PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA BUDI MURNI 3 MEDAN T.A 2011/2012.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMA BUDI MURNI 3
MEDAN T. A 2011/2012
Oleh:
Jodi Siburian
Nim. 071244210052
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMA BUDI MURNI 3
MEDAN T. A 2011/2012
Jodi Siburian (071244210052)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
akibat pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah yaitu suatu konsep
pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang
dimulai dengan masalah yang penting dan relevan bagi siswa, dan memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata terhadap hasil belajar
siswa, serta untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi pokok Listrik Dinamis
di Kelas X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dan desain penelitian ini
adalah Control Group Pretest Posttest dengan populasi seluruh siswa kelas X
SMA Budi Murni 3 Medan yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian diambil 2
kelas yang ditentukan dengan teknik sampel total atau sensus, yaitu Kelas XA
yang terdiri dari 28 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XB yang terdiri dari
28 siswa sebagai kelas kontrol dengan menggunakan . Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini ada 2, yaitu pertama tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan jawaban, yang telah dinyatakan valid
oleh dua orang dosen fisika sebagai validator dan soal tersebut telah diuji cobakan
ke sekolah yang berbeda, serta instrumen yang kedua adalah lembar observasi
aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah. Uji hipotesis menggunakan uji beda (uji t).
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
dan kelas kontrol masing-masing 38,75 dan 34,82, standar deviasi masing-masing
11,60 dan 9,86, pengujian hipotesis diperoleh thitung < ttabel yaitu 1,36 ≥ 2,0006
pada taraf signifikansi α = 0,05 yang menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa
sama. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata
nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 74,64 dan 58,93,
pengujian hipotesis diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu 5,82 ≥ 1,67 pada taraf signifikansi
α = 0,05 dan dk = 54. Dan rata-rata aktivitas siswa dalam dua kali pertemuan,
yaitu 70,68 dan 82,50. Dari data yang diperoleh maka Ha diterima yang berarti
ada Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pokok Listrik dinamis Kelas X di SMA Budi Murni 3 Medan.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.
Kerangka teoritis
7
2.1.1. Pengertian Fisika
7
2.1.2. Pengertian Belajar
7
2.1.3. Aktivitas Belajar
10
2.1.4. Evaluasi Hasil Belajar
12
2.2.
14
Model Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran
14
2.2.2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
15
2.2.3. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
18
2.2.4. Hasil Penelitian Pembelajaran Berbasis Masalah
20
2.3.
Materi Pembelajaran
21
2.3.1. Listrik Dinamis
21
2.4.
Kerangka Konseptual
29
2.5.
Hipotesis
30
BAB III METODE PENELITIAN
31
3.1.
Lokasi Penelitian
31
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
31
3.2.1. Populasi Penelitian
31
3.2.2. Sampel Penelitian
31
3.3.
31
Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
31
3.3.2. Validitas Terikat
31
3.4.
32
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
32
3.4.2. Desain Penelitian
32
3.5. Alat Pengumpul Data
33
3.6. Tehnik Pengumpulan Data
34
3.6.1.Validitas Tes
34
3.6.2.Reliabilitas Tes
35
3.6.3. Indeks Kesukaran Tes
36
3.6.4. Daya Pembeda
36
3.7.
Langkah – langkah Penelitian
37
3.8.
Teknik Analisa Data
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
42
4.1 Hasil Penelitian
42
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
42
4.1.2. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
42
4.1.3. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
43
4.2.
44
Uji Persyaratan Analisis Data
4.2.1. Uji Hipotesis Data
45
4.3.
Observasi
46
4.4.
Pembahasan Hasil Penelitian
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
49
5.1.
Kesimpulan
50
5.2.
Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
18
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
32
Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar
33
Tabel 3.3. Kriteria dan Persentase Nilai
34
Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
42
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
43
Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes
Kedua Kelompok Sampel
44
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel
45
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t
46
Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Arah Aliran Arus Listrik
21
Gambar 2.2 Bentuk Resistor
23
Gambar 2.3 Skema Penghambat Rangkaian Listrik
23
Gambar 2.4 Skema Hukum I Kirchoff
24
Gambar 2.5 Susunan Hambatan Resistor
25
Gambar 2.6. Pengukuran Kuat Arus Dengan Amperemeter
26
Gambar 2.7. Rangkaian Sederhana dengan Arus DC
26
Gambar 2.8. Multimeter
27
Gambar 2.9. Voltmeter
27
Gambar 2.10. Mengukur Tegangan
28
Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
43
Gambar 4.2. Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Validitas Tes
53
Lampiran 2 : Tabulasi Validitas Tes
55
Lampiran 3 : Perhitungan Reliabilitas Tes
59
Lampiran 4 : Perhitungan Indeks Kesukaran Tes
63
Lampiran 5 : Daya Pembeda Tes
65
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (I)
69
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (II)
81
Lampiran 8 : Lembar Kegiatan Siswa
94
Lampiran 9 : Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar
106
Lampiran 10 : Soal – Soal Tes Hasil Belajar
116
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal
122
Lampiran 12 : Tabulasi hasil jawaban Pretes Eksperimen
123
Lampiran 13 : Tabulasi hasil jawaban Postes Eksperimen
124
Lampiran 14 : Tabulasi hasil jawaban Pretes Kontrol
125
Lampiran 15 : Tabulasi hasil jawaban Postes Kontrol
126
Lampiran 16 : Hasil Penelitian Nilai Pretes – Postes Kelas
Eksperimen
127
Lampiran 17 : Rata - Rata Dan Standard Deviasi Data Pretes
Dan Postes untuk Kelas Eksperimen
129
Lampiran 18 : Rata - Rata Dan Standard Deviasi Data Pretes
Dan Postes untuk Kelas Kontrol
131
Lampiran 19 : Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen
133
Lampiran 20 : Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
135
Lampiran 21 : Uji Homogenitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
137
Lampiran 22 : Uji Homogenitas Untuk Nilai Postes Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
138
Lampiran 23 : Uji Hipotesis Nilai Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
139
Lampiran 24 : Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa
145
Lampiran 25 : Lembar Aktivitas Belajar Siswa
147
Lampiran 26 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Eksperimen pada Pertemuan I
148
Lampiran 27: Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Eksperimen pada Pertemuan II
150
Lampiran 28 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Kontrol pada Pertemuan I
152
Lampiran 29 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Kontrol pada Pertemuan II
Lampiran 30 : Dokumen Penelitian
154
156
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai
komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menurut Muslich (Sahara,
2007) antara lain: (1) kegiatan berpusat pada siswa; (2) belajar melalui berbuat;
(3) belajar mandiri dan belajar bekerja sama. Sejalan dengan prinsip KBM
tersebut, maka kegiatan pembelajaran diharapkan tidak terfokus pada guru, tetapi
bagaimana membuat siswa aktif dalam proses belajarnya dan dapat membangun
pengetahuannya
sendiri
(student
centered
learning),
sehingga
kegiatan
pembelajaran berorientasi pada dua aspek yaitu proses dan hasil.
Namun fakta yang terlihat di lapangan pada pembelajaran IPA khususnya
fisika, pembelajaran masih bersifat verbal, dimana siswa tampak pasif dan
menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru. Proses belajar
mengajar yang dilakukan di sekolah masih terpusat pada guru (teacher centered).
Pada waktu guru memberi kesempatan untuk menjawab ataupun bertanya, siswa
bingung apa yang akan dijawab dan ditanyakan. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SMA Budi Murni 3 Medan, nilai rata-rata hasil formatif siswa kelas
X untuk mata pelajaran fisika adalah 66. Hal ini merupakan indikasi bahwa
kemampuan berpikir dan pemahaman konsep fisika siswa masih rendah.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yang
mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2008
: 197) diantaranya : “faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, faktor
lingkungan, serta faktor pendekatan mengajar (strategi, model dan metode) yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang”.
Harus diketahui juga bahwa selama ini hasil belajar fisika hanya tampak
dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta, ada siswa yang mampu menyajikan
tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterima siswa tetapi siswa itu
2
seringkali kurang memahami secara mendalam substansi materinya. Terutama
dalam pengajaran eksakta seperti fisika siswa cenderung menghafal rumus-rumus
tanpa mengerti konsep dasar. Pelajaran fisika sebagai basis sains dan teknologi,
disajikan sering menonjolkan persamaan matematik daripada konsep fisika. Siswa
lebih ditekankan agar dapat menjawab soal-soal ujian atau ulangan. Yang
diutamakan adalah hasil bukan konsep. Akibatnya sebagian besar siswa tidak
mampu menghubungkan antara yang dipelajari siswa dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunakan dan dimanfaatkan. Padahal siswa sangat
butuh memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
dan berpikir kreatif.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam penyampaian
setiap konsep sehingga siswa secara mudah menerima atau menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pemilihan model yang tepat atau sesuai untuk setiap
konsep membuat tujuan proses hasil belajar mengajar yang sudah ditentukan
tercapai dengan baik. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) atau Problem
Based Learning sangat erat hubungannya dengan pelajaran fisika. Menurut
Beatty dan Gerace (Sahara, 2007), hal ini disebabkan karena pemecahan masalah
merupakan pusat pembelajaran fisika dan model PBM merupakan model
pembelajaran yang lebih menekankan pada pemecahan masalah atau masalah
sebagai titik tolak. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran
yang
didasarkan
pada
permasalahan
yang
membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata
dari permasalahan yang nyata misalnya, suatu fenomena alam yang berkaitan
dengan konsep fisika. Dari contoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara
nyata, memungkinkan siswa memahami konsep fisika bukan sekedar menghafal
konsep (Trianto, 2009 : 89).
Berdasarkan penjelasan di atas maka Model Pembelajaran Berbasis
Masalah bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta
didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan
tetapi bagaimana data, fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat
3
untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan
suatu persoalan. Sasaran akhir model ini adalah kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah-masalah sesuai dengan taraf perkembangan siswa yang
akan dicapai melalui kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh proses dan hasil
belajar.
Model pembelajaran ini sudah pernah digunakan oleh Sahara (2007) dalam
penelitian dengan judul “Using Problem Based Learning To Increase Critical
Thinking Skill At Heat Concept”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis masalah daripada
siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. Peneliti ini juga
mengharapkan agar model pembelajaran ini dapat diterapkan pada konsep fisika
lainnya dengan saran agar mengkomunikasikan penyusunan LKS yang lebih baik.
Selain penelitian diatas, PBM juga pernah digunakan oleh Arnyana (2006) dengan
judul “Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model
Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA”. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa Model
Pembelajaran Berbasis Masalah secara signifikan memberikan pengaruh lebih
baik dibandingkan dengan Model Pengajaran Langsung dalam meningkatkan hasil
belajar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil rata-rata skor pascates (postes) untuk kelas
dengan model PBM 69,35 sedangkan untuk kelas dengan model Pengajaran
Langsung 55,35. Peneliti ini menyarankan agar model Pembelajaran Berbasis
Masalah dapat diterapkan dalam mata pelajaran lain untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa.
Manurung (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran
Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pemuaian di
Kelas VIII Semester I SMP Parulian Medan T.A 2007/2008” menyarankan bagi
peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan keaktifan siswa, agar siswa lebih
serius dalam belajar, sehingga penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam pengajaran konsep-konsep fisika pada situasi belajar sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
4
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Pokok Listrik Dinamis di
kelas X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A. 2011/2012”.
1.2.
Identifikasi Masalah
1. Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah masih terpusat pada
guru.
2. Siswa menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dan
selalu mengarah kepada perhitungan dan rumus-rumus.
3. Siswa sulit memahami konsep fisika karena siswa sering belajar
dengan cara menghafal.
4. Siswa lebih ditekankan dapat menjawab soal-soal ujian atau ulangan
bukan pemahaman atau konsep .
5. Kurangnya pendekatan mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
6. Siswa kurang mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang di
temukan dalam proses belajar mengajar.
7. Keaktifan siswa masih kurang ketika berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar
1.3. Batasan Masalah
Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan,
maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X semester II T.A. 2011/2012.
2. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar
adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Hasil belajar siswa pada sub materi pokok Listrik Dinamis kelas X
semester II.
5
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai batasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
dengan
Model
Pembelajaran
Konvensional pada sub materi pokok Listrik Dinamis di SMA kelas X
Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar
Siswa pada sub materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA
Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
dengan
Model
Pembelajaran Konvensional pada sub materi pokok Listrik Dinamis di
SMA kelas X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
terhadap hasil belajar Siswa pada sub materi pokok Listrik Dinamis Kelas
X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
6
1.6.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Budi
Murni 3 Medan T.A 2011/2012 selama pembelajaran dengan menerapkan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran berbasis masalah
dalam menentukan proses belajar dan hasil belajar siswa.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru dan peneliti mengenai Model
Pembelajaran Berbasis Masalah yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti-peneliti berikutnya.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data pengujian
hipotesis penelitian penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X siswa SMA Budi Murni
3 Medan tahun ajaran 2011/2012, dengan taraf signifikan = 0,05 diperoleh
thitung = 5,818 ≥ ttabel = 1,6730.
2.
Aktivitas
belajar
siswa
selama
menggunakan
model
pembelajaran
berdasarkan masalah, pada pertemuan I mendapatkan rata-rata 70,68%
dengan kategori aktif, dan pertemuan II mendapatkan rata-rata 82,50%
dengan kategori aktif.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai saran sebagai berikut:
1.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar mandiri dan berketerampilan
memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi guru yang ingin
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
dapat menggunankan model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai salah
satu alternatif.
2.
Pada tahap penyelidikan dan penyajian hasil karya memerlukan alokasi waktu
yang cukup banyak, bagi mahasiswa yang ingin meneliti model Pembelajaran
Berbasis masalah lebih lanjut agar menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa yang
lebih sederhana.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto , dkk. 2009. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dimyati, dkk (2006), Belajar Dan Pembelajaran, Penerbit PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA UNIMED.
Jurnal PBM oleh : Sahara, dkk (2007) tentang Using Problem Based Learning To
Increase Critical Thinking Skill At Heat Concept.
Jurnal PBM oleh : Arnyana (2006) tentang Pengaruh penerapan model belajar
berdasarkan masalah dan model pengajaran langsung dipandu strategi
kooperatif terhadap hasil belajar biologi siswa SMA
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Kelas X. Bandung: Grafindo
Manurung, M. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pemuaian di Kelas VIII
Semester I SMP Parulian Medan T.A 2007/2008. Medan : FMIPA
UNIMED
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta
Rineka Cipta.
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sunardi, I. 2007. Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas X semester 1 dan 2.
Bandung : Yrama Widya.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana Pernada Group.
52
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabet
Sanjaya, W. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik
Pengembangan KTSP. Jakarta : Kencana.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktivitas-belajar.html (Wawan Junaidi, post 23 Desember 2011
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMA BUDI MURNI 3
MEDAN T. A 2011/2012
Oleh:
Jodi Siburian
Nim. 071244210052
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMA BUDI MURNI 3
MEDAN T. A 2011/2012
Jodi Siburian (071244210052)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
akibat pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah yaitu suatu konsep
pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang
dimulai dengan masalah yang penting dan relevan bagi siswa, dan memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata terhadap hasil belajar
siswa, serta untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi pokok Listrik Dinamis
di Kelas X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dan desain penelitian ini
adalah Control Group Pretest Posttest dengan populasi seluruh siswa kelas X
SMA Budi Murni 3 Medan yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian diambil 2
kelas yang ditentukan dengan teknik sampel total atau sensus, yaitu Kelas XA
yang terdiri dari 28 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XB yang terdiri dari
28 siswa sebagai kelas kontrol dengan menggunakan . Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini ada 2, yaitu pertama tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan jawaban, yang telah dinyatakan valid
oleh dua orang dosen fisika sebagai validator dan soal tersebut telah diuji cobakan
ke sekolah yang berbeda, serta instrumen yang kedua adalah lembar observasi
aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah. Uji hipotesis menggunakan uji beda (uji t).
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
dan kelas kontrol masing-masing 38,75 dan 34,82, standar deviasi masing-masing
11,60 dan 9,86, pengujian hipotesis diperoleh thitung < ttabel yaitu 1,36 ≥ 2,0006
pada taraf signifikansi α = 0,05 yang menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa
sama. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata
nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 74,64 dan 58,93,
pengujian hipotesis diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu 5,82 ≥ 1,67 pada taraf signifikansi
α = 0,05 dan dk = 54. Dan rata-rata aktivitas siswa dalam dua kali pertemuan,
yaitu 70,68 dan 82,50. Dari data yang diperoleh maka Ha diterima yang berarti
ada Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pokok Listrik dinamis Kelas X di SMA Budi Murni 3 Medan.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.
Kerangka teoritis
7
2.1.1. Pengertian Fisika
7
2.1.2. Pengertian Belajar
7
2.1.3. Aktivitas Belajar
10
2.1.4. Evaluasi Hasil Belajar
12
2.2.
14
Model Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran
14
2.2.2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
15
2.2.3. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
18
2.2.4. Hasil Penelitian Pembelajaran Berbasis Masalah
20
2.3.
Materi Pembelajaran
21
2.3.1. Listrik Dinamis
21
2.4.
Kerangka Konseptual
29
2.5.
Hipotesis
30
BAB III METODE PENELITIAN
31
3.1.
Lokasi Penelitian
31
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
31
3.2.1. Populasi Penelitian
31
3.2.2. Sampel Penelitian
31
3.3.
31
Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
31
3.3.2. Validitas Terikat
31
3.4.
32
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
32
3.4.2. Desain Penelitian
32
3.5. Alat Pengumpul Data
33
3.6. Tehnik Pengumpulan Data
34
3.6.1.Validitas Tes
34
3.6.2.Reliabilitas Tes
35
3.6.3. Indeks Kesukaran Tes
36
3.6.4. Daya Pembeda
36
3.7.
Langkah – langkah Penelitian
37
3.8.
Teknik Analisa Data
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
42
4.1 Hasil Penelitian
42
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian
42
4.1.2. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
42
4.1.3. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
43
4.2.
44
Uji Persyaratan Analisis Data
4.2.1. Uji Hipotesis Data
45
4.3.
Observasi
46
4.4.
Pembahasan Hasil Penelitian
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
49
5.1.
Kesimpulan
50
5.2.
Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
18
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
32
Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar
33
Tabel 3.3. Kriteria dan Persentase Nilai
34
Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
42
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
43
Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes
Kedua Kelompok Sampel
44
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel
45
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t
46
Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Arah Aliran Arus Listrik
21
Gambar 2.2 Bentuk Resistor
23
Gambar 2.3 Skema Penghambat Rangkaian Listrik
23
Gambar 2.4 Skema Hukum I Kirchoff
24
Gambar 2.5 Susunan Hambatan Resistor
25
Gambar 2.6. Pengukuran Kuat Arus Dengan Amperemeter
26
Gambar 2.7. Rangkaian Sederhana dengan Arus DC
26
Gambar 2.8. Multimeter
27
Gambar 2.9. Voltmeter
27
Gambar 2.10. Mengukur Tegangan
28
Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
43
Gambar 4.2. Perbandingan Nilai Pretes Kelas Eksprimen dan Kelas
Kontrol
45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Validitas Tes
53
Lampiran 2 : Tabulasi Validitas Tes
55
Lampiran 3 : Perhitungan Reliabilitas Tes
59
Lampiran 4 : Perhitungan Indeks Kesukaran Tes
63
Lampiran 5 : Daya Pembeda Tes
65
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (I)
69
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (II)
81
Lampiran 8 : Lembar Kegiatan Siswa
94
Lampiran 9 : Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar
106
Lampiran 10 : Soal – Soal Tes Hasil Belajar
116
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal
122
Lampiran 12 : Tabulasi hasil jawaban Pretes Eksperimen
123
Lampiran 13 : Tabulasi hasil jawaban Postes Eksperimen
124
Lampiran 14 : Tabulasi hasil jawaban Pretes Kontrol
125
Lampiran 15 : Tabulasi hasil jawaban Postes Kontrol
126
Lampiran 16 : Hasil Penelitian Nilai Pretes – Postes Kelas
Eksperimen
127
Lampiran 17 : Rata - Rata Dan Standard Deviasi Data Pretes
Dan Postes untuk Kelas Eksperimen
129
Lampiran 18 : Rata - Rata Dan Standard Deviasi Data Pretes
Dan Postes untuk Kelas Kontrol
131
Lampiran 19 : Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen
133
Lampiran 20 : Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
135
Lampiran 21 : Uji Homogenitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
137
Lampiran 22 : Uji Homogenitas Untuk Nilai Postes Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
138
Lampiran 23 : Uji Hipotesis Nilai Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
139
Lampiran 24 : Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa
145
Lampiran 25 : Lembar Aktivitas Belajar Siswa
147
Lampiran 26 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Eksperimen pada Pertemuan I
148
Lampiran 27: Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Eksperimen pada Pertemuan II
150
Lampiran 28 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Kontrol pada Pertemuan I
152
Lampiran 29 : Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
Kontrol pada Pertemuan II
Lampiran 30 : Dokumen Penelitian
154
156
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai
komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menurut Muslich (Sahara,
2007) antara lain: (1) kegiatan berpusat pada siswa; (2) belajar melalui berbuat;
(3) belajar mandiri dan belajar bekerja sama. Sejalan dengan prinsip KBM
tersebut, maka kegiatan pembelajaran diharapkan tidak terfokus pada guru, tetapi
bagaimana membuat siswa aktif dalam proses belajarnya dan dapat membangun
pengetahuannya
sendiri
(student
centered
learning),
sehingga
kegiatan
pembelajaran berorientasi pada dua aspek yaitu proses dan hasil.
Namun fakta yang terlihat di lapangan pada pembelajaran IPA khususnya
fisika, pembelajaran masih bersifat verbal, dimana siswa tampak pasif dan
menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru. Proses belajar
mengajar yang dilakukan di sekolah masih terpusat pada guru (teacher centered).
Pada waktu guru memberi kesempatan untuk menjawab ataupun bertanya, siswa
bingung apa yang akan dijawab dan ditanyakan. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SMA Budi Murni 3 Medan, nilai rata-rata hasil formatif siswa kelas
X untuk mata pelajaran fisika adalah 66. Hal ini merupakan indikasi bahwa
kemampuan berpikir dan pemahaman konsep fisika siswa masih rendah.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yang
mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2008
: 197) diantaranya : “faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, faktor
lingkungan, serta faktor pendekatan mengajar (strategi, model dan metode) yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang”.
Harus diketahui juga bahwa selama ini hasil belajar fisika hanya tampak
dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta, ada siswa yang mampu menyajikan
tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterima siswa tetapi siswa itu
2
seringkali kurang memahami secara mendalam substansi materinya. Terutama
dalam pengajaran eksakta seperti fisika siswa cenderung menghafal rumus-rumus
tanpa mengerti konsep dasar. Pelajaran fisika sebagai basis sains dan teknologi,
disajikan sering menonjolkan persamaan matematik daripada konsep fisika. Siswa
lebih ditekankan agar dapat menjawab soal-soal ujian atau ulangan. Yang
diutamakan adalah hasil bukan konsep. Akibatnya sebagian besar siswa tidak
mampu menghubungkan antara yang dipelajari siswa dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunakan dan dimanfaatkan. Padahal siswa sangat
butuh memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
dan berpikir kreatif.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam penyampaian
setiap konsep sehingga siswa secara mudah menerima atau menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pemilihan model yang tepat atau sesuai untuk setiap
konsep membuat tujuan proses hasil belajar mengajar yang sudah ditentukan
tercapai dengan baik. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) atau Problem
Based Learning sangat erat hubungannya dengan pelajaran fisika. Menurut
Beatty dan Gerace (Sahara, 2007), hal ini disebabkan karena pemecahan masalah
merupakan pusat pembelajaran fisika dan model PBM merupakan model
pembelajaran yang lebih menekankan pada pemecahan masalah atau masalah
sebagai titik tolak. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran
yang
didasarkan
pada
permasalahan
yang
membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata
dari permasalahan yang nyata misalnya, suatu fenomena alam yang berkaitan
dengan konsep fisika. Dari contoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara
nyata, memungkinkan siswa memahami konsep fisika bukan sekedar menghafal
konsep (Trianto, 2009 : 89).
Berdasarkan penjelasan di atas maka Model Pembelajaran Berbasis
Masalah bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta
didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep, akan
tetapi bagaimana data, fakta, dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat
3
untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan
suatu persoalan. Sasaran akhir model ini adalah kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah-masalah sesuai dengan taraf perkembangan siswa yang
akan dicapai melalui kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh proses dan hasil
belajar.
Model pembelajaran ini sudah pernah digunakan oleh Sahara (2007) dalam
penelitian dengan judul “Using Problem Based Learning To Increase Critical
Thinking Skill At Heat Concept”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis masalah daripada
siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional. Peneliti ini juga
mengharapkan agar model pembelajaran ini dapat diterapkan pada konsep fisika
lainnya dengan saran agar mengkomunikasikan penyusunan LKS yang lebih baik.
Selain penelitian diatas, PBM juga pernah digunakan oleh Arnyana (2006) dengan
judul “Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model
Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA”. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa Model
Pembelajaran Berbasis Masalah secara signifikan memberikan pengaruh lebih
baik dibandingkan dengan Model Pengajaran Langsung dalam meningkatkan hasil
belajar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil rata-rata skor pascates (postes) untuk kelas
dengan model PBM 69,35 sedangkan untuk kelas dengan model Pengajaran
Langsung 55,35. Peneliti ini menyarankan agar model Pembelajaran Berbasis
Masalah dapat diterapkan dalam mata pelajaran lain untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa.
Manurung (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran
Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pemuaian di
Kelas VIII Semester I SMP Parulian Medan T.A 2007/2008” menyarankan bagi
peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan keaktifan siswa, agar siswa lebih
serius dalam belajar, sehingga penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam pengajaran konsep-konsep fisika pada situasi belajar sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
4
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Pokok Listrik Dinamis di
kelas X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A. 2011/2012”.
1.2.
Identifikasi Masalah
1. Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah masih terpusat pada
guru.
2. Siswa menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dan
selalu mengarah kepada perhitungan dan rumus-rumus.
3. Siswa sulit memahami konsep fisika karena siswa sering belajar
dengan cara menghafal.
4. Siswa lebih ditekankan dapat menjawab soal-soal ujian atau ulangan
bukan pemahaman atau konsep .
5. Kurangnya pendekatan mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
6. Siswa kurang mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang di
temukan dalam proses belajar mengajar.
7. Keaktifan siswa masih kurang ketika berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar
1.3. Batasan Masalah
Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan,
maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X semester II T.A. 2011/2012.
2. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar
adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Hasil belajar siswa pada sub materi pokok Listrik Dinamis kelas X
semester II.
5
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai batasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
dengan
Model
Pembelajaran
Konvensional pada sub materi pokok Listrik Dinamis di SMA kelas X
Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar
Siswa pada sub materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA
Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
dengan
Model
Pembelajaran Konvensional pada sub materi pokok Listrik Dinamis di
SMA kelas X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
terhadap hasil belajar Siswa pada sub materi pokok Listrik Dinamis Kelas
X Semester II SMA Budi Murni 3 Medan T.A 2011/2012.
6
1.6.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Budi
Murni 3 Medan T.A 2011/2012 selama pembelajaran dengan menerapkan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran berbasis masalah
dalam menentukan proses belajar dan hasil belajar siswa.
3. Sebagai bahan masukan bagi guru dan peneliti mengenai Model
Pembelajaran Berbasis Masalah yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti-peneliti berikutnya.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data pengujian
hipotesis penelitian penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X siswa SMA Budi Murni
3 Medan tahun ajaran 2011/2012, dengan taraf signifikan = 0,05 diperoleh
thitung = 5,818 ≥ ttabel = 1,6730.
2.
Aktivitas
belajar
siswa
selama
menggunakan
model
pembelajaran
berdasarkan masalah, pada pertemuan I mendapatkan rata-rata 70,68%
dengan kategori aktif, dan pertemuan II mendapatkan rata-rata 82,50%
dengan kategori aktif.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai saran sebagai berikut:
1.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar mandiri dan berketerampilan
memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi guru yang ingin
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
dapat menggunankan model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai salah
satu alternatif.
2.
Pada tahap penyelidikan dan penyajian hasil karya memerlukan alokasi waktu
yang cukup banyak, bagi mahasiswa yang ingin meneliti model Pembelajaran
Berbasis masalah lebih lanjut agar menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa yang
lebih sederhana.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto , dkk. 2009. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dimyati, dkk (2006), Belajar Dan Pembelajaran, Penerbit PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA UNIMED.
Jurnal PBM oleh : Sahara, dkk (2007) tentang Using Problem Based Learning To
Increase Critical Thinking Skill At Heat Concept.
Jurnal PBM oleh : Arnyana (2006) tentang Pengaruh penerapan model belajar
berdasarkan masalah dan model pengajaran langsung dipandu strategi
kooperatif terhadap hasil belajar biologi siswa SMA
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Kelas X. Bandung: Grafindo
Manurung, M. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pemuaian di Kelas VIII
Semester I SMP Parulian Medan T.A 2007/2008. Medan : FMIPA
UNIMED
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta
Rineka Cipta.
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sunardi, I. 2007. Fisika Bilingual untuk SMA/MA kelas X semester 1 dan 2.
Bandung : Yrama Widya.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana Pernada Group.
52
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabet
Sanjaya, W. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik
Pengembangan KTSP. Jakarta : Kencana.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktivitas-belajar.html (Wawan Junaidi, post 23 Desember 2011