NASKAH PUBLIKASI (LAILY HIMAWATI S021308044)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI PERSALINAN
SEKSIO SESAREA DAN PERSALINAN PERVAGINAM

The Difference Level of Axiety of Mather Sectio Caesarea and Labour

Laily Himawati1), M. Syamsulhadi 2), Supriyadi Hari Respati 3)
1)

Program studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr. Moewardi Surakarta
3)
SMF Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
2)

ABSTRACT
THE DIFFERENCE LEVEL OF AXIETY OF MOTHER SECTIO CAESAREA AND

LABOUR
Anxiety is a misgiving as if something bad is going to happen and feel uncomfortable as if
there is a threat. A mother may feel the fear of pain and physical dangers that will arise at the
time of birth. One of the causes of anxiety on pregnant women because of the perception that
mothers are less precise about birthing. Childbirth are perceived as a scary process and cause
tremendous pain. This makes pregnant women feel great anxiety ahead of the birth of baby.
This research is a type of Observational Analytic with Cross Sectional approach. The
population is all of the mother's maternity in Dr. Moewardi Hospital and Dr. Oen Hospital
Kandangsapi Surakarta as many as 132 people from the medical record. Sampling techniques
with non probability sampling consecutive 64 subject. Data collection using the
questionnaire. Data analysis using Regression Logistic.There is a difference in level anxiety
of labour and sectio caesarea statistically significant. Mother with labour anxiety 0,358 larger
than the mother with sectio caesarea. (p = 0,045; CI 95% = 0.13 sd = 0.99; OR 0,358). There
is a difference in levels of anxiety of labour and sectio caesarea. Prevention efforts required a
condition for motherhood to prevent the occurrence of anxiety before maternity as a good
respiratory control, doing relaxation, cognitive intervention, approach to religion, antenatal
care, and maternity as well as gymnastics required roles and health workers in mentoring,
support and the giving of information relating to the advantages and disadvantages of the
method of delivery so that mothers will be better equipped to prepare labour and makes
reduce anxiety

Keywords: Anxiety level,sectio caesarea, labour
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

saat proses persalinan normal maupun
persalinan seksio sesarea, dapat
Kecemasan merupakan suatu perasaan
dipastikan ibu yang tidak tahu akan
waswas seakan sesuatu yang buruk akan
proses
dalam
persalinan
akan
terjadi dan merasa tidak nyaman seakan
mengalami kecemasan lebih tinggi
ada ancaman. Seorang ibu mungkin
daripada ibu yang tahu tentang proses

merasakan takut akan rasa sakit dan
persalinan. Ada berbagai alasan ibu
bahaya fisik yang akan timbul pada
hamil tidak melakukan pemeriksaan
waktu persalinan (Keliat et al., 2011).
kehamilanya antara lain karena sosial
Salah satu penyebab kecemasan pada
ekonomi yang rendah, pendidikan yang
ibu hamil dikarenakan persepsi ibu yang
masih rendah, adanya kepercayaan
kurang
tepat
mengenai
proses
penduduk yang salah tetapi masih
persalinan. Persalinan dipersepsikan
diyakini sebagai suatu kebenaran, jarak
sebagai proses yang menakutkan dan
yang jauh antara pemukiman warga dan
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

tempat pelayanan kesehatan (Cholifah,
Hal ini membuat ibu hamil merasakan
2009). Dalam situasi cemas kemampuan
kecemasan yang hebat menjelang
seseorang
dalam
mempersepsikan
kelahiran bayinya (lmiasih dan Susanti,
stimulus yang berasal dari individu akan
2010).Perasaan cemas yang seringkali
mengalami penyempitanbahkan terjadi
menyertai kehamilan akan mencapai
penyimpangan pada tingkat kecemasan
puncaknya pada saat persalinan.
panik (Savitz dan Schetter, 2006).
Persalinan merupakan suatu pengalaman
Akibat dari kondisi kecemasan berat dan
yang membutuhkan kerja keras dan
panik, hal-hal yang harus dilakukan
perjuangan yang melelahkan bagi ibu

pasien sebelum dilakukan tindakan
(Syafrudin etal., 2011). Setiap wanita
persalinan dipersepsikan dengan tidak
menginginkan persalinannya berjalan
baik oleh pasien bahkan terjadi
lancar dan dapat melahirkan bayi yang
penyimpangan.
Hal
ini
dapat
sempurna.Menurut beberapa penelitian
mengakibatkan terhambatnya rencana
faktor yang dapat mempengaruhi
proses persalinan ataupun proses
kecemasan antara lain: jenis kelamin,
pemulihan persalinan (Jubaidi dan
umur,
dan
tingkat
pendidikan.

Novisen, 2012). Seorang ibu hamil yang
Kecemasan tersebut dikaitkan dengan
mengetahui apa yang akan terjadi pada
apakah proses persalinan tersebut
waktu persalinan akan lebih kooperatif
berjalan lancar atau tidak dan apakah
dan merasakan nyeri yang lebih ringan
bayi mereka akan lahir dengan
(Gurung et al., 2005). Hal ini dapat
sempurna atau tidak sehingga seringkali
dilakukan pada saat pemeriksaan
kecemasan yang berlebihan akan
kehamilan, serta didukung dengan
menghambat
proses
persalinan
pemberian gizi seimbang, senam hamil,
(Herliana,
2010).
Kurangnya

imunisasi, merencanakan tempat dan
pengetahuan ibu mengenai manfaat
penolong
persalinan,
persiapan
kunjungan Ante Natal Care (ANC) juga
perlengkapan bayi dan ibu agar
user
dapat mengakibatkan kecemasan padacommit to
persalinan dapat berjalan lancar
PENDAHULUAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

perbedaan tingkat kecemasan ibu
(Weisberg dan Paquette, 2008).
primigravida
dengan

multigravida
Dampingan sosial terutama suami yang
dalam menghadapi proses persalinan
memberikan
dampingan
informasi
kala I di Rumah Bersalin Ngudi Saras
sangat berpengaruh pada persepsi istri
Jaten Karanganyar menunjukkan bahwa
terhadap proses persalinan khususnya
nilairerata
kecemasan
ibu yang akan melahirkan serta dapat
kelompokprimigravida yaitu 250,50
memberikan dorongan fisik dan moral
termasuk
dalam
kategori
bagi ibu yang melahirkan, sehingga ibu
mengalamikecemasan

sedang
dan
akan merasa lebih tentram (Dunkel,
untukkelompok multigravida dengan
2011). Pada penelitian yang dilakukan
nilairerata
kecemasan
yaitu
di Denmark dengan menggunakan study
176,25termasuk kategori mengalami
cohort
yang
dilakukan
kepada
kecemasan ringan, perbedaan dengan
responden sebanyak 100 wanita yang
penelitian sekarang adalah variabel,
akan bersalin menunjukkan hasil bahwa
metode penelitian, tempat penelitian,
ibu yang akan menjalani persalinan

sampel, analisis data, dan kategori
seksio sesarea karena kegawatdaruratan
kecemasan.Rumah Sakit Umum Daerah
sebanyak 59% mengalami tingkat
Dr. Moewardi Surakarta dan Rumah
kecemasan lebih tinggi dibandingkan
Sakit Dr. Oen Surakarta adalah rumah
ibu yang akan mengalami persalinan
sakit rujukan yang menerima kasus
normal (Fenwick et al., 2009)
persalinan spontan maupun seksio
Hasil penelitian dari Pawaatte dkk
sesarea. Berdasarkan uraian latar
(2013) tentang perbedaan tingkat
belakang diatas bahwa ibu dalam
kecemasan pre operasi seksio sesarea di
menghadapi persalinan seksio sesarea
RSIA Kasih dan RSUP Prof, Dr. R. D.
mengalami tingkat kecemasan lebih
Kandou Manado menunjukkan bahwa

tinggi
dibandingkan
ibu
yang
dari 30 responden terdapat 4 (13,4%)
mengalami persalinan normal, maka
yang memiliki tingkat kecemasan dalam
dari itu peneliti tertarik untuk
kategori sedang, 8 orang (26,7%) dalam
melakukan penelitian dengan judul
kategori ringan, dan 18 orang (59,9%)
perbedaan tingkat kecemasan ibu
dalam kategori berat, perbedaan dengan
menghadapi persalinan seksio sesarea
penelitian sekarang variabel bebasnya
dan persalinan pervaginam.
yaitu persalinan seksio sesarea dan
persalinan pervaginam, responden yang
METODE PENELITIAN
digunakan ibu bersalin seksio sesarea
dan ibu yang akan bersalin secara
Penelitian ini merupakan penelitian
pervaginam, jumlah responden, metode
analitik
observasional
dengan
penelitian, tempat penelitian, analisis
pendekatan cross sectional. Penelitian
data, serta kategori kecemasan dalam
ini dilaksanakan di RSUD Dr Moewardi
penelitian ini mengkategorikan tingkat
dan RSU Dr Oen Surakarta Pada bulan
kecemasan menjadi cemas tinggi dan
Februari-April 2015.Populasi pada
cemas
rendah.Sedangkan
menurut
penelitian
ini adalah Semua ibu yang
commit to
user
penelitian Palupi (2013) tentang
akan bersalin di RSUD Dr Moewardi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan RSU Dr Oen Surakarta sebanyak
132 orang yang didapat dari data rekam
medik. Sampel dalam penelitian ini
adalah rule of thumb jumlah minimal
sampel
yang
dapat
dipertanggungjawabkan secara statistik,
sudah disepakati dan merupakan
kelaziman bagi para peneliti statistik
adalah 30 responden, jumlah tersebut
disetujui karena sudah mendekati
distribusi
normal
dan
untuk
mengantisipasi
kemungkinan
berkurangnya sampel maka digunakan
rumus n’= n/1-L, dimana n’= ukuran
sampel setelah revisi, n= ukuran sampel
asli, L= proporsi subjek yang hilang,
bila diantisipasi ada 5% didapatkan
nilai 31,57 dan dibulatkan menjadi 32
responden (Murti, 2013). Jadi jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN

sampel 64 dianggap sudah repesentatif
dalam penelitian ini.
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan program SPSS,
dengan tahapan yang pertama,yaitu
analisis univariat untuk mendapatkan
gambaran secara deskriptif tiap
variabel, analisis bivariat untuk menguji
hipotesis dengan uji chi square,
selanjutnya
analisis
multivariat,
untukmengetahui sejauh mana pengaruh
tiap variabel perancu dengan analisis
regresi logistik ganda.

Tabel 1. Karakteristik subjek Penelitian
Variabel
Umur

Pendidikan

Pendapatan
Paritas
Dukungan suami

Kategori
< 20 tahun
21-35 tahun
>35 tahun
Rendah
Menengah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Primigravida
Multigravida
Lemah
Kuat

Jumlah
3
54
7
1
30
33
13
51
27
37
31
33

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian
besar subjek penelitian berusia 20—35
tahun
sebanyak
54
subjek
(84,4%)tingkat
pendidikan
tinggi
sebanyak 33 subjek (51,6%) pendapatan
tinggi sebanyak 51 subjek (79,7%)

%
4.7
84.4
10.9
1.6
46.9
51.6
20.3
79.7
42.2
57.8
48.4
51.6

multigravida sebanyak 37 subjek
(57,8%) dukungan suami kuat sebanyak
33 subjek (51,6%).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Analisi subjek penelitian dengan tingkat
kecemasan dengan uji chi kuadrat
Variabel

Kategori

< 20 tahun
21-35 tahun
>35 tahun
Rendah
Pendidikan
Menengah
Tinggi
Rendah
Pendapatan
Tinggi
Primigravida
Paritas
Multigravida
Lemah
Dukungan suami
Kuat
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
besar subjek penelitian berumur 21—35
tahun mengalami kecemasan rendah
sebanyak 29 subjek (85,3%)pendidikan
tinggi mengalami kecemasan rendah
sebanyak 20 subjek (58,8%)pendapatan
tinggi mengalami kecemasan rendah 30
subjek (88,2%)multigravida mengalami
Umur

Cemas
Cemas
%
%
p
Tinggi
Rendah
2
6,7
1
2,9
25
83,3
29
85,3
0.769
3
10,0
4
11,8
1
3,3
0
0
16
53,3
14
41,2
0.305
13
43,3
20
58,8
9
30,0
4
11,8
0.070
21
70,0
30
88,2
16
53,3
11
32,4
0.090
14
46,7
23
67,6
17
56,7
14
41,2
0.216
13
43,3
20
58,8
kecemasan rendah 23 subjek (67,6%)
dandukungan suami kuat mengalami
cemas rendah sebanyak 20 subjek
(58,8%). Hasil statistik diperoleh nilai
p>0,05 berarti tidak ada pengaruh umur,
pendidikan, pendapatan, paritas dan
dukungan suami dengan kecemasan
dalam
menghadapi
persalinan

Tabel 3. Analisis tentang perbedaan tingkat kecemasan ibu mengahadapi
persalinan seksio sesarea dan persalinan pervaginam jenis persalinan
Klasifikasi Kecemasan
Jenis Persalinan
Cemas Tinggi Cemas Rendah OR
CI 95%
p
F
%
F
%
Seksio sesarea
11
34,4
21
65,6
Pervaginam
19
59,4
13
40,6
0,36 0,13-0,99
0,045*
Total
30
46,9
34
53,12
Signifikansi 35 sebagian digolongkan pada
sebanyak 20 subjek (58,8%) akan tetapi
kehamilan beresiko tinggi terhadap
masih didapatkan ibu bersalin dengan
kelainan bawaan dan penyulit pada
tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13
persalinan. Hal ini tidak sejalan dengan
subjek (43,3%) mengalami kecemasan
teori perkembangan Hurlock yang
tinggi. Hal ini tidak sejalan dengan teori
menyatakan bahwa semakin dewasa
Notoatmojo (2007) bahwa pendidikan
seseorang maka semakin baik pula
merupakan peran penting dalam proses
mereka
mengetahui
bagaimana
tumbuh kembang seluruh kemampuan
mengontrol
kecemasan
atau
commit to
user perilaku
dan
manusia,
dengan
mengendalikan emosi (Mar’at, 2006).

perpustakaan.uns.ac.id

pendidikan manusia dianggap akan
memperoleh pengetahuan, semakin
tinggi pendidikan seseorang, maka akan
semakin tinggi kualitas pengetahuan
seseorang sehingga lebih mudah
menerima ide dan teknologi baru. Hal
ini juga tidak sejalan dengan penelitian
Robbin dan Dunkel (2011) bahwa Ibu
hamil dengan latar belakang pendidikan
tinggi cenderung mengalami tingkat
kecemasan lebih rendah dibanding ibu
hamil dengan latar belakang pendidikan
rendah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Astria Yoranda tahun 2009
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
yang
signifikan
antara
tingkat
pendidikan dengan tingkat kecemasan
ibu menghadapi persalinan.

digilib.uns.ac.id

menurunkan
tingkat
kecemasan
seseorang (Harsanti, 2010).

Hasil analisis secara statistik tidak ada
pengaruh yang signifikan paritas dengan
tingkat kecemasan ibu menghadapi
persalinan seksio sesarea dan persalinan
(OR=2,32;CI
95%=0,73—
7,35;p=0,154). Berdasarkan penelitian
masih didapatkan hasil ibu multigravida
mengalami kecemasan tinggi sebanyak
14 subjek (46,7%). Hal ini sejalan
dengan teori Kartono (2007) bagi
primigravida,
kehamilan
yang
dialaminya merupakan pengalaman
pertama kali dan ketidaktahuan menjadi
faktor penunjang terjadinya kecemasan
sehingga trimester III dirasakan
semakin mencemaskan karena semakin
Hasil analisis secara statistik tidak ada
dekat dengan proses persalinan.
pengaruh yang signifikan pendapatan
Sedangkan bagi multigravida, mungkin
dengan
tingkat
kecemasan
ibu
kecemasan
berhubungan
dengan
menghadapi persalinan seksio sesarea
pengalaman masa lalu yang pernah
dan
persalinan
pervaginam
dialaminya. Menurut Manuaba (2003)
(OR=2,01;CI
95%=0,46—
pada kehamilan pertama ibu hamil tidak
8,83;p=0,355). Hasil penelitian masih
mengetahui berbagai cara mengatasi
didapatkan sebanyak 21 subjek (70%)
kehamilan
sampai
pada
proses
memiliki tingkat pendapatan tinggi
persalinan dengan lancar dan mudah,
mengalami tingkat kecemasan tinggi.
sehingga hal ini mempengaruhi
Hal ini tidak sejalan dengan pendapat
kecemasan ibu hamil primigravida
Supriyadi (2005) bahwa pendapatan
dalam
mengahadapi
persalinan.
yang baik pada pasien dimungkinkan
Pengalaman bersalin sebelumnya dapat
dapat memenuhi kebutuhan pasien
menurunkan
kecemasan
dalam
selama dirawat, biaya dan kebutuhan
menjalani
persalinan
berikutnya.
yang tidak sedikit selama dirawat dapat
Penelitian ini sejalan dengan hasil
terpenuhi. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Indrawati (2007) bahwa tidak
penelitian Windi (2008) bahwa tidak
ada pengaruhn ibu primigravida dan
ada hubungan yang signifikan antara
multigravida terhadap kecemasan dalam
pendapatan dengan tingkat kecemasan
menghadapi persalinan, dan tidak
dalam menghadapi persalinan pada ibu
sejalan dalam penelitian 1.400 ibu di
hamil trimester III, dan biaya yang
Finlandia menunjukkan bahwa ibu
user
cukup
terkadang
tidak
dapatcommit to
primigravida
cenderung mengalami

perpustakaan.uns.ac.id

kecemasan
menjelang
(Rouhe et al., 2009).

digilib.uns.ac.id

persalinan

Hasil analisis secara statistik tidak ada
pengaruh yang signifikan dukungan
suami dengan tingkat kecemasan ibu
menghadapi persalinan seksio sesarea
dan
persalinan
pervaginam
(OR=1,75;CI
95%=0,59—
5,18;p=0,312).
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar
subjek penelitian adalah mendapat
dukungan suami kuat mengalami cemas
rendah sebanyak 20 subjek (58,8%).
Hamilton (2005) menyatakan bahwa
peran pendamping selama proses
persalinan antara lain menciptakan
suasana kekeluargaan dan rasa aman
dan memberikan dorongan spiritual
dengan ikut berdoa. Dampingan sosial
terutama suami yang memberikan
dampingan
informasi
sangat
berpengaruh pada persepsi istri terhadap
proses persalinan khususnya ibu yang
akan
melahirkan
serta
dapat
memberikan dorongan fisik dan moral
bagi ibu yang melahirkan, sehingga ibu
akan merasa lebih tentram (Dunkel,
2011). Hal ini sejalan dengan penelitian
Mukhoirotin (2011) yang menyatakan
dukungan suami dapat berpengaruh
terhadap penurunan tingkat kecemasan,
tambahan studi menunjukkan bahwa ibu
yang mendapatkan
dukungan dari
keluarga memiliki tingkat kecemasan
lebih rendah dibanding ibu yang tidak
mendapatkan dukungan (Gurung et
al.,2005; Saisto et al., 2008).

19 subjek (59,40%) kecemasan rendah
13 subjek (40,6%) dan subjek penelitian
dengan persalinan seksio sesarea yang
mengalami kecemasan tinggi sebanyak
11 subjek (34,4%) kecemasan rendah 21
subjek (65,6%). Hasil uji statistik
didapatkan hasil bahwa ada perbedaan
yang bermakna nilai OR=0,358 dengan
signifikansi nilai p= 0,045/