PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP SIKAP IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PONDOK BERSALIN PURI HUSADA MANGGUNG NGEMPLAK BOYOLALI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
commit to user
BERSALIN PURI HUSADA MANGGUNG NGEMPLAK BOYOLALI
OLEH :
YUNI HASTUTI
R0107054
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
BERSALIN PURI HUSADA MANGGUNG NGEMPLAK BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Saint Ilmu Terapan
OLEH:
YUNI HASTUTI
R0107054
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
(3)
commit to user
vPERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dengan tulus penulis persembahkan untuk :
1.
Allah SWT yang telah memberiku jalan petunjuk serta kemudahan kepadaku
untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan memberiku kekuatan,
kesabaran serta ketabahan dalam menjalani hidup.
2.
Orang tuaku yang sangat kucintai dan kusayangi, terima kasih atas do’a dan
dukungannya, terima kasih atas cinta kasih, pengorbanan serta keikhlasan
kalian yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran.
3.
Adik- adikku tersayang yang setia menemaniku dalam suka dan duka saat aku
berada di rumah.
4.
Keluarga besarku tercinta terima kasih atas segenap doa dan dukungannya
selama ini.
5.
Teman-temanku tercinta senasib dan seperjuangan, terima kasih selalu
mendukungku dalam kondisi apapun tetaplah menjadi sahabat sejatiku.
6.
Seseorang yang selalu memotivasi dan menemaniku tetaplah menjadi
penyemangat dan penerang dalam hatiku.
7.
Untuk teman-teman angkatan 2007 DIV Kebidanan UNS terima kasih atas
segala bantuannya (semoga jadi bidan yang sukses, profesional dan Islami).
8.
Almamaterku.
(4)
commit to user
vi
Assalamu ‘alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN
TERHADAP SIKAP IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI TANDA
BAHAYA KEHAMILAN DI PONDOK BERSALIN PURI HUSADA
MANGGUNG NGEMPLAK BOYOLALI’.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan di Program Studi D IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis banyak
mendapatkan bimbingan, bantuan, saran dan kritik dari berbagai pihak. Maka
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Prof. DR. Ravik Karsidi, MS, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. DR. Zainal Arifin Adnan, dr, Sp .PD- KR, Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
H. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG(K), Ketua Program Studi D IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Erindra Budi C, S. Kep. Ns, M. Kes Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah D IV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Sri Mulyani. S. Kep, Ns M. Kes, Pembimbing Utama dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini yang telah berkenan untuk membimbing, memberi
(5)
commit to user
vii
Ilmiah ini.
6.
Fresthy Astrika Yunita, SST, M. Kes Pembimbing Pendamping yang telah
berkenan untuk membimbing, memberi petunjuk, dorongan dan saran-saran
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7.
S. Bambang Widjokongko. dr, PHK. Mpd Ked. ketua penguji dan Agus Eka
Norma Y, S.ST, M. Kes, sekretaris penguji dalam Karya Tulis Ilmiah ini atas
masukan-masukan yang diberikan.
8.
Bidan Mamik Widiyanti, AMd. Keb atas izin melakukan penelitian ini.
9.
Seluruh responden penelitian di Pondok Bersalin Puri Husada Manggung
Ngemplak Boyolali.
10. Teman-teman yang membantu penelitian ini.
11. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi D IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu ‘alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Surakarta,
Juli 2011
Penulis
(6)
commit to user
viiiDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….i
HALAMAN PERSETUJUAN………..ii
HALAMAN PENGESAHAN………..iii
HALAMAN MOTTO………...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………v
KATA PENGANTAR………..vi
DAFTAR ISI………..viii
DAFTAR TABEL………xi
DAFTAR GAMBAR………...xii
DAFTAR LAMPIRAN………..xiii
ABSTRAK………...xv
ABSTRACT...………xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah………1
(7)
commit to user
ixC.
Tujuan Penelitian………...3
D.
Manfaat Penelitian……….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Pustaka………6
B.
Kerangka Konsep……….41
C.
Hipotesis ………...42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain Penelitian ………43
B.
Tempat dan Waktu Penelitian………..44
C.
Populasi Penelitian………...44
D.
Sampel dan Teknik Sampling………...44
E.
Estimasi Besar Penelitian………...45
F.
Kriteria Restriksi………..45
G.
Pengalokasian Subjek………..46
H.
Definisi Operasional Variabel……….46
I.
Cara Kerja………47
J.
Validitas dan Reliabilitas……….50
K.
Teknik Analisis Data………...52
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian………55
(8)
commit to user
xC.
Analisis Bivariate………...59
BAB PEMBAHASAN………61
BAB VI PENUTUP
A.
Simpulan ………...65
B.
Saran………...66
DAFTAR PUSTAKA
(9)
commit to user
xiDAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi- kisi pernyataan kuesioner sikap ………49
Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan Umur..……….55
Tabel 3 Distribusi rResponden berdasarkan Pendidikan……….56
Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan ………57
Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan Paritas……….57
Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda
bahaya kehamilan pada kelompok perlakuan……….58
Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda
bahaya kehamilan pada kelompok kontrol………...59
Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan uji beda rata- rata sikap ibu hamil dalam
menghadapi tanda bahaya kehamilan antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol………...60
(10)
commit to user
xiiDAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka konsep………41
Gambar 2 Skema rancangan penelitian………...43
Gambar 3 Skema jalannya penelitian………..47
(11)
commit to user
xiiiDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Rencana Penelitian
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan dari Program Studi D4
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Validitas dan Reliabilitas dari Program Studi D4
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali
Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian Program Studi D4 Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk Pondok Bersalin
Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali
Lampiran 6 Surat Keterangan telah melakukan Penelitian di Pondok Bersalin Puri
Husada Manggung Ngemplak Boyolali
Lampiran 7 Lembar Permohonan menjadi responden
Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(12)
commit to user
xivLampiran 10 SAP
Lampiran 11 Leaflet Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan
Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Validitas
Lampiran 13 Hasil analisis uji Reliabilitas
Lampiran 14 Hasil analisis pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap
sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok
Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali
(13)
commit to user
xvABSTRAK
Yuni Hastuti, R0107054, 2011, Pengaruh Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan
Terhadap Sikap Ibu Hamil Dalam Menghadapi Tanda Bahaya Kehamilan Di
Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali, Program Studi
DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2011
Latar Belakang: Kehamilan merupakan suatu peristiwa alamiah yang dialami
seorang wanita. Pada umumnya kehamilan seharusnya berkembang dengan normal
dan menghasilkan kelahiran bayi sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir namun
terkadang menjadi masalah, apabila dalam perjalannya muncul perubahan dengan
proses patologis yang menyebabkan kehamilan menjadi terganggu dan beresiko.
Tujuan : Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan terhadap
sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok Bersalin Puri
Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
Metode
: Penelitian ini menggunakan desain penelitian jenis
eksperimental kuasi
dengan rancangan
pretest and posttest design sampel sebanyak 58 responden dengan
purposive sampling. Analisis data menggunakan uji t- test independent.
Hasil: Ada pengaruh yang bermakna antara penyuluhan tanda bahaya kehamilan
terhadap sikap ibu hamil dalam manghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok
Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali, dimana ditunjukkan dengan
hasil t hitung = 4,917, t tabel = 2,000 dan nilai p = 0,000 dimana nilai p < 0,05 (0,000
< 0,05) atau t hitung > t tabel (4,917 > 2,000).
Simpulan: Ada pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap sikap ibu
hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok Bersalin Puri Husada
Manggung Ngemplak Boyolali.
(14)
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa alamiah yang dialami seorang
wanita. Saat yang menyenangkan dan dinanti-nanti, tetapi juga dapat menjadi
kegelisahan dan keprihatinan, karena dalam prosesnya kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari seorang ibu serta perubahan sosial
didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan seharusnya berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui
jalan lahir namun terkadang menjadi masalah, apabila dalam perjalanannya
muncul perubahan yang diikuti dengan proses yang patologis dimana hal
tersebut menyebabkan kehamilan menjadi terganggu dan beresiko (Sarwono,
2001).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2010
angka kematian ibu sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Rata– rata terjadi
pada waktu kehamilan, oleh karena itu perhatian peristiwa kehamilan dan
persalinan sangat penting melalui upaya dan kesehatan ibu dan anak (KIA)
yang berkualitas dan terpadu. Dapat meningkatkan cakupan layanan yang pada
gilirannya akan menurunkan Angka Kematian Ibu (Depkes, 2010).
(15)
commit to user
Penyebab kematian maternal tersebut paling banyak adalah pada waktu
nifas sebesar 45,16%, disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar 31,24%,
dan pada waktu hamil sebesar 23,50%. Penyebab kematian adalah perdarahan
sebesar 27,87%, eklampsi sebesar 23,27%, infeksi sebesar 5,2% dan lain-lain
sebesar 43,18% (Dinkes Jateng, 2009).
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, masalah penglihatan, bengkak pada muka
dan tangan, nyeri abdomen yang hebat, gerakan janin yang berkurang harus
sedini mungkin diberikan kepada ibu hamil sebagai salah satu upaya deteksi
dini terhadap komplikasi atau penyakit selama kehamilan. Pengetahuan akan
mendorong dan membawa seseorang untuk berfikir menentukan sikap cara
mengatasinya yang kemudian akan berprilaku melakukan sesuatu untuk
mengatasi hal tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Pondok Bersalin Puri Husada
Manggung Ngemplak Boyolali dengan melakukan wawancara pada 10 ibu
hamil yang berkunjung ke Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak
Boyolali tersebut didapatkan 4 ibu (40%) yang mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan dan ibu bersikap positif dalam menghadapi tanda bahaya
kehamilan ditunjukkan kesiapan dirinya ketika mengalami salah satu tanda
bahaya kehamilan dan segera untuk melakukan pencegahan dengan melakukan
penanganan sejak dini misalnya segera periksa kefasilitas kesehatan terdekat,
(16)
commit to user
sedangkan yang 6 ibu (60%) belum mengetahui tentang tanda bahaya
kehamilan dan bersikap negatif dalam menghadapinya ditunjukkan dengan
ketidaksiapan dirinya menghadapi bahaya kehamilan seperti panik, cemas dan
tidak tahu apa yang dikerjakan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
tertarik untuk mengadakan penyuluhan lebih lanjut tentang “Pengaruh
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan terhadap sikap ibu hamil dalam
menghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok Bersalin Puri Husada
Manggung Ngemplak Boyolali”.
B.
Rumusan Masalah
“Apakah ada pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap sikap
ibu hamil dalam memghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok Bersalin Puri
Husada Manggung Ngemplak Boyolali ?”.
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan
terhadap sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan di
Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
(17)
commit to user
a.
Untuk memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan di
Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
b. Untuk mengetahui sikap ibu dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
di Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
c.
Untuk menganalisa pengaruh penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan
terhadap sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan di
Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoritis
Untuk mendapatkan tambahan teori tentang pengaruh penyuluhan tentang
tanda bahaya kehamilan pada masyarakat.
2.
Manfaat aplikatif
a.
Tenaga kesehatan
Diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran awal dalam memberikan
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan.
b. Bagi institusi khususnya bidan
Diharapkan dapat sebagai bahan masukan untuk merumuskan strategi
yang tepat dalam memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan.
(18)
commit to user
c.
Masyarakat
Diharapkan dapat sebagai masukan kepada masyarakat terutama ibu- ibu
yang sedang hamil tentang pentingnya mengetahui tanda bahaya
kehamilan.
(19)
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
1.
Penyuluhan
a.
Pengertian
Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjaran yang ada
hubunganya dengan kesehatan (Azwar, 2009).
Sedangkan menurut Walgito (2005) penyuluhan adalah bantuan yang
diberikan kepada kelompok dalam memecahkan masalah kehidupannya
dengan cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Dengan
tujuan antara lain membantu klien untuk memecahkan masalah, membantu
pemenuhan kebutuhan klien meliputi menghilangkan perasaan yang
menekan atau menganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif,
serta dapat mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif
dan yang merugikan menjadi menguntungkan klien.
Penyuluhan dalam bidang kesehatan biasanya dilakukan dengan cara
promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan. Menurut WHO, penyuluhan
(20)
commit to user
adalah proses untuk membuat seseorang mampu meningkatkan kontrol dan
memperbaiki kesehatan mereka. Termasuk di dalam upaya memperbaiki,
memajukan, mendorong, dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada
kebutuhan perorangan atau masyarakat pada umumnya. Selanjutnya aspek
penyuluhan ini bertujuan untuk melakukan permberdayaan sehingga orang
mempunyai kepedulian terhadap pola perilaku atau pola hidup mereka
yang mempengaruhi kesehatan (Septalia, 2010).
Menurut Emilia (2008), penyuluhan timbul dari kebutuhan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang masalah kesehatan.
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan dan
penyakit dikenal tahap pencegahan:
1)
Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan
(health promotion)
dan perlindungan khusus (spesifik protection).
2)
Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dini dan pengobatan segera(
early diagnosys dan prompt treatment).
3)
Pencegahan tersier meliputi rehabilitasi.
Menurut Mubarak (2009), tujuan dari penyuluhan kesehatan
diantaranya adalah tujuan jangka pendek, menengah dan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap,
dan norma menuju kepada terciptanya perilaku sehat. Tujuan jangka
menengah adalah terjadinya perilaku sehat. Sedangkan tujuan jangka
(21)
commit to user
panjang adalah terjadinya perubahan status kesehatan yang optimal.
Tujuan harus jelas, realistis (bisa dicapai), dan dapat diukur. Hal ini
diperlukan agar penilaian penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada program yang akan
dikembangkan dari segi penyuluhannya adalah sudah berapa lama
program tersebut berjalan, program apa yang sedang dilaksanakan dan
yang sudah berjalan.
b.
Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam
keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :
1)
Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang
menerima informasi yang didapatnya.
2)
Tingkat sosial ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam menerima informasi baru.
(22)
commit to user
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan
hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat
menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4)
Kepercayaan masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang- orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul
kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi.
5)
Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas
masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan (Septalia, 2010).
c.
Ruang lingkup
Ruang lingkup penyuluhan antara lain:
1) Sasaran penyuluhan yang meliputi:
a) Penyuluhan massa yaitu penyuluhan ditujukan pada semua orang.
b) Penyuluhan kelompok yaitu penyuluhan ditujukan pada kelompok
melalui ceramah, demonstrasi. Dalam penyuluhan kelompok
komunikasi terjadi setelah timbal balik, sehingga kemungkinan
adanya salah tafsir yang disampaikan penyuluhan kecil.
c) Penyuluhan perorangan yaitu penyuluhan dilakukan dengan
berhadapan langsung (Emilia, 2008).
(23)
commit to user
2) Strategi penyuluhan berarti rencana kegiatan yang memperhitungkan
hambatan dan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Belakangan
ini ada dua strategi utama yang banyak mempengaruhi praktisi
penyuluhan yaitu:
a) Pertama, strategi yang menekankan pada masyarakat lingkungan
dibanding individual.
b) Kedua, strategi yang menekankan individu beresiko tinggi dibanding
seluruh populasi.
Strategi penyuluhan dapat memberikan efek yang berbeda tergantung
pada:
a) Sasaran utama
b) Faktor waktu (apakah siap berubah)
c) Faktor penyampaian program
d) Tingkat penerimaan dan partisipasi komunitas (Emilia, 2008).
3) Materi penyuluhan ada yang bersifat informasi, preskipsi atau petunjuk,
kontak maupun evaluasi. Materi dapat berasal dari berbagai sumber
dengan mempertimbangkan hal antara lain:
a) Apakah pesan dapat menyentuh sasaran ?
b) Apakah pesan sesuai dengan kultur setempat ?
c) Bagaimanakah pemahaman sasaran ?
(24)
commit to user
e) Apakah pesan dapat mencapai tujuan ? (Emilia, 2008).
4) Metode penyuluhan
Metode penyuluhan pada kelompok diklarifikasikan secara umum
menjadi:
a) Metode Didadik
Metode didadik membutuhkan peran praktisi penyuluhan yang
otoriter terhadap audiens. Metode ini digunakan dalam:
(1) Ceramah- diskusi, metode ini paling tepat dipakai apabila:
(a)
Menyampaikan informasi dan meningkatkan motifasi
(b) Pembicara lebih tua dibanding audiens
(c)
Kelompok terlalu besar untuk aktifitas kelompok
(d) Semua audiens perlu mendengar informasi yang sama
(e)
Pembicara bersikap dinamis, inovatif, sensitif
(2) Seminar
Metode seminar dianjurkan apabila:
(a)
Jumlah audiens kecil
(b) Umpan balik penting
(c)
Keterangan ruang dan waktu
(d) Pelatihan professional
(e)
Pimpinan seminar lebih tua dari audiens
(3) Konferensi
(25)
commit to user
Konferensi biasanya khusus bidang tertentu dan tepat dilakukan
apabila:
(a)
Penyegaraan profesional
(b) Melibatkan banyak ahli
(c)
Membangun konsensus antar profesional
(d) Audiens memilki pengetahuan dasar tentang topik yang
dibicarakan (Emilia, 2008).
b) Metode eksperensial
Metode ini banyak menggunakan aktifitas dalam kelompok baik
aktifitas terfokus, kelompok diskusi maupun kelompok belajar.
Karakteristik kecilnya sebagai berikut:
(1) Jumlah kelompok biasanya 6- 12 orang
(2) Diskusi biasanya 1- 3 jam
(3) Situasi tidak membuat tertekan
(4) Fasilitator perlu keterampilan komunikasi yang jadi kunci
keberhasilan kelompok (Emilia, 2008).
c) Metode media massa
Penyuluhan tidak ubahnya seperti kampanye produk, memerlukan
metode dan sarana penyuluhan. Instrument komunikasi pemasaran
yang biasa digunakan antara lain:
(26)
commit to user
(1) Iklan, meliputi media lini atas seperti televisi, surat kabar, radio,
tabloid, dan media lini bawah seperti spanduk, stiker, poster,
kaos, baliho.
(2) Promosi, kegiatan
sales
meliputi kegunaan pembagian stiker,
poster dan pengobatan gratis.
(3) Tenaga promosi, dalam kegiatan ini yang dilakukan adalah
penyuluhan oleh tenaga kesehatan.
(4) Publikasi, kegiatan publikasi meliputi penyiaran melalui radio
berupa program interaktif dan
press release melalui surat kabar
dalam bentuk artikel.
(5) Hubungan masyarakat, melalui rapat antara
stakeholders,
konferensi
pers, penyuluhan tingkat kecamatan, even-even
kampanye.
Melalui promosi inilah penyuluhan disampaikan pada masyarakat
(audiens). Komunikasi yang baik, tepat sasaran, jelas dan mudah dimengerti
akan mendukung kegiatan. Strategi terbaik yang biasa dilakukan adalah
dengan mengikuti pola perubahan perilaku yang berdasarkan pada suatu
penelitian (Emilia, 2008).
(27)
commit to user
2.
Kehamilan
a.
Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dari hari pertama
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2002).
b.
Pembagian Trimester
Pada dasarnya, trimester pertama secara umum dipertimbangkan
berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester dua
pada minggu ke-13 hingga ke-28 (15 minggu) dan trimester ke tiga pada
minggu ke 29 hingga minggu ke 40.
c.
Tanda dan Gejala Kehamilan
1) Tanda dan gejala tidak pasti
a) Tidak hamil atau amenorea
b) Mual muntah (nausea and vomiting)
c) Mengidam
d) Tidak tahan bau- bauan
e) Pingsan
f)
Hilang nafsu makan atau anoreksia
g) Lelah atau fatigue
h) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
i)
Sering kencing
(28)
commit to user
j)
Konstipasi
k) Pigmentasi kulit
l)
Varises (Manuaba, 2001).
2) Tanda dan gejala kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar: konsistensi uterus lebih lunak
d) Tanda
Chadwick: warna vulva dan vagina lebih merah atau agak
kebiru- biruan
e) Tanda piscaseck: uterus membesar kesalah satu jurusan
f)
Tanda Braxton hicks: bila uterus dirangsang kontraksi
g) Teraba ballottement
h) Reaksi kehamilan positif (Manuaba, 2001).
3) Tanda dan gejala pasti atau positif hamil
a) Terdapat gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba
juga bagian- bagian janin:
(1) Denyut jantung janin didengar dengan stetoskop moral Laennec
(2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
(3) Dicatat dengan foto elektro kardiogram
(4) Dilihat pada ultrasonografi
(29)
commit to user
3.
Tanda bahaya kehamilan
a.
Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu
dan bayi dalam keadaan bahaya.
b.
Macam- macam tanda bahaya kehamilan
1) Perdarahan Pervaginam
a) Pengertian
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang
berhubungan dengan kehamilan dapat berupa plasenta previa,
solusio plasenta, abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik
(Saifudin, 2002).
b) Penanganan
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan
secara cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya
syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum
terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi
ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang
(30)
commit to user
infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah
sesuai dengan keperluan (Saifudin, 2002).
c) Macam–macam perdarahan pervaginam
(1) plasenta previa
Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
(2) Tanda dan gejala
Perdarahan tanpa rasa nyeri bisa secara tiba- tiba dan kapan
saja. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta
terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian terendah
tidak dapat mendekati pintu atas panggul. Pada plasenta previa,
ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa
lebih sering disertai kelainan letak.
(3) Deteksi dini
(a) Pengumpulan data
Tanyakan pada ibu tentang karateristik perdarahannya,
kapan mulai, berapa banyak, apa warnanya, adakah
gumpalan.
(b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tekanan darah, suhu nadi dan denyut jantung
janin jangan melakukan pemeriksaan dalam dan melakukan
(31)
commit to user
pemasangan tampon karena hanya akan menimbulkan
perdarahan yang berbahaya dan menambah kemungkinan
infeksi. Lakukan pemeriksaan luar
(eksternal), rasakan
apakah perut bagian bawah lembut pada perabaan.
Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati- hati dapat
menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis
servikalis atau sumber lain seperti varises yang pecah, dan
kelainan servik (polip, erosi ca). Pemeriksaan USG.
(4) Penanganan
(a) Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat
menyelamatkan ibu dan anak untuk mengurangi kesakitan
dan kematian.
(b) Memecahkan ketuban diatas meja operasi selanjutnya
pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih
lanjut.
(c) Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat
mengambil sikap melakukan rujukan ketempat pertolongan
yang mempunyai fasilitas yang cukup dengan pemasangan
infus untuk mengimbangi perdarahan, sedapat mungkin
diantar oleh petugas, dilengkapi dengan keterangan
(32)
commit to user
secukupnya, serta dipersiapkan donor darah untuk transfusi
darah (Kusmiyati, 2008).
(1) Solusio plasenta
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal
plasenta lepas setelah bayi lahir.
(2) Tanda dan gejala
(a) Darah dari tempat pelepasan keluar dari servik dan
terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan banyak.
(b) Kadang- kadang darah tidak keluar terkumpul di belakang
plasenta (perdarahan tersembunyi atau perdarahan ke
dalam).
(c) Perdarahan disertai nyeri, juga diluar his
(d) Nyeri abdomen pada saat di pegang
(e) Palpasi sulit dilakukan
(f)
Fundus uteri makin lama makin naik
(g) Bunyi jantung biasanya tidak ada (Kusmiyati, 2008).
(3) Deteksi dini
(a) Tanyakan pada ibu tentang karateristik perdarahannya,
kapan mulai, seberapa banyak, apa warnanya, adakah
gumpalan.
(33)
commit to user
(b) Tanyakan pada ibu apakah ia merasa nyeri atau sakit kepala
mengalami perdarahan tersebut (Kusmiyati, 2008).
(4) Penanganan
(a) Solusio plasenta ringan
Perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak.
Keadaan janin masih baik dapat dilakukan penanganan
secara konservatif.
Perdarahan
berlangsung
terus
ketegangan
makin
meningkat, dengan janin yang masih baik dilakukan secsio
sesarea.
Perdarahan yang terhenti dan keadaan baik pada kehamilan
prematur dilakukan perawatan inap.
(b) Solusio plasenta tingkat sedang dan berat
Penanganannyan dilakukan dirumah sakit karena dapat
membahayakan jiwa penderita. Tatalaksananya adalah
penanganan infuse dan transfusi darah, memecahkan
ketuban, induksi persalinan atau dilakukan secsio sesaria.
(5) Komplikasi
Penyulit (komplikasi) dari ibu seperti perdarahan, gangguan
pembekuan darah, oliguria, perdarahan post partum, penyulit
pada janin (Manuaba, 2001).
(34)
commit to user
2)
Sakit Kepala Yang Hebat
a)
Pengertian
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan dan sering
kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan.
b)
Tanda dan gejala
Sakit kepala yang menujukan suatu masalah serius adalah
sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat, kadang- kadang dengan sakit kepala yang
hebat ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya
menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre- eklampsia dan jika
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,
koagulopati dan kematian.
c)
Deteksi dini
Tanyakan pada ibu apakah ia mengalami edema pada muka
dan tangan atau masalah visual.
d)
Penanganan
Jika ibu tidak sadar atau kejang segera mobilisasi seluruh
tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat
daruratan. Segera lakukan observasi terhadap keadaan
(35)
commit to user
umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan
pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien dan keluarganya.
e)
Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala
pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita
hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang
maternal, stroke, koagulopati dan kematian (Kusmiyati,
2008).
3)
Penglihatan Kabur
a)
Pengertian
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik mata berkunang-kunang.
b)
Tanda dan gejala
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang, melihat bintik-
bintik mata berkunang- kunang, selain itu adanya skotama
diplopia dan ambiliopia merupakan tanda- tanda yang
menunjukkan adanya pre- eklampsia berat yang mengarah
(36)
commit to user
pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri
atau didalam retina (odema retina dan spasme pembuluh
darah). Dapat juga disebabkan oleh sakit kepala yang
hebat,
sehingga
terjadi
oedema
pada
otak
dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem
saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral
(nyeri kepala, kejang), gangguan penglihatan. Perubahan
penglihatan atau pandangan kabur dapat menjadi tanda
pre-eklampsia.
c)
Deteksi dini
Pemeriksaan data, pemeriksaan tekanan data, protein,
urine, reflek dan edema.
d)
Penanganan
Jika tidak sadar atau kejang segera dilakukan mobilisasi
seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan
gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap
keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil
menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari
pasien atau keluarganya.
(37)
commit to user
e)
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antara lain kejang dan
eklamsia (Saifuddin, 2002).
4)
Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
a)
Pengertian
Bengkak ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam
jaringan tubuh dapat diketahui dari kenaikan berat badan
serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
b)
Tanda dan gejala
Bengkak pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk
penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari
ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan
kaki. Bengkak yang mengkhawatirkan ialah bengkak yang
muncul mendadak dan cenderung meluas. Bengkak biasa
menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda
antara lain jika muncul pada muka dan tangan, bengkak
tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan
keluhan fisik lainnya, seperti sakit kepala yang hebat,
(38)
commit to user
pandangan mata kabur. Hal ini dapat merupakan pertanda
anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
c)
Deteksi dini
Tanyakan pada ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau
masalah visual. Periksa adanya pembengkakan, lakukan
pengukuran tekanan darah dan protein urine ibu,
pemeriksaan hemoglobin ibu, dan tanyakan tentang tanda
dan gejala lain dari anemia.
d)
Penanganan
Istirahat cukup, mengatur diet makan yaitu meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta
lemak kalau keadaan memburuk namun memungkinkan
maka dokter akan mempertimbangkan untuk segera
melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.
e)
Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan
keracunan
kehamilan
dengan
tanda–tanda
oedema
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,
tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih
(39)
commit to user
telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium (Saifudin,
2002).
5)
Gerakan Janin Berkurang
a)
Pengertian
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22
minggu atau selama persalinan.
b)
Tanda dan gejala
Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
c)
Deteksi dini
Jika bayi sebelumya bergerak dan sekarang tidak bergerak,
tanyakan pada ibu kapan terakhir bergerak, raba gerakan
bayi, dengarkan denyut janin janin, lakukan USG.
d)
Penanganan
Memberikan dukungan emosional pada ibu, menilai denyut
jantung janin (DJJ), apabila ibu mendapat sedative, tunggu
hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang. Bila
denyut jantung janin (DJJ) tidak terdengar minta beberapa
orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler.
e)
Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan fetal distress
(Saifuddin, 2002).
(40)
commit to user
6)
Nyeri Perut Yang Hebat
a)
Pengertian
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau
abortus.
b)
Tanda dan gejala
Nyeri abdomen yang mugkin menunjukan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri abdomen yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat.
c)
Deteksi dini
Tanyakan pada ibu tentang karateristik dari nyeri, kapan
terjadi, seberapa hebat, kapan mulai dirasakan. Tanyakan
pada ibu apakah mempunyai tanda atau gejala lain seperti
muntah, diare dan demam. Lakukan pemeriksaan dengan
mengukur tekanan darah, suhu dan nadi. Lakukan
pemeriksaan protein urine.
d)
Penanganan
Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital
(nadi, tensi, respirasi, suhu). Jika dicurigai syok mulai
pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas waspada dan
(41)
commit to user
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan
cepat. Jika ada syok segera terapi dengan baik.
e)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat
antara lain kehamilan ektopik, pre-eklampsia, persalinan
prematur, solusio plasenta, abortus, ruptur uteri imminens
(Saifuddin, 2002).
7)
Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
a)
Pengertian
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan
22 minggu ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung.
b)
Tanda dan gejala
Keluarnya cairan berupa air ketuban dari vagina. Ketuban
di nyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37
minggu) maupun pada kehamilan aterm.
c)
Deteksi dini
Deteksi faktor resiko, deteksi infeksi secara dini, lakukan
pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar
(42)
commit to user
(jumlah, warna, dan bau) dan membedakannya dengan
urine. Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau
terkumpul di forniks posterior.
d)
Penanganan
Konfirmasi
usia
kehamilan
kalau
ada
dengan
Ultrasonografi (USG), lakukan pemeriksaan inspekulo
(dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin.
Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22
minggu) jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
Observasi tidak adanya infeksi, observasi tanda–tanda
inpartu.
e)
Komplikasi
Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan
solusio plasenta
Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi
persalinan preterm (Saifuddin, 2002).
(43)
commit to user
4.
Sikap
a.
Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 2003).
Sedangkan menurut Azwar (2007) sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut. Sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara- cara tertentu. Kesiapan
yang dimaksud disini adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara tertentu apabila individu dihadapakan pada stimulus yang
menghendaki adanya respon. Sikap ini juga diartikan sebagai
kecenderungan yang relative stabil, dimiliki seseorang dalam bereaksi
(baik reaksi positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang
lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya. Sikap tumbuh diawali dari
pengetahuan yang dipersepsikan sebagai suatu hak yang baik (positif)
maupun tidak baik ( negatif), kemudian diterapkan kedalam dirinya.
b.
Komponen sikap
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang, yaitu:
1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang akan
(44)
commit to user
kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau
problem yang kontroversial.
2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh- pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimilki oleh seseorang dan berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara- cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek
yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku (Azwar,
2007).
c.
Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan antara lain:
1) Menerima ( receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan
memperhatikan srimulus yang diberikan (objek).
(45)
commit to user
2) Merespon (responding)
Memberikan
jawaban
apabila
ditanya,
mengerjakan
dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang
mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk
menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi
adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor kb, meskipun mendapatkan
tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri (Notoatmodjo,
2007).
d.
Sifat sikap
(46)
commit to user
1)
Sikap positif dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
ditunjukkan kesiapan dirinya ketika mengalami salah satu tanda
bahaya kehamilan dan segera untuk melakukan pencegahan
dengan melakukan penanganan sejak dini, misalnya segera periksa
ke fasilitas kesehatan terdekat.
2)
Sikap negatif dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
ditunjukkan dengan ketidaksiapan dirinya menghadapi bahaya
kehamilan seperti panik, cemas dan tdak tahu apa yang harus
dikerjakan (Azwar, 2007).
e.
Ciri- ciri sikap
1)
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan perkembangan itu yang ada hubungan
dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-
motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2)
Sikap dapat berubah- ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan
sikap dapat berubah bila terdapat keadaan dan syarat tertentu yang
mempermudah sikap pada orang itu.
3)
Sikap tidak berdiri sendiri, tapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
(47)
commit to user
4)
Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan suatu hal- hal tersebut.
5)
Sikap mempunyai segi- segi motivasi dari segi- segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau
pengetahuan- pengetahuan yang dimiliki orang.
6)
Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar (Azwar, 2007).
f.
Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap antara lain:
1)
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
objek,
individu
mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya
memperoleh pengetahuan. Dalam penentuan sikap seseorang
pengetahuan memegang peranan penting.
2)
Pengalaman pribadi
Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
harus meninggalkan kesan yang kuat, karena itu sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
(48)
commit to user
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting.
4)
Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi
corak pengalaman individu- individu masyarakat asuhannya.
5)
Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya
sehingga akan berakibat terhadap sikap konsumen.
6)
Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga konsep
tersebut mempengaruhi sikap.
(49)
commit to user
7)
Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi
yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2007).
g.
Cara pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang
mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap.
Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal- hal yang positif
mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersikap mendukung atau
memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan dengan
pernyataan yang
favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin
pula berisi hal- hal yang negatif mengenai objek sikap yang bersikap
tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan ini
disebut sebagai pernyataan yang unfavourable. Suatu skala sikap
sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan
favourable
dan
unfavourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian
pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif
yang seolah- olah ini skala memihak atau tidak mendukung sama
sekali subjek sikap (Azwar, 2007).
(50)
commit to user
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaiman pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung
dapat dilakukan dengan pernyataan- pernyataan hipotesis kemudian
dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoadmodjo,
2003).
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap
yaitu:
1)
Keadaan objek yang diukur
2)
Situasi pengukuran
3)
Alat ukur yang digunakan
4)
Penyelenggaraan pengukuran
5)
Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran
h.
Faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan sikap
Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
1) Sumber dari pesan
Sumber pesan dapat berasal dari seseorang, kelompok, institusi
a) Dua ciri penting dari sumber pesan:
(51)
commit to user
Yaitu Semakin percaya dengan orang yang mengirimkan
pesan, maka kita akan semakin menyukai untuk dipengaruhi
oleh pemberi pesan.
(a) Dua aspek penting dalam kredibilitas yaitu: Keahlian-
keahlian dan kepercayaan saling berkaitan.
(b) Tingkat kredibilitas berpengaruh terhadap daya persuasif
Kredibilitas tinggi maka daya persuasive tinggi
Kredibilitas rendah maka daya persuasive rendah
(2) Daya tarik
Kredibilitas masih perlu ditambah daya tarik agar lebih
persuasif, dan efektitasnya daya tarik dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti daya tarik fisik, menyenangkan serta
kemiripan.
2) Pesan (isi pesan)
Umumnya berupa kata- kata dan symbol- symbol lain yang
menyampaikan informasi.
Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan antara lain:
a) Usulan
Suatu pernyataan yang kita terima secara tidak kritis dan pesan
dirancang dengan harapan orang akan percaya, membuat sikap,
(52)
commit to user
dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat faktanya
seperti contoh: iklan di televisi
b) Menakuti
Cara lain untuk membujuk adalah dengan menakut- nakuti tetapi
jika terlalu berlebihan maka orang menjadi takut, sehingga
informasi justru dijahui.
c) Pesan satu sisi dan dua sisi
Pesan satu sisi paling efektif jika orang dalam keadaan netral
atau sudah menyukai suatu pesan
3) Penerima pesan
Beberapa ciri penerima pesan
a.
Influenceability
Sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan dengan
mudahnya seseorang untuk dibujuk, meskipun demikian anak-
anak lebih mudah dipengaruhi daripada orang dewasa,
sedangkan orang berpendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi
daripada yang berpendidikan tinggi.
b. Arah perhatian dan penafsiran
Pesan akan berpengaruh pada penerima, tergantung dari persepsi
dan penafsirannya, yang terpenting pesan yang dikirim ketangan
(53)
commit to user
orang pertama, mungkin dapat berbeda jika info sampai ke
penerima kedua (Azwar, 2007).
5.
Pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap sikap ibu hamil
dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan pada individu dalam
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara-
cara sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai
kesejahteraan. Dalam memberikan penyuluhan terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan antara lain: pendidikan,
social ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, keterdiaan waktu
(Septalia, 2010).
Tujuan dari penyuluhan diantaranya adalah tujuan jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya
pengertian, sikap dan norma menuju kepada terciptanya perilaku sehat.
Tujuan jangka menengah adalah terjadinya perilaku sehat. Sedangkan
tujuan jangka panjang adalah terjadinya perubahan status kesehatan yang
optimal. Kegiatan pengetahuan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
merubah sikap serta mengarahkan kepada perilaku yang diinginkan.
Dengan dilaksanakannya penyuluhan tanda bahaya kehamilan dapat
mengubah sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi
sikap yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Setelah mendapatkan
(54)
commit to user
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan, ibu hamil diharapkan dapat
mengetahui tanda bahaya kehamilan sesuai dengan tahapan sehingga
bersikap sesuai dengan nilai kesehatan (Mubarak, 2009).
B.
Kerangka konsep
Gambar 1. Kerangka konsep
ibu hamilPenyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan
Sikap ibu dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
1. Positif 2. Negatif
Faktor yang mempengaruhi penyuluhan:
1. Pendidikan
2. Sosial ekonomi
3. Adat istiadat
4. Kepercayaa masyarakat
5. Ketersediaan waktu
Faktor yang mempengaruhi sikap:
1. Pengetahuan
2. Pengalaman pribadi
3. Pengaruh kebudayaan
4. Pengaruh media massa
5. Lembaga pendidikan
6. Lembaga agama
(55)
commit to user
C. Hipotesis
“Ada pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap sikap ibu
hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan di Pondok Bersalin Puri
Husada Manggung Ngemplak Boyolali”.
(56)
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian jenis
eksperimen kuasi (quasi eksperiment), yaitu penelitian yang bertujuan
untuk
menguji
hipotesis
dengan
melakukan
suatu
intervensi
(Notoadmodjo, 2005).
Penelitian ini menggunakan model rancangan pretest and posttest
design. Dalam rancangan ini, membagi subjek dalam 2 kelompok. Satu
kelompok sebagai kelompok eksperimental yang diberi perlakuan yang
berupa penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan dan satu kelompok
lagi sebagai kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan (Notoadmodjo,
2005).
Gambar 2. Skema rancangan penelitian
Keterangan:
O1: pretest kelompok perlakuan
O2: posttest kelompok perlakuan
O1 X O2 O3 O4
(57)
commit to user
O3: pretest kelompok kontrol
O4: posttest kelompok kontrol
X : Treatment (penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan)
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Bersalin Puri Husada Manggung
Ngemplak Boyolali pada bulan Februari- Juli 2011.
C.
Populasi Penelitian
1. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung
ke Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
2. Populasi Aktual
Populasi aktual merupakan bagian dari populasi target tempat anggota
sampel diambil. Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu- ibu hamil
yang berkunjung di Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak
Boyolali pada bulan November- Februari 2011 yang berjumlah 136 orang.
D.
Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Hidayat, 2007). Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti.
(58)
commit to user
E.
Estimasi Besar Sampel
Besarnya sampel yang ditetapkan dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
n = banyaknya sampel
N = ukuran populasi
d = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir yaitu 10 % (0,01)
Dari rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 58 orang (Nursalam, 2003).
F.
Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dalam
penelitiannya adalah:
a.
Ibu hamil trimester I, trimester II dan trimester III yang
berkunjung ke Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak
Boyolali
b.
Bersedia menjadi responden
c.
Bisa membaca dan menulis
2. Kriteria Eksklusi
(59)
commit to user
adalah kriteria untuk mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria
inklusi, yaitu subjek tidak bersedia untuk menjadi responden.
G.
Pengalokasian Subjek
Cara pengelompokan subjek yang mendapatkan perlakuan dan kontrol
dengan membagi dua jumlah sampel menjadi dua kelompok yaitu
kelompok perlakuan sebanyak 29 orang dan kelompok kontrol sebanyak 29
orang.
H.
Definisi Operasional Variabel
1.
Variabel bebas: penyuluhan
a.
Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada ibu- ibu hamil mengenai
tanda bahaya kehamilan. Penyuluhan diberikan pada kelompok
perlakuan.
b.
Metode : Ceramah (dengan pendekatan kelompok) dan diskusi
c.
Media
: leaflet
d.
Skala pengukuran : Nominal, belum dilakukan penyuluhan dan sudah
dilakukan penyuluhan
2.
Variabel terikat: Sikap ibu dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
a.
Mengetahui respon ibu dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
b.
Metode : Sikap ibu sebelum penyuluhan
(pretest) dan sesudah
penyuluhan (posttest).
c.
Media : Kuesioner
(60)
commit to user
d.
Skala pengukuran : Interval
< 50 = Negatif
> 50 = Positif
I.
Cara kerja
Gambar 3. Skema jalannya penelitian
1) Intervensi Penelitian
Intervensi yang diberikan oleh peneliti adalah dengan memberikan
penyuluhan. Subjek penyuluhan di bagi menjadi dua kelompok yakni
Peneliti
Kuesioner
Validitas Reliabilitas
Perlakuan Kontrol
Pretest Penyuluhan
Pretest
Postest Postest
Pengolahan Data
t- test independent
(61)
commit to user
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Intervensi hanya di berikan
kepada kelompok perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi
intervensi apapun. Kedua kelompok di beri
pretest
dan
posttest,
pelaksanaan
pretest pada kelompok perlakuan dilaksanakan sebelum
penyuluhan, begitu juga pada kelompok kontrol yang tidak diberi
penyuluhan. Pelaksanaan posttest pada kedua kelompok di lakukan 15 hari
setelah penyuluhan (Notoadmodjo, 2005).
2) Instrumentasi Penelitian
Instrumentasi Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Nursalam, 2003).
1) Penyuluhan tanda bahaya kehamilan
a) Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah dan
diskusi. Diskusi dilaksanakan apabila ada suatu pertanyaan sesudah
dilakukan penyuluhan.
b) Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah leaflet.
2) Sikap dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
(62)
commit to user
Penilaian tentang sikap ibu dalam menghadapi tanda bahaya
kehamilan disusun dengan menggunakan skala
Likert yaitu berupa
pernyataan tertutup dengan empat alternatif jawaban, kemudian
responden diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif
jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Skor yang diberikan adalah 4,3,2,1
untuk pernyataan positif (favorable), dan 1,2,3,4 untuk pernyataan
negatif (unfavorable).
Kisi-Kisi Kuesioner Sikap dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan
No
.
Pernyataan
Distribusi Soal
Jumlah
kuesioner
(+)
(-)
1.
Pengertian
1,24
19
3
2.
Macam- macam tanda
bahaya kehamilan
3,7, 22,26,
27
2,14
7
3.
Upaya
dalam
pencegahan
tanda bahaya kehamilan
4,6,12,16,
17,20,29
5,10,13,
15,18,21,
28,30
15
4
Upaya
dalam
penanganan
tanda
bahaya kehamilan
23, 25
8, 9, 11
5
Total
16
14
30
Tabel 1. Kisi kisi kuesioner sikap dalam menghadapi tanda bahaya
kehamilan.
(63)
commit to user
Kuesioner berjumlah 30 butir soal yang terdiri dari 16 pernyataan
favourable dan 14 pernyataan unfavourable.
Menurut Notoatmodjo (2005) setelah kuesioner selesai
disusun, maka kuesioner harus tersebut harus dilakukan uji coba
terlebih dahulu. Responden yang digunakan untuk uji coba
sebaiknya yang memiliki kesamaan karakteristik dari tempat dimana
penelitian itu dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai hasil yang
mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba
paling sedikit 20 orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah disusun
tadi memiliki validitas dan reliabilitas.
1) Uji Validitas
Uji validitas untuk mengukur prosedur sikap dalam penelitian
menggunakan teknik
product moment karena data tipe skala
pengukuran yang digunakan adalah skala
likert. Adapun rumus
yang digunakan sebagai berikut ( Sugiyono, 2007).
N(Σxy)
-
(Σx.Σy)
r =
Keterangan:
(64)
commit to user
x = pernyataan
y = skor total
xy = skor pernyataan
N = jumlah sampel
Secara keseluruhan uji validitas didapat jika r hitung > r tabel
maka item pernyataan valid, dan jika r hitung < r tabel maka item
pernyataan dikatakan tidak valid. Setelah dilakukan uji validitas
kepada 20 responden dari kuesioner tentang sikap ibu dalam
menghadapi tanda bahaya kehamilan
dari 30 item pernyataan
didapatkan 27 item pernyataan valid dan 3 item pernyataan tidak valid
yaitu nomor 9, 23, dan 29. Selanjutnya 27 item yang valid
dipergunakan untuk pengambilan data penelitian. Hasil uji validitas
dapat di lihat pada lampiran 12.
2) Uji Reliabilitas
Mengandung maksud sejauh mana instrument menghasilkan
pengukuran yang sama meskipun digunakan oleh pengamat yang
berbeda pada waktu yang sama (Taufiqurrahman, 2008). Uji
reliabilitas kuesioner sikap pada penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan teknik analisa dengan menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha
(65)
commit to user
r
i= ( k / k - 1 ) ( 1 -
∑S
2
i / S
t2
)
ri
= reliabilitas instrumen
k
= jumlah item yang valid
∑S
2i
= jumlah keseluruhan varians item
St
2= varians total atau varians skor total
Uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach dikatakan reliabel jika
hasil olah data didapatkan nilai ≥ 0,6, setelah dilakukan uji reliabilitas
kepada 20 responden didapat besarnya nilai
Alpha
pada kuesioner
sikap ibu dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan dimasukkan
dalam rumus
didapatkan hasil uji koefisien reliabilitas instrumen
adalah 0,946 (0,946 > 0,6), maka hasil uji reliabel valid. Jadi kuesioner
yang digunakan untuk penelitian ini telah memenuhi syarat validitas
dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS for Windows.
Hasil uji reliabilitas dapat
dilihat pada lampiran 13.
J.
Analisis Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi (Hidayat, 2007). Dalam proses
pengolahan data terdapat langkah- langkah yang harus ditempuh
diantaranya:
(66)
commit to user
a.
Editing
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau di
kumpulkan
b.
Coding
Coding
merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
c.
Entri data
Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
d.
Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis.
1) Analisis Univariate
Menganalisis tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis secara
univariate dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
2) Analisis Bivariate
Analisis yang dilakukan untuk melihat perbedaan hubungan ke dua
variabel, antara variabel bebas dengan variabel terikat. Teknik analisa
(67)
commit to user
data yang akan digunakan untuk uji hipotesis untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap sikap ibu hamil
dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan adalah independent t Test.
Rumus : t =
Dimana nialai s diperoleh dari rumus
S =
Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05. Selanjutnya t
hitung dibandingkan dengan t tabel, tabel t yang digunakan dengan
derajat bebas yaitu (df), apabila t hitung > t tabel atau nilai p < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh secara
bermakna (Riwidikdo, 2010).
(1)
commit to user
Uji statistik dengan
t test independent
mendapatkan hasil yaitu nilai p
= 0,000 (nilai p < 0,05) atau t hitung > t tabel (4,197 > 2,000), hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan
terhadap sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan.
Menurut Azwar (2009) penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak hanya saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu ajaran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan
dalam bidang kesehatan biasanya dilakukan dengan cara promosi kesehatan.
Menurut WHO, penyuluhan adalah proses untuk membuat seseorang mampu
meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka termasuk didalam
upaya memperbaiki, memajukan, mendorong, dan menempatkan kesehatan
lebih tinggi pada kebutuhan perorangan atau masyarakat pada umumnya.
Selanjutnya aspek penyuluhan ini bertujuan untuk melakukan pemberdayaan
sehingga orang mempunyai kepedulian terhadap pola perilaku atau pola hidup
mereka yang mempengaruhi kesehatan. Penyuluhan timbul dari kebutuhan
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang masalah
kesehatan yang terkait.
Sedangkan menurut Walgito (2005) penyuluhan adalah bantuan yang
diberikan kepada kelompok dalam memecahkan masalah kehidupannya
dengan cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Dengan
(2)
commit to user
tujuan antara lain membantu klien untuk memecahkan masalah, membantu
pemenuhan kebutuhan klien meliputi menghilangkan perasaan yang menekan
atau menganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif, serta dapat
mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif dalam menghadapi tanda
bahaya kehamilan menjadi positif ditunjukkan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi tanda bahaya kehamilan dengan segera memeriksakan dirinya
apabila menemukan salah satu tanda bahaya kehamilan.
Penelitian ini dilakukan oleh Destin Daifa (2011) dengan judul
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Perubahan Sikap
Remaja dalam Menghadapi Pubertas di SMPN 1 Baki Sukoharjo. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian
kuasi eksperimental
dengan rancangan
penelitian
one group
pretest- posttest design
. Teknik sampling yang
digunakan adalah
probability sampling.
Hasil penelitian menunjukkan
penyuluhan kesehatan reproduksi berpengaruh positif terhadap perubahan
sikap remaja dalam menghadapi pubertas di SMPN 1 Baki Sukoharjo.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah judul penelitian, tempat
dan waktu, rancangan penelitian dan teknik sampling yang digunakan.
Penelitian juga dilakukan oleh Sunarti (2011) dengan judul
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mobilisasi Dini Post SC Terhadap Sikap Ibu Di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan penelitianpost test only control group design.
Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling. Hasil penelitian(3)
commit to user
menunjukkan
ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini
post
SC terhadap sikap ibu. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah
judul penelitian, tempat dan waktu, rancangan penelitian dan teknik
sampling yang digunakan.
Penelitian dilakukan oleh Sri Hastuti (2011) dengan judul
Pengaruh Penyuluhan Imunisasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu di Desa Bendosari Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan penelitianone group
pretest- posttest design.
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwaada
pengaruh positif antara penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah judul penelitian, tempat
dan waktu, rancangan penelitian dan teknik sampling yang digunakan.
Penelitian dilakukan oleh Lilik Noor Hikmawati (2011) dengan judul
Pengaruh Pemberian Penyuluhan tentang Menopause terhadap Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Gejala Menopause di Perumahan Johobaru Sukoharjo Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan penelitianpretest- posttest control group design.
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkanterdapat penurunan
tingkat kecemasan pada ibu dalam menghadapi gejala menopause di
Perumahan Johobaru Sukoharjo. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
adalah judul penelitian, tempat dan waktu, dan teknik sampling yang
digunakan.
(4)
commit to user
Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa kemiripan dengan Penelitian yang di lakukan oleh penulis
yaitu dengan judul Pengaruh Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan terhadap
Sikap Ibu Hamil dalam Menghadapi Tanda Bahaya Kehamilan di Pondok
Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
(5)
commit to user
BAB VI
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan:
1.
Sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan menunjukkan
peningkatan sikap responden dari negatif menjadi positif.
2.
Ada pengaruh dalam pemberian penyuluhan tanda bahaya kehamilan pada
ibu hamil terhadap sikap ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya
kehamilan di Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali
dengan uji
t- test independent
ditunjukkan dengan hasil nilai t hitung =
4,197, t tabel = 2,000 dan nilai p= 0,000, dimana nilai p < 0,05 (0,000 <
0,05) atau t hitung > t tabel (4,197 > 2,000) dengan demikian disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh penyuluhan tanda
bahaya kehamilan maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
(6)