Potensi Dan Profil Wisatawan Solo Menari 2013 bab 1

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Solo merupakan kota penuh nuansa sejarah dan budaya, memilki tradisi Jawa yang dibanggakan masyakatnya. Kota Solo adalah tempat yang akan membuat terkesima dengan beragam atraksi warisan budaya Jawa kuno yang dimiliki. Di Solo wisatawan yang datang dapat melihat keraton, mengunjungi pasar tadisional, berbelanja batik dan kerajinan yang berkualitas, melihat atraksi tarian solo yang penuh keagungan, wayang kulit, kuliner yang lezat, dan tentunya berkomunikasi langsung dengan masyarakatnya yang ramah. Kota Solo atau

disebut juga Surakarta adalah kota kuno yang dibangun Paku Buwana II. Riwayat

kota ini tidak bisa lepas dari sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang merupakan penerus Kerajaan Mataram Islam.

Solo dikenal sebagai salah satu pusat dan inti dari kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 telah mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, makanan, pakaian, arsitektur, dan beragam hasil budaya indah lainnya. Bila disandingkan dengan

Yogyakarta maka tampak seolah adanya “emulasi” dan “kontes” kultural antara

Surakarta dan Yogyakarta. Tidaklah mengherankan kemudian melahirkan apa yang dikenal sebagai "gaya Surakarta" dan "gaya Yogyakarta" baik itu dalam busana, tarian, wayang, pengolahan batik, gamelan, dan bentuk budaya lainnya. Masyarakat Solo pandai memelihara budaya lokalnya. Oleh karena itu, tidaklah


(2)

commit to user

mengherankan bila bahasa Jawa dari Solo digunakan sebagai standar bahasa Jawa

nasional. Tarian daerah Bedhaya dan Srimpi masih dilestarikan di Keraton Solo.

Batik terkenal yang berasal dari Solo yaitu Batik Keris dan Batik Danarhadi.

Penduduk Solo memang bangga dengan batik, bahkan label kota Solo selain 'Solo,

The Spirit of Java' juga dikenal julukan “The City of Batik”. Biasanya wisatawan yang berlibur ke Jogja juga akan singgah di Solo, atau sebaliknya.

(http://www.indonesia.travel/id/destination/456/solo-surakarta, diakses pada

tanggal 15 April 2013).

Bagi wisatawan, berwisata bukan hanya mengunjungi tempat-tempat yang indah seperti halnya pantai, pegunungan, wisata belanja, wisata budaya, maupun wisata kuliner. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang melakukan wisata ke suatu tempat karena ada kegiatan atau event yang menarik atau unik yang jarang ditemui ditempat asal wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata. Tari masih sangat terpelihara di kota Solo. Terpeliharanya seni tari di kota Solo dapat dilihat dari banyaknya kegiatan atau acara kota Solo yang mempertunjukkan seni tari sebagai hiburan. Sejarah tari sendiripun tak lepas dari kota Solo sebagai

lahirnya kesenian seni tari. Tari yang sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa”

berarti “ambeg” dan “esa”, kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh. Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan kemudian


(3)

commit to user

berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan.

Tari mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya

Surakarta. (http://lesprivattari.wordpress.com/, diakses pada tanggal 5 Maret

2013).

Selain kesenian tradisional, masyarakat kota Solo sering juga mengadakan festival dan perayaan berbasis kebudayaan yang hampir dilaksanakan setiap tahun sekali. Festival atau perayaan tersebut menjadi salah satu daya tarik atau magnet agar para wisatawan berkunjung ke Kota Surakarta. Beberapa perayaan atau festival pelaksanaannya berdasarkan penanggalan tahun Jawa seperti Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudira, Mahesa Lawung, dan ada juga perayaan

atau event yang sengaja diadakan untuk memperingati suatu hari tertentu, salah

satunya adalah Solo Menari yang dilakukan selama 24 jam. Solo menari ini dilaksanakan untuk memperingati hari tari sedunia. Solo Menari dilaksanakan di


(4)

commit to user

Kota Solo karena Kota Solo merupakan pusat seni tari di Indonesia dan khususnya pulau Jawa.

Salah satu event dikota Solo yang menarik adalah Solo Menari, kegiatan

ini diselenggarakan untuk memperingati hari Tari sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 April. Kegiatan ini diikuti oleh beribu penari yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan ada yang berasal dari Italy, malaysia, dan Singapura. Kegiatan menari 24 jam di sepanjang jalan utama Kota Solo ini bukan hanya menyedot perhatian masyarakat kota Solo saja tetapi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke Solo. Daya tarik wisata minat khusus festival/ perayaan yang disertai dengan kebudayaan itulah yang menjadi daya tarik para wisatawan baik yang berasal dari Kota Solo maupun dari luar Kota Solo. Banyak dari wisatawan yang datang ke festival/ perayaan solo Menari dengan motif dan tujuan yang berbeda, selain itu wisatawan yang berkunjung ke festival/ perayaan solo Menari mempunyai profil yang berbeda pula.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dan untuk lebih mengetahui potensi yang dimiliki festival/perayaan Solo Menari dan profil wisatawan yang ada, maka diangkatlah hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan

judul “Potensi dan Profil Wisatawan Solo Menari 2013”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka masalah pokok yang akan di teliti adalah:


(5)

commit to user

2. Bagaimana prosesi Solo Menari tahun 2013 ?

3. Bagaimana potensi dan profil wisatawan event Solo Menari 2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui mengapa event Solo Menari 2013 diselenggarakan.

2. Untuk mengetahui bagaimana prosesi Solo Menari pada tahun 2013.

3. Untuk mengetahui potensi dan profil wisatawan event Solo Menari 2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasiprofil wisatawan yang berkunjung ke event

Solo Menari, dan memberikan informasi yang berguna dalam mengambil kebijakan kepariwisataan yang ada di kota Solo.

2. Diharapkan karya ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,

dan dapat menjadi referensi buku-buku tugas akhir di labtour DII UPW FSSR-UNS.

3. Menjadi syarat kelulusan dari D3 Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas

Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

E. Kajian Pustaka

Pengembangan pariwisata Indonesia menggunakan konsepsi pariwisata budaya yang dirumuskan dalam Undang-Undang Pariwisata Nomor 09 Tahun 1990 yang menyatakan bahwa “kepariwisataan mempunyai peranan penting untuk


(6)

commit to user

memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional, dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa”.

Pariwisata budaya sebagai suatu kebijaksanaan pengembangan

kepariwisataan di Indonesia menekankan pada penampilan unsur-unsur budaya sebagai aset utama untuk menarik wisatawan berkunjung ke obyek wisata Indonesia. Hal ini tidak berarti bahwa aspek-aspek lainnya akan ditinggalkan seperti keindahan alam, pantai dan pemandangan, flora dan fauna termasuk kehidupan bawah laut , olah raga, serta jenis hiburan lainnya.

Unsur-unsur budaya memiliki manfaat yang amat penting antara lain : untuk mempromosikan kepariwisataan secara umum baik dalam maupun luar negeri, produk seni budaya akan menyiapkan lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat, penampilan seni dan budaya selain menarik perhatian wisatawan juga meningkatkan pemberdayaan seni dan budaya, penampilan seni dan budaya dapat meningkatkan pemeliharaan dan manajemen museum, galeri dan monumen- monumen seni budaya lainnya, dana yang dihasilkan dengan penjualan produk seni dan budaya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan sentuhan dengan seni dan budaya lain meningkatkan harkat, kehormatan dan pemahaman tentang arti kemanusiaan.

Menurut buku karangan I Ketut Suwena dan I Gst Widyatmaja yang


(7)

commit to user

pengertian pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “traveling”, sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan bekali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris

disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak kata

“kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Definisi pariwisata belum ada suatu kejelasan dan kesepakatan dari pakar, berikut beberapa penjelasan dari sudut pandang masing-masing pakar :

1. Herman V. Schulalard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah

kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara.

2. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari

jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.

3. Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang

dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara oaran-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu Negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan.


(8)

commit to user

4. Menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Dari beberapa pendapat tersebut apa yang menjadi ciri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat disamakan (walau cara mengemukakannya agak berbeda-beda), yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yaitu :

a. Perjalanan itu dilakukan sementara waktu.

b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lain.

c. Perjalanan itu harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau

rekreasi.

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di

tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

Orang melakukan perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam-macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud seperti yang diharapkan dari kepariwisataan itu.

Wisatawan memang sangat beragam, tua-muda, kaya-miskin, asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda-beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya


(9)

commit to user

dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan

karakteristik wisatawannya (tourist descriptor).

a. Trip Descriptor, Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok

berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi, mengunjungi teman/keluarga (VFR = visiting friends and relatives), perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Bennet, 1996). Smith (1995) menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain.

b. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya

digambarkan dengan “who wants what, why, when, where and how

much?”.

Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya adalah sebgai berikut :

1. Karakteristik Sosio-Demografis

Karakteristik sosio-demografis menjawab pertanyaan “who wants

what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering

dilakukan untuk kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Termasuk dalam karakteristik


(10)

sosio-commit to user

demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.

2. Karakteristik Geografis

Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula

dikelompokkan berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota

kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.

3. Karakteristik psikografis

Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam

kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik

personal. Wisatawan wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda.

Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan

menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan

suatu produk wisata.(catatan kuliah semester 5, “analisis profi

wisatawan”)

Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, “kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka


(11)

commit to user

terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. (Ketut Suwena, 2000 :43).

Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan

Kepariwisataan tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.

a. Kebangsaan

Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah

laku, kepercayaan, kebudayaan, life style, dan kesukan terhadap atraksi wisata

yang mereka inginkan.

b. Umur, jenis kelamin dan status

Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik sosio-demografis wisatawan.Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan pada saat melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi sebagai berikut :


(12)

commit to user

Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini.remaja biasanya melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap dalam jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur.

Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal, sering seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang sering kali timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku wisatawan remaja dari luar negeri.

2) Wisatawan Usia Lanjut

Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi tempat yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan fasilitas dan pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang baik, Lebih suka duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat sensitive, beberapa wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak berkeberatan.

3) Jenis kelamin

Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih membutuhkan kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang yang mereka inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas. (Happy Marpaung, 2000 :49).


(13)

commit to user

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekertariatan Solo Menari yeng terletak di kampus ISI Surakarta tepatnya di Gedung Teater Besar lantai basement, sepanjang jalan utama kota Solo yaitu Jl. Slamet Riyadi yaitu, Loji Gandrung, Plaza Sriwedari, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, dan kampus ISI yaitu, Teater Kapal ISI Solo, Teater Humardani ISI Solo, Taman Eden ISI Solo, Pendapa ISI Solo, Gedung Teater Besar ISI Solo dan Parkir Teater Kecil- Teater Besar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Wawancara

wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul redaksi data dengan koresponden. Wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 83). Metode wawancara disebut juga

dengan interview dalam hal ini dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang

dilakukan melalui percakapan antaran peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Peneliti menyusun terlebih dahulu pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar pertanyaan tentang permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan narasumber yang dianggap lebih tahu dan di percaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas. Wawancara dilakukan


(14)

commit to user

dengan Tubagus Mulyadi, S.Kar., M.Hum, sebagai panitia Solo Menari 2013 yaitu sebagai Bendahara, dan Eko Supendi, S.Kar., M.Sn, sebagai panitia Solo Menari 2013 yaitu sebagai ketua bidang pergelaran.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

c. Angket

Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini adalah kuesioner. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan permasalahan dalam penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh.


(15)

commit to user

Bab I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Bab II menjabarkan tentang gambaran umum kota Solo , daya tarik wisata yang dimiliki Kota Solo, serta penyelenggaraan event Solo Menari.

Bab III menjabarkan mengenai profil wisatawan, tujuan dan motif wisatawan,serta potensi wisata dalam event Solo Menari 2013.

Bab IV menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dan semua keterangan event Solo Menari 2013.


(1)

commit to user

demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.

2. Karakteristik Geografis

Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.

3. Karakteristik psikografis

Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik personal. Wisatawan wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu produk wisata.(catatan kuliah semester 5, “analisis profi wisatawan”)

Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,


(2)

commit to user

terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. (Ketut Suwena, 2000 :43).

Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan Kepariwisataan tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.

a. Kebangsaan

Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah laku, kepercayaan, kebudayaan, life style, dan kesukan terhadap atraksi wisata yang mereka inginkan.

b. Umur, jenis kelamin dan status

Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik sosio-demografis wisatawan.Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan pada saat melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi sebagai berikut :


(3)

commit to user

Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini.remaja biasanya melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap dalam jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur.

Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal, sering seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang sering kali timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku wisatawan remaja dari luar negeri.

2) Wisatawan Usia Lanjut

Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi tempat yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan fasilitas dan pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang baik, Lebih suka duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat sensitive, beberapa wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak berkeberatan.

3) Jenis kelamin

Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih membutuhkan kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang yang mereka inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas. (Happy Marpaung, 2000 :49).


(4)

commit to user

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekertariatan Solo Menari yeng terletak di kampus ISI Surakarta tepatnya di Gedung Teater Besar lantai basement, sepanjang jalan utama kota Solo yaitu Jl. Slamet Riyadi yaitu, Loji Gandrung, Plaza Sriwedari, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, dan kampus ISI yaitu, Teater Kapal ISI Solo, Teater Humardani ISI Solo, Taman Eden ISI Solo, Pendapa ISI Solo, Gedung Teater Besar ISI Solo dan Parkir Teater Kecil- Teater Besar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Wawancara

wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul redaksi data dengan koresponden. Wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 83). Metode wawancara disebut juga dengan interview dalam hal ini dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antaran peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Peneliti menyusun terlebih dahulu pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar pertanyaan tentang permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan narasumber yang dianggap lebih tahu dan di percaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas. Wawancara dilakukan


(5)

commit to user

dengan Tubagus Mulyadi, S.Kar., M.Hum, sebagai panitia Solo Menari 2013 yaitu sebagai Bendahara, dan Eko Supendi, S.Kar., M.Sn, sebagai panitia Solo Menari 2013 yaitu sebagai ketua bidang pergelaran.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

c. Angket

Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini adalah kuesioner. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan permasalahan dalam penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh.


(6)

commit to user

Bab I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Bab II menjabarkan tentang gambaran umum kota Solo , daya tarik wisata

yang dimiliki Kota Solo, serta penyelenggaraan event Solo Menari.

Bab III menjabarkan mengenai profil wisatawan, tujuan dan motif

wisatawan,serta potensi wisata dalam event Solo Menari 2013.

Bab IV menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dan semua