Perilaku seksual kaum gay yang telah menikah di kota Yogyakarta JURNAL. JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERILAKU SEKSUAL KAUM GAY YANG TELAH MENIKAH DI KOTA
YOGYAKARTA

Fahmi Jafar
Fahmi.mahrus@yahoo.com
At a wedding, the couple having sex when they do it with a partner, the
husband or wife. But in reality it was found that there were seven families in the
city of Yogyakarta, which in the case of a husband is having sex with the same
sex. This study aims to describe the sexual behavior of gays who have married in
the city of Yogyakarta. The theory used in this research is the theory of
dramaturgy of Erving Goffman.
The research is a qualitative descriptive data taken with the technique of
in-depth interviews, observation role, and open questionnaires. Samples were
taken by using purposive sampling technique, the sample in the study selected
with certain criteria of the total Gay who had been married in the city of
Yogyakarta. The criteria used is based on its role in sex ie sex role and shape of
the body. In the role of sex are divided into three categories: Top, Bottom and

Versatile. In the category of body shape is divided into four big, muscle, twink,
and average. Each of those categories is taken samples are 1 (one) person, so it is
taken informants in this study amounted to 12 (twelve) people. Triangluasi
sources are divided based on knowledge of the sexual behavior of gays to the
categories of the general public and NGO board PLUSH. Each of these categories
amounted to one (1) person, so taken informant triangulation than 2 (two) people.
While the analysis of the data used is interactive model that uses three main
components, namely data reduction, data presentation, and conclusion.
Results of this study found that gays live a life with his wife as the actor
who behaves double (front stage and back stage). In the front stage as a husband
and as heterosex men, while in the back stage as gay as a sexual attraction
attracted to men and can act as a Top (male), bottom (female), and Versatile (Can
act as men -Eighteen and as women) against same sex couples (male).
Keywords: Gay, Sexual Behavior,commit
Marriedto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


A. Pendahuluan
Keberadaan gay nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal
yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari
gaya hidup. Mereka mudah ditemukan dimanapun, bergaul, bersosialisasi seperti
masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya dengan hal tersebut, karena setiap
orang memiliki hak untuk mempresentasikan dirinya sesuai dengan apa yang
diinginkannya (Masters, Johnson dan Kolodny, 1992: 15).
Yang tengah dihadapi oleh kaum gay di Indonesia adalah mengenai
keberadaannya yang masih terasa asing di lingkungan masyarakat umum.
Kebanyakan dari masyarakat akan menganggap bahwa gay adalah suatu aib yang
memalukan keluarga dan anggapan bahwa kaum gay adalah kaum yang
menyebabkan munculnya penyakit AIDS. Namun kenyataannya, sampai saat ini
kaum gay tetap berjuang menunjukkan eksistensi dirinya serta melawan
diskriminasi sosial yang terus-menerus muncul di sekitarnya. Kaum gay banyak
dijumpai di kota-kota metropolitan seperti Surabaya, Bandung, Jakarta,
Yogyakarta, Palembang, Batam dan Bali (Oetomo, 2003: 45).
Menurut sebuah riset penelitian skripsi di Universitas Negeri Yogyakarta
tahun 2012 mengenai fenomena gay di Kota Yogyakarta bahwa alasan memilih
jalan hidup sebagai gay diantaranya adalah kebutuhan seksual yang mana
dirasakan oleh kaum gay hanya bisa tertarik dengan sesama laki-laki saja, trauma

percintaan dengan lawan jenis yang dirasakan cukup dalam oleh laki-laki
sehingga memilih pasangan yang sejenis dengan harapan rasa sakitnya tidak
terulang

dan

pengalaman

seks

yang

kurang

menyenangkan

(sodomi)

mengakibatkan trauma berkepanjangan yang akhirnya menjadikan apa yang telah
dialaminya sebagai pengalaman seks dan berlanjut sampai dengan waktu yang

lama. Kedua Pada dasarnya semua narasumber (masyarakat umum) berasumsi
sama bahwa gaymerupakan individu dengan orientasi seks yang tidak wajar.
Di sisi lain Kota Yogyakarta adalah merupakan suatu kota yang sangat
majemuk dan sangat menjunjung tinggi adat istiadat.Atmosfer Kota Yogyakarta
sangat mendukung meluasnya keberadaan para gay. Hal ini disebabkan karena
to userdidominasi oleh warga pendatang
masyarakat Kota Yogyakarta saatcommit
ini banyak

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

atau mahasiswa yang berasal dari bermacam-macam daerah di Indonesia bahkan
dari Negara lain, sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Yogyakarta merupakan
suatu bentuk Indonesia mini karena di dalamnya terdapat berbagai macam model
dan jenis orang di mana mereka berasal dari latar belakang dan adat istiadat serta
kebiasaan yang berbeda. (Hidayat, 2008: 49).
Merupakan satu hal yang sangat menarik bagi penulis jika melihat
keberadaan perilaku seksual kaum gay yang telah menikah dengan seorang

perempuan apakah masih tetap melakukan suatu hubungan dengan sesama jenis
dan ataukah telah berhenti melakukan hubungan dengan sesama jenis melalui
perilaku seksualnya. Di masyarakat awam, jika seorang gay yang telah menikah
dengan seorang perempuan, masyarakat awam tersebut beranggapan bahwa
seorang gay telah berhenti menjadi gay, tetapi, apakah benar-benar telah sembuh
menjadi gay atau masih tetap tertarik kepada laki-laki.
Dengan latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Perilaku Seksual Kaum Gay yang Telah Menikah
di Kota Yogyakarta dengan alasan kaum gay yang telah menikah apakah masih
tetap melakukan hubungan dengan pasangan sejenisnya yakni pasangan lakilakinya atau apakahtelah berhenti melakukan hubungan dengan sesama jenis
melalui perilaku seksualnya.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta dengan alasan penulis melihat
gambaran perilaku seksual kaum gay yang telah menikah di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian jenis ini mementingkan makna dan tidak ditentukan oleh
kuantitasnya. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
berupa angka-angka (Moleong, 2013 : 11 )
Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Sedangkan

teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi, wawancara, dan
committrianggulasi
to user
kuesioner. Validitas data menggunakan
sumber. Teknik analisis yang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

digunakan penulis untuk menganalisis data adalah analisis model interaktif,
dengan tiga komponennya, yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kaum Gay tidak terbuka (coming out) dengan keluarganya, dikarenakan
mereka takut untuk terbuka dengan alasan keluarganya tidak bisa menerima
keadaan mereka sebagai gay. Dalam role sex gay dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1)


Top (peran sebagai penetrasi)

2)

Bottom (peran sebagai dipenetrasi)

3)

Versatile (peran bisa kedua-duanya baik penetrasi maupun

dipenetrasi.
Tujuan kaum gay menikahi seorang perempuan adalah untuk memperoleh
anak, sebagai tuntutan status sosial dan karena paksaan dari orang tuanya. Kaum
gay menikah dengan seorang perempuan dengan terpaksa. Karena dari hati
sanubari mereka, mereka lebih nyaman jika berhubungan dengan laki-laki
daripada berhubungan dengan perempuan. Kaum gay sangat tertutup terhadap
istrinya bahkan terhadap teman-teman heterosex.
Setelah menikah dengan seorang perempuan, Kaum gay masih melakukan
hubungan dengan laki-laki, diantaranya :
1)


Berpacaran dengan laki-laki

2)

Berhubungan seks dengan laki-laki

3)

Meet up (ketemuan) atau kopi darat dengan laki-laki

Perilaku seksual kaum gay yangbtelah menikah, di panggung depan kaum
gay berperilaku sebagai laki-laki heterosex, sedangkan dipanggung belakang,
kaum gay tetap melakukan hubungan seks dengan sesama jenis (laki-laki),Walau
kaum gay telah memiliki anak dari hasil pernikahanya dengan seorang
perempuan, namun perilaku seksualnya masih berhubungan dengan laki-laki.
commitdengan
to user laki-laki lebih nyaman daripada
Kaum gay menyebutkan berhubungan


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

berhubungan dengan perempuan. Termasuk berhubungan jalinan kasih (pacaran)
dan berhubungan seks.
D. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang sudah penulis lakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa bahwa gay yang telah menikah tinggal di Kota
Yogyakarta perilaku seksualnya masih sama yaitu masih melakukan hubungan
dengan laki-laki melalui perilaku seksualnya, baik dalam hubungan seks (anal,
petting, kissing, oral, rimming) maupun dalam hubungan non seks (meet up,
dating, chatting dan relationship). Dalam panggung depan, kaum gay dihadapan
istrinya sebagai laki-laki heterosex yang dapat melakukan hubungan seksual
dengan perempuan. Dalam panggung belakang, kaum gay melakukukan hubungan
seksual dengan laki-laki.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Bisri, Mustofa. 2008. Kamus Lengkap Sosiologi. Panji Pustaka :
Yogyakarta.

Fahri. 1999. Bulletin Gaya Nusantara. Jakarta : Bulletin Nusantara.

Jonson, Doyle paul. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern.
Terjemahan.Robert M. Z Lawang, Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

Kolodny, Masters, Johnson. 1992. Fenomena gay dan Perilaku
Seksualnya. Jakarta : Nusantara.

Lexy,

Moleong. 2002.


Metodologi

Penelitian

kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda karya.

Oetomo. 2003. Identitas Kaum Homeseksual di Indonesia. Jakarta :
Nusantara.

Poloma, Margaret. M. Sosiologi Kontemporer. PT Raja GrafindoPersada :
Jakarta.

Ritzer, George. 2010. Teori Sosiologi, Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Social Postmodern. Kreasi Wacana:
Yogyakarta.

Slamet, Yulius. 2006. Metode Penelitian Sosial. Sebelas Maret University
Press : Surakarta.
Soerojo, Wignjodipoero. R. 2002. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat.
Jakarta: PT. Gunung Agung
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Spradley, James P. 1997. Etnografi: Sebuah Metode Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Turner, Briyan, dkk. 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Wardi, Bacthiar. 2006. Sosiologi Klasik, dari Comte hingga Parsons.
Bandung: PT Remaja.

SKRIPSI
Danis, Albertin. 2011. Peneltian berjudul Fenomena Komunitas Gay di
Kota Malang. Universitas Brawijaya Malang.

Laila, Urrin, Sa’adah. 2008. Penelitian berjudul Pembentukan Identitas
Seksual Kaum Gay. Univeritas Negeri Malang.

Lestari, Gesti. 2012. Penelitian berjudul Fenomena Gay di Kota
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

JURNAL INTERNASIONAL

Alarid, Fiftal, Leanne. 2000. Sexual Orientation Perspectives of
Incarcerated Bisexual and Gay Men.

Guarnero, Peter. 2007. Family and Community Influences on the Social
and Sexual Lives of Latino Gay Men.
William A. Jellison. 2004. Implicit and Explicit Measures of Sexual
Orientation Attitudes: In Group Preferences and Related Behaviors and
Beliefs among Gay and Straight Men.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

INTERNET

http://gayindonesiaforum.com/gay-chat-room2/data-menarik-ttg-perilakuseks-gay-t3128.html (diunduh pada 3 Januari 2014 pukul 19.00 WIB).
http://news.detik.com/read/2013/03/20/101657/2198635/10/istri-gugatcerai-karena-suaminya-ternyata-homoseks (diunduh pada 10 Januari 2014
pukul 21.00 WIB).
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/271/pengertian-menikah-danhukumnya/(diunduh pada 14 Maret 2014 pukul 21.00 WIB).
(Sumber

data

BPS

Kota

Yogyakarta,

blogspot.co.id/2009/12/profil-kota-yogyakarta.html
November 2015 Pukul 20.00 WIB)

commit to user

dikases

http://aa-yogya.
pada

tanggal

1