CORNEL SIMANJUNTAK : PEJUANG DAN KOMPONIS INDONESIA DARI PEMATANGSIANTAR (1921-1946).

(1)

Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari

Pematangsiantar

(1921-1946)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Armeindo Sinaga

NIM. 309121007

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

ARMEINDO SINAGA. NIM 309121007. “CORNEL SIMANJUNTAK : PEJUANG DAN KOMPONIS INDONESIA DARI PEMATANGSIANTAR (1921-1946)”.(Pembimbing : Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S), Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. UNIMED. 2014.”

Penelitian ini bertujuan untuk (a) riwayat hidup Cornel Simanjuntak (b) proses penciptaan lagu-lagu Cornel Simanjuntak (c) kontribusi lagu-lagu Perjuangan Cornel Simanjuntak dalam sejarah Indonesia. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan studi pustaka(Library Research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah studi pustaka dan wawancara.

Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, komponis pejuang Indonesia turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan dengan menciptakan komposisi lagu yang disebut dengan lagu-lagu perjuangan. Lagu-lagu perjuangan dapat membangkitkan semangat juang untuk membela tanah air, misalanya lagu-lagu yang sudah ditetapkan sebagai lagu-lagu wajib Nasional.

Bakat seni musik yang dimiliki Cornel Simanjuntak kemudian dipupuk dan dibina di sekolah guru H.I.K Muntilan, menurut teman-teman satu sekolahnya di Muntilan pada masa itu yaitu Binsar Sitompul dan J.F.P Hutauruk menyatakan bahwa Cornel Simanjuntak termasuk murid yang cerdas, pemberani, jujur dan tidak pernah enggan membela pendiriannya.

Cornel segera menjadi perhatian Schoulter karena bakat musiknya yang menonjol. Bersuara tenor bagus—menurut Binsar Sitompul, seorang guru vokal terkenal orang Belanda di Jakarta jauh kemudian menyebut suaranya mirip Enrico Caruso, penyanyi tenor legendaris Italia—ia piawai bermusik terutama menggesek biola.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1946, Cornel Simanjuntak memasuki masa ini dengan penuh semangat juang dalam usia masih muda berumur ± 24 tahun dan belum berkeluarga. Pada permulaannya ia lebih merasakan seorang prajurit daripada seorang seniman. Sebagai seorang idealis sejati ia sudah menganjurkan kepada teman-teman pemuda lainnya, supaya memanggul senapan karena pada hematnya itulah satu-satunya jalan untuk berbakti kepada Tanah Air Indonesia.

Pada salah satu pertempuran antara pasukan Indonesia dengan pasukan sekutu (tentara Inggris/Gurkha) di daerah Senen yaitu di Tangsi Penggorengan, Cornel Simanjuntak tertembak di pahanya dan kemudian dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta. Dibatu nisan makamnya terukir kata-kata “Gugur sebagai Seniman dan Pradjurit C. Simandjoentak 15-9-1946”.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan serta kemudahan dan kelancaran yang diberikan-Nya sehingga tersusunlah skripsi ini.

Banyak hal yang didapati penulis dalam pembuatan skripsi ini yaitu bertambahnya kosa kata yang dimiliki oleh penulis dan pengetahuan-pengetahuan baik yang di dapat dari Ilmu murni maupun Ilmu yang di dapat dalam lingkungan sekitar. Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah maupun di tempat perkuliahan, belajar juga dapat dilakukan di mana saja. Belajar juga bukan untuk menambah pengetahuan esakta maupun sosial kita melainkan belajar juga mengandung arti luas seperti berpikir untuk memanajemen waktu yang ada sehingga dapat mengejar suatu impian yang dicita-citakan juga melihat kondisi dan keadaan yang bisa kita manfaatkan dengan baik. Dalam belajar penulis juga tidak dapat berdiri sendiri melainkan membutuhkan bantuan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Penulis juga sangat mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Bapak Lindung Sinaga, S.Pd dan Ibu Taruli Simanjuntak atas semua hal yang terbaik yang diberikan kepada saya anaknya dari awal dilahirkan hingga detik ini.


(7)

2. Kepada Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof Ibnu Hajar Damanik beserta jajaran stafnya yang telah memberikan kelancaran urusan akademik dari awal kuliah sampai selesai.

3. Kepada Bapak Drs. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan beserta jajaran pegawai fakultas yang dapat mengelola Birokrasi kemahasiswaan dengan baik sehingga proses perkuliahan berjalan lancar. 4. Kepada Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Ibu Dra. Lukitaningsih M.Hum

yang telah memberikan kelancaran urusan akademik dari awal kuliah sampai selesai.

5. Kepada Sekretasis Jurusan Pendidikan Sejarah Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Pd yang telah memberikan kelancaran urusan akademik dari awal kuliah sampai selesai.

6. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S yang tak bosan-bosan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

7. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen penguji utama, Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A yang turut memberi arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

8. Kepada Dosen-Dosen penguji lainya yaitu: Ibu Dra. Lukitaningsih M.Hum dan Bapak Drs. Ponirin, M.Si

9. Kepada Bapak Mangaraja Togong Simanjuntak, SH salah satu keluarga dari Cornel Simanjuntak yang telah membantu penulis dalam memperoleh data dan juga kepada seluruh keluarga Cornel Simanjuntak.


(8)

10.Kepada adik-adik penulis yaitu Leonard Sinaga dan Anggiat Sinaga yang selalu memberikan semangat selama ini.

11.Kepada teman-teman Jurusan Pend. Sejarah ’09 yang telah lebih dahulu wisuda yaitu Novita Pasaribu, Leo Sihotang, Januar Siahaan, Ihsan Nasution, Sarah Tobink, Vika Ginting dan khususnya teman sesama pejuang skripsi yang senantiasa saling memberi dukungan dan motivasi untuk mengejar wisuda pada bulan Mei tahun 2014 ini yaitu Risdam si Bro dari Tembung, Arif si Muson, Irvan si Doyok, Syarifuddin Surapati, Yudis, Novriandi si Pangeran Cinta, Mafriza, Augus Bironk alias Aunk, Yasir pacar komting, Fatar Siahaan, Duem Saragih si Jokowi, Wibisono, Fandi Ahmad.

12.Kepada teman-teman PPLT Unimed 2012 SMK Karya Serdang Lubuk Pakam yaitu Samuel Sidabutar, Edi Sitanggang, Appara Rony Sinaga, Lae Sahat, Bu Rida, Bu Cony, Bu Asmel, Bu Masita, Bu Eva, Datuk, Shuban Afif dan lainnya penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

13.Kepada sahabat-sahabat 1 rumah kontrakan yaitu Edo Tambunan, Melgibson Tambunan, Ricky Sinaga dan bang Suandi Purba serta Gogo Simangunsong penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.


(9)

14.Kepada abang-abang stambuk yaitu Koko Sinaga, Ivensisus Gultom, Amrin Pandiangan, Pomal Boris alias bg Pomo, Freddy Sinaga, Agus Cilik, Putra Sinaga, Agus Black, Febi Sitorus penulis ucapkan terimakasih atas masukan-masukan serta referensi yang telah diberikan.

15.Kepada adik-adik stambuk di Historical yaitu Enos Paul, Jhon Macai, Dedi Manalugaskin, Izom Berutu, Rojack, Dicky, Boyce Silalahi dan adik-adik stambuk lainnya Jhon Pasaribu, Boho Simorangkir, Bastian Siregar, Riski Parhusip, Fandi Sitorus penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

16.Kepada teman-teman dan adik-adik di ITSAK yaitu Hendro, Dimas, Joel, Lomo, Fauzi, Dedek, Bg Ginting, Partahi, Yoko, Thomson, Firman, Novida, Agnes, Lidia, Eva dan lain-lainnya penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Dan juga semua pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak dapat dituliskan satu persatu. Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2014 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….……….. i

KATA PENGANTAR ……….……….. ii

DAFTAR ISI ……….……….. v

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

BAB 1. PENDAHULUAN ……….……….. 1

A. Latar Belakang Masalah …...……… 1

B. Identifikasi Masalah ……….………..……… 2

C. Pembatasan Masalah ……....……….. 3

D. Rumusan Masalah …….……….. 3

E. Tujuan Penelitian .………... 3

F. Manfaat Penelitian ……….………. 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……… 5

A. Kerangka Konsep ……….... 5

1. Biografi ………..……... 5

2. Pejuang dan Pahlawan ……….. 8

3. Komponis ..…….………..………. 11

B. Kerangka Berpikir ………... 13

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………... 14

A. Metodologi Penelitian ………...……….. 14

B. Sumber Data ……….………...… 15

C. Lokasi Penelitian ……….…………...…………. 16


(11)

E. Teknik Analisis Data ……….. 17

BAB IV. PEMBAHASAN ………... 18

A. Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak ...…... 18

B. Cornel Simanjuntak dan Lagu-Lagu Ciptaannya ... 36

C. Kontribusi Lagu Cornel Simanjuntak dalam Sejarah Indonesia ………... 54

D. Perjalanan Sejarah Lagu Lagu Perjuangan Indonesia ... 58

1. Fungsi Lagu Lagu Perjuangan Indonesia ... 58

2. Jenis Lagu Lagu Perjuangan Indonesia ... 62

BAB V. PENUTUP ……….... 66

A. Kesimpulan ……….. 66

B. Saran ……….. 68

Daftar Pustaka


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Note Angka Lagu Maju Tak Gentar ……… 43

Gambar IV.2 Note Balok Lagu Maju Tak Gentar ………. 44


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Pematangsiantar yang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera Utara terletak pada garis 3º 01’ 09” - 2º 54’ 40” Lintang Utara dan 99º 06’ 23” –

99º 01’ 10” Bujur Timur, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten

Simalungun. Kota Pematangsiantar terletak 400 m diatas permukaan laut serta berada di permukaan tanah datar hingga bergelombang.

Pematangsiantar pada masa pra Proklamasi Kemerdekaan adalah daerah kedaulatan Kerajaan Siantar.Istana pusat pemerintahannya berada di Pulau Holing yang dikelilingi aliran sungai Bah Bolon.Adapun raja-raja, dinasti yang memerintah adalah dari marga Damanik yang memerintah secara turun temurun.Sebagai raja terakhir dan terkenal adalah Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memerintah hingga 1906.

Sama halnya seperti daerah-daerah lain yang pasti memiliki tokoh besar. Di kota Pematangsiantar ini banyak terdapat tokoh-tokoh besar ,seperti

1. Sang Nawaluh Damanik (Raja terakhir dan terkenal dari kerajaan Siantar)

2. Adam Malik (Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia) 3. Cornel Simanjuntak (Pencipta lagu-lagu perjuangan)


(14)

2

Cornel Simanjuntak dilahirkan di Pematangsiantar (Kampung Tambunan Simpang II) pada tahun 1921. Anak dari Bapak Tolpus Simanjuntak gelar Ompu Mangara (+) bekas pensiunan POLRI di Medan, Ibunda Rumina boru Siahaan (+) dan bersaudara 9 orang, 7 laki-laki dan 2 perempuan.

Cornel Simanjuntak yang telah dikenal sebagai pencipta lagu-lagu perjuangan seperti Maju tak Gentar dan Indonesia Tetap Merdeka merupakan asli putra kelahiran kota Pematangsiantar pada tahun 1921. Beliau dianggap sebagai tokoh yang membawa bibit unggul perkembangan musik Indonesia.

Cornel Simanjuntak salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia bukan hanya melalui lagu lagu ciptaannya tetapi beliau juga ikut terjun langsung dalam perang kemerdekaan.Pada tahun 1945-1946 Cornel Simanjuntak terlibat dalam perang melawan tentara Gurkha/Inggris.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari Pematangsiantar (1921-1946)”

B. Identifikasi Masalah

1. Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak

2. Proses Penciptaan Lagu-Lagu Cornel Simanjuntak

3. Kontribusi Lagu-Lagu Perjuangan Cornel Simanjuntak dalam sejarah Indonesia


(15)

3

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, sehingga dalam hal ini mengharuskan peneliti untuk membatasi masalah yang ada agar penulisan ilmiah ini dapat lebih terarah. Dengan demikian apa yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti membatasi masalah pada :“Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari Pematangsiantar (1921-1946)”.

D. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan lebih mempermudah merumuskan masalah penelitian yang lebih objektif, maka peneliti merumuskan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak

2. Bagaimana Proses Penciptaan Lagu-Lagu Cornel Simanjuntak

3. Bagaimana Kontribusi Lagu-Lagu Perjuangan Cornel Simanjuntak dalam Sejarah Indonesia

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak

2. Untuk Mengetahui Proses Penciptaan Lagu-Lagu Cornel Simanjuntak 3. Untuk Mengetahui Kontribusi Lagu-Lagu Perjuangan Cornel


(16)

4

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan informasi bagi para pembaca mengenai Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari Pematangsiantar (1921-1946)

2. Sebagai bahan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam pembuatan karya ilmiah

3. Melatih membiasakan diri bagi penulis dalam melaksanakan penelitian studi lapangan

4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang berkeinginan melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama


(17)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diproses sesuai dengan prosedur yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Cornel Simanjuntak dilahirkan di kota Pematangsiantar (Kampung Tambunan Simpang 2) tahun 1921. Anak dari bapak Tolpus Simanjuntak gelar Ompu Mangara (┼) bekas pensiunan POLRI di Medan, ibunda Rumina boru Siahaan (┼) dan bersaudara 9 orang, 7 laki-laki dan 2 perempuan. Pendidikan H.I.S St. Fransiscus di Medan tamat tahun 1937, kemudian melanjutkan pendidikan ke H.I.K Xaverius College di Muntilan Yogyakarta. Bakat seni musik yang dimilikinya kemudian dipupuk dan dibina di sekolah guru H.I.K Muntilan, menurut teman-teman satu sekolahnya di Muntilan pada masa itu yaitu Binsar Sitompul dan J.F.P Hutauruk menyatakan bahwa Cornel Simanjuntak termasuk murid yang cerdas, pemberani, jujur dan tidak pernah enggan membela pendiriannya.

2. Pada 1942, tahun kelima Cornel diHIK Muntilan terpaksa tutup karena guru-gurunya yang dari negara Barat pulang kalau tidak ditawan. Berbekal ijazah darurat, ia mengajar di sebuah sekolah dasar di Magelang. Lagu “Mekar Melatiku” sempat ia hasilkan di sana. Beberapa bulan saja dia menjadi guru di kota yang dekat Muntilan tersebut. Ke Jakarta ia akhirnya bertolak di awal 1943. Mulanya ia menjadi guru di SD Van Lith. Ketika Kantor Kebudayaan


(18)

Jepang (Keimin Bunka Shidosho) berdiri, ia .bergabung dengan bagian musiknya. Tugas Cornel adalah mencipta lagu propaganda untuk penguasa Jepang. Banyak lagu ia hasilkan termasuk “Asia Sudah Bangun”, “Hancurkan Musuh Kita”, “Awaslah Inggeris dan Amerika”, “Mars Pasukan Sukarela”, “Puji Kepada Heiho”, “Bekerja”, “Di Kebun Kapas”, “Bikin Kapal”, “Menabung”, dan “Di Pabrik”. Lagu “ O Angin” , “Kemuning”, “Kenangan”, “Mekar Melati”, atau “Citra” sudah dikenal publik di penghujung tahun 1943. Masa 1943-1945 merupakan puncak kreativitas Cornel Simanjuntak, beliau menghasilkan lagu Tapanuli “O, Ale Alogo” dan “Andigan Ma”. “O, Angin” dan “Kemuning” merupakan karya yang paling dipuji Liberty Manik karena kedua lagu tersebut merupakan permata berharga bagi perbendaharaan lagu-lagu seni Indonesia.

3. Cornel Simanjuntak dikenal sebagai komponis besar Indonesia. Karya-karyanya sangat fenomenal, yaitu lagu-lagu perjuangan yang pada masanya berhasil membakar semangat heroik para pejuang dalam Perang Kemerdekaan. Pada saat itu, semua orang memang bisa terbakar api revolusi. Beberapa lagu yang ia ciptakan memperkaya musik Indonesia yang ketika itu masih terbatas di sekitar keroncong, stambul, gambus, dan sejenisnya, yang mencatatnya sebagai salah satu komponis pelopor musik seriosa di Tanah Air. Terhadap dunia perfilman Indonesia, Cornel Simanjuntak pun memberikan sebuah kontribusi yaitu dari nama Piala Citra dalam Festival Film Indonesia.Citra sendiri awalnya adalah sebuah sajak karya Usmar Ismail. Sajak ini kemudian dijadikan sebagai karya lagu oleh Cornel Simanjuntak.


(19)

B. Saran

1. Lagu perjuangan merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ada berbagai macam makna dan pesan yang terkandung pada lagu perjuangan. Pertama, nasionalismeyang meliputi sifat kebanggaan terhadap Negara, cinta tanah air, mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan. Kedua, patriotisme yang meliputi sifat, rela berkorban, berani berjuang, pantang menyerah, berjiwa pembaharu. Pesan ini akan memberi nilai positif jika diimplementasikan dalam pendidikan berkarakter. Maka dari pada ada baiknya kita sebagai generasi muda harus menghargai jerih payah hasil karya para pejuang Indonesia melalui musik tersebut.

2. Ada baiknya para guru ataupun tenaga pendidik lainnya untuk menjelaskan sejarah dari tiap lagu wajib nasional tersebut kepada anak didiknya. Pertama, menjelaskan nilai sejarahnya. Dibandingkan lagu perjuangan pada masa sekarang, lagu wajib nasional memiliki unsur sejarah yang lebih tinggi nilainya. Lagu itu diciptakan pada tahun 1924 sampai 1949 dan dilatar belakangi oleh perjuangan bangsa Indonesia pada masa itu dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.Kedua, nilai pendidikannya. wajib nasional merupakan lagu-lagu perjuangan yang wajib diajarkan di tiap-tiap sekolah mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, sesuai dengan peraturan pemerintah berdasarkan Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959 yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1963. Jadi lagu wajib nasional ini merupakan lagu-lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran disekolah dan harus diajarkan pada anak


(20)

didik. Ketiga, para pengarang. Para pengarang atau komponis lagu wajib nasional ini menciptakan lagu tersebut bukan didasarkan untuk mendapatkan materi, penghargaan atau nama baik, tetapi mereka melakukannya hanya karena rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Sikap dan tingkah laku para pengarang atau komponis lagu wajib nasional inilah yang dapat menjadi suri tauladan bagi anak didik di sekolah-sekolah, dan juga bagi masyarakat pada umumnya. Jadi alangkah baiknya jika lagu wajib nasional ini diajarkan kepada anak didik terutama mulai tingkat dasar selain dari lirik lagu dan cara menyanyikannya juga dari aspek sejarah, biografi dan sejarah pencipta/komponisnya, dan tujuan diciptakannya lagu perjuangan tersebut. Sehingga akan mengenalkan anak pada bangsanya dan juga menumbuhkan sifat nasionalisme dan patriotisme dalam diri mereka, untuk menciptakan generasi yang mencintai negaranya dan menghargai para pahlawannya.


(21)

Daftar Pustaka

Adam, Asvi Warman, 2007. Seabad Kontroversi Sejarah. Yogyakarta:Ombak

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.1983, Pemikiran Biografi Kepahlawanan dan Kesejarahan. Jakarta.Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasioal

Fakultas Ilmu Sosial.2012.Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta:Universitas Indonesia Huen Pui Lim dkk,2000.Sejarah Lisan Di Asia Tenggara Teori Dan

Metode.Jakarta:LP3S

Koentowijoyo,2003.Metodologi Sejarah. Yogyakarta:Gardiem Book Muchtar, But, 1992.Cornel Simandjuntak : Seniman Pejuang dan Pejuang

Seniman. Yogyakarta : Panitia Peringatan Komponis Nasional dan Pahlawan Cornel Simanjuntak.

Rachman, Abdul, 2013. Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito.Semarang : Universitas Negeri Semarang

Simanjuntak, Bungaran Antonius, 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pengunungan (Orientasi Nilai Budaya).Jakarta:Obor


(22)

Simanjuntak, Payaman. 1992. Cornel Simanjuntak dan Kita. Yogyakarta :Panitia Peringatan Komponis Nasional dan Pahlawan Cornel Simanjuntak.

Simanjuntak, Willy, 1983. Komponis Pejuang Nasional Cornel Simanjuntak.Medan : -

Syamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Soekanto,Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru Keempat. Jakarta:Rajawali

Tatap.2007. Batak di Pentas Musik Nasional.Jakarta:-

Utami, Sri. 2012. Persepsi Seniman Musik Kota Medan Terhadap Komponis Lili Suhairy. Medan:Universitas Negeri Medan


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diproses sesuai dengan prosedur yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Cornel Simanjuntak dilahirkan di kota Pematangsiantar (Kampung Tambunan Simpang 2) tahun 1921. Anak dari bapak Tolpus Simanjuntak gelar Ompu Mangara (┼) bekas pensiunan POLRI di Medan, ibunda Rumina boru Siahaan (┼) dan bersaudara 9 orang, 7 laki-laki dan 2 perempuan. Pendidikan H.I.S St. Fransiscus di Medan tamat tahun 1937, kemudian melanjutkan pendidikan ke H.I.K Xaverius College di Muntilan Yogyakarta. Bakat seni musik yang dimilikinya kemudian dipupuk dan dibina di sekolah guru H.I.K Muntilan, menurut teman-teman satu sekolahnya di Muntilan pada masa itu yaitu Binsar Sitompul dan J.F.P Hutauruk menyatakan bahwa Cornel Simanjuntak termasuk murid yang cerdas, pemberani, jujur dan tidak pernah enggan membela pendiriannya.

2. Pada 1942, tahun kelima Cornel diHIK Muntilan terpaksa tutup karena guru-gurunya yang dari negara Barat pulang kalau tidak ditawan. Berbekal ijazah darurat, ia mengajar di sebuah sekolah dasar di Magelang. Lagu “Mekar Melatiku” sempat ia hasilkan di sana. Beberapa bulan saja dia menjadi guru di kota yang dekat Muntilan tersebut. Ke Jakarta ia akhirnya bertolak di awal 1943. Mulanya ia menjadi guru di SD Van Lith. Ketika Kantor Kebudayaan


(2)

Jepang (Keimin Bunka Shidosho) berdiri, ia .bergabung dengan bagian musiknya. Tugas Cornel adalah mencipta lagu propaganda untuk penguasa Jepang. Banyak lagu ia hasilkan termasuk “Asia Sudah Bangun”, “Hancurkan Musuh Kita”, “Awaslah Inggeris dan Amerika”, “Mars Pasukan Sukarela”, “Puji Kepada Heiho”, “Bekerja”, “Di Kebun Kapas”, “Bikin Kapal”, “Menabung”, dan “Di Pabrik”. Lagu “ O Angin” , “Kemuning”, “Kenangan”, “Mekar Melati”, atau “Citra” sudah dikenal publik di penghujung tahun 1943. Masa 1943-1945 merupakan puncak kreativitas Cornel Simanjuntak, beliau menghasilkan lagu Tapanuli “O, Ale Alogo” dan “Andigan Ma”. “O, Angin” dan “Kemuning” merupakan karya yang paling dipuji Liberty Manik karena kedua lagu tersebut merupakan permata berharga bagi perbendaharaan lagu-lagu seni Indonesia.

3. Cornel Simanjuntak dikenal sebagai komponis besar Indonesia. Karya-karyanya sangat fenomenal, yaitu lagu-lagu perjuangan yang pada masanya berhasil membakar semangat heroik para pejuang dalam Perang Kemerdekaan. Pada saat itu, semua orang memang bisa terbakar api revolusi. Beberapa lagu yang ia ciptakan memperkaya musik Indonesia yang ketika itu masih terbatas di sekitar keroncong, stambul, gambus, dan sejenisnya, yang mencatatnya sebagai salah satu komponis pelopor musik seriosa di Tanah Air. Terhadap dunia perfilman Indonesia, Cornel Simanjuntak pun memberikan sebuah kontribusi yaitu dari nama Piala Citra dalam Festival Film Indonesia.Citra sendiri awalnya adalah sebuah sajak karya Usmar Ismail. Sajak ini kemudian dijadikan sebagai karya lagu oleh Cornel Simanjuntak.


(3)

B. Saran

1. Lagu perjuangan merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ada berbagai macam makna dan pesan yang terkandung pada lagu perjuangan. Pertama, nasionalismeyang meliputi sifat kebanggaan terhadap Negara, cinta tanah air, mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan. Kedua, patriotisme yang meliputi sifat, rela berkorban, berani berjuang, pantang menyerah, berjiwa pembaharu. Pesan ini akan memberi nilai positif jika diimplementasikan dalam pendidikan berkarakter. Maka dari pada ada baiknya kita sebagai generasi muda harus menghargai jerih payah hasil karya para pejuang Indonesia melalui musik tersebut.

2. Ada baiknya para guru ataupun tenaga pendidik lainnya untuk menjelaskan sejarah dari tiap lagu wajib nasional tersebut kepada anak didiknya. Pertama, menjelaskan nilai sejarahnya. Dibandingkan lagu perjuangan pada masa sekarang, lagu wajib nasional memiliki unsur sejarah yang lebih tinggi nilainya. Lagu itu diciptakan pada tahun 1924 sampai 1949 dan dilatar belakangi oleh perjuangan bangsa Indonesia pada masa itu dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.Kedua, nilai pendidikannya. wajib nasional merupakan lagu-lagu perjuangan yang wajib diajarkan di tiap-tiap sekolah mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, sesuai dengan peraturan pemerintah berdasarkan Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959 yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1963. Jadi lagu wajib nasional ini merupakan lagu-lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran disekolah dan harus diajarkan pada anak


(4)

didik. Ketiga, para pengarang. Para pengarang atau komponis lagu wajib nasional ini menciptakan lagu tersebut bukan didasarkan untuk mendapatkan materi, penghargaan atau nama baik, tetapi mereka melakukannya hanya karena rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Sikap dan tingkah laku para pengarang atau komponis lagu wajib nasional inilah yang dapat menjadi suri tauladan bagi anak didik di sekolah-sekolah, dan juga bagi masyarakat pada umumnya. Jadi alangkah baiknya jika lagu wajib nasional ini diajarkan kepada anak didik terutama mulai tingkat dasar selain dari lirik lagu dan cara menyanyikannya juga dari aspek sejarah, biografi dan sejarah pencipta/komponisnya, dan tujuan diciptakannya lagu perjuangan tersebut. Sehingga akan mengenalkan anak pada bangsanya dan juga menumbuhkan sifat nasionalisme dan patriotisme dalam diri mereka, untuk menciptakan generasi yang mencintai negaranya dan menghargai para pahlawannya.


(5)

Daftar Pustaka

Adam, Asvi Warman, 2007. Seabad Kontroversi Sejarah. Yogyakarta:Ombak

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.1983, Pemikiran Biografi Kepahlawanan dan Kesejarahan. Jakarta.Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasioal

Fakultas Ilmu Sosial.2012.Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta:Universitas Indonesia Huen Pui Lim dkk,2000.Sejarah Lisan Di Asia Tenggara Teori Dan

Metode.Jakarta:LP3S

Koentowijoyo,2003.Metodologi Sejarah. Yogyakarta:Gardiem Book Muchtar, But, 1992.Cornel Simandjuntak : Seniman Pejuang dan Pejuang

Seniman. Yogyakarta : Panitia Peringatan Komponis Nasional dan Pahlawan Cornel Simanjuntak.

Rachman, Abdul, 2013. Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito.Semarang : Universitas Negeri Semarang

Simanjuntak, Bungaran Antonius, 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pengunungan (Orientasi Nilai Budaya).Jakarta:Obor


(6)

Simanjuntak, Payaman. 1992. Cornel Simanjuntak dan Kita. Yogyakarta :Panitia Peringatan Komponis Nasional dan Pahlawan Cornel Simanjuntak.

Simanjuntak, Willy, 1983. Komponis Pejuang Nasional Cornel Simanjuntak.Medan : -

Syamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Soekanto,Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru Keempat. Jakarta:Rajawali

Tatap.2007. Batak di Pentas Musik Nasional.Jakarta:-

Utami, Sri. 2012. Persepsi Seniman Musik Kota Medan Terhadap Komponis Lili Suhairy. Medan:Universitas Negeri Medan