PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya).

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP
SEKS MAHASISWA SURABAYA
( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv
Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya)

SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh:
SONNY ADITYA DARMA
NPM. 0943010070
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP
SEKS MAHASISWA SURABAYA
( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv
Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya)

Disusun oleh :
SONNY ADITYA DARMA
NPM. 0943010070
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING

Ir. H. DIDIEK TRANGGONO, M.Si.
NIP. 1 9581 225199 001 1001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec, Hj. SUPARWATI, M.Si.
NIP. 19550718 198302 2001


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS
MAHASISWA SURABAYA
( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap
Sikap Seks Mahasiswa Surabaya)
Disusun Oleh :
SONNY ADITYA DARMA
NPM. 0943010070
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
“Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 18 J uli 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji
1. Ketua


Ir. H. DIDIEK TRANGGONO, Msi.
NIP. 1 95812 251990 011 001

Ir. H. DIDIEK TRANGGONO, MSi.
NIP. 1 9581 25199 001 1001
2. Sekretaris

Dr. CATUR SURATNOAJ I, M.Si.
NPT. 3 6804 94 00281
3. Anggota

ZAINAL ABIDIN A, M.Si, M.Ed
NPT. 373059901701
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Ec. Hj. SUPARWATI, MSi.
NIP. 19550718 198302 2001


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T., karena atas segala limpahan Rahmat-Nya
dan dengan sekian banyak kendala yang dihadapi akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE
TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi
Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap
Sikap Seks Mahasiswa Surabaya).
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas kuasa-Mu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak. Ir. Didiek Tranggono, M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi,
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan pengarahan
yang telah diberikan selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
6. Orang Tua, terutama Ibu, serta kakak yang telah banyak memberikan
dukungan dan pengorbanan, baik secara moral maupun material sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Nugrahanto Ramadhan, rekan penulis sekaligus selaku sahabat kecil penulis
mulai dari kecil 22 tahun yang lalu hingga beranjak dewasa seperti sekarang
dan tetap dalam satu lembaga pendidikan, terima kasih atas dukungan dan
semangat yang diberikan. Semoga selalu menjadi sahabat yang utuh
selamanya. Ammin..
8. Eko Setiono, selaku sahabat penulis dalam proses terjadinya laporan skripsi.
Terima kasih atas fasilitas yang diberikan, semoga kita selalu sukses.
Amiiinnn...

9. Teman – teman mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur,
khususnya “Koprals Family”, terima kasih atas dukungan semangat dan
kerjasama yang telah diberikan (Dio, Andin, Agus, Rendi, Shallys, Gilang,
Okky, Sandy, Ujang, Jo, Roby ).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
segala keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diperlukan penulis agar skripsi ini menjadi lebih sempurna. Terakhir penulis
harapkan agar skripsi ini dapat berguna sebagai salah satu fasilitas dari bahan
informasi bagi penulis lain maupun pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surabaya, 29 Juni 2013

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI....................... ii
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI....................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii
ABSTRAK...............................................................................................................xiii
BAB I

: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah.................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 9
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................... 9
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................ 9


BAB II

: LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu................................................................. 11
2.2. Landasan Teori .........................................................................13
2.2.1 Televisi sebagai Media Komunikasi................................ 13
2.2.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa........ 16
2.2.3 Efek Media...................................................................... 17
2.2.4 Terpaan Media ( Media Exposure )................................. 18
2.2.5 Pornomedia ..................................................................... 19
2.2.6 Sikap ............................................................................... 20

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.7 Seks dan Sikap Seks........................................................ 25
2.2.7 Acara Sexophone ........................................................... 26
2.2.8 Teori S-O-R (S-O-R Theory)........................................... 27

2.3. Kerangka Berfikir............ ........................................................ 29
2.4. Hipotesis................................................................................... 31

BAB III

: METODE PENELITIAN............................................................ 32
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel....................... 32
3.1.1. Tayangan Pornomedia Sexophone Trans Tv.................. 32
3.1.2. Sikap Sex Mahasiswa..................................................... 33
3.1.3. Pengukuran Variabel.......................................................35
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel..................... 41
3.2.1. Populasi dan Sampel ...................................................... 41
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 42
3.3. Teknik Pengumpulan Data. ..................................................... 45
3.3.1. Jenis Data....................................................................... 45
3.3.2. Sumber Data................................................................... 45
3.3.3. Pengumpulan Data.......................................................... 46
3.4. Metode Analisis Data............................................................... 46
3.5. Uji Hipotesis............................................................................. 47
3.5.1 Uji Validitas............................................................... 47

3.5.2 Uji Reliabilitas .......................................................... 47
3.5.3 Uji t ............................................................................48

BAB IV

: HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 50
4.1.

Gambaran Umum Acara Sexophone.................................... 50
4.1.1. Sejarah Acara Sexophone........................................... 50

4.2. Penyajian Data Dan Analisis Data......................................... 50
4.2.1. Deskripsi Identitas Responden.................................. 51
4.2.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Usia........ 52

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1.2. Identitas Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................ 53
4.2.1.3. Frekuensi Tayangan Pornomedia
Sexophone (X1) ............................................ 54
4.2.1.4. Durasi Tayangan Sexophone (X2)................ 55
4.2.1.5. Sikap Seks Mahasiswa (Y)........................... 56
4.2.2. Pengaruh Tayangan Pornomedia Sexophone
Terhadap Sikap Seks Mahasiswa .............................. 65
4.2.2.1. Frekuensi Dan Durasi Berdasarkan Variabel
Penelitian...................................................... 66
4.2.2.2. Sikap Seks Mahasiswa Berdasarkan Variabel
Penelitian..................................................... 69
4.3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas................................. 72
4.3.1. Uji Validitas ............................................................. 73
4.3.2. Uji Reliabilitas .......................................................... 74
4.4. Pengujian Hipotesis............................................................... 75
4.4.1 Analisis Statistik Regresi Linier Berganda................ 75
4.4.2 Analisis Pengaruh Variabel Bebas
Secara Parsial (uji t).................................................. 77
4.5. Pembahasan........................................................................... 81

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 85
5.1. Kesimpulan............................................................................ 85
5.2. Saran...................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN ........................................................................................................... 89

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
SONNY ADITYA DARMA, PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE
TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi
Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap
Sikap Seks Mahasiswa Surabaya).
Kehadiran media massa (media cetak maupun elektronik ) saat ini sangat
berperan dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat sesuai
dengan fungsinya sebagai kontrol sosial. Dalam media elektronik, televisi
merupakan salah satu media yang paling efektif karena televisi dapat
menampilkan audio visual sehingga seseorang dapat melihat dan mendengar
sehingga dampak yang ditampilkan oleh televisi lebih besar dari media massa
lainnya.
. Pada televisi banyak pilihan dari berbagai macam tayangan yang
disajikan oleh setiap stasiun televisi yang berpengaruh terhadap sikap masyarakat.
Salah satunya adalah tayangan pendidikan seks yaitu acara Sexophone yang
tayang pada stasiun televisi swasta Trans Tv. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh tayangan acara pornomedia sexophone yang didalamnya
banyak bahasan mengenai sex education terhadap sikap seks mahasiswa Surabaya
yang telah menontonnya.
Metode yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda yang
termasuk dalam penelitian kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah
mahasiswa Surabaya yang telah melihat tayangan sexophone.
Hasil dari penelitian ini adalah secara keseluruhan bahwa tayangan
sexophone Trans Tv memiliki pengaruh terhadap perubahan sikap seks
mahasiswa Surabaya yang telah menontonnya.

Kata kunci : Sikap Seks Mahasiswa, efek media.

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
SONNY ADITYA DARMA, THE INFLUENCE OF SEXOPHONE SHOWS
AT TRANS TV ON STUDENTS SEX BEHAVIOUR. ( Quantitative
Descriptive The Influence Study Of Sexophone Shows At Trans Tv On
Students Sex Behaviour).
Mass media appearance ( printed media or electronic) nowadays is very
useful on sending accurate information to the society according to the function as
a social control. On electronic media, television is one of the most effective media
because television can shows audio visual so that the people can see and hear so
that the impact which shows by television is bigger than another mass media.
The method which used is linier multiple regression analyze which part of
quantitative research. The respondents on this research are Surabaya students
which have watched sexophone pornomedia show.
Much choices on television from many shows which is served by each
broadcast station which affects society’s behaviour. One of them is sex education
shows sexophone which runs at trans tv. This research is done to know the
influence of sexophone pornomedia shows which many things about sex
education on students sex behaviour who have watched the show.
The overall result of this research are Trans Tv’s sexophone show has the
influence for change of Surabaya students attitude how has watched it.

Key words : Students sex behaviour, media effect.

xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern ini teknologi
berkembang semakin pesat dan membuat segala informasi yang
dibutuhkan masyarakat dengan mudah didapatkan melalui media massa (
media cetak maupun elektronik) yang akan mempengaruhi sikap
masyarakat. Kehadiran media massa saat ini sangat berperan dalam
menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat sesuai dengan
fungsinya sebagai kontrol sosial. Kelebihan media massa dibanding
dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan
waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika
pada waktu yang tak terbatas (Hidayat, 2011:9). Dengan adanya media
massa membuat komunikasi semakin mendapat perhatian secara lebih dan
dirasakan penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi telah menjadi
suatu kebutuhan yang tidak lagi sekunder tapi telah menjadi kebutuhan
yang primer. Mary B. Cassata dan Molefi K. Asanate mengartikan,
komunikasi merupakan transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi
khalayak (Mulyana, 2007:69).
Komunikasi yang dilakukan melalui media massa (media cetak
maupun elektronik) dapat disebut juga dengan komunikasi massa. Defleur
dan Dennis McQuail, 1985 mengartikan komunikasi massa merupakan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Dari penelitian terdahulu yang berjudul Televisi dan Pergeseran
Konsep Seks Normatif : Pengaruh Tayangan Pornomedia Televisi dan
Agama Terhadap Sikap Seks Mahasiswa S1 Kota Surabaya yang
dilakukan oleh Megawati Wahyudianata, dosen Jurusan Ilmu Komunikasi
Fikom UK Petra Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif yang metode statistiknya menggunakan analisa regresi linier
berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sampel dan populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa pada kota Surabaya yang jenjang pendidikannya S1. Teori
yang digunakan adalah teori difusi inovasi dan teori norma budaya.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh tayangan pornomedia terhadap
sikap seks mahasiswa S1 Surabaya dengan adanya faktor penengah yaitu
agama. Agama disini berperan sebagai variabel penyela antara tayangan
pornomedia televisi dan sikap seks mahasiswa S1 Surabaya.
Pada penelitian terdahulu yang kedua adalah Pengaruh Kampanye
di Tv Terhadap Pemilih Pemula yang dilakukan oleh Mucholil, S.Kom,
M.Si, staf pengajar Stikosa AWS Surabaya. Metode penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif yang metode statistiknya menggunakan
analisa regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Sampel dan populasi
11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif Stikosa AWS yang berjumlah
344 mahasiswa. Pada penelitian ini membahas pengaruh kampanye yang
ada pada media televisi terhadap sikap pemilih yaitu pemilih pemula. Pada
kampanye tersebut terdapat kualitas dialog dan daya tarik fisik yang secara
tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap pemirsa yang
menontonnya yaitu pemilih pemula.
Dari kedua penelitian tersebut diatas dapat dibandingkan dengan
penelitian yang sedang dilakukan peneliti saat ini yang berjudul Pengaruh
Tayangan Pornomedia Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks
Mahasiswa Surabaya. Dapat dikatakan bahwa kedua penelitian tersebut
memiliki persamaan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti saat ini yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif dan
juga membahas pengaruh tayangan pada media massa terhadap penonton
sebagai khalayak. Disamping itu juga pada kedua penelitian terdahulu
memakai teknik metode regresi berganda yang sama pada penelitian yang
sekarang sedang dikerjakan. Ada juga perbedaan yang ada pada kedua
penelitian tersebut dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti
saat ini yaitu pada objek penelitian. Objek pada kedua penelitian pada
penelitian sebelumnya terlalu umum dan pada penelitian yang dilakukan
peneliti saat ini lebih spesifik, yaitu pada tayangangan media televisi
Sexophone di Trans Tv. Dengan spefikasi yang lebih meruncing akan
membuat pembahasan lebih jelas dan terarah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Dalam media elektronik, televisi merupakan salah satu media yang
paling efektif karena televisi dapat menampilkan audio visual sehingga
seseorang dapat melihat dan mendengar sehingga dampak yang
ditampilkan oleh televisi lebih besar dari media massa lainnya (Bungin,
2001:116). Selain itu juga, pesan yang disampaikan media televisi kepada
penonton tidak mengalami proses yang berbelit (Effendi, 2008:178).
Media televisi tidak memiliki kekuatan membangkitkan theatre of mind
sebesar radio, namun informasi televisi adalah realitas televisi yang sangat
dekat

dengan

realitas

sesungguhnya.

Bahkan,

televisi

dapat

mengkonstruksikan informasi melalui bangunan-bangunan citra dan
makna sehingga panggung virtual televisi lebih indah dari yang
sesungguhnya atau lebih indah dari media lainnya (Bungin, 2001:116).
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” atau vision
yang berarti penglihatan. Segi “jauhnya” diusahakan oleh prinsip radio dan
segi “penglihatannya” oleh gambar (Effendy, 2000:174).
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukan
bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan
sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola
kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi, berubah total sama
sekali. Pada akhirnya, media televisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

menjadi alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk
kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan
ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang ada sejak lama
(Kuswandi, 2003:23).
Berkaitan

dengan

komunikasi

massa,

proses

komunikasi

menggunakan media massa (televisi) disebut juga komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara media
massa dan khalayaknya (Baran, 2008:7). Komunikasi massa merupakan
juga berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa
disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang
memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya.
Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feedback”
(umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif.
Ciri-ciri massa yaitu; (1) jumlahnya besar; (2) antara individu, tidak ada
hubungan/organisatoris; dan (3) memiliki latar belakang sosial yang
berbeda (Kuswandi, 2003:16). Defleur dan Dennis McQuail, 1985 juga
mengartikan komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana
komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan
pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan maknamakna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang
besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara (Riswandi,
2009:103).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Dengan adanya televisi masyarakat dapat dengan mudah
memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan mengakses program
televisi yang disukainya, tanpa memerlukan pengorbanan yang berat.
Namun kemudahan mengakses program televisi seringkali tidak diimbangi
dengan itikat baik oleh sebagian besar stasiun televisi untuk memberikan
tayangan yang edukatif dan informatif. Justru sebaliknya, demi mengejar
popularitas mereka menayangkan acara yang pada tayangan-tayangannya
mengandung unsur-unsur yang

menarik minat penonton. Misalnya,

tayangan acara yang berbau pornomedia. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap sikap pemirsa dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut
Kuswandi (Kuswandi, 2003:100) ada tiga dampak yang ditimbulkan dari
acara televisi terhadap pemirsanya, yaitu :
a. Dampak Kognitif
Kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami
acara yang ditayangkan televisi akan melahirkan pengetahuan bagi
pemirsa, contoh : acara kuis di televisi
b. Dampak Peniruan
Pemirsa dihadapkan trend aktual yang ditayangkan televisi, contoh :
model pakaian, model rambut dari bintang yang digandrungi atau ditiru
secara fisik.
c. Dampak Perilaku
Proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan
acara televisi yang telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

contoh : sinetron dokter Sartika yang menginternalisasikan kesehatan
bagi masyarakat.
Televisi sebagai media komunikasi massa dalam penelitian ini
menunjukan bahwa televisi yang digunakan sebagai media dalam
menyiarkan hiburan dan pendidikan yang informatif berupa acara
Sexophone Trans Tv untuk remaja merupakan sarana mengkomunikasikan
pesan atau informasi kepada khalayak pemirsanya
2.2.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa
Secara umum, khalayak media dapat diartikan dengan istilah
penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau
komunikan (Cangara, 2009:157). Oleh karena itu, khalayak dalam media
massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, penonton televisi itu beragam
pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, punya jabatan
yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula
(Nurudin, 2004:20). Pesan-pesan dalam komunikasi massa/media massa
itu tidak ditunjukan kepada satu orang saja atau kelompok masyarakat
tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditunjukan pada khalayak yang
plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak
boleh bersifat khusus. Khusus disini artinya pesan itu memang tidak
disengaja untuk golongan tertentu, karena televisi itu ditunjukan dan untuk
dinikmati oleh orang banyak maka pesannya harus bersifat umum
(Nurudin, 2004:21).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Meskipun di dalam televisi itu dikhususkan untuk kalangan
tertentu (misalnya program acaranya), tetapi televisi perlu menyediakan
acara lain yang sifatnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak
kehilangan ciri khasnya sebagai saluran komunikasi massa. Televisi tidak
melulu terdiri dari satu acara saja, tapi televisi membutuhkan iklan, film,
acara berita, acara hiburan, dll karena televisi (sebagaimana media massa
yang lain) punya ciri umum (Nurudin, 2004:22). Dalam penelitian ini yang
termasuk

khalayak

sasaran (target

audience)

adalah

mahasiswa.

Komunikasi bisa dikatakan efektif apabila penonton terpikat perhatiannya,
tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya, dan melakukan
kegiatan yang diinginkan dalam acara.
2.2.3 Efek Media
McLuhan menegemukakan the medium is the message, media
adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah
memengaruhi khalayak sehingga yang memengaruhi khalayak bukan apa
yang disampaikan oleh media tetapi jenis media komunikasi yang
digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka maupun melalui media
cetak ataupun elektronik (Ardianto, dkk, 2007:50).
Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang berangapan bahwa
“efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media
massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan
yang disampaikan media massa (Ardianto, dkk, 2007:49).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Menurut Steven M. Chaffe, efek media massa dapat dilihat dari
tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang
berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua
adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak
komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku
atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif dan
behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak (individu,
kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek
komunikasi massa (Ardianto, dkk, 2007:50).
2.2.4 Terpaan Media ( Media Exposure )
Media exposure mempunyai artian sebagai terpaan media massa
terhadap khalayak (audience). Terpaan media massa tidak hanya
menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran
media massa, akan tetapi hal ini juga meliputi adanya keterbukaan
seseorang dengan adanya pesan-pesan di media massa tersebut. Exposure
merupakan kegiatan mendebgar, melihat dan membaca pesan-pesan di
media massa yang terjadi pada individu atau kelompok. Media exposure
dapat juga diartikan sebagai fekuensi individu dalam menonton televisi,
film, membaca surat kabar atau majalah maupun mendengarkan radio
(Singarimbun, 1989:99).
Media exposure

berusaha

mencari data khalayak tentang

penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

penggunaan (longevity). Dari ketiga pola tersebut yang sering dilakukan
adalah pengukuran frekuensi program harian (berapa kali dalam
seminggu). Sedangkan pengukuran durasi penggunaan media menghitung
berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama
khalayak mengikuti suatu program (Ardianto, dkk, 2007:168). Terpaanterpaan (media expossure) yang ada pada frekuensi dan durasi

itu

menghubungkan antara khalayak dengan isi media itu sendiri berkaitan
dengan perhatian (attention) juga turut mempengaruhi sikap dalam terpaan
media (Rakhmat, 2003 : 55). Berkaitan dengan teori diatas, maka terpaan
dioperasionalkan sebagai frekuensi menonton dan durasi (lama menonton
tayangan televisi) dalam menonton acara sexophone di Trans Tv, dengan
responden mahasiswa surabaya.
2.2.5 Pornomedia
Porno adalah suatu pengambaran suatu bentuk lekuk tubuh, karya
manusia berupa gambar, film ataupun suara yang dapat membuat nafsu
birahi seseorang muncul sehinga menimbulkan pikiran-pikiran negatif
dibenak individu. Dalam istilah porno biasanya selalu dikaitkan juga
dengan obyek-obyek seks yang merangsang nafsu, tidak sehat dan dapat
merugikan martabat seseorang (Bungin, 2001:35). Pornomedia merupakan
bentuk tayangan porno yang ditampilkan pada media massa (detak
ataupun elektronik) yang mengandung unsur pornografi, pornosuara,
porno teks dan pornoaksi. Pada pornomedia elektronik khususnya televisi,
unsur porno ada beberapa varian seperti pornografi, pornosuara dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

pornoaksi. Pornografi merupakan gambar-gambar yang lebih menonjolkan
bentuk tubuh manusia, alat kelamin manusia dan tayangan pencabulan
yang sifatnya seronoh, vulgar yang dapat merangsang secara seksual.
Pornosuara adalah suara atau kalimat-kalimat yang diucapkan secara
langsung ataupun tidak langsung, bahkan secara halus ataupun vulgar
melakukan rayuan seksual. Bentuknya bisa berupa suara desahan yang ada
pada film yang berbau porno. Dan pornoaksi adalah menampilkan suatu
pergerakan-pergerakan yang menonjolkan bentuk lekuk tubuh manusia,
penonjolan bagian-bagian tubuh yang dapat menimbulkan rasa rangsangan
seksual bagi yang melihatnya (Bungin, 2007:338).
2.2.6 Sikap
Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh
Herbert Spencher pada tahun 1862 yang sering dipakai dalam menilai
status mental seseorang dan juga pada saat itu istilah tersebut lebih
ditunjukan pada postur fisik atau posisi tubuh manusia, sedangkan pada
tahun 1881 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang eksperimen
mengenai respons untuk menggambarkan kesiapan subjek dalam
menghadapi stimulus yang datang tiba-tiba (Azwar, 2008:4). Sikap
memang mempunyai beberapa definisi yang berbeda-beda dari beberapa
pengamat. Ada 3 kerangka pemikiran dari beberapa ahli mengenai definisi
dari sikap yang dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

a) Kerangka pemikiran menurut ahli psikologi yaitu adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan.
b) Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sosial dan psikologi
kepribadian yang dimana konsep sikap lebih kompleks. Menurut
kelompok ini sikap mempunyai makna kesiapan untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan di sini terkait dengan
kecenderungan potensial utnuk bereaksi denagn cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon.
c) Kerangka pemikiran yang ketiga berfikir bahwa sikap merupakan
konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu
objek (Azwar, 2008:4).
Definisi sikap yang lain adalah suatu kecenderungan yang
dimiliki setiap individu untuk merespons atau menanggapi sesuatu
dengan cara tertentu dan membedakannya dengan yang lain. Sikap lebih
merupakan pernyataan atau keputusan untuk menunjukan kecenderungan
terhadap objek (orang, peristiwa, atau kejadian tertentu) dalam bentuk
penilaian. Penilaian itu, misalnya bersifat suka dan tidak suka, senang
dan tidak senang, benar atau salah dan cepat atau lambat. Jelasnya, suatu
penilaian bersifat kontinu dari suatu kutub terhadap kutub lainnya (Syam,
2009:37). Ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut
(Azwar, 2008:30) yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

a) Pengalaman pribadi : apa yang telah kita alami akan ikut membentuk
dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tangapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk
menjadi dasar pembentukkan sikap pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat.
b) Pengaruh orang lain yang diangap penting : orang lain disekitar kita
merupakan

salah

satu

diantara komponen

sosial

yang

ikut

mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak
tingkah laku dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita
kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita.
c) Pengaruh Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap kita.
d) Pengaruh Media massa : afanya informasi baru dari media massa
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang
dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan
dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah
sikap.
e) Pengaruh lembaga pendidikan dan agama : lembaga pendidikan dan
agama

sebagai

suatu

sistem

mempunyai

pengaruh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dalam

23

pembentukkan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
f) Pengaruh faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang
terbentuk karena didasari oleh emosi yang berfungsi semavam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego.
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang paling
menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Dibawah ini
akan diuraikan lebih lanjut komponen sikap tersebut : (Azwar,
2008:24)
a) Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan terbentuk
oleh apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui,
kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau
karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk,
maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
diharapkan dari objek tersebut.
b) Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Komponen ini terebentuk oleh aspek
perasaan dan berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Beban emosional inilah yang memberikan watak tertentu terhadap
sikap yaitu watak mantap, tergerak dan termotivasi.
c) Komponen Konatif
Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasri oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi berperilaku.
Fungsi sikap menurut Katz adalah sebagai berikut :
a) Fungsi Instrumental, Penyesuaian atau Manfaat
Menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk
memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal
yang tidak diinginkan.
b) Fungsi Pertahanan Ego
Sikap mekanisme pertahanan ego yang akan melindungi dari
kenyataan

yang

tidak

mengenakkan.

Sikap

dalam

hal

ini,

merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan.
c) Fungsi Pernyataan Nilai
Fungsi yang mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh
kepuasaan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai
dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

d) Fungsi Pengetahuan
Sikap berfungsi sebagai sesuatu skema yaitu cara strukturisasi agar
dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap

fenomena

luar

yang

ada dan

mengorganisasikannya (Azwar, 2008:53).
2.2.7

Seks dan Sikap Seks
Seks merupakan energi psikis yang ikut mendorong manusia untuk
bertingkah laku. Sebagai energi psikis, seks merupakan motivasi atau
dorongan untuk berbuat atau bertingkah laku oleh Freud, seorang sarjana
psikoanalisa disebutnya sebagai libido sexualis (libido = gasang, dukana,
dorongan hidup, nafsu erotis). Seks juga suatu mekanisme bagi manusia
agar mampu mengadakan keturunan. Sebab itu seks merupakan
mekanisme yang vital sekali dengan mana manusia mengabadikan
jenisnya (Kartono, 1989:225).
Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat, yaitu suatu
kekuatan pendorong hidup yang biasanya disebut dengan insting/ naluri
yang dimiliki oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki maupun
perempuan yang mempertemukan mereka guna meneruskan kelanjutan
keturunan manusia. Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang
mana dalam pengertian kelamin ini adalah alat kelamin itu sendiri,
anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang membedakan antara lakilaki dan perempuan, kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

yang mempengaruhi bekerjanya alat-alat kelamin dan hubungan kelamin
(sengggama,percumbuan)
(ht tp:/ / w w w .referensim akalah.com/ 2012/ 11/ definisi-seks-dan-seksualit as.ht ml)

Sikap seks merupakan bagaimana respon seksual yang diberikan
setelah mendengar, melihat informasi dan atau pemberitaan serta gambargambar porno tersebut (Bungin, 2001:63). Di dalam penelitian ini yang
semula mahasiswa tidak mengetahui hal-hal mengenai informasi sex akan
menjadi mengerti dan memahami setelah menonton tayangan sexophone.
Selain itu juga mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan mengenai
seks akan menjadi menjadi bertambah dan variatif informasinya setelah
menonton tayangan sexophone Trans Tv sehingga informasi-informasi
yang diterima mahasiswa akan secara tidak langsung mempengaruhi sikap
seks mereka.
2.2.8 Acara Sexophone
Sexophone adalah sebuah acara di stasiun televisi swasta Trans TV
yang akan memberikan edukasi seks bagi penonton yang menyaksikan
acara tersebut. Acara yang dikemas dengan ringan ini tayang setiap hari
kamis dan jumat yang dipandu oleh pasangan pembawa acara yang cantik,
Chantal Della Concetta dan Zoya Amirin yang selalu tampil seksi.
Sexophone adalah tayangan khusus dewasa sehingga ditayangkan pada
waktu tengah malam pada pukul 01.00 WIB hingga 02.00 WIB. Acara
berdurasi satu jam ini memberikan penonton yang menyaksikan berbagai
pengetahuan dan wawasan baru mengenai sex education (kehidupan seks,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

kesehatan seks, perilaku seks, hiburan seks dan hal-hal yang berhubungan
dengan pendidikan seks).
Di dalam setiap segmen acara sexophone selalu mendatangkan
bintang tamu untuk diajak berbincang mengenai pendidikan seks, aktivitas
seks dan membicarakan hal apapun yang mengenai kehidupan seks. Selain
itu juga, setiap segmen topik yang dibicarakan, sexophone selalu
menampilkan gambar-gambar ilustrasi dan kata-kata yang mengandung
arti sensualitas yang menunjang informasi sehingga akan menarik minat
penonton untuk tetap mengikuti acara tersebut dan akan menimbulkan
rangsangan birrahi terhadap penonton yang mengikuti acara tersebut.
Acara sexophone ini memakai setting tempat pada studio dan out door
dan juga dihadiri oleh para pemirsa on air yang mayoritasnya masih
remaja yang sedikit melenceng dari kategori acara tersebut yaitu acara
orang dewasa. Selain itu, kehadiran band pengiring pada acara sexophone
semakin membuat suasana menjadi lebih nyaman dan santai untuk diikuti
hingga acara tersebut selesai.
2.2.9 Teori S-O-R (S-O-R Theory)
Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organisme-Response,
ini semua berasal dari psikologis. Menurut stimulus response ini, efek
yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini sebagai
berikut (Effendy, 2000:245) :
a) Pesan (Stimulus, S)

: Pengaruh tayangan Sexophone

b) Komunikan (Organisme, O)

: Penonton acara Sexophone

c) Efek (Response, R)

: Sikap Seks Mahasiswa

“ Pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan akan
menimbulkan suatu efek yang kehadirannya terkadang tanpa disadari oleh
komunikan” (Effendy, 2000:255).

Stimulus
(Pesan atau informasi)

Organisme
(Komunikan)

Response
(Efek)

Gambar 2.1
Model Komunikasi S-O-R (Effendy, 2000:255)
Stimulus atau pesan yang diberikan melalui media yaitu televisi
akan diterima oleh komunikan dan setelah komunikan diterpa informasi
dari media maka akan menimbulkan suatu efek. Efek yang dihasilkan
tersebut akan merubah sikap kognitif, afektif dan konatif komunikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau ditolak. Komunikasi berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan.

Proses

berikutnya

komunkan

mengerti.

Kemampuan

komunkan inilah yang kemudian melanjutkan proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
komunikan untuk mengubah sikap (Effendy, 2000:256).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, maka pada penelitia ini
peneliti menetapkan batasan mahasiswa yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang berumur 18-24 tahun karena tahap
ini merupakan tahap akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun
sampai delapan belas tahun ke atas, yaitu usia matang dalam hukum
(Hurlock, 1980:206). Pada usia remaja ini minat seksnya telah
berkembang, remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi
mengenai seks.
2.3

Kerangka Ber fikir
Televisi merupakan sarana atau media yang paling luas dan mudah
dikonsumsi masyarakat indonesia. Televisi sudah menjadi kebutuhan
keluarga bahkan sudah menjadi kebutuhan primer. Dengan adanya televisi
masyarakat

dapat

dengan

mudah

memperoleh

informasi,

ilmu

pengetahuan, dan mengakses program televisi yang disukainya tanpa
memerlukan pengorbanan yang berat. Untuk itu beberapa stasiun televisi
mulai menawrkan program-program acara yang semakin variatif karena
adanya persaingan dalam berebut pangsa pasar khalayak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

Variatifnya program acara tersebut meliputi siaran yang bersifat
informatif, hiburan dan pendidikan. Tidak sedikit televisis menayangkan
acara-acara yang didalamnya membahas mengenai seks atau menonjolkan
sesnsualitas seks. Kehadiran acara tersebut akan secara tidak langsung
akan memberikan informasi-informasi seks yang membuat rasa ingin tahu
penonton semakin tinggi terhadap sikap seks mereka. Dalam penelitian ini
yang akan diteliti adalah pengaruh acara Sexophone yang ditayangkan
pada stasiun televisi Trans Tv terhadap sikap seks mahasiswa Surabaya.
Adapun kerangka berfikirnya sebagai berikut :
Mahasiswa yang berada di Surabaya mendapatkan pengaruh
informasi dari acara Sexophone dengan indikator pada penelitian ini yaitu
dengan indikator frekuensi dan durasi sedangkan pada sikap seks
mahasiswa akan diukur dengan menggunakan indikator kognitif, afektif
dan konatif. Untuk lebih memperjelas berikut ini disajikan bagan dari
kerangka berfikir.
X : Tayangan Pornomedia
Sexophone Trans Tv
- (X1 ) Frekuensi : meliputi
frekuensi menonton program.
- (X2) Durasi : meliputi lama
mengikuti program dan lama
menonton program.

Y : Sikap Sex Mahasiswa Surabaya
- Kognitif : meliputi pengetahuan,
kepercayaan, keyakinan.
- Afektif : meliputi perasaan
tertarik terhadap suatu objek.
- Konatif : meliputi
kecenderungan berSikap akibat
objek yang dihadapi

Gambar 2.3
Kerangka Berfikir penelitian Mengenai Pengaruh Tayangan Pornomedia
Sexophone Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2.4

Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
“ Diduga ada Pengaruh Tayangan Pornomedia Sexophone Terhadap Sikap
Seks Mahasiswa Surabaya “.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Tayangan Pornomedia Sexophone Trans Tv
Variabel bebas atau variabel X adalah pengaruh tayangan
pornomedia sexophone pada Trans Tv yang dioperasionalkan sebagai
jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton tayangan acara sexophone
pada Trans Tv. Sexophone adalah tayangan khusus dewasa yang
memberikan penontonnya berbagai pengetahuan dan wawasan mengenai
sex education (kehidupan seks, kesehatan seks, perilaku seks, hiburan seks
dan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan seks). Terpaan adalah
dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat apabila
terexpose oleh media massa. Terpaan acara sexophone pada Trans Tv ini
dijabarkan dalam variabel frekuensi (X1) (tingkat keseringan menonton)
dan durasi (X2) (lama menonton).
a) Frekuensi (X1)
Dijabarkan sebagai seberapa sering responden tersebut menonton
tayangan

acara

sexophone

pada

Trans

Tv.

Frekuensi

operasionalisasinya adalah frekuensi responden menonton acara
sexophone pada Trans Tv dalam 1 bulan terakhir.

32
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

33

b) Durasi (X2)
Dijabarkan sebagai seberapa lama responden tersebut menonton
tayangan acara sexophone pada Trans Tv. Durasi operasionalisasinya
adalah durasi responden menonton tayangan acara sexophone pada
Trans Tv dalam setiap kali menonton.

3.1.2 Sikap Sex Mahasiswa
Variabel terikat atau variabel Y adalah sikap seks mahasiswa
Surabaya. Sikap seks mahasiswa Surabaya dioperasionalkan sebagai
penggambaran sejauh mana sikap seks mahasiswa Surabaya setelah
melihat acara pornomedia sexophone pada Trans Tv . Apakah terjadi suatu
perubahan dalam sikap seks mereka yang dinyatakan melalui jawaban
verbal setelah peneliti memberikan pertanyaan yang dikembangkan
melalui indikator-indikator berupa komponen sikap dalam aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek konatif.
a) Komponen Kognitif menunjukan pengetahuan materi dari program
acara sexophone tersebut. Pemirsa yang semula tidak mengetahui
tentang pendidikan seks menjadi sedikit bertambah pengetahuannya
mengenai pendidikan seks mereka setelah menonton acara sexophone.
Seperti halnya pada saat pembahasan pornografi pada acara sexophone,
didalam pembahsan tersebut menjelaskan mengenai hal-hal yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

34

mengandung unsur-unsur, tayangan-tayangan dan dampak pornografi
pada media. Semula pemirsa yang tidak mengerti hal mengenai
pornografi

akan

sedikit

bertambah

pengetahuannya

mengenai

pembahasan tersebut setelah menyaksikan acara sexophone.
b) Komponen Afektif berkaitan dengan evaluasi mahasiswa sebagai
pemirsa terhadap tayangan sexophone dalam arti apakah mereka
menyukai apa tidak mengenai materi dan tujuan dari tayangan tersebut.
Pemirsa setelah menyaksikan acara sexophone akan diterpa oleh
informasi-informasi dari acara tersebut sehingga akan menimbulkan
suatu penilaian pada diri pemirsa sesuai dengan karakteristik masingmasing individu mengenai acara tersebut. Seperti halnya pada saat
pembahasan mengenai pornografi pada acara sexophone, materi dan
penyajian informasi yang mendukung unsur pornografi ditampilkan
dengan suatu ilustrasi video yang cukup vulgar . Selain itu juga pada
saat pembahasan mengenai pornografi, pihak acara sexophone juga
mendatangkan narasumber yang tampilannya cukup sexy. Dengan
menampilkan hal-hal demikian akan menimbulkan suatu penilaian pada
diri mahasiswa yang menontonnya, apakah mer

Dokumen yang terkait

Tayangan Koper Dan Ransel Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di Trans TV terhadap Sikap Mahasiswa FISIP-USU)

0 39 124

MOTIF PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV).

0 0 102

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP “MAKNA RAMADHAN” DALAM TAYANGAN “YUK KITA SAHUR” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap “Makna Ramadhan” Dalam Tayangan “Yuk Kita Sahur” Di Trans TV).

2 17 121

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV).

2 3 90

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV).

0 0 87

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV)

0 0 23

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya)

0 0 11

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV)

0 0 17

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP “MAKNA RAMADHAN” DALAM TAYANGAN “YUK KITA SAHUR” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap “Makna Ramadhan” Dalam Tayangan “Yuk Kita Sahur” Di Trans TV)

0 2 23

PENGARUH TAYANGAN “SEXOPHONE” DI TRANS TV TERHADAP MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BENGKULU - UNIB Scholar Repository

0 0 38