TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHASISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.

(1)

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHASISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

(Studi Deskriptif Terhadap Organisasi Mahasiswa Jurusan Di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Dianjukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Arif Prasetyo Wibowo 1106128

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KAJIAN TENTANG TRANSFORMASI

NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI

ORGANISASI MAHASISWA GUNA

MENINGKATKAN KESADARAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh

Arif Prasetyo Wibowo

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Arif Prasetyo Wibowo 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Arif Prasetyo Wibowo

Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Organisasi Mahasiswa

Guna Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

(Studi Deskriptif Kepada Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed NIP: 19410715 196703 1 001

Pembimbing II

Syaifullah, S.Pd, M.Si NIP: 19721112 199903 1 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP: 19630820 198803 1 001


(4)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Organisasi Mahasiswa Guna Meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara (Studi Deskriptif terhadap Organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia)”. Penelitian ini membahas mengenai transformasi nilai-nilai Pancasila melalui Organisasi Mahasiswa guna kesadaran berbangsa dan bernegara. Kajiannya dilatar belakangi oleh

era baru fajar reformasi saat ini, dimana Pancasila kini seolah tidak pantas lagi dipakai dalam dialektik era reformasi, Pancasila sudah jarang dikutip, Pancasila sudah jarang dipakai dalam segala aspek ketatanegaraan, dan masyarakat yang terlalu menyambut gembira demokrasi dan seolah-olah melupakan Pancasila sebagai dasar kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan beberapa rumusan masalah yaitu :1) Program apa saja yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam proses transformasi nilai-nilai pancasila.2) Pendekatan, metode, dan media apakah yang digunakan organisasi mahasiswa dalam melaksanakan program kerjanya.3) Hambatan apa yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam proses transformasi nilai-nilai pancasila.4) Upaya apakah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang muncul dalam proses transformasi nilai-nilai pancasila. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila dengan program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, nasionalisme/ persatuan, demokrasi, dan keadilan. Hal tersebut terlihat dari program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial yang merupakan proses transformasi nilai, dimana dalam setiap kegiatan yang diselenggarakannya terdapat inti nilai dari Pancasila yang dipindahkan kedalam program kerja yang diselenggarakannya.Metode, pendekatan serta media yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasinya adalah pendekatan kekeluargaan, sedangkan dalam kepemimpinan yang dilakukan adalah demokratis serta menggunakan media sosial sebagai alat bantu dalam melaksanakan setiap program kerja yang akan diselenggarakan. Hambatan yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam melaksanakan setiap program kerjanya dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila ini dibagi menjadi dua, yaitu hambatan internal yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri dan hambatan eksternal yaitu hambatan yang berada di luar organisasi mahasiswa. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan melakukan pendekatan kembali serta melakukan pelatihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam menangani setiap hambatan yang dihadapi.


(5)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arif Wibowo Prasetyo, (1106128), "Transformation of Pancasila Values Through Student Organizations to Raise Nation and State Awareness (A Descriptive Study of Department Level Student Organizations in the Faculty of Social Science Education, Indonesia University of Education)".

This study discusses the transformation of Pancasila values through Student Organizations to raise nation and state awareness. The background of the study is the new era of early reform today, where Pancasila is now seems to be no longer appropriate to be used in the dialectic of the reform era, Pancasila is now rarely quoted and used in all aspects of state administration, and the community is overwhelmed by the presence of democracy that they forget Pancasila as the basis of life in the nation. This study seeks to describe some formulation of problems, namely: 1) What programs are carried by the Department Level Student Organizations in the Faculty of Social Science Education in the process of Pancasila values transformation. 2) What approach, method, and media are used by the student organizations in organize its programs.3) What kind of obstacles are faced by the student organizations in the process of Pancasila values transformation.4) What kind of efforts are made to face the challenges that arise in the process of Pancasila values transformation. The approach used in this study is a qualitative approach, with descriptive method. The data is collected through observation, interview and documentation study. The subjects in this study are all of the Department Level Student Organizations in the Faculty of Social Science Education, Indonesia University of Education. Based on the results, the study found that there is a connection between the values contained in Pancasila with the programs organized by the student organizations in the Faculty of Social Science Education, which is the value of divinity, humanity, nationalism/ unity, democracy, and justice. Those values are seen in the programs organized by students in the Faculty of Social Science Education as the process of values transformation, which in every activity held, there exist the core values of Pancasila which is transferred into the programs. The method, approach and media used by the student organizations in running the organizations are democratic leadership, kinship approach, and social media as a tool to carry out every program organized. Obstacles faced by student organizations in carrying out every program in the process of Pancasila values transformation is divided into two, they are the internal obstacles coming from within the organization itself and external obstacles coming from beyond the student organization. The efforts made to overcome those obstacles are rapprochement and trainings carried out in accordance with the needs in dealing with any obstacles faced. Keywords: Transformation, Pancasila Values, Student Organizations, The Awareness of


(6)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitin ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Tentang Transformasi ... 9

1. Pengertian, Faktor-faktor yang Mempengaruhi, dan Wujud Transformasi ... 9

2. Pengertian, Dimensi, Fungsi, dan Klasifikasi Nilai. ... 10

3. Transformasi Nilai, Fungsi, Tujuan, dan Faktor-Faktor Yang Menghambat Transformasi Nilai. ... 14

B. Tinjauan tentang Pancasila ... 15

1. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. ... 15

2. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pancasila ... 19

3. Nilai-Nilai Pancasila dan Implementasinya ... 22

C. Tinjauan Organisasi ... 26


(7)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tinjauan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara ... 31

1. Pengertian dan Teori Kesadaran ... 31

2. Pengeretian Bangsa dan Negara ... 32

a. Pengertian Bangsa ... 33

b. Pengertian Negara ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Pendekatan dan Penelitian ... 38

1. Pendekatan Penelitian ... 38

2. Metode Penelitian ... 41

B. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. wawancara... 42

2. Observasi... 43

3. Studi Dokumentasi ... 44

4. Focus Group Disscusion ... 45

C. Subjek Penelitian ... 45

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

1. Reduksi Data ... 47

2. Display Data... 47

3. Kesimpulann/Verifikasi ... 48

4. Pengujian Keabsahan Data ... 48

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 51

1. Tahap Pra Penelitian ... 51

2. Tahap Pelaksanaan ... 52

3. Tahap Analisis Data ... 53

F. Teknik Analisis Data... 51

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 51


(8)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Gambaran Umum dan Subjek Penelitian... 54 1. Profil Himpunan Mahasiswa di Fakultas Pendidikan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia ... 54

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66 1. Program kerja yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan yang

berada di lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia ... 68 2. Pendekatan, Metode, dan Media yang digunakan oleh Himpunan Mahasiswa

di lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas

Pendidikan Indonesia dalam melaksanakan program Kerja ... 103 3. Hambatan yang dihadapi oleh Himpunan Mahasiswa di lingkungan

Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan

Indonesia ... ... 117 4. Upaya yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan

dilingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses transformasi

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berorganisasi ... 128 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 141

1. Program kerja yang diselenggarakan oleh Organisasi Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas

Pendidikan Indonesia dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila. ... 141 2. Pendekatan, Metode dan Media yang dilakukan oleh Himpunan

Mahasiswa di lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia dalam melaksanakan Program

Kerjanya sebagai proses Transformasi Nilai-Nilai Pancasila ... 156 3. Hambatan yang dihadapi oleh Organisasi Himpunan Mahasiswa di

Fakultas Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikann Indonesia

dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila ... 163 4. Upaya yang dilakukan oleh Organisasi Himpunan Mahasiswa


(9)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hambatan yang di hadapi dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila ... 171

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 175

A. Simpulan ... 175

B. Saran ... 179 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam menyambut era baru fajar reformasi ini, ada beberapa fakta mengenai belum terlaksananya transformasi nilai-nilai Pancasila, hal ini diperkuat dengan konflik-konflik sosial yang terjadi pada masyarakat yang seolah tidak pernah ada habisnya, bahkan semakin meningkat mengarah kepada anarkisme. Perang yang bersifat kedaerahan, kepentingan golongan, korupsi yang merajalela, saling bunuh dan tikam sesama bangsa, dan hal ini terjadi bukan hanya dikalangan masyarakat kecil yang minim akan pendidikan. Keributan antar sesama mahasiswa pun saat ini marak terjadi di setiap kampus seluruh Indonesia, dimana universitas yang seharusnya menghasilkan pribadi-pribadi yang sopan dan santun dalam beretika baik dimanapun ia berada menjadi individu-individu yang liar dan brutal seolah haus akan darah sesama bangsanya. Contoh “Mahasiswa Veteran UPN Tawuran” (tersedia di:http://www.pikiran-rakyat.com/node/99203).

Pancasila kini seolah tidak pantas lagi dipakai dalam dialektik era Reformasi, Dimana Pancasila sudah jarang dikutip, Pancasila sudah jarang dipakai dalam segala aspek ketatanegaraan, dan masyarakat yang terlalu menyambut gembira demokrasi yang seolah-olah melupakan Pancasila sebagai dasar kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Beberapa faktor penyebab yang penulis utarakan diatas merupakan contoh-contoh gejala yang melahirkan

penyakit “Amnesia Nasional” dalam diri masyarakat Indonesia, dimana transformasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah tidak timbul dan terlihat.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (2013, hlm. 103) telah mengidentifikasi masalah ini. Identifikasi ini di cantumkan dalam

Ketetapan MPR No/V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan dan Kondisi Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai berikut: (a) Nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika


(11)

dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat hal itu akhirnya melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa ketidak adilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia. ...(j) kurangnya pemahaman, penghayatan, dan kepercayaan akan keutamaan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila dan keterkaitannya satu sama lain, untuk kemudian diamalkan secara konsisten disegala lapis dan bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Istilah “Mahasiswa” sangat lazim atau identik dalam jenjang perguruan tinggi. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi Pasal 1 Ayat (15) dikemukakan “Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi”. Jadi mahasiswa adalah suatu individu-individu manusia yang mengikuti propes pengembangan diri dibidang pendidikan dalam Perguruan Tinggi.

Dalam menyalurkan minat dan bakatnya, mahasiswa membentuk student goverment dalam rangka mengembangkan dirinya, organisasi kemahasiswaan merupakan sarana belajar bagi setiap mahasiswa untuk bisa mengembangkan kemampuan intelektual, kemampuan sosial dan kemampuan religiusnya. Menurut Sukirman (2004, hlm. 72) “Organisasi Kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan diperguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan

untuk mahasiswa”.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saepudin (2011, hlm. 1) menunjukan bahwa:

a. Aktivitas dalam organisasi merupakan salah satu hal yang menunjang kegiatan akademis, bukan menghambat akademis. Untuk itu sebagai mahasiswa yang harus memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan yang luas, maka harus bergabung dalam sebuah organisasi.

b. Peningkatan wawasan dan kecedikiawanan tidak dapat berjalan secara instan, oleh karena itu ketika bergabung dalam sebuah organisasi khususnya organisasi kemahasiswaan haruslah sampai tuntas dalam arti sampai kita merasa cukup dan memperoleh manfaat dari aktivitas di organisasi.

Jadi, Organisasi Kemahasiswaan merupakan sekumpulan mahasiswa yang memiliki pencapaian tujuan bersama guna kepentingan bersama. Adapun manfaat yang bisa diambil dari organisasi kemahasiswaan diantaranya adalah selain mengasah pengetahuan dibidang akademis, organisasi mahasiswa memberikan keuntungan kepada tiap individu mahasiswa dalam pengambilan keputusan, cara


(12)

hidup bergaul dimasyarakat, penentuan dan pengambilan sikap jatidiri, dan pengontrolan emosional.

Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan penulis, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Adanya mahasiswa yang tidak hafal Pancasila, 2. Tidak mengetahui sejarah lahirnya Pancasila,

3. Adanya kemauan untuk menjaga nilai-nilai Pancasila,

4. Dengan sadar mengakui dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

5. Mendefinisikan Pancasila dan nilai-nilai Pancasila secara tidak jelas tanpa didasari argumen-argumen tujuan lahirnya Pancasila,

6. Pancasila di era-reformasi sudah memiliki banyak penafsiran makna, dimana Pancasila dikaji secara empiris tanpa kajian secara mendalam dan ilmiah, 7. Tidak melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi berdasarkan nilai-nilai

Pancasila, dikarenakan kurangnya minat dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan berorganisasi serta kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila.

Berdasarkan penjelasan yang penulis uraikan, terdapat suatu hal yang nyata kurang dalam sistem sosial yang terjadi dikalangan mahasiswa. Dimana organisasi yang seharusnya menjadi sebuah wadah pelopor transformasi nilai-nilai Pancasila kepada tiap individu mahasiswa nyatanya masih kurang, sehingga melahirkan individu-individu yang tidak memiliki keyakinan kuat terhadap ideologi yang pantas untuk diperlihatkan.

Transformasi nilai-nilai Pancasila seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik memalui organisasi mahasiswa, agar perluasan pemahaman mengenai pentingnya nilai-nilai pancasila dapat diimplementasikan secara langsung melalui organisasi mahasiswa. Diharapkan setelah transformasi nilai-nilai Pancasila ini berjalan dengan baik, menghasilkan masyarakat Pancasila yang berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis berpandangan bahwa :


(13)

a. Perbaikan sistem pendidikan terhadap nilai-nilai Pancasila, dimana nilai-nilai Pancasila dikaji secara akademis melalui kajian teoritis yang diselenggarakan langsung oleh pihak perguruan tinggi untuk mengkaji dan mendiskusikan Pancasila dengan cara kuliah umum atau seminar kebangsaan.

b. Mereaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila oleh pihak perguruan tinggi sebagai sarana refleksi transformasi nilai-nilai Pancasila di Perguruan Tinggi.

c. Melaksanakan model-model pembelajaran dengan iplementasi langsung terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat perguruan tinggi dengan metode pembelajaran Project Citizen dan dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai sarana pembelajaran langsung di lapangan.

Sebagaimana hasil temuan yang dilakukan oleh penulis melalui data dan fakta, oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa bagi kesadaran berbangsa dan bernegara dengan melakukan penelitian yang berjudul:

Transformasi

Nilai-Nilai

Pancasila

Melalui

Organisasi

Mahasiswa Guna Meningkatkan Kesadaran Bernegara

(Studi Deksriptif Terhadap Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan di FPIPS UPI).


(14)

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah: bagaimana transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa?. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain:

1. Program apa saja yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila?

2. Pendekatan, metode, dan media apakah yang digunakan organisasi mahasiswa dalam melaksanakan program kerjanya?

3. Hambatan apa yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila?

4. Upaya apakah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang muncul dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi kemahasiswaan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tujuan Khusus

Selain memiliki tujuan umum, penelitian ini pun memiliki tujuan khusus yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana program apa saja yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam transformasi nilai-nilai Pancasila melalui program kerja dari setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Untuk mengetahui pendekatan, metode dan media apa saja yang digunakan organisasi mahasiswa dalam menjalankan organisasi yang didalamnya terdapat mahasiswa selaku pelaksana roda organisasi.


(15)

c. Untuk mengidentifikasi hambatan apa saja yang dihadapi organisasi mahasiswa dalam melakukan transformasi nilai-nilai Pancasila.

d. Untuk mengidentifikasi upaya apa sajakah yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam menhadapi tantangan yang muncul dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa bagi kesadaran berbangsa dan bernegara.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat, sebagai berikut : 1. Segi teori

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam tataran teoritis bidang pendidikan kewarganegaraan dalam rumpun ilmu Pendidikan Pancasila. Penelitian ini memberikan gambaran tentang transformasi nilai-nilai Pancasila dalam organisasi mahasiswa sebagai langkah awal untuk menjadikan mahasiswa sebagai warga Negara yang baik, sesuai dengan tujuan PKn yaitu To Be Good Citizenship dan bagi kesadaran berbangsa dan bernegara.

2. Segi kebijakan

Melalui penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada pihak pemerintah ataupun perguruan tinggi tentang kondisi transformasi nilai-nilai Pancasila dikalangan mahasiswa. Dari hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk ditetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat bagi organisasi kemahasiswaan secara khusus maupun mahasiswa secara umum. 3. Segi praktik

a. Bagi mahasiswa, penelitian dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dan juga dorongan kepada organisasi mahasiswa dalam mentransformasikan nilai-nilai pancasila.

b. Bagi Pembina Kemahasiswaan, penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukann dalam meningkatkan peran nyata pembina kemahasiswaan untuk


(16)

mendorong dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan kemahasiswaan.

c. Bagi Perguruan Tinggi, penelitian dapat menjadi salah satu referensi mengenai sejumlah masalah dalam kehidupan mahasiswa sehingga Perguruan Tinggi dapat menemukan model-model atau pola dalam kehidupan kampus melalui organisasi mahasiswa.

d. Bagi Orang Tua, Memberikan pemahaman dan dorongan kepada Orang Tua bahwa transformasi nilai-nilai Pancasila merupakan suatu bentuk sistem nilai yang baik diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Segi isu serta aksi sosial

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan terhadap transformasi nilai-nilai Pancasila dalam tataran kehidupan kemahasiswaan khususnya dan tataran kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan

Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka

Kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

Bab III Metode Penelitian

Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Organisasi Mahasiswa Bagi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang transformasi nilai-nilai pancasila melalui oragisasi


(17)

mahasiswa bagi kesadaran berbangsa dan bernegara, penerapan nilai-nilai pancasila apa saja yang muncul dan kendala yang dihadapi organisasi mahasiswa dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berorganisasi, dan juga upaya organisasi mahasiswa dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila guna kesadaran berbangsa dan bernegara.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.


(18)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007, hlm. 27) mengenai pendekatan kualitatif berpendapat

penelitian kualitatif bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, dan rancangan penelitiannya bersifat sementara serta hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek penelitian.

Pendapat di atas selaras dengan pendapat Nasution (2003, hlm. 9) yang menjelaskan bahwa:

dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara sehingga dapat mendalami dan memahami makna interaksi antar-manusia secara menyeluruh.

Dari pendapat di atas mengenai definisi pendekatan kualitatif, dapat peneliti pahami definisi menurut para ahli tersebut. Seperti Moleong yang berpendapat bahwasanya pendekatan kualitatif bersifat deskriptif, artinya dalam pendekatan kualitatif tersebut lebih mementingkan proses dari pada hasil. sedangkan menurut Nasution, penelitian kualitatif yang menjadi inti dari pada objek penelitian tersebut adalah peneliti itu sendiri. Artinya peneliti itu sendiri yang mengadakan pengamatan serta wawancara sehingga dapat mendalami serta memahami makna interaksi yang dilakukannya secara utuh.


(19)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya Moleong (2010, hlm. 6) menegaskan, hakekat penelitian kualitatif adalah

merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Lebih lanjut Sugiyono (2008, hlm. 15) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara proposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

Lebih lanjut Moleong menjelaskan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif adalah memahami fenomena dari objek penelitian tersebut, diantaranya perilaku persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistic atau menyeluruh sehingga dapat dijelaskan secara kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan berbagai cara metode penelitian. Menurut Sugiyono menjelaskan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, yang artinya penelitian dilakukan pada kondisi objek yang alamiah.

Selanjutnya Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 1) mengemukakan pengertian “pendekatan kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh)”.


(20)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualititatif menurut Moleong (2010, hlm. 7) berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.

Berdasarkan definisi yang dipaparkan para ahli diatas mengenai pendekatan kualitatif dapat penulis simpulkan, pendekatan kualitatif adalah alat dalam meneliti suatu objek penelitian yang dimana alat tersebut adalah peneliti itu sendiri, sehingga memungkinkan penelitian ini mendapatkan hasil yang akurat secara mendalam.

Penulis memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan dalam penelitian ini. Alasan penggunaan pendekatan kualitatif karena pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini mengenai transformasi nilai-nilai pancasila memalui organisasi mahasiswa guna kesadaran berbangsa dan bernegara membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya kontekstual dan aktual. Maksudnya adalah peneliti membutuhkan sejumlah data lapangan yang berisi masalah-masalah yang nyata terjadi di lapangan dan mencari solusi dalam memecahkan masalah tersebut.

Kedua, pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, dalam pendekatan kualitatif yang menjadi instrument utama adalah peneliti itu sendiri, maka pendekatan kualitatif tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi, artinya memudahkan peneliti untuk menyesuaikan situasi yang berubah-ubah dalam penelitian ini.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap dapat melakukan penelitian secara maksimal dan mendalam sehingga peneliti dapat


(21)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh data yang valid dan akurat terhadap pelaksanaan transformasi nilai-nilai pancasila kepada organisasi mahasiswa ini.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) menyatakan

metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Selanjutnya Danial dan Warsiah (2009, hlm. 62) mengemukakan “metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat”. Sejalan dengan Danial dan Warsiah, Isacc dan Michael (dalam Danial dan Warsiah, 2009, hlm. 62) mengemukakan, metode deskriptif adalah ‘to describe

systematically a situation or area of inters factually and accuratelly (untuk

menggambarkan secara sistematis situasi atau area inters faktual dan secara tepat)’.

Kemudian dari pada itu, menurut Whitney (dalam Nazir, 2013, hlm. 54-55) mengemukakan

metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tententu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.


(22)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaanya dengan fenomena lain.

Penulis memandang metode ini sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat menggambarkan secara luas fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, sehingga mampu mendeskripsikan temuannya secara mendalam.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, diantaranya:

1. Wawancara

Menurut Moleong (2000, hlm. 150) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Wawancara menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 317) adalah “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Sedangkan menurut Nasution (2003, hlm. 73), tujuan wawancara untuk “mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.

Berdasarkan definisi di atas dapat penulis mengerti, wawancara adalah pencarian informasi yang dilakukan oleh penulis kepada informan untuk mendapatkan opini dan pandangan dalam penelitian yang dilakukan. Adapun yang akan dilakukan penulis dalam kegiatan ini adalah melakukan wawancara “face to


(23)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

face” (berhadap hadapan) dengan informan. Dalam kegiatan wawancara tentunya

memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang umum dan tidak terstruktur yang bersifat terbuka membuat partisipan memberikan pandangan dan opininya.

Dalam implementasinya di lapangan peneliti melakukan wawancara kepada 11 Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan, 11 Dosen Pembina Kemahasiswaan, satu orang Dosen dari Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, satu orang Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Mata Kuliah Dasar Umum, dan satu orang Dosen Pembina Kemahasiswaan Fakultas yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pemilihan responden berdasarkan tujuan dan pertimbangan bahwa mereka adalah sumber yang tepat karena responden tersebut mengetahui dan terlibat langsung dalam pelaksanaan transformasi nilai-nilai Pancasila.

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Menurut Arikunto (1998, hlm. 129) “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”. Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek penelitian, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan yang dianut oleh para subjek pada keadaan waktu itu.

Menurut Danial (2009, hlm. 77) observasi merupakan alat ilmiah untuk menguji suatu hipotesis, bahkan bisa memunculkan konsep dan teori baru seperti halnya kuisioner. Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan; merasakan mencium; mengikuti segala hal dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Selanjutnya Nasution (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 64) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehngga benda-benda yang


(24)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 94) menyatakan bahwa “observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di mana peneliti mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer”. Oleh karena itu objektifitas seorang peneliti dalam hal kegiatan observasi ini sangat diutamakan. Lebih lanjut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 94) mengemukakan bahwa “observasi ini dilakukan dengan melibatkan diri secara aktif dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yakni tinggal di lokasi penelitian dalam waktu yang relatif cukup lama, sehingga mengetahui secara langsung aktivitas dan interaksi masyarakat dalam hal yang diteliti”.

Berdasarkan definisi diatas, dapat penulis simpulkan observasi adalah suatu kegiatan menelaah objek penelitian dengan berbagai cara sehingga mendapatkan informasi yang khas dari hasil pengamatannya. Dalam kegiatan Observasi ini penulis akan turun langsung kelapangan untuk mengamati perilaku serta aktifitas individu dan kelompok di lokasi penelitian. Dalam kegiatan ini penulis bertanya (apabila diperlukan informasi yang lebih spesifik guna kepentingan penelitian), mencatat, dan merekam dengan terstruktur atau semi-struktur.

Adapun observasi yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu transformasi nilai-nilai Pancasila memalui organisasi mahasiswa guna kesadaran berbangsa dan bernegara.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Menurut Danial (2009, hlm. 79)

studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, sperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.


(25)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan Danial, Arikunto (1998: 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Selanjutnya Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007, hlm. 216) memaknai dokumen sebagai “setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record (bukti tertulis) yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik”.

Dokumen bisa bermacam-macam bentuknya, seperti yang dikemukakan oleh Sogiyono (2012a, hlm. 82):

Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Berdasarkan definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan studi dokumentasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data informasi publik (misalnya koran, makalah, dan laporan) dan data informasi privat (buku harian, surat-surat, atau email) yang dibutuhkan oleh penulis, sehingga menyajikan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian sebagai bukti tertulis.

Data yang diperoleh dari studi dokumentasi yang diambil oleh penulis yaitu berupa gambar-gambar kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk

memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta (tersedia di: http://download.portalgaruda.org)

Dari definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan Focus Group Discussion adalah bagian dari kegiatan wawancara yang bisa dilakukan untuk mengambil


(26)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai sudut pandang dan opini dari para informan secara langsung yang membuat penulis mendapatkan hasil kolaborasi opini dari para informan dan mendapatkan informasi secara holistic.

C. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2009: 152) “Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat”. Subjek penelitian ini merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian. Subjek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Berdasarkan uraian ahli di atas, maka yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Seluruh Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagai pucuk pimpinan yang mengetahui secara keseluruhan program kerja dan tujuan yang dicapainya.

2. Mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagai warga Himpunan Mahasiswa Jurusan yang mengetahui dan merasakan kinerja himpunan dalam kegiatan keorganisasian.

3. Seluruh Dosen Pembina Kemahasiswaan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagai pembina yang mengetahui kelebihan dan kekurangan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang dibinanya.

4. Satu orang Dosen Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai telaah kajian ilmiah mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup untuk proses pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi meminta keterangan


(27)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Senada dengan hal tersebut Nasution (2003: 129) mengemukakan “dalam penelitian kualitatif analitis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”.

Sugiyono (2009: 335) mengungkapkan analisis data sebagai berikut:

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

Data yang penulis dapatkan dari lapangan diteliti dan dirinci, karena seiring dengan waktu yang penulis habiskan untuk menghimpun data, data yang terhimpun akan lebih banyak. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan


(28)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan gambaran yang lebih jelas dan merinci, serta akan memudahkan penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Display Data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

Berkaitan dengan metode penelitian yang penulis pilih yaitu deskriptif analitis, maka display data yang dilakukan oleh penulis lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat. Sehingga dalam mendisplaykan data, peneliti akan dimudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan catatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.

Penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Agar mendapatkan suatu kesimpulan yang sahih (valid), kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, untuk menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskan dalam kesimpulan akhir yang akurat.

Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang


(29)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.

4. Pengujian Keabsahan Data

Sugiyono (2009: 366) mengatakan bahwa “untuk menetapkan keabasahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),

dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas)”.

a. Credibility (validitas internal)

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Sugiyono (2009: 368) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

1). Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.

2). Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Menurut Sugiyono (2009: 371), “sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti”.


(30)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3). Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek penelitian.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data. Sugiyono (2009: 372), menyebutkan “ada berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu dalam pengujian kredibilitas”.

4). Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.

5). Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.

6). Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti


(31)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercayai, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaanya tajam, maka peneliti harus merubah hasil temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

b. Transferability (Validitas Eksternal)

Transferability digunakan dalam pengujian hasil penelitian dengan mengacu kepada sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks sosial lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang peneliti lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini pada kesempatan yang berbeda, maka peneliti dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis.

Dengan demikian peneliti berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

c. Dependability (Reliabilitas)

Berkaitan dengan uji reliabilitas, peneliti dibimbing dan diarahkan secara kontinyu oleh dua orang pembimbing dalam mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan tujuan supaya penulis dapat menunjukan hasil aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.


(32)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai konfirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian yang dilakukan di lapangan dan mengevaluasi hasil penelitiannya, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau tidak.

E.Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang diperlukan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian, pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian dan pengurus perijinan merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.

Memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul dinilai telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing maka peneliti melakukan studi lapangan untuk mendapat gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti. Setelah diperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian, langkah selanjutnya menyusun proposal penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul data yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Pedoman wawancara yang dibuat terdiri dari empat bagian yaitu pedoman wawancara untuk Ketua Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan, Mahasiswa, Pembina Kemahasiswaan, Dosen Departemen PKn, Dosen PKn MKDU. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing, kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan penelitian dilapangan.


(33)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan, Pembina Kemahasiswaan, Dosen Pendidikan Kewarganegaraan dari Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Mata Kuliah Dasar Umum, Pembina Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan


(34)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara menditail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.

Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai transformasi nilai-nilai Pancasila memalui organisasi mahasiswa guna kesadaran berbanngsa dan bernegara.


(35)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V ini merupakan kesimpulan dari hasil kajian tentang “Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Organisasi Mahasiswa Guna Kesadaran Berbangsa dan Bernegara di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia”. Kesimpulan yang penulis rumuskan berdasarkan atas data yang terkumpul dari objek penelitian. Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bahasa karya ilmiah. Selain kesimpulan, selanjutnya peneliti menyertakan saran-saran berdasarkan hasil penelitian dengan harapan adanya perbaikan terutama bagi objek penelitian dan pada umumnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan karya ilmiah ini

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa Transfrormasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa sejatinya telah berpindah dengan baik ke wujud yang lebih mapan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memiliki dimensi idealisme, dimensi realitas, dan dimensi fleksibelitas dalam menjalankan roda organisasi sesuai dengan amanat yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga setiap organisasi mahasiswa yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam mewujudkan visi misi yang ingin di capai melalui pelaksanaan program kerja.

Disamping kesimpulan umum di atas, dapat diuraikan kesimpulan secara khusus, yakni:

a. Program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial merupakan proses transformasi nilai, dimana dalam setiap kegiatan yang diselenggarakannya terdapat inti nilai dari Pancasila


(36)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipindahkan kedalam program kerja yang diselenggarakannya.(1) organisasi mahasiswa merupakan mesin transformasi nilai yang baik, karena didalam organisasi mahasiswa terdapat bermacam-macam pola yang dilakukan dalam penyelenggaraan setiap progran kerja yang akan diselenggarakan dan dari setiap pola tersebut merupakan proses yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam transformasi nilai-nilai Pancasila.(2) nilai-nilai Pancasila sejatinya merupakan sekumpulan nilai inti pokok (central values) yang bersifat universal dan memiliki tiga dimensi (dimensi idealisme, dimensi realitas, dan dimensi fleksibelitas), sehingga nilai-nilai Pancasila didalam organisasi mahasiswa dapat berkembangdan merubah wujud dalam bentuk yang lebih mapan melalui program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa, hal ini merupakan bentuk dimensi fleksibelitas dari nilai-nilai Pancasila yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi setiap organisasi mahasiswa.(3) organisasi mahasiswa merupakan wadah pembentukan karakter warganegara yang baik berdasarkan Pancasila dalam menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara, karena didalam program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa terdapat nilai-nilai positif yang di transformasikan baik kepada objek penerima nilai maupun keopada anggota organisasi mahasiswa tu ssendiri selaku penyelenggara kegiatan.(4) organisasi mahasiswa merupakan sarana dan wadah pembelajaran nilai-nilai Pancasila secara informal kepada mahasiswa selaku anggota dari organisasi mahasiswa yang dinaunginya, karena didalam organisasi mahasiswa terdapat proses-proses transformasi nilai-nilai yang akan berpengaruh kepada pembentukan karakter mahasiswa yang berdasarkan Pancasila yang merupakan bagian dari warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kelak.

b. Pendekatan, metode dan media merupakan proses transformasi nilai-nilai Pancasila yang dibangun oleh organisasi mahasiswa guna menguatkan internal kepengurusan dalam meningkatkan etos kerja seluruh anggota sebagai wujud Gotong Royong dalam merealisasikan setiap program kerja yang akan


(37)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diselenggarakan. (1) pendekatan yang dilakukan oleh tiap-tiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa dalam membangun etos kerja dari para penguru organisasi mahasiswa adalah dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, dimana tiap -tiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa berusaha menguatkan internal organisasi mahasiswa dalam menumbuhkan etos kerja para anggota dengan mengadakan kegiatan-kegiatan seperti makrabisasi, upgrading, atau rapat non -formal (di cafe) dengan harapan dapat menciptakan rasa nyaman dalam berkegiatan organisasi mahasiswa. (2) metode yang dilakukan oleh tiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan dalam membangun etos kerja kepada para anggotanya adalah dengan menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, dimana setiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa mendengarkan dan memperhatikan setiap masukan serta kritik yang diberikan kepadaa organisasi mahasiswa yang dipimpin oleh tiap-tiap pucuk pimpinan. (3) media yang digunakan oleh tiap-tiap organisasi mahasiswa dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila dalam menjalankan roda organisasinya adalah dengan menggunakan media sosial, komunikasi merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam menjalankan roda organissi dikarenakan bila terjadi miss communication maka akan pula berpengaruh kepada proses transformasi nilai yang telah direncanakan. Di era -globalisasi saat ini, media sosial sangat erat dalam kehidupan masyarakat modern sebagai salah satu alat komunikasi, agitasi, dan propaganda yang akan dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam melaksanakan setiap program kerjanya. Adapun media sosial yang digunakan oleh organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ini adalah facebook, twitter, instagram, line, whatsapp,

Short Messanger Service (SMS), BlackBerry Mesanger (BBM) dlll.

c. hambatan yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dibagi menjadi dua, yaitu hambatan internal dan hambatan eksternal.(1) Hambatan internal adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dari dalam organisasi mahasiswa itu sendiri, sedangkan hambatan eksternal adalah


(38)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hambatan-hambatan yang dihadapi oleh tiap organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang berasal dari luar organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi sebagai proses transformasi nilai-nilai Pancasila.(2) Hambatan internal yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi diantaranya adalah kualitas anggota dan kuantitas anggota organisasi mahasiswa. Adapun hambatan internal dalam kualitas anggota organisasi mahasiswa adalah kurangnya tingkat kedisiplinan anggota, kurangnya pemahaman anggota terhadap tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan, tingkat hedonisme mahasiswa yang tinggi, sikap individualisme mahasiswa yang sulit bahkan tidak mau membaur dengan mahasiswa lainya, minimnya konseptor dikalangan mahasiswa. Sedangkan hambatan internal dalam kuantitas anggota organisasi mahasiswa yang dihadapi adalah minimnya tingkat kesadaran mahasiswa terhadap minat berorganisasi, tanggung jawab antara organisasi dan akademik yang dijadikan alasan kurang partisipatifnya mahasiswa selaku anggota organisasi mahasiswa, pengkubuan yang terjadi dikalangan mahasiswa, dan paradigma mahasiswa terhadap organisasi mahasiswa yang menjenuhkan.(3) hambatan eksternal yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasinya adalah minimnya dana penyelenggaraan kegiatan, alur birokrasi yang rumit saat pengajuan ijin kegiatan, kurangnya dukungan alumni dan pembina kemahasiswaan dalam merealisasikan setiap program kerja yang akan diselenggarakan, serta pihak kampus yang memprioritaskan diri.

d. Upaya yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam menghadapi hambatan yang dihadapinya sebagai proses transformasi nilai-nilai Pancasila dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh tiap-tiap organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.(1) Organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bergerak secara dinamis dalam menanggapi hambatan-hambatan yang di hadapinya.(2) Upaya merupakan bentuk gerakan yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam menjaga nilai pokok yang akan


(39)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditransformasikan kepada objek penerima nilai atau anggota organisasi mahasiswa itu sendiri sebagai komponen utama dalam organisasi mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk menghindari pergeseran nilai yang akan diberikan kepada objek penerima nilai sehingga proses transformasi nilai-nilai Pancasila bisa berpindah dengan utuh kepada objek penerima nilai.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka penulis mengajukan saran yang kiranya dapat menjadi masukan, adapun saran yang diajukan sebaagi berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa hendaknya tidak bersikap tertutup dan mulai membaur dengan mahasiswa lainnya dalam perkumpulan atau wadah organisasi mahasiswa yang diminatinya sebagai sarana pengembangan potensi diri dalam mempersiapkan diri sebelum terjun kepada masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Mahasiswa hendaknya mulai belajar membagi waktu antara akademik dan

organisasi sehingga dapat turut berperan aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa sebagai wadah pengembangan potensi diri dan pembentukan karakter disiplin bagi mahasiswa itu sendiri.

c. Mahasiswa hendaknya menyadari akan peran dan fungsinya sebagai agent of

control social, agent of change, and agent of iron stock dimasyarakat dan

melaksanakan peran serta fungsinya tersebut dengan bergangung kedalam organisasi mahasiswa untuk menjalankan Tridharma perguruan tinggi dalam peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.

2. Bagi Pembina Kemahasiswaan

a. Pembina Kemahasiswaan hendaknya lebih meningkatkan lagi peran dan fungsinya, tidak hanya sebagai pembimbing dalam bidang akademik melainkan mampu mendorong mahasiswa sebagai seorang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dalam meningkatkan proses pembelajaran di luar kelas melalui organisasi mahasiswa sebagai community civics dalam kehidupan kampus.


(40)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pembina kemahasiswaan hendaknya lebih meningkatkan lagi peranannya sebagai pembimbing dalam bidang keorganisasian dan mengurangi penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi dengan para pengurus organisasi mahasiswa, sehingga pembina kemahasiswaan dapat mengetahui secara langsung apa yang terjadi dilapangan serta mengetahui kondisi psikis sesungguhnya dari para pengurus organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi yang diembannya.

3. Bagi Organisasi Mahasiswa

a. Organisasi mahasiswa hendaknya bergerak lebih massive dalam menghadapi hambatan internal maupun hambatan eksternal yang dihadapinya, sehingga eksistensi organisasi bisa terjaga dalam mewujudkan visi dan misi yang di cita-citakan melalui penyelenggaraan program kerja.

b. Organisasi mahasiswa hendaknya mampu mengubah paradigma mahasiswa selaku anggota organisasi mahasiswa untuk turut andil dalam penyelenggaraan program kerja yang akan diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa, pergerakan yang lebih dinamis rasanya perlu dilakukan secara terus menerus dalam menciptakan rasa nyaman sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi mahasiswa dalam meningkatkan antusiasme mahasiswa pada organisasi mahasiswa.

c. Organisasi mahasiswa hendaknya mulai berdikari dibidang ekonomi dalam meningkatkan pemasukan sebagai bekal penyelenggaraan kegiatan program kerja yang akan diselenggarakan. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kinerja anggota organisasi dibidang dana usaha, sehingga organisasi mahasiswa dalam menghadapi tantangan pengeluaran tidak hanya bergantung kepada pihak kampus dan Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia saja.

4. Bagi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan

a. Dosen Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah penting peranannya sebagai mesin transformasi nilai-nilai Pancasila kepada objek penerima nilai yaitu mahasiswa selaku individu yang sedang menjani pendidikan di Perguruan Tinggi hendaknya memberikan contoh baik yang bisa dijadikan proses pembelajaran bagi mahasiswa


(1)

181

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai sauritauladan yang patut ditiru dalam bertingkah laku di kehidupan sehari-hari.

b. Dosen Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya menggunakan metode-metode menarik dalam proses pembelajaran kepada mahasiswa sehingga merubah paradigma mahasiswa mengenai mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang menjenuhkan menjadi mata kuliah yang menarik bagi para mahasiswa, hal ini perlu dilakukan agar proses transfromasi nilai-nilai Pancasila yang merupakan bekal kepada mahasiswa agar mampu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kelak.

5. Bagi Perguruan Tinggi

a. Nilai Pancasila sejatinya sudah ada di dalam jati diri setiap manusia Indonesia, hal ini yang harus disadari oleh Perguruan Tinggi selaku satuan penyelenggara pendidikan tinggi untuk menjaga eksistensi dan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila agar tetap hidup dan membudaya didalam kampus. Sehingga Pergguruan Tinggi dapat menjadi contoh pembelajaran bagi masyarakat dalam melakukan nilai-nilai baik berdasarkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. b. Perguruan Tinggi khususnya Universitas Pendidikan Indonesia hendaknya

menyelenggarakan kegiatan mengenai wawasan kebangsaan kepada mahasiswa dalam bentuk pencerdasan mengenai ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup masyarakat khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia sebagai satuan penyelenggara pendidikan tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi nilai-nilai Pancasila dikalangan mahasiswa sebagai objek kajian ilmiah sehingga mahasiswa memahami betapa baiknya nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila sehingga mampu diimplementasikan daalam kehidupan sehari-hari.


(2)

Arif Prasetyo Wibowo , 2015

TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. SUMBER BUKU

Arikunto, S. (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiardjo, M. (1981). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

Budimansyah, D. Dan Bestari, P. (2011) Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam

Membangun Karakter Warganegara. Bandung: Widya Aksara Perss

bekerjasama dengan Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia

Budiyanto. (2004). Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Busroh, A. D. (2009).Ilmu Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Danial, E. dan Warsiah, N. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia

Darmodiharjo, D. Dkk. (1991). Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional

Daryanto. (1994) Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern. Surabaya: Apollo

Djahiri, K. (1985). Strategi pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games

dalam VCT. Bandung: Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Elmubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Fraenkel, J. R. (1977). How to Teach about Velve: An Analytic Approach. New Jersey: Prentice hall, inc.


(3)

183

Good, C.V. (1959). Dictionary of Education. New York: Mc Graw-Hill Book Company

Gunawan, H. (2012). Pendidikan Krakter: Konsep dan Implimentasi. Bandung: Alfabeta

Habib M. M. (1992). Ideologi Pancasila dalam Menghadapi Globalisasi dan Era

Tinggal Landas. Bandungan-Ambarawa: Panitia Seminar dan Loka Karya

Nasional MKDU Pendidikan Pancasila Dosen-dosen PTN/PTS dan Kedinasan Pada tanggal 29 – 30 September 1992.

Hakam, Y.K. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardjito, D. (2001). Teori Organisasi dan teknis pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hasibuan, M. (2008). Organisasi dan Motivasi. Bandung Bumi Aksara

Herimanto dan Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

ICCE (Indonesia Center of Civic Education). (2008). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup

Indrawijaya, A, I. (2010). Teori, Perilaku, dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama

Kaelan. (2013). NEGARA KEBANGSAAN PANCASILA, Kultural, Historis,

Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasinya. Yogyakarta: Paradigma

Kuntowijoyo. (2006). Budayaan dan Masyarakat (Edisi Paripurna). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kusherdyana. (2011). Pemahaman Lintas Budaya dalam Konteks Pariwisata dan

Hospitalitas. Bandung: Alfabeta

Latif, Y. (2011). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualisasi

Pancasila. Jakarta: Gramedia


(4)

Mar’at, (1981). Sikap Manusia : Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta :

Ghalia Indonesia.

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Moleong, L.J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Bandung: Bumi Aksara

Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Nasution, (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nuryadi dan Tolib. (2014). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014 (2013), Empat

Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta : Sekretariat Jenderal

Pujileksono, S. (2009). Antropologi (Edisi Revisi). Malang: UMM Press

Rahmat dkk. (2009). Pembelajaran PKn. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Rifai, V. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Rivai, V dan Mulyadi, D. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Ruyadi, Y. (2003). Buku Tugas Belajar Mandiri Pendidikan Pancasila. Bandung: CV. Maulana


(5)

185

Indonesia

Satori, D. dan Komariah. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Soelaeman, M.M. (2000). Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama

Sugiyono. (2008) Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA

Sugiyono. (2012a). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirman, S. (2004). Tuntunan Belajar Diperguruan Tinggi. Jakarta : pelangi cendikia

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sunoto. (1985) Mengenal Filsafat Pancasila; Pendekatan Melalui Metafisika,

Logika, Etika. Yogyakarta: PT. Hanindita

Sutarto. (1992). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Madha University Press

Tim Dosen PKn UPI. (2002). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk

Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek

Tim Pusat Kajian Nasional Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. (2011). Membangun Karakter Bangsa Berwawasan Kebangsaan. Bandung: CV. Maulana Media Grafika

Whitehead, A. N. (1979). Process and Reality. New York: The Free Press.

Wildan, D. (2009). Menggagas Forum Wawasan Kebangsaan:Penanaman

Pancasila dan Wawasan Kebangsaan melalui Emotional Nationalism


(6)

Pancasila Sebagai Pendidikan Kebangsaan”.

Winarno. (2007). Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: PT. Bumi Aksara

Winataputra. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Pendidikan

Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Gagasan, Instrumentasi, dan Praksis). Bandung: Widya Aksara Press

Wursanto. (2005). Dasar-dasar ilmu organisasi. Yogyakarta: CV. Andi

Yamin, M. (1952). Proklamasi dan Konstitusi. Jakarta: Jambatan

B. SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Negara Republik Indonesia No.12 Tahun (2012) Tentang Perguruan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 115/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

C. PENELITIAN TERDAHULU

Saepudin, E(2011)MODEL PEMBELAJARAN DEMOKRASI MELALUI PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (Studi Kasus

Terhadap Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung) (skirpsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, Tidak Diterbitkan)

Yunus. R. (2013). Tranformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal sebagai Upaya

Pembangunan Karakter Bangsa (Studi Kasus Budaya Huyula di kota

Gorontalo). (Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, Tidak Diterbitkan)

E. SUMBER LAIN

http://download.portalgaruda.org