Perindustrian & Perdagangan UU No5 tahun 1984

Unda ng Unda ng N o. 5 Ta hun 1 9 8 4
Te nt a ng : Pe r indust r ia n
Oleh
Nom or
Tanggal
Sum ber

:
:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
5 TAHUN 1984 ( 5/ 1984)
29 JUNI 1984 ( JAKARTA)
LN 1984/ 22; TLN NO. 3274

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Pr esiden Republik I ndonesia,
Menim bang :
a.


bahw a t uj uan pem bangunan nasional adalah unt uk m ew uj udkan suat u
m asyarakat adil dan m akm ur yang m erat a m at eriil dan spirit ual
berdasarkan Pancasila, sert a bahw a hakekat Pem bangunan Nasional
adalah Pem bangunan Manusia I ndonesia seut uhnya, m aka landasan
pelaksanaan Pem bangunan Nasional adalah Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945;

b.

bahw a arah pem bangunan j angka panj ang di bidang ekonom i dalam
pem bangunan nasional adalah t ercapainya st r ukt ur ekonom i yang
seim bang yang di dalam nya t erdapat kem am puan dan kekuat an
indust r i yang m aj u yang didukung oleh kekuat an dan kem am puan
pert anian yang t angguh, sert a m erupakan pangkal t olak bagi bangsa
I ndonesia unt uk t um buh dan ber kem bang at as kekuat annya sendir i;

c.

bahw a unt uk m encapai sasaran pem bangunan di bidang ekonom i
dalam pem bangunan nasional, indust ri m em egang peranan yang

m enent ukan dan oleh kar enanya per lu lebih dikem bangkan secar a
seim bang dan t erpadu dengan m eningkat kan peran sert a m asyarakat
secar a akt if ser t a m endayagunakan secar a opt im al selur uh sum ber
daya alam , m anusia, dan dana yang t er sedia;

d.

bahw a berdasarkan hal- hal t er sebut di at as dan unt uk m em ber ikan
dasar yang kokoh bagi pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan
indust ri secara m ant ap dan berkesinam bungan sert a belum adanya
perangkat hukum yang secara m enyeluruh m am pu m elandasinya,
per lu dibent uk Undang- Undang t ent ang Perindust rian;

Mengingat :
1.

Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , Pasal 27 ayat ( 2) , dan Pasal 33
Undang- Undang Dasar 1945;

2.


Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1960 t ent ang St at ist ik ( Lem baran
Negara Tahun 1960 Nom or 109, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
2048) ;

3.

Undang- Undang Nom or 12 Tahun 1967 t ent ang Pokok- Pokok
Perkoperasian ( Lem baran Negara Tahun 1967 Nom or 23, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 2832) ;

4.

Undang- Undang Nom or 1 Tahun 1970 t ent ang Keselam at an Kerj a
( Lem baran Negara Tahun 1970 Nom or 1, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 2918) ;

5.

Undang- Undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok- Pokok

Pem erint ahan di Daerah ( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 38,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3037) ;

6.

Undang- Undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- Ket ent uan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982
Nom or 12, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3215) ;

7.

Undang- Undang Nom or 20 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- Ket ent uan
Pokok Pert ahanan Keam anan Negara Republik I ndonesia ( Lem baran
Negara Tahun 1982 Nom or 51, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3234) ;

Dengan per set uj uan
DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A

MEMUTUSKAN :

Menet apkan :
UNDANG- UNDANG TENTANG PERI NDUSTRI AN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang- Undang ini yang dirnaksud dengan :
1.
Per indust r ian adalah t at anan dan segala kegiat an yang ber t alian
dengan kegiat an indust r i.
2.
I ndust r i adalah kegiat an ekonom i yang m engolah bahan m ent ah,
bahan baku, barang set engah j adi, dan/ at au barang j adi m enj adi
bar ang dengan nilai yang lebih t inggi unt uk penggunaannya, t erm asuk
kegiat an r ancang bangun dan per ekayasaan indust r i.
3.
Kelom pok indust r i adalah bagian- bagian ut am a kegiat an indust r i,
yakni kelom pok indust r i hulu at au j uga disebut kelom pok indust r i
dasar , kelom pok indust r i hilir , dan kelom pok indust r i kecil.

4.
Cabang indust ri adalah bagian suat u kelom pok indust ri yang
m em punyai ciri um um yang sam a dalam proses produksi.
5.
Jenis indust r i adalah bagian suat u cabang indust r i yang m em punyai
cir i khusus yang sam a dan/ at au hasilnya ber sifat akhir dalam proses
produksi.
6.
Bidang usaha indust ri adalah lapangan kegiat an yang bersangkut an
dengan cabang indust r i at au j enis indust r i.
7.
Perusahaan indust ri adalah badan usaha yang m elakukan kegiat an di
bidang usaha indust r i.
8.
Bahan m ent ah adalah sem ua bahan yang didapat dari sum ber daya
alam dan/ at au yang diperoleh dari usaha m anusia unt uk dim anfaat kan
lebih lanj ut .
9.
Bahan baku indust ri adalah bahan m ent ah yang diolah at au t idak
diolah yang dapat dim anfaat kan sebagai sarana produksi dalam

indust r i.
10.
Barang set engah j adi adalah bahan m ent ah at au bahan baku yang
t elah m engalam i sat u at au beber apa t ahap pr oses indust r i yang dapat
diproses lebih lanj ut m enj adi barang j adi.
11.
Barang j adi adalah barang hasil indust ri yang sudah siap pakai unt uk
konsum si akhir at aupun siap pakai sebagai alat produksi.
12.
Teknologi indust ri adalah cara pada proses pengolahan yang
dit er apkan dalam indust r i.
13.
Teknologi yang t epat guna adalah t eknologi yang t epat dan ber guna
bagi suat u pr oses unt uk m enghasilkan nilai t am bah.
14.
Rancang bangun indust ri adalah kegiat an indust ri yang berhubungan
dengan per encanaan pendir ian indust r i/ pabr ik secar a keselur uhan at au
bagian- bagiannya.
15.
Per ekayasaan indust r i adalah kegiat an indust r i yang ber hubungan

dengan perancangan dan pem buat an m esin/ peralat an pabrik dan
per alat an indust r i lainnya.
16.
St andar indust r i adalah ket ent uan- ket ent uan t erhadap hasil produksi
indust r i yang di sat u segi m enyangkut bent uk, ukur an, kom posisi,

17.

18.

m ut u, dan lain- lain ser t a di segi lain m enyangkut car a m engolah, cara
m enggam bar, cara m enguj i dan lain- lain.
St andardisasi indust ri adalah penyeragam an dan penerapan dari
st andar indust r i.
Tat anan indust r i adalah t er t ib susunan dan pengat ur an dalam ar t i
seluas- luasnya bagi indust r i.

BAB I I
LANDASAN DAN TUJUAN PEMBANGUNAN I NDUSTRI


Pasal 2
Pem bangunan indust ri berlandaskan dem okrasi ekonom i, kepercayaan pada
kem am puan dan kekuat an dir i sendir i, m anfaat , dan kelest ar ian lingkungan
hidup.

Pasal 3
Pem bangunan indust r i ber t uj uan unt uk :
1.
m eningkat kan kem akm ur an dan kesej aht er aan r akyat secar a adil dan
m erat a dengan m em anfaat kan dana, sum ber daya alam , dan/ at au
hasil budidaya sert a dengan m em perhat ikan keseim bangan dan
kelest ar ian lingkungan hidup;
2.
m eningkat kan pert um buhan ekonom i secara bert ahap, m engubah
st r ukt ur per ekonom ian ke ar ah yang lebih baik, m aj u, sehat , dan lebih
seim bang sebagai upaya unt uk m ew uj udkan dasar yang lebih kuat dan
lebih luas bagi pert um buhan ekonom i pada um um nya, sert a
m em berikan nilai t am bah bagi pert um buhan indust r i pada khususnya;
3.
m eningkat kan kem am puan dan penguasaan sert a m endorong

t er cipt anya t eknologi yang t epat guna dan m enum buhkan
kepercayaan t erhadap kem am puan dunia usaha nasional;
4.
m eningkat kan keikut sert aan m asyarakat dan kem am puan golongan
ekonom i lem ah, t erm asuk pengraj in agar berperan secara akt if dalam
pem bangunan indust ri;
5.
m em perluas dan m em erat akan kesem pat an kerj a dan kesem pat an
berusaha, sert a m eningkat kan peranan koperasi indust ri;
6.
m eningkat kan pener im aan devisa m elalui peningkat an ekspor hasil
produksi nasional yang berm ut u, disam ping penghem at an devisa
m elalui pengut am aan pem akaian hasil pr oduksi dalam neger i, guna
m engurangi ket ergant ungan kepada luar negeri;
7.
m engem bangkan pusat- pusat pert um buhan indust ri yang m enunj ang
pem bangunan daerah dalam rangka pew uj udan Waw asan Nusant ara;

8.


m enunj ang dan m em per kuat st abilit as nasional yang dinam is dalam
rangka m em perkokoh ket ahanan nasional.

BAB I I I
PEMBANGUNAN I NDUSTRI

Pasal 4
( 1)

Cabang indust ri yang pent ing dan st rat egis bagi negara dan yang
m enguasai haj at hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

( 2)

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 5
( 1)

Pem er int ah m enet apkan bidang usaha indust ri yang m asuk dalam
kelom pok indust r i kecil, t er m asuk indust r i yang m enggunakan
ket r am pilan t r adisional dan indust r i penghasil benda seni, yang dapat
diusahakan hanya oleh Warga Negara Republik I ndonesia.

( 2)

Pem er int ah m enet apkan j enis- j enis indust r i yang khusus dicadangkan
bagi kegiat an indust r i kecil yang dilakukan oleh m asyar akat
pengusaha dari golongan ekonom i lem ah.

( 3)

Ket ent uan- ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat
( 2) diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.
Pasal 6

Pem erint ah m enet apkan bidang usaha indust ri unt uk penanam an m odal, baik
m odal dalam negeri m aupun m odal asing.

BAB I V
PENGATURAN, PEMBI NAAN,
DAN PENGEMBANGAN I NDUSTRI

Pasal 7
Pem erint ah m elakukan pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan
t er hadap indust r i, unt uk:

1.

m ew uj udkan per kem bangan indust r i yang lebih baik, secar a sehat dan
ber hasil guna;

2.

m engem bangkan persaingan yang baik dan sehat sert a m encegah
per saingan yang t idak j uj ur;
m encegah pem usat an at au penguasaan indust r i oleh sat u kelom pok
at au perorangan dalam bent uk m onopoli yang m erugikan m asyarakat .

3.

Pasal 8
Pem erint ah m elakukan pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan bidang
usaha indust ri secara seim bang, t erpadu, dan t erarah unt uk m em perkokoh
st rukt ur indust ri nasional pada set iap t ahap perkem bangan indust ri.

Pasal 9
Pengat uran dan pem binaan bidang usaha indust ri dilakukan dengan
m em per hat ikan :
1.
Penyebaran dan pem erat aan pem bangunan indust ri dengan
m em anfaat kan sum ber daya alam dan m anusia dengan
m em per gunakan pr oses indust r i dan t eknologi yang t epat guna unt uk
dapat t um buh dan berkem bang at as kem am puan dan kekuat an
sendir i;
2.
Pencipt aan iklim yang sehat bagi per t um buhan indust r i dan
pencegahan per saingan yang t idak j uj ur ant ara perusahaanperusahaan yang m elakukan kegiat an indust ri, agar dapat dihindarkan
pem usat an at au penguasaan indust r i oleh sat u kelom pok at au
perorangan dalam bent uk m onopoli yang m erugikan m asyarakat ;
3.
Perlindungan yang w aj ar bagi indust r i dalam neger i t er hadap
kegiat ankegiat an indust r i dan per dagangan luar neger i yang
bert ent angan dengan kepent ingan nasional pada um um nya sert a
kepent ingan per kem bangan indust r i dalam neger i pada khususnya;
4.
Pencegahan t im bulnya kerusakan dan pencem aran t erhadap
lingkungan hidup, sert a pengam anan t erhadap keseim bangan dan
kelest ar ian sum ber daya alam .

Pasal 10
Pem erint ah m elakukan pem binaan dan pengem bangan bagi:
1.
ket erkait an ant ara bidang- bidang usaha indust ri unt uk m eningkat kan
nilai t am bah sert a sum bangan yang lebih besar bagi pert um buhan
pr oduksi nasional;
2.
ket er kait an ant ar a bidang usaha indust r i dengan sekt or - sekt or bidang
ekonom i lainnya yang dapat m eningkat kan nilai t am bah ser t a
sum bangan yang lebih besar bagi pert um buhan produksi nasional;

3.

pert um buhan indust ri m elalui prakarsa, peran sert a, dan sw adaya
m asyarakat .

Pasal 11
Pem erint ah m elakukan pem binaan t erhadap perusahaan- perusahaan indust ri
dalam m enyelenggar akan ker j a sam a yang saling m engunt ungkan, dan
m engusahakan peningkat an sert a pengem bangan kerj a sam a t ersebut .

Pasal 12
Unt uk m endorong pengem bangan cabang- cabang indust ri dan j enis- j enis
indust r i t er t ent u di dalam neger i, Pem er int ah dapat m em ber ikan kem udahan
dan/ at au per lindungan yang diper lukan.

BAB V
I Z I N USAHA I NDUSTRI

Pasal 13
( 1)

Set iap pendir ian per usahaan indust r i bar u m aupun set iap
per luasannya w aj ib m em per oleh I zin Usaha I ndust r i.

( 2)

Pem ber ian I zin Usaha I ndust r i t er kait dengan pengat ur an, pem binaan,
dan pengem bangan indust ri.

( 3)

Kew aj iban m em per oleh I zin Usaha lndust r i dapat dikecualikan bagi
j enis indust r i t er t ent u dalam kelom pok indust r i kecil.

( 4)

Ket ent uan m engenai perizinan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
dan ayat ( 3) diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 14
( 1)

Sesuai dengan I zin Usaha I ndust r i yang diper olehnya ber dasar kan
Pasal 13 ayat ( 1) , perusahaan indust ri w aj ib m enyam paikan inform al
indust r i secar a ber kala m engenai kegiat an dan hasil pr oduksinya
kepada Pem er int ah.

( 2)

Kew aj iban unt uk m enyam paikan infor m al indust r i dapat dikecualikan
bagi j enis indust r i t er t ent u dalam kelom pok indust r i kecil.

( 3)

Ket ent uan t ent ang bent uk, isi, dan t at a car a penyam paian infor m al
indust r i sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 15
( 1)

Sesuai dengan I zin Usaha I ndust r i yang diper olehnya ber dasar kan
Pasal 13 ayat ( 1) , perusahaan indust ri w aj ib m elaksanakan upaya
yang m enyangkut keam anan dan keselam at an alat , proses sert a hasil
pr oduksinya t er m asuk pengangkut annya.

( 2)

Pem erint ah m engadakan pem binaan berupa bim bingan dan
penyuluhan, m engenai pelaksanaan upaya yang m enyangkut
keam anan dan keselam at an alat , pr oses ser t a hasil pr oduksi indust r i
t ennasuk pengangkut annya.

( 3)

Pem erint ah m elakukan pengaw asan dan pengendalian yang
m enyangkut keam anan dan keselam at an alat , pr oses ser t a hasil
produksi indust ri t erm asuk pengangkut annya.

( 4)

Tat a cara penyelenggaraan pengaw asan dan pengendalian
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) diat ur dengan Perat uran
Pem er int ah.

BAB VI
TEKNOLOGI I NDUSTRI , DESAI N PRODUK I NDUSTRI ,
RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN I NDUSTRI ,
DAN STANDARDI SASI
Pasal 16
( 1)

Dalam m enj alankan dan/ at au m engem bangkan bidang usaha indust ri,
per usahaan indust r i m enggunakan dan m encipt akan t eknologi indust r i
yang t epat guna dengan m em anfaat kan perangkat yang t ersedia dan
t elah dikem bangkan di dalam neger i.

( 2)

Apabila per angkat t eknologi indust r i yang diper lukan t idak t er sedia
at au t idak cukup t er sedia di dalam neger i, Pem er int ah m em bant u
pem ilihan per angkat t eknologi indust r i dar i luar neger i yang diper lukan
dan m engat ur pengalihannya ke dalam negeri.

( 3)

Pem ilihan dan pengalihan t eknologi indust r i dar i luar neger i yang
bersifat st rat egis dan diperlukan bagi pengem bangan indust ri di dalam
neger i, diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 17
Desain pr oduk indust r i m endapat per lindungan hukum yang ket ent uanket ent uannya diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 18
Pem erint ah m endorong pengem bangan kem am puan rancang bangun dan
perekayasaan indust r i.
Pasal 19
Pem erint ah m enet apkan st andar unt uk bahan baku dan barang hasil indust ri
dengan t uj uan unt uk m enj am in m ut u hasil indust r i ser t a unt uk m encapai
daya guna produksi.

BAB VI I
WI LAYAH I NDUSTRI

Pasal 20
( 1)

Pem er int ah dapat m enet apkan w ilayah- w ilayah pusat per t um buhan
indust r i ser t a lokasi bagi pem bangunan indust r i sesuai dengan
t uj uannya dalam rangka pew uj udan Waw asan Nusant ara.

( 2)

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB VI I I
I NDUSTRI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SUMBER
DAYA ALAM DAN LI NGKUNGAN HI DUP
Pasal 21
( 1)

Perusahaan indust ri w aj ib m elaksanakan upaya keseim bangan dan
kelest ar ian sum ber daya alam ser t a pencegahan t im bulnya ker usakan
dan pencem aran t erhadap lingkungan hidup akibat kegiat an indust ri
yang dilakukannya.

( 2)

Pem erint ah m engadakan pengat uran dan pem binaan berupa
bim bingan dan penyuluhan m engenai pelaksanaan pencegahan
kerusakan dan penanggulangan pencem aran t erhadap lingkungan
hidup akibat kegiat an indust r i.

( 3)

Kew aj iban m elaksanakan upaya sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 1) dikecualikan bagi j enis indust r i t er t ent u dalam kelom pok indust r i
kecil.

BAB I X
PENYERAHAN KEWENANGAN DAN URUSAN TENTANG I NDUSTRI

Pasal 22
Penyerahan kew enangan t ent ang pengat uran, pem binaan, dan
pengem bangan t erhadap indust ri, diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran
Pem er int ah.
Pasal 23
Penyerahan urusan dan penarikannya kem bali m engenai bidang usaha
indust r i t er t ent u dar i Pem er int ah Pusat kepada Pem erint ah Daerah dalam
rangka pelaksanaan pem bangunan daerah yang nyat a, dinam is, dan
bert anggung j aw ab, dilakukan dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB X
KETENTUAN PI DANA
Pasal 24
( 1)

Barang siapa dengan sengaj a m elakukan perbuat an yang
bert ent angan dengan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 ayat ( 1) dan Pasal 14 ayat ( 1) dipidana penj ar a selam a- lam anya 5
( lim a) t ahun at au denda sebanyak- banyaknya Rp 25.000.000,- ( dua
puluh lim a j ut a rupiah) dengan hukum an t am bahan pencabut an I zin
Usaha I ndust r inya.

( 2)

Barang siapa karena kelalaiannya m elakukan perbuat an yang
m elanggar ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat ( 1)
dan Pasal 14 ayat ( 1) dipidana kurungan selam a- lam anya 1 ( sat u)
t ahun at au denda sebanyak- banyaknya Rp 1.000.000,- ( sat u j ut a
rupiah) dengan hukum an t am bahan pencabut an I zin Usaha
I ndust r inya.

Pasal 25
Barang siapa dengan sengaj a t anpa hak m elakukan peniruan desain produk
indust ri sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17, dipidana penj ara selam alam anya 2 ( dua) t ahun at au denda sebanyak- banyaknya Rp 10.000.000,( sepuluh j ut a r upiah) .
Pasal 26
Barang siapa dengan sengaj a m elakukan perbuat an yang bert ent angan
dengan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 19, dipidana penj ara
selam a- lam anya 5 ( lim a) t ahun at au denda sebanyak- banyaknya Rp
25.000.000,- ( dua puluh lim a j ut a rupiah) dengan hukum an t am bahan
dicabut I zin Usaha I ndust r inya.

Pasal 27
( 1)

Barang siapa dengan sengaj a m elakukan perbuat an yang
bert ent angan dengan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
21 ayat ( 1) dipidana penj ara selam a- lam anya 10 ( sepuluh) t ahun
dan/ at au denda sebanyak- banyaknya Rp 100.000.000,- ( serat us j ut a
r upiah) .

( 2)

Barang siapa karena kelalaiannya m elakukan perbuat an yang
m elanggar ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat ( 1)
dipidana kuruangan selam a- lam anya 1 ( sat u) t ahun dan/ at au denda
sebanyak- banyaknya Rp 1.000.000,- ( sat u j ut a rupiah) .

Pasal 28
( 1)

Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 24 ayat ( 1) , Pasal
25, Pasal 26, dan Pasal 27 ayat ( 1) adalah kej ahat an.

( 2)

Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 24 ayat ( 2) , dan
Pasal 27 ayat ( 2) adalah pelanggaran.

BAB XI
KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 29
Pada saat m ulai berlakunya Undang- Undang ini, sem ua perat uran
perundang- undangan yang berhubungan dengan perindust rian yang t idak

bert ent angan dengan Undang- Undang ini t et ap ber laku selam a belum
dit et apkan penggant inya berdasarkan Undang- Undang ini.

BAB XI I
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30
Pada saat m ulai berlakunya Undang- Undang ini, Bedr ij fsr eglem ent er ingsor donnant ie 1934 ( St aat sblad 1938 Nom or 86) dinyat akan t idak ber laku lagi
bagi indust r i.
Pasal 31
Hal- hal yang belum cukup diat ur dalam Undang- Undang ini diat ur dengan
Perat uran Pem erint ah.
Pasal 32
Undang- Undang ini m ulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan UndangUndang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Disahkan di Jakar t a
pada t anggal 29 Juni 1984
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

SOEHARTO
Diundangkan di Jakar t a
pada t anggal 29 Juni 1984
MENTERI / SEKRETARI S NEGARA
REPUBLI K I NDONESI A

SUDHARMONO, S.H.

PENJELASAN ATAS UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 5 TAHUN 1984 TENTANG PERI NDUSTRI AN

I . UMUM
Gar is- Garis Besar Haluan Negara m enegaskan bahw a sasaran ut am a
pem bangunan j angka panj ang adalah t ercipt anya landasan yang kuat bagi
bangsa I ndonesia unt uk t um buh dan ber kem bang at as kekuat annya sendir i
m enuj u m asyarakat yang adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila.
Di bidang ekonom i, sasaran pokok yang hendak dicapai dalam pem bangunan
j angka panj ang adalah t ercapainya keseim bangan ant ara pert anian dan
indust r i ser t a per ubahan- perubahan fundam ent al dalam st rukt ur ekonom i
I ndonesia sehingga pr oduksi nasional yang ber asal dar i luar per t anian akan
m erupakan bagian yang sem akin besar dan indust ri m enj adi t ulang
punggung ekonom i.
Disam ping it u pelaksanaan pem bangunan sekaligus har us m enj am in
pem bagian pendapat an yang m erat a bagi seluruh rakyat sesuai dengan rasa
keadilan, dalam r angka m ew uj udkan keadilan sosial sehingga di sat u pihak
pem bangunan it u t idak hanya dit uj ukan unt uk m eningkat kan pr oduksi,
m elainkan sekaligus m encegah m elebar nya j ur ang pem isah ant ar a yang
kaya dan yang m iskin,
Dengan m em perhat ikan sasaran pem bangunan j angka panj ang di bidang
ekonom i t er sebut , m aka pem bangunan indust r i m em iliki per anan yang
sangat pent ing. Dengan arah dan sasaran t ersebut , pem bangunan indust ri
bukan saj a berart i harus sem akin dit ingkat kan dan per t um buhannya
dipercepat sehingga m am pu m em percepat t ercipt anya st rukt ur ekonom i
yang lebih seim bang, t et api pelaksanaannya har us pula m akin m am pu
m em perluas kesem pat an kerj a, m eningkat kan rangkaian proses produksi
indust r i unt uk m em enuhi kebut uhan dalam neger i sehingga m engur angi
ket ergant ungan pada im por, dan m eningkat kan ekspor hasil- hasil indust r i it u
sendir i.
Unt uk m ew uj udkan sasaran di at as, diperlukan perangkat hukum yang
secara j elas m am pu m elandasi upaya pengat uran, pem binaan, dan
pengem bangan dalam art i yang seluas- luasnya t at anan dan selur uh kegiat an
indust r i.
Dalam r angka kebut uhan inilah Undang- Undang t ent ang Perindust rian ini
disusun.
Masalah ini m enj adi sem akin t er asa pent ing, t er ut am a apabila dikait kan
dengan kenyat aan yang ada hingga saat ini bahw a perat uran- perat uran yang
digunakan bagi pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan indust ri selam a
ini dirasakan kurang m encukupi kebut uhan karena hanya m engat ur beberapa
segi t er t ent u saj a dalam t at anan dan kegiat an indust r i, dan it upun ser ingkali
t idak ber kait an sat u dengan yang lain.
Apabila Undang- Undang ini dim aksudkan unt uk m em ber ikan landasan hukum
yang kokoh dalam upaya pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan dalam
ar t i yang seluas- luasnya, t idaklah hal ini per lu diar t ikan bahwa Undang-

Undang ini akan m em berikan kem ungkinan t erhadap penguasaan yang
ber sifat m ut lak at as set iap cabang indust r i oleh Negar a.
Undang- Undang Dasar 1945 dan Garis- Gar is Besar Haluan Negar a t elah
secara j elas dan t egas m enunj ukkan bahw a dalam kegiat an ekonom i,
t er m asuk indust r i, har us dihindar kan t im bulnya " et at ism e" dan sist em " fr ee
fight liber alism " .
Sebaliknya m elalui Undang- Undang ini upaya pengat uran, pem binaan, dan
pengem bangan indust ri diberi arah kem ana dan bagaim ana pem bangunan
indust r i ini har us dilakukan, dengan sebesar m ungkin m em ber ikan
kesem pat an kepada m asyarakat unt uk berperan secara akt if.
Dalam hal ini, Undang- Undang ini secara t egas m enyat akan bahw a
pem bangunan indust ri ini harus dilandaskan pada dem okrasi ekonom i.
Dengan landasan ini, kegiat an usaha indust r i pada hakekat nya t er buka unt uk
diusahakan m asyarakat .
Bahwa Undang- Undang ini m enent ukan cabang- cabang indust ri yang pent ing
dan st rat egis bagi negara dan m enguasai haj at hidup orang banyak dikuasai
oleh negar a, hal ini sebenar nya m em ang m enj adi salah sat u sendi daripada
dem okr asi ekonom i it u sendir i.
Begit u pula penet apan bidang usaha indust r i yang m asuk dalam kelom pok
indust r i kecil, t er m asuk indust r i yang m enggunakan ket r am pilan t r adisional
dan indust r i penghasil benda seni dapat diusahakan hanya oleh Warga
Negar a Republik I ndonesia.
Dengan landasan ini, upaya pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan
yang dilakukan Pem er int ah diar ahkan unt uk m encipt akan iklim usaha
indust r i secar a sehat dan m ant ap. Dalam hubungan ini, bidang usaha indust r i
yang besar dan kuat m em bina sert a m em bim bing yang kecil dan lem ah agar
dapat t um buh dan berkem bang m enj adi kuat . Dengan iklim usaha indust ri
yang sehat seper t i it u, dihar apkan indust r i akan dapat m em ber ikan
rangsangan yang besar dalam m encipt akan lapangan kerj a yang luas.
Dengan upaya- upaya dan dengan t ercipt anya iklim usaha sebagai di at as,
diharapkan kepercayaan m asyarakat t erhadap kem am puan dan kekuat an
sendiri dalam m em bangun indust ri akan sem akin t um buh dengan kuat pula.
Dalam hubungan ini, adalah pent ing unt uk t et ap diper hat ikan bahw a
bagaim anapun besarnya keinginan yang dikandung dalam usaha unt uk
m em bangun indust r i ini, t et api Undang- Undang inipun j uga m em er int ahkan
t erw uj udnya keselarasan dan keseim bangan ant ara usaha pem bangunan it u
sendir i dengan lingkungan hidup m anusia dan m asyar akat I ndonesia.
Kem akm ur an, bet apapun bukanlah sat u- sat unya t uj uan yang ingin dicapai
pem bangunan indust ri ini.
Upaya apapun yang dilakukan dalam kegiat an pem bangunan t ersebut , t idak
t erlepas dari t uj uan pem bangunan nasional, yait u pem bangunan unt uk
m ew uj udkan suat u m asyarakat adil dan m akm ur yang m erat a m at eriil dan
spirit ual berdasarkan Pancasila di dalam w adah negara kesat uan Republik
I ndonesia, sert a t idak t erlepas dari arah pem bangunan j angka panj ang yait u
pem bangunan yang dilaksanakan di dalam rangka pem bangunan m anusia
I ndonesia seut uhnya dan pem bangunan selur uh m asyar akat I ndonesia. Oleh
kar ena it u, Undang- Undang ini j uga m enegaskan bahw a upaya dan kegiat an
apapun yang dilakukan dalam rangka pem bangunan indust r i ini, t et ap har us

m em perhat ikan penggunaan sum ber daya alam secara t idak boros agar t idak
m er usak t at a lingkungan hidup.
Dengan dem ikian m aka m asyarakat indust ri yang dibangun harus t et ap
m enj am in t er w uj udnya m asyar akat I ndonesia yang ber kepr ibadian, m aj u,
sej aht era, adil dan lest ari berdasarkan Pancasila.

I I . PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Angka 1 sam pai angka 18
Cukup j elas.

Pasal 2
Seper t i t elah diut ar akan dalam penj elasan um um , pem bangunan indust r i
dilandaskan pada :
a.
dem okrasi ekonom i, yait u bahw a pelaksanaan pem bangunan indust ri
dilakukan dengan sebesar m ungkin m engikut ser t akan dan
m eningkat kan peran sert a akt if m asyarakat secara m erat a, baik dalam
bent uk usaha sw ast a m aupun koper asi ser t a dengan m enghindar kan
sist em " fr ee fight liber alism " , sist em " et at ism e" , dan pem usat an
kekuat an ekonom i pada sat u kelom pok dalam bent uk m onopoli yang
m erugikan m asyarakat ;
b.
keper cayaan pada dir i sendir i, yait u bahw a segala usaha dan kegiat an
dalam pem bangunan indust ri harus berlandaskan dan sekaligus
m am pu m em bangkit kan kepercayaan akan kem am puan dan kekuat an
sendiri sert a bersendikan kepada kepribadian bangsa;
c.
m anfaat , yait u bahw a pelaksanaan pem bangunan indust ri dan hasilhasilnya harus dapat dim anfaat kan sebesar- besarya bagi kem anusiaan
dan peningkat an kesej aht eraan rakyat ;
d.
kelest ar ian lingkungan hidup, yait u bahw a pelaksanaan pem bangunan
indust r i t et ap har us dilakukan dengan m em per hat ikan keseim bangan
dan kelest ar ian dar i lingkungan hidup dan sum ber daya alam ;
e.
pem bangunan bangsa harus berw at ak dem okrasi ekonom i sert a
m em beri w uj ud yang m akin nyat a t erhadap dem okrasi ekonom i it u
sendir i.
Pasal 3
Cukup j elas.

Pasal 4
Ayat ( 1)
Cabang- cabang indust ri t ert ent u m engem ban peranan yang sangat
pent ing dan st r at egis bagi negar a, dan yang m enguasai haj at hidup
orang banyak ant ara lain karena :
a.
m em enuhi kebut uhan yang sangat pokok bagi kesej aht er aan
rakyat at au m enguasai haj at hidup orang banyak;
b.
m engolah suat u bahan m ent ah st r at egis
c.
dan/ at au berkait an langsung dengan kepent ingan pert ahanan
sert a keam anan negara.
Yang dim aksud dengan dikuasai oleh negar a t idaklah selalu
berart i bahwa cabang- cabang indust r i dim aksud har us dim iliki oleh
negar a, m elainkan Pem er int ah m em punyai kew enangan unt uk
m engat ur produksi dari cabang- cabang indust ri dim aksud dalam
r angka m em elihar a kem ant apan st abilit as ekonom i nasional ser t a
ket ahanan nasional.
Sehubungan dengan pert im bangan- pert im bangan di at as, m aka
cabang- cabang indust ri t ersebut dapat dit et apkan unt uk dim iliki
at aupun dikuasai oleh Negar a.
Ayat ( 2)
Cukup j elas.

Pasal 5
Ayat ( 1)
Kelom pok indust r i kecil, t er m asuk yang m enggunakan pr oses m oder n,
yang m enggunakan ket ram pilan t radisional, dan yang m enghasilkan
benda- benda seni seper t i indust r i ker aj inan, yang kesem uanya
t er sebar di selur uh w ilayah I ndonesia, pada um um nya diusahakan oleh
r akyat I ndonesia dar i golongan ekonom i lem ah. Oleh sebab it u indust r i
ini dapat diusahakan hanya oleh War ga Negar a Republik I ndonesia.
Ayat ( 2)
Cukup j elas.
Ayat ( 3)
Cukup j elas.
Pasal 6
Pem erint ah m enet apkan kebij aksanaan unt uk m em buka lapangan bagi
invest asi baru at au perluasan bidang usaha indust ri yang t elah ada, baik bagi
penanam an m odal dalam negeri m aupun m odal asing dengan pert im bangan
bahw a pr oduksi yang dihasilkannya sangat diper lukan.

Pasal 7
Melalui pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan, Pem erint ah m encegah
penanam an m odal yang boros sert a t im bulnya persaingan yang t idak j uj ur
dan curang dalam kegiat an bidang usaha indust ri, dan sebaliknya
m engem bangkan iklim per saingan yang baik dan sehat . Melalui pengat ur an,
pem binaan dan pengem bangan, Pem erint ah m encegah pem usat an dan
penguasaan indust ri oleh sat u kelom pok at au perorangan dalam bent uk
m onopoli yang m erugikan m asyarakat .

Pasal 8
Yang dim aksud dengan pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan
bidang usaha indust ri dalam Pasal ini adalah upaya yang dilakukan secara
t er us m ener us dan ber kesinam bungan dalam ar t i yang seluas- luasnya
t erhadap kegiat an indust ri. Tugas dan t anggung j aw ab unt uk m encipt akan
iklim dan suasana yang m engunt ungkan bagi pert um buhan dan
pengem bangan bidang usaha indust ri ini, pada dasarnya berada pada
Pem er int ah.
Oleh karenanya, adalah w aj ar bilam ana upaya pem binaan dan
pengem bangan, dilakukan oleh Pem er int ah m elalui kegiat an pengat ur an
yang kew enangannya berada di t angan Pem erint ah pula.
Dalam pelaksanaannya, kegiat an pengat uran, pem binaan dan
pengem bangan bidang usaha indust r i yang dilakukan oleh Pem er int ah
dengan kew enangan yang diberikan oleh Undang- Undang ini, dilakukan
secara seim bang, t erpadu dan t erarah unt uk m em perkokoh st rukt ur indust ri
nasional pada set iap t ahap perkem bangan indust ri.

Pasal 9
Angka 1
Unt uk m ew uj udkan perubahan st rukt ur perekonom ian secara
fundam ent al, per lu diker ahkan dan dim anfaat kan seopt im al m ungkin
seluruh sum ber daya alam dan sum ber daya m anusia yang t ersedia.
Ber sam aan dengan it u, t uj uan unt uk m eningkat kan
kem akm uran dan kesej aht er aan r akyat m elalui indust r i ini m enunt ut
pula dilaksanakan nya penyebaran dan pem erat aan pem bangunan dan
pengem bangan indust r i di selur uh I ndonesia sesuai dengan cir i dan
sum ber daya alam dan m anusia yang t erdapat di m asing- m asing
daerah.
Dem ikian pula perlu dit ingkat kan pem bangunan daerah dan
pedesaan yang disert ai dengan pem binaan dan pengem bangan sert a
peran sert a dan kem am puan penduduk. Penerapan t eknologi yang
t epat guna, baik yang m erupakan hasil pengem bangan di dalam
negeri m aupun yang m erupakan hasil- pengalihan dar i luar neger i,

m erupakan usaha agar dengan sum ber daya m anusia yang t ersedia
dapat diperoleh m anfaat yang sebesar- besarnya dari sum ber daya
alam yang dim iliki bangsa I ndonesia unt uk kem akm ur an selur uh
r akyat .
Angka 2
Unt uk t er cipt anya iklim yang m engunt ungkan dan perkem bangan
indust ri secara sehat , serasi, dan m ant ap, Pem erint ah m elakukan
pengat uran, dan pem binaan secara m enyeluruh dan t erarah unt uk
m encegah persaingan yang t idak j uj ur ant ara perusahaan- perusahaan
yang m elakukan kegiat an indust ri; agar dapat dihindarkan pem usat an
at au penguasaan indust ri oleh sat u kelom pok at au perorangan dalam
bent uk m onopoli yang m erugikan m asyarakat .
Dalam rangkaian kegiat an ini, diperlukan berbagai sarana
penunj ang dan kebij aksanaan seper t i :
infor m asi indust r i yang lengkap dan ber lanj ut ;
kebij aksanaan per izinan yang diar ahkan unt uk m engem bangkan
kegiat an indust r i;
kebij aksanaan per lindungan indust r i m elalui pem binaan ser t a
pengut am aan produksi dalam negeri;
kebij aksanaan yang m erangsang ekspor hasil indust ri;
kebij aksanaan perbankan dan pasar m odal yang m endukung
perkem bangan indust ri.
Angka 3
I ndust r i dalam neger i diar ahkan unt uk secepat nya m am pu m em bina
dir inya agar m em iliki daya guna ker j a ser t a pr odukt ivit as yang t inggi,
sehingga hasil produksinya m am pu bersaing dengan barang- barang
im por di pasaran dalam negeri, dan di pasaran int ernasional.
Unt uk it u, dalam t ahap per t um buhannya Pem er int ah dalam
bat as- bat as yang w aj ar dapat m em berikan perlindungan kepada
indust r i dalam neger i.
Di lain pihak, per lindungan yang diber ikan it u har us t et ap
m enj am in agar konsum en dalam negeri j uga t idak dirugikan.
Angka 4
Dalam pelaksanaan pem bangunan, sum ber- sum ber alam har us
digunakan secara rasional. Penggalian sum ber daya alam t ersebut
harus diusahakan agar t idak m erusak t at a lingkungan hidup,
dilaksanakan dengan kebij aksanaan yang m enyelur uh dan dengan
m em perhit ungkan kebut uhan generasi yang akan dat ang.

Pasal 10
Dalam rangka usaha m em perbesar nilai t am bah sebanyak- banyaknya, m aka
pem bangunan indust ri harus dilaksanakan dengan m engem bangkan

ket er kait an yang ber ant ai ke segala j ur usan secar a seluas- luasnya yang
saling m engunt ungkan :
a.
ket er kait an ant ar a kelom pok indust r i hulu/ dasar , kelom pok indust r i
hilir dan kelom pok indust r i kecil;
b.
ket er kait an ant ar a indust r i besar , m enengah, dan kecil dalam ukur an
besar nya invest asi;
c.
ket erkait an ant ara berbagai cabang dan/ at au j enis indust ri;
d.
ket er kait an ant ar a indust r i dengan sekt or- sekt or ekonom i lainnya.

Pasal 11
Yang dim aksud dengan pem binaan perusahaan indust ri dalam Pasal ini
adalah pem binaan ker j a sam a ant ar a indust r i kecil, indust r i m enengah dan
indust ri besar yang perlu dikem bangkan sebagai sist em kerj a sam a dan
ket er kait an sepert i pengsubkont rakan pada um um nya, sist em bapak angkat ,
dan sebagainya.
Dengan pengem bangan sist em ini m aka kerj a sam a di ant ara
per usahaan indust r i besar , m enengah, dan kecil dapat ber langsung dalam
iklim yang posit if dan konst r ukt if, dalam ar t i ber sifat saling m em but uhkan
dan saling m em per kuat dan saling m engunt ungkan.
Dalam m elakukan pem binaan kerj a sam a ant ara perusahaan indust ri
Pem erint ah m em anfaat kan peranan koperasi, Kam ar Dagang dan I ndust ri
I ndonesia, ser t a asosiasi/ feder asi per usahaan- per usahaan indust ri sebagai
w adah unt uk m eningkat kan pengem bangan bidang usaha indust ri.

Pasal 12
Yang dim aksud dengan kem udahan dan/ at au perlindungan yang diberikan
oleh Pem erint ah unt uk m endorong pengem bangan cabang indust ri dan j enis
indust r i adalah ant ara lain dalam bidang perpaj akan, perm odalan dan
per bankan, bea m asuk dan cukai, ser t ifikat ekspor dan lain sebagainya.

Pasal 13
Ayat ( 1)
Cukup j elas.
Ayat ( 2)
Cukup j elas.
Ayat ( 3)
Pengecualian unt uk m em punyai I zin Usaha I ndust r i ini dit uj ukan
t er hadap j enis indust r i t er t ent u dalam kelom pok indust r i kecil yang
kar ena sifat usahanya ser t a invest asinya kecil lebih m er upakan m at a
pencaharian dari golongan m asyarakat berpenghasilan rendah seper t i
usaha indust ri rum ah t angga dan indust ri keraj inan.

Ayat ( 4)
Cukup j elas.

Pasal 14
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan inform asi indust ri dalam Pasal ini adalah dat a
st at ist ik perusahaan indust ri yang nyat a, benar dan lengkap yang
diper lukan bagi dasar pengat uran, pem binaan dan pengem bangan
bidang usaha indust ri sepert i yang dim aksud dalam Pasal 8.
Ayat ( 2)
Cukup j elas.
Ayat ( 3)
Cukup j elas.

Pasal 15
Ayat ( 1)
Cukup j elas.
Ayat ( 2)
Dalam rangka pem binaan berupa bim bingan dan penyuluhan,
Pem er int ah m em ber ikan pet unj uk- pet unj uk pelaksanaan m engenai
upaya m enj am in keam anan dan keselam at an t erhadap penggunaan
alat , bahan baku ser t a hasil pr oduksi indust r i t er m asuk
pengangkut annya, dengan m em per hat ikan pula keselam at an ker j a.
Adapun yang dim aksud dengan pengangkut an adalah pengangkut an
bahan baku dan hasil produksi indust ri yang berbahaya.
Selain it u per lu diaw asi pula langkah- langkah pencegahan
t im bulnya kerusakan dan pencem aran t erhadap lingkungan hidup
sert a pengam anan t erhadap keseim bangan dan kelest ar ian sum ber
daya alam .
Ayat ( 3)
Pengaw asan dan pengendalian yang m enyangkut keam anan dan
keselam at an alat , pr oses dan hasil pr oduksi indust r i adalah unt uk
m enj am in keam anan, dan keselam at an dalam pelaksanaan t ugas
t eknis oper asional.
Ayat ( 4)
Cukup j elas.

Pasal 16
Ayat ( 1)
Sesuai dengan pengelom pokan indust r i, m asing- m asing kelom pok
indust r i hulu at au j uga disebut kelom pok indust r i dasar , kelom pok
indust r i hilir at au um um j uga m enyebut aneka indust r i, dan kelom pok
indust r i kecil, ser t a dengan m em per hat ikan m isinya, yakni unt uk
pert um buhan at aupun pem erat aan, m aka penerapan t eknologi yang
t epat guna dapat berw uj ud t eknologi m aj u, t eknologi m adya at au
t eknologi seder hana.
Pengar ahan unt uk m enggunakan t eknologi yang t epat guna
dengan sej auh m ungkin m enggunakan bahan- bahan dalam negeri
adalah unt uk m eningkat kan nilai t am bah, m em elihar a keseim bangan
ant ara peningkat an produksi dan kesem pat an kerj a, sert a pem erat aan
pendapat an.
Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan Pem erint ah m em bant u pem ilihan perangkat
t eknologi indust r i dar i luar neger i adalah pem ber ian dat a infor m asi
t eknologi indust r i yang m enyangkut sum ber / asal t eknologi, pr oses,
lisensi, pat ent , r oyalt i t er m asuk j asa dalam m enyusun pej anj ian, dan
lain sebagainya.
Ayat ( 3)
Cukup j elas.

Pasal 17
Yang dim aksud dengan desain produk indust ri adalah hasil rancangan
suat u barang j adi unt uk diproduksi oleh suat u perusahaan indust ri. Yang
dim aksud dengan per lindungan hukum , adalah suat u lar angan bagi pihak lain
unt uk dengan t anpa hak m elakukan penir uan desain pr oduk indust r i yang
t elah dicipt a ser t a t elah t er daft ar .
Maksud dari Pasal ini adalah unt uk m em berikan rangsangan bagi
t er cipt anya desain- desain baru.
Pasal 18
Pasal ini dim aksud agar bagi bangsa I ndonesia t er buka kesem pat an
seluas- luasnya unt uk m em iliki keahlian dan pengalam an m enguasai
t eknologi dalam perencanaan pendirian indust ri sert a perancangan dan
pem buat an m esin pabr ik dan per alat an indust r i.
Term asuk dalam pengert ian perekayasaan indust ri adalah konsult asi
dibidang perekayasaan, perekayasaan konst ruksi, perekayasaan peralat an
dan m esin indust r i.

Pasal 19
Penet apan st andar indust ri bert uj uan, unt uk m enj am in sert a
m eningkat kan m ut u hasil indust r i, unt uk nor m alisasi penggunaan bahan
baku dan barang, ser t a unt uk r asionalisasi opt im alisasi pr oduksi dan car a
kerj a dem i t ercapainya daya guna sebesar- besarnya.
Dalam penyusunan st andar indust r i t er sebut di at as diikut ser t akan
pihak sw ast a, Kam ar Dagang dan I ndust r i I ndonesia, Asosiasi, Balai- balai
Penelit ian, Lem baga- lem baga I lm iah, Lem baga Konsum en dan pihak- pihak
lain yang ber kepent ingan dengan pr oses dalam st andar disasi indust r i.
Selain unt uk kepent ingan indust r i, st andar disasi indust r i j uga per lu
unt uk m elindungi konsum en.

Pasal 20
Ayat ( 1)
Pem bangunan indust ri dasar dengan skala besar yang dilakukan unt uk
m engolah langsung sum ber daya alam t erm asuk sum ber energi yang
t erdapat di suat u daerah, perlu dim anfaat kan unt uk m endorong
pem bangunan cabang- cabang dan j enis- j enis indust r i yang saling
m em punyai kait an, yang selanj ut nya dapat dikem bangkan m enj adi
kaw asan- kaw asan indust ri.
Rangkaian kegiat an pem bangunan indust ri t ersebut di at as pada
gilirannya akan m em acu kegiat an pem bangunan sekt or- sekt or
ekonom i lainnya besert a prasarananya ant ara lain yang pent ing adalah
t er m inal- t erm inal pelayanan j asa, daerah pem ukim an baru dan daerah
pert anian baru.
Wilayah yang dikem bangkan dengan berpangkal t olak pada
pem bangunan indust r i dalam r angkaian seper t i t er sebut di at as, yang
dipadukan dengan kondisi daerah dalam rangka m ew uj udkan kesat uan
ekonom i nasional, m er upakan Wilayah Pusat Per t um buhan I ndust r i.
Ayat ( 2)
Cukup j elas.

Pasal 21
Ayat ( 1)
Perusahaan indust ri yang didirikan pada suat u t em pat , w aj ib
m em per hat ikan keseim bangan dan kelest ar ian sum ber daya alam
yang dipergunakan dalam proses indust rinya sert a pencegahan
t im bulnya kerusakan dan pencem aran t erhadap lingkungan hidup
akibat usaha dan pr oses indust r i yang dilakukan.
Dam pak negat if dapat berupa gangguan, kerusakan, dan
bahaya t erhadap keselam at an dan kesehat an m asyarakat
disekelilingnya yang dit im bulkan kar ena pencem ar an t anah, air , dan

udar a t er m asuk kebisingan suar a oleh kegiat an indust r i. Dalam hal ini,
Pem erint ah perlu m engadakan pengat uran dan pem binaan unt uk
m enanggulanginya.
Ayat ( 2)
Cukup j elas.
Ayat ( 3)
Cukup j elas.

Pasal 22
Penyelenggaraan pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan
t er hadap indust r i per lu dilakukan dalam bat as- bat as kew enangan yang j elas
sehingga pelaksanaannya dapat benar- benar berlangsung seim bang dan
t er padu dalam kait annya dengan sekt or - sekt or ekonom i lainnya.
Sehubungan dengan it u, m asalah penyerahan kew enangan
pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan bidang usaha indust ri t ert ent u
kepada inst ansi t er t ent u dalam lingkungan Pem er int ah, per lu diat ur lebih
lanj ut secar a j elas.
Hal ini pent ing unt uk m enghindar kan duplikasi kew enangan
pengat uran, pem binaan, dan pengem bangan bidang usaha indust ri di ant ara
inst ansi- inst ansi Pem er int ah, dan t er ut am a dalam upaya unt uk m endapat kan
hasil guna yang sebesar - besarnya dalam pem bangunan indust ri.

Pasal 23
Yang dim aksud dengan penyerahan urusan m engenai bidang usaha indust ri
t er t ent u dan penar ikannya kem bali dalam Pasal ini adalah t er ut am a
m engenai per izinan yang dilakukan sesuai dengan asas desent r alisasi dalam
rangka pelaksanaan pem bangunan daerah yang nyat a, dinam is dan
bert anggung j awab.

Pasal 24 sam pai pasal 32
Cukup j elas.

__________________________________