang tua, pemberian pemahaman, dan tanggap pada sikap anak. Bimbingan guru merupakan bantuan yang diberikan pada anak dalam memberikan pelayanan yang optimal seperti pelayanan pengumpulan data tentang anak, pelayanan pemberian informasi, pelayanan penempatan, pelayanan konseling, pelayanan evaluasi dan tindak lanjut, dan pelayanan memecah masalah yang dihadapi anak. Melalui pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru pada perilaku keagamaan anak usia dini dilakukan secara sinerjis bekerjasama (orang tua, guru dan masyarakat/pemerintah) yang kondusif yang mempunyai kewajiban untuk mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

2. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa besarnya kontribusi antara variabel pola komunikasi orang tua ( terhadap perilaku keagamaan anak (Y) yang


(47)

157

dihitung dengan koefisen korelasi adalah sebesar = 0,723. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pola komunikasi orang tua terhadap perilaku keagamaan anak adalah signifikan. Sedangkan besar kecilnya kontribusi varaiebl terhadap Y dinyatakan dengan koefisien determinasi , Artinya variabel berkontribusi terhadap Y sebesar 52,30 %, sedangkan sisanya 47,70 % ditentukan oleh variabel lain, yang berati berkontribusi positif yang signifikan cukup/sedang. 3. Besarnya kontribusi antara variabel bimbingan guru ( terhadap perilaku

keagamaan anak (Y) yang dihitung dengan koefisen korelasi adalah sebesar = 0,745. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak adalah signifikan. Sedangkan besar kecilnya kontribusi varaiebl terhadap Y dinyatakan dengan koefisien determinasi , Artinya variabel berkontribusi terhadap Y sebesar 55,40 %, sedangkan sisanya 44,60 % ditentukan oleh variabel lain, yang berati berkontribusi positif yang signifikan cukup/sedang. 4. Besarnya kontribusi antara variabel pola komunikasi orang tua ( dan

bimbingan guru ( terhadap perilaku keagamaan anak (Y) yang dihitung dengan koefisen korelasi adalah sebesar = 0,787. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pola komunikasi orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku keagamaan anak adalah signifikan. Sedangkan besar kecilnya kontribusi secara bersama-sama variabel dan terhadap Y dinyatakan


(48)

158

Artinya variabel secara bersama-sama berkontribusi terhadap Y sebesar , sedangkan sisanya 38,10% ditentukan oleh variabel lain.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini, dalam rangka meningkatkan perilaku keagamaan anak usia dini di masa yang akan datang maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada orang tua, bahwa pola komunikasi orang tua di TK kecamatan Serang telah terjalin suatu komunikasi yang baik, namun ada beberapa yang belum dimiliki oleh orang tua di antaranya perencanaan dan tujuan komunikasi yang hendak dicapai oleh orang tua belum memenuhi sasaran, komunikasi verbal yakni menggunakan bahasa lemah lembut, yang dapat menggugah perasaan anak, orang tua lebih banyak meluangkan waktunya pada anak walaupun sebentar.

2. Kepada guru bahwa bimbingan guru di TK kecamatan Serang, bahwa proses pembinaan dan bimbingan cukup baik namun ada beberapa kekurangan yaitu peningkatan pelayanan kebutahan anak dalam mengembangkan potensinya, melalui pemberian kebebasan bermain dan bergembira untuk mengembangkan daya imajinasi dan insting anak.

3. Kepada peneliti selanjutnya, bahwa pola komunikasi orang tua, bimbingan guru dan perilaku keagamaan anak secara bersama-sama berkontribusi positif terhadap perilaku keagamaan anak, namun ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi perilaku keagamaan anak yaitu faktor lingkungan keluarga


(49)

159

seperti pola asuh orang tua. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi lingkungan keluarga (pola asuh orang tua) terhadap perilaku keagamaan anak perlu penelitian lebih lanjut.


(50)

160

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, dkk. (2007). Pendidikan Anak Dini Usia. Bandung: Alfabeta.

Amir, Mafri. (1999). Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Azerrad, Jacob. (2005). Anyone Can Have Happy Child: The Simple Secred of

Positive Parenting. New York. M. Evans and Company, Inc.

Al-Istanbuli, Mahdi, M. (2006) Parenting Guide Dialog Imajiner Tentang Cara

Mendidik Anak Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Psikologi.

Jakarta: Hikmah.

Barnadib, Imam. (1983). Pemikiran Tentang Pendidikan Baru. Yogyakarta: Andi Offset.

Cangara, H. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Clark, W. (2002). Yardsicks Children in the Classroom Ages 4-14, A Rasource

for Parent and Teachers. Greenfield: Norteast Foundation for Children.

Daradjat, Z. (1999). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (2000). Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: CV. Ruhama.

Departemen Agama RI, (2000) Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta. Depdikbud, (1994). Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

Djamarah, Syaeful, B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam

Kelaurga. Jakarta, Rineka Cipta.

Djumhur I, dan Surya, Moh. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu.


(51)

161

Effendy, Onong, U. (1999). Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ekomadyo, Junita I. (2005). Prinsip Komunikasi Efektif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ernawulan, S, (1999). Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang Tua Dan Interaksi Teman Sebaya Perkembangan Perilaku Sosial Anak Taman Kanak-Kanak Aisiyah XI Bumi Siliwangi Dan Angkasa I Bandung. (Tesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan). Ernawulan, S. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Farozin, M. (2007). Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. Jakarta, Direktur Jenderal Anak Usia Dini, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional.

Furqon, M. (1997). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung, CV. Alfabeta. Hasbullah, (2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Hidayat, Y. (2008). Membentuk Keluarga Sakinah. Bandung: Mulia Press.

Herry,M.(2008), Pendidikan Anak Dalam Islam

http://pesantren.or.id.29.masterwebnet.com/dalwa.bangil/cgibin/dalwa.cg i/al_bashiroh/artikel/16-dec06-opini-kampus.single. [21 Mei 2009]. Hurlock, Elizabeth B. (1980), Child Development Sixth Edition. New York.

Mc.Graw Hill, Inc.

Ihsan, Fuad. (2007). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Indah, Ivonna et al. (2003). Pendidikan Budi Pekerti. Yogyakarta: Kanisius. Jalaluddin, (2008). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kartono, K. (2000). Teori-teori Kepribadian dan Mental Hygene. Bandung: Alumni


(52)

162

Kohlberg, L. (1987). Constructivist early childhood education: Overview and

comparison with other prgram. Dalam Early Childhood Research &

Practice [Online], Vol 6 (2), Tersedia

http://cece.ocwop.edu/v6n2/kohlgerg.html [22 Februari 2009].

Lazarus, Arnold A. & Lazarus, Clifford N, (2000). The 60-Second Shrink,

Staying Sane in a Crazy Wold. (Penerjemah Linggawati Haryanto)

California. U.S.A. Published by arrangement with Impact Publishers, Inc. Atascadero.

Mansur, (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Makmun, Syamsuddin, A. (1997). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moeslichatoen R, (2007). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Renika Cipta.

Mustofa, M. (2008),

http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pendekatan-pengembangan-keagamaan-bagi-anak-taman-kanak-kanak/artikel.

[20 Januari 2008].

Mustofa, M. (2008),

http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/pendekatan- inovatif-untuk-pengembangan-nilai-nilai-agama-bagi-anak-taman-kanak-kanak/artikel. [15 Januari 2008].

Nurihsan, J. (2006). Bimbingan & Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Patmonodewo, S. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Piaget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child.

Dalam Early Childhood Research & Practice [Online], Vol 8 (2), Tersedia http://ecrp.uiuc.edu/v8n1/piaget.html [22 Februari 2009].

Prayitno, dkk. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, (2003) Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak &

Raudhatul Athfal. Jakarta, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Purwanto, Ngalim. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(53)

163

Rahman, Hibana S. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press.

Rahmat, J, (2008), Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rahmayanti, (2008), Pendidikan Anak dalam keluarga.

http://www.tokoislamonline.com/articele_info.php?article_id/2008/06/23 [20 Juni 2008].

Ramayulis. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Riduwan dan Akdon, (2007). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk

Penelitian. Bandung, Alfabeta.

Santrock, John, W. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa

Hidup). Terj. Juda Damanik dan Achmad Chusairi edisi ke-5. Jakarta:

Erlangga.

Sardiman AM. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syaefudin, S. (2007). Modul Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: SPs UPI.

Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Sujak, Abi. (1990). Kepemimpinan Manager. Jakarta: Raja Wali.

Sujiono, Yuliani N. (2007). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukardi, Dewa, K. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Solehuddin, (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

159

seperti pola asuh orang tua. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi lingkungan keluarga (pola asuh orang tua) terhadap perilaku keagamaan anak perlu penelitian lebih lanjut.


(2)

160

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, dkk. (2007). Pendidikan Anak Dini Usia. Bandung: Alfabeta.

Amir, Mafri. (1999). Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Azerrad, Jacob. (2005). Anyone Can Have Happy Child: The Simple Secred of Positive Parenting. New York. M. Evans and Company, Inc.

Al-Istanbuli, Mahdi, M. (2006) Parenting Guide Dialog Imajiner Tentang Cara Mendidik Anak Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Psikologi. Jakarta: Hikmah.

Barnadib, Imam. (1983). Pemikiran Tentang Pendidikan Baru. Yogyakarta: Andi Offset.

Cangara, H. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Clark, W. (2002). Yardsicks Children in the Classroom Ages 4-14, A Rasource for Parent and Teachers. Greenfield: Norteast Foundation for Children. Daradjat, Z. (1999). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (2000). Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: CV. Ruhama.

Departemen Agama RI, (2000) Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta. Depdikbud, (1994). Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

Djamarah, Syaeful, B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Kelaurga. Jakarta, Rineka Cipta.

Djumhur I, dan Surya, Moh. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu.


(3)

161

Effendy, Onong, U. (1999). Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ekomadyo, Junita I. (2005). Prinsip Komunikasi Efektif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ernawulan, S, (1999). Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang Tua Dan Interaksi Teman Sebaya Perkembangan Perilaku Sosial Anak Taman Kanak-Kanak Aisiyah XI Bumi Siliwangi Dan Angkasa I Bandung. (Tesis). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan). Ernawulan, S. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Farozin, M. (2007). Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. Jakarta, Direktur Jenderal Anak Usia Dini, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional.

Furqon, M. (1997). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung, CV. Alfabeta. Hasbullah, (2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Hidayat, Y. (2008). Membentuk Keluarga Sakinah. Bandung: Mulia Press.

Herry,M.(2008), Pendidikan Anak Dalam Islam

http://pesantren.or.id.29.masterwebnet.com/dalwa.bangil/cgibin/dalwa.cg i/al_bashiroh/artikel/16-dec06-opini-kampus.single. [21 Mei 2009]. Hurlock, Elizabeth B. (1980), Child Development Sixth Edition. New York.

Mc.Graw Hill, Inc.

Ihsan, Fuad. (2007). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Indah, Ivonna et al. (2003). Pendidikan Budi Pekerti. Yogyakarta: Kanisius. Jalaluddin, (2008). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kartono, K. (2000). Teori-teori Kepribadian dan Mental Hygene. Bandung: Alumni


(4)

Kohlberg, L. (1987). Constructivist early childhood education: Overview and comparison with other prgram. Dalam Early Childhood Research &

Practice [Online], Vol 6 (2), Tersedia

http://cece.ocwop.edu/v6n2/kohlgerg.html [22 Februari 2009].

Lazarus, Arnold A. & Lazarus, Clifford N, (2000). The 60-Second Shrink, Staying Sane in a Crazy Wold. (Penerjemah Linggawati Haryanto) California. U.S.A. Published by arrangement with Impact Publishers, Inc. Atascadero.

Mansur, (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Makmun, Syamsuddin, A. (1997). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moeslichatoen R, (2007). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Renika Cipta.

Mustofa, M. (2008), http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pendekatan-pengembangan-keagamaan-bagi-anak-taman-kanak-kanak/artikel. [20 Januari 2008].

Mustofa, M. (2008), http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/pendekatan- inovatif-untuk-pengembangan-nilai-nilai-agama-bagi-anak-taman-kanak-kanak/artikel. [15 Januari 2008].

Nurihsan, J. (2006). Bimbingan & Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Patmonodewo, S. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Piaget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child.

Dalam Early Childhood Research & Practice [Online], Vol 8 (2), Tersedia http://ecrp.uiuc.edu/v8n1/piaget.html [22 Februari 2009].

Prayitno, dkk. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, (2003) Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak & Raudhatul Athfal. Jakarta, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Purwanto, Ngalim. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.


(5)

163

Rahman, Hibana S. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press.

Rahmat, J, (2008), Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rahmayanti, (2008), Pendidikan Anak dalam keluarga.

http://www.tokoislamonline.com/articele_info.php?article_id/2008/06/23 [20 Juni 2008].

Ramayulis. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Riduwan dan Akdon, (2007). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk

Penelitian. Bandung, Alfabeta.

Santrock, John, W. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Terj. Juda Damanik dan Achmad Chusairi edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.

Sardiman AM. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syaefudin, S. (2007). Modul Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: SPs UPI.

Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Sujak, Abi. (1990). Kepemimpinan Manager. Jakarta: Raja Wali.

Sujiono, Yuliani N. (2007). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukardi, Dewa, K. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Solehuddin, (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Sumiati, (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Surya, Moh. (1989). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta

Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suwita, U. (1990). Komunikasi Untuk Pembangunan. Jakarta: P2LPTK.

Shochib, M. (2000), Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta, Rineka Cipta.

Soetjipto, (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

Sauri, S. (2006). Membangun Komunikasi Dalam Keluarga (Kajian Nilai Religi, Sosial, dan Edukatif). Bandung, PT. Genesindo.

Sauri, S. (2006). Pendidikan Berbasis Santun. Bandung, PT. Genesindo.

Tafsir, A. (2007). Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Mimbar Pustaka Media Transpormasi Pengetahuan.

Tim Dosen Universitas Islam Bandung (2003-2004) Pendidikan Anak Usia Dini dan Kajian Insani Perspektif Pendidikan Islam (Kumpulan Makalah). Bandung.(tidak diterbitkan).

Ulwan, Abdullah N. (1981). Tarbiyatul Aulad Fii Al-Islam (Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam). Penerjemah Saifullah Kamalie, Semarang: CV. Asy-Syifa.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003), (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

Yusuf, S. (2005). Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yusuf, S. (2007). Pedagogik Pendidikan Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2008) Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.