Penilaian Tingkat Terkontrolnya Asma pada Pasien Asma Bronkiale yang Mengikuti Senam Asma.

(1)

ABSTRAK

PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA PADA PASIEN ASMA BRONKIALE YANG MENGIKUTI SENAM ASMA Septyanes Pratama Kadang, 2015

Pembimbing I : Dr. Jahja Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP dan Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK, MPd.Ked.

Latar Belakang : Asma adalah masalah kesehatan dunia yang serius. Angka kejadian penderita asma terus meningkat di beberapa negara. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan terapi saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala. Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan dalam memunculkan serangan asma, maka penatalaksanaan asma diprioritaskan untuk mengontrol asma. Senam asma menjadi satu pilihan untuk meminimalkan serangan asma.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat terkontrolnya asma berdasarkan Asthma Control TestTM (ACTTM) pada penderita asma.

Metode penelitian : Penelitian deskriptif menggunakan data primer kuisioner dari 31 responden peserta senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung dan ditampilkan dalam bentuk tabel.

Hasil Penelitian : Dari 31 responden didapatkan tingkat terkontrolnya asma terbagi atas 17 orang memiliki asma yang terkontrol penuh (55%), 9 orang terkontrol sebagian (29%), dan 5 orang tidak terkontrol (16%).

Kesimpulan : Tingkat terkontrolnya asma pada pasien asma yang mengikuti senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung sebagian besar memiliki asma yang terkontrol penuh. Lama mengikuti senam asma mempengaruhi tingkat terkontrolnya asma pada peserta senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung.


(2)

ii ABSTRACT

INTERPRETATION OF ASTHMA-CONTROLLED LEVEL FROM ASTHMA BRONCHIAL PATIENT ON ASTHMA-GYMNASTIC PARTICIPANTS Septyanes Pratama Kadang, 2015

Tutor I : Dr. Jahja Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP and Tutor II : July Ivone, dr., MKK, MPd.Ked.

Background: Asthma is a serious global health problem. Its prevalence is

increasing in many countries. Asthma cannot be cured and until now the therapy was just to eliminate the symptoms. Consider many risk factors caused flare-ups,

asthma therapy is focused to control the asthma’s symptoms. Asthma-gymnastic

can be a choice of therapy to reduce flare-ups.

Aim: The purpose of this study was to know asthma-controlled level based on Asthma Control TestTM (ACTTM) on asthma patient.

Method: The method of this study was descriptive , using questionnaire

primary data from 31 asthma-gymnastic participants in Immanuel Hospital Bandung and presented in tabular form.

Result: From 31 participants we got that athma-controlled level divided to

17 persons have asthma controlled (55%), 9 persons partly controlled (29%), and 5 persons uncontrolled asthma (16%).

Conclusion: The conclusion of this study was asthma-controlled level

from asthma bronchial patient on asthma-gymnastic participants in Immanuel Hospital Bandung is mostly controlled. Long follow asthma-gymnastics affects the level of asthma-controlled level in asthma-gymnastics participants in Immanuel Hospital Bandung.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 2

1.4. MANFAAT KARYA TULIS ILMIAH ... 3

1.4.1. Manfaat Akademik ... 3

1.4.2. Manfaat Praktis ... 3

1.5. LANDASAN TEORI ... 3

BAB II TINJAUAN PUSATAKA ... 5

2.1. ANATOMI PARU ... 5

2.1.1. Pulmo ... 5

2.1.2. Bronchus ... 7


(4)

ii

2.1.4. Persarafan ... 9

2.2. DEFINISI ASMA... 9

2.3. PATOGENESIS ASMA ... 10

2.3.1. Inflamasi Akut ... 10

2.3.2. Inflamasi Kronik ... 11

2.3.3. Eosinofil ... 11

2.3.4. Airway Remodelling ... 12

2.4. KLASIFIKASI ASMA ... 14

2.5. DIAGNOSIS ASMA ... 15

2.5.1. Spirometri ... 17

2.5.2. Arus Puncak Ekspirasi ... 18

2.6. PENATALAKSANAAN ASMA ... 18

2.6.1. Obat Kontrol ... 20

2.6.2. Obat Reliever ... 23

2.7. SENAM ASMA ... 25

2.7.1. Sejarah Senam Asma ... 25

2.7.2. Rangkaian dan Tujuan Senam Asma ... 26

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 39

3.1. METODE PENELITIAN ... 39

3.2. INSTRUMEN PENELITIAN ... 39

3.3. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ... 39

3.4. SUBJEK PENELITIAN ... 39

3.5. PROSEDUR PENELITIAN ... 39


(5)

3.6.1. Sumber Data ... 40

3.6.1. Sampel ... 40

3.7. DEFINISI OPERASIONAL ... 40

3.8. PENYAJIAN DATA ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1. SIMPULAN ... 51

5.2. SARAN ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 54

RIWAYAT HIDUP ... 58


(6)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Klasifikasi Derajat Berat Asma Berdasarkan Gambaran Klinis ...14 2.2. Klasifikasi Asma Berdasarkan Tingkat Terkontrolnya Gejala

Asma ...15 2.3. Dosis Glukokortikoid Inhalasi dan Perkiraan Persamaan Potensi ...20 2.4. Langkah-langkah Pengobatan untuk Mengontrol Gejala dan

Meminimalisir Risiko Serangan ...24 Langkah-langkah Pengobatan untuk Mengontrol Gejala dan Meminimalisir Risiko Serangan (Lanjutan) ...25 4.1. Karakteristik Peserta Senam Asma di Rumah Sakit Immanuel

Bandung tahun 2015 berdasarkan Jenis Kelamin ...42 4.2. Pertanyaan 1. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering asma

Anda mengganggu Anda untuk melakukan pekerjaan sehari-hari di kantor, di sekolah atau di rumah ? ...43 4.3. Pertanyaan 2. Dalam 4 minggu terakhir seberapa seringkah Anda

mengalami sesak napas ?...44 4.4. Pertanyaan 3. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering gejala

asma (bengek, batuk-batuk, sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan di dada) menyebabkan Anda terbangun di malam hari atau lebih awal dari biasanya ? ...45 4.5. Pertanyaan 4. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering Anda

menggunakan obat semprot atau obat oral (tablet/sirup) untuk melegakan pernapasan ? ...46 4.6. Pertanyaan 5. Bagaimana Anda sendiri menilai tingkat kontrol

asma Anda dalam 4 minggu terakhir?...47 4.7. Tabel Penilaian Terkontrolnya Asma pada Peserta Senam Asma

di Rumah Sakit Immanuel ...48 4.8. Rerata Skor Tingkat Terkontrol Asma dengan Lama Mengikuti


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Paru-paru Kanan dan Kiri ... 6

2.2. Bronchus ... 7

2.3. Bronchus ... 7

2.4. Arteri dan Vena Bronchialis ... 8

Bagan 2.1. Patogenesis Asma ... 10

2.1. Mekanisme Inflamasi Akut dan Kronik pada Asma dan Proses Remodelling ... 13


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Asma adalah masalah kesehatan dunia yang serius. Orang dari segala usia di seluruh dunia dapat terkena gangguan saluran napas kronik ini yang dapat sangat berat dan bahkan fatal. Asma dapat menjadi beban kesehatan yang serius tidak hanya dalam biaya perawatannya tetapi juga kehilangan produktiviti dan keterbatasan partisipasi dalam kehidupan sosial. (World Health Organization, 2013)

Angka kejadian penderita asma di seluruh dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa saat ini di seluruh dunia diperkirakan 235 juta orang menderita asma. Ini adalah global health problem yang mengenai semua kelompok umur disertai dengan peningkatan prevalensi pada negara-negara berkembang. Sebelumnya pada tahun 2013, Riskesdas telah mencatat bahwa prevalensi pasien asma di Indonesia mencapai 4,5%, secara khusus di Provinsi Jawa Barat prevalensi asma mencapai 5%. (Riskesdas, 2013)

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala (Ari E, 2011).

Penderita asma kini bisa menilai tingkat terkontrolnya asma yang dideritanya dengan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur berupa kuisioner yang telah divalidasi, seperti Asthma Control TestTM. Senam asma saat ini


(9)

merupakan salah satu pilihan olahraga yang tepat bagi penderita asma karena senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan meningkatkan kemampuan bernapas sehingga dapat meminimalkan serangan asma (Dinkes Jogja, 2014).

Tingginya angka kejadian dan penatalaksanaan yang diprioritaskan dalam upaya pengendalian gejala asma menjadikan beberapa penelitian berpusat dalam upaya mengontrol gejala asma. Senam asma menjadi salah satu pilihan dalam upaya penatalaksanaan asma. Gejala pada asma menjadikan penderita semakin mengurangi aktivitas fisik, sedangkan senam asma dapat meminimalkan serangan asma sehingga dapat mengontrol gejala asma dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menilai tingkat terkontrolnya gejala asma pada peserta senam asma di rumah sakit.

1.2.Identifikasi Masalah

 Bagaimanakah tingkat terkontrolnya asma pada pasien asma yang mengikuti senam asma di Rumah Sakit “X” di Bandung

 Apakah lama mengikuti senam asma mempengaruhi tingkat terkontrolnya asma

1.3.Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tingkat terkontrolnya gejala asma pada penderita asma yang digunakan untuk penanganan penyakit ini yang lebih optimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat terkontrolnya asma berdasarkan Asthma Control TestTM (ACTTM) pada penderita asma.


(10)

1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1. Manfaat akademik : memahami tentang asma dan cara pencegahannya serta peranan senam asma pada penderita asma. 1.4.2. Manfaat praktis : memahami tingkat terkontrolnya gejala

asma yang mengikuti senam asma.

1.5.Landasan Teori

Asma adalah kelainan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi antara lain sel mast, eosinofil, limfosit T dan neutrofil. Kelainan ini menyebabkan gejala-gejala yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas, yang sering membaik (reversible) secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi kronik ini juga menyebabkan hiperreaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Asma menimbulkan gejala-gejala seperti wheezing, sesak napas, dan batuk yang bervariasi dalam berbagai kejadian, frekuensi, dan intensitas.

Patogenesis utama yang mendasari terjadinya serangan asma adalah terjadinya hiperiritabilitas yang tidak spesifik dari saluran napas sehingga menimbulkan reaksi inflamasi yang bersifat kronik. Perubahan jaringan terjadi pada bronkus yaitu keadaan yang edematus, dan diinfiltrasi oleh sel-sel eosinofil, neutrofil, dan limfosit, dengan atau tanpa penebalan dari membran basalis akibat deposit kolagen subepitel. Keadaan ini mengakibatkan munculnya gejala-gejala obstruksi saluran napas. Reaksi ini cenderung menetap dan akan mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu sehingga dibutuhkan upaya pengendalian gejala asma.

Sebagai tambahan pengobatan asma, terapi dan strategi lain dapat dipertimbangkan untuk mengontrol gejala asma. Salah satunya adalah aktivitas fisik, yaitu senam. Senam asma merupakan salah satu pilihan bagi penderita asma, karena bertujuan untuk memperkuat otot-otot pernapasan dan mempermudah ekspektorasi sehingga dapat meminimalkan serangan asma.


(11)

Senam asma dapat mempertahankan kondisi asma yang terkontrol juga meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan cara melatih dan memperkuat otot pernafasan, meningkatkan sirkulasi, melatih cara bernafas yang benar, dan melatih ekspektorasi yang efektif.

Senam asma akan meningkatkan gerakan tubuh sehingga dapat meningkatkan ventilasi paru dengan merangsang propioseptor sendi dan otot, yang kemudian menjalarkan impuls eksitasi ke pusat pernapasan sehingga dapat melatih dan memperkuat otot-otot pernafasan. Senam asma juga meningkatkan sirkulasi sehingga suplai oksigen ke sel-sel otot termasuk otot pernafasan akan meningkat, menyebabkan metabolisme terutama metabolisme aerob meningkat dan energi tubuh juga akan meningkat.


(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

 Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah tingkat terkontrolnya asma pada pasien asma yang mengikuti senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung sejumlah : dari 31 responden terbagi atas 55% memiliki asma terkontrol (17 orang), 29% terkontrol sebagian (9 orang), dan 16% orang tidak terkontrol (5 orang).

 Lama mengikuti senam asma mempengaruhi tingkat terkontrolnya asma pada peserta senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini adalah hendaknya dilakukan penelitian dengan membandingkan pasien asma yang mengikuti senam asma dengan pasien asma yang tidak mengikuti senam asma.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M. A. (2002). Mengenal, Mencegah, dan Mengatasi Asma Pada Anak Plus Panduan Senam Asma.

Amea Zega, C. T., Yunus, F., & Wiyono, W. H. (2011). Perbandingan Manfaat Klinis Senam Merpati Putih Dengan Senam Asma Indonesia Pada Penyandang Asma. J Respir Indo , No. 2 , Vol. 31, 72-80.

Antoro, B. (2015, April 1). Pengaruh Senam Asma Terstruktur Terhadap

Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE) Pada Pasien Asma. 70 Jurnal Kesehatan , 69-74.

Ari, E. (2011, Mei 8). Persepsi Pasien Asma Tentang Efektivitas Senam Asma Dalam Meminimalkan Kejadian Ulang Serangan Asma. Diunduh Januari 6, 2015

Darmayasa, I. K. (2011). Senam Asma Tiga Kali Seminggu Lebih Meningkatkan Kapasitas Vital Paksa (KVP) dan Volume Ekspirasi Paksa Detik 1 (VEP 1) Daripada Senam Asma Satu Kali Seminggu Pada Penderita Asma Persisten Sedang.

Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2009). Gray's Anatomy for Students (2nd Edition ed.). England: Churchill Livingstone.

Global Strategy for Asthma Management and Prevention. (2015). Diunduh Januari 6, 2015, dari www.ginaasthma.org.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta: EGC.

Handari, M. (2015). Hubungan Antara Sebelum dan Setelah Mengikuti Senam Asma Dengan Kekambuhan Penyakit Asma. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta .

Hidayat, D. (2015, Juni 11). Sejarah Singkat Senam Asma Indonesia. Diunduh Oktober 30, 2015, dari RSUP Persahabatan:

http://www.rsuppersahabatan.co.id/index.php/read/7/214/sejarah-singkat-senam-asma-indonesia


(14)

Jogja, D. K. (2015). Jogja Sehat. Diunduh Januari 8, 2015, dari Senam Asma,Pendukung Penanganan Asma:

http://dinkes.jogjaprov.go.id/detil_berita/565-senam-asma-pendukung-penanganan

Longo, D. L., Kasper, D. L., Jameson, J. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., & Loscalzo, J. (2012). Harrison's Principles of Internal Medicine. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

PDPI. (2006). Perhimounan Dokter Paru Indonesia. Asma : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia .

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014). Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit (6 ed., Vol. 1). (B. U. Pendit, H. Hartanto, P. Wulansari, & D. A. Mahanani, Penerj.) Jakarta: EGC.

Sahat, C. S., Irawaty, D., & Hastono, S. P. (2011, Juli). Peningkatan Kekuatan Otot Pernapasan dan Fungsi Paru Melalui Senam Asma pada Pasien Asma. Jurnal Keperawatan Indonesia , 101-106.

Subagyo, A. (2014, Desember 9). Senam asma, berbedakah dengan senam lain? Diunduh Oktober 30, 2015, dari PDPI Kalimantan Timur:

http://www.pdpikaltim.com/2014/12/senam-asma-berbedakah-dengan-senam-lain.html

Widjanegara, I. G. (2014, November). Senam Asma Mengurangi Kekambuhan dan Meningkatkan Saturasi Oksigen pada Penderita Asma di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.

World Health Organization. (2013, November). Diunduh Januari 8, 2015, dari Asthma: http://www.who.int


(1)

merupakan salah satu pilihan olahraga yang tepat bagi penderita asma karena senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan meningkatkan kemampuan bernapas sehingga dapat meminimalkan serangan asma (Dinkes Jogja, 2014).

Tingginya angka kejadian dan penatalaksanaan yang diprioritaskan dalam upaya pengendalian gejala asma menjadikan beberapa penelitian berpusat dalam upaya mengontrol gejala asma. Senam asma menjadi salah satu pilihan dalam upaya penatalaksanaan asma. Gejala pada asma menjadikan penderita semakin mengurangi aktivitas fisik, sedangkan senam asma dapat meminimalkan serangan asma sehingga dapat mengontrol gejala asma dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menilai tingkat terkontrolnya gejala asma pada peserta senam asma di rumah sakit.

1.2.Identifikasi Masalah

 Bagaimanakah tingkat terkontrolnya asma pada pasien asma yang

mengikuti senam asma di Rumah Sakit “X” di Bandung

 Apakah lama mengikuti senam asma mempengaruhi tingkat terkontrolnya asma

1.3.Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tingkat terkontrolnya gejala asma pada penderita asma yang digunakan untuk penanganan penyakit ini yang lebih optimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat terkontrolnya asma berdasarkan Asthma Control TestTM (ACTTM) pada penderita asma.


(2)

1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1. Manfaat akademik : memahami tentang asma dan cara pencegahannya serta peranan senam asma pada penderita asma. 1.4.2. Manfaat praktis : memahami tingkat terkontrolnya gejala

asma yang mengikuti senam asma.

1.5.Landasan Teori

Asma adalah kelainan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi antara lain sel mast, eosinofil, limfosit T dan neutrofil. Kelainan ini menyebabkan gejala-gejala yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas, yang sering membaik (reversible) secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi kronik ini juga menyebabkan hiperreaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Asma menimbulkan gejala-gejala seperti wheezing, sesak napas, dan batuk yang bervariasi dalam berbagai kejadian, frekuensi, dan intensitas.

Patogenesis utama yang mendasari terjadinya serangan asma adalah terjadinya hiperiritabilitas yang tidak spesifik dari saluran napas sehingga menimbulkan reaksi inflamasi yang bersifat kronik. Perubahan jaringan terjadi pada bronkus yaitu keadaan yang edematus, dan diinfiltrasi oleh sel-sel eosinofil, neutrofil, dan limfosit, dengan atau tanpa penebalan dari membran basalis akibat deposit kolagen subepitel. Keadaan ini mengakibatkan munculnya gejala-gejala obstruksi saluran napas. Reaksi ini cenderung menetap dan akan mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu sehingga dibutuhkan upaya pengendalian gejala asma.

Sebagai tambahan pengobatan asma, terapi dan strategi lain dapat dipertimbangkan untuk mengontrol gejala asma. Salah satunya adalah aktivitas fisik, yaitu senam. Senam asma merupakan salah satu pilihan bagi penderita asma, karena bertujuan untuk memperkuat otot-otot pernapasan dan mempermudah ekspektorasi sehingga dapat meminimalkan serangan asma.


(3)

Senam asma dapat mempertahankan kondisi asma yang terkontrol juga meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan cara melatih dan memperkuat otot pernafasan, meningkatkan sirkulasi, melatih cara bernafas yang benar, dan melatih ekspektorasi yang efektif.

Senam asma akan meningkatkan gerakan tubuh sehingga dapat meningkatkan ventilasi paru dengan merangsang propioseptor sendi dan otot, yang kemudian menjalarkan impuls eksitasi ke pusat pernapasan sehingga dapat melatih dan memperkuat otot-otot pernafasan. Senam asma juga meningkatkan sirkulasi sehingga suplai oksigen ke sel-sel otot termasuk otot pernafasan akan meningkat, menyebabkan metabolisme terutama metabolisme aerob meningkat dan energi tubuh juga akan meningkat.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

 Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah tingkat terkontrolnya asma pada pasien asma yang mengikuti senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung sejumlah : dari 31 responden terbagi atas 55% memiliki asma terkontrol (17 orang), 29% terkontrol sebagian (9 orang), dan 16% orang tidak terkontrol (5 orang).

 Lama mengikuti senam asma mempengaruhi tingkat terkontrolnya asma pada peserta senam asma di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini adalah hendaknya dilakukan penelitian dengan membandingkan pasien asma yang mengikuti senam asma dengan pasien asma yang tidak mengikuti senam asma.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M. A. (2002). Mengenal, Mencegah, dan Mengatasi Asma Pada Anak Plus Panduan Senam Asma.

Amea Zega, C. T., Yunus, F., & Wiyono, W. H. (2011). Perbandingan Manfaat Klinis Senam Merpati Putih Dengan Senam Asma Indonesia Pada Penyandang Asma. J Respir Indo , No. 2 , Vol. 31, 72-80.

Antoro, B. (2015, April 1). Pengaruh Senam Asma Terstruktur Terhadap

Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE) Pada Pasien Asma. 70 Jurnal Kesehatan , 69-74.

Ari, E. (2011, Mei 8). Persepsi Pasien Asma Tentang Efektivitas Senam Asma Dalam Meminimalkan Kejadian Ulang Serangan Asma. Diunduh Januari 6, 2015

Darmayasa, I. K. (2011). Senam Asma Tiga Kali Seminggu Lebih Meningkatkan Kapasitas Vital Paksa (KVP) dan Volume Ekspirasi Paksa Detik 1 (VEP 1) Daripada Senam Asma Satu Kali Seminggu Pada Penderita Asma Persisten Sedang.

Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2009). Gray's Anatomy for Students (2nd Edition ed.). England: Churchill Livingstone.

Global Strategy for Asthma Management and Prevention. (2015). Diunduh Januari 6, 2015, dari www.ginaasthma.org.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta: EGC.

Handari, M. (2015). Hubungan Antara Sebelum dan Setelah Mengikuti Senam Asma Dengan Kekambuhan Penyakit Asma. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta .

Hidayat, D. (2015, Juni 11). Sejarah Singkat Senam Asma Indonesia. Diunduh Oktober 30, 2015, dari RSUP Persahabatan:

http://www.rsuppersahabatan.co.id/index.php/read/7/214/sejarah-singkat-senam-asma-indonesia


(6)

Jogja, D. K. (2015). Jogja Sehat. Diunduh Januari 8, 2015, dari Senam Asma,Pendukung Penanganan Asma:

http://dinkes.jogjaprov.go.id/detil_berita/565-senam-asma-pendukung-penanganan

Longo, D. L., Kasper, D. L., Jameson, J. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., & Loscalzo, J. (2012). Harrison's Principles of Internal Medicine. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

PDPI. (2006). Perhimounan Dokter Paru Indonesia. Asma : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia .

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014). Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit (6 ed., Vol. 1). (B. U. Pendit, H. Hartanto, P. Wulansari, & D. A. Mahanani, Penerj.) Jakarta: EGC.

Sahat, C. S., Irawaty, D., & Hastono, S. P. (2011, Juli). Peningkatan Kekuatan Otot Pernapasan dan Fungsi Paru Melalui Senam Asma pada Pasien Asma. Jurnal Keperawatan Indonesia , 101-106.

Subagyo, A. (2014, Desember 9). Senam asma, berbedakah dengan senam lain? Diunduh Oktober 30, 2015, dari PDPI Kalimantan Timur:

http://www.pdpikaltim.com/2014/12/senam-asma-berbedakah-dengan-senam-lain.html

Widjanegara, I. G. (2014, November). Senam Asma Mengurangi Kekambuhan dan Meningkatkan Saturasi Oksigen pada Penderita Asma di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.

World Health Organization. (2013, November). Diunduh Januari 8, 2015, dari Asthma: http://www.who.int