RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG.

(1)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah SatuSyaratuntuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni

Oleh: Dini Ardiningsih

NIM. 1202024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh Dini Ardiningsih

S. Sn. Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB), 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Dini Ardiningsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

disetujuidan disahkan oleh pembimbing:

PembimbingI

Dr. Rita Milyartini, M. Si. NIP. 196406231988032001

PembimbingII

Dr. Cepi Riyana, M. Pd. NIP. 1975123020012112001

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikanSeniSekolahPacasarjana UniversitasPendidikan Indonesia

Bandung

Dr. Sukanta, S. Kar., M. Hum. NIP. 196207191989031001


(4)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENEGESAHAN ... PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ...

ABSTRACT ...

DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Penelitian

...

B. Identifikasi Masalah Penelitian

...

C. Rumusan Masalah Penelitian

...

D. Tujuan Penelitian

...

E. Manfaat Penelitian ...

F. Struktur Organisasi Tesis

...

BAB II KAJIAN PUSTAKA... A. E-learning... B. Media Pembelajaran ... 1. Multimedia Interaktif ... 2. Desain Grafis dalam Multimedia ... 3. Animasi dalam Multimedia ...

hlm. i ii iii iv v vi vii x xii xiv 1 1 5 6 7 7 8 10 10 13 15 17 19 19 20 21 21 22


(5)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teori Pembelajaran ...

1. Behaviorisme

...

2. Kognitivisme ... 3. Konstruktivisme ...

D. Teori Pembelajaran Musik

...

1. Musical Aptitude

...

2. Musical Achievement

...

3. Audiation ...... C. Teori Dasar Musik ...

1. Silabus Teori Musik (STiMB: 2009)

...

2. Buku Music Theory (Jones, 1974)

...

3. Buku First Steps in Music Theory (Taylor, 2009) ...

4. Buku Alfred’s Essential of Music Theory (Alfred) ...

BAB III METODE PENELITIAN... A. Lokasi Penelitian... B. Subjek Penelitian... C. Desain Penelitian ...

D. Metode Penelitian

...

E. Definisi Operasional ... F. Instrumen Penelitian ...

G. Teknik Pengumpulan Data

22 22 23 24 24 25 25 25 26 26 26 26 33 34 35 36 38 39 39 39 39 44 54 55 57 59 60 61 71 72


(6)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

...

H. Teknik Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. HASIL PENELITIAN

...

1. Analisis (Analysis)

...

a. Data Pra-Lapangan

...

b. Data Lapangan ...

2. Perancangan (Design)

...

a. Identifikasi Materi Teori Dasar Musik

...

b. Strategi Pembelajaran ...

c. Model Pembelajaran

...

d. Model Perancangan

...

e. Perancangan Media ...

3. Pengembangan (Development)

...

a. Trial Error offline

...

b. Integrasi Konten pada Moodle

...

4. Implementasi (Implementation)

...

a. Implementasi Tahap Satu

...

79 80 81 85 86 87 91 91 92 97 103 103 105 107 111


(7)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Implementasi Tahap Dua ...

c. Implementasi Tahap Tiga

...

d. Implementasi Tahap Empat

...

5. Evaluasi (Evaluation) ...

a. Evaluasi Formatif

...

b. Evaluasi Sumatif

...

B. PEMBAHASAN

...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... A. Simpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(8)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Types of Audiation ...

Tabel 2. 2 Stages of Audiation ...

Tabel 3. 1 Jadwal perancangan ... Tabel 3. 2 Presentasi penilaian dan interpretasi ... Tabel 4. 1 Data calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 ...

Tabel 4. 2 Data mahasiswa baru yang mengikuti matrikulasi ...

Tabel 4. 3 Presentasi nilai pra-tes matrikulasi

...

Tabel 4. 4 Nilai akhir mata kuliah Teori Musik

I...

Tabel 4. 5 Profil RK

...

Tabel 4. 6 Profil responden MSS

...

Tabel 4. 7 SAP mata kuliah Teori Musik I

...

Tabel 4. 8 Pembagian tugas dan target perancangan ...

Tabel 4. 9 Data nilai uji coba materi

...

Tabel 4. 10 Konten materi e-learning

hlm. 23 24 30 38 40 41 41 42 43 44 45 54 56 56 59 64 66 67 69 72 79 80 81


(9)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

...

Tabel 4. 11 Aplikasi teori pembelajaran

...

Tabel 4. 12 Garis besar story board

...

Tabel 4. 13 Warna backround

...

Tabel 4. 14 Contoh layout

...

Tabel 4. 15 Rancangan Materi

...

Tabel 4. 16 Perilaku responden trial error offline ...

Tabel 4. 17 Integrasi konten pada moodle

...

Tabel 4. 18 Requirment Moodle 2.6

...

Tabel 4. 19 Responden implementasi tahap satu

...

Tabel 4.20 Temuan dan implementasi tahap satu

...

Tabel 4. 21 Responden implementasi tahap dua

...

Tabel 4. 22 Responden implementasi di luar STiMB

...

Tabel 4. 23 Responden implementasi tahap empat

...

Tabel 4. 24 Persepsi responden ... Tabel 4. 25 Presentasi penilaian dan interpretasi ahli materi ... Tabel 4. 26 Presentasi penilaian dan interpretasi ahli Media ...

84 85 85 87 89 93 94 94 95

95 96

96 96


(10)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4. 27 Presentasi penilaian dan interpretasi dosen Teori Musik ... Tabel 4. 28 Presentasi penilaian dan interpretasi responden dosen ... Tabel 4. 29 Presentasi penilaian dan interpretasi responden graphic designer ...

Tabel 4. 30 Presentasi penilaian dan interpretasi responden mahasiswa ... Tabel 4. 31 Presentasi penilaian dan interpretasi responden siswa SMK 12 ... Tabel 4. 32 Presentasi penilaian rata-rata ...


(11)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2. 1 Perspektif akademis e-learning ...

Gambar 2. 2 Dale Cone Experience ...

Gambar 2. 3. Cognitive Theory of Multimedia ...

Gambar 3. 1 The ADDIE concept ...

Gambar 4. 1 Kegiatan penerimaan mahasiswa baru

...

Gambar 4. 2 Kegiatan matrikulasi tahun akademik 2013/2014 ...

Gambar 4. 3 Layout e-learning Music Theory

...

Gambar 4. 4 Layout exercises e-learning Music Theory ...

Gambar 4. 5 Layout e-learning SFS Kids

...

Gambar 4. 6 Layout games e-learning SFS

...

Gambar 4. 7 Layout lesson dan exercises Music Theory 101...

Gambar 4. 8 Layout quiz Music Theory

101...

Gambar 4. 9 Layout materi Be-Smart

...

Gambar 4.10 Tampilan worksheet Articulate Storyline ...

Gambar 4.11 Tampilan Moodle 2.6.2.

...

Gambar 4. 12 Model Pebelajaran ... Gambar 4. 13 Model Perancangan ...

Gambar 4. 14 Prosedur Perancangan

hlm. 11 14 16 27 40 42 47 47 48 49 49 50 51 52 54 60 61 62 63 68 73 73 74 74 75 76 77 78 79


(12)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

...

Gambar 4. 15 Flow Chart untuk setiap lesson

...

Gambar 4. 16 Jenis huruf (font)

...

Gambar 4. 17 Revisi warna background (atas menjadi bawah) ...

Gambar 4. 18 Revisi layout dan warna elemen (atas menjadi bawah) ...

Gambar 4. 19 Revisi layout

...

Gambar 4. 20 Revisi bidang

...

Gambar 4. 21 Penambahan perintah klik

...

Gambar 4. 22 Penambahan karakter

...

Gambar 4. 23 Ekspresi karakter

...

Gambar 4. 24 Balasan e-mail Bisri Mustova

...

Gambar 4. 25 Game Parampaa

...

Gambar 4. 26 Game Just Music

...

Gambar 4. 27 Kegiatan implementasi tahap satu

...

Gambar 4. 28 Kegiatan implementasi games

...

Gambar 4. 29 Hasil revisi perintah dalam Moodle

79 82 83 84 84 86 87 89


(13)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

...

Gambar 4. 30 Hasil revisi perintah klik next

...

Gambar 4. 31 Kegiatan implementasi tahap tiga

...

Gambar 4. 32 User report Moodle

...


(14)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus dan SAP Teori Musik I ... Lampiran 2 Contoh materi Alfred’s Essentials of Music Theory ...

Lampiran 3 Contoh modul matrikulasi tahun akademik 2013/2014 ...

Lampiran 4 Contoh soal pra-tes Teori Dasar Musik ...

Lampiran 5 Story Board e-learning Teori Dasar Musik ...

Lampiran 6 Pernyataan kesediaan menjadi responden

...

Lampiran 7 Instrumen evaluasi ahli materi

...

Lampiran 8 Instrumen evaluasi ahli media

...

Lampiran 9 Instrumen evaluasi mahasiswa/responden

...

Lampiran 10 Hasil Evaluasi

...

Lampiran 11 Tampilan moodle

...

Lampiran 12 Contoh tampilan multimedia

...

Lampiran 13 Dokumentasi penelitian

...

Lampiran 14 Keterangan penelitian

...

hlm. 111 117 124 130 136 145 147 152 157 161 167 171 228 237


(15)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG


(16)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah e-learning Teori Dasar Musik bagi calon mahasiswa Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB), yaitu berupa multimedia interaktif dengan materi Teori Dasar Musik mulai dari Staff

sampai dengan Major Scales, yang dilengkapi dengan latihan atau quiz dan

games. E-learning dirancang dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dikemas dalam wadah e-learning yaitu Moodle. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan model ADDIE yaitu

Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), Evaluation (evaluasi). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif meliputi observasi, wawancara tidak terstruktur, dan studi dokumen. Kelayakan produk berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, responden dosen Teori Musik di STiMB, responden dosen STiMB, responden grafhic designer, responden mahasiswa STiMB, dan responden siswa SMKN 12. Penilaian berupa lembar evaluasi yang meliputi empat aspek yaitu aspek materi, aspek pembelajaran, aspek tampilan, dan aspek pemograman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-learning Teori Dasar Musik layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi calon mahasiswa STiMB, karena terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar. Melalui tahapan yang memiliki tingkat kesulitan berjenjang mahasiswa mampu memahami materi dalam waktu yang singkat.

Kata kunci: e-learning, Teori Dasar Musik, ADDIE.


(17)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BASIC MUSIC THEORY E-LEARNING DESIGN FOR STUDENT CANDIDATES AT SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Aims of this research is to generate a Basic Music Theory e-learning for student candidates at Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB), that is interactive multimedia contain Basic Music Theory start from Staff to Major Scales and be equipped with exercises or quiz and games. The e-learning was using Bahasa Indonesia as escort and designed with moodle (an open source e-learning design software). This e-learning is develoved using ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation) research method. Data collection technique encompasses observation, unstructured interview, and document analysis. Properness of the product build upon rating by content expert, media expert, Basic Music Theory lecturer at STiMB, lecturer at STiMB, graphic designer, STiMB college students, and SMKN 12 students. Rating was built by evaluation sheet (questionnaire) encompasses content aspect, learning aspect, interface aspect, and programming aspect. The result indicate that Basic Music Theory e-learning are proper to be used as learning media for college student candidates at STiMB. It was proved by escalation of learning motivation as the student learn step by step with stage difficulty at brief time.


(18)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

103

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Fokus penelitian ini adalah merancang e-learning pembelajaran Teori Dasar Musik bagi calon mahasiswa Sekolah Tinggi Musik Bandung. Dalam prosesnya perancangan melibatkan beberapa ahli dan responden guna menghasilkan media pembelajaran yang sesuai, mulai dari tahap analisis (analysis), desain (design), pegembangan (development), implementasi (implementation) hingga evaluasi (evaluation). Dalam bab ini akan membahas jawaban dari rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian yaitu (1) bagaimana kondisi awal pengetahuan Teori Dasar Musik mahasiswa baru di STiMB?, (2) bagaimana rancangan e-learning

Teori Dasar Musik untuk calon mahasiswa STiMB?, (3) bagaimana respon pengguna terhadap rancangan e-learning Teori Dasar Musik?, dan (4) bagaimana produk akhir yang digunakan untuk calon mahasiswa STiMB?

Berdasarkan hasil analisis temuan, baik data pra-lapangan dan data lapangan, menunjukkan bahwa kondisi awal pengatahuan Teori Dasar Musik mahasiswa baru di STiMB adalah tidak merata dan didominasi dengan pengetahuan Teori Dasar Musik kurang. Setelah mengetahui kondisi awal mahasiswa atau dalam hal ini pengguna, perancangan dimulai dengan mengemas materi dari buku Alfred’s ke dalam bentuk multimedia interaktif dengan menggunakan software Articulate dengan software pendukung lainnya yaitu

software CorelDraw X6 dan X7, Sibelius 7.2., dan software Switch Sound File Converter (unlicensed, non-commercial home use only) untuk meng-convert

format midi dari sibelius ke format wav. Sebelum diintegrasikan ke dalam wadah

e-learning (Moodle), rancangan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli media untuk mengetahui elemen-elemen yang perlu diperbaiki dari segi desain dan animasi. Secara keseluruhan perubahan banyak dilakukan dari segi desain visual dan multimedia, seperti revisi penggunaan warna, layout, elemen desain, animasi, sound dan penembahan elemen karakter. Revisi dilakukan berdasarkan


(19)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masukan ahli media dan perilaku responden mulai trial and error offline sampai

trial and error online.

Konten e-learning yang sudah melalui beberapa tahap evaluasi ahli media kemudian diintegrasikan di dalam Moodle dan diimplementasikan kepada responden mahasiswa, dosen, dan umum. Beberapa permasalahan yang ditemukan kemudian dicatat dan didiskusikan dengan tim IT STiMB untuk di evaluasi. Revisi Moodle berupa penambahan navigator berupa hyperlink agar pengguna dapat langsung mengakses materi Teori Musik. Selebihnya revisi berupa mengoptimalkan Moodle mulai dari tampilan hingga kemudahan akses. Dalam hal pemograman peneliti menyadari kinerja e-learning belum optimal dan perlu dikembangkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak perubahan antara rancangan awal dengan produk akhir, yaitu mulai dari perubahan desain visual, konten materi hingga tampilan Moodle, berdasarkan masukan para ahli maupun responden.

Setelah memastikan produk akhir sesuai dengan masukan para ahli dan responden, produk akhir kemudian diimplementasikan kepada beberapa responden. Implementasi dilakukan sampai dengan empat tahap guna memperoleh respon pengguna menegnai e-learning Teori Dasar Musik. Responden terdiri dari beberapa kalangan mulai dari siswa, mahasiswa, dan dosen. Dari hasil evaluasi berdasarkan penilaian para ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli media, dan penilaian responden yang terdiri dari melalui angket dan wawancara, secara keseluruhan rata-rata presentasi penilaian yaitu (1) aspek tampilan sebesar 80,344%, (2) aspek pembelajaran sebesar 77,390%, (3) aspek materi sebesar 75,885%, dan (4) aspek pemograman sebesar 74,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rerata penilaian di atas 60% yang berarti e-learning Teori Dasar Musik layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi calon mahasiswa Sekolah Tinggi Musik Bandung.

Produk akhir yang akan digunakan calon mahasiswa STiMB berupa media pembelajaran Teori Dasar Musik dengan pembatasan materi sampai dengan


(20)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

multimedia interaktif yang dikemas dalam wadah e-learning dengan platform open source yaitu Moodle yang dapat diakses melalui www.sekolahtinggimusik.com/e-learning. Adapun implikasi e-learning bagi calon mahasiswa STiMB, berdasarkan hasil implementasi, terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar, yaitu memahami materi melalui tahapan yang memiliki tingkat kesulitan berjenjang dalam waktu yang singkat. Calon mahasiswa menjadi lebih mudah memahami materi dasar dari Teori Dasar Musik yang sebelumnya dianggap sulit, yang diperkuat dengan adanya konten games

yang dinilai dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Dengan demikian implikasi e-learning Teori Musik bagi calon mahasiswa STiMB dapat meminimalisir kesenjangan pengetahuan awal Teori Dasar Musik di semester satu.

B. SARAN

Terdapat hal menarik dari hasil penelitian bahwa pembelajaran Teori Dasar Musik dengan menggunakan konsep multimedia interaktif jauh lebih menyenangkan dan mudah dipahami, selain itu penggunaan multimedia memungkinkan tercapainya aspek musikal dalam hal kepekaan dalam memahami bunyi (nada, interval, ritme, maupun tangga nada mayor). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada pengajar maupun institusi untuk lebih inovatif dalam pengembangan bahan ajar khususnya di bidang pendidikan musik.

1. Sekolah Tinggi Musik Bandung

Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian ini hanya ditujukan untuk calon mahasiswa, artinya masih terlalu banyak kekurangan khususnya dari segi materi. Alangkah lebih baik jika dikembangkan khususnya sebagai suplemen bagi mahasiswa. Bahkan akan lebih baik lagi jika tidak hanya mata kuliah Teori Musik, melainkan mata kuliah musik lainnya, guna memperkaya media pembelajaran musik, mengingat STiMB merupakan salah satu sekolah tinggi yang fokus di bidang musik khususnya musik Barat.


(21)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saran dari segi pengembangan sebaiknya bekerja sama dengan profesional di bidang pengembangan multimedia, mengingat terdapat banyak keterbatasan dari software yang peneliti gunakan. Sehingga banyak ide yang tidak dapat direalisasikan.

2. Pengajar

Software Articulate memang terbatas, namun minimal pengajar dapat memanfaatkannya dalam membuat media pembelajaran multimedia interaktif tanpa menggunakan script code, terutama untuk membuat quiz sebagai media latihan bagi siswa atau mahasiswa. Karena pada dasarnya mempelajari Teori Musik khususnya memerlukan banyak latihan dalam bentuk aplikasi agar pembelajaran tidak dalam bentuk hafalan melainkan lebih aplikatif.


(22)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Fokus penelitian ini adalah merancang e-learning pembelajaran Teori Dasar Musik yang dikemas dengan menggunakan multimedia interaktif. E-learning

tersebut diperuntukan bagi calon mahaiswa STiMB, dengan demikian dibutuhkan beberapa teori dan konsep sebagai dasar untuk merumuskan draf e-learning dan referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada bab ini adalah e-learning, media pembelajaran, teori pembelajaran, dan teori pembelajaran musik, serta kajian buku Teori Dasar Musik.

A. E-LEARNING

Pada dasarnya e-learning terdiri dari dua bagian yaitu “e” yang merupakan

singkatan dari “electronic” atau elektronik dan ”learning” yang berarti belajar.

Secara sederhana e-learning merupakan belajar dengan menggunakan perangkat elektronik. Smaldino dkk. (2012, hlm. 235) mendefinisikan belajar online atau e-learning sebagai berikut:

...merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara elektronik menggunakan media berbasis komputer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk web, internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, meletakkan halaman

web), tetapi juga membantu para pemelajar dengan hasil-hasil yang spesifik (misalnya mencapai tujuan). Selain menyampaikan pengajaran, e-learning

bisa memantau kinerja pemelajar dan melaporkan kemajuan pemelajar. Sementara Cisco (dalam Rusman, 2012, hlm. 317), menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut:

Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, kapasitas siswa amat bervariasi tegantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai


(23)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasistas siswa yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang baik.

Filosofis e-learning tersebut senada dengan ungkapan Bowles (2004, hlm.

3) “...the „theory‟ of e-learning encompass an array of academic perspectives:

training and education, learning and knowledge, technology and the investigation of individual market segments”. Bahwa teori e-learning menunjukkan susunan unsur perspektif akademis meliputi pelatihan, pendidikan, pembelajaran dan pengetahuan, penerapan teknologi dan penelitian tentang segmen pengguna. Seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Perspektif akademis e-learning

(Sumber: Bowles, 2004, hlm. 3)

Dalam sistem e-learning, konsep utama dan aspek pemahaman pengguna harus benar-benar dirancang secara khusus agar tujuan e-learning dapat tercapai. Secara umum, tujuan e-learning adalah efektivitas dan efisiensi dalam belajar. Secara khusus, e-learning dapat benar-benar berperan penting dalam dunia pendidikan, berkontribusi atas kompetensi materi yang dibahas di dalamnya hingga mencapai target keberhasilan yaitu membawa perubahan suatu organisasi bahkan untuk lebih jauhnya bisa diaplikasikan untuk keperluan media interaksi elektronik lainnya.

Lebih lanjut, menanggapi filosofis e-learning poin tiga, bahwa pembelajaran berbasis web atau e-learning tidak berarti menggantikan


(24)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran konvensional, namun pemanfaatan teknologi internet dalam hal ini tidak kalah penting dalam proses pembelajaran, seperti yang diungkapkan Pian dan Silviera (dalam Munir, 2012, hlm. 206):

Keberadaan teknologi internet dapat membantu (1) menghasilkan atau menumbuh-kembangkan nilai-nilai baru, (2) menjangkau peserta didik dalam jumlah besar, dan (3) memberdayakan individu dalam kelompok sosial. Dalam kaitan ini, fungsi internet adalah sebagai media pembelajaran. melalui pemanfaatan internet, seseorang dapat membelajarkan dirinya sehingga memperoleh nilai-nilai baru yang dikembangkan di dalam dirinya, atau memantapkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Adapun manfaat dari proses pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi internet dikemukakan oleh Brown (dalam Munir, 2012, hlm. 209) yaitu:

(1) meningkatkan kompetensi belajar peserta didik, (2) meningkatkan keterampilan dan pengalaman mengajar dalam pengadaan materi pembelajaran, (3) mengatasi masalah-masalah keterbatasan tenaga, meningkatkan efesiensi kerja.

Sementara Bates (dalam Munir, 2012, hlm. 209) mengidentifikasikan empat manfaat kegiatan pembelajaran melalui internet sebagai berikut:

(1) dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan pendidik (enhance interactivity), (2) memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja(time and place flexibility),

(3) menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas potential to reach a global audience, (4) mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran easy updating of content as well as achievable capabilities.

Senada dengan Rusman (2012, hlm. 292) mengenai karakteristik e-learning: (1) Interactivity (Interaktivitas), tersedia jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau

messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list

atau buku tamu. (2) Indenpendency (kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered learning). (3) Accessibility (aksesibilitas), sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional. (4) Enrichment (pengayaan), kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai


(25)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengayaan, memungkinkan penggunaan teknologi seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web atau e-learning merupakan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet yang memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja dengan karakteristik interaktif, mandiri, mudah diakses, dan memungkinkan adanya pengayaan penggunaan teknologi.

B. MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran dapat dijabarkan menjadi dua komponen, yaitu media dan pembelajaran. Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Smaldino dkk. (2012, hlm. 7) mendefinisikan media sebagai berikut:

Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi, berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk

pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.

Sementara pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2013, hlm. 75) “adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun

secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar”. Jika media merupakan

alat dan pembelajaran merupakan proses, dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang digunakan dalam proses belajar untuk memudahkan siswa dalam belajar. Seperti yang disimpulkan oleh Arsyad (2013,

hlm. 2) bahwa “media adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses

belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan

pembelajaran di sekolah pada khususnya”.

Adapun syarat media pembelajaran adalah sebagai berikut, Rusman (2013, hlm. 61):

Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada peserta


(26)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

Berdasarkan salah satu syarat media yaitu harus merangsang peserta didik mengingat apa yang dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru, maka proses pembelajaran harus mewakili beberapa pengalaman belajar. Menurut

Bruner (dalam Rusman, 2013, hlm. 173) “ada tiga tingkatan utama modus belajar,

yaitu pengalaman langsung, pengalaman gambar, pengalaman abstak”. Tingkatan pengalaman perolehan hasil belajar tersebut digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi, seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Dale Cone Experience

(Sumber: Rusman, 2013, hlm. 173)

Proses penerimaan pesan melalui media, dalam gambar 2. 2 memperlihatkan pengalaman yang dapat diingat yaitu melalui mendengar, melihat, melihat dan mendengar, dan mengatakan. Selain mewakili beberapa pengalaman tersebut, dalam merancang media pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan prinsip-prinsip media pembelajaran antara lain efektivitas, relevansi, efisiensi, dapat digunakan, dan kontekstual. Rusman (2013, hlm. 175). Efektivitas atau ketepatgunaan dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran atau pembentukan


(27)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi. Relevansi atau kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan. Efisiensi, memperhatikan bahwa media tersebut hemat biaya, penggunaan relatif memerlukan waktu yang singkat, dan hanya memerlukan sedikit tenaga. Dapat digunakan, harus benar-benar dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dan kontekstual yaitu mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya. Selain itu media pembelajaran sebaiknya memiliki kontribusi terhadap pengembangan dan peningkatan pembelajaran seperti diungkapkan Kemp dan Dayton (dalam Rusman, 2013, hlm. 177):

(1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, (2) Pembelajaran dapat lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, (4) waktu pelaksanaan pembelajaran lebih efisien, (5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, (6) Proses belajar dapat berlangsung kapan pun dan diman pun diperlukan, (7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, dan (8) Peran guru berubah ke arah yang positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan dalam proses belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar langsung guna tercapainya tujuan pembelajaran yang bermakna.

1. Multimedia Interaktif

Multimedia terdiri dari kata multi dan media. Dari kata multi sendiri yang berarti banyak atau beragam dapat diartikan bahwa multimedia berarti terdiri dari banyak media. Seperti yang didefinisikan oleh Munir (2012, hlm. 2):

Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar, (vector atau bitma), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik. Dengan memanfaatkan berbagai macam media, multimedia mampu mengembangkan kemampuan indera dalam proses pembelajaran, hal ini dibuktikan oleh Computer Technology Research (dalam Munir, 2012, hlm. 6), yang menyatakan bahwa:

Orang hanya mampu mengingat 20 % dari yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50 % dari yang dilihat dan di


(28)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengar dan 80 % dari yang dilihat, disengar dan dilakukan, sehingga multimedia sangat efektif untuk menjadi alat (tools) yang lengkap dalam proses pengajaran dan pembelajaran.

Penelitian tersebut senada dengan ungkapan oleh Baddeley dan Hitch (dalam Manongga dkk, 2009, hlm. 21) bahwa penggunaan multimedia,

...akan memudahkan seseorang untuk mengingat dan mempelajari sesuatu melalui melihat dengan mata serta mendengarkan dengan telinga yang merupakan sistem kerja dasar dari memori, dengan adanya hal tersebut siswa tidak akan terlalu terbebani oleh multi-instruksi yang diterimanya dan hal itu sangat membantu kerja otak dalam hal manajemen memori.

Berdasarkan hal tersebut Mayer (dalam Manongga dkk, 2009, hlm. 22) kemudian menerapkan sebuah teori yang disebut multimedia learning, dimana siswa mampu melakukan tiga bagian penting dari proses pembelajaran, yaitu selecting, organizing, dan intergrating. Seperti terdapat pada gambar 2. 3.

Gambar 2. 3. Cognitive Theory of Multimedia

(Sumber: Manongga dkk, 2009, hlm. 22)

Pada gambar 2. 3, dapat dilihat proses selecting berupa penerimaan informasi lisan yang kemudian diterjemahkan menjadi suatu teks, dan informasi visual yang diterima diterjemahkan dalam bentuk gambar. Proses kedua yaitu organizing,

informasi yang diterima dalam bentuk kata atau kalimat diterjemahkan menjadi bentuk model lisan (verbally based model), dan informasi gambar yang diterima diterjemahkan menjadi model berbasis visual (visual based model). Proses ketiga


(29)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu integrating dimana siswa mencoba untuk membangun koneksi antara bagian yang saling berhubungan dalam verbally based model dan visual based model.

Multimedia sebagai media pembelajaran terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan interaktif. Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat digunakan oleh pengguna, seperti televisi dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Munir (2012, hlm. 114). Adapun karakteristik dari multimedia interaktif adalah:

(1) memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual, (2) bersifat interaktif, memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna (3) bersifat mandiri, memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi yang mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin, mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol kecepatan belajarnya, memperhatikan bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendali, dan mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan, dan lain-lain.

2. Desain Grafis dalam Multimedia

Desain grafis (graphic design) merupakan salah satu elemen dari perancangan multimedia interaktif. Menurut Helfand (dalam Munir, 2013, hlm. 249):

Desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.

Desain secara sederhana dapat diartikan sebagai gambar. Menurut Supriyono (2010, hlm. 9):


(30)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain grafis lebih sering disebut “desain komunikasi visual“ (DKV) karena

memiliki peran mengomunikasikan pesan atau informasi kepada pembaca dengan kekuatan visual, seperti tipografi, illustrasi, warna, garis, layout, dan sebagainya dengan bantuan teknologi.

Berbicara mengenai teori desain, terdapat rumus klasik periklanan yang dijelaskan oleh Supriyono (2010, hlm. 19) sebagai berikut:

Dalam teori klasik periklanan dikenal rumus AIDA, yaitu Attention,

Interest, Desire, dan Action. Setelah desain iklan mampu merebut perhatian (attention), tugas berikutnya adalah membuat pembaca tertarik (interest) pada produk yang ditawarkan. Jurus berikutnya adalah membujuk pembaca agar menginginkan (desire) produk yang diiklankan. Terakhir, goal-nya adalah tindakan (action) untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan. Nilai media grafis menurut Munir (2013, hlm. 250) “...terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian dan minat dalam penyampaian jenis informasi tertentu

secara tepat”. Desain grafis sebagai media pembelajaran sebaiknya mengacu pada

prinsip desain yaitu meliputi kesederhanaan dalam tata letak (lay out), keterpaduan antara unsur visual lainnya, penekanan sebagai titik perhatian, dan keseimbangan secara keseluruhan. Brown (dalam Munir 2013, hlm. 259) menyimpulkan desain grafik dalam pembelajaran sebagai berikut:

Untuk memperoleh hasil belajar peserta didik secara maksimal, gambar harus erat kaitannya dengan materi pembelajaran, dan ukurannya cukup besar sehingga rincian unsur-unsurnya mudah diamati, sederhana, direproduksi bagus, lebih realistik, dan menyatu dengan teks.

Huruf dalam desain grafis disebut tipografi (typography). Menurut Supriono (2010, 20):

Dalam perkembangannya, istilah tipografi lebih dikaitkan dengan gaya atau model huruf cetak. Bahkan saat ini pengertian tipografi sudah berkembang lebih luas lagi, yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih huruf dan mengelola huruf untuk tujuan-tujuan tertentu.

Terdapat beberapa unsur visual dalam merancang grafis dalam multimedia, yaitu garis, bidang, warna, kontras, dan tekstur. Dalam Munir (2013, hlm. 253) garis dapat didefinisikan sebagai titik-titik yang bergerak, sementara bidang terbentuk dari garis, atau dapat juga terbentuk dengan menggunakan warna. Berbicara tentang warna, warna merupakan elemen grafik yang paling kuat.


(31)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Warna umumnya dibagi dalam warna primer, sekunder dan tertier. Berdasarkan teori warna, kombinasi warna yang baik adalah menggunakan warna berlainan yang berada dalam lingkungan warna. Secara lebih rinci kombinasi dijelaskan Munir (2013, hlm. 254) sebagai berikut:

“Warna primer (merah, kuning, dan biru) akan terlihat dominan dalam

dekorasi ruangan. Warna sekunder (hijau, oranye, dan ungu) bisa terikat satu sama lain, namun harus ada bagian-bagian yang diperhalus agar terlihat menyatu. Warna tertier (biru-hijau, kuning-hijau, merah-orange) dapat dikombinasi dan memberi tampilan yang spektakuler. Warna monochomotic

atau yang hanya terdiri dari satu jenis warna, akan sangat menarik bila

sebuah warna tersebut dijadikan beberapa corak”.

Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat merancang sebuah multimedia, diperlukan ide dan kreatifitas dalam desain grafis, dengan memperhatikan segala unsur visual agar dapat menarik perhatian pembelajar dan menjadikan proses belajar mengajar yang menyenangkan.

3. Animasi dalam Multimedia

Secara umum animasi merupakan objek yang bergerak. Menurut Munir (2012, hlm. 318):

Animasi dapat digunakan untuk menarik peserta didik jika digunakan secara tepat. Sebaliknya animasi juga dapat menghilangkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.

Adapun manfaat dan keuntungan animasi dalam multimedia adalah sebagai berikut (Munir, 2012, hlm. 318):

(1) menunjukkan objek dengan idea, (2) menjelaskan konsep yang sulit, (3) menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit, dan (4) menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang akan dirancang dalam penelitian ini adalah media pembelajaran mandiri, yang dapat diakses melalui internet dengan konsep multimedia interaktif yang mengutamakan daya tarik berupa desain grafis dan animasi.


(32)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. TEORI PEMBELAJARAN

Belajar khususnya dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) didasari oleh tiga teori yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm.113):

Bahwa ketiga teori belajar tersebut dapat digunakan sebagai taksonomi untuk belajar. Strategi behavioris dapat digunakan untuk mengajar “apa” (tentang fakta-fakta), strategi kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan

“bagaimana” (tentang proses dan prinsip-prinsip), dan strategi kontruktivis

dapat digunakan untuk mengajar “mengapa” (tingkat berfikir yang lebih

tinggi yang dapat mengangkat makna personal, kedalaman dan belajar konstektual).

Menanggapi pernyataan Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113) penulis mempunyai alasan sendiri untuk mengaplikasikan ketiga teori pembelajaran tersebut. Singkatnya masing-masing teori pembelajaran tersebut mempunyai karakteristik dan peranan penting dalam pembelajaran, mengingat e-learning yang akan dirancang merupakan media pembelajaran mandiri, maka dipandang perlu untuk mengaplikasikan ketiga teori pembelajaran tersebut guna tercapainya tujuan pembelajaran.

1. Behaviorisme

Teori pembelajaran behaviorisme dipelopori oleh Edward L. Thorndike (1874-1949), Ivan Pavlov (1849-1936), Erwin R. Guthrie (1886-1959) dan B. F. Skinner (1904-1990). Thordike, Pavlov, dan Guthrie memandang pembelajaran sebagai proses pembentukan asosiasi antara stimulus dengan respon. Sementara Skinner berasumsi bahwa aspek lingkungan berperan sebagai tanda pemberian

respon. Schunk (2012, hlm. 143) berpendapat bahwa “tujuan-tujuan behavioral

atau tujuan-tujuan yang terkait dengan perilaku adalah pernyataan-pernyataan

yang jelas tentang hasil yang dikehendaki dari proses belajar siswa”. Ally (dalam

Rusman dkk, 2013, hlm. 35) menyatakan, “seseorang dapat dikatakan belajar

ditujukan dari perilaku yang dapat dilihat bukan dari dari apa yang ada dalam pikiran siswa.

Jika Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113) menyatakan strategi behaviorisme dapat digunakan untuk mengajarkan “apa”, maka dalam


(33)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini, “apa” adalah materi Teori Dasar Musik yang akan dirancang dalam

bentuk multimedia interaktif. “Apa” atau Teori Dasar Musik merupakan stimulus

bagi calon mahasiswa yang ingin mempelajari musik secara khusus di STiMB, yang dapat menghasilkan perubahan perilaku yang dikehendaki yaitu memiliki pengetahuan dasar beserta aplikasi dari mata kuliah Teori Musik.

2. Kognitivisme

Teori pembelajaran kognitivisme berpendapat bahwa proses belajar lebih penting dari pada hasil belajar. Dalam Smaldino dkk. (2011, hlm. 13) kognitivisme membahas bagaimana orang berfikir, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan. Para kognitivisme memiliki persepsi lebih luas tentang pembelajaran daripada yang dimiliki oleh behaviorisme. Dalam hal ini siswa lebih mengandalkan strategi kognitif dan memanfaatkan sumber daya belajar yang

tersedia. Dalam Schunk (2012, hlm. 162), “Albert Bandura merumuskan sebuah

teori pembelajaran obsevasional yang menyeluruh yang ia kembangkan untuk mencakup penguasaan dan praktek dari bermacam-macam keterampilan, strategi,

dan perilaku”.

Schunk (2012, hlm. 225) menyimpulkan mengenai bagaimana pembelajaran terjadi dalam teori pembelajaran kognitivisme. “Pembelajaran terjadi melalui praktik (dengan melakukan tindakan) dan melalui penguatan (dengan memperhatikan, membaca dan mendengarkan)”. Sementara Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113) menyimpulkan bahwa, strategi kognitivisme

dapat digunakan untuk mempelajari ”bagaimana” atau proses dan prinsip-prinsip.

Dengan demikian strategi kognitivisme dalam penelitian ini berupa penyampaian materi baik berupa teks, gambar, audio, maupun animasi yang dapat menyajikan sebuah proses dan prinsip-prinsip dari Teori Dasar Musik.

3. Konstruktivisme

Teori pembelajaran konstruktivisme menurut Bruning, dkk. (dalam Schunk,


(34)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa masing-masing individu membentuk dan membangun sebagian besar dari

apa yang mereka pelajari dan pahami”. Piaget mengetengahkan bahwa siswa

berproses melewati serangkaian tahapan yang berbeda secara kualitatif, sementara Vigotsky mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan proses dengan mediasi sosial dimana siswa belajar banyak konsep saat berinteraksi sosial dengan orang lain. Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa membentuk pemahaman-pemahaman mereka sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan. (Schunk, 2012, hlm. 387).

Strategi kontruktivisme digunakan untuk mengajar “mengapa” menurut Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan mempelajari dan memahami materi Teori Dasar Musik, melalui serangkaian tahapan dapat menjadikan pengguna berada pada tingkat berpikir lebih tinggi yang dapat mengangkat makna personal, kedalaman dan belajar konstektual. Melalui strategi ini calon mahasiswa akan belajar memahami filosofi dan histori dari Teori Dasar Musik.

D. TEORI PEMBELAJARAN MUSIK 1. Musical Aptitude

Musical aptitude adalah potensi atau kemampuan musikal seorang dalam memahami pembelajaran musik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Edwin Gordon pada tahun 1950-an, setiap manusia dianugerahi bakat musik hanya saja tahap perkembangannya berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung pada faktor lingkungannya. Menurut Gordon (2007), kondisi lingkungan yang membiasakan musik hadir di kebanyakan aktifitas harian dianggap akan mengembangkan bakat musik manusia yang berada di dalamnya. Kata

“membiasakan” disini memiliki beberapa arti dan pengaruh yang berbeda satu

sama lain diantaranya, (1) musik sebagai alat hiburan dan hanya diperdengarkan untuk kebutuhan hiburan semata. Kebiasaan ini tidak akan membawa banyak perubahan berkaitan dengan bakat musikal seseorang. Kemungkinan terbesar dari kondisi ini adalah mengasah bakat musikal hanya sampai tahap meniru. (2)


(35)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memainkan alat musik untuk mengasah keterampilan serta menghadirkan Musik sebagai bahan apresiasi untuk memperluas wawasan. Kebiasaan ini yang kemungkinan besar akan membawa banyak perubahan kearah pemahaman musik yang lebih dari sekedar meniru.

2. Musical Achievement

Musical achievement adalah hal yang berbeda dengan musical aptitude

namun saling berkaitan. Jika musical aptitude adalah potensi maka musical achievement adalah pencapaian musikal yang diperoleh dari sebuah proses. Menurut Gordon (2007), pencapaian musikal ini dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan musik sejak usia dini bahkan sejak dalam kandungan sebagai rangsangan awal pengembangan bakat.

3. Audiation

Audiation atau audiasi merupakan proses mendengarkan dan memahami musik dalam pikiran, bahkan saat tidak ada suara yang dihadirkan secara fisik, ini adalah proses kognitif di mana otak memberikan makna terhadap suara musik dengan pemahaman. Dalam teori Gordon persepsi dari kata ini adalah kegiatan meniru seadanya. Menurut Gordon, setiap manusia tidak dilahirkan untuk berimprovisasi, namun setiap manusia mempunyai potensi untuk itu tergantung pada rangsangannya yaitu lingkungan. Pengembangan bakat musikal seseorang dilakukan lewat music achievement yaitu perolehan untuk mewujudkan potensi tersebut dan prosedur teknisnya melalui proses audiasi seperti proses alami manusia dalam belajar perbendaharaan kata, suara dan bahasa. Berikut adalah jenis (type) dan tahapan (stage) proses audiasi. Secara garis besar, audiasi dalam pembelajaran musik dijabarkan oleh Gordon sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Types of Audiation

(Sumber: Gordon, 2007b, hlm. 15)

Tipe Kemampuan Jenis Musik

1 Mendengarkan Musik yang biasa didengar maupun yang tidak


(36)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak

3 Menulis Musik yang diambil dari diktat baik yang biasa didengar maupun yang tidak.

4 Meniru dan

memperagakannya

Musik yang biasa di dengar berdasarkan ingatan

5 Meniru dan menulis ulang

Musik yang biasa di dengar berdasarkan ingatan

6 Penciptaan dan improvisasi

Musik yang asing. Melakukan dalam pikiran atau pun secara langsung (spontanitas)

7 Penciptaan dan

improvisasi Musik yang asing. Pada saat proses membaca 8 Penciptaan dan

improvisasi Musik yang asing. Pada saat proses menulis.

Tabel 2. 2 Stages of Audiation (Sumber: Gordon, 2007b, hlm. 20)

Tahap Proses

1 Daya ingat sesaat

2 Meniru pola melodi tonal dan pola ritme seadanya kemudian mengidentifikasi tonal utama dan pola ritme utamanya.

3 Membangun tonalitas secara objektif atau subjektif berikut meternya.

4 Mengingat kembali pola ritme dan melodi tonal yang sudah disusun. 5 Menirukan pola ritme dan melodi yang telah disusun kedalam karya

music lain.

6 Antisipasi dan prediksi pols ritme dan melodi

E. TEORI DASAR MUSIK

Teori Dasar Musik merupakan studi tentang struktur musik yang mencakup analisis elemen dasar musik mulai dari melodi, harmoni, irama, bentuk, tekstur dan fungsi dari masing-masing elemen. Sama halnya dengan bidang ilmu lainnya, istilah teori mengikuti praktek juga berlaku dalam musik. Tujuan Teori Dasar Musik adalah untuk memperkenalkan konsep-konsep umum dan terminologi yang akan berguna baik dalam memainkan maupun menganalisis musik (John, 1974, hlm. xv). Teori Dasar Musik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Teori


(37)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dasar Musik Tonal atau sistem musik Barat yang mengacu pada sistem tangga nada mayor dan minor yang digunakan mulai dari era Baroque hingga saat ini. Mengingat fokus penelitian ini adalah merancang sebuah e-learning Teori Dasar Musik, maka dipandang perlu mengkaji silabus dan beberapa buku Teori Dasar Musik.

1. Silabus Teori Musik (STiMB, 2009)

Mata kuliah Teori Dasar Musik di STiMB menggunakan nama mata kuliah Teori Musik. Diberikan dalam dua semester yaitu Teori Musik I dan Teori Musik II dengan bobot tiga sks untuk masing-masing mata kuliah. Deskripsi mata kuliah Teori Musik dalam silabus Teori Musik Sekolah Tinggi Musik Bandung adalah:

Teori Dasar Musik merupakan mata kuliah yang mempelajari dasar-dasar Teori Dasar Musik dan konsep-konsep musikal yang mengacu pada musik Barat, pada dasarnya mencakup lima pengelompokan, yaitu: rhythm dan

time signature, pitch, tempo, dynamic dan tone color, ornament dan melody. Mata kuliah ini merupakan dasar dalam memahami musik, secara tidak langsung mata kuliah ini mempelajari cara bermusik (praktek), sejarah musik, interpretasi karya musik dan terminologi yang digunakan untuk menunjang kemampuan dalam menganalisa karya musik.

2. Buku Music Theory (Jones, 1974)

Buku Music Theory berisi tentang pembahasan Teori Musik dalam bentuk

textbook yang lebih dominan pada Ilmu Harmoni. Namun beberapa penjelasan Teori Musik secara mendasar cukup menjadi referensi peneliti dalam perancangan

e-learning. Adapun materi yang diadaptasi dalam penelitian ini antara lain, definisi dari (1) the Properties of Sound, meliputi Pitch, Duration, Intensity dan

Tembre, (2) Music Notation, meliputi Rhythm, Time Signatures, Clef, Letter Name and Accidentals, dan (3) Scale, yaitu Major Scale.

3. Buku First Steps in Music Theory (Taylor, 2009)

First Steps in Music Theory merupakan buku ABRSN. Terdapat beberapa perbedaan antara buku Eric Taylor dengan buku George Thaddeus Jones. Eric Taylor menggunakan dua istilah musik yaitu British dan Amerika (semibreve or „whole note‟) sementara buku George Thaddeus Jones hanya menggunakan istilah


(38)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Amerika. Selain perbedaan dalam penggunaan istilah, juga terdapat perbedaan pembahasan dari segi urutan konten materi. George Thaddeus Jones memulai dengan konten materi pitch, sementara Eric Taylor memulai dengan konten materi

Time Values atau nilai not.

4. Buku Alfred’s Essential of Music Theory (Alfred)

Buku Alfred‟s Essential of Music Theory pada dasarnya buku ini bersifat

self-study yang berisi penjelasan untuk setiap materi melalui gambar dengan sedikit penjelasan kemudian diikuti dengan exercises. Disetiap lima lesson

terdapat ear training yang dilengkapi dengan audio-CD dan review untuk lima

lesson. Secara garis besar peneliti akan mengadaptasi langkah-langkah dalam buku ini namun dengan pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi calon pengguna yaitu calon mahasiswa STiMB.


(39)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN 1. Analisis (Analysis)

Tahap awal penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data lapangan yang dilanjutkan dengan mengumpulkan data di lapangan. Data pra-lapangan diperoleh dengan melakukan (1) observasi terhadap calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 pada saat tes peneriman mahasiswa baru periode satu, (2) wawancara dosen dan mahasiswa Teori Musik di STiMB (3), studi dokumen berupa nilai tes Teori Musik (pra-tes dan pasca-tes) mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 pada saat matrikulasi, dan data nilai akhir mata kuliah Teori Musik I di STiMB mulai tahun akademik 2008/2009 sampai dengan 2011/2014. Sementara data di lapangan diperoleh dengan melakukan (1) observasi terhadap materi Teori Dasar Musik, e-learning Teori Dasar Musik terdahulu, serta media dan teknologi yang akan digunakan dalam perancangan.

a. Data Pra-Lapangan

1) Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2014/2015

Observasi calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata calon mahasiswa. Namun observasi hanya dapat dilakukan pada saat tes penerimaan mahasiswa baru pada periode pertama saja, yaitu pada tanggal 17 Maret 2014 yang diikuti oleh sembilan dari 11 orang pendaftar (dua orang diantaranya tidak hadir). Observasi dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam kegiatan seleksi penerimaan mahasiswa baru. Dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru tersebut, calon mahasiwa diberikan serangkaian kegiatan yaitu pra-tes, modul, dan pasca-tes. Modul yang diberikan hanya sampai dengan materi bass clef. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena pendeknya waktu pelaksanaan tes yang hanya dilakukan dalam satu hari. Data calon mahasiswa yang mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 tertera dalam tabel 4. 1.


(40)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4. 1 Data calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015

No No Peserta Inisial

Mahasiswa Nilai Pra-Tes

1 0xx/SPMB/STiMB/2014 JL 50 D

2 0xx/SPMB/STiMB/2014 BS 74 C

3 0xx/SPMB/STiMB/2014 AT 0 E

4 0xx/SPMB/STiMB/2014 ZS 0 E

5 0xx/SPMB/STiMB/2014 JBN 0 E

6 0xx/SPMB/STiMB/2014 DAW 0 E

7 0xx/SPMB/STiMB/2014 WMS 44 E

8 0xx/SPMB/STiMB/2014 RBP 30 E

9 0xx/SPMB/STiMB/2014 ES 100 A

Perolehan data dalam tabel 4. 1, diperoleh berdasarkan nilai pra-tes Teori Musik. Hasilnya menunjukkan tujuh dari sembilan orang atau 77,778% calon mahasiswa memperoleh nilai kurang (nilai D) dan kurang sekali (nilai E).

Gambar 4. 1 Kegiatan penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 (Sumber: dokumentasi pribadi)

2) Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2013/2014

Tahun akademik 2013/2014, STiMB menerima total mahasiswa sebanyak 51 orang yang terdiri dari 40 orang mahasiswa dengan status baru dan 11 orang mahasiswa dengan status transfer (pindahan). Observasi difokuskan kepada mahasiswa dengan status baru, yang memperoleh grade B dan C (tidak lulus tes Teori Musik saat tes penerimaan mahasiswa baru), yaitu sebanyak 33 orang. Namun hanya 19 orang yang hadir mengikuti matrikulasi. Studi dokumen dilakukan untuk mengetahui kondisi awal pengetahuan Teori Dasar Musik mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014.


(41)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matrikulasi Teori Musik tahun akademik 2013/2014 hanya dilaksanakan selama lima hari, tepatnya mulai tanggal lima sampai dengan sembilan Agustus 2013. Dalam kegiatan matrikulasi tersebut, mahasiswa baru diberikan serangkaian kegiatan belajar mandiri yang terdiri dari tiga tahapan yaitu pra-tes, modul, dan pasca-tes. Soal pra-tes berupa soal Teori Musik paling dasar yaitu mulai dari Staff

sampai dengan Grand Staff. Data mahasiswa baru yang mengikuti matrikulasi tahun akademik 2013/2014, tertera dalam tabel 4. 2.

Tabel 4. 2 Data mahasiswa baru yang mengikuti matrikulasi

No NPM Inisial Mahasiswa Nilai Pra-Tes

1 S1F1300xx GSP 96 A

2 S1B1300xx AD 91 A

3 S1A1300xx ABP 50 D

4 S1C1300xx ZAP 61 C

5 S1A1300xx RMAS 52 D

6 S1A1300xx YHS 70 C

7 S1A1300xx GAG 98 A

8 S1C1300xx NA 52 D

9 S1D1300xx YMD 2 E

10 D3B1300xx KMA 100 A

11 D3A1300xx TR 100 A

12 D3A1300xx ADMK 100 A

13 D3A1300xx MER 66 C

14 D3D1300xx MIR 50 D

15 D3D1300xx YJ 99 A

16 D3D1300xx MTH 75 B

17 D3D1300xx KM 25 E

18 D3A1300xx JPS 10 E

19 D3A1300xx SNA 35 E

Tabel 4. 3 Presentasi nilai pra-tes matrikulasi

No Nilai Keterangan Presentasi

1 A Baik Sekali 36,842 %

2 B Baik 5,263 %

3 C Cukup 15,789 %

4 D Kurang 21,052 %


(42)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data dalam tabel 4. 2, diperoleh berdasarkan hasil pra-tes, sementara tabel 4. 3 merupakan presentasi nilai pra-tes. Dari data tersebut terlihat kondisi awal pengetahuan Teori Dasar Musik mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 tidak merata, yaitu 57,895% dengan nilai baik sekali, baik, dan cukup. Sementara sisanya sebanyak 42,105% dengan nilai kurang dan kurang sekali.

Gambar 4. 2 Kegiatan matrikulasi tahun akademik 2013/2014 (Sumber: dokumentasi pribadi)

3) Nilai Mata Kuliah Teori Musik I

Seperti yang sudah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan identifikasi masalah penelitian, terdapat banyak mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah Teori Musik I, hal tersebut dapat dibuktikan dengan data nilai akhir mata kuliah Teori Musik I mulai dari tahun akademik 2008/2009 sampai dengan 2011/2012, pada tabel 4. 4.

Tabel 4. 4 Nilai akhir mata kuliah Teori Musik I

No Tahun

Akademik

Jumlah Mahasiswa

Mahasiswa Tidak Lulus

Presentasi MhsTidak Lulus

1 2008/2009 47 orang 26 orang 55,312 %

2 2009/2010 29 orang 7 orang 24,138 %

3 2010/2011 45 orang 19 orang 42,223 %

4 2011/2012 49 orang 25 orang 51,020 %

Jumlah : 172,693 %

Rata-rata per-tahun = jumlah (presentasi) =

4 (tahun akademik) 43,173 %

Berdasarkan tabel 4. 4, diperoleh data presentasi mahasiswa tidak lulus, paling sedikit 24,138% pada tahun akademik 2009/2010, dan paling banyak sebesar


(43)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55,312% pada tahun akademik 2008/2009. Jika dirata-ratakan pertahunnya, terdapat 43.173% mahasiswa tidak lulus mata kuliah Teori Musik I.

3) Wawancara Dosen dan Mahasiswa Teori Musik di STiMB

Wawancara dosen dan mahasiswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan. Narasumber adalah dosen Teori Musik yang mengajar pada tahun akademik 2008/2009 sampai dengan 2011/2012, yaitu RK. Wawancara dilaksanakan pada tanggal delapan Maret 2014 di kediaman narasumber. Menurut RK, hampir semua mahasiswa baru tidak memiliki pengetahuan Teori Dasar Musik, sehingga dibutuhkan waktu dan strategi khusus untuk mengajarkan materi dasar. Salah satunya adalah menggunakan buku Teori Musik untuk pemula yaitu untuk usia setara SMU dan buku untuk perkuliahan. Idealnya mahasiswa sudah memahami pembentukan tangga nada mayor (kruis dan mol) dan aplikasi not 1/16. Adapun strategi lain yang dilakukan adalah memberi kuliah tambahan di luar jadwal perkuliahan, hal ini dilakukan karena mempelajari Teori Musik harus diimbangi dengan kemampuan mempraktikkan, khususnya untuk materi rhythm.

Tabel 4. 5 Profil RK

Keterangan Narasumber RK

Jenis Kelamin Perempuan

Usia 31 tahun

Status Menikah

Pekerjaan Dosen

Mengajar Teori Musik

Tahun akademik 2008/2009 s. d

2011/2012

Wawancara kedua adalah responden berinisial MSS, yaitu mahasiswa yang tidak lulus Teori Musik I pada tahun akademik 2010/2011 sampai dengan 2013/2014. Responden dipilih karena peneliti melihat ada hal yang menarik. Saat ini MSS mengikuti kelas remedial Teori Musik, yaitu kelas yang dibuka khusus untuk mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah Teori Musik I. Kelas remedial baru


(44)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibuka pada tahun akademik 2013/2014 dan diikuti oleh tujuh orang mahasiswa. Hal yang menarik adalah, responden MSS dapat mengikuti perkuliahan di kelas remedial dengan baik, bahkan dengan nilai yang sangat baik. Kemudian peneliti melakukan wawancara tidak terstuktur melalui berbincang-bincang, pada tanggal 18 Maret 2014. Saat itu responden MSS menyampaikan beberapa permasalahan yang membuatnya tidak lulus Teori Musik I selama empat tahun berturut-turut. (1) merasa kurang termotivasi untuk mempelajari Teori Musik karena merasa kebutuhannya hanya memainkan instrumen mayor, (2) merasa terseret oleh teman satu kelas yang lebih cepat mengerti, (3) ada perasaan enggan bertanya karena malu dan tidak enak untuk meminta dosen mengulang materi yang belum dipahami.

Kemudian peneliti mengarahkan pertanyaan pada perkuliahan di kelas remedial, karena responden MSS tidak pernah absen dan selalu mendapat nilai yang baik selama mengerjakan latihan. Responden menjelaskan, (1) baru menyadari bahwa mata kuliah Teori Musik sangat berpengaruh terhadap permainan instrumen, (2) dalam kelas remedial sangat memungkinkan untuk bertanya sampai benar-benar paham karena teman satu kelas pasti belum paham juga.

Tabel 4. 6 Profil responden MSS

Keterangan Responden MSS

Jenis Kelamin Laki-laki

Usia 24 tahun

Status Belum Menikah

Pekerjaan Mahasiswa

Tahun Akademik 2010/2011

b. Data Lapangan

Pengumpulan data lapangan dilakukan setelah mendapatkan data-data pra-lapangan, dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan e-lerning. Data lapangan meliputi observasi terhadap (1) materi Teori Dasar Musik, yaitu kajian Silabus dan Satuan Acuan Pengajaran (SAP) yang digunakan di STiMB, (2) e-learning Teori Dasar Musik terdahulu, (3) media,


(1)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

version. Seluruh konten materi yang telah diolah dalam Articulate selanjutnya akan dikemas ke dalam wadah e-learning yaitu Moodle, sebuah platform open source yang dapat digunakan secara gratis.

Tantangan dalam perancangan e-learning Teori Dasar Musik adalah memvisulisasikan penyampaian materi termasuk strategi pembelajaran ke dalam sebuah layout berukuran 1024x600 pixels. Dalam prosesnya, perancangan memakan waktu kurang lebih dua bulan termasuk di dalamnya proses evaluasi formatif berdasarkan masukan dari ahli media. Setelah dilakukan beberapa kali revisi dan uji coba dalam beberapa tahapan, aspek tampilan e-learning mendapat penilaian rata-rata dari seluruh responden sebesar 80,344% atau layak.

Untuk konten materi, secara garis besar mengadaptasi buku Alfred‟s Essentials of Music Theory yang telah diujicobakan terlebih dahulu dalam bentuk modul print out pada kegiatan matrikulasi tahun akademik 2013/2014. Penilaian rata-rata dari ahli materi dan responden sebesar 75,885% atau layak. Sementara untuk aspek pembelajaran penilaian menunjukkan penilaian rata-rata sebesar 77,390% atau layak.

Dalam prosesnya pemograman (Moodle) mengalami banyak revisi berdasarkan pengamatan terhadap responden dalam proses implementasi. Peneliti mengakui belum memperoleh hasil yang maksimal dalam pemograman, namun penilaian rata-rata responden termasuk ke dalam interpretasi layak dengan presentasi sebesar 74,4 % dan merupakan penilaian paling rendah dari empat aspek yang dinilai.

Hal yang menarik dari perolehan nilai rata-rata tersebut di atas adalah urutan presentasi dari keempat aspek yang dinilai, yaitu (1) aspek tampilan sebesar 80,344%, (2) aspek pembelajaran sebesar 77,390%, (3) aspek materi sebesar 75,885%, dan (4) aspek pemograman sebesar 74,4%. Urutan presentasi tersebut dapat menggambarkan bahwa aspek tampilan mempengaruhi aspek pembelajaran. Hal tersebut membuktikan simpulan Brown (dalam Munir 2013, hlm. 259) mengenai desain grafik dalam pembelajaran sebagai berikut:

Untuk memperoleh hasil belajar peserta didik secara maksimal, gambar harus erat kaitannya dengan materi pembelajaran, dan ukurannya cukup


(2)

104

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

besar sehingga rincian unsur-unsurnya mudah diamati, sederhana, direproduksi bagus, lebih realistik, dan menyatu dengan teks.

Sama halnya dengan pernyataan Munir (2013, hlm. 250) mengenai nilai media grafis yaitu “...terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian dan minat dalam penyampaian jenis informasi tertentu secara tepat”. Yang menarik lainnya adalah penilaian aspek tampilan antara responden mahasiswa dan siswa dengan para ahli dan responden dosen, memperlihatkan perbedaan yang cukup menonjol yaitu sangat layak dengan presentasi tertinggi 88,5% dan layak dengan presentasi terendah 73,333%, sama halnya dalam aspek pembelajaran dengan presentasi tertinggi 86,4% dan terendah adalah 66,363%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa penilaian tidak dapat di lihat dari satu sisi.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa presentasi rata-rata dari masing-masing aspek berada dalam kisaran 74,4% sampai 80,344% yang menunjukan bahwa e-learning Teori Dasar Musik layak untuk diimplementasikan sebagai media pembelajaran bagi calon mahasiswa di Sekolah Tinggi Musik Bandung.


(3)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

107

DAFTAR PUSTAKA

Alfred. Alfred’s Essential of Music Theory. USA: Alfred Publishing Co., Inc. Alwasilah, A.C. (2011) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Alwasilah, A.C. (2011) Pokoknya Action Research. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Anggraeni, R.R.W.P. (2012) Pengembangan Multimedia Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan E-Learning Berbasis Web Pada Prodi S1 Teknologi Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta. Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Negri Yogyakarta.

Arsyad, A. (2013) Media Pembelajaran. Edisi revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Bowles, M. (2004) Relearning to E-Learn: Strategies for Electronic and Knowledge. Australia: Melbourne University Press.

Branch, R. M. (2009) Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer Science+Business Media.

Candiasa, I.M. (2004) Pembelajaran Dengan Modul Berbasis Web. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, (3). 1-9.

Darmawan, D. (2012) Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktek Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Daryanto. (2013) Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar). Yogyakarta: Gava Media.

Effendi, E dan Zhuang, H. (2005) E-learning Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Fautley, M. (2010) Assessment in Music Education. New York: Oxford University Press.

Gall, M.D. dkk. (2003) Educational Research An Introduction. Edisi ketujuh. United States of America: Perason Education, Inc.

Gordon, E. E. (2007b). Learning sequences in music: A contemporary music learning theory. Chicago: GIA.


(4)

108

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamzah. (2012) Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Manongga, D. dkk (2009) Perancangan Modul Pembelajaran berbasis Interactive Multimedia Learning. Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, 6 (1), hlm. 16-29.

John, G. T. (1974) Music Theory. New York: A Barnes & Noble Outline.

Laitz, S. G. (2008) The Complete Musician: An Integrated Approach To Tonal Theory, Analisys, And Listening. Second Edition. New York: Oxford Univercity Press.

Laksana, T.G dan Jana, E.H. (2012) Aplikasi E-Learning Berbasis Web Untuk Meningkatkan Motivasi Pembelajaran (Study Kasus : SMA Negeri 1 Talaga Kab. Cirebon). Open Journal System (OJS) – ICT 2012, 2, hlm. 1-8.

Lesmana, S. dkk. (2013) 2 Jam Bisa Bikin Web E-Learning Gratis dengan Moodle. Jakarta: Smart.

Munir. (2012) Mutimedia Konsep & Aplikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ormrod, J.E. (2008) Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Putra, N. (2011) Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusman. (2012) Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: CV Alfabeta.

Rusman. dkk. (2013) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Setyosari, P. (2012) Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Schunk, D. H. (2012) Learning Theories: An Educational perspevtive. Edisi keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sindu, IG. P. dkk. (2013) Pengaruh Model E-Learning Berbasis Masalah dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar KKPI Siswa Kelas X di SMK Negeri 2 Singaraja. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3, hlm. 1-10.


(5)

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shahab, H. (2001) Latar Belakang Kesulitan Membaca Buku Teks Berbahasa Inggris bagi Mahasiswa Bukan Jurusan Bahasa Inggris. Jurnal FSU in the Limelight, 8 (1).

Smaldino, S.E. dkk. (2011) Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Edisi kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Suprihatiningrum, J. (2013) Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Supriyono, R. (2010) Desain Komunikasi Visual – Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Tasri, L. (2011) Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. Jurnal MEDTEK, 3, (2), hlm. 1-8.

Tsauri, A.S. dkk. (2009) Pengembangan Model Sistem Elearning Komunitas dengan Pendekatan Personal Learning Environments (PLEs). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (PTIK), 2, (2), hlm. 25-32.

Wahyu, T. dkk. (2007) Studi Pertandingan Antara Teori Konstruktivisme dan Konsep E-Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Proceeding PASAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) 2, hlm. D53-D57.

Wijaya, M. (2012) Pengembangan Model Pembelajaran E-Learning Berbasis Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal

Pendidikan Penabur, (19), hlm. 20-37.

Walija. (1996) Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.

Yazdi, M. (2012) E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah Foriste,. 2. (1). hlm. 143-152.

Internet

Adam, R. (2000) Musictheory. [Online]. Tersedia di: http://www.musictheory.net/. [Diakses 19 Maret 2014].

Be-Smart Universitas Negri Yogyakarta. [Online]. Tersedia di: http:// www.besmart.uny.ac.id/. [Diakses 19 maret 2014].

Emusictheory. [Online]. Tersedia di: www.emusictheory.com. [Diakses 19 Maret 2014].


(6)

110

Dini Ardiningsih, 2014

RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Music Theory 101 Berklee Online's, Berklee College of Music's online extension school. [Online]. Tersedia di: http://www.berkleemusic.com/ . [Diakses 20 Maret 2014].

Nantonurhadi. (2013) Jumlah Pengguna Internet Indonesia Tahun 1987-2012 versi APJII. [Online]. Tersedia di: http://nandonurhadi.wordpress.com/ [Diakses 22 Maret 2014].

SFS Kids Fan With Music. San Francisco Symphony Education Department. [Online]. Tersedia di: http://www.sfskids.org/. [Diakses 19 Maret 2014].

The Gordon Institute for Making Music. [Online]. Tersedia di: http://giml.org/mlt/audiation/. [Diakses 6 Juni 2014].

Valerio, W. The Alliance For Active Music Learning. [Online]. Tersedia di: http://www.allianceamm.org/resources_elem_Gordon.html. [Diakses 6 Juni 2014].