HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK” (Survei pada KAP di Surabaya)”.

HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK”
(Survei pada KAP di Surabaya)”
SKRIPSI

Oleh:
DEWI KURNIAWATI
0813315025/FE/EA

Kepada

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN

PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK”
(Survei pada KAP di Surabaya)”

Yang diajukan
DEWI KURNIAWATI
0813315025/FE/EA

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Drs.Ec. Saiful Anwar, MSi
NIP. 195803251988031001

Tanggal : …………........

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si.

NIP. 196509291992032001

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK”
(Survei pada KAP di Surabaya)”
Yang diajukan

DEWI KURNIAWATI
0813315025/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi
NIP. 195803251988031001


Tanggal : …………........

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK”
(Sur vei pada KAP di Sur abaya)
Disusun Oleh :

DEWI KURNIAWATI
0813315025/FE/EA


Telah Diper tahankan dan Diter ima Oleh
Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 21 Mei 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji
Ketua

Drs. Ec. Saiful Anwar , Msi

Drs. Ec. Saiful Anwar , Msi
Sekretaris

Dra. Ec. Tituk Diah W, M.Aks
Anggota

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks


Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran
J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, M.M
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal yang
merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dengan judul “HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK
MENINGKATKAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK” (Survei

pada KAP di Surabaya)”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun proposal ini. Sehubungan dengan
hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam mendukung kelancaran penulisan proposal baik berupa dukungan, doa
maupun bimbingan yang telah diberikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

3.


Dr. Hero Priono M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam mengerjakan proposal.

5.

Orang tua dan seluruh keluarga di rumah atas semua kasih sayang
dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.

6.

Robby Hansen yang telah mendampingi dan memberikan dukungan

dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

7.

Ibu Emi Tutianingsih, Bapak Suprapto, Mbah Uti dan Mbak Leli
memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

8.

Seluruh Anggota IAPI khususnya Akuntan Publik di wilayah
Surabaya, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian.

9.

Semua dosen-dosen pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan ”Veteran” Jatim yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

10.


Bapak Eddy Sutjahjo, Ibu Mega, Diga, Yoga, Disca, Mbak Pik yang
telah memberi perhatiaannya, dukungan, materi dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi.

11.

Bapak Eko Purwanto, Moch. Aris Mahayudin, Luthfi Ridho, dan
Dewi Rachmawati selaku Manager dan Supervisor di tempat penulis
bekerja, terima kasih atas semua dukungan dan kesempatan yang
diberikan kepada penulis.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12.

Teman-teman di KAP Supoyo, Sutjahjo, Subyantara dan Rekan,
Endah, Mas Budi, Arischa, Putri, Dian, Lukman, Ruri, Cak Agus,

Cak Nur, Mas Wiwin staff lantai 3, lantai 2 dan lantai 1 yang tidak
bisa disebutkan semua, terima kasih atas semua dukungan, semangat
dan fasilitas yang disediakan kepada penulis.

13.

Eks-Supoyo yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama
penulisan skripsi.

14.

Teman-teman di PT Trien Gasmiku, Pak Indra, Pak Rohim dan
Mbak Nita terima kasih atas semua dukungan, semangat untuk
menyelesaikan skripsi.

15.

Dwi, Isa, Leli, Fitri, Jupeng terima kasih atas semua bantuan dan
informasi yang diberikan.


16.

Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan proposal ini. Penulis juga berharap, penulisan
proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Mei 2013

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................

1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................

6

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................

6

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................

7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................

9

2.1. Hasil penelitian terdahulu .........................................................

9

2.2. Landasan Teori......................................................................... 13
2.2.1.

Pengertian Audit ........................................................ 13

2.2.2.

Jenis-jenis Audit ......................................................... 14

2.2.3.

Jenis-Jenis Auditor ..................................................... 16

2.3. Akuntan Publik ........................................................................ 17
2.3.1.

Pengertian Akuntan Publik ........................................ 17

2.3.2.

Jasa Yang Dihasilkan Oleh Profesi Akuntan Publik .... 17

2.4. Profesionalisme ........................................................................ 20
2.4.1.

Pengertian Profesionalisme ........................................ 20
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.2.

Akuntan Publik yang Profesional .............................. 21

2.5. Kode Etik Profesional .............................................................. 23
2.5.1.

Pengertian Etika ........................................................ 23

2.5.2.

Pengertian Kode Etik ................................................. 24

2.5.3.

Tujuan Kode Etik Profesional .................................... 25

2.5.4.

Pentingnya Kode Etik Profesional .............................. 26

2.5.5.

Kode Etik Akuntan Publik ......................................... 26

2.6. Aturan Etika Akuntan Publik .................................................... 28
2.7. Hubungan Antara Aturan Etika dengan Profesionalisme Akuntan
Publik....................................................................................... 31
2.8. Kerangka Pikir ......................................................................... 32
2.9. Hipotesis .................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 37
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................... 37
3.1.1.

Teknik Pengukuran Variabel ...................................... 38

3.2. Teknik Penentuan Sampel .......................................................... 38
3.3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis............................................... 40
3.4.1.

Uji Validitas

......................................................... 43

3.4.2.

Uji Reliabilitas ......................................................... 44

3.4.3.

Uji Normalitas ......................................................... 44

3.4.4.

Uji Hipotesis

......................................................... 45

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 46
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian......................................................... 46
4.2. Deskripsi Variable ..................................................................... 50
4.2.1.

Deskripsi Variable Etika Profesi ................................ 50

4.2.2.

Deskripsi Variable Profesionalisme ........................... 51

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ................................................ 52
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 53
4.4.1.

Perbedaan Peneliatian Terdahulu dengan Sekarang .... 56

4.4.2.

Keterbatasan Penelitian............................................... 57

4.4.3.

Implikasi Penelitian .................................................... 57

4.4.4.

Pengembangan Ilmu Pengetahuan............................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 59
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 59
5.2. Saran .......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK”
(Survei pada KAP di Surabaya)

By
Dew i Kurniaw at i

Akuntansi Keuangan - UPN Veteran Jawa Timur Surabaya
ABSTRACT
Public accountant office as a separate element still have a chance to be
looked at broadly as a learned profession. When a public accountant office
becomes more accepted, they must face a greater risk, the possibility of alleged
negligent in their actions, in dealing adversity failure or tolerance control system
is inadequate. Public accountant office included as one defenders in the
prosecution of the organization. Therefore needed an appropriate attitude with
high standards of professionalism. Things to take a look within existence from the
professionalism is defined as the basic ethical professional behavior. In addition
the was a significant positive correlation between attitude obey the rules of
professional commitments. With a commitment to high professional will prioritize
the importance of obeying rules. Based on description above, the purpose of this
study was to determine the effect of the rules ethics to improve the professionalism
of public accountants.
The population in this study were all users contained in some KAP in
Surabaya. The sample is all population of users in Surabaya, which is totaling 43
KAP. Sample consists of all members from population based and served sphere
Surabaya. Model used in this research is a test of linear regression.
After knowing the problem, researching and discussing the results of
research on the relationship of professional ethics and professionalism then few
conclusions can be drawn as follows: Profession Ethics have a high correlation to
professionalism.
Keywords : professional ethics and professionalism

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN ATURAN ETIKA UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK”
(Survei pada KAP di Surabaya)

By
Dewi Kurniawati
Akuntansi Keuangan - UPN Veteran Jawa Timur Surabaya
ABSTRAKSI

Kantor akuntan publik sebagai suatu elemen tersendiri tetap memiliki
peluang untuk diperhatikan dengan luas sebagai suatu profesi yang dipelajari.
Ketika kantor akuntan publik menjadi lebih diterima, mereka harus menghadapi
resiko yang semakin besar, kemungkinan dituduh lalai dalam tindakantindakannya, kegagalan dalam menghadapi kesulitan atau toleransi terhadap
sistem pengendalian yang tidak memadai. Kantor akuntan publik termasuk
sebagai salah seorang pembela dalam proses penuntutan terhadap organisasi. Oleh
karena itu dibutuhkan sikap yang sesuai dengan standar profesionalisme yang
tinggi. Hal yang perlu dilihat dalam profesionalisme adalah eksistensi dari dasar
etika yang didefinisikan sebagai tingkah laku professional. Selain itu adanya
hubungan positif yang signifikan antara sikap taat pada aturan dengan komitmen
professional. Dengan komitmen profesional yang tinggi akan mengutamakan
pentingnya taat dalam aturan. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh aturan etika untuk meningkatkan
profesionalisme akuntan publik.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh user yang terdapat pada
beberapa KAP di Surabaya. Sampel adalah seluruh dari populasi user di Surabaya,
yaitu yang berjumlah 43 KAP. Sampel terdiri atas seluruh anggota yang dari
populasi yang berkedudukan dan menjabat dilingkup Surabaya. Model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian
tentang hubungan etika profesi dan profesionalisme maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut : Etika profesi mempunyai hubungan yang tinggi
terhadap profesionalisme.
Keywords : etika profesi dan profesionalisme

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk
liberalisasi ekonomi hendaknya semakin memacu kalangan bisnis dan
pemerintah untuk responsive terhadap kebutuhan masyarakat. Pada era
globalisasi ini etika bisnis muncul sebagai salah satu faktor yang menarik
untuk diperhatikan, untuk itu diperlukan upaya penegakan etika oleh banyak
kalangan bisnis dan pemerintah. Sebagaimana profesi lain, profesi akuntan
di Indonesia masuk dalam kategori negara yang sedang berkembang. Kita
juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan–kekurangan dalam
pemerintahan kita, terutama yang menyangkut masih banyaknya terjadi
kebocoran keuangan negara dan masih rendahnya mutu pelayanan publik.
Sudah banyak kita mendengar kritisi dari berbagai lembaga baik itu nasional
maupun internasional tentang kondisi governance di negara kita. Peringkat
yang kita peroleh dari berbagai survey yang dilakukan oleh berbagai
lembaga mendukukan Negara Indonesia dalam posisi yang di bawah dalam
keterbukaan, tingkat korupsi dan lain-lain.
Kantor akuntan publik merupakan mata telinga dari pemimpin unit
di mana akuntan publik tersebut berada. Untuk itu, kantor akuntan publik
perlu meningkatkan kualitas kerjanya agar dapat menghasilkan informasi
audit yang berguna untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya perbuatan
yang tidak terpuji dilingkungan tempat dia bekerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Menurut Agoes (2004) ada dua alasan perlunya suatu laporan
keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu 1) jika tidak
diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung
kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja sehingga
diragukan kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan dan 2) jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat
opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) dari KAP, berarti
laporan keuangan tersebut dapat diasumsikan bebas dari salah saji material
dan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan yang mengandung salah saji
material dampaknya, secara individual atau keseluruhan cukup signifikan
sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan disajikan secara tidak
wajar dalam semua hal yang material. Di sinilah peran akuntan publik dalam
menentukan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan
keuangan

tidak semata–mata

bekerja

untuk

kepentingan kliennya,

melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien
dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik
dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept No.2,
menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama
yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Untuk dapat mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan
perlu diaudit oleh akuntan publik untuk memberikan jaminan kepada
pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang berlaku di Indonesia. Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis
untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan
tersebut. Gambaran

terhadap

profesionalisme

dalam profesi akuntan

publik seperti yang dikemukakan oleh Hastuti dkk. (2003) dicerminkan
melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan rekan
seprofesi.
Selain

menjadi

seorang

profesional

yang

memiliki

sikap

profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang
memadai

dalam

profesinya

untuk

mendukung pekerjaannya

dalam

melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan
memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak
sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan audit, akuntan
publik harus

mempertimbangkan

masalah

pengendalian

yang

dan

direncanakan

penetapan tingkat risiko

pertimbangan

awal

tingkat

materialitas untuk pencapaian tujuan audit.
Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa audit profesional
meningkat jika profesi menetapkan standar kerja dan perilaku yang dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

mengimplementasikan praktik bisnis yang efektif dan tetap mengupayakan
profesionalisme yang tinggi. Konsep profesionalisme modern dalam
melakukan suatu pekerjaan seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003),
berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap.
Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan
tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode
etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa
profesionalisme. Hastuti dkk. (2003) menyatakan bahwa profesionalisme
menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai akuntan publik.
Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan dalam
lima dimensi profesionalisme, yaitu pertama, pengabdian pada profesi
dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan
kecakapan yang dimiliki serta keteguhan untuk tetap melaksanakan
pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi
dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Kedua, kewajiban sosial
adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat
yang diperoleh baik masyarakat maupun kalangan profesional lainnya
karena adanya pekerjaan tersebut.
Dalam dunia akuntansi dan audit ada bagian yang disebut sebagai
lingkungan pengendalian manajemen yaitu situasi dan kondisi yang
mempengaruhi kuat lemah sistem pengendalian manajemen. Beberapa
diantaranya adalah regulasi pemerintah, budaya masyarakat sekitar, praktik
bisnis dan kondisi penegakan hukum. Dalam lingkungan pengendalian yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

kondusif, mereka cenderung dapat menjaga diri dari perbuatan curang,
menaikkan harga proyek, menyuap laba dan sebagainya. Dalam lingkungan
pengendalian yang buruk, pelaku bisnis punya peluang besar untuk
mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya, meskipun dengan cara yang
tidak dibenarkan oleh hukum dan nilai-nilai etika.
Etika merupakan nilai-nilai hidup dan norma-norma serta hukum
yang mengatur tingkah laku manusia. Etika pada dasarnya berkaitan erat
dengan moral yang merupakan kristalisasi dari ajaran-ajaran. Patokanpatokan, kumpulan aturan dan ketetapan baik lisan maupun tertulis. Etika
yang dinyatakan secara tertulis atau formal disebut sebagai kode etik. Selain
kaidah etika, juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah professional
yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh
karena itu kantor akuntan publik harus menaati aturan etika dan menghayati
serta mengamalkan kode etik dalam menjalankan tugasnya.
Kantor akuntan publik sebagai suatu elemen tersendiri tetap
memiliki peluang untuk diperhatikan dengan luas sebagai suatu profesi yang
dipelajari. Ketika kantor akuntan publik menjadi lebih diterima, mereka
harus menghadapi resiko yang semakin besar, kemungkinan dituduh lalai
dalam tindakan-tindakannya, kegagalan dalam menghadapi kesulitan atau
toleransi terhadap sistem pengendalian yang tidak memadai. Kantor akuntan
publik termasuk sebagai salah seorang pembela dalam proses penuntutan
terhadap organisasi. Oleh karena itu dibutuhkan sikap yang seusai dengan
standar profesioanlisme yang tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Hal yang perlu dilihat dalam profesionalisme adalah eksistensi dari
dasar etika yang didefinisikan sebagai tingkah laku professional. Selain itu
adanya hubungan positif yng signifikan antara sikap taat pada aturan dengan
komitmen professional. Dengan komitmen professional yang tinggi akan
mengutamakan pentingnya taat dalam aturan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan menuangkannya dalam judul :
“HUBUNGAN

ATURAN

ETIKA

UNTUK

MENINGKATKAN

PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK” (Survei pada KAP di
Surabaya)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian penelitian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian ini terfokus pada : “Seberapa besar hubungan penerapan aturan etika
untuk meningkatkan profesionalisme akuntan publik di Surabaya ?”.
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang
diteliti. Dengan data yang diperoleh dari survei pada kantor akuntan publik di
Surabaya, penulis melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya
hubungan penerapan aturan etika untuk meningkatkan profesionalisme akuntan
publik di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.4. Manfaat Penelitiaan
Penelitian

atas

penerapan

aturan

etika

untuk

meningkatkan

profesionalisme akuntan publik di Surabaya diharapkan dapat berguna bagi semua
pihak yang berikepentingan dan di samping itu, penelitian dapat memberi
manfaat:
1.

Bagi kantor akuntan publik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kekurangan, kelemahan,
dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan profesionalisme akuntan
publik.
Dengan demikian, diharapkan kantor akuntan publik dapat memperbaiki
segala

kekurangan

dan

kelemahannya

akan

mampu

memenuhi

tanggungjawab jabatannya kepada kliennya dan memperoleh kepercayaan
dari publik.
2.

Bagi masyarakat khususnya di lingkungan perguruan tinggi, memberikan
tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan atau wawasan
mengenai “aturan etika” baik secara teori maupun praktek dan untuk
menambahkan wawasan mengenai aturan etika baru berlaku dan pengetahuan
terapan, serta memberikan informasi dan gambaran yang lebih jelas bagi
peneliti lain yang ada hubungannya dengan penulisan makalah ini.

3.

Bagi penulis, dapat diterapkannya dalam praktek mengenai aturan etika yang
selama ini diterima dari teori dan diharapkan dapat berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan terutama mengenai penerapan aturan etika oleh
akuntan publik lokal, penyebab kantor akuntan publik kurang diminati, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

upaya-upaya akuntan publik di dalam mengingkatkan profesionalisme
akuntan publik dan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir
sarjana (program SI) jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ UAUAN PUSTAKA

2.1

Hasil penelitian terdahulu
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang

dibahas dalam penelitian ini dilakukan oleh :
1. Christiawan (2002)
Judul :
“Kompetensi Dan Indepedensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil
Penelitian Empiris”
Permasalahan :
Untuk melihat hasil penelitian yang pernah dilakukan baik didalam
maupun diluar negeri terkait dengan masalah kompetensi dan indepedensi
akuntan publik. Hasil penelitian empiris setidaknya memberikan refleksi
tenteng kondisi kompetensi dan indepedensi akuntan publik.
Hasil Penelitian :
Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan
indepedensi. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman
memadahi yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan
akuntansi. Sedangkan indepedensi merupakan salah satu komponen etika
yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti akuntan publik
tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak kepentingan siapa pun serta jujur
kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan
publik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2. Mayangsari
Judul :
“Pengaruh Keahlian Audit dan Indepedensi terhadap Pendapat
Audit : Kuasieksperimen”
Pemasalahan :
a) Apakah terdapat perbedaan pendapat auditor yang ahli dan
indepedensi dengan auditor yang hanya memiliki satu karakteristik
atau auditor yang sama sekali tidak memiliki kedua karakteristik
tersebut ?
b) Apakah terdapat perbedaan jenis informasi yang digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan pendapat auditor yang ahli dan auditor
yang tidak ahli ?
Hasil Penelitian :
a) Terdapat perbedaan antara auditor yang ahli dan independen dengan
auditor yang hanya memiliki satu karakteristik atau sama sekali tidak
memiliki karakteristik tersebut. Kesimpulan ini diambil karena pada
kelompok auditor yang ahli dan indepeden, rata-rata pendapat yang
diberikan lebih mengarah kepada lemahnya kelangsungan hidup
perusahaan tersebut sedangkan pada kelompok yang lain cenderung
memberikan pendapat bahwa perusahaan yang dianalisis tidak
mengalami kesulitan dalam kelangsungan hidupnya. Jadi auditor pada
kelompok

ini mempunyai tingkat prediksi

dibandingkan dengan kelompok lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

lebih

baik

11

b) Auditor yang ahli ternyata memiliki perbedaan perhatian terhadap
jenis informasi yang digunakan sebagai dasar pemberian pendapat
audit. Jenis auditor ahli lebih memperhatikan atypical, sebaliknya
auditor yang non ahli lebih memperhatikan informasi typical.
3. Bumiarini (2005)
Judul :
“Pengaruh Kompetensi dan Indepedensi Akuntan Publik terhadap
Profesionalisme Akuntan Publik (Studi Empiris pada Kantor Akuntan
Publik di Surabaya).
Permasalahan :
a) Apakah terdapat pengaruh antara kompetensi dan indepedensi akuntan
publik terhadap profsionalisme akuntan publik ?
b) Faktor manakah yang lebih dominan mempengaruhi profesionalisme
para akuntan publik ?
Hasil Penelitian :
a) Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
terhadap profesionalisme para akuntan publik antara kompetensi dan
indepedensi akuntan publik.
b) Hipotesis

kedua

menyatakan

faktor

yang

lebih

dominan

mempengaruhi profesionalisme para akuntan publik menunjukkan
bahwa faktor kompetensi dan indepedensi merupakan 2 faktor penting
yang dapat meningkatkan profesionalisme para akuntan publik di
Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

4. Ar leen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto
Judul :
“ Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan
Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan
Publik ”
Pemasalahan :
Apakah terdapat pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik
dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan
tingkat materialitas akuntan publik dalam proses pemeriksaan laporan
keuangan?
Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukan bahwa profesionalisme, pengetahuan dalam
mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam
proses pemeriksaan laporan keuangan.
Untuk mempertahankan kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan
keuangan, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi yang
memadai.

Adapun

kompetensi

tersebut

adalah

profesionalisme,

pengetahuan dalam mendeteksi kekeliruan dan pertimbangan tingkat
materialitas akuntan publik. Tujuan penelitian ini adalah. Data diperoleh
melalui kuisioner survei yang diisi oleh akuntan senior sampai partner
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Data dianalisis menggunakan
regresi berganda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2

Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Audit
Menurut Mulyadi (2002 : 9) auditing adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilhasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beaslev (2003: 11) auditing
adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seseorang yang kompeten dan indepedensi untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah di tetapkan.
Menurut Konrath (2002: 2) auditing adalah suatu proses sistematis
untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai
asersi tentang kegiatan-kegiatan ekonomi untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Sukrisno Agus (2004, 3) auditing adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terdapat laporan keuangan yang telah disusun oleh
menejemen,

berserta

catatan-catatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pembukuan

dan

bukti-bukti

14

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan tersebut.
Ditinjau dari sudut akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi
lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan sevara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut (Mulyadi, 2002: 11).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa auditing
adalah pemeriksaan atas laporan keuangan secara sistematik dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif dengan tujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut telah menyajikan
secara wajar sesuai dengan standart auditing.

2.2.2. J enis-jenis Audit
Menurut Mulyadi (2002: 30) ada tiga jenis auditing yang umum
dilaksanakan. Ketiga jenis audit ini antara lain :
1.

Audit atas Laporan Keuangan (Financial Audit)
Merupakan audit yang dilakukan oleh auditor independen
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Dalam
audit laporan keuangan ini auditor mengevaluasi kewajaran laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan
dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

umum. Dalam pengertian apakah laporan keuangan secara umum
merupakan informasiyang dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai
dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah
standar akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang
diterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan tersebut disajikan
dalam bentuk tertulis berupa laporan audit yang kemudian dibagikan
kepada para pemakai informasi keuangan.
2.

Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Merupakan audit yang tujuannya untuk menentukan apakah
yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit
kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenangan
membuat kriteria audit kepatuhan.

3.

Audit Operasional / Menejemen (Operasional Audit)
Merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan
metode operasional perusahaan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan
ekonominya. Audit operasional dapat menjadi alat menejemen yang
efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari
audit operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi
menejemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi
menejemen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.3. J enis-J enis Auditor
Menurut Arens, et all (2006 : 15-16). Terdapat empat jenis auditor
yang umum dikenal dalam masyarakat, yaitu: Certified accountan publik ,
General accounting office auditors, Internal revenue agent, and Internal
auditors :
1.

Certified accountan publik firms (Akuntan publik)
Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor
independen untuk membedakannya dengan auditor internal.
Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit
laporan

keuangan

organisasi

yang

dipubliksasikan.

Dan

memberikan opini atas informasi yang diauditnya.
2.

General accounting office audiiors (Akuntan pemerintah)
Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan
pemerintah. Audit ini mencakup keuangan audit kepatuhan,
dan audit operasional. Dan laporan audit ini diserahkan kepada
kongres, dalam hal ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan
Rakyat.

3.

Internal revenue agent (Akuntan pajak)
Akuntan pajak mempunyai tanggung

jawab terhadap

pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup
pengerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar
memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang
berlaku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.3

Akuntan Publik

2.3.1 Pengertian Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin
dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik (lihat di
bawah) di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik
wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi
profesi yang diakui oleh Pemerintah.

2.3.2 J asa Yang Dihasilkan Oleh Profesi Akuntan Publik
Menurut Mulyadi (2002, 4) profesi akuntan publik menghasilkan
berbagai macam jasa bagi masyarakat, yang dapat digolongkan ke dalam
dua kelompok, yaitu :
a.

Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa
semacam ini dianggap penting karena penyedia jasa assurance bersifat
independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang
diperiksa. Individu-individu yang bertanggung jawab membuat
keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk membantu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan
sebagai dasar keputusannya.
Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh
berbagai profesional lainnya. Sebagai contoh, Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), sebuah organisasi nirlaba, menguji
beraneka macam produk yang digunakan konsumen dan melaporkan
hasil evaluasinya atas mutu produk yang diuji dalam Warta
Konsumen. Organisasi ini menyediakan informasi tersebut untuk
membantu konsumen membuat keputusan yang cerdas menyangkut
produk yang mereka beli. Sebagian besar konsumen menganggap
informasi dan Warta Konsumen lebih andal daripada informasi yang
disediakan oleh pembuat produk karenaWarta Konsumen independen
terhadap pembuat produk itu. Jasa-jasa assurance lain yang disediakan
oleh perusahaan selain kantor akuntan publik (KAP) meliputi
penyurvei rating televisi, AC Nielsen.
Kebutuhan akan jasa assurance ini bukan hal baru. Para akuntan
publik sudah bertahun-tahun memberikan jasa assurance, terutama
assurance tentang informasi laporan keuangan historis. Kantor
akuntan publik (KAP) juga sudah melakukan jasa assurance yang
berkaitan dengan lotre dan kontes untuk memberikan kepastian bahwa
para pemenang ditentukan dengan cara yang tidak bias serta sesuai
dengan aturan-aturan kontes. Belum lama ini, para akuntan publik
telah memperluas jenis jasa assurance yang mereka lakukan hingga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

mencakup jenis-jenis informasi yang berpandangan ke depan serta
jenis informasi lainnya, seperti perkiraan keuangan perusahaan dan
pengendalian situs Internet. Sebagai contoh, perusahaan dan
konsumen yang menggunakan jaringan komunikasi, seperti Internet,
dalam melakukan bisnis dan membuat keputusan memerlukan
kepastian yang independen mengenai reliabilitas dan keamanan
informasi elektronik tersebut. Permintaan akan jasa assurance
diperkirakan terus meningkat karena permintaan akan informasi juga
meningkat dan karena makin banyak informasi real-time yang tersedia
melalui Internet.
b.

Jasa Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan
publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi(attestation service) adalah
jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang
reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi
menjadi lima kategori, yaitu:
1.

Audit atas laporan keuangan historis.

2.

Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

3.

Telaah (review) laporan keuangan historis.

4.

Jasa atestasi mengenai teknologi informasi.

5.

Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai
permasalahan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

c.

Jasa Non Assurance
Kantor Akuntan Publik melakukan berbagai layanan lain yang
umumnya berada di luar cakupan layanan jaminan. Contoh spesifik
jasa non assurance dari KAP adalah menyediakan termasuk jasa
akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi
manajemen.

2.4

Profesionalisme

2.4.1 Pengertian Profesionalisme
Pengertian profesionalisme menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia
(2002:689) adalah mutu, kualitas dan tindak lanjut yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang professional.
Kata profesi itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Professus
yang makna semual dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat
keagamaan. Oleh karena itu, ada pengertian khusus yang mendasari arti
profesi. Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejujuran, dsb) tertentu. Sedasngkan professional
bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya.
Dalam pengertian umum, seseorang dikata-kan profesional jika
memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi
dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan
menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual
seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003). Profesi merupakan jenis
pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme
merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah
suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan
publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap
masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.
Dari pengertian di atas dapat

diambil kesimpulan

bahwa

profesionalisme merupakan tanggung jawab berperilaku yang lebih dari
sekedar tanggung jawab yang dibebankan padanya dan lebih sekedar
memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai seorang
professional, auditor internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan
terhadap rekan seprofesi termasuk untuk berperilaku, sekalipun unu berarti
pengorbanan pribadi.

2.4.2 Akuntan Publik yang Profesional
Profesi akuntan publik (auditor independen) memiliki tangggung
jawab yang sangat besar dalam mengemban kepercayaan yang diberikan
kepadanya oleh masyarakat (publik). Terdapat 3 (tiga) tanggung jawab
akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu :
a.

Tanggung jawab moral (moral responsibility).
Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab moral untuk :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1.

Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai
perusahaan yang diaudit kepada pihak yng berwenang atas
informasi tersebut, walaupun tidak ada sanksi terhadap
tindakannya.

2.

Mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif (objective)
dengan kemahiran profesional (due professional care).

b.

Tanggung jawab profesional (professional responsibility).
Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab profesional
terhadap asosiasi profesi yang mewadahinya (rule professional
conduct).

c.

Tanggung jawab hukum (legal responsibility).
Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab diluar batas
standar profesinya yaitu tanggung jawab terkait dengan hukum yang
berlaku.Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Auditing Seksi
110, mengatur tentang “Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor
Independen”. Pada paragraf 2, standar tersebut antara lain dinyatakan
bahwa

auditor

bertanggung

jawab untuk

merencanakan dan

melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti
audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh
keyakinan memadai, namun bukan mutlak. Bahwa salah saji material

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

terdeteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji
terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan,
yang tidak material terhadap laporan keuangan.
d.

Pencegahan & Pendeteksian Fraud
Fraudulent financial reporting di suatu perusahaan merupakan hal
yang

akan

berpengaruh

besar

terhadap

semua

pihak

yang

mendasarkan keputusannya atas informasi dalam laporan keuangan
(financial statement) tersebut. Oleh karena itu akuntan publik harus
bisa menccegah dan mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi fraud.
Untuk mengetahui adanya fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya
gejala-gejala (symptoms) berupa red flag (fraud indicators), misalnya
perilaku tidak etis manajemen. Red flag ini biasanya selalu muncul di
setiap kasus kecurangan (fraud) yang terjadi.

2.5

Kode Etik Profesional

2.5.1 Pengertian Etika
Menurut Charmichael ,et all (1996:45) etika adalah prinsip moral
yang menunjukkan perilaku yang baik dan yang buruk yang bersangkutan
dengan suatu profesi. Etika profesi berkaitan dengan independensi, disiplin
pribadi dan integritas profesional.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat
harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip
moral yang mengatur tentang perilaku profesional (Agoes 2004). Tanpa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para
pelaku bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang
membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkah laku para anggotanya (Murtanto dan Marini 2003).
Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitme moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan
main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa
disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap
profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan
merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa setiap profesional wajib mentaati etika profesinya
terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut kepentingan
masyarakat luas.

2.5.2 Pengertian Kode Etik
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah
disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya
termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki
sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak profesional.

2.5.3 Tujuan Kode Etik Profesional
Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakuk