PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASI CYBER SOCIAL ENTERPRISE Senyum Community Sebagai Persuasi Cyber Social Enterprise (Studi Deskriptif Kualitatif Pemanfaatan Media Sosial Oleh “Senyum Community” Sebagai Persuasi Cyber Social
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASI CYBER SOCIAL ENTERPRISE
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1
Ilmu Komunikasi
ALFIANANDA MEGA PUTRI ARDELLA L100110076
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(2)
(3)
1
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASICYBER SOCIAL ENTERPRISE
Alfiananda Mega Putri Ardella (alfiananda.della@gmail.com) Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Media sosial merupakan media baru yang memiliki sejuta manfaat dan kemudahan.Senyum community adalah komunitas yang memanfaatkan media sosial sebagai media persuasi mereka.Dengan konsep social enterprise, Senyum community memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.Teknik sampling yang digunakan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi proses persuasi dan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Senyum community sebagai cyber social enterprise. Beberapa manfaat tersebut antarai lain memudahkan mengetahui demografi audiens, mampu melakukan persuasi secara massive, dan mampu meringkas kesatuan bentuk strategi komunikasi
Kata Kunci : Media Sosial, Persuasi, Senyum Community, Cyber Social Enterprise, Komunitas
A. PENDAHULUAN
Komunitas sosial adalah organisasi non profit yang didalamnya setiap anggota merumuskan visi, misi, serta tujuan mereka dan merealisasikan
visi, misi, serta tujuan tersebut ke dalam tindakan nyata.
Mempelajari komunitas sosial tentunya tak lepas dari perkembangan komunitas sosial yang ada.Salah satu komunitas
(4)
2 sosial tersebut adalah Senyum community (SC).“Senyum community” merupakah suatu komunitas dengan kegiatan social
enterprise (bisnis sosial) yang
bergerak dalam bidang pemberdayaan generasi muda dalam aksi sosial.Social enterprise dilihat sebagai respon inovatif terkait masalah pembiayaan pada organisasi non profit, yang mana pengumpulan donasi perorangan, pemerintah, dan yayasan kian bertambah sulit (Nyssens, 2007).Kegiatan ini tidak semata mencari ‘profit’ tapi fokus pada kegiatan sosial yang mampu memberikan manfaat pada masyarakat.
Kelebihan media sosial sebagai ruang berbagi
dimanfaatkan oleh Senyum community untuk mempersuasi masyarakat.
Dengan memanfaatkan media
online, semua kegiatan yang
dilakukan oleh komunitas langsung tersebar luas di dunia maya, yang tentunya mempermudah komunitas dalam mempersuasi masyarakat serta menyebarluaskan informasi yang terkait dengan komunitas mereka.Dari berbagai media yang digunakan serta konten dari media menunjukkan Senyum community adalah suatu organisasi sosial yang aktif dalam media sosial.Sebagai suatu organisasi dengan kegiatan Cyber Social
Enterprise tentunya dibutuhkan
(5)
3 melakukan persuasi dan pengemasan/branding
organisasi.Kemampuan untuk menjalankan social enterprise melalui dunia cyber inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji tentang alasan pemilihan media sosial untuk melakukan kegiatan cyber social enterprise dan bagaimana pemanfaatan media sosial dalam kegiatan cyber
social enterprise.
B.LANDASAN TEORI
1. Komunikasi pada Komunitas Sosial
Manusia sebagai individu merupakan penggerak dari jalannya organisasi dalam komunitas.Max Weber dalam Morissan (2013:207) menjelaskan bahwa faktor
individu sebagai penggerak awal suatu tindakan pada suatu kesatuan kumpulan yang teroganisir.Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa dalam suatu sistem organisasi pada komunitas yang dibentuk oleh serangkaian individu dengan konsep mengusung
gerakan perubahan
membutuhkan komunikasi efektif untuk membangun
kesatuan dalam
komunitas.Komunikasi efektif dalam komunitas mampu menghubungan ide dari tiap anggota sehingga keputusan yang diambil adalah hasil kesepakatan bersama.
(6)
4 2. Media Sosial sebagai Media
Baru Era Digital dan Pemanfaatannya
Kemudahan dalam membagikan informasi serta dapat menjangkau khalayak luas dalam rentan waktu yang singkat membuat media sosial kian digandrungi. Aneka
feature terbarunya yang
memungkinkan berbagi teks, gambar, pesan suara, telephone, bahkan video call secara gratis inilah yang menjadi daya tarik dari media sosial. Dengan berbagai feature-nya, komunikasi yang dihasilkan tak hanya berlangsung satu arah, tetapi berlangsung interaktif antara beberapa belah pihak.
3. New Media dan Generasi Muda
Wahyuni (2013: 68-69) menjelaskan tentang awal mula perkembangan internet di Indonesia mulanya hanya menjadi media komunikasi internal beberapa universitas
untuk kegiatan
penelitian.Internet sebagai media baru yang sangat popular begitu mudah diterima oleh generasi muda.Tapscott’s dalam Buckingham (2009: 32) menyatakan bahwa mereka yang lahir di tahun 1980-an layak untuk disebut sebagai
digital generation karena
mereka menggunakan media baru di setiap aktivitas yang mereka lakukan.
(7)
5 4. New Media dan Komunitas
Dengan memanfaatkan keunggulan dari media baru, komunitas yang dipelopori oleh generasi muda mampu menjadi media untuk melakukan gerakan perubahan.Astuti dalam bukunya yang berjudul Remaja Digital (2011:221) menyebutkan bahwa media baru dengan karakteristik komunikasi interaktif dimana pelaku komunikasi dalam media ini dapat menjadi prosumer yaitu para generasi muda pengguna media bisa menjadi produsen sekaligus konsumen dalam kegiatan penyampaian informasi.
5. Virtual Public Sphere dalam Media Sosial
Habermas menjelaskan konsepnya tentang public
sphere, bahwa manusia selalu
berada dalam ruang kehidupan. Dalam ruang hidup tersebut ada proses interaksi dan komunikasi dengan sesama dalam sebuah ruang pula, inilah yang disebut ruang publik. Adanya public sphere dalam media sosial membentuk suatu ruang komunikasi yang terbuka dan transparan sehingga setiap informasi yang dihasilkan tersosialisasikan pada seluruh masyarakat melalui suatu ruang virtual. “Lazimnya, media digital seperti internet dengan prasarana yang menjanjikan keterbukaan yang tak terbatas
(8)
6 dan tak ada peraturan yang mengatur dan terjadi dalam lingkup geografis yang tak terbatas akan memberikan sebuah kesan virtual penejelmaan kembali dari
public sphere” (Chadwick,
2008: 231).
6. Cyber Social Enterprise
Social enterprise dilihat
sebagai respon inovatif terkait masalah pembiayaan pada organisasi non profit, yang mana pengumpulan donasi perorangan, pemerintah, dan yayasan kian bertambah sulit (Nyssens, 2007).Kegiatan ini tidak semata mencari ‘profit’ tapi fokus pada kegiatan sosial yang mampu memberikan
manfaat pada
masyarakat.Social enterprise
erat kaitannya dengan kegiatan pembangunan.Karena program sosial ini bertujuan untuk meningkatkan daya dan nilai guna masyarakat serta memajukan kualitas dari Sumber Daya Masyarakat (SDM).
Cyber social enterprise
adalah suatu kegiatan social
enterprise yang dilakukan
melalui ruang cyber.Perbedaan mendasar antara cyber social
enterprise dengan social
enterprise adalah ruang dari
pelaksanaan kegiatan tersebut.
7. Persuasi sebagai Bagian dari Komunikasi Pemasaran
Persuasi merupakan kegiatan mempengaruhi khalayak melalui
(9)
terpaan-7 terpaan informasi yang diberikan.Kegiatan persuasi tak lepas dari penerapan strategi komunikasi
pemasaran.Komunikasi
pemasaran merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan
pemasaran sebuah
perusahaan.Aplikasi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian (Soemohandoyo, 2006: 3-4).
C.METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Jenis penelitian kualitatif pada penelitian ini adalah deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah Senyum community yang merupakan suatu komunitas social
enterprise, sedangkan objek dari
penelitian ini adalah pemanfaatan media sosial yang dilakukan oleh Senyum community dalam kegiatan
cyber social enterprise.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini, meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui wawancara dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan referensi-referensi lain. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling.Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dan observasi.
(10)
8 D.ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti akan menganalisis alasan pemanfaatan media sosial beserta beberapa media sosial yang Senyum community manfaatkan sehubungan dengan kegiatan persuasicyber
social enterprise.
1. Media yang Digunakan
a. Media Sosial sebagai Media Persuasi Digital
Media sosial unggul dalam proses penyampaian pesan, dimana pesan mampu tersebar secara otomatis, sehingga mempercepat proses persuasi serta mampu menjangkau khalayak yang bersifat heterogen dan anonym serta viral dan massive. Viral disini diartikan sebagai meetode
penyampaian pesan
menggunakan teknologi, sedangkan massive diartikan sebagai karakteristik dari media
sosial yang mampu
menyampaikan pesan dalam skala besar dalam rentan waktu singkat.
b. Facebook sebagai Penentu
Target Audience
Melalui Facebook pihak Senyum bisa menentukan target
audience mereka dengan melihat
siapa saja yang selama ini menjadi likers setia mereka.
c. Facebook dan Generasi Muda
Dilihat dari likers yang memberikan jempolnya pada tiap kegiatan yang di posting oleh Senyum community, target
(11)
9 adalah generasi muda yang aktif menggunakan Facebook.
2.Daya Tarik Pesan
a. Facebook sebagai
Media Pengikat Emosi Pengguna
Melalui Facebook, pihak Senyum melakukan pengemasan cerita menggunakan pilihan kata terbaik guna mengikat emosi pengguna melalui tulisan.
b.Facebook dan Kemampuan
Berceritanya
Dengan feature lengkapnya,
Facebook memiliki kemampuan
untuk memberikan cerita melalui gambar dan tulisan.
c.Twitter sebagai Media ‘Sapa’
dan Penyampai Quote
Twitter digunakan oleh
pihak Senyum untuk
memberikan sapaan-sapaan hangat dan menyampaikan beberapa quote, strategi ini digunakan untuk melakukan aksi pendekatan pada pengguna
d. Instagram sebagai Media
‘Narsis’ Senyum Community
Instagram digunakan
untuk membagikan foto-foto hasil kegiatan Senyum community. Pada tiap foto ditambahkan logo dan contact
person. Pengemasan ini
dilakukan guna membangun
branding sebagai komunitas
yang memiliki kredibilitas tinggi.
e. Pengemasan Cyber Social
Enterprise melalui Media Sosial
Pengemasan dilakukan dengan membuat sebuah konsep menarik, kemudian mengemas
(12)
10 konsep tersebut ke dalam beberapa program untuk kemudian di jual melalui media sosial.
3. Frekuensi Penyajian
a. Penyajian melalui Facebook Status yang dibagikan oleh pihak Senyum melalui
Facebook dilakukan secara
konsisten dan tidak memberikan terpaan informasi secara terus menerus.Pihak senyum melakukan ‘keajegan’ dengan membagikan cukup 1-2 status sper hari namun rutin mereka lakukan setiap harinya.
b. Penyajian melalui Twitter Frekuensi dari tiap
tweetyang dibagikan adalah
2-3 kali tweet/harinya.
Menurut pengamatan yang peniliti lakukan langsung,
70% tweet dari Senyum
community merupakan tweet yang telah disinkronisasi dengan akun Facebook. Dengan frekuensi 2-3 kali tweet tiap harinya menunjukkan bahwa pihak Senyum memberikan batasan pada status yang mereka unggah melalui Twitter, mereka tidak menerpa pengguna terus menerus. c. Penyajian melalui Instagram
Frekuensi penyajian dari tiap foto melalui Instagram adalah 1-3 kali posting setiap harinya dengan jeda 3-4 jam dari setiap foto.
(13)
11 Pembahasan
1.Media yang Digunakan
a. Media Sosial sebagai Penggerak Kegiatan Komunitas Media sosial dengan segala kemudahannya memfasilitasi penyebaran informasi dari komunikator pada audiens. Terlebih sebagai media yang digunakan oleh komunitas untuk menyampaikan informasi dan mempersuasi, penyampaian informasi lebih tepat sasaran dan dapat menjangkau khalayak yang bersifat anonim dan heterogen secara massive dalam waktu singkat.
b.Media Sosial sebagai Penentu
Target Audience dari Senyum
Community
Melalui media sosial pihak senyum dapat menentukan target
audience mereka dengan melihat
siapa saja yang menjadi likers setianya. Dengan mengetahui demografi dari audience, komunikasi yang dilakukan bisa lebih segmented.
2. Daya Tarik Pesan
a. Facebook sebagai Jawara
Persuasi Senyum
Community
Facebook dengan segala
feature lengkapnya mampu
dijadikan Senyum community sebagai media untuk mengikat emosi khalayak, media bercerita, dan menentukan target audience.
(14)
12
b. Twitter dan Instagram
sebagai Media Pelengkap Persuasi
Twitter digunakan sebagai
media untuk memberikan sapaan hangat, menyampaikan quote, dan memberikan kul-tweet, sedangkan instagram digunakan untuk share foto-foto hasil kegiatan.
c. Pengemasan Cyber Social
Enterprise oleh Senyum
Community melalui Media Sosial
Konsep social enterprise yang di usung pihak Senyum adalah kegiatan mengemas suatu konsep kemudian menjadikan konsep tersebut sebagai suatu produk menarik dan kemudian menjual produk tersebut dalam bentuk serangkaian program
melalui media sosial. Tujuan pengemasan ini adalah untuk menarik simpati dari pengguna sehingga mereka ‘mau’ dan tersentuh hatinya untuk memberikan donasi pada para adik asuh, sedangkan media yang digunakan untuk melakukan persuasi adalah media sosial, sehingga kegiatan
social enterprise yang diusung
oleh Senyum community berlangsung dalam ruang cyber. a. 3. Frekuensi Penyajian
Penyajian Persuasi oleh Senyum Community melalui Media Sosial
Melalui Facebook, Twitter,
dan Instagram pihak Senyum
community memiliki strategi tersendiri sebagai upaya untuk melakukan persuasi. Melalui
(15)
13
Facebook frekuensi dari tiap
terpaan informasi adalah 1-2 kali statu per harinya, melalui
Twittertweet dibagikan 2-3 kali
tweet per harinya sedangkan
melalui Instagram2-3 kali posting per harinya.
E.KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan
Senyum community
memanfaatkan media sosial sebagai media persuasi mereka dikarenakan kelebihan yang mereka dapatkan dibandingkan
menggunakan media
konvensional.Media sosial mampu merangkum kesatuan bentuk persuasi dalam satu kemasan.
Senyum community
memanfaatkan berbagai media
sosial sebagai media persuasi mereka berdasar pada kelebihan yang dimiliki oleh tiap media sosial tersebut, diantaranya
Facebook dengan berbagai
kelebihannya mampu mengikat emosi pengguna, Facebook dan kemampuan dalam menuangkan cerita, serta mampu menentukan
target audience. Twitter dan
Instagram digunakan oleh
Senyum community sebagai media pelengkap persuasi. Pada
Twitter pihak Senyum kerap
memberikan sapaan hangat,
quote-quote motivasi serta
beberapa kul-tweet, yang kesemuanya merupakan strategi persuasi untuk menarik pengguna. Melalui Instagram persuasi dilakukan dengan membagikan foto hasil kegiatan
(16)
14 yang disertai dengan logo dan
contact person pada bagian
bawah gambar. Pencantuman logo bertujuan untuk membangun branding komunitas sebagai komunitas terpercaya dan berkredibilitas tinggi, sedangkan pencantuman contact
person bertujuan untuk
mempermudah pengguna dalam membaca pesan.
Pihak Senyum community juga mengatur frekuensi dari setiap informasi yang mereka bagikan melalui media sosial dengan tujuan untuk mengurangi kejenuhan pengguna akan tumpukan informasi.
2.Saran
a) Bagi Senyum Community Pihak Senyum seharusnya lebih memaksimalkan persuasi
mereka melalui Twitter.Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan kul-tweet pancingan.
b) Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti memiliki harapan besar pada penelitian selanjutnya.Penelitian
selanjutnya diharapkan mampu memberikan kebaruan dari segi objek penelitian sehingga pembahasan tidak hanya fokus pada pemanfaatan media sosial
dan strategi
komunikasi.pengkajian lebih lanjut mengenai pemberdayaan generasi muda oleh Senyum community juga menjadi tema menarik untuk diuji.
(17)
15 F. PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini peneliti hendak mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rinasari Kusuma, M.I.Kom dan Ibu Palupi, MA selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan ilmunya kepada peneliti sehingga peneliti mampu ,menyelesaikan karya ini.
DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku :
Calhoun, Craigh. 1993. Habermas and the Public Sphere, Rethinking
the Publik Sphere: A
Contribution to the Critique of
Actually Existing Democracy.
MIT Press
Firmansyah, Agus, dkk. 2011. Remaja
Digital; Learn, Play,
Socialize, Participate.
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Morissan. 2013. Psikologi
Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Soemanegara, rd. 2008. Strategi Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alfabeta.
Wahyuni, I Hermin. 2013. Kebijakan
Media Baru di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Referensi Jurnal :
Daniari dan Akbari.2013. Kekuatan Generasi Muda dalam Era Digital.
(Ispr.edu/research/kekuatan- generasi-muda-dalam-era-digital/). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.
Setyani. 2013. Penggunaan Media
Sosial sebagai Sarana
Komunikasi bagi Komunitas (http://digilib.uns.ac.id/pengg una.php?mn=detail&d_id=315 14). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.
Referensi Buku Elektronik
Chadwick, Andrew and Howard, N. Philips.2008. Routledge
Handbook of Internet
Politics.https://books.google.c
o.id/books?id=4w19AgAAQB AJ&printsec=frontcover&hl=i d#v=onepage&q&f=false
(18)
16 Nyssens, Marthe. 2007. Routledge
Studies in the Management of Voluntary and Non Profit
Organizations Social
Enterprise.https://books.googl
e.co.id/books?id=u6Z_AgAA QBAJ&printsec=frontcover& hl=id#v=onepage&q&f=false
Referensi Online :
http://humas.unimed.ac.id/unimed-50- penyiaran-publik-dan-public- sphere-oleh--muhammad- surip-spd-msi-dosen-fbs-unimed.html. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00. (https://mobile.twitter.com/senyumkita ) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 20.45.
(www.senyumkita.com). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 19.00. (https://www.facebook.com/senyumkit a/) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 21.00.
Instagram Senyum Community
(http://web.binus.ac.id Diakses pada hari Minggu tanggal 9 November 2014 pukul 14.30). http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=6&cad=rja&uact=8&ved=0 CFoQFjAF&url=http%3A%2 F%2Frepository.maranatha.ed u%2F4060%2F1%2Fsocio%2 520entrepreneurship_meily.pd f&ei=8MlpVIPOA9OwuASq5 4KIBg&usg=AFQjCNEPvarN E9-J7DMmw4nl300KZHMY6A &bvm=bv.79142246,d.c2E. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 16.00)
(www.unpad.ac.id/apa-itu-sosial-media/Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=9&cad=rja&uact=8&ved=0 CGUQFjAI&url=http%3A%2 F%2Fashadisiregar.files.word press.com%2F2008%2F08%2 F07_media-publicsphere.pdf&ei=LctpVNi lL4_iuQTLxoHYCw&usg=A FQjCNEclVaMLcKmmNE7iv 5ya3Qwi7jtAg&bvm=bv.7914 2246,d.c2E Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).
www.Flib.ui.ac.id diakses pada hari Minggu tanggal 15 November 2014, Pukul 14.00.
(1)
11 Pembahasan
1.Media yang Digunakan
a. Media Sosial sebagai Penggerak Kegiatan Komunitas Media sosial dengan segala kemudahannya memfasilitasi penyebaran informasi dari komunikator pada audiens. Terlebih sebagai media yang digunakan oleh komunitas untuk menyampaikan informasi dan mempersuasi, penyampaian informasi lebih tepat sasaran dan dapat menjangkau khalayak yang bersifat anonim dan heterogen secara massive dalam waktu singkat.
b.Media Sosial sebagai Penentu Target Audience dari Senyum Community
Melalui media sosial pihak senyum dapat menentukan target audience mereka dengan melihat siapa saja yang menjadi likers setianya. Dengan mengetahui demografi dari audience, komunikasi yang dilakukan bisa lebih segmented.
2. Daya Tarik Pesan
a. Facebook sebagai Jawara
Persuasi Senyum
Community
Facebook dengan segala feature lengkapnya mampu dijadikan Senyum community sebagai media untuk mengikat emosi khalayak, media bercerita, dan menentukan target audience.
(2)
12 b. Twitter dan Instagram
sebagai Media Pelengkap Persuasi
Twitter digunakan sebagai media untuk memberikan sapaan hangat, menyampaikan quote, dan memberikan kul-tweet, sedangkan instagram digunakan untuk share foto-foto hasil kegiatan.
c. Pengemasan Cyber Social Enterprise oleh Senyum Community melalui Media Sosial
Konsep social enterprise yang di usung pihak Senyum adalah kegiatan mengemas suatu konsep kemudian menjadikan konsep tersebut sebagai suatu produk menarik dan kemudian menjual produk tersebut dalam bentuk serangkaian program
melalui media sosial. Tujuan pengemasan ini adalah untuk menarik simpati dari pengguna sehingga mereka ‘mau’ dan tersentuh hatinya untuk memberikan donasi pada para adik asuh, sedangkan media yang digunakan untuk melakukan persuasi adalah media sosial, sehingga kegiatan social enterprise yang diusung oleh Senyum community berlangsung dalam ruang cyber. a. 3. Frekuensi Penyajian
Penyajian Persuasi oleh Senyum Community melalui Media Sosial
Melalui Facebook, Twitter, dan Instagram pihak Senyum community memiliki strategi tersendiri sebagai upaya untuk melakukan persuasi. Melalui
(3)
13 Facebook frekuensi dari tiap terpaan informasi adalah 1-2 kali statu per harinya, melalui Twittertweet dibagikan 2-3 kali tweet per harinya sedangkan melalui Instagram2-3 kali posting per harinya.
E.KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan
Senyum community memanfaatkan media sosial sebagai media persuasi mereka dikarenakan kelebihan yang mereka dapatkan dibandingkan
menggunakan media
konvensional.Media sosial mampu merangkum kesatuan bentuk persuasi dalam satu kemasan.
Senyum community
memanfaatkan berbagai media
sosial sebagai media persuasi mereka berdasar pada kelebihan yang dimiliki oleh tiap media sosial tersebut, diantaranya Facebook dengan berbagai kelebihannya mampu mengikat emosi pengguna, Facebook dan kemampuan dalam menuangkan cerita, serta mampu menentukan target audience. Twitter dan Instagram digunakan oleh Senyum community sebagai media pelengkap persuasi. Pada Twitter pihak Senyum kerap memberikan sapaan hangat, quote-quote motivasi serta beberapa kul-tweet, yang kesemuanya merupakan strategi persuasi untuk menarik pengguna. Melalui Instagram persuasi dilakukan dengan membagikan foto hasil kegiatan
(4)
14 yang disertai dengan logo dan contact person pada bagian bawah gambar. Pencantuman logo bertujuan untuk membangun branding komunitas sebagai komunitas terpercaya dan berkredibilitas tinggi, sedangkan pencantuman contact person bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca pesan.
Pihak Senyum community juga mengatur frekuensi dari setiap informasi yang mereka bagikan melalui media sosial dengan tujuan untuk mengurangi kejenuhan pengguna akan tumpukan informasi.
2.Saran
a) Bagi Senyum Community Pihak Senyum seharusnya lebih memaksimalkan persuasi
mereka melalui Twitter.Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan kul-tweet pancingan.
b) Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti memiliki harapan besar pada penelitian selanjutnya.Penelitian
selanjutnya diharapkan mampu memberikan kebaruan dari segi objek penelitian sehingga pembahasan tidak hanya fokus pada pemanfaatan media sosial
dan strategi
komunikasi.pengkajian lebih lanjut mengenai pemberdayaan generasi muda oleh Senyum community juga menjadi tema menarik untuk diuji.
(5)
15 F. PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini peneliti hendak mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rinasari Kusuma, M.I.Kom dan Ibu Palupi, MA selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan ilmunya kepada peneliti sehingga peneliti mampu ,menyelesaikan karya ini.
DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku :
Calhoun, Craigh. 1993. Habermas and the Public Sphere, Rethinking the Publik Sphere: A Contribution to the Critique of Actually Existing Democracy. MIT Press
Firmansyah, Agus, dkk. 2011. Remaja Digital; Learn, Play, Socialize, Participate. Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Morissan. 2013. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Soemanegara, rd. 2008. Strategi Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alfabeta.
Wahyuni, I Hermin. 2013. Kebijakan Media Baru di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Referensi Jurnal :
Daniari dan Akbari.2013. Kekuatan Generasi Muda dalam Era Digital.
(Ispr.edu/research/kekuatan- generasi-muda-dalam-era-digital/). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.
Setyani. 2013. Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas (http://digilib.uns.ac.id/pengg una.php?mn=detail&d_id=315 14). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.
Referensi Buku Elektronik
Chadwick, Andrew and Howard, N. Philips.2008. Routledge Handbook of Internet Politics.https://books.google.c o.id/books?id=4w19AgAAQB AJ&printsec=frontcover&hl=i d#v=onepage&q&f=false
(6)
16 Nyssens, Marthe. 2007. Routledge
Studies in the Management of Voluntary and Non Profit Organizations Social Enterprise.https://books.googl e.co.id/books?id=u6Z_AgAA QBAJ&printsec=frontcover& hl=id#v=onepage&q&f=false
Referensi Online :
http://humas.unimed.ac.id/unimed-50- penyiaran-publik-dan-public- sphere-oleh--muhammad- surip-spd-msi-dosen-fbs-unimed.html. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00. (https://mobile.twitter.com/senyumkita ) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 20.45.
(www.senyumkita.com). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 19.00. (https://www.facebook.com/senyumkit a/) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 21.00.
Instagram Senyum Community
(http://web.binus.ac.id Diakses pada hari Minggu tanggal 9 November 2014 pukul 14.30). http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=6&cad=rja&uact=8&ved=0
CFoQFjAF&url=http%3A%2 F%2Frepository.maranatha.ed u%2F4060%2F1%2Fsocio%2 520entrepreneurship_meily.pd f&ei=8MlpVIPOA9OwuASq5 4KIBg&usg=AFQjCNEPvarN
E9-J7DMmw4nl300KZHMY6A &bvm=bv.79142246,d.c2E. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 16.00)
(www.unpad.ac.id/apa-itu-sosial-media/Diakses pada hari
Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=9&cad=rja&uact=8&ved=0 CGUQFjAI&url=http%3A%2 F%2Fashadisiregar.files.word press.com%2F2008%2F08%2
F07_media-publicsphere.pdf&ei=LctpVNi lL4_iuQTLxoHYCw&usg=A FQjCNEclVaMLcKmmNE7iv 5ya3Qwi7jtAg&bvm=bv.7914 2246,d.c2E Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).
www.Flib.ui.ac.id diakses pada hari Minggu tanggal 15 November 2014, Pukul 14.00.