PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER KELAPA SAWIT BAHAN BAKU CPO DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DISTRIK KALTIM PABRIK PENGOLAHAN SAMUNTAI.

PENGUKURAN KINERJ A SUPPLIER KELAPA SAWIT BAHAN BAKU
CPO DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO)
DISTRIK KALTIM PABRIK PENGOLAHAN SAMUNTAI

SKRIPSI

Disusun Oleh :
EKA CAHYA KARTIKA
0732010102

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR. WB.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih
sayangNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGUKURAN KINERJ A SUPPLIER KELAPA SAWIT BAHAN
BAKU CPO DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO)
DISTRIK KALTIM PABRIK PENGOLAHAN SAMUNTAI”. Tak ada kata
yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur atas nikmat yang diberikan
olehNYA.
Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MMT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Handoyo, MT dan Ibu Ir. Endang P.W, MMT selaku Dosen
Pembimbing.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri khususnya Jurusan Teknik
Industri yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak Adit selaku pembimbing pabrik serta seluruh karyawan PT. Filtrona
Indonesia yang telah membantu memberikan banyak informasi tentang skripsi
saya.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Motivator setia, Sonny yang selalu mendukung saya, yang selalu mau
mendengarkan keluh kesah dan bersedia menyediakan sarana dan prasarana
demi menunjang penyelesaian tugas akhir ini, terima kasih banyak hanya itu
yang bisa saya ucapkan.
8. Mama Wiwien, Papa Eka, Mbak Mela, Mas Erwin, Mas Adi yang telah
mendukung baik moral maupun materi serta memberikan doa tulus kepada
saya dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas segala dukungannya.
9. Bapak & Ibu Abd. Latip yang senantiasa selalu mendoakan saya.

10. Kepada Seluruh Sahabat - Sahabat, jurusan Teknik Industri yang telah
memberikan motivasi dan tenaga dalam proses penyusunan sehingga
terselesaikan skripsi ini. Khususnya Ika (Cinta), Putu (Piggy), Fita Charm,
Dida (Darlo), Eka (Ciko), Nuansa (Unyil), Teguh (Menje), Senda (Gopok),
Reza (Bean), Yoni, Wahyudi (Ceblonk), Andik (Tebo), Septian, dll.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga hasil
pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca
pada umumnya dan PT. Filtrona Indonesia pada khususnya.
Wassalamualaikum WR. WB.

Surabaya, 01 Februari 2012

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....……………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI...............……………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR……………………….……………………………….... viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. x
ABSTRAKSI........……………………………………………………………. xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………......…………………………...………... 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………................ 3
1.3 Batasan Masalah……………………………………………...…... 3
1.4 Asumsi - asumsi……………………………………………...…... 5
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………...…………….. 5
1.6 ManfaatPenelitian…………………………………...……………. 5
1.7 SistematikaPenulisan…………………...………………………… 6

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Produk…........................………….…….……………….. 8
2.1.1 Sejarah Kelapa Sawit.....………………………………....... 8
2.1.2 Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit………………………….… 9
2.1.3 Perkembangbiakan Kelapa Sawit......................................

10

2.2 DefinisiSupplier……………..........................……...…...……….. 10
2.2.1. Supplier …………………………………………………… 11

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. PemilihanSupllier …………………………………………. 13

2.2.3. Evaluasi dam SeleksiSupplier…………………………….. 15
2.3 Supplier Partnership…………………….......................………….... 15
2.4. Model-Model Evaluasi Supplier...................................................

20

2.4.1. Categirical Pla5n ……………………………………………..... 20
2.4.2.Weighted Point Plan…………………………........................... 22
2.4.3.Vendor Performance Indicator………..................................
2.4.3.1.

23

Vendor Performance Indicator (VPI) BerkerangkaQuality,
Cost, Delivery,Flexibility dan Responsiveness............ 24

2.4.3.2.

Vendor Performance Indicator (VPI) Menurut Choy and
Hartly ……………………………………………….... 25


2.5. Sejarah Proses AnalisisHirarki ..…………………………………. 28
2.6. Analytical Hierarchy Process (AHP) ..…………………………... 29
2.6.1.

Kelebihan / Keunggulan AHP………………………….... 31

2.6.2.

ProsedurdanLangkah-Langkah AHP ………………….... 32

2.6.3.

Konsistensi ………………………………………………. 35

2.6.4.

SkalaPenilaian …………………………………………... 36

2.7 Scoring System............................................................................


BAB III

40

2.7.1.

Tipe Skor........................................................................

40

2.7.2.

Traffic Light system........................................................

41

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………….………………...……….. 43

3.2 Identifikasi Variabel ......................................…………………… 43
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………..…………………… 44

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4 Metode Pengolahan Data………………………………………...

46

3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah…………………………

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Sistem Evaluasi Supplier di PT Perkebunan Nusantara XIII Distrik
Kaltim Pabrik Pengolahan Samuntai ..………............................
4.2 Identifikasi

Vendor

Performance

Indicator

55
(VPI)

....................................................................................................

56

4.2.1.

Purchasing Order dan Receiving Order....................... 58


4.2.2.

Perhitungan Realita...................................................... 61

4.3 Pengukuran Kinerja............…………………..…………………… 63
4.3.1.

Target......................................................................... .... 63

4.3.2.

Jenis Skor.................................................................... 66

4.3.3.

Traffic Light System.................................................... 66

4.4 Analytical Hierachy Process ……………………………………... 67
4.5 Scoring System.......................................………………………… 69
4.5.1.

Skor Vendor Performance Indicator............................ 71

4.5.2.

Skor Kriteria................................................................ 73

4.5.3.

Skor Supplier............................................................... 74

4.6. Evaluasi Pengukuran Kinerja Berdasarkan Traffic Light System.. 75
4.6.1.

Koperasi BPT............................................................... 75

4.6.2.

Koperasi Tana Taka..................................................... 76

4.6.3

Koperasi Samuntai Indah............................................. 78

4.6.4.

Koperasi Bolum Sejahtera............................................ 79

4.6.5.

Koperasi Paser Unggul................................................. 80

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.7. Pengukuran Kinerja Supplier........................................................
BAB V

86

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan............................………….………………...………..

88

3.2 Saran...............................................................……………………

89

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Untuk meningkatkan kualitas dan hubungan kerjasama yang baik
dipenelitian ini dikembangkan suatu pengukuran kinerja dengan menggunakan
indikator pengukuran kinerja yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Untuk
mengetahui performansi perusahaan diperlukan suatu pengukuran kinerja dengan
menggunakan Vendor Performance Indicator (VPI) yang mana indikator
didalamnya adalah Quality,Cost, Delivery, Flexibility, dan Responsiveness.
Sehingga dari pengukuran tersebut diperoleh hasil performansi perusahaan yang
akan memberikan keuntungan, baik itu dari perusahaan itu sendiri, supplier
maupun konsumen.
PT Perkebunan Nusantara XIII Distrik Kalimantan Timur memiliki
permasalahan yang ada yakni belum adanya suatu sistem pengukuran kinerja yang
sifatnya menyeluruh, selama ini hanya menampilkan performansi yang menitik
beratkan pada masing-masing bagian saja, sehingga perlu adanya pengukuran
kinerja yang simultan dan kontinyu supaya perusahaan tetap eksis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara XIII
Distrik Kalimantan Timur menggunakan metode Vendor Performance Indicator
(VPI) dan Analithycal Hierarcy Process (AHP). Dan diketahui indikator yang
memerluan prioritas untuk dilakukan perbaikan adalah indikator yang memiliki
skor terendah. Indikator tersebut adalah Responsiveness dimana skor yang didapat
ada yang berada pada indikator kuning dan merah. Usulan perbaikannya adalah
perusahaan harus lebih teliti dalam meramalkan permintaan pasar, sehingga
membuat supplier lebih mudah merespon apabila terdapat perubahan permintaan
atau jadwal pengiriman bahan baku.
Hasil dari Penelitian ini dapat diketahui besarnya skor kinerja supplier
TBS Kelapa Sawit PTPN XIII Distrik Kaltim, antara lain koperasi BPT
mempunyai skor 93.58%, sehingga perlu di pertahankan tingkat kinerjanya,
kemudian koperasi tana taka dengan skor sebesar 89.65% ,koperasi paser unggul
dengan skor 86.18%, koperasi Bolum sejahtera 88.46%, dan koperasi samuntai
indah 88.40%.
Kata kunci

: Vendor, AHP, Supplier, Kinerja, Skor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
With the problem, then dipenelitian inidikembangkan a performance
measurement by using indicators of performance measurement in accordance with
the conditions of the company. To determine the performance of the company
required a performance measurement by using the Vendor Performance Indicator
(VPI) which indicators therein is Quality, Cost, Delivery, Flexibility, and
Responsiveness. So that the obtained results of performance measurement
company that will provide benefits, whether it be from the company itself,
suppliers and consumers.
PT Perkebunan Nusantara XIII Distrik Kalimantan Timur have existing
problems that the lack of a performance measurement system that are
comprehensive, so far only show that focuses on the performance of each part, so
the need for simultaneous measurement of performance and continuous so that the
company still exist .
Based on research conducted at PT Perkebunan Nusantara XIII Distrik
Kalimantan Timur using the Vendor Performance Indicator (VPI) and Analithycal
Hierarcy Process (AHP). And known indicators do memerluan priority for
improvement is an indicator that has the lowest score. Responsiveness indicators
is obtained in which scores are located on the yellow and red indicators. The
proposed improvement is a company must be more precise in predicting market
demand, thereby making it easier to respond supplier if there are changes in
demand or schedule delivery of raw materials.
Unknown amount of supplier performance scores TBS Palm oil at PT.
Perkebunan Nusantara Distrik Kaltim, among others, the cooperative BPT has a
score of 93,5%, so it needs to maintainits performance level, then the coorperative
Tana Taka with a score of 89,65%, coorperative Paser Unggul with a score of
86,18%, coorperative Bolum Sejahtera with a score 88,46%, and coorperative
Samuntai Indah with a score of 88,40%.
Keywords: Vendor, AHP, Supplier, Kinerja, Skor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Persaingan produk menyebabkan setiap perusahaan harus selalu berusaha

meningkatkan kualitasnya, agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. Cara-cara
yang dapat ditempuh dalam meningkatkan Kualitas CPO (Crude Palm Oil) adalah
dengan berusaha untuk mengetahui dan memahami tingkat kualitas bahan baku
berupa Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit yang di pasok oleh koperasikoperasi sebagai pemasok TBS Kelapa Sawit. Pemeriksaan sample TBS
merupakan salah satu langkah yang dilakukan perusahaan untuk mengendalikan
kualitas CPO terbaik. Dengan mengukur tingkat kematangan buah, ketepatan
waktu pengiriman TBS Kelapa Sawit, jumlah TBS yang dikirim tiap harinya,
Tetapi apakah langkah itu sudah dapat mewakili konsumen akan kebutuhan
kualitas yang benar-benar baik untuk produk tersebut. Oleh karena itu dengan
adanya umpan balik dari pelanggan, pihak perusahaan dapat memperbaiki kualitas
produknya, dan berdasarkan pengetahuan tentang karakteristik pelanggan, maka
dapat dikembangkan kualitas produk yang lebih baik yang dapat meningkatkan
kepuasan. Kondisi ini yang menuntut perusahaan untuk dapat bekerjasama dengan
perusahaan lain, termasuk dengan para Supplier yang dalam kegiatannya adalah
mempunyai raw material untuk kepentingan proses produksi.
PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang usaha Agro Industri. Komoditas utama yang dikelola PTPN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

XIII yaitu Kelapa Sawit dan Karet. Arah pengembangan Kelapa Sawit dilakukan
melalui usaha horisontal dan vertikal. Pengembangan horisontal melalui perluasan
areal terutama Kebun Plasma mengingat luas wilayah Kalimantan dengan iklim
tropis sepanjang tahun masih terbuka untuk memperluas areal perkebunan.
Sedang pengembangan yang bersifat vertikal merupakan strategi membangun
Down Stream Industri, di mana di dalamnya terdapat Industri Fraksinasi,
Refinery, Oleo Kimia, dan Industri Pemanfaatan Sisa Olahan. Disini penulis
membahas tentang pengukuran kinerja supplier kelapa sawit sebagai bahan baku
CPO dimana perusahaan tidak memberikan perhatian penting terhadap tingkat
kinerja supplier. Karena pasokan bahan baku ini sangat penting dalam proses
produksinya tersebut maka PTPN XIII Distrik Kaltim Pabrik Pengolahan
Samuntai yang memiliki lebih dari satu Supplier bahan baku, antara lain Koperasi
BPT, Koperasi Tana Taka, Koperasi Samuntai Indah, Koperasi Bolum Sejahtera,
dan Koperasi Paser Unggul maka perusahaan harus melakukan pengukuran
kinerja supplier.
Dengan adanya lebih dari satu supplier tersebut maka akan dapat
mendukung kekuatan tawar yang dimiliki perusahaan, dan juga untuk menjaga
ketersediaan item. Sistem pengukuran kinerja supplier di perusahaan ini masih
belum baku dan bersifat tidak menyeluruh, mengingat saat ini akan sangat banyak
sekali performance indicator bermunculan dan sangat perlu dilakukan
pertimbangan dalam menilai kinerja supplier. Pengukuran kinerja ini dilakukan
dengan pendekatan Vendor Performance Indicator (VPI) yang berkerangka
Quality, Cost, Delivery, Flexibility, dan Responsinevess (QCDFR) dan Analytical

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hierarchi Process (AHP). Maka perusahaan akan mendapatkan kerangka system
pengukuran kinerja Supplier yang sesuai dengan kondisi dan requirement
perusahaan, serta perusahaan akan mengetahui kinerja dari masing-masing
supplier-nya dan supplier mana yg sesuai dengan kriteria perusahaan.

1.2.

Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan

penelitian dirumuskan sebagai berikut :
“Berapakah tingkat kinerja supplier TBS Kelapa Sawit di PT Perkebunan
Nusantara XIII Distrik Kaltim Pabrik Pengolahan Samuntai?”

1.3.

Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1. Evaluasi supplier hanya dilakukan pada supplier TBS Kelapa Sawit untuk
bahan baku CPO.
2. Penilaian dilakukan oleh Top Management bagian Logistik.
3. Supplier yang diamati adalah supplier yang telah bekerja sama dengan PTPN
XIII Distrik Kaltim Pabrik Pengolahan Samuntai tidak kurang dari 1 tahun.
4. Penyebaran Kuisioner validasi indikator yang akan digunakan untuk penilaian
kinerja supplier dibagikan sebanyak 35 kuisioner yang akan di sebar ke 10
orang bagian logistik dan 5 kuisioner untuk masing-masing koperasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dua kuisioner pemboboten level 1 dan 2 akan di berikan kepada kepala bagian
logistik untuk melakukan penilaian.
6. Adapun Aspek-aspek yang dinilai adalah :
a. Kualitas
-

Presentase kadar minyak Tiap TBS sesuai standar

-

Presentase kadar serat sesuai dengan standar

-

Golongan Buah

b. Biaya
-

Harga TBS/Kg

-

Cara Pembayaran

c. Pengiriman
-

Presentase ketepatan kuantitas/jumlah TBS yang dikirim

-

Presentase ketepatan waktu pengiriman

d. Feksibilitas
-

Presentase dipenuhinya kebutuhan jumlah TBS yang dipesan

-

Presentase perubahan waktu pengiriman TBS

e. Respon
-

Presentase supplier merespon permintaan perubahan jumlah TBS

-

Presentase supplier merespon problem kualitas

-

Presentase

supplier

merespom

permintaan

perubahan

pengiriman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

jadwal

1.3.

Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi yang mendasari terhadap permasalahan dalam penelitian

ini adalah :
1. Perusahaan dalam melakukan pengukuran kuantitas bahan baku yang dikirim
oleh koperasi sebagai supplier/pemasok bahan baku berdasarkan kebutuhan
produk yang sudah di sesuaikan koperasi.
2. Data realisasi dan data target diasumsikan sesuai dengan kondisi real dari
perusahaan pada saat evaluasi dilakukan.

1.5.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui tingkat kinerja koperasi sebagai supplier

2.

Mengetahui indikator apa saja yang perlu diperbaiki

1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Bagi Penulis :
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri

khususnya

dalam

bidang

pengambilan

keputusan

untuk

permasalahan dalam dunia nyata.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

memecahkan

2.

Bagi Universitas :
Memberikan Informasi mengenai metode Vendor Performance Indicator

(VPI) dan Analytical Hierarchi Process (AHP) sehingga bisa menambah koleksi
perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
3.

Bagi Perusahaan:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi

perusahan mengenai Pengambilan keputusan.

1.7.

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penyusunan berisikan mengenai uraian yang

akan dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan
mempunyai pembahasan topik tersendiri.
Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan penjelasan mengenai latar belakang penulisan tugas akhir ini
yang

menguraikan

tentang

perusahaan,

masalah

yang

terdapat

diperusahaan, batasan masalah, asumsi, maksud dan tujuan penelitian,
manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan teori-teori yang mendukung untuk proses pemecahan
masalah dalam topik tugas akhir ini, yaitu dasar teori mengenai keputusan,
kualitas, kepuasan pelanggan, uji statistik, teori metode VPI dan AHP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN
Menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian atau metodologi yang
dikerjakan untuk melakukan penelitian yang dapat dilihat dalam bentuk
diagram alir penelitian serta langkah-langkah yang diambil dalam
pemecahan masalah yang sedang dihadapi perusahaan.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
cara-cara yang terpilih dan melakukan analisa dengan melihat hasil pada
pengambilan keputusan serta rencana perbaikan yang dapat diambil oleh
perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Mengemukakan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tersebut,
juga berisi saran-saran untuk memberikan masukan dalam peningkatan
kualitas produk perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Definisi Pr oduk

2.1.1. Sejarah Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili
palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak
kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika
barat di antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika,
Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit
termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan
buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila
masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit
buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak
goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak,
khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya
digunakan sebagai bahan bakar dan arang.Urutan dari turunan Kelapa Sawit:
Tabel 2.1
Urutan dari turunan Kelapa Sawit
Kingdom :
Tumbuhan
Divisi :

Magnoliophyta

Kelas :

Liliopsida

Or do :

Arecales

Famili :

Arecaceae

J enis :

Elaeis

Spesies :

E. guineensis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2. Ciri‐ Cir i Fisiologi Kelapa Sawit
1.

Daun
Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah

berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
2. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12
tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan
tanaman kelapa.
3. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu
juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi.
4. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
5. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah. Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c) Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti
berkualitas tinggi.

2.1.3. Per kembangbiakan Kelapa Sawit
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang
pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula)
dan bakal akar (radikula).
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya
kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit
yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur
mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐ besar dan kandungan
minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang
namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera
adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul
sebab melengkapi kekurangan masing‐ masing induk dengan sifat cangkang buah
tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase
daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya
dapat mencapai 28%.

1.2.

Definisi Supplier
Supplier dalam bahasa Indonesia yang berarti Pemasok atau Penyedia

barang atau jasa yaitu badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan
usahanya memenuhi pihak-pihak lain baik berupa barang atau jasa, berdasarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kriterian dan spesifikasi yang telah ditentukan. Supplier Menurut Kotler (1987)
adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumberdaya yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa
tertentu. Penyedia barang / jasa atau Supplier tersebut bisa berupa sub distributor,
distributor, agen atau agen tunggal, Pabrikasi dan lain-lain.

2.2.1. Supplier
Supplier merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana
mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, sub assemblies,
suku cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam
artinya yang murni, ini termasuk juga suppliers atau sub suppliers. Jumlah
supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier biasanya berjumlah banyak
sekali.(Indrajit dan Djokopranoto,2002:6)
Dalam melakukan pemilihan supplier yang dipakai dalam memenuhi
kebutuhan bahan baku untuk produksi, perusahaan berusaha mengejar perbaikan
sehingga mampu mendorong perusahaannya menjadi juara dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen.
Dengan adanya jaminan mutu bahan baku daru supplier akan menjadi
pertimbangan tersendiri bagi perusahaan dalam memilih supplier. Diantaranya
dengan adanya sertifikasi supplier yang merupakan suatu bukti pengujian
terperinci yang menyangkut kemampuan dan kebijakan supplier tersebut.
sertifikasi ini menunjukkan tentang kemampuan supplier tersebut dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pemenuhan kebutuhan pembelian (perusahaan) atau pencapaian suatu standar.
Salah satu keuntungan penggunaan sertifikasi supplier adalah pembeli atau
perusahaan dapat mengurangi inspeksi dan pengetesan barang yang dikirim secara
keseluruhan.
Memilih dan mengevaluasi supplier menjadi salah satu factor yang
penting dalam supply chain karena merupakan salah satu strategi untuk dapat
bersaing dengan perusahaan lain dalam hal kepuasan konsumen. Memilih dan
mengevaluasi supplier adalah suatu hal yang berbeda. Perbedaan memilih dan
mengevaluasi supplier dapat dijelaskan dalam table berikut ini:

Aspek

Tabel 2.2
Perbedaan Memilih dan Mengevaluasi Supplier
Memilih
Mengevaluasi

perkembangan
Membandingkan beberapa Memonitor
supplier
secara
alternatif untuk kemudian kinerja
periodik setelah transaksi
dipilih yang terbaik
berjalan selama selang waktu
tertentu
Frekuensi
Lebih jarang, sering kali Periodik
hanya sekali dalam jangka
waktu yang lama
Kriteria
Multi criteria
Multi kriteria
Dilakukan oleh
Tim lintas fungsi kadang Tim lintas fungsi atau top
kala membutuhkan interfensi management
top management
straight
forward
Intensitas
Lebih intensif membutuhkan Lebih
kegiatan
pengumpulan
data-data (secara langsung), buyer
biasanya memiliki catatan
eksternal
kinerja supplier
(Sumber : Dobler D.W, Burt.D.N and Lee.L, 1990)
Tujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Pemilihan Supplier
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan supplier
selain cost, juga consistency-nya (Quality and Delivery), reliabilitas, relationship,
fleksibilitasnya dan juga service levelnya. Hal yang ditekankan dalam pemilihan
supplier adalah buyer-supplier relationship yaitu kemampuan keduanya untuk
bekerjasama (co-operative) dengan menyamakan visi dan misi keduanya,
sehingga hubungan tidak hanya untuk short term saja. Rasa saling percaya
(goodwill trust) dalam suatu hubungan adalah hal yang penting karena dengan
rasa saling percaya kedua belah pihak dapat saling mengandalkan, dan hubungan
kerjasama yang baik dapat terbentuk, yang tentu saja hal tersebut dapat
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Saat memilih supplier ada beberapa poin pertimbangan biasanya kualitas
dari produk, service/pelayanan dan ketepatan waktu pengiriman adalah hal yang
penting, meskipun ada bebebrapa faktor lain yang harus di pertimbangkan. Faktor
utama yang dipertimbangkan oleh suatu perusahaan ketika memilih supplier
adalah (William J Stevenson, 2000, Productions/Operation Management :701) :
1. Harga : faktor ini biasanya merupakan faktor utama, apakah terdapat
penawaran diskon meskipun hal itu kadang kala tidak menjadi hal yang paling
penting.
2. Kualitas : suatu perusahaan mungkin akan membelanjakan lebih besar
biayanya untuk mendapatkan kualitas barang yang baik.
3. Pelayanan : pelayanan yang khusus kadangkala dapat menjadi hal yang
penting dalam pemilihan supplier. Penggantian atas barang yang rusak,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

petunjuk cara penggunaan, perbaikan peralatan dan layanan yang sejenis,
dapat menjadi kunci dalam pemilihan satu supplier daripada yang lain.
4. Lokasi : lokasi supplier dapat mempunyai pengaruh pada waktu pengiriman,
biaya transportasi, dan waktu respon saat ada order/pesanan yang mendadak
atau pelayanan yang bersifat darurat. Pembelian pada daerah setempat/local
dapat menimbulkan goodwill (pengaruh baik) dalam suatu hubungan serta
dapat membantu perekonomian daerah sekitar.
5. Kebijakan persediaan supplier : jika supplier dapat memelihara kebijakan
persediaannya dan menjaga spareparts yang dimilikinya, hal ini dapat
membantu dalam kasus kebutuhan bahan baku yang mendadak.
6. Fleksibilitas : niat yang baik dan kemampuan supplier dalam merespon
perubahan permintaan dan memenuhi perubahan desain pesanan dapat
menjadi faktor yang penting dalam pemilihan supplier.
Sedangkan menurut (Kotler, 1997, 72 ) faktor utama yang dipertimbangak
oleh suatu perusahaan (selain faktor harga) ketika memilih supplier adalah :
1. Tepat jumlah : jika sebuah perusahaan memesan sejumlah bahan kepada
pemasok maka jumlah yang diterima oleh perusahaan itu juga sebanyak
jumlah yang dipesan artinya ketepatan jumlah yang dipesan dengan yang
diterima.
2. Tepat waktu : perusahaan juga melihat ketepatan waktu pengiriman akan
pesanan yang diberikan kepada supplier.
3. Mutu : mutu produk yang ditawarkan supplier juga akan menjadi bahan
pertimbangan perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3. Evaluasi dan Seleksi Supplier
Proses pembelian sangat kompleks karena banyak faktor yang harus
dipertimbangkan. Proses terdiri dari pembuatan keputusan dan pengaruh
keputusan yang disatukan DMU (Decision-Making Unit). Proses evaluasi dan
seleksi supplier ini meliputi 12 langkah yaitu (Miranda dan Amin,2005 : 62):
1. Identifikasi kebutuhan
2. Membuat spesifikasi
3. Mencari alternatif
4. Membangun koneksi
5. Mengatur kriteria pembelian dan penggunaan
6. Mengevaluasi alternatif aksi pembelian
7. Anggaran yang tersedia
8. Mengevaluasi alternatif pembelian yang spesifik
9. Bernegosiasi dengan supplier
10. Memberi evaluasi pasca pembelian (postpurchase)
11. Menggunakan evaluasi pasca pembelian
12. Menyalurkan evaluasi pasca pembelian

2.3.

Supplier Partnership (Hubungan Kerjasama Dengan Supplier)
Optimalisasi dalam pemenuhan pengadaan bahan baku memerlukan aliran

informasi yang lancar, transparan, dan akurat, serta memerlukan kepercayaan
antar peserta pengadaan barang dan jasa. Partnering adalah salah satu solusi yang
terbaik dalam melakukan optimalisasi kerjasama dengan para supplier. Perlu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

disampaikan juga bahwa ada beberapa prinsip partnering yang perlu dipegang
teguh dan dikembangkan terus menerus, yaitu (Indrajit dan Djokopranoto, 2002
:123 ) :
1. Meyakini memiliki tujuan yang sama (common goal)


Tujuan dari semua perusahaan sebetulnya sama, yaitu dapat hidup dan
berkembang (survive and growth)



Kesalahan umum adalah banyak yang menganggap keuntungan (profit)
merupakan tujuan utama perusahaan. Perusahaan yang bisa survive dan
growth dengan sendirinya tentu akan menghasilkan keuntungan yang
layak, tetapi sebaliknya menghasilkan perusahaan yang hanya memperoleh
keuntungan

di

tahun-tahun

tertentu

saja

belum

tentu

sanggup

mempertahankan hidupnya untuk jangka waktu yang panjang.
2. Saling menguntungkan (mutual benefit)


Kedua pihak harus sadar bahwa setiap pembicaraan atau negosiasi sesuatu
yang dapat menguntungkan kedua belah pihak (win-win) dan tidak boleh
hanya menguntungkan satu pihak saja dan merugikan pihak yang lain.



Saling menguntungkan adalah motivasi yang sangat kuat bahkan mungkin
yang terkuat bagi kedua belah pihak untuk melakukan dan melanjutkan
kemitraan.



Oleh karena itu, tidak ada satu pihak pun yang boleh merasa berada di atas
pihak yang lain dan dapat mendikte kehendaknya pada pihak lain. Semua
harus merasa dan di perlakukan sejajar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Saling percaya (mutual trust)


Untuk mencapai prinsip kedua tersebut, diperlukan sikap saling percaya
dan terbuka.



Saling percaya disini termasuk dalam perhitungan biaya produksi dan
harga barang/jasa yang dihasilkan. Kedua belah pihak dapat saling
memberikan nasihat atau pendapat untuk melakukan efisiensi atau
penurunan biaya tertentu.



Saling percaya tidak hanya pada kejujuran dan itikad baik masing-masing
untuk memenuhi perjanjian dan kesepakatan bersama, misalnya ketepatan
waktu pembayaran, waktu penyerahan, mutu barang, dan sebagainya.



Kalau hubungan yang saling menguntungkan dapat disebut sebagai
motivasi utama dalam membangun kemitraan, maka saling mempercayai
merupakan bahan utama untuk membangun kemitraan yang berjangka
panjang. Sikap saling percaya tidak harus dibangun tahap demi tahap,
tetapi harus terbukti dan dapat berthana dalam jangka panjang.

4. Bersifat terbuka (Transparant)


Untuk itu, dalam batas-batas tertentu yang cukup luas, data dari kedua
belah pihak dapat dilihat oleh pihak lain.



Tentu saja kedua belah pihak terikat secara legal dan moral untuk
merahasiakan data-data tertentu yang memang harus dirahasiakan.



Transparansi dapat meningkatkan sikap saling mempercayai, dan
sebaliknya pula saling mempercayai memerlukan saling keterbukaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Menjalin hubungan jangka panjang ( Long Term Relationship )


Dua pihak yangb saling percaya, saling menguntungkan, dan mempunyai
kepentingan yang sama, cenderung akan bekerjasama dalam waktu yang
panjang, tidak hanya selama 5 atau 10 tahun tetapi seringkali lebih dari 20
tahun.



Hubungan jangka panjang juga memungkinkan pihak rekanan supplier
untuk bersedia, berani, dan mampu melakukan investasi yang besar untuk
keperluan R & D demi peningkatan mutu produknya.



Pada gilirannya ini juga menguntungkan supplier, dan ini tidak mungkin
dilakukanapabila hubungan hanya berjangka pendek.

6. terus menerus melakukan perbaikan dalam biaya dan mutu barang/jasa


Salah satu prinsip dalam kemitraan adalah kedua belah pihak harus
senantiasa meningkatkan mutu, efisiensi, biaya, dan harga barang/jasa
yang dimaksud.



Dengan demikian, perusahaan dapat bertahan dalam kompetisi global yang
makin lama makin ketat.



Ketahanan dalam berkompetisi membuat perusahaan dapat bertahan hidup
dan berkembang dan ini akan menguntungkan pihak yang lain juga.

Beberapa keuntungan yang diberikan dengan adanya supplier partnership atau
kemitraan bisnis adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. Menambah nilai produk
Partnership dengan perusahaan unggul dapat menambah nilai pada produk
yang dipasarkan seperti mempersingkat waktu distribusi atau produksi,
pemesanan, raparasi, dan sejenisnya.
b. Memperbaiki akses pasar
Ini dapat dicapai dengan pemasangan iklan bersama, penggunaan jaringan
mitra kerja, dan sebagainya.
c. Memperkuat operasi
Partnership dengan mitra yang sesuai dapat menggabungkan sumber daya
masing-masing,

meningkatkan

efisiensi,

pemberdayaan

fasilitas,

dan

sebagainya.
d. Menambah kemampuan teknologi
Kemampuan dan pengalaman mitra serta R & D mitra bisa menjadi R & D
bersama sehingga kemampuan teknologi sendiri dapat di tingkatkan.
e. Memperlancar pertumbuhan
Banyak kesamaan bertumbuhan hanya terbuka bagi perusahaan besar dan
berpengalaman. Dengan kemitraan, sumber daya dapat digabungkan sehingga
mampu menghilangkan halangan untuk tumbuh.
f. Menambah keterampilan organisasi
Kemitraan memberikan kesempatan yang luar biasa untuk belajar dari sesama
mitra usaha dan belajar bersama.
g. Membangun kekuatan finansial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan kemitraan keuntungan dapat bertambah dan banyak jenis biaya dapat
dipikul bersama sehingga menambah kemampuan keuangan masing-masing
mampu bersama.
(Indrajit dan Djokopranoto, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain : 68)

2.4.

Model – Model Evaluasi Supplier
Kebanyakan dari model-model yang ada mengkombinasikan subjective

judgment ( pertimbangan hubungan) dan kalkulasi (quantitative approaches). Ada
tiga model dalam mengevaluasi supplier yaitu Categorical Plan, Weight Poin
Plan dan Vendor Performance Indicator.

2.4.1. Categorical Plan
Dengan metode categorical plan bebebrapa orang dari berbagai
departemen memberikan penilaian secara informal tentang kemampuan supplier
selama ini dalam mememnuhi kebutuhan perusahaan. Dan penilaian sangat
bergantung pada pengalaman dan kemampuan dari masing-masing buyer dan
kemudian buyer akan menyimpan seluruh data kriteria-kriteria penilaian
mengenai supplier yang didapatkan dari setiap departemen. Setiap evaluator
sebelumnya akan membuat listing tentang faktor-faktor yang dipentingkan dalam
mengevaluasi performansi dari supplier. Buyer memberikan evaluasi ulang pada
setiap bulan atau dua bulanan pada setiap supplier berdasarkan kriteria yang ada
pada daftar evaluasi. Dan setiap kriteria akan diberikan grade nilai, penilaian yang
di berikan bersifat subyektif dan aspek yang dinilai di kategorikan menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

bebebrapa tingkatan yaitu preferred (lebih disuka), neutral (netral), dan
unsatisfactory(kurang memuaskan).
Dengan hanya menggunakan kategori-kategori diatas, maka telah dapat
dilakukan penilaian kinerja supplier, namun tentunya hal tersebut tidak cukup
akurat dalam pengevaluasian supplier karena penilaian yang sangat subyektif dan
perspektif

masing-masing penilai dapat berbeda-beda, sehingga hasil yang

didapatkan akan berbeda-beda. Pada table 2.3 dibawah ini merupakan salah satu
contoh yang sederhana mengenai penilaian performansi supplier secara kualitatif
dengan categorical plan yang mana pada metode categorical plan evaluasi
dilakukan berdasarkan kriteria dari setiap departemen yang dijadikan bebebrapa
faktor pengukur kinerja supplier.
Tabel 2.3
Contoh Lembar Performance Evaluation dengan metode Categorical Plan
Supplier…………………….
Date…………………………………..
Summary Evaluation By Departement
Preffered
Neutral Unsatisfactory
Purchasing
Receiving
Engineering
Quality
Performance Factors :
Purchasing
Delivers on schedule
Delivers at quoted prices
Prices and competitive
Prompt and accurate with routin doc
Receiving
Deliver per routing instruction
Has adequate delivery service
Has good packaging
Accounting
Invoice correctly
Issues credit memos punctually
Doesn’t ask for special financial consd
Engineering

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Past record on reliability of products
Has technical ability for difficult work
Quality
Quality of material
Furnished certification affidativits
(sumber : Dobler D.W, Burt D.N and Lee L, 1990:366 )

2.4.2. Weigthed Point Plan
Setiap faktor dalam metode Weighted Point Plan akan diberi nilai dengan
bobot yang berbeda-beda untuk masing-masing faktor sesuai dengan kepentingan
perusahaan dalam memberikan penilaian. Pada tabel 2.4 dapat dilihat bahwa,
misalnya saja kasus pada sebuah perusahaan yang memberikan nilai pada faktor
quality sebesar 50 %, Service 25%, dan Price 25%. Setelah itu langkah
selanjutnya adalah mengukur actual performance dari masing-masing supplier
untuk masing-masing faktor. Untuk mendapatkan overall rating supplier tersebut
didapatkan dari jumlah total ketiga faktor tersebut setelah bobot faktor akan
dikalikan dengan nilai actual performance (% reject, % failure, price performance
$).
Dengan menggunakan metode ini pengukuran dapat lebih bersifat
quantitative dan untuk dapat membandingkan performasi dari dua atau lebih
supplier perlu memperhatikan faktor, bobot, dan pengukuran secara konsisten
untuk semua supplier. Faktor subyetifitas dalam metode ini sudah berkurang
dikarenakan adanya formula yan g digunakan dalam mengukur performansi dari
supplier tersebut. Metode ini juga lebih fleksibel sehingga faktor-faktor lain yang
ingin diikutkan dalam pengukuran dapat disesuaikan dengan kasus yang dihadapi
perusahaan. Metode ini juga dapat digunakan dengan metode categorical plan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

jika perusahaan ingin memasukkan faktor lain yang dianggap penting namun
bersifat subyektifitas dalam evaluasi supplier mereka.

Contoh Lembar Supplier
Point Plan
Factor
Weight
Quality
50%
Service
25%
Price
25%

Tabel 2.4
Evaluation Performance dengan Metode Weigthed
Actual Performance
% Reject (Tolak)
% Failures(Kurang)
$ (Price Performance)

Performance Evaluation
100%-Percentage of Reject
100%-Percentage of Failures
Lowest price offered
Price actually paid
(sumber : Dobler D.W, Burt D.N and Lee L, 1990:368 )

2.4.3. Vendor Performance Indicator (VPI)
Vendor Performance Indicator

adalah suatu metode evaluasi dengan

menentukan terlebih dahulu indicator-indikator performansi kinerja supplier.
Untuk menjamin kestabilan produksi dari kekurangan bahan baku biasanya
terdapat lebih dari satu supplier untuk setiap item barang. Selanjutnya untuk
menjamin kestabilan agar sesuai standar kualitas, evaluasi supplier harus
dilakukan secara periodik, supplier akan dipilih berdasarkan seberapa baik
supplier dapat memenuhi variasi spesifikasi pemesanan, yang tidak hanya
tergantung pada harga, tetapi total biaya pengadaan material tersebut.
Karena produksi berawal dari pembelian, dan program pembelian tidak
akan sukses tanpa kerjasama buyer-supplier yang baik. Pemilihan supplier yang
efektif akan dapat membantu perusahaan dalam penerapan produksi just in time
(JIT) yang baik. Tiap perusahaan memiliki spesifikasi persyaratan yang berbedabeda dalam mengevaluasi supplier yang dimilikinya, antara lain dengan metode
sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.3.1. Vendor Performance Indicator (VPI) ber kerangka Quality, Cost,
Delivery, Flexibility, Responsiveness (QCDFR)
YP. Fun dan JS. Hung (1997), menyatakan dalam jurnal yang berjudul
“A New Measure for Supplier Performance Evaluation”, bahwa salah satu
kerangka Vendor Performance Indicator (VPI) adalah Quality, Cost, Delivery,
Flexibility, Responsiveness (QCDRR). Dimana :
Q : Quality
Mengenai kemampuan supplier dalam pemenuhan kualitas yang sesuai
standar yang telah ditetapkan.
C : Cost
Berhubungan dengan tingkat harga bahan baku yang ditawarkan oleh supplier.
D : Delivery
Berhubungan

dengan

kemampuan

pemenuhan

kuantitas

dan

waktu

pengiriman.
F : Flexibility
Berhubungan dengan kemampuan pemenuhan permintaan jika ada perubahan
jumlah dan waktu pengiriman.
R : Responsiveness
Berhubungan dengan kemampuan supplier dalam respon problem dalam
pemenuhan perubahan permintaan dan jadwal pengiriman.
Vendor Performance Indicator (VPI) berkerangka Quality, Cost, Delivery,
Flexibility,

Responsiveness

(QCDFR),

adalah

salah satu

metode

yang

mengevaluasi sebanyak mungkin indikator kinerja supplier secara komprehensif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan metode ini dapat diketahui apakah achievement dari satu indicator
kinerja, skor kinerja, serta dapat diketahui apakah achievement dari suatu
indikator kinerja tersebut sudah tercapai atau belum, dan perlu perbaikan atau
tidak.

2.4.3.1. Vendor Performance Indicator (VPI) Menur ut Choy and Hartley
Choy and Hartley (1996) menyatakan bahwa kriteria dalam melakukan
evaluasi supplier anatar lain :
1. Finance
1.1 Finance conditions
1.2 Probality of supplier
1.3 Financial records disclosure
1.4 Performance awards
2. Consistency
2.1 Conformance quality
2.2 Consistent delivery
2.3 Quality philosophy
2.4 Prompt response
3. Relationship
3.1 Long term relationship
3.2 Relationship Closenenss
3,3 Communication openness
3.4 Reputation for integrity

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Flexibility
4.1 Product volume changes
4.2 Short set up time
4.3 Short delivery lead time
4.4 Conflict resolution
5. Technological capability
5.1 Design capability
5.2 Technical capability
6. Service
6.1 After sales support
6.1 Sales competence
7. Reliability
7.1 Incrimental improvement
7.2 Product reliability
8. Price
8.1 Low inicial price
Untuk kriteria pertama finance dilihat dari kondisi keuangan perusahaan
supplier yang dapat dijadikan suatu ukuran cukup bagus dalam menilai eksistensi
perusahaan supplier untuk jangka panjang, terdiri dari empat faktor, dua dari
empat faktor tersebut berhubungan langsung dengan keadaan ekonomi supplier,
faktor ketiga mengenai sikap terbuka kepada orang lain mengenai keadaan
ekonominya dan yang keempat mengenai penghargaan – penghargaan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pernah diterima oleh supplier. Dari penghargaan yang oernah diterima mungkin
akan menjadi alas an kuat bagi perusahaan untuk memilihnya dari pada supplier
lainnya.
Pada kriteria yang kedua yaitu consiste