KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS.

(1)

Ai Mintarsih, 2013

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

DAN MOTIVASI KERJA GURU

TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS

SMP NEGERI DI WILAYAH I KABUPATEN SUMEDANG

JAWA BARAT

T E S I S

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: AI MINTARSIH

1009599

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional

Guru dan Motivasi Guru

Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

SMP Negeri di Wilayah 1

Kabupaten Sumedang Jawa Barat

Oleh Ai Mintarsih, SS. UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana

© Ai Mintarsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

DAN MOTIVASI KERJA GURU

TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS

SMP NEGERI DI WILAYAH I KABUPATEN SUMEDANG

JAWA BARAT

ABSTRAK

Efektivitas manajemen kelas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah peranan penting dari guru. Guru bertugas menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi siswa sebagai peserta didik, sehingga tumbuh iklim belajar yang berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Guru dalam praktik sehari-harinya masih merasa kesulitan menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, bahkan proses pembelajaran cenderung satu arah (teacher-centered).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru tehadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang Jawa Barat.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, melalui teknik analisis data korelasional dan regresi dengan menggunakan statistik parametrik. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru yang sudah berstatus PNS, sudah bekerja lebih dari 5 tahun, dan pernah menjadi wali kelas pada SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang berjumlah 595 orang, dengan sampel penelitian berjumlah 87 orang.

Dari hasil analisis data ditemukan kemampuan profesional guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang berada pada kategori tinggi, motivasi kerja guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang juga tinggi, dan efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang berkategori baik. Terdapat kontribusi positif dan signifikan dari kemampuan profesional guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang kuat, Terdapat kontribusi positif dan signifikan dari motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang kuat, dan Terdapat kontribusi positif dan signifikan dari kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang kuat.

Kesimpulannya, terdapat kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang Jawa Barat yang kuat.


(5)

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen

Rekomendasinya, untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas manajemen kelas, perlu peningkatan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru yang tinggi. Aspek yang harus diperhatikan dalam efektivitas manajemen kelas adalah penekanan terhadap perilaku yang tidak semestinya dan mengganggu (disruptif).


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah dan Prumusan Masalah ... 7

1. Identifikasi Masalah ………... 7

2. Perumusan Masalah ………... 9

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A.Kajian Pustaka ………... 13


(7)

a. Konsep Efektivitas ... 13

b. Manajemen Kelas... 15

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen kelas …. 17 d. Tujuan Manajemen kelas ... 21

e. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ..……….. 22

f. Efektivitas Manajemen Kelas …..……….….24

2. Kemampuan Profesional Guru………....30

a. Pengertian Kemampuan (Kompetensi)…….………….….30

b. Kompetensi yang harus Dimiliki Seorang Guru………... 33

c. Kompetensi Profesional Guru………...…… 33

3. Motivasi Kerja Guru………..39

a. Pengertian Motivasi ... ………..39

b. Teori Motivasi ... …40

c. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi ... 44

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 45

e. Motivasi Kerja Guru ... 45

f. Dimensi dan Indikator-indikator Motivasi Kerja Guru.….46 B.Kerangka Pemikiran... 50

C.Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODOLOGI ... 54

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

1. Lokasi Penelitian ……….….. 54

2. Populasi ... 54

3. Sampel ... 56

B.Metode Penelitian ... 58


(8)

2. Metode Deskriptif ... 59

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi) ... 60

C.Definisi Operasional ... 60

1. Kemampuan Profesional Guru ... 60

2. Motivasi Kerja Guru ... 60

3. Efektivitas Manajemen Kelas ... 60

D.Instrumen Penelitian ... 61

1. Skala Pengukuran ... 61

2. Penyusunan Instrumen ... 61

3. Uji Coba Instrumen ... 64

E. Teknik Pengumpulan Data ... 72

1. Studi Dokumentasi ... 72

2. Teknik Kuesioner ... 73

F. Teknik Analisis Data ... 73

1. Analisis Data Deskriptif ... 73

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 74

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 75

4. Alat Bantu ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A.Hasil Penelitian ... 80

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 80

a. Kemampuan Profesional Guru ... 80

b. Motivasi Kerja Guru ... 81

c. Efektivitas Manajemen Kelas ... 81


(9)

a. Uji Normalitas ... 82

b. Uji Linieritas ... 83

3. Pengujian Hipotesis ... 84

a. Analisis Korelasi ... 84

1) Kemampuan profesional guru (X1) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 84

2) Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y)... 85

3) Kemampuan profesional guru (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 86

b. Analisis Regresi ... 88

1) Kemampuan profesional guru (X1) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 88

2) Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y)... 89

3) Kemampuan profesional guru (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 90

4. Interpretasi Hasil Analisis ... 94

B.Pembahasan ... 94

1. Kemampuan Profesional Guru ... 95

2. Motivasi Kerja Guru ... 104

3. Efektivitas Manajemen Kelas ... 109

4. Kontribusi Kemampuan Profesional Guru terhadap Efektivitas Manajemen Kelas ... 117

5. Kontribusi Motivasi Kerja Guru terhadap Efektivitas Manajemen Kelas ... 119 6. Kontribusi Kemampuan Profesional Guru dan Motivasi


(10)

Kerja Guru terhadap Efektivitas Manajemen Kelas ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 123

A.Kesimpulan ... 123

B.Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 126


(11)

Ai Mintarsih, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan nasional harus mampu meningkatkan mutu pendidikan dan relevansi serta efesiensi manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai system yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan hanya sebagai berkumpulnya murid dengan guru, akan tetapi kegiata tersebut ada dalam lingkup suatu system yang saling berhubungan, pola manajemen yang teratur dan terkait satu sama lainnya. Oleh karena itu sekolah sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang harus didukung oleh semua unsur dari mulai SDM, sarana prasarana , dan sebagainya.

Dalam konteks manajemen sumber daya manusia, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan sikap, dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan


(12)

Ai Mintarsih, 2013

pendidikan nasional. Dan guru menjadi aktor utama dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan sebagaimana menurut Widodo (2010:356) bahwa “pembelajaran sebagai inti proses pendidikan”. Proses pembelajaran akan selalu berlagsung dalam suatu adegan di sekolah, jelasnya adalah adegan kelas. Adegan itu perlu diciptakan dan dikembangkan menjadi wahana bagi keberhasilan proses pembelajaran yang efektif. Hal ini berarti diperlukan manajemen tersendiri untuk mengembangkan dan memelihara adegan itu, dan manajemen yang dimaksud adalah manajemen kelas. (Koswara, 2008:103)

Guru harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang manajemen kelas. Yang aplikasinya dimana setiap kegiatan belajar mengajar mengisyaratkan tercapainya tujuan, baik tujuan instruksional maupun tujuan pengiring. Namun tidak dapat dipungkiri keadaan di kelas seringkali tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu guru bertugas menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi siswa sebagai peserta didik, sehingga tumbuh iklim belajar yang berkualitas dalam upaya tujuan pembelajaran.

Usaha preventif dan kuratif perlu dilaksanakan dalam upaya penciptaan kondisi kelas yang diharapkan. Usaha preventif yaitu tercipta dan dapat dipertahankan kondisi kelas yang kondusif harus dirancang dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar hal-hal yang merugikan dapat dihindari. Sedangkan upaya kuratif yaitu upaya mengembalikan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak disebabkan oleh tingkah laku siswa sebagai peserta didik di dalam kelas.

Sementara itu pemerintahpun sudah mengisyaratkan bagaimana pengelolaan pembelajaran yang efektif, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk partisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi


(13)

Ai Mintarsih, 2013

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dan pada pasal 3 menyatakan bahwa:

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Proses pemberdayaan peserta didik akan berhasil dengan baik jika ditunjang dengan proses pembelajaran yang baik pula. Proses pembelajaran yang baik menuntut kemampuan guru yang optimal karena peran dan kualitas guru sangat penting bagi keberhasilan proses pembelajaran di kelas dan kesuksesan peserta didik. Guru merupakan salah satu faktor penentu mutu pendidikan dan keberhasilan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, tingkat kemampuan guru di suatu sekolah dapat dijadikan barometer bagi mutu dan keberhasilan pendidikan di sekolah.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan tentunya tak lepas dari kemampuan guru mendisain dan melaksanakan pembelajaran. Namun kenyataan dilapangan guru dalam praktik sehari-harinya masih merasa kesulitan menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, bahkan proses pembelajaran cenderung satu arah (teacher-centered). Menurut Mulyasa (2008:19) bahwa “dalam praktik pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tugas dan fungsinya”, Sedangkan Tim Ahli JICA (2008) menyatakan bahwa banyak guru Indonesia masih kurang memiliki kemampuan dasar untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik. Dan berdasarkan penelitian Sato (2008) tentang kelemahan guru dilapangan menyatakan bahwa:

Banyak guru tidak memiliki inisiatif untuk belajar. Pengetahuan guru mengenai mata pelajaran yang diampunya tidak pernah cukup. Namun demikian, sebagian besar guru dilapangan ini tidak mau belajar mengasah


(14)

Ai Mintarsih, 2013

pengetahuannya lagi. Masalah ini tidak hanya semata-mata disebabkan oleh kesalahan guru saja, tetapi kurangnya kesempatan dan tempat untuk belajar juga menjadi alasan untuk tidak bisa belajar, meskipun sebenarnya para guru tersebut memiliki keinginan untuk belajar.

Dari berbagai ungkapan di atas ternyata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran cukup memprihatinkan, masih banyak kelemahan-kelemahan guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Guru dalam melakukan tugas mengajar di suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana yang perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar peserta didik serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut. Menyusun strategi untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan muncul agar proses belajar mengajar tetap dapat berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan masalah yang muncul berkaitan dengan masalah di kelas, yaitu:

1. Guru kurang pemahaman terhadap masalah pengelolaan dan pengajaran. 2. Guru kurang memahami pendekatan dalam manajemen kelas.

3. Guru kurang terampil dalam memilih pendekatan untuk memecahkan masalah manajemen kelas.

4. Guru kurang memiliki inovasi dalam melakukan pembelajaran. Artinya guru sebagian besar masih konvensional atau driil.

5. Guru kurang memiliki motivasi untuk menggali wawasan yang dapat memberikan kontribusi untuk menjalankan tugasnya, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran.

6. Peranan guru dalam pembelajaran masih dominan, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi belajar.

7. Kurangnya upaya dari guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif.


(15)

Ai Mintarsih, 2013

8. Guru kurang terampil dalam menilai efektifitas mengajar.

9. Guru kurang berupaya mengembangkan materi maupun cara mengajar.

Masih rendahnya tingkat kemampuan guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari internal guru itu sendiri dan faktor-faktor lainnya yang berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Penghasilan yang diperoleh guru belum mampu memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga secara mencukupi. Oleh karena itu, upaya untuk menambah pengetahuan dan informasi menjadi terhambat karena dana untuk membeli buku, berlangganan koran, internet tidak tersedia. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan dapur harus juga melakukan kerja sampingan lainnya. Tidak jarang seorang guru yang “jujur”, pulang mengajar setelah itu mereka menjadi tukang ojek bahkan menjadi tukang becak.

2. Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya meningkatkan kompetensinya.

3. Meledaknya jumlah lulusan sekolah guru dari tahun ke tahun. Hal itu merupakan akibat dari mudahnya pemerintah memberikan ijin pendirian LPTK (Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan).

4. Jumlah murid dalam satu kelas cukup banyak dan beban guru yang cukup besar dalam satu minggu.

5. Kompetensi guru yang belum terbangun. Seyogyanya setiap guru perlu memperlihatkan sikap kompeten sebagai seorang pendidik, bukan hanya sebagai pengajar. Hanya melalui karya nyata dan sikap keseharian yang diperlihatkan seorang gurulah yang mampu mengangkat harkat dan martabatnya serta diakui kompetensinya oleh masyarakat.

6. Rendahnya minat guru terhadap dunia tulis menulis. (Dzamal Z, 2005:33-35) Pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan akan sangat bermanfaat bagi guru dalam


(16)

Ai Mintarsih, 2013

melakukan tugas mengajarnya. Pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauhmana motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas.

Selain kemampuan profesional guru yang dapat mempengaruhi efektivitas manajemen kelas, motivasi kerja guru pun dapat menjadi faktor dalam menunjang terwujudnya efektivitas manajemen kelas. Motivasi yang baik akan mempengaruhi kinerja guru dengan baik sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat. Motivasi menurut Kenneth N. Wexley dan Gary A. Yukl (2005:98) adalah proses dimana perilaku diberikan energy dan diarahkan. Motivasi kerja adalah : “Dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” (Wahjosumidjo, 2004 : 177). Motivasi kerja adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 2004 : 106).

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah keseluruhan proses pemberian motif atau dorongan kerja pada para bawahan terutama para guru sebagai agen pendidikan dan pengajaran, agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Untuk mencapai kinerja dari guru yang tinggi diperlukan adanya motivasi dari guru untuk meningkatkan kinerjanya secara utuh. Seorang guru harus menunjukkan perilaku yang kuat yang diarahkan untuk menuju satu tujuan tertentu. Akan tetapi pada perkembangannya motivasi guru mendapatkan tantangan yang sangat krusial, diantaranya aspek penghargaan terhadap guru yang tidak sesuai dengan tuntutan dan peran guru sebagai tenaga professional.

Hal ini sejalan dengan Ridwan (2006). dalam penelitiannya yang berjudul “Bagaimana Kontribusi kompetensi profesional dan motivasi kerja terhadap efektivitas proses pembelajaran”. Tujuannya untuk mengetahui kontribusi kompetensi profesional dan motivasi kerja terhadap efektivitas proses pembelajaran. Dari hasil


(17)

Ai Mintarsih, 2013

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa (1) kompetensi profesional secara langsung berkontribusi dengan signifikan terhadap efektivitas proses pembelajaran sebesar 34,6%. (2) motivasi kerja secara langsung berkontribusi dan signifikan terhadap efektivitas proses pembelajaran sebesar 61,94%. (3) secara simultan kompetensi profesional dan motivasi kerja berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas proses pembelajaran sebesar 90%. 10% sisanya merupakan pengaruh yang datang dari faktor-faktor lain. Misalnya : kepemimpinan, iklim organisasi, etos kerja, budaya organisasi, kompensasi, kepuasan, loyalitas, pelayanan, negosiasi, mutu, produktivitas, bauran pemasaran, dan lain-lain.

Selain itu Andyarto Surjana (2002) pun melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Motivasi Guru dan Gaya Kepemimpinan Guru terhadap Efektivitas Pengelolaan Kelas”. Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah ada hubungan antara motivasi guru dan gaya kepemimpinan guru terhadap efektivitas pengelolaan kelas secara sendiri-sendiri atau secara bersama. Hasil peneltiain korelasional yang dilakukan di SMU Kristen BPK PENABUR Jakarta ini menyimpulkan terdapat hubungan positif dan berarti antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kontribusi motivasi kerja guru terhadap efektivitas pengelolaan kelas, yaitu mengkondisikan kelas dengan pendekatan memodifikasi perilaku, memfasilitasi iklim sosio-emosional, dan memfasilitasi proses dinamika, masih belum optimal, hanya 37,70 %. Kontribusi gaya kepemimpinan guru terhadap efektivitas pengelolaan kelas, juga masih belum optimal (43,10 %), meskipun sedikit lebih tinggi dari kontribusi motivasi kerja. Secara bersama-sama kontribusi motivasi kerja dan gaya kepemimpinan guru-guru SMU Kristen BPK Penabur di Jakarta juga masih belum optimal (42,80 %).

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut diatas, untuk membuktikan bahwa kemampuan profesional guru dan motivasi guru dapat memberikan kontribusi


(18)

Ai Mintarsih, 2013

positif dalam efektivitas manajemen kelas, karenanya penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Kontribusi Kemampuan

Profesional Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap Efektivitas Manajemen Kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa variabel yang akan diteliti. Efektivitas Manajemen kelas sebagai subsistem dari kualitas pendidikan mempunyai permasalahan yang sangat kompleks mengingat kualitas belajar siswa merupakan muara dari seluruh komponen yang tergabung dalam system pembelajaran di sekolah. Akan tetapi faktor yang mempengaruhi efektivitas manajemen kelas tidak hanya satu faktor. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya lingkungan, bahan ajar, media pembelajaran, manusia (guru & siswa), dan metode pembelajaran ( Asssociation for Educational and Communication Technologi) (Susilana, 2007: 543) dalam Apriliya (2007:8).

Gambar 1.1

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Manajemen kelas

Dari semua faktor yang mempengaruhi efektivitas manajemen kelas, gurulah yang menjadi faktor sentral. Guru adalah faktor yang sangat penting dalam proses

EFEKTIVITAS MANAJEMEN

KELAS

Lingkungan

Media Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Guru Bahan Ajar


(19)

Ai Mintarsih, 2013

belajar mengajar dan unsur manusiawi yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Efektivitas manajemen kelas tergantung kepada profesionalisme guru, strategi dan pendekatan yang digunakannya. Banyak pendekatan dan model pembelajaran yang telah diuji cobakan dan dihasilkan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas manajemen kelas .

Praktik-praktik pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar. Praktik-praktik pembelajaran hanya dapat diubah melalui pengujian terhadap cara-cara guru mengemas dan melaksanakan pembelajaran. Upaya dalam mengantisipasi peranan guru yang semakin luas, guru harus memiliki kompetensi mengajar dan memiliki kreativitas dalam menciptakan iklim pembelajaran lebih efektif dan kondusif. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kemampuan profesional seperti yang dinyatakan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (3), yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri yang baik; kemauan dan kemampuan untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran; serta kemauan dan kemampuan lain yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.

Akan tetapi yang terjadi di SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang guru dalam praktik sehari-harinya masih merasa kesulitan menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, bahkan proses pembelajaran cenderung satu arah (teacher-centered).

Selain faktor kompetensi guru, motivasi kerja guru terasa begitu signifikan untuk menciptakan input, proses, dan output peserta didik yang bermutu tinggi, dengan melalui kinerja mengajar yang baik. Melahirkan motivasi kerja positif di lingkungan kerja para guru penting, namun acap terhalangi kendala seperti kepemimpinan kepala sekolah dan iklim lingkungan kerja yang tidak membangkitkan motivasi kerja agar lebih baik, lebih adil, lebih jujur serta bersungguh-sungguh (Kurniawan, 2009).


(20)

Ai Mintarsih, 2013

Setelah melakukan identifikasi masalah di atas secara gamblang, peneliti dapat simpulkan sebagai berikut:

a. Kemampuan profesional guru belum optimal, hal itu ditunjukkan dengan :

1) Kurangnya kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik.

2) Kurangnya upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif.

3) Kurang memiliki inovasi dalam melakukan pembelajaran.

b. Tidak adanya motivasi dan semangat dalam mendorong keberhasilan belajar siswa.

Oleh sebab itu, dengan melalui kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru diharapkan mampu meningkatkan efektivitas manajemen kelas, dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan profesional guru di SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

2. Bagaiman motivasi kerja guru pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

3. Bagaimana efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

4. Seberapa besar kontribusi kemampuan profesional guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.


(21)

Ai Mintarsih, 2013

5. Seberapa besar kontribusi motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

6. Seberapa besar Kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya, sehubungan hal ini Arikunto (1997:4) menyatakan bahwa: “Tujuan penelitian yaitu rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian dilakukan selesai.” Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan profesional guru di SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi kerja guru pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

4. Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi kemampuan profesional guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

5. Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

6. Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian


(22)

Ai Mintarsih, 2013

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat atau memperkaya pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan :

a. Manajemen kelas dari segi efektivitas

b. Aspek-aspek yang berkaitan dengan profesionalisme guru c. Motivasi kerja guru

Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah akademik baru dalam bidang administrasi pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam rangka pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan efektivitas manajemen kelas. Lebih lanjut penelitian ini dapat dijadikan input dalam upaya:

a. Sebagai evaluasi bagi kepala sekolah dalam pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan efektivitas manajemen kelas di sekolah yang dikelolanya.

b. Sebagai bahan rujukan dalam merumuskan kebijakan pendidikan di sekolah dalam pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan efektivitas manajemen kelas.

c. Sebagai masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dalam pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan efektivitas manajemen kelas sehingga akhirnya mampu menciptakan output yang baik.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penelitian ini terdiri dari 5 bab ditambah dengan beberapa lampiran, dengan rincian sebagai berikut :


(23)

Ai Mintarsih, 2013

1. Bab I: Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi tesis.

2. Bab II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis. Pada bagian ini memaparkan landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah yang kemudian dijadikan kerangka pikir penilitian untuk selanjutnya diperoleh hipotesis penelitian.

3. Bab III: Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini berisi keseluruhan data dari

hasil observasi dan kuesioner. Memaparkan hasil pengolahan data berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan serta memaparkan hasil analisis data yang dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan penelitian.

5. Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian, implikasi . Saran atau rekomendasi yang dihasilkan ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(24)

BAB III METODOLOGI

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Dalam penelitian ini, lokasi dipilih secara keseluruhan berdasarkan informasi dari Kantor Sub Rayon 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang, yaitu berjumlah 16 SMPN.

2. Populasi Penelitian

Menurut McMillan dan Schumacher (2002:246-247) populasi adalah sekelompok elemen atau kasus, baik itu individual, objek, atau peristiwa yang berhubungan dengan kriteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi target generalisasi dari hasil penelitian kita. Sedangakan menurut Gay dan Diehl dalam Satori dan Komariah (2011:46) The population is the grup of interest to the researcher, the group to the with she or he would like to generalize the results of the study.

Menurut Arikunto (2002: 115) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 117). Sedangakan menurut Nazir (2003: 15) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Sementara menurut Sugiyono (2011: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(25)

Memperhatikan pendapat di atas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh sebab itu, penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, karena sejatinya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada obyek-obyek yang dipelajari, namun meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Untuk mendapatkan data yang representatif peneliti mengambil populasi guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang. Berdasarkan prasurvey diseluruh SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang tersebut diperoleh jumlah populasi sebanyak 595 guru yang tersebar pada 16 SMPN. Gambaran penyebaran populasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 :

Jumlah Guru SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang

No Sekolah Jumlah Guru

1 SMPN 1 Jatinangor 60

2 SMPN 2 Jatinangor 53

3 SMPN 3 Jatinangor 24

4 SMPN 1 Tanjungsari 55

5 SMPN 2 Tanjungsari 46

6 SMPN 3 Tanjungsari 27

7 SMPN 1 Sukasari 30

8 SMPN 1 Rancakalong 39

9 SMPN 2 Rancakalong 45

10 SMPN 3 Rancakalong 25


(26)

12 SMPN 2 Cimanggung 32

13 SMPN 1 Pamulihan 39

14 SMPN 2 Pamulihan 25

15 SMPN 3 Pamulihan 22

16 SMPN 4 Pamulihan 15

JUMLAH 595

Sumber : Sub Rayon 1 Wilayah Tanjungsari Kabupaten Sumedang

3. Sampel Penelitian

Arikunto (2002:117) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari

populasi.” Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh popoulasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nazir (2003:18) bahwa:”mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitianya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengelolahanya.” Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2002:120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-30% atau lebih.

Memperhatikan pernyataan tersebut, maka jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Solvin (dalam Riduwan 2006:65) sebagai berikut:


(27)

Keterangan: n = jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presesi atau penyimpangan terhadap populasi

Dalam penelitian sosial besarnya presesi biasanya antara 5% sampai dengan 10%, pada penelitian ini peneliti mengambil presesi 10% sehingga diperoleh nilai n sebagai berikut:

Jadi jumlah sampel penelitian ini sebanyak 86 orang (dibulatkan), jumlah ini menjadi responden penelitian. Dengan batasan sampel sebagai berikut :

1. Guru yang sudah PNS

2. Guru yang masa kerjanya lebih dari 5 tahun 3. Guru yang pernah menjadi wali kelas

Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan adalah 86/595 x 100% = 14,45. Penentuan anggota sampel adalah sebesar 14,45% dari populasi. Contoh penyebaran sampel pada tiap sekolah berikut ini:

SMPN 1 Jatinangor:


(28)

Setelah dihitung secara keseluruhan didapat data sebagai berikut:

Tabel 3.2 : Penyebaran Sampel

No Sekolah Populasi Sampel

(14,45 %)

Jumlah Sampel

1 SMPN 1 Jatinangor 60 8,67 9


(29)

3 SMPN 3 Jatinangor 24 3,47 3

4 SMPN 1 Tanjungsari 55 7,95 8

5 SMPN 2 Tanjungsari 46 6,65 7

6 SMPN 3 Tanjungsari 27 3,90 4

7 SMPN 1 Sukasari 30 4,34 4

8 SMPN 1 Rancakalong 39 5,64 6

9 SMPN 2 Rancakalong 45 6,51 7

10 SMPN 3 Rancakalong 25 3,61 4

11 SMPN 1 Cimanggung 58 8,38 8

12 SMPN 2 Cimanggung 32 4,63 5

13 SMPN 1 Pamulihan 39 5,64 6

14 SMPN 2 Pamulihan 25 3,61 4

15 SMPN 3 Pamulihan 22 3,18 3

16 SMPN 4 Pamulihan 15 2,17 2

595 87

Karena adanya proses dan hasil pembulatan maka sampel ditambah 1 sehingga setelah ditambah, sampel pada penelitian ini berjumlah 87 orang.

B.Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran umum kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas di wilayah 1 Kabupaten Sumedang. Oleh karena itu, penulis berusaha mengambil metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian sesungguhnya apabila tidak menggunakan sebuah metode penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya


(30)

akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data yang telah diteliti menjadi suatu kesimpulan.

Berikut merupakan metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini:

1. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2002: 86).

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris. Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian (variabel X1, X2 dan variabel Y) untuk kemudian dicari hubungan antar variabel-variabel tersebut.

2. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Arikunto (2002: 86) bahwa: “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang

digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau

masa sekarang.” Metode deskriptif pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.

Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.


(31)

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi)

Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk melengkapi metode deskriptif. Studi bibliografi merupakan proses penelusuran sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Melalui studi bibliografi ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

C.Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Singarimbun dan Effendi (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur satu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional dari penelitian ini:

1. Kemampuan Profesional (X1)

Kemampuan profesional adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga kemampuan ini dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan profesional guru di sini adalah kemampuan dalam perencanaan dan persiapan, menciptakan suasana kelas, instruksi, dan tanggung jawab profesional.

2. Motivasi Kerja Guru (X2)

Motivasi kerja guru adalah daya dorong yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku seseorang guru untuk melakukan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar dengan segala kemampuan dan keahliannya guna


(32)

mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Adapun motivasi kerja guru yang dimaksudkan adalah mengenai motif, harapan, dan insentif.

3. Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

Efektivitas pengelolaan kelas adalah tingkat tercapainya tujuan dari pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Efektivitas manajemen kelas yang dimaksudkan adalah manajemen kelas preventatif, menangani perilaku yang tidak semestinyadan mengganggu (disruptif), serta self management dan caring classroom

D.Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala. Skala digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan skala ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan profesional guru, motivasi kerja guru, dan efektivitas manajemen kelas di SMPN wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian bobot masing-masing kontinum atau berturut-turut, untuk pernyataan positif diberi bobot : 5 – 4 – 3

– 2 – 1, sedangkan bobot untuk pernyataan negatif diberi bobot : 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan.

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun


(33)

butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian untuk dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan:

Tabel 3.3:

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Efektvitas Manajemen Kelas

Variabel Subvariabel Indikator No Item Efektivitas

Manajemen Kelas (Y)

Manajemen kelas preventatif

Menetapkan aturan dan

prosedur 1, 2, 3

Mencegah perilaku menyimpang dengan smoothness dan momentum

4, 5

Menyelaraskan kegiatan kelas selama periode yang tidak stabil

6, 7, 8 Mengembangkan

tanggung jawab siswa 9, 10, 11, 12 Menangani perilaku

yang tidak

semestinya dan mengganggu

(disruptif)

Memahami dan

menangani perilaku buruk dengan with-in dan overlappingness

13, 14

Merespons desist

incidence dengan cepat 15, 16

Memberikan penguatan dengan menggunakan hadiah dan pujian.

17, 18 Hukuman dan penalty


(34)

Self Management

dan Caring

Classroom

Bertindak dengan cara-cara yang adil secara-cara sosial

22, 23 Mengembangkan

hubungan autentik yang bebas kekuasaan dan control

24, 25, 26 Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengkonstruksikan makna moral

27, 28

Membatasi struktur dan

prosedur 29, 30

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan meminta

mereka untuk

menyelesaikan masalah bersama-sama.

31, 32

Tabel 3.4:

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Profesional Guru

Variabel Suvariabel Indikator No Item Kompetensi Pofesional Guru (X1) Perencanaan dan Persiapan Menunjukkan

pengetahuan tentang konten dan pedagogi

1, 2, 3 Menunjukkan

pengetahuan tentang siswa

4, 5 Memilih tujuan instruksi 6, 7 Menunjukkan

pengetahuan tentang sumber (resource)

8, 9, 10 Mendesain instruksi yang

logis 11, 12

Suasana Kelas Menciptakan lingkungan dengan saling menghargai dan hubungan baik

13, 14


(35)

untuk belajar

Menangani prosedur

kelas 17, 18

Menangani perilaku siswa 19, 20

Menata ruang fisik 21, 22, 23

Instruksi Berkomunikasi secara

jelas dan akurat 24, 25

Menggunakan teknik

bertanya dan diskusi 26, 27, 28 Melibatkan siswa dalam

belajar 29, 30, 31

Memberikan umpan balik

bagi siswa 32, 33

Menunjukkan fleksibilitas

dan responsiveness 34, 35

Tanggung Jawab Profesional

Merenungkan pengajaran 36, 37 Membuat catatan yang

akurat 38

Berkomunikasi dengan

keluarga 39, 40

Memberikan konstribusi

pada sekolah dan distrik 41, 42 Tumbuh dan berkembang

secara professional 43, 44

Tabel 3.5:

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru

Variabel Sub Variabel Indikator No Item Motivasi Kerja

Guru (X2)

Motif Kesempatan untuk

maju 1, 2, 3

Pengakuan sebagai

individu 4, 5

Keamanan bekerja 6, 7

Tempat kerja yang

baik 8, 9

Penerimaan oleh

kelompok, 10, 11


(36)

Pengakuan atas

prestasi 13, 14

Harapan Kondisi kerja yang

baik, 15, 16

Perasaan ikut

“terlibat”, 17, 18, 19

Pendisiplinan yang

bijaksana 20, 21

Penghargaan penuh atas persoalan-persoalan pribadi,

22, 23 Loyalitas pimpinan

terhadap guru, 24, 25

Pemahaman yang

simpatik, 26, 27

Jaminan pekerjaan. 28, 29

Insentif Upah yang adil dan

layak 30, 31

Jaminan kesehatan 32, 33

Pemberian bonus 34, 35

Jaminan hari tua 36

1. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak 10 (sepuluh) orang guru SMPN di Kabupaten Sumedang Jawa Barat di luar populasi dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah: (a) membagikan angket pada guru, (b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, (c) para guru melakukan pengisian angket, dan (d) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban


(37)

tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan pada valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2008:95):

√[ ]

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji signifikasi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi


(38)

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), dengan keputusan, jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak

valid.

1) Variabel Kemampuan Profesional Guru (X1)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel Kemampuan Profesional Guru (X1), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Kemampuan Profesional Guru (X2)

Item Pernyataan r hitung r tabel α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,6677 > 0,632 Valid

2 0,2293 < 0,632 Tidak Valid

3 0,7039 > 0,632 Valid

4 0,6449 > 0,632 Valid

5 0,6466 > 0,632 Valid

6 0,8951 > 0,632 Valid

7 0,6754 > 0,632 Valid

8 0,8398 > 0,632 Valid

9 0,6877 > 0,632 Valid

10 0,7290 > 0,632 Valid

11 0,7440 > 0,632 Valid

12 0,7319 > 0,632 Valid

13 0,8294 > 0,632 Valid

14 0,8410 > 0,632 Valid

15 0,9047 > 0,632 Valid

16 0,9342 > 0,632 Valid

17 0,9286 > 0,632 Valid

18 0,6850 > 0,632 Valid

19 0,8077 > 0,632 Valid

20 0,9041 > 0,632 Valid


(39)

22 0,6283 > 0,632 Valid

23 0,4930 < 0,632 Tidak Valid

24 0,8563 > 0,632 Valid

25 0,7071 > 0,632 Valid

Lanjutan Tabel 3.6

Item Pernyataan r hitung r tabel α = 0,05 n = 10

Keputusan

26 0,7913 > 0,632 Valid

27 0,8462 > 0,632 Valid

28 0,8321 > 0,632 Valid

29 0,6882 > 0,632 Valid

30 0,7321 > 0,632 Valid

31 0,8479 > 0,632 Valid

32 0,6746 > 0,632 Valid

33 0,7714 > 0,632 Valid

34 0,6283 > 0,632 Valid

35 0,4930 < 0,632 Tidak Valid

36 0,8563 > 0,632 Valid

37 0,7071 > 0,632 Valid

38 0,7913 > 0,632 Valid

39 0,8462 > 0,632 Valid

40 0,8321 > 0,632 Valid

41 0,6882 > 0,632 Valid

42 0,6421 > 0,632 Valid

43 0,8479 > 0,632 Valid

44 0,6746 > 0,632 Valid

Keterangan : untuk item pertanyaan yang pada uji validitas dinyatakan tidak valid, setelah dirujuk ke buku teori yang digunakan, maka diputuskan untuk merubah redaksi atau penyusunan kata yang dipakai agar lebih mudah dipahami oleh guru yang dijadikan sampel.


(40)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel motivasi kerja guru (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung

lebih besar daripada nilai r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X1)

Item Pernyataan r hitung r tabel α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,1133 < 0,632 Tidak Valid

2 0,8115 > 0,632 Valid

3 0,7598 > 0,632 Valid

4 -0,0333 < 0,632 Tidak Valid

5 0,7773 > 0,632 Valid

6 0,8722 > 0,632 Valid

7 0,7800 > 0,632 Valid

8 0,9279 > 0,632 Valid

9 0,7137 > 0,632 Valid

10 0,7333 > 0,632 Valid

11 0,8905 > 0,632 Valid

12 0,6335 > 0,632 Valid

13 0,6959 > 0,632 Valid

14 0,8963 > 0,632 Valid

15 0,6342 > 0,632 Valid

16 0,3427 < 0,632 Tidak Valid

17 0,6896 > 0,632 Valid

18 0,6589 > 0,632 Valid

19 0,6880 > 0,632 Valid

20 0,8470 > 0,632 Valid


(41)

22 0,9152 > 0,632 Valid

23 0,2537 < 0,632 Tidak Valid

24 0,7762 > 0,632 Valid

25 0,8537 > 0,632 Valid

26 0,7981 > 0,632 Valid

27 0,8530 > 0,632 Valid

28 0,9095 > 0,632 Valid

29 0,7705 > 0,632 Valid

30 0,8475 > 0,632 Valid

31 0,7594 > 0,632 Valid

32 0,8470 > 0,632 Valid

33 0,6828 > 0,632 Valid

34 0,7594 > 0,632 Valid

35 0,8470 > 0,632 Valid

36 0,6828 > 0,632 Valid

Keterangan : untuk item pertanyaan yang pada uji validitas dinyatakan tidak valid, setelah dirujuk ke buku teori yang digunakan, maka diputuskan untuk merubah redaksi atau penyusunan kata yang dipakai agar lebih mudah dipahami oleh guru yang dijadikan sampel.

3) Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika

nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

Item Pernyataan r hitung r tabel α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,6841 > 0,632 Valid

2 0,8290 > 0,632 Valid

3 0,5841 < 0,632 Tidak Valid


(42)

5 0,8745 > 0,632 Valid

6 0,6839 > 0,632 Valid

7 0,8606 > 0,632 Valid

8 0,8207 > 0,632 Valid

9 0,8582 > 0,632 Valid

10 0,6495 > 0,632 Valid

11 0,6582 > 0,632 Valid

12 0,8775 > 0,632 Valid

13 0,6691 > 0,632 Valid

14 0,6077 > 0,632 Valid

15 0,6832 > 0,632 Valid

16 0,7443 > 0,632 Valid

17 0,8213 > 0,632 Valid

18 0,7449 > 0,632 Valid

19 0,7846 > 0,632 Valid

20 0,4841 < 0,632 Tidak Valid

21 0,8545 > 0,632 Valid

22 0,5799 < 0,632 Tidak Valid

23 0,7525 > 0,632 Valid

24 0,6749 > 0,632 Valid

Lanjutan Tabel 3.8

Item Pernyataan r hitung r tabel α = 0,05 n = 10

Keputusan

25 0,8217 > 0,632 Valid

26 0,8472 > 0,632 Valid

27 0,8724 > 0,632 Valid

28 0,8499 > 0,632 Valid

29 0,8744 > 0,632 Valid

30 0,7753 > 0,632 Valid

31 0,7966 > 0,632 Valid

32 0,7301 > 0,632 Valid

Keterangan : untuk item pertanyaan yang pada uji validitas dinyatakan tidak valid, setelah dirujuk ke buku teori yang digunakan, maka diputuskan untuk


(43)

merubah redaksi atau penyusunan kata yang dipakai agar lebih mudah dipahami oleh guru yang dijadikan sampel.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Mengacu pada pendapat Arikunto (2002: 170) yang menyatakan bahwa:

“Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah cukup baik.” Maksud dapat “dipercaya” disini bahwa data yang dihasilkan harus memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi.

Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan bantuan SPSS. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah: jika r hitung > r tabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.

Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut:

1) Variabel Kemampuan Profesional Guru (X1)

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan Profesional Guru (X2) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,951

N of Items 22a

Part 2 Value ,977

N of Items 22b


(44)

Correlation Between Forms ,867

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,949

Unequal Length ,949

Guttman Split-Half Coefficient ,973

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17, q18, q19, q20.q21, q22.

b. The items are:, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32, q33, q34, q35, q36, q37, q38, q39, q40, q41, q42, q43, q44.

Pengujian reliabilitas pada variabel kemampuan profesional guru ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,973. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung

lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan pada variabel kemampuan profesional guru (X2) reliabel.

2) Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,937

N of Items 18a

Part 2 Value ,966

N of Items 18b

Total N of Items 36

Correlation Between Forms ,921

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,969

Unequal Length ,969

Guttman Split-Half Coefficient ,986

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17, q18.

b. The items are: q19, q20, q21, q22, q23, q24, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32, q33, q34, q35, q36

Pengujian reliabilitas pada variabel motivasi kerja guru ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,986. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih besar


(45)

daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pernyataan pada

variabel motivasi kerja guru (X2) reliabel.

3) Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y) Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,943

N of Items 16a

Part 2 Value ,936

N of Items 16b

Total N of Items 32

Correlation Between Forms ,939

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,928

Unequal Length ,928

Guttman Split-Half Coefficient ,988

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, b. The items are: q17, q18, q19, q20, q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32.

Pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas manajemen kelas ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,988. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung

lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan pada variabel efektivitas manajemen kelas (Y) reliabel.

E.Teknik Pengumpulan Data

Nazir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan focus penelitian yang diteliti. Maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.


(46)

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting. Studi Dokumentasi diajukan untuk memperoleh data langsung dari instansi atau lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan yang releven (Sugiyono, 2008:98).

2. Teknik Angket / Kuesioner

Kuesioner/angket secara umum sering disebut sebagai daftar pertanyaan. Menurut McMillan dan Schumacher (2003:357) kuesioner adalah teknik yang digunakan secara luas untuk memperoleh informasi dari subjek. Kuesioner relatif ekonomis, memuat pertanyaan yang sama bagi seluruh subjek dan dapat memastikan kerahasiaan subjek. Kuesioner dapat menggunakan pertanyaan dan pernyataan tetapi dalam banyak kasus subjek merespon pada sesuatu yang ditulis secara khusus.

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 87 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Indikator-indikator yang merupakan jabaran dari kemampuan professional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan didalam angket.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada


(47)

masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:

Tabel 3.12 : Kriteria dan Penafsiran

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus


(48)

berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat yang dicari O1 = Frekuensi hasil penelitian

E1 = Frekuensi b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dapat dilihat dari signifikasi dari deviation of linierity untuk X1

terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan

bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:

a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana.

b. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variable Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(49)

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien korelasi

dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan rhitung dengan

rtabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila rhitung > rtabel dan bernilai positif, maka

terdapat pengaruh yang positif. 2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiyono, 2011: 233):

RyX1X2 =

Keterangan :

Ryx1x2 : Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y

ryx1 : Korelasi Product Moment Y dengan X1

ryx2 : Korelasi Product Moment Y dengan X2

rx1x2 : Korelasi Product Meoment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2011:231) sebagai berikut:

Tabel 3.13:

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2

1

2

x x x x yx yx yx yx

r

r

r

r

r

r


(50)

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

3) Uji Signifikansi

Uji signifikasi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah ((Field, 2000: 46):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 4) Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan maksud sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi

1) Analisi Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus persamaan umum analisis regresi linier sederhana (Sugiyono, 2011:261):

̂


(51)

̂ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel X - Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier sederhana dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan

ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan

signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima


(52)

2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda menggunakan rumus:

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

̂

Keterangan:

̂ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1

b2 = Nilai koefisien regresi X2

X1 = variabel bebas

X2 = Nilai koefisien regresi X2

E = Prediktor (pengganggu) - Uji t

Uji t atau uji koefesien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier ganda dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:


(53)

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan

ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan

signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima - Uji f

Sedangkan untuk mencari signifikansi pada uji f digunakan rumus fhitung yang

kemudian dibandingkan dengan ftabel. Untuk mencari kesimpulan, jika fhitung ftabel

maka Ho ditolak, artinya signifikan, sebaliknya jika fhitung ftabel maka Ho diterima,

artinya tidak signifikan.

4. Alat Bantu

Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum, dan distribusi frekuensinya.


(54)

123

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kemampuan profesional guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang secara keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari tiga dimensi kemampuan profesional guru yang meliputi: perencanaan dan persiapan, penciptaan suasana kelas, instruksi, dan tanggung jawab profesional. Semua aspek berada dalam kategori baik kecuali tanggung jawab profesional berada jauh di bawah aspek yang lain.

2. Motivasi kerja guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang secara keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini berdasarkan terlaksananya dengan baik dimensi motivasi kerja guru yaitu: motif, harapan, dan insentif. Semua aspek berada dalam kategori baik.

3. Efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kaupaten Sumedang. secara keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini tercermin dari empat dimensi efektivitas manajemen kelas yaitu: manajemen kelas preventatif, menangani perilaku yang tidak semestinya dan mengganggu (disruptif), serta self manajemen dan caring classroom. Aspek manajemen preventatif serta self manajemen dan caring classroom berada pada kategori yang hampir sangat baik. Hanya aspek menangani perilaku yang tidak semestinya dan mengganggu (disruptif) yang berada jauh di bawah aspek yang lainnya walaupun masih berada pada kategori baik.

4. Terdapat kontribusi kemampuan profesional guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang, berdasarkan hasil penelitian kontribusinya berada pada kategori kuat.


(1)

126

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Apriliya, Seni. (2007). Manajemen Kelas untuk Menciptakan Iklim Belajar yang

Kondusif. Jakarta : Visindo.

Aqib, Zainal. (2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia.

Arends, Richard I. (2007). Learning to Teach. New York : McGraw Hill Companies. Alih Bahasa: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. (2008).

Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arep, I dan Tanjung, H. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Bandung: Alfabeta.

Atkinson, John W. (1964). An Introduction to Motivation. The University Series in Psychology.

Castetter, William B. (1996). The Human Resourse Function in Educational

Administration. Columbus, Ohio: Merril, Englewood Cliffs, New Jersey.

Christine, Maylanny. (2009). Pedagogi : Strategi dan Teknik Mengajar dengan

Berkesan. Bandung : PT Setia Purna Inves.

Danim, Sudarwan. (2010). Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung : Alfabeta.

Djamarah, Syaeful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Engkoswara, dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung :

Alfabeta.

Fathurrohman, Pupuh, dan Aa Suryana. (2012). Guru Profesional. Bandung : Refika Aditama.

Field, Andy. (2000). Discovering Statistics Using SPSS for Windows Advanced


(2)

127

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasibuan, Malayu S.P. (2009). Organisasi dan Motivasi: Dasar Pemikiran

Produktifitas. Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Wayne K & Cecil G. Miskel. (2001). Education Administration: Theory,

Research, and Practice. Singapura: Mc Graw-Hill Co.

JICA. (2008). Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Sudy

Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas & Depag.

Kasbolah, E.S Kasihani, dan I Wayan Sukarnyana. (2006). Penelitian Tindakan

Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.

Koswara, Deni dan halimah. (2009). Seluk-Beluk Profesi Guru. Bandung : PT. Pribumi Mekar.

Kusmayadi, Ismail. (2010). Kemahiran Interpersonal untuk Guru. Bandung : PT Pribumi Mekar.

Lewis, Ramon (Rom). (2009). Understanding Pupil Behaviour: Classroom

Management Techniques for Teachers. New York: 270 Madison Avenue.

Lubis, Hari dan Martani Huseini. (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI.

Mangkunegara, A.A. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marzano, J. Robert, at al. (2005). A Handbook for Classroom Management that

Works. Alexandria Virginia: Association for Supervision and Curriculum

Development.

Maslow, Abraham. (2003). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Midas Surya Grafindo.

McMillan, James H. dan Saly Schumacher. (2002). Resarch In Education : A

Conceptual Introduction. New York : Addison Wesley Longman.

Mulyasa. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.


(3)

128

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Parkay, Forrest W. (2010). Becoming a Teacher Eight Edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Alih Bahasa: Wasi Dewanto. (2011). Menjadi Seorang Guru. Jakarta : Indeks.

Poerwadarminta, W.J.S. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Razik, Taher A., dan Austin D. Sanson. (1995). Fundamental Concepts of

Educational Leadership and Management. New Jersey : Mrrill, an Imprint of

Prentie Hall.

Riduwan. (2006). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P. (2007). Organizations Theory : Structure, Design, and

Application. Prentice Hall Inc. Alih bahasa : Jusuf Udaya. 1994. Teori Organisasi : Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta : Arcan.

_________________. (1996). Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and

Applications., San Diego State Uniersity: Prentice Hall International Inc.

_________________. (2003). Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia

Sagala, Syaeful. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

____________. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Samsudin, Sadili. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia.

Satori, Djam’an, dan Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Saud, Udin Syaefudin. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta. Schunk, Dale H., Paul R. Pintrich, dan Judith L. Meece. (2008). Motivation in

Education: Theory, Research, and Applications, Third Edition). New Jersey :

Pearson Education, Inc. Alih Bahasa: Ellys Tjo. (2012). Motivasi dalam


(4)

129

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seyfarth, John T. (1996). Human Resources Management for Effective Schools. Boston : Allyn & Bacon.

Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2002). Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Bumi Aksara.

Singarimbun, Masri dan Effendi. (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta : Pustaka LP3ES.

Smith, J. Colin dan Robert Laslett. (2002). Effective Classroom Management, A Teacher’s Guide, Second Edition. New York: RoutledgeFalmer.

Spencer, Lyle M. dan Signe M. Spencer. (2003). Competence at work : Models for Superior Performance. Canada: John Wiley & Sons

Stoner, James A.F. (2006). Management. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall, Inc

Sugiyono. (2011). Metode Penellitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

__________. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukidin, Basrowi, dan Suranto. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Sulhan, Najib. (2010). Pembangunan Karakter pada Anak : Manajemen

Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif. Surabaya : SIC bekerja sama

dengan Yayasan Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya.

Suryana, Asep. (2006). Manajemen Kelas. Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Upi Press.

Sutermeister, Robert A. (2003). People and Productivity: Five Edition. New York: McGraw Hill Book Company.

Syaodih, Nana S. (1998). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda.


(5)

130

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Usman, Moh. Uzer. (2003). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda. Wahjosumidjo. (2004). Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Yukl, Gary. (2001). Leadership in Organization. New Jersey: Prentice-Hall, In

Bappenas. (2012). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Bappenas.

B. Jurnal dan Artikel

Akdon. (2007). Modul Aplikasi Statistika dalam Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Dzamal, Z. (2005). Sertifikasi dan Lisensi Dosen Profesional. Bandung: Wibawa Jurnal Pendidikan. Forum Musyawarah Organisasi Profesi Pendidikan Indonesia (Formoppi). Edisi Ke-2 No.2 Desember 2005.

Ismail, Feby. (2008). Manajemen Berbasis Sekolah : Solusi Peningkatan Kualitas

Pendidikan. Jurnal IQRA, Volume 5, Januari-Juni 2008.

Julianto, Teguh. (2008). Peningkatan Kualitas Pembelajaran : Antara Profesionalitas

Guru, Media Pembelajaran, dan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Ilmiah

Pendidikan, Volume 1, No. 1, September 2008.

M. Entang dan T. Raka Joni. (1998). Pengelolaan Kelas. Depdikbud. Dirjen Dikti. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar


(6)

131

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permana, Johar. (2001). Pengelolaan Kelas dalam Rangka Proses Beajar Mengajar. Bandung : Depag & IRIS.

Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Rofiq, M. Aunur. (2009). Pengelolaan Kelas. Malang : Depdiknas.

Surjana, Andyarto. (2002). Efektivitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur No. 01/Th I/Maret 2002.

Tjandralila Rahardja, Alice. (2004). Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi

Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Penelitian Jurnal Pendidikan Penabur, No.03 /Th.III/XII.

Bpkpenabur.

UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Widja, I Gde. (2007). Mewujudkan Sosok Guru Profesional Tantangan Dan

Prospeknya (Suatu Tinjauan Sosiologi Pendidikan). Jurnal Pendidikan dan


Dokumen yang terkait

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 3 19

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 1 21

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN DAMPAKNYA PADA KEPUASAN Kontribusi Tingkat Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kesejahteraan Terhadap Kompetensi Profesional Dan Dampaknya Pada Kepuasan Guru

0 1 18

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN DAMPAKNYA PADA KEPUASAN GURU Kontribusi Tingkat Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kesejahteraan Terhadap Kompetensi Profesional Dan Dampaknya Pada Kepuasan

0 1 17

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Iklim Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Sek

0 1 16

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Iklim Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Sek

0 1 14

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU, MOTIF KER1A DAN DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KOTAMADYA BANDUNG.

0 0 64

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SE KOTA SALATIGA.

0 0 13

Kontribusi Jenjang Pendidikan, Penataran, dan Kegiatan KKG terhadap Peningkatan Kemampuan Profesional Guru

0 0 11

KEMAMPUAN GURU GURU SEKOLAH DASAR DALAM

0 0 1