PERBEDAAN TINGKAT DISMENORE PADA AKTIVITAS RINGAN, SEDANG, DAN BERAT ATLET WANITA KBB : Studi deskriptif terhadap Perbedaan Tingkat Dismenore Pada Aktivitas Ringan, Sedang dan Berat Atlet Wanita KBB.

(1)

PERBEDAAN TINGKAT DISMENORE PADA AKTIVITAS RINGAN, SEDANG, DAN BERAT ATLET WANITA KBB

(Studi deskriptif terhadap Perbedaan Tingkat Dismenore Pada Aktivitas Ringan, Sedang dan Berat Atlet Wanita KBB)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh ISMI HALIMAH

1100820

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Perbedaan Tingkat Dismenore Pada

Aktivitas Ringan, Sedang, Dan Berat Atlet

Wanita KBB

Oleh Ismi Halimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ismi Halimah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

i Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT DISMENORE PADA AKTIVITAS RINGAN, SEDANG, DAN BERAT ATLET WANITA KBB

Ismi Halimah 1100820 Yati Ruhayati1, Sumardiyanto2.

Penelitian ini fokus pada perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang, dan berat atlet wanita KBB. Masalah yang diteliti pada penelitian ini mengenai tingat dismenore dan aktivitas fisik atlet wanita KBB. Sampel dari penelitian ini adalah dari tiga cabang olahraga di Kabupaten Bandung Barat, yakni catur, tenis meja, dan atletik. Data penelitian ini didapat dengan menyebarkan angket. Hasil dari penelitian ini didapatkan data mengenai siklus menstruasi, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat dismenore pada atlet. Uji statistik menggunakan SPSS v.16.0 dengan menggunakan rumus one way anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet wanita KBB dengan p = 0, 043. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut terlihat pada aktivitas yang dilakukan berbeda-beda di setiap cabang olahraga. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa derajat tingkat dismenore semakin rendah bila atlet melakukan aktivitas fisik berupa olahraga.


(5)

ii Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF DYSMENORRHEA LEVEL BETWEEN WEST BANDUNG REGENCY (KBB) ATHLETES’ LIGHT, MEDIUM, AND

HEAVY ACTIVITIES

Ismi Halimah 1100820 Yati Ruhayati1, Sumardiyanto2.

This research focuses on the difference of dysmenorrhea level on West Bandung

Regency (KBB) athletes’ light, medium, and heavy activities. The examined

research’s problem is in regard with dysmenorrhea level and West Bandung Regency athletes’ physical activities. The samples used in the research are athletes

from three different sport divisions in west Bandung regency namely; chess, table tennis, and athletic. The research’s data are obtained through questionnaires distribution. The data are menstruation cycle, physical activity level, and dysmenorrhea level on the athletes. Statistical test using SPSS v.16.0 applying one way ANOVA, shows the difference of dysmenorrhea level between the athletes’ light, medium and heavy activities, with p = 0,043. Some factors influencing the difference are evident in the different activities in each sport division. The result also suggests that the dysmenorrhea degree is lower when the athletes do physical activities such as doing sport.


(6)

iii

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS ...Error! Bookmark not defined. A. Menstruasi ... Error! Bookmark not defined. B. Dismenore ... Error! Bookmark not defined. C. Aktivitas Fisik ... Error! Bookmark not defined. D. Dismenore dan Aktivitas Fisik ... Error! Bookmark not defined. E. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 19 F. Posisi Teoritis Peneliti... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.


(7)

iv

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

F. Analisis Data ... 28

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... 35

C. Diskusi Temuan... 37

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 39

A. Kesimpulan... 39

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 63


(8)

v

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Physical Activity Rating (PA-R) Questionnare ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Norma Aktivitas Fisik ... 29 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Dismenore... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Hasil Uji One Way Anova ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Post Hoc... Error! Bookmark not defined.


(9)

vi

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Skala Nyeri Menurut Mc. Gill ... Error! Bookmark not defined. Bagan 3.1 Skala Nyeri Menurut Mc. Gill ... Error! Bookmark not defined. Bagan 3.2 Prosedur Penelitian ... 28 Bagan 4.1 Skala Nyeri Menurut Mc. Gill ... Error! Bookmark not defined.


(10)

vii

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ANGKET PENELITIAN ... 43

LAMPIRAN 2 DATA HASIL UJI COBA ANGKET... 45

LAMPIRAN 3 HASIL UJI STATISTIK (OUTPUT SPSS 16) ... 47

LAMPIRAN 4 DATA HASIL PENELITIAN ... 48 LAMPIRAN 5 HASIL UJI STATISTIK (OUTPUT SPSS 16) .. Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 6 SURAT PERIZINAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI PENELITIAN . Error! Bookmark not defined.


(11)

1 Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan k ita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (Wikipedia, 2014). Menstruasi (menarche) atau yang kita kenal dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena terlepasnya lapisan endometrium uterus. Selama menstruasi darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar lewat vagina, termasuk juga sel telur yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma, sebanyak apapun darah haid keluar tidak akan menyebabkan anemia (Andira, 2010, hlm. 30).

Tidak jarang wanita yang sedang mengalami menstruasi selalu mengeluh jika perutnya sakit, mual- mual, pusing, muntah- muntah bahkan hingga terasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Nyeri yang dirasakan seringkali muncul pada hari-hari pertama menstruasi. Rasa nyeri yang dirasakan saat menstruasi dalam istilah medisnya sering disebut dengan dismenore, dan seringkali dialami saat wanita sedang menstruasi.

Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga mekasa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari- hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi dismenore sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada keadaan dismenore kadar prostagladin meningkat. Kram,


(12)

2 Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dsimenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi;


(13)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3

pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktivitas sehari-hari.

Dalam prosiding seminar nasional Ernawati, dkk (2010), terdapat penjelasan Widjanarko (2006) mengenai istilah Dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat/ abnormalitas), meno

(bulan) dan rrhoea yang artinya flow (aliran). Jadi Dismenore adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi. Lebih lanjut Hendrik dalam Siti (2014, hlm. 1) Dismenore/ nyeri haid adalah nyeri kram (tegang) terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah, tetapu menjalar ke daerah punggung atau permukaan dalam paha, yang terkadang menyebabkan penderita tidak berdaya untuk menahan nyeri tersebut.

Rata-rata lebih dari 50% wanita dari setiap negara mengalami nyeri saat menstruasi. Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Bawadi di Mesir tahun 2005, didapati 75% remaja wanita di Mesir mengalami dismenore dengan 55,3% remaja mengalami dismenore ringan, 30% mengalami dismenore sedang, dan 14,8% mengalami dismenore berat (Badawi, 2005). Penelitian di Jepang yang dilakukan oleh Osuya (2005) mendapati angka kejadian dismenore primer 46% dan 27,3% dari penderita didapati absen dari sekolah dan pekerjaannya pada hari pertama menstruasi. Penelitian di China tahun 2010 yang dilakukan oleh Gui-Zhou, menunjukkan sekitar 41,9% sampai 79,4% remaja mengalami dismenore primer, dimana 31,5% sampai 41,9% terjadi pada usia 9-13 tahun, dan 57,1% sampai 79,4% pada usia 14-18 tahun (Gui- Zhou, 2010). Menurut Reeder, Martin, dan Griffin (2011) sebanyak 50% wanita mengalami dismenore tanpa patologi pelvis, 10% mengalami nyeri hebat hingga tak mampu beraktivitas 1-3 hari setiap bulan, dan 25% mengalami ketidakhadiran di sekolah. Menurut Proverawati (2009) di Indonesia diperkirakan sebesar 55% wanita dengan usia produktif mengalami dan merasa tersiksa dengan nyeri saat menstruasi. Angka kejadian dismenore primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% dan 45,11% mengalami


(14)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4

dismenore sekunder (Nancy, 2014). Dari berbagai penelitian yang telah dipaparkan dapat dipahami banyak dari wanita. Kaitan dengan aktivitas fisik pada wanita yang memberikan efek bugar adalah dengan olahraga.

Sesuai dengan pendapat Irianto (2010, hlm. 1). Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara terencana untuk berbagai tujuan antara lain mendapatkan kesehatan, kebugaran, rekreasi, pendidikan dan prestasi. Dapat dikatakan bahwa olahraga memiliki banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh. Olahraga harus memiliki banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh. Oleh karena itu, olahraga harus memiliki takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak semua olahraga akan memberikan efek yang positif bagi kaum wanita.

Semakin berkembangnya dunia olahraga, jumlah wanita yang ikut berpartisipasi dalam mengikuti olahraga terus menerus meningkat. Walaupun olahraga sendiri meiliki banyak keuntungannya, tetapi olahraga juga bisa mengakibatkan gangguan fisiologis pada atlet wanita apabila dilakukan secara berlebihan. Latihan fisik yang berat dapat menimbulkan gangguan pada fisiologi siklus menstruasi dan reproduksi. Gangguan yang terjadi dapat berupa tidak terjadi menstruasi (amenore), pengeroposan tulang (osteoporosis), pendarahan intermenstrual, dan pertumbuhan abnormal dinding rahim. Sifat dan tingkat keparahan gejala tergantung pada beberapa hal seperti jenis latihan, intensitas, dan lamanya latihan, juga laju perkembangan program latihan.

Pada wanita yang aktif secara fisik mengikuti olahraga dilaporkan kurang terjadinya mengalami dismenore. Wanita yang berolahraga sekurang-kurangnya satu kali seminggu dapat menurunkan intensitas rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada bagian bawah abdominal. Fenomena ini kemungkinan diinduksi oleh endofrin yang dilpaskan di sirkulasi selama berolahraga (Irwin dalam Siti, 2007, hlm. 2). Tampaknya umum dipercayai bahwa olahraga dapat mengurangkan gejala dismenore. Namun, hanya beberapa studi yang telah meneliti efek latihan fisik terhadap dismenore (Calberg dalam Irwin, 2007).


(15)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5

Akan tetapi fenomena di lapangan pada atlet yang melakukan aktivitas fisik secara teratur masih saja ada yang mengalami dismenore. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tentang

perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet

KBB”. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan baru bagi generasi baru yang ingin lebih mengetahui mengenai dismenore.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana gambaran tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sabagai berikut :

1. Mengetahui gambaran tingkat dismenore pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB.

2. Mengetahui perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat pada atlet cabang olahraga tertentu di KBB.

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memperoleh manfaat, khususnya bagi peneliti, umumnya bagi semua pihak yang memerlukan penelitian ini.


(16)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

6

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi sejenis, serta memberikan sumbangan bagi pembendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji permasalahan dismenore dengan aktivitas fisik yang terjadi pada atlet KBB. 3. Bagi objek yang diteliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan utnuk menjaga kualitas hidup wanita dan menghindarkan wanita dari akibat-akibat yang tidak diinginkan. E. Struktur Organisasi

BAB I Pendahuluan pada bab ini peneliti menjelaskan beberapa masalah yang muncul dalam masyarakat dalam cakupan dismenore untuk lebih memperhatikan kesehatannya dengan cara melakukan aktivitas fisik dan melakukannya secara rutin. Adapun beberapa uraian yang terdapat pada bab ini adalah :

a. Latar Belakang Penelitian b. Rumusan Masalah Penelitian c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat/ Signifikansi Penelitian e. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II Kajian Pustaka/ Landasan Teoritis pada bab ini peneliti menjelaskan teori-teori mengenai menstruasi, dismenore, aktivitas fisik, dismenore dan aktivitas fisik. Pada bab ini yang menjadi pokok bahasan akan lebih dipaparkan secara meluas namun tetap pada batasannya. Beberapa uraian yang terdapat pada bab ini adalah :

a. Menstruasi b. Dismenore c. Aktivitas Fisik

d. Aktivitas Fisik dan Dismenore

BAB III Metode Penelitian pada bab ini peneliti memaparkan mengenai penelitian yang dilakukan yakni :


(17)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

7

a. Desain Penelitian b. Partisipan

c. Populasi dan Sampel d. Instrumen Penelitian e. Prosedur Penelitian f. Analisis Data

BAB IV Te muan dan Pembahasan pada bab ini peneliti mengemukakan temuan dan pembahasan dari hasil penelitian juga menjelaskan hasil dari analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti.

BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi pada bab ini peneliti memaparkan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi mengenai hasil analisis temuan penelitian juga mengemukakan hal yang dapat dilakukan atau dimanfaatkan dari hasil temuan penelitian tersebut.


(18)

22 Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar untuk melakukan penelitian. Ole h karena itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan konklusif. Desain penelitian konklusif dibagi menjadi dua tipe yaitu deskriptif dan kausal. Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Penelititan eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau situasi untuk mendapatkan pengetahuan dan pemamahaman yang baik. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan. Adapun paradigma penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014, hlm. 42) Keterangan :

X = Dismenore

Y1 = Aktivitas Fisik Ringan Y2 = Aktivitas Fisik Sedang Y3 = Aktivitas Fisik Berat

X

Y1

Y2


(19)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

23

Penelitian ini menggunakan single cross-sectional design karena untuk pengumpulan data dari setiap elemen populasinya dilakukan satu kali dalam satu periode penelitian.

B. Partisipan

Partisipan yang peneliti libatkan dalam penelitian berjumlah 30 orang, 10 orang masing- masing dari setiap cabang olaharaga diambil untuk diuji perbedaan tingkat dismenorenya. Semua yang peneliti libatkan adalah atlit wanita yang sudah mengalami menstruasi. Dasar pertimbangan pemilihannya peneliti mencari wanita yang aktif fisik atau rutin melakukan olahraga setiap minggunya.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian mengenai perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang, dan tinggi atlit KBB akan melibatkan 30 orang atlit dari masing- masing cabang olahraga yang berbeda. Masing- masing dari cabang olahraga adalah 10 orang, yaitu dari cabang olahraga catur, tenis meja dan atletik. Tempat yang akan dilakukan untuk penelitian di tempat latihan masing- masing cabang olahraga. Waktu yang akan dilaksanakan untuk dilakukannya penelitian akan disesuaikan dengan jadwal latihan dari masing- masing cabang olahraga. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara propotionate stratified random

sampling. Karena penulis beranggapan bahwa dari setiap cabang olahraga

masing-masing mewakili dari setiap aktivitas fisik D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan alat ukur sebagai media pengumpulan data. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2010, hlm. 102) adalah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data ya ng diperlukan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala nyeri Mc. Gill dengan rentang skala skor 0-5. Kuisioner Mc. Gill didasarkan pada transmisi nyeri dan


(20)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

24

presepsi nyeri dari Mander (2003) Teori Gate Kontrol. Present paint intensity (PPI) merupakan bagian dari Mc. Gill Pain Quisioner adalah skala pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan tanda numerical, bagan skala nyeri Mc. Gill adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1

Skala Nyeri Menurut Mc. Gill

0 1 2 3 4 5 Tidak nyeri Nyeri ringan Tidak nyaman

Menderita Sangat menderita

Menyiksa

Dalam penelitian ini juga menggunakan physical activity rating (PA-R)

Quetionnaire untuk mengetahui aktivitas fisik umum atlet cabang olahraga

tertentu selama sebulan terakhir dengan rentang skor 0-7. Untuk mendeskripsikan aktivitas fisik atlit yaitu :

Tabel 3.1

Physical Activity Rating (PA-R) Questionnare

Point Deskripsi Aktivitas Fisik

Tidak berpartisipasi dalam aktivitas fisik berat ataupun olahraga rekreasi yang terpogram

0

Menghindari berjalan atau keletihan, contohnya selalu menggunakan lift, memakai kendaraan kemana- mana yang masih memungkinkan, dibanding berjalan.

1

Berjalan untuk kesenangan, rutin menggunakan tangga, sesekali berolahraga cukup letih sampai nafas terengah-engah atau berkeringat.

Berpartisipasi regular pada aktivitas fisik rekreasi atau kerja yang membutuhkan tenaga cukup berat, seperti golf, menunggang kuda, kalistenik, senam, tenis meja, angkat besi, berkebun.


(21)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

25

3 Lebih dari 60 menit per minggu

Berpartisipasi teratur dalam olahraga berat seperti lari, jogging, renang, bersepeda, mendayung, lompat tali, lari di tempat atau aktivitas aerobik intensitas tinggi seperti tenis, basket, handball.

4

Lari kurang dari 1,6 km per minggu atau menghabiskan waktu kurang dari 30 menit per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan.

5 Lari 1,6 sampai 8 km per minggu atau menghabiskan waktu antara 30-60 menit per minggu untuk aktivitas fisik sepadan.

6 Lari 8 sampai dengan 16 km per minggu atau menghabiskan waktu 1-3 jam per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan. 7 Lari lebih dari 16 km per minggu atau menghabiskan waktu lebih

dari 3 jam per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan

Source: Siti Saadah (2014)

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Angket tidak langsung diberikan kepada sampel yang sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket dan mengukur tingkat validitas serta reliabilitas angket tersebut. Hanya pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai pengumpulan data, dalam penelitian ini untuk mengetahui pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu ditentukan tingkat validitasnya (Eki M., 2013).

Untuk memperoleh data soal yang sah peneliti perlu melakukan uji coba angket. Dari uji coba tersebut penulis dapat mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas intrumen tersebut. Data uji angket tersebut dianalisis menggunakan SPSS v.16.0 dengan menggunakan rumus reliability scale. Pada uji coba angket ini diujikan terhadap 26 orang sampel selain sampel penelitian. Setelah semua skor hasil angket uji coba diinput dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan.


(22)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

26

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket

Soal

Corrected Item-Total Correlation

Status

Lima .699 Valid

Enam .674 Valid

Tujuh .444 Valid

Delapan .775 Valid

Sembilan .428 Valid

Sepuluh .775 Valid

Sebelas .674 Valid

Duabelas .201 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total

Correlation hasil dari analisis Reliability Scale. Untuk menyatakan butir item

valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2. Terlihat pada tabel diatas semua soal dinyatakan valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas instrumen sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's

Alpha N of Items

.850 8

Berdasarkan tabel 3.3 di atas dapat dilihat hasil uji reliabilitas (koefisien reliabilitas) sebesar 0.850 > 0.600. Sebuah penelitian ilmiah harus memiliki instrumen yang valid dan reliabel, sifat valid dan reliabel diperlihatkan oleh tingginya validitas dan reliabilitas hasil ukur suatu pengukuran.


(23)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

27

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, Baganan atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat antar fenomena yang diteliti.

Dalam menyelesaikan penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Mencari ide atau gagasan penelitian

Ide atau gagasan penelitian muncul karena peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat perbedaan dismenore pada atlit wanita yang tingkatan aktivitas fisiknya berbeda-beda.

2. Melakukan studi literatur

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mencari informasi dan referensi yang terkait untuk mendukung penelitian.

3. Menentukan masalah

Setelah melakukan studi literatur maka menentukan rumusan masalah yang tepat dan berkaitaan dengan tema.

4. Menentukkan tujuan-tujuan penelitian yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian agar tidak menyimpang dari permasalahan yang telah dirumuskan. 5. Melakukan pengambilan data

Data diambil dari angket yang telah didapat dari hasil penelitian 6. Menganalisis data

Data yang dikumpulkan diolah lebih lanjut kemudian disajikan dalam bentuk statistik dan selanjutnya dianalisis.

7. Merumuskan simpulan hasil analisis data akan memberikan kesimpulan penelitian yang merupakan kegiatan akhir penelitian.


(24)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

28

Mengenai penjelasan prosedur penelitian di atas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk Bagan di bawah ini.

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian

F. Analisis Data

Analisis data yang menjelaskan teknik dan langkah- langkah yang ditempuh dalam mengolah data atau menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. berikut analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Uji deskriptif dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 menggunakan menu deskriptif frequensi. Untuk mempermudah menganalisis data yang diperoleh maka di interprestasikan dengan kriteria sebagai berikut :

POPULASI

Atlet Catur Atlet Tenis Meja Atlet Atletik

Sampel

Pengolahan dan analisis

Hasil danKesimpulan


(25)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

29

Tabel 3.4 Norma Aktivitas Fisik

(Penggolongan norma berdasarkan 27% batas bawah dan 73% batas atas dalam Nisfiannoor, 2009)

Interval Kategori

<3 Aktivitas Ringan

3-5 Aktivitas Sedang

>5 Aktivitas Berat

2. Analisis uji Normalitas untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka data tersebut berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05, maka data tersebut berdistribusi normal (Suherman dan Rahayu, 2011).

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan menggunakan rumus one way anova, dan apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji non-parametrik dengan menggunakan rumus kruskal wallis.

4. Jika data berdistribusi normal, setelah dilakukan uji one way anova, data dilanjutkan dengan analisis post hoc.

5. Setelah hasil di dapat data lalu di deskripsikan sesuai dengan rumusan masalah yang telah di rumuskan.


(26)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 39

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa point benting dari penelitian ini yaitu:

1. Dari hasil pernyataan responden tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat menunjukkan bahwa dari aktivitas ringan 1 orang menyatakan mengalami nyeri ringan, 3 orang mengalami sakit yang menderita dan2 orang yang megalami nyeri yang sangat menderita. Tingkat dismenore pada aktivitas sedang menunjukkan bahwa 2 orang mengalami nyeri ringan, 5 orang mengalami ketidaknyamanan, dan 4 orang mengalami nyeri yang menderita, sedangkan pada aktivitas berat menunjukkan bahwa 1 orang mengalami nyeri ringan dan 5 orang mengalami ketidaknyamanan pada saat menstruasi.

2. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet wanita KBB.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Dari penelitian ini terdapat beberapa saran yang diajukan oleh penulis dalam rangka meningkatan kaum wanita untuk leb ih giat beraktivitas. Beberapa hal yang disarankan oleh penulis adalah :

1. Perlu sosialisasi lebih lanjut mengenai dismenore dan hubungannya dengan aktivitas fisik. Baik kedalam ruang kecil maupun besar.

2. Terus mengingatkan warga Indonesia agar lebih mau bero lahraga dibandingkan mengkonsumsi obat pengilang rasa sakit saat menstruasi.

3. Untuk penelitian selanjutnya mengenai hal yang sama agar lebih diperhatikan lagi mengenai pertanyaan dan kuisioner yang lainnya, agar hasil lebih optimal dan memuaskan peneliti.


(27)

40

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspor, Z., dkk. (2005). The effect of exercise on primary dysmenorrhe. Res Health Sci Journal. 4 (2): 26-31.

Admin. (2012). Yuk berolahraga yang benar!. [Online]. Diakses dari :

http://www.lkc.or.id/2012/05/09/yuk-berolahraga-yang-benar/

Agus. (2007). Waspada nyeri pada haid. [Online]. Diakses dari :

http://egosumquesum.wordpress.com/2008/03/01/waspada -nyeri-pada-haid/

Andira, D. (2010). Seluk-beluk kesehatan reproduksi wanita.(1). Jogjakarta : A*PLUS BOOKS.

Chandran, Lahta. (2008). Menstruation disorders : overview. E-medicine Obstetrics and Gynecology. [Online]. Diakses dari :

http://emedicine,medscape.com/article/953945-overview/

Ernawati., dkk. (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada

mahasiswi universitas muhammadiyah semarang. Prosiding Seminar

Nasional UNIMUS 2010. ISBN:978.979.704.883.9.

Fhajar pranama, Vendyik. (2012). Hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah

pada lansia hipertensi. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Ponorogo.

Giriwijoyo, H. Y. S. Santosa. (2010). Ilmu faal olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI, Bandung.

Irwin, A. A., dkk. (2007). Chapter 19 The female athlete. In : Hyde, T.E., Gengenbach, M. S., ed. Conservative management of sports injuries 2nd

Edition: USA. Jones and Bartlett Publisher. 845.

Isnaeni, Desty Nur. (2010). Hubungan antara stress dengan pola menstruasi pada

mahasiswa D IV kebidanan jalur leguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Kusumawati, Y., dan Kurniawati, D. (2011). Pengaruh dismenore terhadap


(28)

41

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Marlinda, Rofli., dkk. (2013). Pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di desa Sidoharjo kecamatan Pati. Jurnal

Keperawatan Maternitas. 1 (2), hlm. 118-123.

Madianung, Agnes., dkk. (2013). Hubungan dismenore dengan aktivitas belajar

remaja putri di sma kristen 1 Tomohon. Ejournal keperawatan (e-Kp). 1

(1).

Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Nugroho, Taufan., dan Indra Utama, Bobby. (2014). Masalah kesehatan

reproduksi wanita. Nuha Medika, Yogyakarta.

Pudiastuti, Ratna Dewi. (2012). 3 fase penting pada wanita. Jakarta: Kompas Gramedia.

Revina, Pevi. (2014). Jenis olahraga tepat ketika sedang menstruasi. [Online]. Diakses dari : http://bidanku.com/jenis-olahraga-tepat-ketika-sedang-menstruasi

Saadah, Siti. (2014). Hubungan aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi

program studi ilmu keolahragaan. (Skripsi). Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Sormin, Nancy Monika. (2014). Evektivitas senam dismenore dalam mengurangi

dismenore pada remaja putri di SMP negeri 2 Siantan kabupaten Pontianak. (Naskah Publikasi). Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Alfabeta dan R & D, Bandung.

Suherman, Adang., dan Rahayu, Indri. (2011). Statistika untuk ilmu

keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Upi Lupik, Helda. (2011). Askep dismenore-diagnosa nanda. Asuhan

Keperawatan. [Online]. Diakses dari :

http://heldaupik.blogspot.com/2012/03/askep-dismenore-diagnosa-nanda-2011.html?m=1


(29)

42

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Wijayanti, Daru. (2009). Fakta penting seputar kesehatan reproduksi wanita. Book Marks, Jogjakarta.

Wikipedia. (2014). Pubertas. [Online]. Diakses dari


(1)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Mengenai penjelasan prosedur penelitian di atas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk Bagan di bawah ini.

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian

F. Analisis Data

Analisis data yang menjelaskan teknik dan langkah- langkah yang ditempuh dalam mengolah data atau menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. berikut analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Uji deskriptif dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 menggunakan menu deskriptif frequensi. Untuk mempermudah menganalisis data yang diperoleh maka di interprestasikan dengan kriteria sebagai berikut :

POPULASI

Atlet Catur Atlet Tenis Meja Atlet Atletik

Sampel

Pengolahan dan analisis

Hasil danKesimpulan


(2)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

29

Tabel 3.4 Norma Aktivitas Fisik

(Penggolongan norma berdasarkan 27% batas bawah dan 73% batas atas dalam Nisfiannoor, 2009)

Interval Kategori

<3 Aktivitas Ringan

3-5 Aktivitas Sedang

>5 Aktivitas Berat

2. Analisis uji Normalitas untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka data tersebut berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05, maka data tersebut berdistribusi normal (Suherman dan Rahayu, 2011).

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan menggunakan rumus one way anova, dan apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji non-parametrik dengan menggunakan rumus kruskal wallis.

4. Jika data berdistribusi normal, setelah dilakukan uji one way anova, data dilanjutkan dengan analisis post hoc.

5. Setelah hasil di dapat data lalu di deskripsikan sesuai dengan rumusan masalah yang telah di rumuskan.


(3)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

39 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa point benting dari penelitian ini yaitu:

1. Dari hasil pernyataan responden tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat menunjukkan bahwa dari aktivitas ringan 1 orang menyatakan mengalami nyeri ringan, 3 orang mengalami sakit yang menderita dan2 orang yang megalami nyeri yang sangat menderita. Tingkat dismenore pada aktivitas sedang menunjukkan bahwa 2 orang mengalami nyeri ringan, 5 orang mengalami ketidaknyamanan, dan 4 orang mengalami nyeri yang menderita, sedangkan pada aktivitas berat menunjukkan bahwa 1 orang mengalami nyeri ringan dan 5 orang mengalami ketidaknyamanan pada saat menstruasi.

2. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan berat atlet wanita KBB.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Dari penelitian ini terdapat beberapa saran yang diajukan oleh penulis dalam rangka meningkatan kaum wanita untuk leb ih giat beraktivitas. Beberapa hal yang disarankan oleh penulis adalah :

1. Perlu sosialisasi lebih lanjut mengenai dismenore dan hubungannya dengan aktivitas fisik. Baik kedalam ruang kecil maupun besar.

2. Terus mengingatkan warga Indonesia agar lebih mau bero lahraga dibandingkan mengkonsumsi obat pengilang rasa sakit saat menstruasi.

3. Untuk penelitian selanjutnya mengenai hal yang sama agar lebih diperhatikan lagi mengenai pertanyaan dan kuisioner yang lainnya, agar hasil lebih optimal dan memuaskan peneliti.


(4)

40

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspor, Z., dkk. (2005). The effect of exercise on primary dysmenorrhe. Res Health Sci Journal. 4 (2): 26-31.

Admin. (2012). Yuk berolahraga yang benar!. [Online]. Diakses dari :

http://www.lkc.or.id/2012/05/09/yuk-berolahraga-yang-benar/

Agus. (2007). Waspada nyeri pada haid. [Online]. Diakses dari :

http://egosumquesum.wordpress.com/2008/03/01/waspada -nyeri-pada-haid/

Andira, D. (2010). Seluk-beluk kesehatan reproduksi wanita.(1). Jogjakarta : A*PLUS BOOKS.

Chandran, Lahta. (2008). Menstruation disorders : overview. E-medicine Obstetrics and Gynecology. [Online]. Diakses dari :

http://emedicine,medscape.com/article/953945-overview/

Ernawati., dkk. (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada

mahasiswi universitas muhammadiyah semarang. Prosiding Seminar

Nasional UNIMUS 2010. ISBN:978.979.704.883.9.

Fhajar pranama, Vendyik. (2012). Hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah

pada lansia hipertensi. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Ponorogo.

Giriwijoyo, H. Y. S. Santosa. (2010). Ilmu faal olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI, Bandung.

Irwin, A. A., dkk. (2007). Chapter 19 The female athlete. In : Hyde, T.E., Gengenbach, M. S., ed. Conservative management of sports injuries 2nd

Edition: USA. Jones and Bartlett Publisher. 845.

Isnaeni, Desty Nur. (2010). Hubungan antara stress dengan pola menstruasi pada

mahasiswa D IV kebidanan jalur leguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Kusumawati, Y., dan Kurniawati, D. (2011). Pengaruh dismenore terhadap


(5)

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Marlinda, Rofli., dkk. (2013). Pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di desa Sidoharjo kecamatan Pati. Jurnal

Keperawatan Maternitas. 1 (2), hlm. 118-123.

Madianung, Agnes., dkk. (2013). Hubungan dismenore dengan aktivitas belajar

remaja putri di sma kristen 1 Tomohon. Ejournal keperawatan (e-Kp). 1

(1).

Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Nugroho, Taufan., dan Indra Utama, Bobby. (2014). Masalah kesehatan

reproduksi wanita. Nuha Medika, Yogyakarta.

Pudiastuti, Ratna Dewi. (2012). 3 fase penting pada wanita. Jakarta: Kompas Gramedia.

Revina, Pevi. (2014). Jenis olahraga tepat ketika sedang menstruasi. [Online]. Diakses dari : http://bidanku.com/jenis-olahraga-tepat-ketika-sedang-menstruasi

Saadah, Siti. (2014). Hubungan aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi

program studi ilmu keolahragaan. (Skripsi). Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Sormin, Nancy Monika. (2014). Evektivitas senam dismenore dalam mengurangi

dismenore pada remaja putri di SMP negeri 2 Siantan kabupaten Pontianak. (Naskah Publikasi). Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Alfabeta dan R & D, Bandung.

Suherman, Adang., dan Rahayu, Indri. (2011). Statistika untuk ilmu

keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia

Upi Lupik, Helda. (2011). Askep dismenore-diagnosa nanda. Asuhan

Keperawatan. [Online]. Diakses dari :

http://heldaupik.blogspot.com/2012/03/askep-dismenore-diagnosa-nanda-2011.html?m=1


(6)

42

Ismi Halimah, 2015

PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Wijayanti, Daru. (2009). Fakta penting seputar kesehatan reproduksi wanita. Book Marks, Jogjakarta.

Wikipedia. (2014). Pubertas. [Online]. Diakses dari