Faktor-faktor Predisposisi Penyakit DBD pada Pasien Anak-anak di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Maret-Juni 2016.

(1)

iv ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE MARET - JUNI 2016 Astriani, 2016

Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH. Pembimbing II : Cindra Paskaria, dr., M.K.M

Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, pejamu alami DBD adalah manusia. Di kota Bandung kasus yang terjadi pada anak cukup tinggi, demikian halnya dengan risiko untuk terkena komplikasinya yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS).

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyakit DBD pada anak.

Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain case control. Data didapatkan dari hasil kuisioner yang diberikan pada wali pasien anak DBD dan yang bukan DBD di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang berisi sembilan pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor predisposisi penyakit DBD.

Hasil Pada penelitian ini didapatkan 30 pasien DBD dan 30 pasien bukan DBD. Dengan hasil variabel yang tidak berhubungan yaitu status ekonomi dengan nilai p=0,50, riwayat sakit DBD dengan nilai p=0,306 dan pemakaian losion dengan nilai p=0,389. Dan variabel yang berhubungan yaitu adanya barang bekas di sekitar rumah dengan nilai p=0,002, tempat penampungan air dengan nilai p=0,007 dan obat anti nyamuk dengan nilai p=0,024.

Simpulan Faktor predisposisi yang berhubungan dengan penyakit DBD adalah adanya barang bekas di sekitar rumah, adanya tempat penampungan air dan penggunaan obat anti nyamuk.

Kata kunci : DBD, Faktor predisposisi


(2)

v ABSTRACT

PREDISPOSING FACTORS OF DENGUE DISEASE

IN PEDRIATIC PATIENTS AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG PERIOD MARCH JUNE 2016

Astriani, 2016

1st Tutor : Budi Widyarto L., dr., MH 2nd Tutor : Cindra Paskaria dr., M.K.M

Background Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a common disease in most tropical and subtropical regions, the natural host of DHF is human. In the city of Bandung cases occur in children is quite high so with the risk of developing complications that Dengue Shock Syndrome (DSS).

Objective The purpose of this study is to know the factors that influence of the dengue haemorrhagic fever (DHF) on child.

Methods This research is an analytic observational research with case control design. Data obtained from the questionnaire given to the parent of the child patients of dengue haemorrhagic fever and not dengue haemorrhagic fever in Immanuel hospital bandung which contains nine questions related to predisposing factors of DHF.

Results The results of this study is 30 patients DHF and 30 patients not DHF. With result the variable that not relate is economic status with p=0,50, history of dengue illness with p=0,306 and use lotion with p=0,389. And variable that relate is junk around the house with p=0,002, the water tanks with p=0,007 and the use of anti-mosquite with p=0,024.

Conclusions Predisposing factors that relates is there junk around the house, the water tanks and the use of anti-mosquito.

Keywords : DHF, Predisposing factors


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK …………... iv

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...

1.4.1 Manfaat Akademis ... 1.4.2 Manfaat Praktis ...

4 4 4 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...

1.5.1 Kerangka Pemikiran ……….

1.5.2 Hipotesis ……….. 4 4 6


(4)

ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue ... 2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue ……….. 2.1.2 Epidemiologi ………... 2.1.3 Etiologi ……… 2.1.4 Vektor Penularan Penyakit ………..

7 7 7 9 10 2.2 Perjalanan Penyakit ...

2.2.1 Patogenesis ... 2.2.2 Patofisiologi ... 2.2.3 Proses Terjadinya Syok ... 2.2.4 Manifestasi Klinis ………

11 11 12 12 13

2.3 Penyakit DBD ………

2.3.1 Diagnosis DBD ……… 2.3.2 Faktor Risiko ………... 2.3.3 Pemeriksaan Penunjang ………... 2.3.4 Penatalaksanaan ………...

15 15 16 17 17

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 3.1.1 Bahan Penelitian ... 3.1.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ……….

19 19 19 19 3.2 Metode Penelitian ……….…...

3.2.1 Desain Penelitian ………. 3.2.2 Pengolahan kuisioner …..………

19 19 20 3.3 Pengolahan Data ... 20 3.5 Definisi Operasional ……… 20


(5)

x BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ………

4.2 Pembahasan ... 22 23

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan... 26

5.2. Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA... 27

LAMPIRAN... 29

RIWAYAT PENULIS... 37


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden ………..... 21 Tabel 4.1.2 Faktor-Faktor Predisposisi Penyakit DBD ... 22


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Terjadinya Penyakit DBD 6

Gambar 2.1. Negara dengan risiko Demam Berdarah Dengue menurut WHO ………..

8

Gambar 2.2. Respon imun terhadap infeksi dengue ………... 11 Gambar 2.3. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (WHO,

2009) ………...

14

Gambar 2.4. Fase Febris, Fase Kritis, dan Fase Penyembuhan Pada

DBD ………..

15

Gambar 2.5. Alur Penanganan Pasien dengan Demam

Dengue/Demam Berdarah Dengue ………

18


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Lampiran 2 Lampiran 3

Form Persetujuan Etik ……….... Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS ……… Contoh Kuisioner……….

26 27 34


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika dan Karibia. Pejamu alami DBD adalah manusia, agennya sendiri merupakan virus dengue yang termasuk dalam family Flaviviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4. Virus ini ditularkan ke manusia melalui cucukan nyamuk yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit DBD sendiri hampir ditemukan di seluruh pulau Indonesia. (Candra, 2010).

Kasus demam berdarah dengue (DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari. Pada tahun 2014 sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 orang diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. (Depkes, 2015).

Indonesia merupakan salah satu daerah endemis DBD, dari tahun 1968 sampai 2007 diperoleh kecenderungan yang meningkat. Sejak tahun 2004 Indonesia melaporkan kasus infeksi virus dengue terbanyak. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 prevalensi kasus DBD tertinggi pada kelompok umur dewasa muda (25-34 tahun), dan menurut WHO sendiri dalam 50 tahun terakhir dari 500.000 kasus 90%nya merupakan anak-anak. (E.Wibisono; A.Susilo; L.Nainggolan, 2014).

Di Indonesia vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti. Tempat yang disukai sebagai tempat perindukannya adalah genangan air yang terdapat dalam wadah tempat penampungan air artificial misalnya drum, bak


(10)

2

mandi, gentong, ember dan sebagainya. Sedangkan tempat penampungan alamiah misalnya lumbang pohon, daun pisang, pelepah daun keladi, lubang batu, ataupun bukan tempat penampungan air misalnya vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat minum burung dan sebagainya. Wadah-wadah seperti ini juga termasuk dalam barang-barang bekas yang sering ditemukan di sekitar rumah. (Soegijanto, 2004).

Status ekonomi dari suatu keluarga berpengaruh pada kejadian DBD. Orang tua yang memiliki pendapatan yang baik cenderung memperhatikan kebutuhan kesehatan keluarganya. Berbeda dengan orang tua yang memiliki pendapatan yang buruk, pemenuhan fasilitas kesehatan berupa apa adanya. Artinya jika tidak merasa sakit maka tidak perlu panic melakukan pertolongan pertama pada anggota keluarganya (Cahyo, 2013).

Keluarga yang memiliki tempat penampungan air seperti bak mandi, ember dan torn yang ditutup maupun yang tidak ditutup lebih memungkinkan untuk nyamuk Aedes untuk meletakkan telurnya. Keberadaan tempat penampungan air seperti ini juga didukung dengan kebiasaan masyarakat untuk selalu mengisi tempat penampungan air dan ditinggal untuk waktu yang lama. Masyarakat juga mempunyai kebiasaan untuk membersihkan tempat penampungan air ketika tempat penampungan air terlihat kotor dan hanya membuang airnya saja tanpa menyikat permukaan tempat penampungan air, sehingga memungkinkan bagi telur nyamuk untuk tetap tinggal. (Wisfer, Erniwati Ibrahim, Makmur Selomo, 2014).

Masyarakat saat ini cenderung lebih menyukai cara pencegahan terhadap DBD yang lebih mudah, maka masyarakat lebih memilih untuk menggunakan obat antinyamuk seperti obat antinyamuk bakar, obat antinyamuk elektrik, obat antinyamuk semprot dan losion antinyamuk. Pada sekarang ini, masyarakat lebih memilih menggunakan obat antinyamuk bakar dan elektrik karena penggunaannya yang mudah dan bisa digunakan sepanjang hari sehingga sangat efektif saat siang hari yang sesuai dengan aktivitas nyamuk yang aktif siang hari. (Sumarni M, Hasanuddin I, Erniwati I).


(11)

3

Pasien yang sebelumnya sudah pernah terkena DBD mengatakan sebagian besar memiliki faktor-faktor risiko yang mendukung keberadaan jentik nyamuk Aedes. Faktor-faktor risikonya seperti yang sudah disebutkan di atas, seperti adanya tempat penampungan air, adanya barang-barang bekas yang bisa menampung air dan tidak melakukan pencegahan terhadap DBD. Namun kejadian ini juga tidak meningkatkan kewaspadaan masyakat akan penyakit DBD, sehingga peluang untuk terkena DBD berikutnya jadi lebih memungkinkan.

Menurut penelitian Setiani pada tahun 2012, kejadian demam berdarah dengue di Rumah Sakit Immanuel Bandung pada tahun 2014 berjumlah 890 kasus dengan kejadian tertinggi pada bulan Juni. Kasus DBD di Rumah Sakit Immanuel sendiri lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan untuk kasus DSS (Dengue Shock Syndrome) cukup rendah. Rumah Sakit Immanuel Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang menangani kasus DBD di kota Bandung, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi apa saja yang berperan pada penyakit DBD.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara status ekonomi keluarga dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

2. Bagaimana hubungan antara adanya barang bekas di lingkungan rumah dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016. 3. Bagaimana hubungan antara adanya tempat penampungan air dengan

penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

4. Bagaimana hubungan antara pemakaian obat antinyamuk dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

5. Bagaimana hubungan antara riwayat sakit DBD sebelumnya dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

6. Bagaimana hubungan antara pemakaian losion antinyamuk dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.


(12)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Diketahui hubungan antara status ekonomi keluarga dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

2. Diketahui hubungan antara adanya barang bekas di lingkungan rumah dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016. 3. Diketahui hubungan antara adanya tempat penampungan air dengan

penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

4. Diketahui hubungan antara pemakaian obat antinyamuk dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

5. Diketahui hubungan antara riwayat sakit DBD sebelumnya dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016.

6. Diketahui hubungan antara pemakaian losion antinyamuk dengan penyakit DBD pada anak di Rumah Sakit Immanuel tahun 2016

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam berkembangnya penyakit DBD.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberi informasi agar lebih waspada terhadap penyakit DBD, juga cara pencegahan terhadap DBD agar dilakukan dengan tepat dan benar.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Demam berdarah dengue (DBD) lebih sering terjadi pada anak-anak. Beberapa faktor predisposisi seperti lingkungan tempat tinggal yang kotor seperti adanya


(13)

5

barang bekas yang bisa menampung air sehabis hujan, adanya tempat penampungan air di dalam ataupun di luar rumah bisa menjadi tempat perindukan dari nyamuk.

Adanya barang bekas yang bisa menampung air sehabis hujan di lingkungan rumah bisa menjadi tempat yang menguntungkan untuk nyamuk Aedes Aegypti, karena nyamuk ini dapat meletakkan jentiknya dan dibiarkan berkembang biak. Selain itu rumah yang menggunakan tempat penampungan air akan lebih berisiko terkena DBD karena nyamuk ini akan lebih mudah mencari tempat perjentikkan. Keluarga yang memiliki pendapatan yang tinggi akan lebih peduli terhadap kesehatan keluarganya, sehingga jika salah satu anggota keluarganya sakit akan langsung dilakukan pertolongan pertama. Keluarga yang memiliki pendapatan yang lebih rendah cenderung lebih tidak peduli, sehingga anggota keluarga akan membawa ke rumah sakit ataupun melakukan pertolongan jika ada keluhan sakit. Pencegahan terhadap gigitan nyamuk saat ini juga sudah cukup banyak, seperti penggunaan obat antinyamuk bakar, elektrik, semprot ataupun losion antinyamuk. Penggunaan obat antinyamuk ini sudah banyak digunakan sehingga bisa mempengaruhi terhadap angka kejadian DBD. Pasien yang sebelumnya juga pernah terkena penyakit DBD sebagian besar mempunyai faktor risiko untuk berkembangnya nyamuk Aedes, namun hal ini tidak meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.

Nyamuk betina dewasa akan meletakkan telurnya pada genangan air yang jernih, kemudian telur akan berkembang menjadi larva lalu pupa sampai kemudian menjadi nyamuk dewasa lagi. Nyamuk dewasa betina akan mencari makan dengan mencucuk manusia dan menghisap darahnya dan bisa membawa virus DBD bila manusia yang dicucuk sudah terinfeksi virus DBD.

Maka dari itu pencegahan bisa dilakukan lebih awal, dengan cara melakukan kegiatan 3M dengan benar dan tepat, menaburkan larvasida pada penampungan air dan menggunakan obat antinyamuk. Bagan dari terjadinya DBD yang dipengaruhi oleh beberapa faktor bisa dilihat pada gambar 1.1.


(14)

6

Gambar 1.1 Terjadinya DBD

1.5.2 Hipotesis

1. Status ekonomi keluarga berhubungan dengan penyakit DBD. 2. Adanya barang bekas berhubungan dengan penyakit DBD

3. Adanya tempat penampungan air berhubungan dengan penyakit DBD 4. Pemakaian obat antinyamuk berhubungan dengan penyakit DBD 5. Adanya riwayat pernah sakit DBD berhubungan dengan penyakit DBD 6. Pemakaian losion antinyamuk berhubungan dengan penyakit DBD

Barang bekas yang bisa menampung air, tempat penampungan air Nyamuk Aedes bertelur

Berkembang menjadi nyamuk dewasa

Mencucuk manusia yang sakit DBD

Menyebarkan virus DBD

Tidak menggunakan obat antinyamuk

Nyamuk mencucuk

Pendapatan keluarga yang rendah

Tidak peduli terhadap kesehatan keluarga DBD


(15)

26 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan:

1. Status ekonomi keluarga pasien tidak berhubungan dengan penyakit DBD. 2. Adanya barang bekas di sekitar rumah berhubungan dengan penyakit

DBD.

3. Adanya tempat penampungan air berhubungan dengan penyakit DBD. 4. Penggunaan obat antinyamuk berhubungan dengan penyakit DBD.

5. Adanya riwayat DBD sebelumnya tidak berhubungan dengan penyakit DBD.

6. Pemakaian losion antinyamuk tidak berhubungan dengan penyakit DBD. 5.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah:

1. Setiap orang harus lebih waspada akan penyakit DBD, dimulai dengan kebersihan lingkungan sekitar dan melakukan tindakan pencegahan seperti kegiatan 3M yang tepat dan benar.

2. Melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD dengan benar dan tepat seperti menaburkan larvasida pada tempat penampungan air dan menguras bak mandi dengan cara menyikat dinding penampungan air, sehingga peluang untuk perindukan dari nyamuk betina Aedes menjadi lebih kecil. 3. Melihat faktor-faktor lingkungan seperti tidak menyimpan barang-barang bekas yang sudah tidak digunakan dan bisa menampung air sehingga bisa mendukung meningkatnya penyakit DBD dan diatasi sedini mungkin. 4. Meningkatkan pengawasan jentik-jentik nyamuk dengan mengawasi

penampungan air.

5. Menggunakan losion antinyamuk pada waktu yang tepat atau sesuai dengan waktu aktivitas nyamuk yaitu pada siang hari.


(16)

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE MARET - JUNI 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ASTRIANI OKTAVIANA SILABAN

1310203

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(17)

vi

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya saya boleh menyelesaikan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Dengan judul Karya Tulis Ilmiah:

Faktor-Faktor Predisposisi Penyakit DBD Pada Pasien Anak-Anak Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Maret - Juni 2016

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moral maupun materil, maka dari itu saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Budi Widyarto L., dr., MH. selaku pembimbing utama yang bersedia meluangkan waktunya, membagi ilmu, memberikan saran, membimbing, memberikan dukungan dan perhatian dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Cindra Paskaria dr., M.K.M., selaku pembimbing pendamping yang bersedia membimbing, membantu, memberi saran, membagi ilmu, meluangkan waktu dan kesempatan, mendukung dan memberi perhatian dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Staf diklat dan suster-suster di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang bersedia membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Responden yang bersedia meluangkan waktu dan kesempatan untuk membantu menjawab kuisioner dalam penelitian ini.

5. Papa tersayang B.Silaban yang selalu memberikan dukungan, bantuan, kasih sayang dan doa dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Abang tercinta Jeffry sebagai kakak kandung dan Ester sebagai adik kandung yang selalu mendoakan dan memotivasi saya.


(18)

vii

7. Alm.mama tersayang yang selalu mendukung dan memberikan kasih sayang dan cinta.

8. Sahabat tersayang Ni Luh Noviari, Nurul Evriany, Ismi Riska yang selalu memberi motivasi dan doa dalam penyelesaian penelitian ini.

9. Sahabat terkasih Veronica Shinta, Estheresia, Shely Fitrika, Emanuella Tamara, Orarensya Lestari yang selalu membantu, mendukung dan memberi motivasi dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Kak Helena dan Anindya yang selalu mendoakan dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu membantu, mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang bersedia membaca Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga bisa membantu dan memberikan informasi kepada pembaca. Penulis juga dengan senang hati menerima saran dan kritikan akan karya tulis ini.

Bandung, November 2016


(19)

27

DAFTAR PUSTAKA

Aru W.Sudoyo, B. S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III). Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

Cahyo, W. N. (2013). Pengaruh Faktor Pengetahuan, Pendapatan Orang Tua Dan Sanitasi Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Usia 6-15 Tahun Di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. 1-8. Candra, A. (2010). Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan

Faktor Risiko Penularan. Aspirator, 2, 110-119.

CDC, C. f. (2009). Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. CDC.

Depkes. (2015, januari). Demam Berdarah Dengue Biasanya Mulai Meningkat Di Januari.

Depkes RI, D. R. (2004). Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue. DITJEN PP & PL, D. J. (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.

E.Dardjito; S.Yuniarno; C.Wibowo; A.Saprasetya; H.Dwiyanti. (2008). Beberapa Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Banyumas. Media Litbang Kesehatan, XVIII, 126-136.

E.Wibisono; A.Susilo; L.Nainggolan. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (Vol. 4). (C. Tanto, F. Liwang, S. Hanifati, & E. A. Pradipta, Eds.) Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fathi; Soedjajadi Keman; Chatarina Umbul Wahyuni. (2005, Juli). Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue Di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2, 1-10.

K.Chen; H.T.Pohan; R.Sinto. (2009, Mei). Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue. (H. T. Khie Chen, Ed.) Medicinus, 22, 3-7. Kementerian Kesehatan, R. (Ed.). (2010, Agustus). Demam Berdarah Dengue.

Buletin Jendela Epidemiologi, II, 1.


(20)

28

Mamluatul Hikmah; Oktia Woro Kasmini H. (2015, Oktober). Faktor yang berhubungan dengan kejadian kematian akibat demam berdarah dengue. Unnes Journal of Public Health, 180-189.

Mumpuni, A. C. (2014). Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Tingkat Penghasilan Keluarga Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Benowo Kota Surabaya. 1-9.

Permenkes, P. M. (2014). Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Putri Pratiwi; Suharyo; Kriswiharsi Kun. (2013). Hubungan Antara Faktor Lingkungan Dan Praktik Pencegahan Gigitan Nyamuk Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Pukesmas

Kedungmundu. 1-14.

Samuri; Margo Utomo; Sayono. (2008). Correlation Between Repellent Use, Insecticide, Cleaning Of Breeding Places, And Larvae Existance With Dengue Occurence In Ngalian Village Semarang. 1-11.

Sitio, A. (2008). Hubungan Perilaku Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kebiasaan Keluarga Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan tahun 2008.

Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Jakarta.

Soedjadjadi Keman, S. (2005, Juli). Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan, II, 29-42.

Sumarni M, Hasanuddin I, Erniwati I. (n.d.). Faktor Risiko Upaya Menghindari Gigitan Nyamuk Terhadap Kejadian DBD Di Puskesmas Pattingalloang Makassar. 1-9.

Sumarno S; Poorwo S; Herry G; Sri Rezeki S; Hindra I. (2015). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis (Vol. 2). Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. WHO, W. H. (2009). Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention

and Control. World Health Organization.

Wisfer, Erniwati Ibrahim, Makmur Selomo. (2014). Hubungan Jumlah Penghuni, Tempat Penampungan Air Keluarga Dengan Keberadaan Larva Aedes Aegypti Di Wilayah Endemis DBD Kota Makassar. 1-11.


(1)

26 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan:

1. Status ekonomi keluarga pasien tidak berhubungan dengan penyakit DBD. 2. Adanya barang bekas di sekitar rumah berhubungan dengan penyakit

DBD.

3. Adanya tempat penampungan air berhubungan dengan penyakit DBD. 4. Penggunaan obat antinyamuk berhubungan dengan penyakit DBD.

5. Adanya riwayat DBD sebelumnya tidak berhubungan dengan penyakit DBD.

6. Pemakaian losion antinyamuk tidak berhubungan dengan penyakit DBD. 5.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah:

1. Setiap orang harus lebih waspada akan penyakit DBD, dimulai dengan kebersihan lingkungan sekitar dan melakukan tindakan pencegahan seperti kegiatan 3M yang tepat dan benar.

2. Melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD dengan benar dan tepat seperti menaburkan larvasida pada tempat penampungan air dan menguras bak mandi dengan cara menyikat dinding penampungan air, sehingga peluang untuk perindukan dari nyamuk betina Aedes menjadi lebih kecil. 3. Melihat faktor-faktor lingkungan seperti tidak menyimpan barang-barang bekas yang sudah tidak digunakan dan bisa menampung air sehingga bisa mendukung meningkatnya penyakit DBD dan diatasi sedini mungkin. 4. Meningkatkan pengawasan jentik-jentik nyamuk dengan mengawasi

penampungan air.

5. Menggunakan losion antinyamuk pada waktu yang tepat atau sesuai dengan waktu aktivitas nyamuk yaitu pada siang hari.


(2)

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE MARET - JUNI 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ASTRIANI OKTAVIANA SILABAN 1310203

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya saya boleh menyelesaikan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Dengan judul Karya Tulis Ilmiah:

Faktor-Faktor Predisposisi Penyakit DBD Pada Pasien Anak-Anak Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Maret - Juni 2016

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moral maupun materil, maka dari itu saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Budi Widyarto L., dr., MH. selaku pembimbing utama yang bersedia meluangkan waktunya, membagi ilmu, memberikan saran, membimbing, memberikan dukungan dan perhatian dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Cindra Paskaria dr., M.K.M., selaku pembimbing pendamping yang bersedia membimbing, membantu, memberi saran, membagi ilmu, meluangkan waktu dan kesempatan, mendukung dan memberi perhatian dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Staf diklat dan suster-suster di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang bersedia membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Responden yang bersedia meluangkan waktu dan kesempatan untuk membantu menjawab kuisioner dalam penelitian ini.

5. Papa tersayang B.Silaban yang selalu memberikan dukungan, bantuan, kasih sayang dan doa dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Abang tercinta Jeffry sebagai kakak kandung dan Ester sebagai adik kandung yang selalu mendoakan dan memotivasi saya.


(4)

vii

7. Alm.mama tersayang yang selalu mendukung dan memberikan kasih sayang dan cinta.

8. Sahabat tersayang Ni Luh Noviari, Nurul Evriany, Ismi Riska yang selalu memberi motivasi dan doa dalam penyelesaian penelitian ini.

9. Sahabat terkasih Veronica Shinta, Estheresia, Shely Fitrika, Emanuella Tamara, Orarensya Lestari yang selalu membantu, mendukung dan memberi motivasi dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Kak Helena dan Anindya yang selalu mendoakan dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu membantu, mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang bersedia membaca Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga bisa membantu dan memberikan informasi kepada pembaca. Penulis juga dengan senang hati menerima saran dan kritikan akan karya tulis ini.

Bandung, November 2016


(5)

27

DAFTAR PUSTAKA

Aru W.Sudoyo, B. S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III). Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

Cahyo, W. N. (2013). Pengaruh Faktor Pengetahuan, Pendapatan Orang Tua Dan Sanitasi Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Usia 6-15 Tahun Di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. 1-8. Candra, A. (2010). Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan

Faktor Risiko Penularan. Aspirator, 2, 110-119.

CDC, C. f. (2009). Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. CDC.

Depkes. (2015, januari). Demam Berdarah Dengue Biasanya Mulai Meningkat Di Januari.

Depkes RI, D. R. (2004). Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue. DITJEN PP & PL, D. J. (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.

E.Dardjito; S.Yuniarno; C.Wibowo; A.Saprasetya; H.Dwiyanti. (2008). Beberapa Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Banyumas. Media Litbang Kesehatan, XVIII, 126-136.

E.Wibisono; A.Susilo; L.Nainggolan. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (Vol. 4). (C. Tanto, F. Liwang, S. Hanifati, & E. A. Pradipta, Eds.) Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fathi; Soedjajadi Keman; Chatarina Umbul Wahyuni. (2005, Juli). Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue Di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2, 1-10.

K.Chen; H.T.Pohan; R.Sinto. (2009, Mei). Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue. (H. T. Khie Chen, Ed.) Medicinus, 22, 3-7. Kementerian Kesehatan, R. (Ed.). (2010, Agustus). Demam Berdarah Dengue.

Buletin Jendela Epidemiologi, II, 1.


(6)

28

Mamluatul Hikmah; Oktia Woro Kasmini H. (2015, Oktober). Faktor yang berhubungan dengan kejadian kematian akibat demam berdarah dengue. Unnes Journal of Public Health, 180-189.

Mumpuni, A. C. (2014). Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Tingkat Penghasilan Keluarga Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Benowo Kota Surabaya. 1-9.

Permenkes, P. M. (2014). Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Putri Pratiwi; Suharyo; Kriswiharsi Kun. (2013). Hubungan Antara Faktor Lingkungan Dan Praktik Pencegahan Gigitan Nyamuk Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Pukesmas

Kedungmundu. 1-14.

Samuri; Margo Utomo; Sayono. (2008). Correlation Between Repellent Use, Insecticide, Cleaning Of Breeding Places, And Larvae Existance With Dengue Occurence In Ngalian Village Semarang. 1-11.

Sitio, A. (2008). Hubungan Perilaku Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kebiasaan Keluarga Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan tahun 2008.

Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Jakarta.

Soedjadjadi Keman, S. (2005, Juli). Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan, II, 29-42.

Sumarni M, Hasanuddin I, Erniwati I. (n.d.). Faktor Risiko Upaya Menghindari Gigitan Nyamuk Terhadap Kejadian DBD Di Puskesmas Pattingalloang Makassar. 1-9.

Sumarno S; Poorwo S; Herry G; Sri Rezeki S; Hindra I. (2015). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis (Vol. 2). Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. WHO, W. H. (2009). Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention

and Control. World Health Organization.

Wisfer, Erniwati Ibrahim, Makmur Selomo. (2014). Hubungan Jumlah Penghuni, Tempat Penampungan Air Keluarga Dengan Keberadaan Larva Aedes Aegypti Di Wilayah Endemis DBD Kota Makassar. 1-11.