PPT KIMIA Kelas XI Smt 1 EDIT MEI_edt

Kimia

Disklaimer
• Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai
alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru
melaksanakan pembelajaran.
• Materi powerpoint ini mengacu pada Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint
ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poinpoin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan powerpoint ini Bapak/Ibu
Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara
kreatif dan interaktif.

Daftar Isi

BAB I Senyawa Hidrokarbon
Tujuan Pem
belajaran


Kembali ke Daftar Isi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. Menganalisis struktur dan sifat senyawa
hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon
dan penggolongan senyawanya, serta
menyebutkan dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhdapa lingkungan dan kesehatan
beserta cara mengatasinya.
2. Terampil menyajikan hasil diskusi kelompok
mengenai pembuatan isomer serta penamaan
senyawa hidrokarbon.

Kembali ke Awal Bab

A. Definisi Senyawa Hidrokarbon
1. Sejarah Perkembangan Senyawa Organi
k

2. Identifikasi Adanya Unsur Karbon dan
Hidrogen dalam Senyawa Organik
3. Sumber Senyawa Organik atau Senyawa
Karbon
4. Kekhasan Atom Karbon dalam Membent
uk Senyawa Hidrokarbon
5. Posisi Atom Karbon
6. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon

Kembali ke Awal Bab

1. Sejarah Perkembangan Senyawa
Organik
Pada 1927, Friedrich Wohler mampu
membuat senyawa organik dari senyawa
anorganik sesuai reaksi berikut.

Perbedaan Senyawa Organik dan
Anorganik


2. Identifikasi Adanya Unsur
Karbon dan Hidrogen dalam
Senyawa Organik

3. Sumber Senyawa Organik atau
Senyawa Karbon
• Tumbuhan dan Hewan
• Batu Bara
• Gas Alam dan Minyak Bumi

4. Kekhasan Atom Karbon
 Dapat membentuk empat ikatan kovalen
tunggal dengan atom lain.

 Dapat berikatan dengan sesama atom karbon.

5. Posisi Atom Karbon

6. Penggolongan Senyawa
Hidrokarbon

a. Berdasarkan jenis ikatan

b. Berdasarkan bentuk rantai karbon

hidrokarbon alifatik
hidrokarbon siklik

Kembali ke Awal Bab

B. Alkana Alkena dan Alkuna
1.
2.
3.
4.
5.

Tata Nama
Isomer
Sifat-Sifat
Pembuatan

Kegunaan

Kembali ke Awal Bab

1. Tata Nama
a. Alkana

b. Alkena

c. Alkuna

2. Isomer
a. Isomer kerangka

b. Isomer posisi

c. Isomer cis trans

3a. Sifat-Sifat Alkana
 Sifat fisika

1) Tidak larut dalam air.
2) Semakin besar Mr maka
titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi.
3) Dalam jumlah atom C
sama, semakin banyak
jumlah cabang semakin
rendah titik didihnya.
4) C1-C4 berwujud gas, C5C17 berwujud cair, dan C18
ke atas berwujud padat.

 Sifat Kimia
1)Sukar bereaksi
dengan zat
pengoksidasi atau
pereduksi.
2)Dapat bereaksi
dengan oksigen.

3b. Sifat-Sifat Alkena

 Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air
2)Semakin besar Mr
maka titik leleh dan
titik didihnya semakin
tinggi.
3)C1-C4 berwujud gas,
C5-C17 berwujud cair,
C18 ke atas berwujud
padat.

 Sifat Kimia
1)Dapat bereaksi
dengan oksigen.
2)Lebih reaktif daripada
alkana.
3)Dapat mengalami
reaksi polimerisasi.
4)Dapat dioksidasi
dengan KMnO4

menghasilkan
senyawa glikol.

3c. Sifat-Sifat Alkuna
 Sifat fisika
1)Tidak larut dalam air
2)Semakin besar Mr maka
titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi.
3)C1-C4 berwujud gas, C5C17 berwujud cair, C18 ke
atas berwujud padat.

 Sifat Kimia
Dapat mengalami reaksi
adisi dan pembakaran.

4a. Pembuatan Alkana
1)
2)
3)

4)
5)

Mereaksikan aluminium karbida dengan air
Mereaksikan alkena dengan gas hidrogen
Sintesis Wurtz
Sintesis Grignard
Sintesis Dumas

4b. Pembuatan Alkena
1) Pemanasan alkana pada suhu 500 oC dengan
katalis Cr2O3 atau Al2O3.
2) Mereaksikan monohaloalkana dengan KOH
dalam alkohol.
3) Memanaskan alkohol dengan H2SO4 pekat pada
suhu 170 – 180 oC.
4) Eliminasi alkana.

4c. Pembuatan Alkuna
Alkuna dibuat dengan memanaskan campuran

dihaloalkana dengan KOH.

5. Kegunaan
a. Alkana
Bahan bakar, pelumas, sumber hidrogen, dan
bahan baku industri.
b.
Alkena
Bahan pembuatan polimer .
c. Alkuna
Proses pematangan buah.

Kembali ke Awal Bab

C. Reaksi-Reaksi pada Senyawa
Hidrokarbon
1.
2.
3.
4.


Reaksi
Reaksi
Reaksi
Reaksi

Substitusi
Adisi
Eliminasi
Oksidasi

Kembali ke Awal Bab

1. Reaksi Substitusi

2. Reaksi Adisi

3. Reaksi Eliminasi
a. Dehidrohalogenasi

b. Dehidrasi

c. Dehidrogenasi

4. Reaksi Oksidasi

Kembali ke Awal Bab

D. Kegunaan Senyawa
Hidrokarbon
dan Karbon

1. Bidang Pangan
2. Bidang Sandang dan Papan
3. Bidang Seni dan Estetika

Kembali ke Awal Bab

1. Bidang Pangan
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak

2. Bidang Sandang dan Papan
a. Kayu
b. Plastik
c. Karet Alam dan Getah Perca

3. Bidang Seni dan Estetika
a.Thinner
b.Lilin

Kembali ke Awal Bab

BAB II Minyak Bumi
Tujuan Pem
belajaran

Kembali ke Daftar Isi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam
2. Menyebutkan komposisi minyak bumi
3. Menjelaskan proses pengolahan dan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya
4. Menyajikan karya tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksifraksi minyak bumi beserta kegunaannya
5. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan
6. Membedakan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat-sifat zat hasil pembakaran
7. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan dan
kesehatan

Kembali ke Awal Bab

A. Minyak Bumi dan Gas
Alam

1. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas A
lam
2. Komposisi Minyak Bumi
3. Pengolahan Minyak Bumi

Kembali ke Awal Bab

1. Pembentukan Minyak Bumi dan
Gas Alam

2. Komposisi Minyak Bumi
Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi

3. Pengolahan Minyak Bumi
Tahapan pengolahan minyak mentah:
a. Desalting
Desalting adalah proses penghilangan kotoran
atau garam yang terdapat dalam minyak mentah.
b. Distilasi bertingkat
Distilasi adalah proses pemisahan komponenkomponen minyak mentah berdasarkan
perbedaan titik didih.

Kembali ke Awal Bab

B. Bensin dan Dampak Pembakaran
Bahan Bakar
1. Bensin

2. Kualitas Bensin
3. Dampak Pembakaran Bahan Baka
r

Kembali ke Awal Bab

1. Bensin
Bensin merupakan campuran isomer-isomer
heptana (C7H16) dan oktana (C8H18)

2. Kualitas Bensin
• Kualitas bensin ditentukan berdasarkan
bilangan oktan atau angka oktan.
• Semakin tinggi bilangan oktan, semakin
bagus kualitas bensin.

3. Dampak Pembakaran Bahan
Bakar

• Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung
atau tidak langsung mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
karena sisa pembakaran bahan bakar fosil
menghasilkan polutan berbahaya.

Kembali ke Awal Bab

BAB III Termokimia
Tujuan Pem
belajaran

Kembali ke Daftar Isi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa:
1. Mampu membedakan reaksi eksoterm dan
endoterm berdasarkan hasil percobaan dan
diagram tingkat energi
2. Mampu menentukan ΔH reaksi berdasarkan
hukum Hess, data perubahan entalpi
pembentukan standar, dan data energi ikatan
3. Terampil merancang, menyimpulkan, dan
menyajikan hasil percobaan eksoterm dan
endoterm

Kembali ke Awal Bab

A. Reaksi Termokimia dan
Perubahan Entalpi

1. Jenis Reaksi Termokimia (Reaksi Eksoterm
dan Reaksi Endoterm)
2. Perubahan Entalpi pada Reaksi Termokimia
(
ΔH)

Kembali ke Awal Bab

1. Jenis Reaksi
Termokimia
Reaksi Eksoterm

Reaksi Endoterm

1) Terjadi perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan
2) ΔHhasil reaksi < ΔHpereaksi

1) Terjadi perpindahan kalor
dari lingkungan ke sistem
2) ΔHhasil reaksi > ΔHpereaksi

3) ΔH < 0 (negatif)
4) T2 > T1

3) ΔH > 0 (positif)
4) T2 < T1

5) Contoh: fermentasi
glukosa

5) Contoh: pelarutan urea
dalam air

2. Perubahan Entalpi pada Reaksi
Termokimia (ΔH)
a. Reaksi eksoterm
ΔH < 0 (negatif)
b. Reaksi endoterm
ΔH > 0 (positif)

Kembali ke Awal Bab

B. Macam-Macam Perubahan
Entalpi
o
 Perubahan Entalpi Pembentukan Standar
ΔH f
(
Contoh:

 Perubahan Entalpi Penguraian Standar
ΔH od (
Contoh:

o

ΔH c (
 Perubahan Entalpi Pembakaran Standar
contoh:

)

)

)

 Perubahan Entalpi Netralisasi Standar
ΔH on (
contoh:

 Perubahan Entalpi Penguapan Standar
ΔH ovap (
contoh:

)

)

 Perubahan Entalpi Peleburan Standar
ΔH ofus (
Contoh:

)

o
 Perubahan Entalpi Sublimasi Standar
(
ΔH sub
Contoh:

)

o
ΔH
 Perubahan Entalpi Pelarutan Standar
sol (

Contoh:

Kembali ke Awal Bab

)

C. Penentuan Perubahan Entalpi
Reaksi

1. Penentuan ΔH Reaksi dengan Kalorimeter
2. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembe
ntukan Standar
3. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Hukum Hess
4. Penentuan Δ
H Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan
5. Perubahan Entalpi Pembakaran Bahan Ba
kar

Kembali ke Awal Bab

1. Penentuan ΔH Reaksi dengan
Kalorimeter
atau

keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
m = massa zat (g)
c = kalor jenis (J g-1 oC-1)
ΔT = perubahan suhu (oC)
C = kapasitas kalor (J oC-1)
ΔH = perubahan entalpi

2. Penentuan ΔH Reaksi
Berdasarkan Data Entalpi
Pembentukan Standar

3. Penentuan ΔH Reaksi
Berdasarkan Hukum Hess

4.

Penentuan
ΔH
Reaksi
Berdasarkan Energi Ikatan

5. Perubahan Entalpi Pembakaran
Bahan Bakar
Contoh:
Kalor pembakaran solar.
Misal 1 kg solar mengandung 90% heksadekana
dan 10% heptadekana

Kembali ke Awal Bab

BAB IV Laju Reaksi
Tujuan Pem
belajaran

Kembali ke Daftar Isi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempekajari bab ini, siswa mampu:
1.Menentukan persamaan laju reaksi dan orde
reaksi berdasarkan data hasil percobaan
2.Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk
menjelaskan reaksi kimia
3.Terampil merancang, melakukan, dan
menyimpulkan, serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang memengaruhi
laju reaksi

Kembali ke Awal Bab

A. Kemolaran dan Pengertian Laju
Reaksi
1. Kemolaran (M)
2. Pengertian Laju Reaksi (v)
3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde
Reaksi

Kembali ke Awal Bab

1. Kemolaran
M

n
 ×10×%massa
mol L-1 atau M 
mol L-1
V
Mr

Keterangan:
M = molaritas (mol L-1)
n = mol (mol)
V = volume (L)
ρ = massa jenis (g L-1)
%massa = kadar
Mr = massa molekul relatif (g mol-1)

2. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan
sebagai perubahan
konsentrasi reaktan atau
produk setiap satuan waktu.

v

d C
dt

Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
d[C] = perubahan
konsentrasi (M)
dt = perubahan waktu (s)

Jika diketahui persamaan
reaksi:
PQ
Maka:
  P
vP  
t

vQ  

  Q
t

3. Persamaan Laju Reaksi dan Orde
Reaksi
Jika diketahui persamaan reaksi :
mA + nB  pC + qD
Laju reaksi dapat dirumuskan:
v  k[ A]x
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (mol L-1)
[B] = konsetrasi zat B (mol L-1)
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap B
x + y = order reaksi total

 B

y

Contoh Soal

Kembali ke Awal Bab

B. Teori Tumbukan dan FaktorFaktor yang Memengaruhi Laju
Reaksi

1. Pengertian Teori Tumbukan
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaks
i
3. Peranan Katalis dalam Makhluk Hidup dan In
dustri
4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor yang Memen
garuhi Laju Reaksi

Kembali ke Awal Bab

1. Pengertian Teori Tumbukan
 Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat
pereaksi saling bertumbukan.
 Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah
tumbukan efektif.
 Tumbukan efektif adalah tumbukan
antarpartikelnya mempunyai energi lebih
besar daripada energi pengaktifan.

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Laju Reaksi
a. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi  semakin banyak
jumlah partikel pereaksi  tumbukan efektif
semakin banyak terjadi  reaksi berlangsung
semakin cepat
b. Luas Permukaan
Luas permukaan zat semakin besar  singgungan
antarpereaksi semakin besar  tumbukan efektif
semakin banyak  laju reaksi meningkat

c. Suhu
Suhu dinaikkan  energi kinetik pereaksi
bertambah  gerakan semakin acak dan cepat 
tumbukan efektif semakin banyak terjadi  reaksi
berlangsung semakin cepat
d. Katalis
Katalis dapat mempercepat laju reaksi tanpa ikut
bereaksi, yaitu dengan menurunkan energi
pengaktifan.

3. Peranan Katalis dalam Makhluk
Hidup dan
Industri

 Contoh katalis yang terdapat pada makhluk hidup
adalah enzim.
 Enzim berperan dalam proses pencernaan.
 Pada industri, katalis dimanfaatkan dalam sintesis
amonia dan pembuatan asam nitrat.

4. Penafsiran Grafik Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Laju Reaksi

Kembali ke Awal Bab

BAB V Reaksi Kesetimbangan
Tujuan Pem
belajaran

Kembali ke Daftar Isi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1.Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan yang
diterapkan dalam industri
2.Menentukan hubungan kuantitatif antara
pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan
3.Memecahkan masalah terkait hubungan
kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi
dari suatu reaksi kesetimbangan

Kembali ke Awal Bab

A. Reaksi Kimia Kesetimbangan
dan Tetapan Kesetimbangan
1. Reaksi Kimia
2. Kesetimbangan Kimia
3. Tetapan Kesetimbangan

Kembali ke Awal Bab

1. Reaksi Kimia
• Reaksi Irreversible
a. Persamaan reaksi itulis
dengan satu anak
panah
b. Reaksi berhenti
setelah reaktan habis
c. Produk tidak dapat
bereaksi menjadi zatzat reaktan
d.
Reaksi
berkesudahan
NaOH(aq)
+ HCl(aq)
� NaCl(aq) + H 2O(l)
Contoh:

• Reaksi Reversible
a. Persamaan reaksi
ditulis dengan dua
anak panah
b. Reaksi berlangsung
bolak balik (dua arah)
Contoh:
N 2 (g) + 3H 2 (g) � 2NH 3 (g)

2. Kesetimbangan Kimia
Ciri-Ciri Kesetimbangan Kimia
a. Reaksi berlangsung dua arah dan dalam ruang
tertutup.
b. Laju reaksi ke kiri = laju reaksi ke kanan.
c. Tidak terjadi perubahan makroskopis, tetapi
terjadi perubahan mikroskopis.

Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan
setimbang, kesetimbangan dibedakan menjadi:
a.Kesetimbangan Homogen
Contoh:
H 2 (g) + I2 (g) � 2HI(g)
b.Kesetimbangan Heterogen
Contoh:

C(s) + H 2 O(g) � CO(g) + H 2 (g)

3. Tetapan Kesetimbangan
“Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu,
hasil kali konsentrasi produk dibagi hasil kali
konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem
kesetimbangan setelah masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai
harga tetap.”
H 2 (g) + I 2 (g) � 2HI(g)
Contoh:
HI 

K
 H 2   I2 
2

Kembali ke Awal Bab

B. Pergeseran Kesetimbangan dan
Faktor -Faktor yang
Memengaruhinya
1. Asas Le Chatelier
2. Reaksi Kesetimbangan dalam Industri
3. Reaksi Kesetimbangan dalam Tubuh Manu
sia
4. Reaksi Kesetimbangan dalam Kehidupan S
ehari-hari

Kembali ke Awal Bab

1. Asas Le Chatelier
“ Apabila dalam suatu kesetimbangan dilakukan
tindakan (aksi) maka sistem kesetimbangan
tersebut akan mengadakan reaksi sehingga
pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”

2. Faktor-faktor yang memengaruhi
kesetimbangan
a. Perubahan Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat ditambah, kesetimbangan
akan bergeser dari arah zat tersebut. Jika konsentrasi
suatu zat dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke
arah zat itu.

b. Perubahan Volume dan Tekanan
Jika volume sistem diperbesar (tekanan berkurang),
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang
koefisiennya lebih besar. Jika volume sistem diperkecil
(tekanan bertambah), kesetimbangan akan bergeser
ke arah zat yang koefisiennya lebih kecil.

c. Perubahan Suhu
Apabila suhu diturunkan, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Apabila suhu dinaikkan, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
d. Pengaruh Katalis
Katalis berfungsi mempercepat tercapainya
keadaan setimbang

3. Reaksi Kesetimbangan dalam
Industri





Pembuatan
Pembuatan
Pembuatan
Pembuatan

Amonia
Asam Sulfat
Gas Klorin
Asam Nitrat

4. Reaksi Kesetimbangan dalam
Tubuh Manusia
• Pengaturan pH Darah
• Kesetimbangan dalam Mulut

5. Reaksi Kesetimbangan dalam
Kehidupan Sehari-hari
• Proses Fotosintesis
• Pencegahan Pertumbuhan Bakteri dalam
Bak Penampung Air

Kembali ke Awal Bab

C. Hubungan Kuantitatif antara
Peraksi dengan Hasil Reaksi
1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
Konsentrasi (Kc)
2. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
Tekanan Parsial (Kp)

Kembali ke Awal Bab

1. Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan Konsentrasi (Kc)
pA(aq) + qB(aq) � rC(aq) + sD(aq)
C  D 

Kc =
p
q
A
B
   
r

s

2. Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan
Tekanan Parsial (Kp)
pA(aq) + qB(aq) � rC(aq) + sD(aq)
PC   PD 

Kc =
p
q
 PA   PB 
r

s

Hubungan Kc dengan Kp

Disosiasi
• Disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat
menjadi zat yang lebih sederhana.
• Derajat disosiasi (α) merupakan banyaknya zat
yang mengalami disosiasi.

Kembali ke Awal Bab