PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA : STUDI QUASI EKSPERIMEN PADA KELAS XI KD MENGANALISIS INDEKS HARGA DAN INFLASI) DI SMA PASUNDAN 1 BANDUNG.
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU
DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(STUDI QUASI EKSPERIMEN PADA KELAS XI KD MENGANALISIS INDEKS HARGA DAN INFLASI) DI SMA PASUNDAN 1 BANDUNG
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Tesis Pada Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Heltin Karlita Octasila (1302337)
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU
DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(STUDI QUASI EKSPERIMEN PADA KELAS XI KD MENGANALISIS INDEKS HARGA DAN INFLASI) DI SMA PASUNDAN 1 BANDUNG
Oleh
Heltin Karlita Octasila
S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister (M.Pd) pada Fakultas Pendidikan
Ekonomi
©Heltin Karlita Octasila 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
(4)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
(QUASI EKSPERIMEN PADA KELAS XI KD MENGANALISIS INDEKS HARGA DAN INFLASI) DI SMA PASUNDAN 1 BANDUNG
TESIS INI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing
DR. DADANG DAHLAN, M.Pd NIP 196001221984031003
Mengetahui
Ketua Program Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Prof. DR. H. Disman, M.S NIP 195902091984121001
(5)
(6)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Heltin Karlita Octasila. 2015. “Pengaruh Metode
Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Ditinjau Dari Kemandirian Belajar
Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI Kompetensi Dasar Menganalisis
Indeks Harga dan Inflasi di SMA
Pasundan 1 Bandung)”. Dosen
Pembimbing: Dr. Dadang Dahlan, M.Pd
Penelitian ini dilakukan di SMA Pasundan 1 Bandung pada kelas XI IIS
untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dengan subyek penelitian
yaitu XI IIS 3 dan XI IIS 4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh metode guided disovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif
dilihat dari kemandirian belajar. Berdasarkan hal tersebut alasan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pada tingkat kemandirian belajar metode
discovery learning dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif.
Desain penelitian yang digunakan yaitu desain faktorial 2x2. Pengumpulan
data dilakukan dengan lembar observasi dan tes sedangkan untuk kemandirian
belajar dengan menggunakan angket. Pengolahan data dilakukan dengan uji
paired t test sample, independent sample t test dan ANOVA.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
menggunakan metode guided discovery learning, (2) Terdapat peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode
guided discovery learning,(3) Penggunaan metode guided discovery learning
dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif pada kelompok siswa yang
memiliki kemandirian tinggi.
Kata kunci : Metode Guided Discovery Learning, Kemampuan Berpikir Kreatif,
Kemandirian Belajar
(7)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
ABSTRACT
Heltin Karlita Octasila. 2015. “The Effect Of Guided Discovery Learning
Method Creative Thinking Ability By Self Regulated Learning (Quasi
Experimental Study Class XI Basic Competence Analyzing Price Index And
Inflation In SMA Pasundan 1 Bandung). Guide : Dr. Dadang Dahlan, M.Pd
This research was conducted in SMA Pasundan 1 Bandung in class XI IIS to
determine the ability of creative thinking of students with research subjects XI IIS
3 and XI IIS 4. The purpose of this study was to determine the effect disovery
guided learning methods in the ability to think creatively views of independent
learning. Based on this reason this research is to determine the level of learning
independence discovery learning method can affect the ability to think creatively.
The design study is a 2x2 factorial design with research subject is class XI
IIS 3 and XI IIS 4. Data was collected through observation and test, while for self
regulated learning using a questionnaire. The hypothesis tested using parametric
statistic, paired sample t test , independent sample t test and ANOVA.
The results showed there were : (1) There are differences in the ability of
creative thinking of students before and after learning by using guided discovery
learning in the experimental class, (2) There are differences in the ability of
creative thinking of students before and after the lecture in the classroom learning
methods of control, (3) The use of guided discovery learning method can affect the
ability to think creatively on a group of students who have high self regulation.
Keywords: Guided discovery learning, Creative Thinking, Self Regulated
Learning
(8)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Penelitian ... 1
B.
Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C.
Tujuan Penelitian ... 6
D.
Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8
A.
Kajian Pustaka ... 8
1.
Konsep Model Discovery Learning ... 8
a.
Jenis-jenis Model Discovery Learning ... 9
2.
Teori Yang Melandasi Model Discovery Learning ... 11
a.
Pembelajaran Menurut Teori Kognitif ... 11
b.
Teori Belajar Konstruktivisme ... 12
c.
Teori Belajar Bruner ... 13
3.
Metode Guided Discovery Learning ... 14
a.
Pengertian Metode Guided Discovery Learning ... 14
b.
Kelebihan Metode Guided Discovery Learning ... 15
c.
Kekurangan Metode Guided Discovery Learning ... 17
d.
Langkah-langkah Metode Guided Discovery Learning ... 18
4.
Konsep Berpikir Kreatif ... 19
a.
Pengertian Berpikir ... 19
(9)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c.
Berpikir Kreatif dalam Kerangka Taksonomi Bloom ... 21
d.
Indikator Berpikir Kreatif ... 23
5.
Konsep Kemandirian Belajar Siswa ... 25
a.
Pengertian Kemandirian Belajar Siswa ... 25
b.
Indikator Kemandirian Belajar ... 26
B.
Kajian Empiris ... 27
C.
Posisi Penelitian ... 32
D.
Kerangka Pemikiran ... 33
E.
Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A.
Objek Penelitian ... 36
B.
Desain Penelitian ... 36
1.
Definisi Operasional ... 37
C.
Subyek Penelitian ... 38
D.
Instrumen Pengumpulan Data ... 39
E.
Uji Instrumen Data ... 41
1.
Uji Instrumen Data Berpikir Kreatif ... 41
a.
Daya Pembeda ... 41
b.
Tingkat Kesukaran Soal ... 42
2.
Uji Instrumen Kemandirian Belajar ... 44
a.
Penyusunan Kisi-Kisi Angket ... 44
b.
Penyusunan item angket ... 44
F.
Teknik Analisis Data ... 46
1.
Uji Normalitas ... 46
2.
Uji Homogenitas ... 48
G.
Uji Hipotesis ... 48
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ... 52
A.
Deskripsi Objek Penelitian ... 52
B.
Deskripsi Pelaksanaan Eksperimen ... 53
C.
Hasil Pengolahan Data Kemampuan Berpikir Kreatif ... 54
1.
Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Sebelum dan Sesudah Pada
Kelas Eksperimen ... 54
(10)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.
Hasil Analisis Data ... 56
1.
Uji Normalitas ... 56
2.
Uji Homogenitas ... 57
E.
Hasil Uji Hipotesis ... 583
1.
Uji Hipotesis Pertama ... 58
2.
Uji Hipotesis Dua ... 61
3.
Uji Hipotesis ketiga ... 63
F.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
1.
Perbandingan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Metode guided discovery ... 66
2.
Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa yang
Menggunakan Metode Pembelajaran Guided Discovery Learning
dan Metode Ceramah ... 68
3.
Penggunaan
Metode
Guided
Discovery
Learning
Dapat
Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Kelompok Siswa
Yang Memiliki Kemandirian Tinggi ... 70
4.
Prasyarat Metode Pembelajaran Guided Discovery Learning ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A.
Kesimpulan ... 72
B.
Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
(11)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional
dapat diwujudkan melalui proses berkembangnya kualitas peserta didik melalui
kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi
yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi
peserta didik. Salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan adalah
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 32 tahun Tentang Standar
Nasional Pendidikan. Berdasarkan peraturan tersebut terdapat perubahan struktur
kurikulum dari Kurikulum 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya diharapkan dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
Perubahan kurikulum terjadi di dasarkan pada hasil dari TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) tahun 2011 menunjukkan bahwa
Indonesia menempati urutan ke 38 dari 42 negara sedangkan analisis studi
Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa dari 6
(enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA hampir 95%
peserta didik hanya mampu sampai level 3 (tiga) atau domain penerapan saja dan
kriteria tersebut mencakup kemampuan kognitif yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir tinggi antara lain berpikir kritis, berpikir kreatif, analitis,
sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui
eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia
berada di rangking yang amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi
yang kompleks, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat,
prosedur dan pemecahan masalah, (4) melakukan investigasi.
(12)
2
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses pembelajaran seharusnya dikembangkan atas dasar prinsip belajar
siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar,
menyimak), menanya (lisan dan tulis), menganalisis (menghubungkan,
menentukan, keterkaitan, membangun konsep) serta mengkomunikasikan. Peserta
didik diarahkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber yang tersedia di mana
saja dan kapan saja melalui mengamati dan bukan diberi tahu, selain itu peserta
didik dilatih untuk melatih berfikir untuk mengambil keputusan menyelesaikan
masalah dengan kolaborasi. Pada proses pembelajaran peserta didik kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir sehingga pada proses
pembelajaran peserta didik hanya mampu menghapal tanpa mampu
mengaplikasikan. Sudah saatnya setiap akitvitas belajar bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir sehingga bukan sekedar peserta didik dapat
menguasai sejumlah materi akan tetapi bagaimana peserta didik dapat
mengembangkan gagasan dan ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal
yang didasarkan pada pengalaman sosial dalam kehidupan sehari-hari atau
kemampuan mendeskripsikan pengalaman mereka terhadap berbagai fakta. Sudah
saatnya peserta didik diarahkan untuk memiliki pengetahuan, pemikiran ataupun
pandangan baru dalam memecahkan permasalahan sehingga peserta didik
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir kreatif.
Berpikir kreatif bukan hanya dilihat dari cara siswa menciptakan hal yang
baru tetapi juga kombinasi dari konsep yang telah dipelajari sebelumnya dengan
ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya sehingga dapat menghasilkan sesuatu
yang baru. Kemampuan menghasilkan gagasan dari proses pembelajaran itu
menghasilkan sebuah kreativitas dengan cara mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan serta menghasilkan ungkapan-ungkapan yang unik. Menurut
Munandar (2009:192)
bahwa, “Faktor
yang mempengaruhi kemampuan berpikir
kreatif antara lain : Fluency (berpikir lancar), flexibility (berpikir luwes),
originalitiy (berpikir orisinal) dan elaboration
(berpikir terperinci)”.
(13)
3
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil pra penelitian di SMA Pasundan 1 Bandung,
permasalahan yang terjadi yaitu rendahnya kemampuan berpikir kreatif. Hal ini
ditunjukkan oleh data berikut.
Tabel 1 1
Rata-rata Hasil Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas
Jumlah
Siswa
Indikator Kemampuan Bepikir Kreatif
KKM
Kelancaran Keluwesan Originalitas Elaborasi
IIS 1
40 siswa
65
65
51
60
75
IIS 2
41 siswa
63
55
58
62
75
IIS 3
33 siswa
65
61
50
61
75
IIS 4
31 siswa
65
58
58
57
75
Sumber : Pengolahan Data Pra Penelitian (SMA Pasundan 1)
Tabel di atas diperoleh dari total jawaban siswa dibagi dengan jumlah siswa
sehingga didapatkan nilai di atas. Data di atas menunjukkan indikator rendahnya
kemampuan berpikir kreatif di SMA Pasundan 1 Bandung masih di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dalam mengembangkan kemampuan mengungkapkan
gagasan sehingga menjadi satu kesatuan yang unik.
Padahal jika dilihat adalah kemampuan berpikir kreatif merupakan salah
satu yang harus dimiliki dalam kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan di dalam
kurikulum tersebut siswa mampu untuk berpikir tingkat tinggi dan guru hanya
sebagai motivator saja.
Berdasarkan wawancara dengan Dina Nurmalaila selaku Guru Ekonomi di
SMA Pasundan 1 Bandung (14 Oktober 2014) tahun ajaran 2014-2015 diperoleh
hasil bahwa :
1.
Kemampuan siswa dalam menganalisis dan menyimpulkan materi pelajaran
masih dengan cara pandang terbatas terutama hal-hal yang berkaitan dengan
ekonomi hal ini dapat diketahui pada saat guru memberikan pertanyaan
dimana hanya beberapa siswa yang mampu menjawab.
2.
Tingkat kreativitas yang kurang untuk mencari materi pelajaran yang
berasal dari internet atau literatur sehingga gagasan yang diutarakan pada
saat proses pembelajaran terlihat kurang divergen.
(14)
4
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.
Kemampuan setiap anak berbeda-beda dari jumlah siswa sekitar 30-40
orang hanya terdapat 8-10 orang siswa yang terlihat berusaha untuk mencari
dan mengungkapkan gagasan yang berbeda.
Menurut Takdir (2012:51) bahwa, “s
eseorang
yang
mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif berarti telah memiliki kemampuan
intelektu
al yang mengandung pengetahuan yang terkandung di dalamnya”.
Namun jika kemampuan berpikir kreatif tidak dikembangkan tentunya siswa tidak
dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan nyata terutama di
masa yang akan datang.
Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan pada tingkat SMA dimana peserta didik dibekali kemampuan berpikir
tingkat tinggi serta kemampuan bekerjasama sehingga terbentuk peserta didik
yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya yang
dapat mendorong sehingga siswa menuangkan ide serta gagasan dalam ruang
lingkup sehari-hari sehingga mendapatkan konsep dan materi ajar yang mendalam
khususnya mengenai materi inflasi sesuai dengan kompetensi dasar menganalisis
indeks harga dan inflasi.
Pada pembelajaran ekonomi seharusnya peserta didik mampu membangun
pengetahuan sesuai dengan teori konstruktivisme dimana peserta didik secara aktif
membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa
berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu guru harus memilih model pembelajaran
yang tepat untuk menciptakan pembelajaran efektif dan bermakna yaitu dengan
menggunakan model discovery learning. Menurut Ali Gholamian (2013:577) that
“guided discovery learning is more
effective than unstructured discovery
method”.
(Metode guided discovery learning lebih efektif dan terstuktur dari pada
model discovery).
Pada metode guided discovery peserta didik diharapkan untuk
menyelesaikan tugasnya sampai mereka menemukan jawaban atas permasalahan
(15)
5
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diberikan oleh guru. Atas bimbingan guru peserta didik diharapkan dapat
menuangkan kreativitasnya dan juga peserta didik harus menanamkan
kemandirian dalam memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuannya
sehingga dapat menghasilkan suatu gagasan atau ide buah dari kemampuannya
berpikir secara kreatif. Metode pembelajaran guided discovery membiarkan siswa
secara mental dan fisik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.
Selain metode guided discovery learning dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif, terdapat faktor internal lain yang mempengaruhi siswa yaitu
kemandirian belajar. Pada pembelajaran metode guided discovery learning
mengkondisikan siswa untuk terbiasa berpikir secara mandiri menggunakan
kemampuan berpikir kreatif dalam mengkontruksi pengetahuan. Oleh karena itu
kemandirian belajar juga merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan
dalam pembelajaran ekonomi.
Kemandirian belajar merupakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik
untuk melakukan kegiatan belajar secara bertanggung jawab demi mencapai
keberhasilan dalam belajar. Melalui kemandirian peserta didik cenderung lebih
baik, mampu memantau, mengevaluasi dan mengatur belajarnya secara efektif,
dapat memunculkan ide atau gagasan secara kreatif dan jika seseorang memiliki
peluang untuk mengembangkan kemandirian belajar secara maksimal maka dia
akan dapat mengelola belajarnya dengan baik sehingga hasil yang nantinya
didapatkan akan optimal.
Oleh karena itu pada proses pembelajaran diperlukan metode yang sesuai
dengan pengalaman peserta didik sehingga peserta didik dapat menumbuhkan
kemampuan dalam berpikir secara kreatif dan sika kemandirian belajar dalam
menemukan konsep atau prinsip dalam belajar.
Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang permasalahan tersebut dengan
judul Pengaruh Metode Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Ditinjau dari Kemandirian Belajar (Quasi Eksperimen
(16)
6
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada Kelas XI KD Menganalisis Indeks Harga dan Inflasi) di SMA
Pasundan 1 Bandung.
B.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah diutarakan sebelumnya, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery
learning pada kelas eksperimen?
2.
Apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum
dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery
learning dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah?
3.
Apakah terdapat perbedaan penggunaan metode guided discovery learning
dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif jika dilihat dari
kemandirian belajar?
C.
Tujuan Penelitian
Setiap penelitian memiliki tujuan yang dapat mengarahkan kemana
penelitian akan dibawa. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery
learning pada kelas eksperimen
2.
Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery
learning dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
(17)
7
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.
Mengetahui perbedaan penggunaan metode guided discovery learning
dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif jika dilihat dari
kemandirian belajar.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Kegunaaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a.
Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa.
b.
Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang
menggunakan metode guided discovery learning.
2.
Kegunaan Praktis
a.
Bagi Praktisi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan para pelaksana
pendidikan pada mata pelajaran ekonomi dalam menggunakan metode
guided discovery learning yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif sehingga dapat menjadi alternatif solusi bagi pelaksana
pendidikan sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam menggunakan
metode pembelajaran dan dapat menimbulkan kemandirian belajar bagi
peserta didik dan seharusnya dijadikan standar untuk penilaian pada
kurikulum 2013.
(18)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Objek Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengaruh metode guided
discovery learning terhadap kemampuan berpikir kreatif dilihat dari kemandirian
belajar. Metode guided discovery learning akan dijadikan variabel yang di
treatment (perlakuan) sedangkan kemampuan berpikir kreatif merupakan variabel
terikat dengan kemandirian belajar sebagai variabel moderator.
Penelitian ini dilakukan di SMA Pasundan 1 Bandung dengan unit analisis
adalah siswa IIS (Ilmu-Ilmu Sosial) Kelas XI. Pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui fenomena serta cara mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
rendahnya kemampuan berpikir kreatif serta faktor-faktor yang dianggap
mempengaruhi rendahnya kemampuan berpikir. Setelah diamati ternyata
kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya
kemampuan berpikir kreatif siswa IIS Kelas XI di SMA Pasundan. Penelitian ini
pun menggunakan cross sectional karena waktu penelitian dilakukan dalam tempo
kurang dari satu tahun.
B.
Desain Penelitian
Pada saat melakukan sebuah penelitian tentu saja seorang peneliti berharap
permasalahan yang hadir selama penelitian berlangsung mampu terpecahkan atau
setidaknya dapat memperoleh gambaran tentang solusi yang harus diambil melalui
metode yang digunakan, karena pada dasarnya tujuan metode penelitian adalah
untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkah-langkah
penelitian yang dilakukan, sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan.
Menurut Sugiy
ono (2009: 2) bahwa,” metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen yaitu kuasi eksperimen. Adapun desain
(19)
36
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian yang digunakan yaitu desain faktorial 2x2. Berikut ini merupakan
rancangan dari desain faktorial 2x2 yaitu :
Tabel 3.1
Desain Faktorial 2x2
Kemandirian Belajar
(B)
Metode Pembelajaran (A)
Guided Discovery
Learning
(A1)
Ceramah
(A2)
Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah (B2)
A1B2
A2B2
Keterangan :
A
= Perlakuan metode pembelajaran
A1
= Metode Guided Discovery Learning
A2
= Ceramah
B
= Variabel Moderator
B1
= Kemandirian tinggi
B2
= Kemandirian rendah
Y
= Kemampuan berpikir kreatif
1.
Konsep Operasional
Konsep operasional dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang
unsur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah
yang perlu dijelaskan yaitu:
a.
Metode Guided Discovery Learning atau penemuan terbimbing merupakan
metode pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan
siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan teori, pemahaman
dan pemecahan masalah. Menurut Banaszak (1983:132-133),
langkah-langkah metode guided discovery yaitu : (1) Menjelaskan kepada peserta
didik tujuan pelajaran dan memberitahu mereka pentingnya untuk mencapai
tujuan itu, (2) Menampilkan contoh berbagai konsep dan menggunakan
(20)
37
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nama konsep, (3) Mengharuskan peserta didik untuk menemukan atau
menyimpulkan ciri-ciri tertentu dari contoh yang disajikan, (4) Isyaratkan
peserta didik untuk menemukan atau menyimpulkan ciri-ciri tertentu dari
contoh yang disajikan, (5) Mintalah peserta didik untuk secara resmi
menentukan konsep, (6) Mengharuskan peserta didik untuk menerapkan
konsep untuk kasus baru untuk memastikan pembentukan konsep dan untuk
memperkuat dan memperluas pembelajaran.
b.
Kemampuan Berpikir Kreatif menurut Calvin Taylor (Huda, 2014:1529)
adalah mampu menciptakan makna asal, melihat relasi dan gagasan yang
baru”. Indikator dari kemampuan berpikir kreatif antara lain (1)
Fluency
(berpikir lancar) adalah menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang
relevan atau sesuai, (2) Flexibility (berpikir luwes) adalah menghasilkan
gagasan yang seragam, mengubah cara atau pendekatan, arah pemikiran
yang berbeda (jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam
cara), (3) Originality (berpikir orisinal) adalah memberikan jawaban yang
tidak lazim (4) Elaboration (berpikir terperinci) adalah mengembangkan,
menambah, memperkayasuatu gagasan, memperinci detail-detail dan
memperluas suatu gagasan.
c.
Kemandirian Belajar menurut Susilawati (2009:7-8) adalah siswa berusaha
untuk meningkatkan tanggung jawab dalam mengambil berbagai
sikap”.
Indikator dari kemandirian belajar antara lain : (1) Inisiatif belajar, (2)
Mendiagnosa kebutuhan belajar, (3) Menetapkan Tujuan Belajar, (4)
Memonitor, mengontrol dan mengatur, (5) Memandang kesulitan sebagai
tantangan, (6) Memanfaatkan dan mencari sumber relevan, (6) Memilih dan
menerapkan strategi belajar.
C.
Subyek Penelitian
SMA Pasudan 1 Bandung memiliki kelas XI sebanyak 4 kelas dari keempat
kelas tersebut peneliti mengambil 2 yaitu kelas IIS 3 dan IIS 4. Alasan
pengambilan kelas tersebut yaitu :
(21)
38
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.
Berdasarkan wawancara kepada guru ekonomi dikemukakan bahwa IIS 3
dan IIS 4 yaitu homogen dalam pengertian memiliki kemampuan akademik
yang sama.
2.
Selain itu dilihat dari rata-rata nilai raport UAS semester 1 bahwa :
Tabel 3 2
Alasan Pemilihan Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas
Rata-rata
Kelas
Metode
IIS 3
79
Metode
Guided
Discovery Learning
IIS 4
76
Metode Ceramah
Sumber : Data Nilai Rata-rata Kelas XI IIS
D.
Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun
dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab penelitian.
1.
Tes
Tes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai tes awal
(prestest) dan tes akhir (pretest). Tes awal untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dan tes akhir untuk mengetahui kompetensi yang telah diajarkan. Instrumen
yang digunakan untuk tes awal dan tes akhir berupa soal essai. Penyusunan tes
diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal, kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan soal, kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing
soal.
Pemberian skor kemampuan berpikir kreatif penelitian ini mengacu pada
skor rubrik yang dimodifikasi oleh Bocsh (Hasanah, 2011 :63). Kemampuan
berpikir kreatif meliputi empat aspek antara lain : kelancaran, keluwesan, keaslian
dan elaborasi. Pemberian skor pada masing-masing aspek ini antara 0
–
4.
Penjelasan dari pedoman skor tersebut dapat dijelaskan dalam tabel 3.6.
(22)
39
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3 3
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif
Aspek yang
Diukur
Respon Siswa terhadap Soal atau Masalah
Skor
Elaborasi
(elaboration)
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah
0
Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai
perincian
1
Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai perincian
yang kurang detil
2
Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai perincian
yang rinci
3
Memberi jawaban yang benar dan rinci
4
Kelancaran
(fluency)
Tidak menjawab atau memberikan ide yang tidak relevan
0
Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dengan
pemecahan masalah
1
Memberikan sebuah ide yang relevan tapi penyelesaiannya
salah
2
Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi
jawabannya masih salah
3
Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan
penyelesaiannya benar dan jelas
4
Keluwesan
(flexibility)
Tidak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu
cara atau lebih tetapi semua salah
0
Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi memberikan
jawaban yang salah
1
Memberikan jawaban dengan satu cara dan hasilnya benar
2
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi
hasilnya ada yang salah
3
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam), proses
perhitungan dan hasilnya benar
4
Keaslian
(originality)
Tidak menjawab atau memberi jawaban yang salah
0
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat
dipahami
1
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses
perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai
2
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi terdapat
kekeliruan
3
Memberi jawaban dengan caranya sendiri dan hasilnya
benar
4
(23)
40
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.
Lembar Observasi
Data yang diukur berupa data keterlaksanaan setiap tahapan dalam metode
guided discovery learning dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu
lembar obervasi untuk mengukur aktivitas yang terjadi di dalam proses
pembelajaran. Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk
mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Lembar
observasi digunakan untuk mengobervasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiata
pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kendala
yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil observasi juga
difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran.
3.
Angket
Metode angket digunakan untuk mengukur kemandirian belajar rendah dan
tinggi. Alat ukur tinggi dan rendah siswa melalui lembar pertanyaan yang harus
diisi oleh siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran.
E.
Uji Instrumen Data
1.
Uji Instrumen Data Berpikir Kreatif
a.
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah korelasi skor jawaban terhadap soal dengan skor
jawaban seluruh soal. Menurut Suharsimi (2009:211) bahwa,”Daya pembeda
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah”. Menurut Jihad (2013:181
-182),
perhitungan daya pembeda dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes
b.
Membuat daftar urutan hasil tes berdasarkan skor yang dicapai
c.
Menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
(24)
41
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d.
Rumus untuk daya pembeda soal pilihan ganda berbeda dengan soal
uraian. Berikut merupakan rumus daya pembeda untuk soal uraian.
Rumus :
Tabel 3.7
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Daya Pembeda
Kriteria
DP
≤ 0.00
Sangat Jelek
0.00 < DP
≤
0.20
Jelek
0.20 < DP
≤
0.40
Cukup
0.40 < DP
≤ 0.70
Baik
0.70 < DP
≤
1.00
Sangat baik
Sumber : Jihad (2013:181)
Berdasarkan hasil pengolahan dari uji daya pembeda maka dapat diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda
No Soal
Nilai Indeks
Keterangan
1
0.06
Jelek
2
0.44
Baik
3
0.44
Baik
4
0.50
Baik
5
0.28
Cukup
6
0.56
Baik
7
0.44
Baik
8
0.22
Cukup
9
0.44
Baik
10
0.50
Baik
b.
Tingkat Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab soal.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Daya Pembeda = Rata-rata kelompok atas
–
rata-rata kelompok bawah
__________________________________________
Skor Maksimum Soal
(25)
42
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan hasil analisis terhadap butir soal digunakan untuk mengetahui layak
tidaknya suatu soal dipakai sebagai instrmen peneitian dan kemudian berguna
untuk mengetahui soal mana yang layak dipakai dan soal yang mana yang akan
diganti. Indeks kesukaran berfungsi untuk mengetahui kesukaran. Untuk mencari
indeks kesukaran (TK) akan menggunakan rumus sebagai berikut :
TK =
Keterangan
TK = Tingkat Kesukaran
SA = Jumlah Skor Kelompok Atas
SB = Jumlah Skor Kelompok Bawah
n
= Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = Skor Maksimal soal yang bersangkutan
Tabel 3.9
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Kriteria
0,00-0,30
Sukar
0,31-0,70
Sedang
0,71-1,00
Mudah
Sumber : Jihad (2013:182)
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kreatif
berikut ini merupakan hasilnya :
Tabel 3.10
Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
No soal
Nilai indeks
Keterangan
1
0.194
Sukar
2
0.444
Sedang
3
0.583
Sedang
4
0.555
Sedang
5
0.611
Sedang
6
0.500
Sedang
7
0.556
Sedang
8
0.278
Sukar
9
0.556
Sedang
(26)
43
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan dari 10 soal, 2 soal
dinyatakan sukar dan 8 soal dinyatakan sedang. Setelah itu hasil uji coba
kemampuan berpikir kreatif dapat dirinci dengan tabel 3. 10
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Butir
Soal
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
Keterangan
1
Sukar
Jelek
Tidak Dipakai
2
Sedang
Baik
Dipakai
3
Sedang
Baik
Dipakai
4
Sedang
Baik
Dipakai
5
Sedang
Cukup
Tidak dipakai
6
Sedang
Baik
Dipakai
7
Sedang
Baik
Dipakai
8
Sukar
Cukup
Tidak dipakai
9
Sedang
Baik
Dipakai
10
Sedang
Baik
Dipakai
2.
Uji Instrumen Kemandirian Belajar
a.
Penyusunan Kisi-Kisi Angket
Setelah aspek dan indikator kemudian disusun kisi-kisi angket yang memuat
ruang lingkup pada variabel moderator sesuai dengan teori. Kisi-kisi angket
tersebut dijadikan pedoman pembuatan pertanyaan.
b.
Penyusunan item angket
Soal-soal disesuaikan dengan indikator yang telah dirumuskan kriteria
penilaian tiap soal dengan skala 1-4 dengan kriteria sebagai berikut : skor 4 untuk
paling sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban kurang
setuju, skor 1 untuk jawaban tidak setuju. Instrumen penilaian kemandirian belajar
diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket dengan uji
validitas dan reliabilitas.
(27)
44
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung
indeks korelasi X dan Y yang dapat dirumuskan korelasi product moment
dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
√keterangan :
r
xy= Koefisien korelasi antara variabel x dan y
X
= Skor butir soal
Y
= Skor total
N
= Jumlah subyek
Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian adalah 0.05 kriteria validitas
suatu tes (r
xy) selanjutnya disebut r
hitung. Kemudian hasil perhitungan dapat
dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Soal dikatakan valid bila r
hitung≥
r
tabel. Berikut ini merupakan hasil interpretasi angket pada tabel 3.11
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemandirian Belajar
No soal
Koefisien validitas
Interpretasi
Keterangan
1
0.457
0.444
Valid
2
0.457
Valid
3
0.458
Valid
4
0.450
Valid
5
0.512
Valid
6
0.512
Valid
7
0.047
Tidak valid
8
-0.015
Tidak valid
9
0.515
Valid
10
0.447
Valid
11
-0.152
Tidak valid
12
0.460
Valid
13
0.452
Valid
(28)
45
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15
0.506
Valid
16
0.469
Valid
17
0.465
Valid
18
0.464
Valid
19
0.513
Valid
20
0.567
Valid
Berdasarkan tabel yang diuji cobakan bahwa soal yang tidak memenuhi
kriteri (tidak valid) yaitu no 7, 8 dan 11 sedangkan yang memenuhi kriteria antara
lain 1,2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20.
2)
Uji realibilitas
Digunakan untuk mengetahui keajegan suatu data. Berikut ini merupakan
tingkat reliabiltas untuk angket kemandirian dengan menggunakan microsoft
excel.
Berdasarkan tabel di atas tingkat kemandirian belajar siswa sebesar 0.740
yang artinya tingkat reliabilitas tinggi.
F.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. Analisis
data dilakukan secara statistik induktif terhadap data pretest dan post test
kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan metode guided discovery
learning. Analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
1.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif dengan menggunakan metode guided discovery learning berdistribusi
normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
(29)
46
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kolomogorov-Smirnov. Untuk menguji normalitas data digunakan SPSS.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
a.
Menyusun data skor nilai pre test dan post test yang diperoleh dalam tabel
distribusi frekuensi Normalitas Chi Kuadrat
b.
Menentukan banyak kelas (k)
(Sugiyono, 2012:36)
Keterangan
n = banyaknya data
c.
Menghitung Range
Keterangan
X mak
= nilai maksimum
X min
= nilai minimum
d.
Menentukan kelas interval
e.
Menentukan panjang kelas interval (P)
Keterangan
R
= rentang
K
= Banyaknya kelas
f.
Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi sekaligus tabel penolong
untuk menghitung harga chi kuadrat
Interval
F
0f
hF
0-f
h(f
0-fh)
2Jumlah
Keterangan :
F0
= Frekuensi/ jumlah data hasil observasi
Fh
= fekuensi yang diharapkan
(f
0-fh)
2= Selisih
k = 1+3,3 log n
(30)
47
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g.
Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Bila
harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari pada chi kuadrat tabel. Maka
distribusikan dinyatakan normal dan bila lebih kecil dinyatakan tidak
normal.
h.
Menentukan nilai rata-rata untuk masing-masing kelas
Keterangan : Fi = jumlah frekuensi
Xi = data tengah dalam frekuensi
i.
Menghitung standar deviasi
S =
√
∑2.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidak. Salah
satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok
dengan varians. Rumus uji homogenitas menurut Sugiyono (2012:59), yaitu :
S
2=
√
∑Keterangan
S
= varians sampel
N
= jumlah sampel
Langkah-langkah uji homogenitas
a.
Menentukan derajat kebebasan
b.
Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)
F hitung =
Keterangan
= varian terbesar
∑
∑
(31)
48
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= varian terkecil
c.
Menentukan nilai uji homogenitas
Jika F hitung < F tabel maka data berdistribusi homogen
G.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian didasarkan pada data peningkatan
kemampuan berpikir kreatif, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test.
Pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji-t independen dua arah (t-test
independent). Uji t independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikansi
perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data.
Pengujian uji dua arah ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva
hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif (+) atau negatif (-). Adapun yang
diperbandingkan pada pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan
pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan
maupun setiap ranah. Kriteria pengujian untuk hipotesis ini adalah
H0 : µ
1 = µ2H1 : µ
1≠ µ
2Dimana :
µ1 = skor gain kelompok ekperimen
µ
2= skor gain kelompok Kontrol
Jika dibandingkannya dengan T tabel, maka :
-
Jika t
hitung> t
tabel, maka H
0ditolak dan H
1diterima
-
Jika t
hitung≤ t
tabel, maka H
0diterima dan H
1ditolak
Berikut ini merupakan tahapan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan SPSS diantaranya :
1.
Hipotesis pertama
Hipotesis pertama menguji kemampuan berpikir kreatif sebelum dan
sesudah menggunakan metode guided discovery learning. Pada hipotesis pertama
diuji dengan menggunakan paired sample t test.
(32)
49
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada pengujian ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest, jika hasil
tersebut berdistribusi normal dan homogen maka digunakan statistik uji
parametrik yaitu paired sample t test.
2.
Hipotesis kedua
Pada pengujian hipotesis ke dua dilakukan dengan mencari perbedaan
peningkatan (n-gain) berpikir kreatif yang diperoleh dengan cara membandingkan
n-gain kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Namun sebelum dilakukan uji
perbedaan anatar n-gain kelas eksperimen dengan n-gain kelas kontrol, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas Setelah diketahui uji normalitas
dan homogenitas dinyatakan normal kemudian menghitung Normalized Gain
(N-Gain) digunakan rumus yaitu :
)
(
)
(
test
pre
skor
maksimum
skor
test
pre
skor
test
post
skor
Gain
N
Hasil perhitungan N- Gain kemudian di interpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi yang dinyatakan oleh Hake (1999:1) yaitu :
Tabel 3.12
Klasifikasi Gain
Besarnya gain (G)
Interpretasi
0,7 < g ≤ 1,00
Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7
Sedang
g ≤ 0,3
Rendah
Jika tahapan tersebut sudah terpenuhi maka dilanjutkan dengan uji
independent sample t test. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. Maka hipotesis pengujian adalah
sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery
learning dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah
(33)
50
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha : Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery
learning dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.
Untuk melihat berapa besar pengaruh metode guided learning dan metode
ceramah terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat effect size
yang dapat diukur dengan koefisien Eta Square dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 3 13
Kriteria Effect Size
Eta Square (
η
2)
Kriteria
≤ 0,10
Kecil
0,10 <
η
2≤ 0,24
Sedang
0,24 <
η
2≤ 0,37
Besar
> 0,37
Sangat Besar
Jacob Cohen (1988)
3.
Uji Hipotesis Ke tiga
Pada uji hipotesis ke tiga yaitu dilakukan dengan mencari tingkat
kemandirian dengan menggunakan metode guided discovery learning yang
dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif melalui uji Analysis Of
Variances (ANOVA) dengan kriteria jika p value (sig) > 0.05 maka Ho
diterima dan jika p value (sig) < 0.05 Ho ditolak.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh terhadap tingkat kemandirian dengan
menggunakan metode guided discovery learning yang dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif
(34)
51
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha
: Terdapat pengaruh terhadap tingkat kemandirian dengan
menggunakan metode guided discovery learning yang dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif.
(35)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Secara umum hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode guided discovery learning merupakan metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang ditinjau dari
kemandirian belajar. Sedangkan secara khusus yang didasarkan rumusan masalah
dan hipotesis penelitian yang diajukan serta hasil analisis data penelitian dan
pembahasan yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan :
1.
Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan metode guided discovery learning pada kelas
eksperimen. Artinya sebelum menggunakan metode guided discovery
learning kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dan setelah
menggunakan metode guided discovery learning kemampuan berpikir
kreatif siswa tinggi.
2.
Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan
metode guided discovery learning dibandingkan dengan metode ceramah
artinya kemampuan berpikir kreatif antara kelas yang menggunakan metode
guided discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan metode ceramah.
3.
Penggunaan metode guided discovery learning dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir kreatif pada kelompok siswa yang memiliki
kemandirian tinggi. Artinya bahwa metode ini lebih cocok untuk kelompok
siswa yang memiliki kemandirian tinggi dibandingkan dengan kelompok
siswa yang memiliki kemandirian rendah.
(36)
72
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan
saran atau rekomendasi sebagai berikut :
1.
Bagi guru, penggunaan metode guided discovery learning harus
dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
2.
Bagi sekolah dalam penggunaan metode guided discovery learning perlu
ditunjang sarana dan prasarana yang memadai sehingga mempermudah guru
dalam menyampaikan materi pelajaran.
3.
Bagi siswa, jika sudah terbiasa menggunakan metode guided discovery
learning akan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
4.
Bagi peneliti lain, penelitian ini diperlukan waktu yang lebih lama karena
pada dasarnya dalam melakukan penelitian eksperimen terutama
menerapkan metode baru dibutuhkan pemahaman terhadap metode yang
akan dilakukan untuk eksperimen tersebut. Sehingga pada saat melakukan
eksperimen peneliti dapat menggali persoalan yang berkaitan dengan materi
yang akan dieksperimenkan.
(37)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akram Sadat, Yalda Delgoshaei. (2014). The Relationship between Self Regulated
and Creativity and Process of Resolving Problem. International Journal Of
Basic Sciences & Applied Research. Vol 3 (SP) 19-25. 2014
Ali Gholamian. (2013).
Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013 Academic Year. Journal Pages 576-584Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Aesmen (Revisi Taksonomi Bloom).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anton David. (2014). Berpikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model
Pembelajaran Berdasar Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol 2 No 1 hal 9-18
Banaszak, Ronald A dan Brennan, Dennis C. (1983). Teaching Economics
Content and Strategies. The United States of America: Addison-Wesley
Publishing Company
Budirini. (2014).Penerapan Teori Behavioural Dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar. E journal Undiksa Volume 2 No 1 Tahun 2014 hal 19-35
Budiyanto. (2014). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Kemandirian Belajar Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 19 No. 2
hal 130-134
Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta : Depdiknas
Fathur Rohim, Hadi Susanto. (2012). Penerapan Model Discovery Terbimbing
Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif. Journal Unnes hal 1-5
Filsaime Dennis K.. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif.
Jakarta: Prestasi Pustaka Karya
Ghozali, Imam. (2008). Desain Penelitian Eksperimental Teori Konsep dan
Analisis Data dengan SPSS.Semarang: UNDIP
(38)
74
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hanafiah (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Rifeka Aditama
Hamalik, Oemar (2010). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara
Hayati. (2011). Hubungan Antara Motivasi dan Kemandirian Belajar Dengan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Matematik
Peserta
Didik
Yang
Pembelajarannya Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal
matematika hal 120-130
Hergenhahn. (2008). Theories Of Learning. Jakarta: Media Grafika
Huda, Miftahul. (2014). Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu
Metodis dan Paradigma.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Husamah, Setyningrum. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung
Implemetasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Ibrahim, Rofiqoh. (2012). Pengaruh Pembelajaran Guided Discovery Terhadap
Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan Self Regulated
Learning Siswa. Jurnal Pendidikan MIPA Volume 13 Nomor 2 Oktober
2012, hlm 125-134.
Jacobsen,et all. (2009). Methodes For Teaching (Metode-Metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jihad, Asep. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Pressindo
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Materi Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Safari. 2008. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Fajar Intrpratama Mandiri
Sanjaya, I Putu Hendra (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Laboratorium Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan
(39)
75
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses Sains Siswa Ditinjau dari Kemandirian Belajar. Jurnal MIPA
Volume 3 Tahun 2012 hal 8
Siswono. (2008). Model Pembelajaran Matematika berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.
Surabaya:Unesa University Press
Somantri dan Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.
Bandung:Pustaka Setia
Suhada. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Rifeka Aditama
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta
Supardi & Arikunto. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Sutrisno. (2012). Efektivitas Pembelajaran Penemuan Terbimbing terhadap
Pemahaman Konsep Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1
No 4
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta
Takdir. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy & mental Vocational Skill.
Jogjakarta:Banguntapan
Widhiyantoro
, Taufik. (2012). The Effectiveness Of Guided Discovery Method
Application Toward Cretive Thinking Skills At The Tenth Studets OF
SMAN 1 TERAS BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012 jurnal
creative thinking hal 1-20
Wan Syafi’i. (2011).
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa
Melalui Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Biologi.
Jurnal MIPA hal 18-48
Yamin. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
Referensi GP Press Group
Yuli, Eko. (2009). Konstruksi Teoritik Tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa
Dalam Matematika. Jurnal Univadibuana
(1)
51
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha : Terdapat pengaruh terhadap tingkat kemandirian dengan menggunakan metode guided discovery learning yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif.
(2)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode guided discovery learning merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang ditinjau dari kemandirian belajar. Sedangkan secara khusus yang didasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang diajukan serta hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode guided discovery learning pada kelas eksperimen. Artinya sebelum menggunakan metode guided discovery learning kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dan setelah menggunakan metode guided discovery learning kemampuan berpikir kreatif siswa tinggi.
2. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode guided discovery learning dibandingkan dengan metode ceramah artinya kemampuan berpikir kreatif antara kelas yang menggunakan metode guided discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode ceramah.
3. Penggunaan metode guided discovery learning dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif pada kelompok siswa yang memiliki kemandirian tinggi. Artinya bahwa metode ini lebih cocok untuk kelompok siswa yang memiliki kemandirian tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki kemandirian rendah.
(3)
72
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan saran atau rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi guru, penggunaan metode guided discovery learning harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
2. Bagi sekolah dalam penggunaan metode guided discovery learning perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
3. Bagi siswa, jika sudah terbiasa menggunakan metode guided discovery learning akan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
4. Bagi peneliti lain, penelitian ini diperlukan waktu yang lebih lama karena pada dasarnya dalam melakukan penelitian eksperimen terutama menerapkan metode baru dibutuhkan pemahaman terhadap metode yang akan dilakukan untuk eksperimen tersebut. Sehingga pada saat melakukan eksperimen peneliti dapat menggali persoalan yang berkaitan dengan materi yang akan dieksperimenkan.
(4)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akram Sadat, Yalda Delgoshaei. (2014). The Relationship between Self Regulated and Creativity and Process of Resolving Problem. International Journal Of Basic Sciences & Applied Research. Vol 3 (SP) 19-25. 2014
Ali Gholamian. (2013). Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013 Academic Year. Journal Pages 576-584
Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Aesmen (Revisi Taksonomi Bloom). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anton David. (2014). Berpikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol 2 No 1 hal 9-18
Banaszak, Ronald A dan Brennan, Dennis C. (1983). Teaching Economics Content and Strategies. The United States of America: Addison-Wesley Publishing Company
Budirini. (2014).Penerapan Teori Behavioural Dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar. E journal Undiksa Volume 2 No 1 Tahun 2014 hal 19-35
Budiyanto. (2014). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 19 No. 2 hal 130-134
Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta : Depdiknas
Fathur Rohim, Hadi Susanto. (2012). Penerapan Model Discovery Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Journal Unnes hal 1-5
Filsaime Dennis K.. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya
Ghozali, Imam. (2008). Desain Penelitian Eksperimental Teori Konsep dan Analisis Data dengan SPSS.Semarang: UNDIP
(5)
74
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hanafiah (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Rifeka Aditama Hamalik, Oemar (2010). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara
Hayati. (2011). Hubungan Antara Motivasi dan Kemandirian Belajar Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Yang Pembelajarannya Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal matematika hal 120-130
Hergenhahn. (2008). Theories Of Learning. Jakarta: Media Grafika
Huda, Miftahul. (2014). Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigma.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Husamah, Setyningrum. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implemetasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Ibrahim, Rofiqoh. (2012). Pengaruh Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan Self Regulated Learning Siswa. Jurnal Pendidikan MIPA Volume 13 Nomor 2 Oktober 2012, hlm 125-134.
Jacobsen,et all. (2009). Methodes For Teaching (Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jihad, Asep. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Pressindo
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Safari. 2008. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Fajar Intrpratama Mandiri
Sanjaya, I Putu Hendra (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan
(6)
Heltin Karlita Octasila, 2015
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses Sains Siswa Ditinjau dari Kemandirian Belajar. Jurnal MIPA Volume 3 Tahun 2012 hal 8
Siswono. (2008). Model Pembelajaran Matematika berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya:Unesa University Press
Somantri dan Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia
Suhada. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Rifeka Aditama
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta
Supardi & Arikunto. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Sutrisno. (2012). Efektivitas Pembelajaran Penemuan Terbimbing terhadap Pemahaman Konsep Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1 No 4
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta
Takdir. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy & mental Vocational Skill. Jogjakarta:Banguntapan
Widhiyantoro, Taufik. (2012). The Effectiveness Of Guided Discovery Method Application Toward Cretive Thinking Skills At The Tenth Studets OF SMAN 1 TERAS BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012 jurnal creative thinking hal 1-20
Wan Syafi’i. (2011). Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa
Melalui Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal MIPA hal 18-48
Yamin. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi GP Press Group
Yuli, Eko. (2009). Konstruksi Teoritik Tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika. Jurnal Univadibuana