Mewujudkan Sikap dan Perilaku yang Berorientasi pada Relasi Seksual yang Sehat melalui Pemberdayaan Ayla (Anak yang Dilacurkan) di Kota Surakarta.
(B. Sosial)
Mewujudkan Sikap dan Perilaku yang Berorientasi pada Relasi Seksual yang Sehat melalui
Pemberdayaan Ayla (Anak yang Dilacurkan) di Kota Surakarta
Kata kunci: perilaku seksual Ayla, pengguna, kesehatan reproduksi, pemberdayaan
Humsona, Rahesli; Leibo, Jefta; Zunariyah, Siti
Fakultas ISIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Tujuan penelitian ini, pertama untuk mengetahui persepsi Ayla tentang kesehatan reproduksi dan cara
yang perlu ditempuh untuk mewujudkannya. Kedua mengidentifikasi pola sikap dan perilaku seksual Ayla
dengan pengguna. Ketiga mengetahui seberapa jauh sikap dan perilaku Ayla sudah mengarah pada relasi
seksual yang sehat. Keempat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku
seksual Ayla. Penelitian ini penting, karena kesehatan reproduksi adalah salah satu aspek hak asasi
manusia (HAM). Di samping itu, kesehatan reproduksi Ayla akan mengurangi resiko menyebarnya
HIV/AIDS di Kota Solo, yang saat ini tertinggi di Jawa Tengah.
Teori utama yang digunakan adalah dari Michel Faucault tentang relasi kekuasaan dalam seksualitas.
Bahwa relasi seksualitas adalah relasi kekuasaan tempat kaum laki-laki mengontrol seksualitas
perempuan. Laki-laki adalah pihak yang dominan atas perempuan baik secara seksualitas dan sosial.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive,
pengambilan data dengan observasi, wawancara mendalam dan FGD, validitas data menggunakan
triangulasi sumber dan metode, sedang analisis data menggunakan model interaktif dengan komponen
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi persepsi Ayla tentang kesehatan reproduksi yang
didasarkan oleh karakteristik jaringan prostitusi: terbuka, setengah terbuka dan tertutup. Dalam jaringan
prostitusi yang terbuka, Ayla memiliki persepsi yang kurang memadai tentang kesehatan reproduksi,
sehingga perilaku seksualnya kurang sehat. Pola perilaku seksual yang ditemukan menyangkut
penggunaan obat stimulan seks, penggunaan minuman keras dan narkoba, penggunaan alat pengaman
dalam berhubungan seks, tindakan yang dilakukan setelah berhubungan seks, serta tindakan yang
diambil jika mengalami kehamilan atau terjangkit HIV dan PMS.
Faktor-faktor ekonomi, sosial, budaya dan psikologis telah menyebabkan ketidakberdayaan Ayla sehingga
memiliki sikap dan perilaku seksual yang kurang sehat. Secara sosial relasi kekuasan dalam seksualitas
dikonstruksi, sehingga laki-laki dipahami sebagai pihak yang berhak mengontrol seksualitas perempuan.
Hasil penelitian merekomendasikan untuk menyusun model pemberdayaan Ayla agar tumbuh sikap dan
perilaku yang berorientasi pada relasi seksual yang sehat.
Mewujudkan Sikap dan Perilaku yang Berorientasi pada Relasi Seksual yang Sehat melalui
Pemberdayaan Ayla (Anak yang Dilacurkan) di Kota Surakarta
Kata kunci: perilaku seksual Ayla, pengguna, kesehatan reproduksi, pemberdayaan
Humsona, Rahesli; Leibo, Jefta; Zunariyah, Siti
Fakultas ISIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Tujuan penelitian ini, pertama untuk mengetahui persepsi Ayla tentang kesehatan reproduksi dan cara
yang perlu ditempuh untuk mewujudkannya. Kedua mengidentifikasi pola sikap dan perilaku seksual Ayla
dengan pengguna. Ketiga mengetahui seberapa jauh sikap dan perilaku Ayla sudah mengarah pada relasi
seksual yang sehat. Keempat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku
seksual Ayla. Penelitian ini penting, karena kesehatan reproduksi adalah salah satu aspek hak asasi
manusia (HAM). Di samping itu, kesehatan reproduksi Ayla akan mengurangi resiko menyebarnya
HIV/AIDS di Kota Solo, yang saat ini tertinggi di Jawa Tengah.
Teori utama yang digunakan adalah dari Michel Faucault tentang relasi kekuasaan dalam seksualitas.
Bahwa relasi seksualitas adalah relasi kekuasaan tempat kaum laki-laki mengontrol seksualitas
perempuan. Laki-laki adalah pihak yang dominan atas perempuan baik secara seksualitas dan sosial.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive,
pengambilan data dengan observasi, wawancara mendalam dan FGD, validitas data menggunakan
triangulasi sumber dan metode, sedang analisis data menggunakan model interaktif dengan komponen
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi persepsi Ayla tentang kesehatan reproduksi yang
didasarkan oleh karakteristik jaringan prostitusi: terbuka, setengah terbuka dan tertutup. Dalam jaringan
prostitusi yang terbuka, Ayla memiliki persepsi yang kurang memadai tentang kesehatan reproduksi,
sehingga perilaku seksualnya kurang sehat. Pola perilaku seksual yang ditemukan menyangkut
penggunaan obat stimulan seks, penggunaan minuman keras dan narkoba, penggunaan alat pengaman
dalam berhubungan seks, tindakan yang dilakukan setelah berhubungan seks, serta tindakan yang
diambil jika mengalami kehamilan atau terjangkit HIV dan PMS.
Faktor-faktor ekonomi, sosial, budaya dan psikologis telah menyebabkan ketidakberdayaan Ayla sehingga
memiliki sikap dan perilaku seksual yang kurang sehat. Secara sosial relasi kekuasan dalam seksualitas
dikonstruksi, sehingga laki-laki dipahami sebagai pihak yang berhak mengontrol seksualitas perempuan.
Hasil penelitian merekomendasikan untuk menyusun model pemberdayaan Ayla agar tumbuh sikap dan
perilaku yang berorientasi pada relasi seksual yang sehat.