PEMBELAJARAN SENI BACA AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYAH KECAMATAN BAROS KOTA SUKABUMI.

(1)

DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYAH KECAMATAN BAROS KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

LAILLA NURUL ULPAH 0801261

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pembelajaran Seni Baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kecamatan Baros Kota Sukabumi” ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

Lailla Nurul Ulpah 0801261


(3)

PEMBELAJARAN SENI BACA AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYAH KECAMATAN BAROS KOTA SUKABUMI

Lailla Nurul Ulpah 0801261

Disahkan dan disetujui oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Dewi Suryati Budiwati, M.Pd NIP. 196204221986092001

Pembimbing II

Sandie Gunara M.Pd NIP. 198105042005021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. Phil. Yudi Sukmayadi M.Pd NIP. 197303262000031003


(4)

Lailla Nurul Ulpah, 2014

PEMBELAJARAN SENI BACA AL-QUR’AN

DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYAH KECAMATAN BAROS KOTA SUKABUMI

Seni membaca Al-Qur’an adalah pelafalan ayat suci Al-Qur’an yang disertai dengan kaidah bacaannya menggunakan lagam sebagai salah satu komponen penghiasnya. Kesenian ini mengacu pada vokal yang dituntut untuk senantiasa menguasai bagaimana pengucapan ayat Al-Qur’an tersebut dengan benar. Seni membaca Al-Qur’an memiliki teknik vokal yang khusus. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, maka dituntut adanya latihan yang sungguh-sungguh dan disiplin yang kuat, disamping bakat dan minat juga berpengaruh terhadap keberhasilan pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an tersebut.

Metode penelitianya adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu metode yang menganalisis dan menggambarkan data yang terkumpul dan digunakan untuk membuat kesimpulan yang dibutuhkan oleh peneliti.

Penelitian ini dibatasi pada langkah-langkah pembelajaran, serta teknik vokal yang digunakan. Kesenian ini berkembang pesat di masyarakat, seperti di pondok pesantren sehari-harinya menggali tentang ilmu agama Islam serta keseniannya, begitu pula di pondok pesantren Al-Qur’aniyah yang khusus mempelajari tentang kesenian membaca Al-Qur’an.


(5)

Lailla Nurul Ulpah, 2014

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pembelajaran Seni ... 11

1. Konsep Pembelajaran ... 11

1.1Makna Pembelajaran ... 11

1.2Strategi Pembelajaran ... 12

1.3Langkah-langkah Pembelajaran ... 15

1.4Metode Pembelajaran ... 18

2. Konsep Pembelajaran Seni ... 22

B. Konseptual Seni Musik ... 23

C. Definisi Al-Qur’an ... 26

D. Seni Baca Al-Qur’an ... 26

E. Teknik Vokal ... 33

1. Makna Teknik Vokal dalam Seni Baca Al-Qur’an ... 33

2. Teknik Vokal ... 34

3. Jenis dan Tingkatan Suara dalam Seni Baca Al-Qur’an ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 57

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 57

B. Desain Penelitian ... 57

1. Merumuskan Masalah ... 58

2. Observasi Awal ... 58

3. Pelaksanaan Penelitian ... 58

4. Penyusunan Laporan Penelitian ... 58

C. Metode Penelitian ... 59

D. Definisi Operasional ... 60


(6)

Lailla Nurul Ulpah, 2014

E. Instrumen Penelitian ... 60

1. Pedoman Wawancara ... 60

2. Pedoman Observasi ... 61

3. Dokumentasi ... 61

F. Teknik Pengumpulan Data ... 61

1. Observasi ... 61

2. Wawancara ... 62

3. Studi Literatur... 63

4. Dokumentasi ... 65

5. Sistem Analisis ... 65

G. Teknik Analisis Data ... 66

1. Reduksi Data ... 66

2. Penyajian Data ... 67

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Profil Pesantren ... 68

1. Kondisi Pesantren ... 68

2. Tata Kelola ... 71

3. Program Pembelajaran ... 75

B. Pembahasan dan Pengolahan Data ... 77

1. Langkah-langkah Pembelajaran ... 77

2. Teknik Vokal ... 85

2.1Teknik Vokal dalam Seni Baca Al-Qur’an ... 85

2.2Hasil Temuan ... 112

2.3Bentuk Lagam dan Pengolahannya ... 114

2.3.1 Gramatikal Suara ... 114

2.3.2 Ornamen Suara ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 126

A. Kesimpulan ... 126

B. Rekomendasi ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 129


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimilki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakangnya, akademisnya, dan lain-lain. Kesiapan guru dalam mengetahui karakteristik siswa merupakan modal utama dalam menyampaikan bahan ajar dan menjadi indikator dari suksesnya pembelajaran, demikian pula dengan pembelajaran pada seni membaca Al-Qur’an.

Secara umum, vokal bisa diartikan sebagai suara manusia karena suara-suara yang ditimbulkan oleh sesuatu yang bukan manusia tidak bisa dikategorikan sebagai suara vokal. Untuk menghidupkan bunyi bahasa agar terdengar lebih bagus diperlukan teknik-teknik vokal. Teknik vokal juga diperlukan dalam membaca Al-Qur’an karena pada perkembangan selanjutnya, aktifitas membaca Al-Qur’an bukan lagi sekedar membaca untuk ibadah, tetapi juga mulai memperhatikan aspek keindahan dari bacaan tersebut, sehingga membaca Al-Qur’an menjadi nada musikal terindah. Ini ditandai dengan munculnya beragam lagu (lagam), serta gaya membaca Al-Qur’an. Akhirnya, seni membaca Al-Qur’an ini tumbuh dan berkembang sehingga menjadi kesenian yang digemari umat Islam di seluruh dunia.

Seni membaca Al-Qur’an adalah pengucapan atau pelafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang disertai dengan kaidah bacaannya (ilmu tajwid) serta menggunakan lagu (lagam) sebagai salah satu komponen penghiasnya. Kesenian ini mengacu pada pengolahan vokal yang dituntut untuk senantiasa menguasai bagaimana pengucapan atau pelafalan ayat-ayat suci al-Qur’an tersebut dengan benar.

Seni membaca Al-Qur’an tentunya memiliki teknik-teknik vokal yang khusus. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, maka dituntut adanya latihan yang


(8)

sungguh-sungguh dan disiplin yang kuat, disamping bakat dan minat juga berpengaruh terhadap keberhasilan pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an tersebut. Menurut Pramayudha, (2010:66) ada beberapa teknik vokal yang bisa digunakan dalam seni membaca Al-Qur’an, yaitu: 1) pernapasan; 2) membentuk suara; 3) intonasi; 4) meningkatkan range vokal; 5) artikulasi; 6) konsonan; 7) mengatasi nada fals; 8) resonansi; 9) pemanasan sebelum tampil.

Dalam mempelajari seni baca Al-qur’an, seorang Qori’ dan Qori’ah senantiasa dituntut untuk dapat menguasai teknik-teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Bila teknik vokal tersebut sudah berhasil dikuasai dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkannya. Teknik pernapasan dan suara merupakan aspek yang mempengaruhi terhadap kesempurnaan bacaan dalam melakukan seni baca Al-qur’an. Seorang Qori’ dan Qori’ah yang mempunyai nafas yang panjang akan

membawa kesempurnaan dalam bacaannya, dan akan terhindar dari waqof (berhenti) yang bukan pada tempatnya, sekaligus akan terhindar dari akhiran baca yang kurang harmonis karena kehabisan nafas.

Seseorang yang memiliki keahlian dalam seni baca Al-Qur’an, biasanya ia dapat dengan mudah membawakan berbagai jenis musik seperti jenis musik pop, dangdut, melayu, dan sebagainya. Berbeda dengan orang yang tidak memilki keahlian dalam seni baca Al-Qur’an walaupun ia mampu menyanyikan lagu-lagu berjenis musik pop, dangdut, melayu, dan sebagainya, tetapi ia belum tentu dapat bertilawah Al-Qur’an dengan menjadi seorang Qori’ ataupun Qori’ah. Itulah salah satu kelebihan yang dimiliki seseorang yang mempunyai bakat dan keahlian dibidang seni membaca Al-Qur’an.

Seni baca Al-Qur’an telah berkembang pesat di kalangan masyarakat kita, seperti halnya di pondok pesantren yang sehari-harinya selalu menggali tentang ilmu-ilmu agama Islam, begitu juga dengan keseniannya. Pesantren berfungsi sebagai tolak dan dasar berpijak bagi organisasi swadaya dan digunakan oleh penduduk sebagai jawaban atas marginalisasi yang kian meningkat oleh administrasi negara yang exploitative (Ziemek, 1986:179).


(9)

Kedudukan pesantren di lingkungan masyarakat adalah untuk menjamin peranan sosial dan politik pendidikannya di alam Indonesia modern, pesantren mulai mengambil alih tugas-tugas baru dan tambahan. Dengan demikian lebih kukuh mengurus perkembangan lingkungan masyarakatnya dengan menangani suatu bidang, yang diabaikan oleh konsep pembangunan Negara. Disini pesantren menemukan lapangan baru, untuk menunjang proses perubahan sosial, lewat pendidikan sebagai tenaga terpadu. (Ziemek, 1986:181)

Fungsi utama pesantren secara mendasar adalah sebagai lembaga yang bertujuan mencetak muslim agar memiliki dan menguasai ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) secara mendalam serta menghayati dan mengamalkannya secara ikhlas semata-mata ditujukan untuk pengabdiannya kepada Allah SWT. Pesantren yang dikategorikan sebagai pendidikan informal, umumnya menggunakan kitab-kitab secara langsung membahas aqidah atau keimanan, syari’ah atau ketentuan-ketentuan agama, dan bahasa Arab, antara lain; Al-Qur’an dengan tajwid dengan tafsirnya (interpretasi), aqaid dan ilmu kalam, fiqh

(hukum Islam), ushul fiqh (sistem hukum Islam), hadist (tradisi Rasululloh Muhammad Saw), bahasa Arab, serta tarikh (sejarah Islam).

Dari berbagai bentuk pengajaran diatas, maka secara tidak langsung akan memberikan keunggulan tersendiri bagi para santri yang mengenyam pendidikan di pesantren. Di lingkungan pesantren mereka akan diberikan kepercayaan diri yang kuat, kemampuan berfikir, kedewasaan berfikir dan membantu menemukan jati diri, yang kemudian melahirkan sikap atau jiwa mandiri (kemandirian) yang dilengkapi pula oleh nilai-nilai mental yang baik. Hal ini sesuai dengan jiwa pesantren yang telah menumbuhkan kemandirian santri dengan menciptakan suasana yang menunjang perkembangan rasa percaya diri serta harga dirinya dengan leluasa.

Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah yang terletak di Kecamatan Baros Kota Sukabumi ini merupakan salah satu Pondok Pesantren di Kota Sukabumi yang mengembangkan kesenian Islam yaitu kesenian Tilawatil Qur’an (seni membaca Al-Qur’an). Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah ini berbeda dengan pesantren -pesantren lain yang ada di kota Sukabumi. Sesuai dengan namanya, Pondok


(10)

Pesantren Al-Qur’aniyah ini mendalami tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an seperti tafsir Qur’an, Murrotal, tahfidz Qur’an, khususnya kesenian membaca Al-Qur’an (Qira’atul Qur’an). Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah ini mempunyai misi yang bertujuan untuk menghasilkan generasi-generasi muda yang berakhlak mulia yang senantiasa terus menggali dan mengembangkan kesenian-kesenian Islam khususnya seni baca Al-Qur’an.

Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah ini dipimpin oleh Ustadz Ma’mun Abdurrahman, beliau adalah seorang kyai yang merupakan suri tauladan bagi para santrinya. Santri yang ada di pondok pesantren ini mulai dari anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Metode pembelajaran di pesantren ini masih menggunakan metode pembelajaran yang bersifat tradisional, yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan-kebiasaan yang telah lama dipergunakan pada institusi pesantren atau merupakan metode pembelajaran asli pesantren. Metode-metode yang digunakan di pondok pesantren ini adalah Metode-metode sorogan, yang merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu) dibawah bimbingan seorang ustadz atau kyai.

Metode selanjutnya yang digunakan di pondok pesantren ini adalah metode bandongan. Dalam hal ini, sekelompok santri yang terdiri dari 5 sampai puluhan orang mendengarkan kyai atau ustadz yang membaca, menerjemahkan, atau menerangkan apa yang dipelajari, sedangkan para santrinya mendengarkan yang kemudian mempraktikan apa yang disampaikan. Dalam praktek pembelajaran seni baca Al-Qur’an di pondok pesantren ini, metode sorogan lebih berhasil dibandingkan metode bandongan. Karena dalam metode sorogan, seorang santri benar-benar mendapatkan perhatian dan bimbingan intensif dari ustadz atau kyai sebagai pengajarnya. Para santri akan dibimbing secara perorangan (individu), guna mengetahui dimana letak kekurangan yang ada pada tiap-tiap santri. Demikianlah keunggulan dari sistem pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah ini.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan sebuah penelitian tentang seni baca Al-Qur’an, karena selain penulis ingin mengembangkan bakat


(11)

dan keahlian di bidang seni baca Al-Qur’an, penulis juga tertarik melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah karena pondok pesantren ini khusus mendalami tentang kesenian membaca Al-Qur’an serta penulis tertarik dengan misi dari Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah yang bertujuan untuk menghasilkan generasi-generasi muda yang mencintai Al-Qur’an serta mengembangkan kesenian-kesenian Islam khususnya seni baca Al-Qur’an.

Atas dasar tersebut, maka penulis melakukan sebuah penelitian di Pondok Pesantren tersebut dengan judul penelitian “Pembelajaran Seni Baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kecamatan Baros Kota Sukabumi.”

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan bangsa Indonesia, yakni memberikan pemahaman tentang bagaimana teknik vokal yang benar dalam seni baca Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai acuan bahan pembelajaran seni baca Al-Qur’an baik secara teori maupun praktek.

B.Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menambah wawasan pemahaman tentang pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah yang berada di Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, “Bagaimana pembelajaran seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kecamatan Baros Kota Sukabumi?”

Untuk menjawab dan mendeskripsikan rumusan masalah di atas, maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam pengolahan teknik vokal pada santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah?

2. Bagaimana teknik vokal yang diterapkan dalam seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah?


(12)

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan rumusan masalah tentang bagaimana pembelajaran seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi?

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan khusus penelitian ini, adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan tentang:

1. Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam pengolahan teknik vokal pada santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah.

2. Teknik vokal yang diterapkan dalam seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah.

D.Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini berakhir, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah dapat menambah pengalaman langsung dalam mengkaji dan mempelajari pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, khususnya dalam seni membaca Al-Qur’an.

2. Bagi Lembaga

a. Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi

Manfaat bagi pondok pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan atau bahan pertimbangan dalam mempelajari pengolahan teknik vokal dalam seni membaca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi. b. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Manfaat bagi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Program Pendidikan Seni Musik, khususnya untuk mata kuliah vokal baik vokal barat maupun vokal daerah. Untuk


(13)

memberikan referensi kepustakaan dan sebagai dokumentasi kesenian membaca Al-Qur’an pada jurusan Pendidikan Seni Musik.

c. Bagi Santri

Manfaat bagi santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi adalah dapat memberikan wawasan dan pengetahuan umum tentang pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an, serta dapat lebih mengacu semangat siswa dalam mempelajari tentang kesenian tersebut. d. Bagi masyarakat

Manfaat bagi masyarakat, khususnya bagi yang mempelajari seni baca Al-Qur’an hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bahan pembelajaran seni Tilawatil Qur’an baik secara teori maupun praktek.

E.Metode Penelitian

Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap

berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian. Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian, digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang artinya penelitian yang datanya diperoleh dengan cara mengumpulkannya dari pengalaman empiris di lapangan atau kancah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan sebagai upaya memahami situasi tertentu dengan bentuk penelitian study kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu. (Arikunto, 2006:131)

Metode penelitian ini diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:15) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,


(14)

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Metode penelitian ini adalah deskriptif, yang selanjutnya disebut penelitian deskriptif kualitatif, artinya bahwa penelitian ini bermaksud melakukan penyelidikan dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek/subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Bogdan dan Biklan, 1982:28). Selain itu, penelitian ini lebih menekankan pada proses daripada hasil (Moeloeng, 2006:7).

2. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa teknik pengumpulan data, tetapi dalam penelitian ini yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan secara mendalam (in depth interview wing), guna memperoleh informasi secara mendalam. Dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung pada responden (Effendi, 1994:192). Selain itu dilakukan secara tidak formal, dengan maksud untuk menggali pandangan, motivasi, perasaan, dan sikap dari informan (Lukas, 1982:211). b. Observasi

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagaimana teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an pada santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian berikut


(15)

maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.

d. Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Dalam model analisis ini, terdapat tiga komponen analisisnya, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pengumpulan data dalam bentuk interaktif melalui proses siklus (Huberman, 1992:23).

Menurut Nazir bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif, yaitu proses pengolahan dari data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini biasanya didapat dari wawancara yang bersifat subyektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Teknik pengolahan data ini didapat dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi serta angket. Menurut Miles dan Huberman (1992:16), analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan (verifikasi data).

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. b. Penyajian Data

Miles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.


(16)

c. Verifikasi Data

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika Penulisan Skripsi ini disajiakan secara ringkas dan disusun dalam beberapa bab, dimana masing-masing bab akan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari:

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data, Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Dalam bab ini penulis membahas mengenai konsep-konsep dasar, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum dalam seni baca Al-Qur’an serta teknik vokalnya.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta beberapa komponen seperti; Lokasi dan Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode Peneletian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan alasan rasionalnya, Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian yakni tentang teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, serta pembahasan atau analisis temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, serta penulis membuat kesimpulan dan saran-saran agar Skripsi ini dapat diterapkan dan menjadi sempurna.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Jalan Proklamasi Kampung Cipeudeuh RT 02/05 No.16 43166 Kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros Kota Sukabumi.

Alasan peneliti memilih Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah, yaitu pertama Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah ini merupakan salah satu pesantren di kota Sukabumi yang mempelajari tentang seni membaca Al-Qur’an (Tilawatil Qur’an) serta mempelajari tentang ilmu-ilmu lainnya yakni Murrotal, Tahfidz Qur’an,

Tafsir Qur’an. Di pesantren ini, para santri mendapatkan bimbingan dengan menggunakan metode sorogan, yakni metode pembelajaran yang masih bersifat tradisional.

Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu) dibawah bimbingan seorang ustadz atau kyai. Kedua, santri yang mengikuti pembelajaran seni baca Al-Qur’an di pesantren ini tidak hanya remaja dan orang dewasa, melainkan anak-anak dari usia 7 tahun. Subjek dalam penelitian ini adalah tentang penelitian pembelajaran seni baca Al-Qur’an yang dibawakan oleh santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efesien. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat suatu desain penelitian yakni sebagai berikut:


(18)

1. Merumuskan Masalah

Rumusan masalah sangat penting dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu, peneliti merumuskan masalah terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian. Rumusan masalah, berkaitan dengan strategi pembelajaran, teknik, serta cara pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an. Kemudian pada tahap ini peneliti merumuskan asumsi atau jawaban sementara dari rumusan masalah yang pada akhir penelitian disesuaikan dengan hasil penelitian.

2. Observasi Awal

Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran lokasi, mengenal tokoh-tokoh penting sekaligus para santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah untuk memperoleh data mengenai kesenian membaca Al-Qur’an.

3. Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan observasi, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan jadwal kegiatan peneliti. Selama penelitian, peneliti mengumpulkan data-data melalui observasi lanjutan, wawancara, dan pendokumentasian. Data-data-data yang diperoleh ketika penelitian dilaksanakan antara lain ialah biografi singkat pendiri Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah sekaligus sejarah singkat pondok pesantren tersebut, sejarah dan asal mula kesenian membaca Al-Qur’an, serta audio visual pembelajaran seni baca Al-Qur’an.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah melakukan penelitian, peneliti membuat laporan penelitian yang telah dianalisis dengan cara dipilah-pilah atau disebut juga dengan reduksi data. Laporan itu berupa hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh dari lapangan seperti catatan, dokumentasi dan rekaman penampilan seni baca Al-Qur’an.


(19)

C.Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian lapangan yang artinya sebagai penelitian yang datanya diperoleh dengan cara mengumpulkannya dari pengalaman empiris di lapangan atau kancah penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:15) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang selanjutnya disebut dengan penelitian deskriptif kualitatif, artinya bahwa penelitian ini bermaksud melakukan penyelidikan dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek/subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Bogdan dan Biklan, 1982:28). Selain itu, penelitian ini lebih menekankan pada proses daripada hasil (Moeloeng, 2006:7). Peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan sebanyak-banyaknya, kemudian peneliti dapat menggambarkan serta mendeskripsikan data-data secara sistematis dan akurat tentang bagaimana pembelajaran seni baca Al-Qur’an.


(20)

D.Definisi Operasional

Di dalam judul penelitian yang penulis ajukan tersebut di atas, terdapat beberapa istilah yang memiliki pengertian ganda. Untuk menyamakan persepsi tentang istilah-istilah yang digunakan di dalam judul penelitian tersebut, diperlukan pembatasan istilah yang merupakan definisi dari arti istilah tersebut. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, dan proses yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar. (Hamalik, 2002:57)

2. Seni Baca Al-Qur’an

Seni membaca Al-Qur’an adalah pengucapan atau pelafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang disertai dengan kaidah bacaanya (ilmu tajwid) serta menggunakan lagu (Lagam) sebagai salah satu komponen penghiasnya. (Shalihah, 1983 : 41)

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Sukardi, 2007:121). Berikut instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan sebuah interaksi yang dilakukan oleh pewawancara untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperoleh dari terwawancara yang erat kaitannya dengan objek penelitian. Alat bantu yang digunakan peneliti berupa lembar pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan data secara kualitatif. Di dalamnya terdapat poin-poin pertanyaan tentang what, when, where, why, how, dan lainnya mengenai pembelajaran seni membaca Al-Qur’an.


(21)

2. Pedoman Observasi

Menurut Rohidi (2011:182), metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terperinci, dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara. Dalam penelitian seni, kegiatan observasi akan mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa kesenian, tingkah laku (kreasi dan apresiasi) dan berbagai perangkatnya (medium dan teknik) pada tempat penelitian (studio, galeri, ruang pameran, komunitas) yang dipilih untuk diteliti.

3. Dokumentasi

Pengambilan dokumentasi merupakan cara lain untuk membantu dan melengkapi data yang diperoleh peneliti selain melakukan wawancara dan observasi. Adapun yang dilakukan oleh peneliti ialah melakukan pengambilan gambar berupa video maupun foto pada saat para santri melakukan tilawah.

Alat perekam suara juga digunakan untuk melengkapi catatan-catatan wawancara. Dengan alat perekam suara sangat membantu peneliti dalam melengkapi jawaban yang tidak sempat tertulis, yaitu dengan cara memutar kembali hasil rekaman yang telah dilakukan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal keterangan sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. (Arikunto, 2006:138) Terdapat beberapa teknik pengumpulan data, tetapi dalam penelitian ini yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang


(22)

bagaimana pembelajaran seni baca Al-Qur’an pada santri di Pondok Pesantren Al

-Qur’aniyah Kota Sukabumi.

Observasi awal (survey) dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2012 yaitu di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Dalam observasi awal peneliti melakukan pengecekan lokasi dan sasaran penelitian, serta melakukan wawancara guna mendapatkan informasi tentang pembelajaran seni baca Al-Qur’an.

Observasi atau pengamatan selanjutnya dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2012. Pada saat itulah para santri melakukan kegiatan tilawah Al-Qur’an bersama pengajarnya. Peneliti melakukan pengamatan ketika kegiatan tilawah Al-Qur’an sedang berlangsung. Dalam hal ini, pengamatan yang dilakukan peneliti bersifat observasi partisipatif, dimana peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran

tilawah Al-Qur’an tersebut. Kemudian setelah proses pembelajaran tilawah

Al-Qur’an tersebut berakhir, peneliti melakukan wawancara lagi terhadap beberapa

pengajar, serta salah satu santri yang terlibat dalam pembelajaran tilawah

Al-Qur’an guna memperkaya data yang dibutuhkan dalam bab pembahasan masalah. Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang proses pembelajaran seni baca Al-Qur’an pada santri di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi, sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan secara mendalam (in depth interview wing), guna memperoleh informasi secara lengkap. (Sutopo, 1996:50) Dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung pada responden. (Effendi, 1994:192) Selain itu dilakukan secara tidak formal, dengan maksud untuk menggali pandangan, motivasi, perasaan, dan sikap dari informan. (Lukas, 1982:211)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan masalah yang harus diteliti, tetapi apabila juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang


(23)

lebih mendalam. Melalui wawancara diperoleh data-data untuk melengkapi pembahasan yang tidak didapatkan melalui observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa

tokoh, diantaranya Ustadz Ma’mun, S.E., selaku pimpinan pondok pesantren Al

-Qur’aniyah, Hj. Maemunah selaku pengajar sekaligus Qori’ah di pondok pesantren Al-Qur’aniyah, sekaligus narasumber utama serta Ustadz Ghali selaku pengajar sekaligus Qori’ dan narasumber sekunder di pondok pesantren

Al-Qur’aniyah. Adapun kegiatan awal wawancara dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2012 di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah di Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Data yang dikumpulkan berkisar tentang keseluruhan masalah penelitian mulai dari kondisi objektif di pondok pesantren Al-Qur’aniyah, serta mencakup hal yang terkait dengan teknik vokal, langkah-langkah pembelajaran, serta pengolahan teknik vokal dalam pengajaran seni baca Al-Qur’an. Tampak pada gambar berikut salah seorang tokoh di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah yang peniliti wawancara.

Gambar 3.1

Bapak Ust. Ma’mun selaku pimpinan

Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kota Sukabumi (Dokumentasi Nurul, 2012)

Mengingat data-data yang diperlukan itu tidak hanya dari tokoh atau para santri yang melakukan kegiatan tilawah Qur’an, maka peneliti merasa perlu mewawancarai salah seorang pengajar sekaligus Qori’ di pesantren tersebut. Oleh karena itu pada tanggal 14 Oktober 2012, peneliti mendatangi kediaman bapak


(24)

Ustad Ma’mun, S.E di Kampung Cipeudeuh Kecamatan Baros Kota Sukabumi untuk melakukan wawancara selanjutnya.

Wawancara yang dilakukan tersebut sebagai bahan perbandingan yang terkait dengan sejarah asal mula kesenian membaca Al-Qur’an, pengertian seni baca Al-Qur’an, dan beberapa pertanyaan lainnya guna mengungkapkan teknik apa saja yang harus dikuasai oleh para Qori’ dan Qori’ah dalam seni baca

Al-Qur’an, serta bagaimana pengolahan teknik vokalnya. Dalam hal ini, peneliti

menyusun beberapa pertanyaan wawancara terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa tokoh narasumber kesenian membaca Al-Qur’an.

3. Studi Literatur

Teknik studi literatur ini merupakan tahap pengumpulan data dari sumber-sumber tertulis atau sumber-sumber kepustakaan baik berupa buku-buku, majalah, maupun media bacaan lainnya yang berkaitan dan berguna dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, studi literatur digunakan hanya untuk mendukung tulisan tentang seni membaca Al-Qur’an seperti pengertian, asal usul, dan sebagainya.

Adapun buku yang digunakan peneliti dalam penelitian seni baca

Al-Qur’an sebagai sumber yaitu sebagai berikut:

a. Pramayudha, Yudha. 2010. Buku Pintar Olah Vokal. Jogjakarta: Buku Biru. Buku ini membahas tentang beberapa teknik dalam olah vokal, seperti teknik pernafasan, membentuk suara, intonasi, meningkatkan range vokal, artikulasi, konsonan, mengatasi nada fals, resonansi, dan lainnya.

b. Munir, M. Misbachul. 1997. Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur’an. Surabaya: APOLLO. Buku ini berisi tentang teknik-teknik dalam Tilawatil Qur’an, macam-macam suara, bentuk-bentuk lagu, serta tokoh-tokoh Qori’ dan

Qori’ah.

c. Prof. A. Hasymy. 1993. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. Medan: Percetakan Offset. Buku ini membahas tentang sejarah perkembangan Islam di Indonesia termasuk seni dan kebudayaannya.


(25)

d. Al Baghdadi, Abdurrahman. 1991. Seni Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Buku ini membahas tentang bagaimana pandangan Islam tentang seni, khususnya seni musik.

e. Shalihah, M. A. Khadijatus. 1983. Perkembangan Seni Baca Al-Qur’an dan

Qira’at Tujuh di Indonesia. Jakarta: Pustaka Alhusna. Buku ini membahas

tentang definisi Qira’at, sejarah timbulnya Qira’at beserta perkembangannya,

serta mengenal tentang lembaga-lembaga Al-Qur’an di Indonesia sebagai media da’wah.

f. Marzuki, Kamaluddin. 1994. ‘Ulum Al-Qur’an. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Buku ini membahas tentang Qira’at, makna dan nama Al-Qur’an, serta penulisan Al-Qur’an.

g. Rohidi, T. R. 2011. Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara. Dalam buku ini berisi tentang metode penelitian yang berguna untuk penulisan skripsi khususnya penelitian dibidang seni.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berfungsi sebagai data dalam bentuk fisik yang berbentuk

audio dan visual. Pembelajaran teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an ini didokumentasikan berupa foto dan rekaman video. Dari semua data yang didapat, dipergunakan sebagai keterangan yang nyata untuk diolah. Alat bantu yang digunakan adalah kamera.

Kamera digunakan peneliti sebagai alat pengumpulan data yang berupa

foto dan video. Dokumentasi dilakukan pada saat observasi, diantaranya

mengambil gambar atau foto sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren, mengambil gambar tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang dijalani para santri saat pembelajaran seni baca Al-Qur’an berlangsung.

Video digunakan peneliti pada saat observasi untuk merekam pembelajaran

seni baca Al-Qur’an, dan hasil video diamati untuk membantu proses penelitian.

Video diambil pada saat pembelajaran seni baca Al-Qur’an berlangsung di pondok


(26)

5. Sistem Analisis

Analisis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang ututh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem, yaitu:

a. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Maka dalam tahap ini, peneliti merumuskan permasalahan-permasalahan yang muncul, yaitu tentang bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam pengolahan teknik vokal, teknik vokal apa saja yang harus

dikuasai oleh Qira’at dalam membaca Al-Qur’an, serta bagaimana cara pengolahan teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an.

b. Memahami Kerja Sistem

Analisis sistem perlu mempelajari tentang apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya.

c. Analisis Sistem

Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Menganalisis hasil penelitian sering sulit dilakukan oleh analisis sistem yang masih baru. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak analisis sistem yang masih baru mencoba untuk memecahkan tanpa menganalisisnya.

d. Membuat Laporan Hasil Analisis Sistem

Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analisis sistem dan timnya adalah membuat laporan hasil analisis.


(27)

G.Teknik Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Dalam model analisis ini, terdapat tiga komponen analisisnya, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pengumpulan data dalam bentuk interaktif melalui proses siklus. (Haberman, 1992:23)

Menurut Nazir (2000:151) bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Dengan demikian kegiatan ini dapat memudahkan peneliti dalam memahami data yang dikumpulkan di lapangan, adapun aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini yaitu meliputi tentang langkah-langkah pembelajaran yang digunakan, teknik vokal dan cara pengolahan vokal dalam seni baca Al-Qur’an, serta mencakup berbagai aspek lain yang menunjang penelitian.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh peneliti. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara, pendokumentasian dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan.

Setelah data diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang sudah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi. Data-data


(28)

yang saling berhubungan dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data

Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tentang langkah-langkah pembelajaran seni baca Al-Qur’an, teknik dan cara pengolahan vokalnya, tetapi mungkin juga tidak, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara. Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan. Dari ketiga komponen utama tersebut, menjadi data keseluruhan yang saling berkaitan sehingga ketiganya tidak bisa terpisahkan.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kecamatan Baros Kota Sukabumi, maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil penelitian yang meliputi tentang langkah-langkah pembelajaran seni baca Al-Qur’an, serta teknik-teknik yang harus dikuasai oleh

Qira’at dalam seni baca Al-Qur’an tersebut.

Dalam proses pembelajaran seni baca Al-Qur’an di pondok pesantren

Al-Qur’aniyah ini, ustadz atau guru menggunakan metode pembelajaran yang bersifat

tradisional, yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan-kebiasaan yang telah lama dipergunakan pada institusi pesantren atau merupakan metode pembelajaran asli pesantren. Metode-metode yang digunakan tersebut adalah metode sorogan, metode bandongan, halaqoh, serta metode hafalan.

Mengenai teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an, pondok pesantren Al

-Qur’aniyah ini pada umumnya sama dengan teknik vokal dalam bernyanyi, antara

lain mengenai artikulasi, intonasi, pernapasan, pembawaan atau ekspresi, vibrato, dan phrasering. Namun peneliti menemukan langkah pembelajaran khusus yang biasa dilakukan di pesantren Al-Qur’aniyah, yaitu gurah dan gorowok. Kedua langkah ini ditempuh dengan tujuan untuk mengolah suara agar dapat menghasilkan suara yang maksimal apabila akan melakukan seni baca Al-Qur’an.

Gorowok biasa dilakukan para santri setiap paginya secara rutin, mereka

berteriak-teriak guna untuk melenturkan suara sebagai pemanasan awal dalam seni baca Al-Qur’an di pesantren. Sedangkan gurah dilakukan para santri guna untuk menjadikan suara mereka menjadi lebih lentur dan tidak berat. Tetapi tidak semua santri melakukan gurah, karena langkah semacam ini merupakan langkah khusus yang membutuhkan keyakinan yang kuat dari setiap santri yang akan melakukannya, karena apabila ragu maka bisa saja akan mengakibatkan rusaknya pada suara mereka.


(30)

Seni baca Al-Qur’an adalah bacaan Al-Qur’an yang tertajwid, diperindah oleh irama dan lagu. Mempelajari seni baca Al-Qur’an, senantiasa harus mengetahui tentang teknik vokal yang baik yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Selain dari teknik-teknik vokal yang telah dijelaskan, ustadz

Ma’mun selaku pimpinan pondok pesantren Al-Qur’aniyah ini selalu mewajibkan

terhadap para santrinya agar mereka senantiasa mengetahui dan memahami tentang ilmu tajwid dan makhorijul huruf. Kedua komponen tersebut dalam pengolahan teknik vokal sangatlah penting. Karena dalam Al-Qur’an, salah sedikit saja mengucapkan kata dalam ayat, maka akan merubah makna dari kata tersebut, yang demikian itu haram hukumnya. Sedangkan mempelajari ilmu tajwid itu merupakan suatu kewajiban bagi umat Muslim, karena membaca Al-Qur’an tidak menggunakan ilmu tajwid maka akan merusak bacaan-bacaan dalam ayat

Al-Qur’an itu sendiri.

B.Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran seni baca Al-Qur’an yang dilaksanakan di pondook pesantren Al

-Qur’aniyah, penulis ingin memberikan sedikit saran kepada pondok pesantren

Al-Qur’aniyah sekaligus kepada pengurus-pengurus dan kepada para santri yang

sekiranya dapat bermanfaat, guna dijadikan bahan pertimbangan untuk melangkah selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Bagi pengurus, perlu adanya peningkatan kualitas para guru, agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Serta diharapkan adanya peningkatan dan lebih mengoptimalkan hasil-hasil pembinaan terhadap santri. Semua itu, dapat dilakukan dengan cara merekrut tenaga-tenaga professional yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam seni baca Al-Qur’an. 2. Agar santri menjadi generasi kreatif dan maju, perlu kiranya usaha untuk

membekali mereka dengan pengalaman-pengalaman.

3. Perlu adanya kelas khusus bagi santri dalam rangka pengembangan bakat dan kemampuan dalam seni baca Al-Qur’an.


(31)

4. Bagi pondok pesantren Al-Qur’aniyah, agar kegiatan pembelajaran seni baca

Al-Qur’an yang dilaksanakan di pondok pesantren Al-Qur’aniyah berjalan

dengan baik, perlu kiranya menjalin kerja sama dengan berbagai pondok pesantren lain.

5. Pembaca, diharapkan setelah membaca skripsi tentang teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an di pondok pesantren Al-Qur’aniyha Kecamatan Baros Kota Sukabumi ini, dapat memahami dan menyadari bahwa seni baca Al-Qur’an juga merupakan kesenian yang menyenangkan dan mudah dalam mempelajarinya, selain itu kita akan mendapatkan pahala dari Allah SWT karena telah memuliakan Al-Qur’an dengan mempelajari kesenian membaca


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Al Baghdadi, Abdurrahman. (1991). Seni Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Marzuki, Kamaludin. (1994). ‘Ulum Al-Qur’an. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moh. Nazir. Ph. D, (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy J, (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Munir, M. Misbachul, (1997). Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur’an. Surabaya: Appolo.

Pramayudha, Yudha, (2010). Buku Pintar Olah Vokal. Yogyakarta: Buku Biru.

Prof. A. Hasymy, (1993). Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di

Indonesia. Medan: Percetakan Offset.

Rohidi, T. R. (2001). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara

Shalihah, M.A., Khadijatus, (1983). Perkembangan Seni Baca Al-Qur’an

dan Qiraat Tujuh di Indonesia. Jakarta Pusat: Pustaka Alhusna. Sumber Skripsi

Akbar, Abdul Haris. (2009). Musikalitas Al-Qur’an (Kajian Unsur Keindahan Bunyi Internal dan Eksternal). Yogyakarta: Skripsi

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Sunan Kalijaga.

Sumber Internet

Al-afghani, Said. (2003). Pandangan Islam Terhadap Musik,

(Tersedia:http://www.anneahira.com, diakses pada tanggal 14 Oktober 2012).

http://seni.musikdebu.com, (diakses pada tanggal 14 Oktober 2012)


(33)

http://jasapembuatan web.co.id/info-umum/teknik-vocal.pdf, (diakses pada tanggal 14 Oktober 2012)

http://id.scribd.com/doc/39032293/Cara-Bernyanyi, (diakses pada tanggal 14 Oktober 2012)

http://magiccowsapiajaib.blogspot.com/2011/08/klasifikasi-pada-suara-manusia.html, (diakses pada tanggal 13 Oktober 2012)


(1)

Lailla Nurul Ulpah, 2014

yang saling berhubungan dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data

Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tentang langkah-langkah pembelajaran seni baca Al-Qur’an, teknik dan cara pengolahan vokalnya, tetapi mungkin juga tidak, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara. Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan. Dari ketiga komponen utama tersebut, menjadi data keseluruhan yang saling berkaitan sehingga ketiganya tidak bisa terpisahkan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyah Kecamatan Baros Kota Sukabumi, maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil penelitian yang meliputi tentang langkah-langkah pembelajaran seni baca Al-Qur’an, serta teknik-teknik yang harus dikuasai oleh Qira’at dalam seni baca Al-Qur’an tersebut.

Dalam proses pembelajaran seni baca Al-Qur’an di pondok pesantren Al-Qur’aniyah ini, ustadz atau guru menggunakan metode pembelajaran yang bersifat tradisional, yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan-kebiasaan yang telah lama dipergunakan pada institusi pesantren atau merupakan metode pembelajaran asli pesantren. Metode-metode yang digunakan tersebut adalah metode sorogan, metode bandongan, halaqoh, serta metode hafalan.

Mengenai teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an, pondok pesantren Al -Qur’aniyah ini pada umumnya sama dengan teknik vokal dalam bernyanyi, antara lain mengenai artikulasi, intonasi, pernapasan, pembawaan atau ekspresi, vibrato, dan phrasering. Namun peneliti menemukan langkah pembelajaran khusus yang biasa dilakukan di pesantren Al-Qur’aniyah, yaitu gurah dan gorowok. Kedua langkah ini ditempuh dengan tujuan untuk mengolah suara agar dapat menghasilkan suara yang maksimal apabila akan melakukan seni baca Al-Qur’an.

Gorowok biasa dilakukan para santri setiap paginya secara rutin, mereka

berteriak-teriak guna untuk melenturkan suara sebagai pemanasan awal dalam seni baca Al-Qur’an di pesantren. Sedangkan gurah dilakukan para santri guna untuk menjadikan suara mereka menjadi lebih lentur dan tidak berat. Tetapi tidak semua santri melakukan gurah, karena langkah semacam ini merupakan langkah khusus yang membutuhkan keyakinan yang kuat dari setiap santri yang akan melakukannya, karena apabila ragu maka bisa saja akan mengakibatkan rusaknya pada suara mereka.


(3)

Lailla Nurul Ulpah, 2014

Seni baca Al-Qur’an adalah bacaan Al-Qur’an yang tertajwid, diperindah oleh irama dan lagu. Mempelajari seni baca Al-Qur’an, senantiasa harus mengetahui tentang teknik vokal yang baik yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Selain dari teknik-teknik vokal yang telah dijelaskan, ustadz Ma’mun selaku pimpinan pondok pesantren Al-Qur’aniyah ini selalu mewajibkan terhadap para santrinya agar mereka senantiasa mengetahui dan memahami tentang ilmu tajwid dan makhorijul huruf. Kedua komponen tersebut dalam pengolahan teknik vokal sangatlah penting. Karena dalam Al-Qur’an, salah sedikit saja mengucapkan kata dalam ayat, maka akan merubah makna dari kata tersebut, yang demikian itu haram hukumnya. Sedangkan mempelajari ilmu tajwid itu merupakan suatu kewajiban bagi umat Muslim, karena membaca Al-Qur’an tidak menggunakan ilmu tajwid maka akan merusak bacaan-bacaan dalam ayat Al-Qur’an itu sendiri.

B.Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran seni baca Al-Qur’an yang dilaksanakan di pondook pesantren Al -Qur’aniyah, penulis ingin memberikan sedikit saran kepada pondok pesantren Al-Qur’aniyah sekaligus kepada pengurus-pengurus dan kepada para santri yang sekiranya dapat bermanfaat, guna dijadikan bahan pertimbangan untuk melangkah selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Bagi pengurus, perlu adanya peningkatan kualitas para guru, agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Serta diharapkan adanya peningkatan dan lebih mengoptimalkan hasil-hasil pembinaan terhadap santri. Semua itu, dapat dilakukan dengan cara merekrut tenaga-tenaga professional yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam seni baca Al-Qur’an. 2. Agar santri menjadi generasi kreatif dan maju, perlu kiranya usaha untuk

membekali mereka dengan pengalaman-pengalaman.

3. Perlu adanya kelas khusus bagi santri dalam rangka pengembangan bakat dan kemampuan dalam seni baca Al-Qur’an.


(4)

4. Bagi pondok pesantren Al-Qur’aniyah, agar kegiatan pembelajaran seni baca Al-Qur’an yang dilaksanakan di pondok pesantren Al-Qur’aniyah berjalan dengan baik, perlu kiranya menjalin kerja sama dengan berbagai pondok pesantren lain.

5. Pembaca, diharapkan setelah membaca skripsi tentang teknik vokal dalam seni baca Al-Qur’an di pondok pesantren Al-Qur’aniyha Kecamatan Baros Kota Sukabumi ini, dapat memahami dan menyadari bahwa seni baca Al-Qur’an juga merupakan kesenian yang menyenangkan dan mudah dalam mempelajarinya, selain itu kita akan mendapatkan pahala dari Allah SWT karena telah memuliakan Al-Qur’an dengan mempelajari kesenian membaca Al-Qur’an.


(5)

Lailla Nurul Ulpah, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Al Baghdadi, Abdurrahman. (1991). Seni Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Marzuki, Kamaludin. (1994). ‘Ulum Al-Qur’an. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moh. Nazir. Ph. D, (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy J, (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Munir, M. Misbachul, (1997). Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur’an. Surabaya: Appolo.

Pramayudha, Yudha, (2010). Buku Pintar Olah Vokal. Yogyakarta: Buku Biru.

Prof. A. Hasymy, (1993). Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di

Indonesia. Medan: Percetakan Offset.

Rohidi, T. R. (2001). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara

Shalihah, M.A., Khadijatus, (1983). Perkembangan Seni Baca Al-Qur’an

dan Qiraat Tujuh di Indonesia. Jakarta Pusat: Pustaka Alhusna.

Sumber Skripsi

Akbar, Abdul Haris. (2009). Musikalitas Al-Qur’an (Kajian Unsur Keindahan Bunyi Internal dan Eksternal). Yogyakarta: Skripsi

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Sunan Kalijaga.

Sumber Internet

Al-afghani, Said. (2003). Pandangan Islam Terhadap Musik,

(Tersedia:http://www.anneahira.com, diakses pada tanggal 14 Oktober 2012).

http://seni.musikdebu.com, (diakses pada tanggal 14 Oktober 2012)


(6)

http://jasapembuatan web.co.id/info-umum/teknik-vocal.pdf, (diakses pada tanggal 14 Oktober 2012)

http://id.scribd.com/doc/39032293/Cara-Bernyanyi, (diakses pada tanggal 14 Oktober 2012)

http://magiccowsapiajaib.blogspot.com/2011/08/klasifikasi-pada-suara-manusia.html, (diakses pada tanggal 13 Oktober 2012)