HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK PERSEPTOR DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PROFESI DI FAKULTAS KEPERAWATAN USU.

HUBN

G

. ~, N

KECERDASAN EMOSIONAL DAN ~.:E ~ l\ ·~ AIVl
P Ut
N
l\'IANA.•1.EMEN PEMBELAJARAN KLINIK f ~ i.:n S r ~l ' T O R
OENGAN EFEKTIVITAS Pfl!Vf.B.ELAJ ARA Pi
PENDI.O!KAN l)ROFESl DI FAKULTAS KEPl
i~ 'iV 'A J_;\-n USU

f'R(j(;IUI\-1 PASC.'\SAH L ~ ,;- $, .< ' .
1 ~-,
'f N 'i! Jli v~·RS .'-!4 "'
I ,.f .. S NJ1' 4AN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan kecerdasan emosional dan kemarnpuan

manajemen pembelajaran klinik

perseptor dengan

efektivitas

pembelajaran

pendidikan profesi keperawatan pada tingkat kepercayaan 95% dapat dis impulkan
sebagai berikut :
Kecerdasan emosional perseptor selarna pembelajaran ldinik menunjukkan
hubungan yang positif dengan efektivitas pembelajaran pendidikan profesi
keperawatan di Fakultas Keperawatan USU. Artinya semakin cerdas emosi
perseptor maka pembelajaran semakin efektif.
2.

Kemampuan manajemen pembelajaran klinik seorang perseptor pada
penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang positif dengan efektivitas
pembelajaran pada pendidikan profesi keperawatan di Fakultas Keperawatan
USU. Artinya semakin baik kemampuan manaj emen pembelajaran perseptor

maka pendidikan profesi keperawatan semakin efektif. Akan tetapi
kontribusinya tidak sebesar kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional dan kemampuan manajemen pembelajaran ldinik
seorang perseptor

secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif

dengan efektivitas pembelajaran pada pendidikan profesi keperawatan di
Fakultas Keperawatan USU. Artinya peningkatan kedua variabel bebas akan
meningkatkan efektivitas pembelajaran klinik.

91

B. lmplikasi
Perawat merupakan sebuah profesi yang berorientasi kepada pelayanan dalam
bentuk j asa. Pelayanan yang diberikan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Klien bagi perawat bukan hanya individu akan tetapi juga
keluarga, kelompok bahkan masyarakat. Yang menjadi klien bagi perawat adalah
klien baik sakit maupun sehat. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat sangat
komprehensip meliputi aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Perawat di rumah sakit I di lahan praktik bukan hanya memberikan asuhan
keperawatan atau melayani k1ien. Pemberian asuhan keperawatan hanya salah satu
dari peran perawat yaitu sebagai perawat pelaksana. Ada tiga peran perawat lainnya

yaitu sebagai pendidik (perseptor), sebagai pengelola (manajer) dan peneliti. Bahkan
ada satu peran lainnya yang lebih berorientasi pada komunitas yaitu community

leader.
Semua peran di atas tidak1ah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi berkaitan erat
satu sama lainnya, baik untuk perawat yang memilih jalur akadernik atau pendidikan
maupun yang berada di pelayanan. Khusus bagi perawat pendidik atau perseptor yang
dilibatkan untuk membimbing mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan
program profesi keperawatan, perlu kiranya dibekali kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor yang dapat meningkatkan kemampuannya dalam hal proses belajar
mengajar termasuk di dalamnya kemampuan untuk mengelola pembelajaran.
Sehingga diharapkan pembelajaran yang terjadi berlangsung efektif.
Perawat merupakan saJah satu profesi yang harus berhubungan dengan
banyak orang.

Selama melaksanakan tugasnya, perawat dituntut untuk mampu


92

mengontrol emosinya. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kecerdasan
emosional mempengaruhi keberhasilan seseorang termasuk hasil penelitian ini yang
mengungkapkan adanya hubungan antam kecerdasan emosional perseptor dengan
efektivitas pembelajaran klinik.

C. Saran
Telah diungkap beberapa kekurangan penelitian yang diprediksi berkontribusi
terhadap basil penelitian oleh karena itu perlu dikembangkan dan teliti lagi faktor,•

faktor lain yang diprediksi berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran klinik.
Selain itu dengan beljalannya waktu maka lulusan Fakultas Keperawatan akan
bertambah sehlngga diharapkan akan lebih banyak lagi perawat yang memiliki
kemampuan kompetensi memadai dapat dilibatkan menjadi perseptor.
Terkait dengan rendahnya hubungan kemampuan manajemen pembelajaran
klinik dengan pendidikan profesi keperawatan, maka sebaiknya diadakan pelatihan
atau penyegaran tentang ilmu-ilmu yang terkait dengan proses belajar mengajar bagi
perseptor. Melalui pelatihan atau penyegaran diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan perseptor dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan profesi keperawatan.

93

DAFTAR PUSTAKA

Abbatt, F.R. (1998). Pengajaran yang Efektif : Pedoman bagi Pembina Kesehatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Agustian, A. G. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. Jakarta: Arya
Ali, Z. (2002). Dasar Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi VI.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2005). Dasor Dasor Evoluasi Pendidikon. Edjsi revisi. Jakarta: Bumj
Aksara.
Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelilian. Edisi revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S dan Jabar (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Dahlan, M. S. (2004) Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Uji Hipotesis

dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam. Jakarta: Arkans
Gaffar, L 0 J. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Gillies, D A. (1994). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem. (Edisi
Kedua). Illioni: W. B Sauders company.
Goleman, D. (2001). Working With Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Goleman, D. (2004). Kecerdasan Emosiona/: Mengapa EI /ebih Penling daripada
IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hamalik, 0. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: P T Burni Aksara.
Handoko, T. Hani. (199 1). Manajemen. Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas
Ekonomi (BPFE) UGM
Hrujanto. (2003) Perencanaan Pengajoran. Jakarta: Rjneka Cipta

94

Huff, B. (2004). Leadership and Mentoring. Canadian Operating Room Nursing
Journal. Dibuka pada tanggal 15 Oktober 2005
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/kbm-yang-efektif/, dibuka tanggal
22 Desember 2007

http://www.litagama.org/Jumal/edisi3/dosen.htm, dibuka tanggal 22 Desember 2007
Kumiasih, W. (2001) Penilaian Keterampilan Praktik I Klinik. disampaikan pada
semiloka Penilaian Keterampilan K.linik dan Laboratorium. Jakarta: Ul.
Mackay, G & Risk, M. (200 1). Building Quality Practice Settings: An Attributes
2005
dari
Model.
Dibuka
pada
tanggal
13
Oktober
http:/www.cno.org/ga/pscpfbuilding.html.
Majid, A. (2005). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Manurung, M (2008) Hubungan Antara Motif Berprestasi, Pengetahuan Manajemen
Kelas dan Jntensitas Mengikuti Pelatihan dengan Kinerja Guru Matematilm
SMP Negeri Kota Medon. Tesis Pascasatjana Unimed: Tidak dipublikasikan

Martin, A. D. (2003). Emotional Quality Management: Reflesi, Revisi dan
Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: Arga

Miarso, Yusufuadi. (2007) Menyemai Benih Teknologi Pendidilmn. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesiona/. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nawawi, I. (2005). Terjemah Hadist Arba 'in An-Nawawiyah. Solo: Bina Jnsani Press
Neliwati. (2005). Kontribusi Kemampuan Dosen dalam Membuat SA P dan
Pengetahuan KurilOJlum terhadap Eftktivitas Pembelajaran di JAIN Sumatera
Utara Medan. Tesis Pascasarjana Unimed. Medan: Tidak dipublikasikan

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novieastari (200 I). Konsep Evaluasi. disatnpaikan pada serniloka Penilaian.
Keterampilan Klinik dan Laboratorium. Jakarta: Ul.
Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan Aplilmsi dalam Praktek Professional.
(Edisi pertatna). Jakarta: Salemba Medika.
Polit, D. F & Hungler, B. P. (1999) Nursing Research: Principiles and Methods .
Philadelphia: Lipincott Willliatns and Wilkins
95

Reilly, D. E dan Obennann, M. H. (2002). Pengajaran Klinis dalam Pendidikan
Keperawatan. Jakarta: EGC
Rohani, A dan Ahmadi A. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Rostiana dan Ninawati. (2004). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan
Persepsi Pemimpin dengan Proses Pengambi/an Keputusan yang dilakukan
terhadap Pemimpin UKM. Tesis Pascasadana Unimed. Medan: Tidak
dipublikasikan
Sibuea, A. M. (1991). Strategi Pengajaran Praktik Teknik Listrik dengan Modu/
Berdasarkan Kompetensi: Suatu Eksperimen dengsn Perhitungan Cost
Efficiency di Kola Madya Medan. Disertasi. Jakarta: Program Pascasaljana
Universitas Negeri Jakarta.
Sinaga, P. (2003). Hubungan antara Pengetahuan Dasar Dasar Kependidikan dan
Kecerdasan Emosional dengan Pengetahuan Kompelensi Guru SD Sekecamatan Perbaungan. Tesis Pascasarjana Unimed. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Stein, S. J & Book, H. E. (2002). Lednkan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa
Sudijono, A. (2005) Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiono. (2005). Penelitian Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sutisna, 0. ( 1989). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek
Professional. Bandung: Angkasa.
Watt. N. T. (1990). Handbook of Clinical Teaching. New York: Churchill
Livingstone.


96