commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Solo merupakan kota penuh nuansa sejarah dan budaya, memilki tradisi Jawa yang dibanggakan masyakatnya. Kota Solo adalah tempat yang akan
membuat terkesima dengan beragam atraksi warisan budaya Jawa kuno yang dimiliki. Di Solo wisatawan yang datang dapat melihat keraton, mengunjungi
pasar tadisional, berbelanja batik dan kerajinan yang berkualitas, melihat atraksi tarian solo yang penuh keagungan, wayang kulit, kuliner yang lezat, dan tentunya
berkomunikasi langsung dengan masyarakatnya yang ramah. Kota Solo atau disebut juga Surakarta adalah kota kuno yang dibangun Paku Buwana II. Riwayat
kota ini tidak bisa lepas dari sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang merupakan penerus Kerajaan Mataram Islam.
Solo dikenal sebagai salah satu pusat dan inti dari kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi
Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 telah mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, makanan, pakaian,
arsitektur, dan beragam hasil budaya indah lainnya. Bila disandingkan dengan Yogyakarta maka tampak seolah adanya
“emulasi” dan “kontes” kultural antara Surakarta dan Yogyakarta. Tidaklah mengherankan kemudian melahirkan apa
yang dikenal sebagai gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta baik itu dalam busana, tarian, wayang, pengolahan batik, gamelan, dan bentuk budaya lainnya.
Masyarakat Solo pandai memelihara budaya lokalnya. Oleh karena itu, tidaklah 1
commit to user 2
mengherankan bila bahasa Jawa dari Solo digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional. Tarian daerah Bedhaya dan Srimpi masih dilestarikan di Keraton Solo.
Batik terkenal yang berasal dari Solo yaitu Batik Keris dan Batik Danarhadi. Penduduk Solo memang bangga dengan batik, bahkan label kota Solo selain Solo,
The Spirit of Java juga dikenal julukan “The City of Batik”. Biasanya wisatawan
yang berlibur ke Jogja juga akan singgah di Solo, atau sebaliknya. http:www.indonesia.traveliddestination456solo-surakarta,
diakses pada
tanggal 15 April 2013. Bagi wisatawan, berwisata bukan hanya mengunjungi tempat-tempat yang
indah seperti halnya pantai, pegunungan, wisata belanja, wisata budaya, maupun wisata kuliner. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang melakukan wisata
ke suatu tempat karena ada kegiatan atau event yang menarik atau unik yang jarang ditemui ditempat asal wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata.
Tari masih sangat terpelihara di kota Solo. Terpeliharanya seni tari di kota Solo dapat dilihat dari banyaknya kegiatan atau acara kota Solo yang mempertunjukkan
seni tari sebagai hiburan. Sejarah tari sendiripun tak lepas dari kota Solo sebagai lahirnya kesenian seni tari. Tari yang
sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa” berarti “ambeg” dan “esa”, kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh. Seni tari adalah
ungkapan yang disalurkan diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai
iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan kemudian
commit to user 3
berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan.
Tari mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Surakarta
merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah
Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton
Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya
masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya
Surakarta. http:lesprivattari.wordpress.com, diakses pada tanggal 5 Maret
2013.
Selain kesenian tradisional, masyarakat kota Solo sering juga mengadakan festival dan perayaan berbasis kebudayaan yang hampir dilaksanakan setiap tahun
sekali. Festival atau perayaan tersebut menjadi salah satu daya tarik atau magnet agar para wisatawan berkunjung ke Kota Surakarta. Beberapa perayaan atau
festival pelaksanaannya berdasarkan penanggalan tahun Jawa seperti Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudira, Mahesa Lawung, dan ada juga perayaan
atau event yang sengaja diadakan untuk memperingati suatu hari tertentu, salah satunya adalah Solo Menari yang dilakukan selama 24 jam. Solo menari ini
dilaksanakan untuk memperingati hari tari sedunia. Solo Menari dilaksanakan di
commit to user 4
Kota Solo karena Kota Solo merupakan pusat seni tari di Indonesia dan khususnya pulau Jawa.
Salah satu event dikota Solo yang menarik adalah Solo Menari, kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati hari Tari sedunia yang jatuh setiap
tanggal 29 April. Kegiatan ini diikuti oleh beribu penari yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan ada yang berasal dari Italy, malaysia, dan
Singapura. Kegiatan menari 24 jam di sepanjang jalan utama Kota Solo ini bukan hanya menyedot perhatian masyarakat kota Solo saja tetapi wisatawan domestik
maupun mancanegara untuk datang ke Solo. Daya tarik wisata minat khusus festival perayaan yang disertai dengan kebudayaan itulah yang menjadi daya tarik
para wisatawan baik yang berasal dari Kota Solo maupun dari luar Kota Solo. Banyak dari wisatawan yang datang ke festival perayaan solo Menari dengan
motif dan tujuan yang berbeda, selain itu wisatawan yang berkunjung ke festival perayaan solo Menari mempunyai profil yang berbeda pula.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dan untuk lebih mengetahui potensi yang dimiliki festivalperayaan Solo Menari dan profil
wisatawan yang ada, maka diangkatlah hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan judul “Potensi dan Profil Wisatawan Solo Menari 2013”.
B. Rumusan Masalah